Anda di halaman 1dari 8

Nama : Shaila Rahma A

NIM : 2202114296
Kelas : 22.1INDO

JURNAL REFLEKSI
MATA KULIAH INTI

Nama Mata Filosofi Pendidikan Indonesia (FPI)


Kuliah
Review Mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia ini saya mempelajari mengenai
Pengalaman
bagaimana perjalanan pendidikan di Indonesia di topik satu yang mana
Belajar
bermula saat didirikannya sekolah kabupaten untuk mendidik calon
pegawai pada 1854 hinga berdirinya Taman Siswa di Yogyakarta pada
1922. Kemudian ditopik 2 ada dasar-dasar pendidikan Ki Hadjar
Dewantara. Menurut Ki Hadjar Dewantara (2009), “pendidikan dan
pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala
kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun
hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”. Pendidikan adalah
tempat persemaian benih- benih kebudayaan dalam masyarakat. Ki Hadjar
Dewantara memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia
Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama
untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan
tumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.
Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan
bersama ialah memerdekakan manusia sebagai bagian dari persatuan
(rakyat). Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya lahir atau batin
tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan
sendiri. Pendidikan menciptakan ruang bagi peserta didik untuk
bertumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain
(merdeka batin) dan menjadi mandiri (merdeka lahir). Kekuatan diri
(kodrat) yang dimiliki, menuntun peserta didik menjadi cakap mengatur
hidupnya dengan tanpa diperintah oleh orang lain. Selanjutnya pada topik
3 mempelajari tentang identitas manusia Indonesia. Dalam topik ini
membahas metode fenomenologi atau analisis eksistensial, manusia
Indonesia berarti identitas manusia yang menghayati nilai-nilai
kemanusiaan khas Indonesia. Istilah kemanusian Indonesia dipilih
mengingat tidak mudahnya mendeskripsikan apa dan siapa manusia
Indonesia yang sesungguhnya. Kemanusiaan Indonesia dimaksudkan
untuk menyampaikan pengertian luas dan mendalam tentangpengalaman
manusia Indonesia yang terbentuk secara relasional- dialogal-historis sejak
sebelum adanya Negara Republik Indonesia sampai dengan kini dan masa
depan. Kemanusiaan Indonesia mencakup nilai, jiwa, hasrat, martabat,
sosialitas, relasionalitas, genuitas, dialogalitas, dan berbagai tradisi
manusia-manusia Indonesia dari waktu ke waktu, dari generasi ke
generasi. Setidaknya ada tiga hal hakiki yang layak ditegaskan sebagai nilai
kemanusiaan khas Indonesia, yakni nilai kebhinekatunggalikaan, nilai-
nilai Pancasila dan religiusitas. Selanjutnya pada topik 4 membahas tentang
pancasila sebagai fondasi pendidikan Indonesia. Sekilas tentang topik ini
berisi pancasila menjadi entitas dan identitas bangsa Indonesia dalam
kebhinekaan dalam setiap latar belakang kehidupan sosial-budaya,
ekonomi dan agama. Profil Pelajar Pancasila yaitu Beriman, Bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia; Berkebinekaan
Global; Gotong Royong; Kreatif; Bernalar Kritis dan Mandiri menjadi
profil lulusan pelajar dalam pendidikan Indonesia. Pendidikan Nasional
Indonesia bermuara pada Profil Pelajar Pancasila (PPP) sebagai
perwujudan manusia Indonesia yang kuat dengan nilai-nilai luhur budaya
yang menjadi akar pendidikan dalam upaya memaknai dan menghayati
nilai-nilai kemanusiaan. Kemudian topik 5 menjadi topik yang terakhir
dalam mata kuliah ini. Ditopik 5 tataran konkrit Praktik Baikpendidikan
yang berpihak dan memerdekakan murid. Kemudianmenelaah Praktik baik
di beberapa sekolah yang mengimplementasikan pendidikan yang berpihak
pada murid dan memerdekakan peserta didik. Mata kuliah ini saya juga
mempelajari mengenai pendidikan yang berpihak dan memerdekakan
peserta didik yang mana maksudnya adalah pendidikan yang mana
memberikan kebebasan pada peserta didik dalam mengeksplorasi materi
pembelajaran , dan pendidikan yang proses pembelajarannya dengan
menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik masing-
masing peserta didik. didikan nasional.

Refleksi 1. Topik ini penting untuk dipelajari karena sebagai seorang pendidik
Pengalaman
perlu menerapkan pendidikan yang merdeka serta berorientasi pada
Belajar yang
Dipilih peserta didik. Dalam hal tersebut dideskripsikan mengenai
implementasi kurikulum merdeka dalam upaya mewujudkan
pendidikan yang berpihak dan memerdekakan pesertadidik. Rumusan
ini dapat mengacu pada pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Pancasila
sebagai identitas dan entitas bangsa Indonesia dan perwujudan profil
pelajar pancasila pada pendidikan yang berpihak pada peserta didik
dalam pendidikan abad ke-21. Banyak hal yang saya pelajari pada
setiap topik mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia topik 5: telaah
praktik baik pendidikanyang memerdekakan melalui alur MERDEKA.
Mulai dari Diri saya mulai dengan menuliskan sebuah refleksidengan
menjawab tiga pertanyaan pemantik.
1. Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan
peserta didik

Terwujudnya merdeka belajar tergambar dalam proses pembelajaran


yang berpihak pada peserta didik. Pembelajaran berpihak pada peserta
didik ini menjadi pelabuhan pamungkas yang harus dicapai melalui
berbagai faktor pendukungnya, juga sebagai proses yang menuntut
keaktifan dan kerja sama semua pihak. Paling tidak ada empat hal utama
yang menjadi penopang terwujudnya pembelajaran yang berpihak pada
peserta didik, yaitu pemahaman bersama pada pemikiran Ki Hadjar
Dewantara sebagai dasar filosofisnya, guru, lingkungan, dan strategi
pembelajaran. Pembelajaran yang berpihak pada peserta didik salah
satunya dengan memberi kesempatan siswa untuk mengemukakan
pendapat. Kemudian memberi kebebasan membangun sendiri
pengetahuannya, tidak selalu mengikuti keinginan gurunya. Peserta
didik diberi kebebasan untuk memahami pelajaran sesuai dengan
caranya. Mengajar merupakan aktivitas yang dilakukan oleh guru. Guru
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Agar
peserta didik mudah memahami materi pembelajaran maka guru
semestinya melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada peserta
didik.
2. Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta
didik perlu Anda Maknai dan hayati dalam konteks pendidikan Indonesia
saat ini. Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan
peserta didik diperlukan karena konsep pendidikan yang memerdekakan
dan memberikan kebebasan kepada peserta didik. Menurut KHD,
pendidikan adalah usaha kebudayaan yang bermaksud memberikan
bimbingan dalam hidup tumbuhnya jiwa raga anak didik agar dalam garis-
garis kodrat pribadinya serta pengaruh- pengaruh lingkungan, mendapat
kemajuan hidup lahir batin. Adapun maksudnya pendidikan adalah
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka
sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya. Kemerdekaan inilah yang kelak
akan menggerakkan mereka secara otomatis untuk tumbuh menjadi
pribadi-pribadi yang sesuai dengan Profil PelajarPancasila.
3. Bagaimana pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan
memerdekakan peserta didik menjadi bagian dari diri Anda sebagai
seorang pendidik?
Guru merupakan ujung tombak dan nakhoda yang memegang peran
penting bagaimana membawa peserta didik dalam sebuah kapal
besar bernama pembelajaran. Untuk bisa melaksanakan peran
pentingnya tersebut, seorang guru perlu mengasah dirinya untuk
memiliki nilai- nilai sebagai penggerak pembelajaran, yaitu
mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada peserta
didik. Kelima nilai tersebut bisa jadi sudah dimiliki oleh semua
guru. Tinggal bagaimana menajamkannya dengan terus
meningkatkan kompetensi dirinya. Misalnya dengan mengikuti
pelatihan, bersikap terbuka terhadap perubahan baru yang positif,
aktif bekerja sama dengan rekan sejawat dalam mengatasi
permasalahan pembelajaran, kreatif dalam memilih metode, media,
dan membuat bahan pembelajaran, serta mendesain pembelajaran
yang lebih mengaktifkan para peserta didik.
Pendidikan berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta
didik dapat melalui pembelajaran sosial dan emosional adalah
pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif seluruh komunitas
sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang
dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan
emosional. Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan untuk 1)
memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk
mengelola emosi, 2) menetapkan dan mencapai tujuan positif, 3)
merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain, 4)
membangun dan mempertahankan hubungan yang positif, serta 5)
membuat keputusan yang bertanggung jawab.

Eksplorasi konsep tersedia video pendidikan yang merdeka yang


diterapkan sekolah-sekolah khusus seperti Sanggar Anak Akar, Sekolah
Kembang, Sekolah Enadio, dan SDN 10 Bongan.

Ruang kolaborasi untuk saling bekerja sama dan berkolaborasi yang


memberikan kesempatan bagi saya untuk mengeksplorasi pendidikan yang
berpihak dan memerdekakan peserta didik.

Demonstrasi kontekstual untuk memberikan pemahaman tentang


pendidikan yang berpihak pada peseerta didik dan memerdekakan peserta
didik dalam pendidikan abadi ke-21 dalam bentuk video.

Elaborasi pemahaman saya berlatih memberikan prespektif reflektif kritis


berdasarkan pemahaman dan internalisasi tentang pendidikanyang berpihak
pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik
dalam pendidikan abad ke-21 dalam ruang diskusi.
Koneksi antar materi, saya membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci
dengan mengaitkan pemahaman dari topik 5 dan topik 1, topik 2, topik 3
dan topik 4 yang memiliki keterkaitan dengan topik sebelumnya yaitu
pendidikan yang berlandaskan Profil Pelajar Pancasila sebagai bentuk dari
merdeka belajar.

Aksi nyata, saya membuat projek perubahan tentang pendidikan yang


berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik dalam
pendidikan abad ke-21 dengan sekolah mitra.

Analisis
Artefak
Pembelajaran Berdasarkan topik 5 yaitu telaah praktik baik pendidikan yang
bermakna memerdekakan untuk mengimplementaasikan pendidikan yang merdeka
(good practice) sebagai guru. Esensi dari pendidikan yang merdeka merupakan wujud
dari merdeka belajar yang mengacu pada pemikiran Ki Hadjar
Dewantara, pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia dan
perwujudan profil pelajar pancasila. Pancasila pada pendidikan yang
berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke-21.
Penerapan tersebut telah saya implementasikan dengan
menerapkan pembelajaran merdeka yang melibatkan teknologi sebagai
pendidikan abad ke-2. Penggunaan teknologi mendukung adanya
pengenalan peserta didik terhadap perkembangan media pembelajaran
yang menciptakan perkembangan media pembelajaran yang
menciptakan pembelajaran bermakna. Hal tersebut membawa perubahan
pada iklim belajar yang efektif, nyaman, dan menyenangkan, lebih aktif dan
kritis.

Anda mungkin juga menyukai