Konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara (KHD) pada dasarnya yang paling sesuai untuk
meningkatkan kualitas pembangunan manusia Indonesia seutuhnya maupun
pembangunan nasional yang bercirikan kepribadian bangsa Indonesia. Untuk
merealisasikan pemikirannya, maka KHD mendirikan taman siswa pada tanggal 3 Juli 1922
di Yogyakarta. Dalam kongres taman siswa pada tahun 1947, beliau mempertegas
pemikirannya dengan mengemukakan lima asas yang dikenal dengan panca darma.
Kelima asas tersebut adalah Asas Kemerdekaan, Asas Kodrat Alam, Asas Kebudayaan,
Asas Kebangsaan, dan Asas Kemanusiaan. Prinsip dasar yang ada dalam sekolah Taman
Siswa dikenal sebagai Patrap Triloka. Prinsip ini kemudian digunakan sebagai pedoman
bagi para guru. Salah satu konsep dikenalkan oleh Ki Hajar Dewantara adalah momong,
among, dan ngemong yang kemudian dikembangkan menjadi tiga prinsip kepemimpinan
di Taman Siswa: Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri
Handayani.
1. bagian yang paling menarik adl disaat Pendidikan di Indonesia sudah dapat
diberikan pada zaman kolonial Belanda, meskipun pada saat itu kita dibawah
jajahan Belanda, tetapi minimal inilah titik balik rakyat Indonesia merdeka dari
kebutaan terhadap huruf dan ilmu pengetahuan.
2. Bertujuan unt kepentingan belanda saja spt sekolah bupati hanya mencetak
pegawai negeri, sekolah bumi putra yang hanya mencetak mereka para kaum
pembantu untuk menulis, membaca dan menghitung seadanya supaya membantu
usaha dagang mereka
3. Persamaan :Sama sama memperoleh pengetahuan dan merdeka dari buta huruf
meskipun hanya sebagian rakyat Indonesia yang mampu merasakan pendidikan
dan Terdapat jenjang pendidikan dari dasar hingga ke sekolah menegah atas dan
perguruan tinggi. Perbedaan : pada jaman kolonial pendidikan hanya dibatasi dan
tujuannya hanya untuk keuntungan kolonial saja, sedangkan saat ini tujuan
pendidikan Nasional adalah pendidikan yang merdeka berdasarkan Pancasila dan
tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Tanggapan Reflektif
Perjalanan Pendidikan sebelum dan setelah kemerdekaan telah banyak melalui
perkembangan pastinya seperti sarana dan prasarana dimana di jaman dahulu alat
tulis masih terbatas, Pendidikan hanya bagi bangsawan dan etnis tertentu karena
tidak adanya keadilan sosial, tetapi saat ini Pendidikan telah dijamin oleh negara
dan setiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran terutama adanya
program wajib belajar 9 tahun, sarana dan prasarana belajar telah berkembang
seiring perkembangan teknologi, alat tulis, buku tulis, buku bacaan dapat dengan
mudah didapatkan. Jaman dulu dengan prasarana terbatas semangat siswa luar
biasa namun sekarang kita lebih membutuhkan motivasi , semangat, dan disiplin
ilmu untuk terus belajar.
Dasar-Dasar Pendidikan
Dasar dasar Pendidikan sebaiknya menggunakan prinsip 3N yaitu NIRU, NITENI,
NAMBAHI.
NIRU adalah langkah awal siswa untuk belajar, dimana mungkin siswa belajar cara
mencatat dengan benar bagaimana cara menyelesaikan soal dan perumusannya,
apabila siswa telah menyelesaikan soal dengan sama persis dengan catatan
penyelesaian kita maka kita sudah menyelesaikan proses niru dengan benar
kemudian lanjutke Langkah berikutnya.
NITENI ini merupakan Bahasa jawa yang artinya memperhatikan atau mengamati,
setelah meniru maka siswa akan belajar mengamati atau memperhatikan dengan
cermat proses penyelesaian soal, setelah itu siswa mampu menyelesaikan soal
lain yang sama persis seperti yang sudah kita pelajari. Tahap terakhir adalah
NAMBAHI, tahap ini adalah tahap yang paling penting setelah meniru dan
mengamati maka tidak boleh berhenti disitu, karena setelah pandai meniru dan
memahami prosesnya, kita harus bisa menambahkan sesuatu sehingga menjadi
lebih baik dan lebih sempuna, disinilah Development dan Inovasi terjadi.
Budi Pekerti
Kita sangat menyadari bahwa kualitas pendidikan sekolah sangat tergantung
pada Pemerintah, kondisi sekolah dan tingkat kualitas guru. Analog dengan itu,
bahwa kualitas pendidikan keluarga juga ditentukan oleh kualitas lingkungan
keluarga dan kualitas orangtua. Kualitas lingkungan keluarga bisa berbentuk
lingkungan fisik, bisa juga berbentuk lingkungan sosial. Untuk membentuk budi
pekerti pada anak sebaiknya orang tua memperlakukan anak sebagai individu
yang berkarakter, tidak membebani anak dengan impian – impian orang tua,
selalu menunjukkan kasih sayang sehingga anak akan selalu merasa aman
dimanapun dia berada, dan jangan membandingkannya dengan teman sebayanya
karena setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing, yang lebih
penting adalah orang tua haruslah instrospeksi diri , bertanya pada diri sendiri
akan setiap kegagalan yang menimpa anaknya.
Dasar-Dasar Pendidikan
Dari modul tersebut dapat kita simpulkan bahwa pendidikan sebagai upaya
memajukan budi pekerti dan pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan
kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan
masyarakatnya. Pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya
budi pekerti (kekuatan karakter dan batin), pikiran (intellect) dan tubuh anak. Ki
Hajar Dewantara menanamkan konsep pendidikan yang utuh yakni ing ngarso
sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Maksudnya
pendidikan pada hakikatnya mampu menjadi teladan, menjaga keseimbangan dan
mendorong serta memotivasi peserta didik, sehingga dapat memajukan
kesempurnaan hidupnya.
Penutup
Terima kasih untuk semua ilmu baru dan luar biasa, mengikuti pendidikan guru
penggerak ini membantu saya untuk dapat mengembangkan kompetensi diri terkait
filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dan dapat diterapkan kepada
masyarakat khususnya peserta didik saya.