Anda di halaman 1dari 3

Nama : Moh.

Alif Hidayatullah
NIM : 233133712413
Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. M. Zainuddin, M.Pd
Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan Indonesia
Kelas : PGSD 02

KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 2

1. Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum
Anda mempelajari topik ini?
2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari topik ini?
3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda merefleksikan pemikiran
KHD?

Jawaban

1. Sebelum mempelajarai topik ini yang saya percayai tentang peserta didik dalam
pembelajaran dikelas belum mengedepankan beberapa asas dalam pendidikan yaitu:
 Asas Kemerdekaan
 Asas Kodrat Alam
 Asas Kebudayaan
 Asas Kebangsaan
 Asas Kemanusiaan
2. Pemikiran saya yang sesuai dengan pemikiran KHD yaitu :
a) Prinsip kepmimpinan sebagai seorang guru yaitu
 Ing ngarso sung tuladho (maka orang tua atau guru sebagai suri tauladan anak dan
siswa)
 Ing madya mangun karso (yang ditengah memberikan semangat ataupun ide-ide
yang mendukung)
 Tut wuri handayani (yang dibelakangan memberikan motivasi
b) Sistem pendidikan yang dilakukan yaitu menggunakan sistem among atau Among
Methode artinya guru itu menjaga, membina dan menididk anak kasih sayang
c) Tri pusat pendidikan yaitu yang mewarnai peserta didik adalah keluarga, sekolah dan
masyarakat. d. Menerapkan asas asas dalam pendidkan ada 5 yaitu :
 Asas Kemerdekaan
 Asas Kodrat Alam
 Asas Kebudayaan
 Asas Kebangsaan
 Asas Kemanusiaan

Jadi, guru harus memperhatikan apa yang dapat dikembangkan dari anak didiknya. Guru
harus jeli menelisik kebutuhan anak didik, mana yang harus didorong, dan apa yang harus
dikuatkan. Guna memenuhi kebutuhan pengembangan bakat, kata dia, anak didik harus
merasa merdeka. Namun, merdeka yang dimaksud bukan bermakna mutlak. Tidak ada
paksaan terhadap peserta didik sehingga tidak menghalangi kreativitasnya dalam belajar. Guru
dan peserta didik bebas untuk menerapkan sistem pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan sehingga nantinya akan meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional.

3. Setelah mengetahui konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara yang membantu mengembangkan


kualitas pendidikan Indonesia, Anda juga harus mengetahui proses pembelajaran yang
terinspirasi dari konsep beliau. Adapun berikut ini merupakan 6 inspirasi pembelajaran dari
konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara, di antaranya yaitu:
a) Menerapkan Teori TRIKON
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan merupakan suatu proses pembudayaan
sebagai usaha dalam memberikan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Upaya pendidikan yang
dapat dilakukan dengan sikap dikenal dengan teori trikon yaitu kontinu, konsentris dan
konvergen.
Kontinu artinya pendidikan di Indonesia mesti dilakukan secara terus menerus dan
berkelanjutan. Konsentris artinya untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia harus
sesuai dengan kebudayaan serta nilai luhur bangsa yang ditanam dalam generasi muda.
Konvergen artinya mengembangkan mutu pendidikan Indonesia agar setara dengan
kualitas pendidikan yang maju di dunia barat.
Teori ini sendiri sudah dilakukan sejak menuntut ilmu di Belanda. Beliau berhasil
menyaring ilmu pendidikan ini untuk dimanfaatkan di Indonesia dengan tetap berpijak
pada akar budaya tanah air, sehingga konsep mengenai pendidikan nasional berakar pada
budaya Nusantara.
b) Menumbuhkan Daya Cipta (Kognitif), Daya Rasa (Afektif) dan Daya Karsa (Psikomotor)
Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan Harus bisa meningkatkan daya cipta
(kognitif), daya rasa (afektif) dan daya karsa (psikomotor). Ketiga daya tersebut harus
tumbuh secara bersamaan tanpa ada yang dikesampingkan, karena menitikberatkan salah
satu daya dapat menghambat perkembangan manusia. Dengan menumbuhkan ketiga daya
tersebut bersamaan maka proses humanisasi atau memanusiakan manusia dalam
pendidikan dapat tercapai. Artinya mendidik manusia untuk mencapai kemanusiaan yang
luhur tidak akan mudah goyah, pendidik harus menjadikan dirinya sebagai role model
bagi siswa. tanpa adanya teladan yang baik maka proses humanisasi dalam pendidikan
tidak akan tercapai.
c) Metode Sistem Among
Ki Hajar Dewantara, mengajarkan metode pendidikan sistem among, yaitu metode
pengajaran sesuai dengan asih, asah dan asuh. hal ini sesuai dengan pendidikan yang
dilaksanakan langsung dalam berbagai tempat yang diberi nama Tri Sentra Pendidikan,
yaitu Alam Keluarga (Pendidikan Informal), Alam Perguruan (Pendidikan Formal) dan
Alam Pergerakan Pemuda (Pendidikan Non Formal).
Pasalnya Tri sentra tersebut menjadi inspirasi pendidikan di Indonesia dan
ketiganya mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan, kepribadian dan tingkah
laku anak. Keluarga, pihak sekolah, pemerintah maupun masyarakat merupakan
stakeholder pendidikan yang memiliki peran penting dalam proses pendidikan. Tujuan
pendidikan akan tercapai jika proses pendidikan dilakukan dengan optimal dan
stakeholder memposisikan dirinya sebagai teladan baik bagi anak atau peserta didik.
Sehingga tercapainya tujuan pendidikan menjadi tanggungjawab bersama.
d) Membentuk Pribadi yang Mandiri
Inspirasi pembelajaran dari konsep Ki Hajar Dewantara selanjutnya yaitu pendidikan
dapat membentuk pribadi yang mandiri dengan tiga indikator yaitu bisa berdiri sendiri,
tidak bergantungan dengan orang lain, serta dapat mengatur dirinya sendiri. Dengan
begitu, seseorang dapat mengatasi permasalahan hidupnya sendiri tanpa membawa orang
lain masuk ke dalam permasalahan.
e) Pendidikan Harus Relevan dengan Kehidupan
Secara umum, konsep pendidikan harus relevan dengan garis hidup guna mencerdaskan
rakyat serta mengangkat martabat bangsa. Seseorang yang berpendidikan harus bisa
bekerjasama dengan baik untuk memajukan Indonesia di antara negara-negara di dunia.
Setiap individu harus bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki. Kecanggihan teknologi
dapat dijadikan sarana memperluas Network serta meningkatkan wawasan global.
f) Pengembangan Pendidikan Selaras dengan Nilai Budaya
Pengembangan pendidikan harus selaras dengan nilai budaya untuk memperkuat
dinamika pendidikan sebagai penguat bangsa. Ki Hajar Dewantara memandang jika misi
pendidikan nilai budaya masyarakat timur lebih cocok digunakan. Maka taman siswa
dibuat dengan pendekatan Momong, Among dan Ngemong. Jika sistem pendidikan sesuai
dengan nilai budaya lokal, guru dapat berperan kembali sebagai insan yang membimbing
serta memimpin anak didik dengan lembut, untuk mengembangkan bakat, potensi dan
karakteristik peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai