Anda di halaman 1dari 3

01.01.2-T2-7.

Koneksi Antar Materi - Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya

1. Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas
sebelum Anda mempelajari topik ini?

Sebelum mempelajari topik ini yang saya percayai tentang peserta didik dalam
pembelajaran di kelas belum mengedepankan beberapa asas dalam pendidikan
yaitu:
- Asas Kemerdekaan
- Asas Kodrat Alam
- Asas Kebudayaan
- Asas Kebangsaan
- Asas Kemanusiaan

2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari
topik ini?

Pemikiran saya yang sesuai dengan pemikiran KHD yaitu :


a. Prinsip kepemimpinan sebagai seorang guru yaitu
 Ing ngarso sung tuladho (maka orang tua atau guru sebagai suri tauladan anak
dan siswa)
 Ing madya mangun karso (yang ditengah memberikan semangat ataupun ide-ide
yang mendukung)
 Tut wuri handayani (yang di belakangan memberikan motivasi
b. Sistem pendidikan yang dilakukan yaitu menggunakan sistem among atau
Among Methode artinya guru itu menjaga, membina dan mendidik anak kasih
sayang
c. Tri pusat pendidikan yaitu yang mewarnai peserta didik adalah keluarga,
sekolah dan masyarakat.
d. Menerapkan asas asas dalam pendidikan ada 5 yaitu :
- Asas Kemerdekaan
- Asas Kodrat Alam
- Asas Kebudayaan
- Asas Kebangsaan
- Asas Kemanusiaan
Jadi, guru harus memperhatikan apa yang dapat dikembangkan dari anak didiknya.
Guru harus jeli menelisik kebutuhan anak didik, mana yang harus didorong, dan apa
yang harus dikuatkan. Guna memenuhi kebutuhan pengembangan bakat, kata dia,
anak didik harus merasa merdeka. Namun, merdeka yang dimaksud bukan bermakna
mutlak. Tidak ada paksaan terhadap peserta didik sehingga tidak menghalangi
kreativitasnya dalam belajar. Guru dan peserta didik bebas untuk menerapkan
sistem pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sehingga nantinya akan
meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional.
3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda
merefleksikan pemikiran KHD?

Setelah mengetahui konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara yang membantu


mengembangkan kualitas pendidikan Indonesia, Anda juga harus mengetahui proses
pembelajaran yang terinspirasi dari konsep beliau. Adapun berikut ini merupakan 6
inspirasi pembelajaran dari konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara, di antaranya
yaitu:
a. Menerapkan Teori TRIKON
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan merupakan suatu proses pembudayaan
sebagai usaha dalam memberikan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Upaya pendidikan
yang dapat dilakukan dengan sikap dikenal dengan teori trikon yaitu kontinu,
konsentris dan konvergen. Kontinu artinya pendidikan di Indonesia mesti dilakukan
secara terus menerus dan berkelanjutan. Konsentris artinya untuk mengembangkan
pendidikan di Indonesia harus sesuai dengan kebudayaan serta nilai luhur bangsa
yang ditanam dalam generasi muda. Konvergen artinya mengembangkan mutu
pendidikan Indonesia agar setara dengan kualitas pendidikan yang maju di dunia
barat.teori ini sendiri sudah dilakukan sejak menuntut ilmu di Belanda. Beliau
berhasil menyaring ilmu pendidikan ini untuk dimanfaatkan di Indonesia dengan
tetap berpijak pada akar budaya tanah air, sehingga konsep mengenai pendidikan
nasional berakar pada budaya Nusantara

b. Menumbuhkan Daya Cipta (Kognitif), Daya Rasa (Afektif) dan Daya Karsa
(Psikomotor)
Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan Harus bisa meningkatkan daya cipta
(kognitif), daya rasa (afektif) dan daya karsa (psikomotor). Ketiga daya tersebut harus
tumbuh secara bersamaan tanpa ada yang dikesampingkan, karena menitikberatkan
salah satu daya dapat menghambat perkembangan manusia. Dengan menumbuhkan
ketiga daya tersebut bersamaan maka proses humanisasi atau memanusiakan
manusia dalam pendidikan dapat tercapai. Artinya mendidik manusia untuk
mencapai kemanusiaan yang luhur tidak akan mudah goyah, pendidik harus
menjadikan dirinya sebagai role model bagi siswa. tanpa adanya teladan yang baik
maka proses humanisasi dalam pendidikan tidak akan tercapai.

c. Metode Sistem Among


Ki Hajar Dewantara, mengajarkan metode pendidikan sistem among, yaitu metode
pengajaran sesuai dengan asih, asah dan asuh. hal ini sesuai dengan pendidikan yang
dilaksanakan langsung dalam berbagai tempat yang diberi nama Tri Sentra
Pendidikan, yaitu Alam Keluarga (Pendidikan Informal), Alam Perguruan (Pendidikan
Formal) dan Alam Pergerakan Pemuda (Pendidikan Non Formal). Pasalnya Tri sentra
tersebut menjadi inspirasi pendidikan di Indonesia dan ketiganya
mempunyaipengaruh besar terhadap pertumbuhan, kepribadian dan tingkah laku
anak. Keluarga, pihak sekolah, pemerintah maupun masyarakat merupakan
stakeholder pendidikan yang memiliki peran penting dalam proses pendidikan.
Tujuan pendidikan akan tercapai jika proses pendidikan dilakukan dengan optimal
dan stakeholder memposisikan dirinya sebagai teladan baik bagi anak atau peserta
didik. Sehingga tercapainya tujuan pendidikan menjadi tanggungjawab bersama.
d. Membentuk Pribadi yang Mandiri
Inspirasi pembelajaran dari konsep Ki Hajar Dewantara selanjutnya yaitu pendidikan
dapat membentuk pribadi yang mandiri dengan tiga indikator yaitu bisa berdiri
sendiri, tidak bergantungan dengan orang lain, serta dapat mengatur dirinya sendiri.
Dengan begitu, seseorang dapat mengatasi permasalahan hidupnya sendiri tanpa
membawa orang lain masuk ke dalam permasalahan.

e. Pendidikan Harus Relevan dengan Kehidupan

Secara umum, konsep pendidikan harus relevan dengan garis hidup guna
mencerdaskan rakyat serta mengangkat martabat bangsa. Seseorang yang
berpendidikan harus bisa bekerjasama dengan baik untuk memajukan Indonesia di
antara negara-negara di dunia. Setiap individu harus bisa memaksimalkan potensi
yang dimiliki. Kecanggihan teknologi dapat dijadikan sarana memperluas Network
serta meningkatkan wawasan global.

f. Pengembangan Pendidikan Selaras dengan Nilai Budaya Pengembangan


pendidikan harus selaras dengan nilai budaya untuk memperkuat dinamika
pendidikan sebagai penguat bangsa. Ki Hajar Dewantara memandang jika misi
pendidikan nilai budaya masyarakat timur lebih cocok digunakan. Maka taman siswa
dibuat dengan pendekatan Momong, Among dan Ngemong. Jika sistem pendidikan
sesuai dengan nilai budaya lokal, guru dapat berperan kembali sebagai insan yang
membimbing serta memimpin anak didik dengan lembut, untuk mengembangkan
bakat, potensi dan karakteristik peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai