Nama / NIM : Nafilah Husnaul Azizah / 2300103911097190
Format Refleksi Pengalaman Belajar Setiap Mata kuliah (LK 2)
Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri
Nama mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia
Reviu pengalaman 1. Pengalaman belajar apa yang berguna dan
belajar menarik? Pengalaman belajar yang berguna dan menarik adalah dengan mempelajari mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia saya dapat memahami bagaimana sejarah pendidikan Indonesia dari zaman penjajahan sampai kemerdekaan Indonesia dan bagaimana peran saya sebagai seorang calon guru profesional untuk dapat menerapkan pembelajaran yang memerdekakan peserta didik sesuai dengan dasar-dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara agar proses pembelajaran yang dilaksanakan nanti terhindar dari hal-hal yang mengganggu seperti pada zaman penjajahan dulu.
Topik 1 (Perjalanan Pendidikan Nasional)
Dimulai dari pertanyaan reflektif mengenai alasan menjadi guru hingga sejarah perjalanan pendidikan nasional. Pada perjalanan Pendidikan nasional dari pidato sambutan Ki Hajar Dewantara yaitu adanya akulturasi budaya yang terjadi secara terus menerus sebagai contohnya pakaian, bahasa, karakter, dan lain-lain.
Topik 2 (Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar
Dewantara) Topik kedua dalam mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia mengajarkan tentang bagaimana dasar- dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara, Konsep pendidikan dan pengajaran, kodrat alam dan kodrat zaman, sistem among, termasuk tentang pemikiran beliau tentang pendidikan itu sendiri. Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan dan pengajaran adalah dua hal yang berbeda. Pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Sedangkan, pendidikan merupakan tempat dimana benih-benih kebudayaan dalam masyarakat ditanam pada kehidupan peserta didik.
Topik 3 (Identitas Manusia Indonesia)
Topik tiga dalam mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia mempelajari identitas manusia yang menghayati nilai-nilai kemanusiaan khas Indonesia. Kemanusiaan Indonesia mencakup nilai, jiwa, hasrat, martabat, sosialitas, relasionalitas, genuitas, dialogalitas, dan berbagai tradisi manusia-manusia Indonesia dari waktu ke waktu, dari generasi ke generasi. Selanjutnya, tiga hal hakiki sebagai nilai kemanusiaan khas Indonesia, yakni nilai kebhinekatunggalikaan, nilai-nilai Pancasila dan religiusitas. Saya menerapkan Topik 3 ini saat PPL I dengan mengikuti kegiatan P5 yakni SAS Adiwiyata bersama siswa untuk mewujudkan karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
Topik 4 (Pancasila Sebagai Fondasi Pendidikan)
Pada topik ini mempelajari tentang Pancasila sebagai pondasi pendidikan Indonesia Pancasila adalah dasar negara indonesia, ibarat sebuah rumah, apabila dasar/pondasi rumah itu tidak ada, maka rumah itu akan cepat runtuh, begitu juga dengan negara, apabila tidak memiliki dasar negara, maka negara itu akan cepat runtuh pula, makanya pancasila bisa disebut sebagai pondasi negara. Bangsa Indonesia adalah kebhinekaan (diversity) dalam suku, ras,agama dan budaya. Profil pelajar Pancasila merupakan bentuk penerjemahan tujuan pendidikan nasional. Profil pelajar Pancasila berperan sebagai referensi utama yang mengarahkan kebijakan- kebijakan pendidikan termasuk menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta didik. Profil pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, yaitu: 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) Mandiri, 3) Bergotong-royong, 4) Berkebinekaan global, 5) Bernalar kritis, dan 6) Kreatif. Saya menerapkan Topik 4 ini saat PPL I dengan membuat modul ajar yang terdapat Profil Pelajar Pancasila yang digunakan saat proses pembelajaran berlangsung.
Topik 5 (Pendidikan Yang Memerdekakan Peserta
Didik) Pendidikan dengan berdasarkan pemikiran KHD yaitu pendidikan yang memerdekakan anak baik secara lahir ataupun batin. Praktik Pendidikan yang Memerdekakan pembelajaran adalah belajar yang sesuai dengan cita-cita dan tujuan masing-masing anak. Tantangan terbesar yaitu mengubah mindset dari orang tua dan siswa untuk mengetahui arti dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan yang memerdekakan peserta didik bisa diaplikasikan ke dalam bentuk pembelajaran yang dinamis serta proporsional berdasarkan minat dan bakat peserta didik. Pendidikan yang memerdekakan yaitu menyadari anak sebagai makhluk yang diciptakan sempurna sehingga memiliki kesadaran untuk menentukan kemauannya sendiri, melakukan evaluasi bersama murid agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Menyelenggarakan pendidikan yang konstruktif dan adaptif tanpa belenggu dari pihak manapun.
2. Pengalaman belajar apa yang berguna tetapi
kurang menarik? Pengalaman yang berguna tetapi kurang menarik adalah mengenai bagaimana penerapan pembelajaran yang memerdekakan peserta didik pada Topik 5 dimana proses pembelajarannya harus lebih terpusat pada peserta didik dalam mencari dan menemukan solusi atas masalah yang dihadapi, tetapi hal ini menjadi kurang menarik karena dalam praktek pembelajaran di kelas masih banyak peserta didik yang belum mampu berpikir kritis dan menemukan solusi dari permasalahan yang disajikan secara mandiri maupun berkelompok.
3. Pengalaman belajar apa yang menarik tapi
kurang berguna? Pengalaman belajar yang menarik tapi kurang berguna adalah saat mempelajari Topik 4 yaitu Pancasila sebagai fondasi pendidikan Indonesia dengan penerapan profil pelajar Pancasila untuk menciptakan generasi yang mempunyai jiwa nasionalisme, toleransi, dan kemanusiaan. Tetapi hal ini menjadi kurang berguna disaat ada peserta didik yang melanggar nilai kemanusiaan, misalnya saja ketika ada peserta didik yang tidak menghargai perbedaan dengan teman yang lain atau melakukan tindakan bullying terhadap sesama teman yang lain.
4. Pengalaman belajar apa yang tidak menarik dan
tidak berguna dalam konteks sebagai calon guru? Pengalaman belajar yang tidak menarik dan tidak berguna dalam konteks sebagai calon guru menurut saya tidak ada, karena semua yang sudah dipelajari sangat berguna dan menarik bagi saya untuk menjadi refleksi dan pedoman dalam menciptakan pembelajaran yang memerdekakan peserta didik dan menghasilkan peserta didik dengan berkarakter profil pelajar pancasila. Refleksi 1. Apa yang telah terjadi? pengalaman Pengalaman belajar yang sangat penting bagi saya, belajar dikarenakan dalam pembelajaran mata kuliah ini membuat pandangan pendidik sesuai dengan perjalanan Ki Hajar Dewantara. Pada topik 5 implementasi pendidikan yang memerdekakan kita akan mempelajari serta menghayati perjuangan pendidikan Indonesia dari zaman penjajahan hingga kemerdekaan. Pendidikan pada zaman ini masih terpaku pada ideologi bangsa Belanda yang bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia masyarakat Indonesia yang siap bekerja bagi pemerintahan Belanda. Dari ringkasan perjalanan pendidikan nasional muncullah dasar-dasar pemikiran dari Ki Hajar Dewantara. Pemikiran-pemikiran beliau menjadi acuan para guru, pemangku kebijakan, orang tua dan pejuang pendidikan untuk menyelenggarakan pendidikan yang mencerminkan “Merdeka Belajar”. Dalam pandangannya pendidikan dan pengajaran digunakan untuk memahami tujuan pendidikan. Menurutnya onderwij pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Pengajaran yang dimaksud adalah proses pendidikan yang bertujuan untuk memberikan ilmu atau faedah untuk bekal sesorang dalam menjalani kehidupan baik secara lahir maupun batin. Semboyan Ki Hajar Dewantara yang menjadi acuan pada dunia pendidikan yaitu Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Makna dari semboyan tersebut yaitu di depan memberikan contoh, Ditengah- tengah membangkitkan peserta didik, dan di belakang memberikan dorongan moral dan semangat. Pemahaman dasar- dasar pendidikan menurut KHD harus diterapkan dalam pendidikan pada zaman sekarang. Pada topik 2 Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara Sistem Among Ing Ngarso Sung Tuladha Keteladanan Ing Madya Mangun Karsa Bimbingan Tut Wuri Handayani Dorongan
2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Berbagai topik yang sudah dipelajari dari mata kuliah filosofi pendidikan ini dapat terjadi, karena sangat penting sebagai seorang calon guru untuk dapat memahami sejarah pendidikan di Indonesia dari pendidikan yang membelenggu sampai pendidikan yang memerdekakan, filosofi Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan yang memerdekakan dan berpihak pada peserta didik, serta Pancasila sebagai fondasi pendidikan di Indonesia, sehingga hal ini dapat menjadi acuan bagi saya untuk dapat memahami tujuan dalam mendidik dan melaksanakan pembelajaran yang memerdekakan dan berpihak pada peserta didik sesuai dengan pembelajaran pada abad ke-21 sehingga dapat menghasilkan peserta didik dengan berkarakter profil pelajar pancasila.
Analisis artefak 1. Artefak-artefak pembelajaran mana yang dapat
pembelajaran saya jadikan bukti dukung hasil refleksi pengalaman belajar? Berikut artefak pembelajaran yang saya jadikan bukti dukung hasil refleksi pengalaman belajar yang dapat dilihat pada link berikut ini: Dasar-dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara https://drive.google.com/file/d/1VazXQO72BTI_UWFl oUF-Tjvngq8aP2Un/view?usp=sharing
Artefak ini saya pilih sebagai bukti implementasi pemahaman saya mengenai dasar-dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara sehingga saya dapat menerapkan pada sekolah yang akan saya tempati nantinya serta saya dapat mereflesikan Pancasila sebagai fondasi pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam menciptakan generasi yang mempunyai jiwa nasionalisme, toleransi, dan kemanusiaan.
3. Bagian mana dari artefak ini yang mendukung
hasil refleksi saya? Artefak yang mendukung hasil refleksi saya terdapat pada demontrasi kontekstual dan juga aksi nyata karena disana terdapat penjelasan mengenai materi yang telah disajikan dan bisa juga berbentuk ppt ataupun infografis Rumusan hasil Apabila saya mengajar atau membahas topik ini, refleksi berupa dengan mempertimbangkan prinsip pembelajaran pembelajaran bermakna yang berpusat kepada siswa, perubahan bermakna apa yang akan saya lakukan? Ketika nantinya saya mengajar, saya akan menjadi guru yang lebih baik dan professional daripada sebelumnya. Menjadi guru yang menghormati dan menghargai bagaimana perjalanan pendidikan di Indonesia, menjadi guru yang sesuai dengan pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu memberikan pendidikan pembelajaran yang menuntun dengan peran sebagai fasilitator, budi pekerti yang baik dengan mencontohkan hal baik pada peserta didik, memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat alam dan zaman peserta didik dengan pemanfaatan teknologi pada abad 21 saat ini, melaksanakan pendidikan yang tetap menjadikan Pancasila sebagai dasarnya dengan mendukung kegiatan P5 di sekolah dan melaksanakan pembelajaran yang memerdekakan peserta didik dengan implementasi pembelajaran berdiferensiasi sesuai kebutuhan peserta didik. Pelaksanaan PPL 1 semester lalu, saya sudah berusaha untuk menjadi guru dengan perubahan-perubahan baru sesuai dengan materi yang telah saya peroleh pada Filosofi Pendidikan di Indonesia. Perubahan-perubahan kecil itu akan terus saya lakukan untuk dapat mewujudkan pendidikan Indonesia yang semakin baik dan meningkat dengan usaha saya menjadi guru yang professional. Kedepannya, saya juga akan menjadi guru yang kreatif dalam menyajikan materi sehingga pembelajaran lebih menarik.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita