Anda di halaman 1dari 23

Jurnal Refleksi SEMINAR PPG

NAMA : ALDI FARHAN RAZAK


NIM : X9022082146
PRODI : PPG PGSD PRAJABATAN UNS 2022
KELAS : E/PGSD 05

Nama Mata Kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia

Review Topik 1 Pada saat mempelajari mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia
Pengalaman banyak sekali ilmu yang saya pelajari. Sebelum mengikuti
Belajar perkuliahan Filosofi Pendidikan Indonesia saya hanya mengetahui
beberapa filosofi pendidikan dan belum memahami secara mendalam
filosofi pendidikan yang diterapkan di Indonesia yaitu filosofi
pendidikan Ki Hajar Dewantara serta peranannya terhadap
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Filosofi pendidikan Ki
Hajar Dewantara sangatlah sesuai dengan kehidupan Bangsa
Indonesia sehingga sangat relevan dengan perkembangan zaman.
Pada mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia di semester 1
terdapat 5 topik yang dipelajari yaitu:
1. Perjalanan pendidikan Nasional
2. Dasar-dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara
3. Identitas manusia Indonesia
4. Pancasila sebagai fondasi pendidikan Indonesia
5. Telaah praktik baik pendidikan yang memerdekakan
Pada topik 1 saya mempelajari tentang perjalanan Pendidikan di
Indonesia. Sebelum melihat perjalanan Pendidikan di Indonesia saya
membuat membuat tulisan refleksi diri mengenai alasan menjadi
guru. Tulisan tersebut menyangkut tentang apa siapa saya saat ini.
Mengapa saya memilih menjadi seorang guru. bagaimana saya bisa
menjadi guru yang berpihak pada peserta didik. Hal ini untuk melihat
sejauh mana mahasiswa memahami arti guru yang sangat penting
bagi kehidupan bangsa. Guru akan melahirkan generasi penerus
bangsa yang berkualitas. Maka sebagai guru kita juga harus
berkualitas dalam memberikan pembelajaran di kelas.
Lebih lanjut pada topik 1 kita diminta untuk menuliskan pada golden
circle mengenai WHY, HOW, dan WHAT mata kuliah filosofi
Pendidikan. Alasan saya mengikuti mata kuliah filosofi Pendidikan
adalah utamanya karena filosofi pendidikan adalah mata kuliah wajib
yang harus ditempuh mahasiswa ppg prajabatan. Mengingat bahwa
ini mata kuliah wajib maka pastinya ada keunggulan yang akan di
dapatkan jika mengikuti mata kuliah tersebut. Strategi yang saya
perlukan yang pertama dengan memahami kewajiban saya sebagai
Jurnal Refleksi SEMINAR PPG

mahasiswa, sebagai mahasiswa saya wajib belajar. Langkah yang kita


lakukan mengatur waktu dengan baik.

Hingga pada akhir pembelajaran kita mempelajari tentang


Memberikan Argumen Kritis Dan Reflektif Tentang Perjalanan
Pendidikan Di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (Zaman Kolonial),
Sesudah Kemerdekaan Dan Pendidikan Abad Ke-21perjalanan
Pendidikan di Indonesia. Pendidikan di Indonesia sudah di mulai
Ketika agama masuk ke Indonesia. Pendidikan di Indonesia mulai
berkembang pada masa penjajahan walapun pada masa penjajahan
bangsa eropa, masyarakat yang dapat bersekolah hanya kalum
bangsawan, namun Ketika masa penjajahan bangsa jepan sekolah-
sekolah mulai berkembang pesat, yang menjadi cikal bakal
Pendidikan di Indonesia.

Topik 2 Berdasarkan topik-topik pada LMS pengalaman belajar yang saya


pilih untuk direfleksi yaitu pada Topik II. Dasar-Dasar Pendidikan Ki
Hadjar Dewantara. Pada topic kedua ini, saya mempelajari menganai
Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Pada topik ini, saya
mempelajari tentang: Dasar-Dasar yang menuntun, Kodrat alam dan
kodrat zaman, Budi pekerti serta Sistem among. Keempat aspek
tersebut menjadi dasar pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Dengan
memahami pentingnya keempat aspek tersebut saya mengetahui
pentingnya menyesuaikan pembelajaran yang akan saya laksanakan
sehingga dapat sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta
didik.
Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam
masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan
manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu
kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang
berlatih dan tumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat
diteruskan atau diwariskan. KHD menjelaskan bahwa tujuan
pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak,
agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun
tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak,
agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan
tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan
dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Bila melihat dari kodrat
zaman, pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk
Jurnal Refleksi SEMINAR PPG

memiliki Keterampilan Abad 21. Oleh sebab itu, guru perlu


menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik peserta didik. tanpa
mengesampingkan perkembangan zaman. Lebih lanjut KHD
menjelaskan, keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik
untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak.
Ki Hajar Dewantara juga mengenalkan “Sistem Among” sebagai
suatu metode pendidikan yang menekankan pada proses
pembelajaran yang dikenal dengan Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing
Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani yang sampai saat ini
masih menjadi acuan dalam pendidikan Indonesia karena sistemnya
yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang
ada serta dapat digunakan pendidik sebagai acuan untuk membentuk
karakter peserta didik.

Topik 3 Pada topik 3 ini saya mempelajari mengenai identitas manusia


Indonesia. Identitas manusia Indonesia mempunyai arti identitas
manusia yang menghayati nilai-nilai kemanusiaan khas Indonesia.
Istilah kemanusian Indonesia dipilih mengingat tidak mudahnya
mendeskripsikan apa dan siapa manusia Indonesia yang
sesungguhnya. Kemanusiaan Indonesia mencakup nilai, jiwa, hasrat,
martabat, sosialitas, relasionalitas, genuitas, dialogalitas, dan
berbagai tradisi manusia-manusia Indonesia dari waktu ke waktu,
dari generasi ke generasi. Namun setidaknya ada tiga hal hakiki yang
layak ditegaskan sebagai nilai kemanusiaan khas Indonesia, yakni
nilai kebhinekatunggalikaan, nilai-nilai Pancasila dan religiusitas.

Nilai kebhinekatunggalikaan.
Bagi masyarakat Indonesia, keragaman merupakan nilai yang khas
dan menjadi salah satu identitas bangsa Indonesia. Pertama,
keragaman Indonesia merupakan anugrah alamiah (tanpa dirancang)
yang sudah ada sejak sebelum terbentuknya negara Indonesia. Dalam
arti ini keragaman merupakan kekayaan masyarakat Indonesia.
Kedua, masyarakat Indonesia beragam dalam hal pengalaman hidup,
budaya, bahasa, ras, suku, budaya, kepercayaan, tradisi, dan berbagai
ungkapan simbolik. Semuanya itu memuat nilai-nilai yang menjiwai
dinamika hidup Bersama dengan corak yang berbeda-beda.
Karenanya, di dalam nilai keragaman terkandung nilai-nilai
kemanusiaan yang amat kaya dan layak untuk terus digali dan
dilestarikan

Nilai Pancasila
Tujuan perumusan Pancasila adalah untuk menemukan perekat dan
penyatuan hidup berbangsa bagi segala suku dan bangsa di nusantara
ini. Dengan menggali nilai-nilai luhur yang sudah dihidupi
Jurnal Refleksi SEMINAR PPG

masyarakat di kepulauan nusantara, Soekarno menjadikan Pancasila


sebagai identitas bangsa Indonesia dan sekaligus manusia Indonesia.
Segala kekayaan melengkapi masyarakat Indonesia yang berbhineka
di kristalisasi dalam Pancasila. Karenanya, Pancasila berisi “jiwa
bangsa Indonesia”. Pancasila merupakan intisari yang merangkum
nilai-nilai, jiwa dan semangat yang dihidupi oleh orang-orang
Indonesia yang selalu menjunjung tinggi nilai gotong-royong. Hal ini
juga ditegaskan oleh Ki Hajar Dewantara

Nilai religiusitas
Religiusitas merupakan salah satu aspek insani berupa getar hati dan
kualitas manusia yang mendorong bertumbuhnya sikap atau
kecenderungan hidup yang bernilai. 
Religiusitas merupakan hal yang mendasar atau esensial dalam hidup
manusia. Dalam pengertian lain, religiusitas merupakan daya-daya
insani yang bersifat batiniah yang ada di dalam kedalaman hati.
Religiusitas merupakan “ibu dari cinta kepada kebenaran, kesukaan
pada gejala yang wajar, sederhana, jujur dan sejati”.

Dengan memahami identitas manusia Indonesia mengajarkan saya


untuk menjadi individu yang menghargai dan menghormati orang
lain tanpa memandang suku, ras, ataupun agama. Keberagaman
dalam Indonesia ini, menjadikan negeri kita kaya akan budaya serta
adat istiadat yang bisa kita pelajari

Topik 4 Yang kami pelajari dari topik 4 ini mengenai tantangan menghayati
Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan
Perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan.

Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia karena memiliki ciri khas


tersendiri yakni berupa adanya keberagaman nilai yang terkandung
didalamnya. sedangkan pancasila berfungsi sebagai Identitas bangsa
Indonesia, maksudnya adalah adanya suatu ciri khas yang berbeda
dari bangsa lain karena seluruh masyarakatnya selalu berefleksi
terhadap nilai-nilai atau pedoman yang terkandung pada Pancasila.
Oleh karena itu, Pancasila merupakan identitas nasional yang perlu
dan harus dilestarikan.

Pancasila merupakan pedoman bangsa indonesia untuk membangun


warga negara yang berjiwa pancasila, salah satunya dalam elemen
pendidikan. sistem pendidikan di indonesia harus lebih
mengutamakan penerapan nilai-nilai pancasila dalam pembelajaran,
agar generasi bangsa menjadi generasi yang dapat menjunjung tinggi
nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila pancasila.
Jurnal Refleksi SEMINAR PPG

Profil Pelajar Pancasila merupakan sejumlah karakter dan


kompetensi yang diharapkan untuk diraih oleh peserta
didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila. terdapat 6
elemen yang harus dirih peserta didik, yaitu beriman, bertakwa
kepada Tuhan YME, berkebinekaan tunggal, mandiri, bergotong
royong, bernalar kritis, dan kreatif.
Pendidikan yang memerdekakan adalah proses pendidikan yang
menuntun murid di dalam mereka mengembanhkan potensi-potensi
positif yang ada, yang dilandasi dari kebebasan di dalam
mengeksplorasi potensi-potensi tersebut, bebas dari berbagai tekanan
baik dari tekanan dari dalam diri individu murid tersebut, maupun
dari dalam luar diri. namun meskipun demikian pendidikan yang
memerdekakan ini haruslah di landasi dari prinsip among. Pendidikan
yang memerdekakan adalah pendidikan yang menitikberatkan
Topik 5 perubahan secara menyeluruh/lahir dan batin berdasarkan kodrat
alami setiap individu. Kemerdakaan yang dimaksud dalam pendidikan
itu bersifat tiga hal, berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain
dan dapat mengatur dirinya sendiri. Pendidikan yang memerdekakan
mengolah rasa, hati, raga dan karsa secara seimbang. Sehingga dengan
keseimbangan ini akan menghasilkan masyarakat yang penuh
kebijaksanaan. Pendidikan yang memerdekakan  menurut KHD
adalah suatu proses pendidikan yang meletakan unsur kebebasan
anak didik untuk mengatur dirinya sendiri, bertumbuh dan
berkembang menurut kodratnya secara lahiriah dan batianiah
Refleksi Topik 1 1. Topik 1 Penting untuk dipelajari karena kita sebagai guru yang
Pengalaman professional lebih memahami tentang Sejarah Pendidikan di
Belajar Yang Indonesia. Sejarah mencatat bahwa Indonesia merupakan salah
Dipilih satu negara yang memiliki kualitas pendidikan paling rendah
dibandingkan negara-negara lainnya, meskipun usaha pemerataan
sistem pendidikan sudah dilakukan dan dianggap meningkat
cukup signifikan. Pendidikan pada zaman sebelum kemerdekaan
sangat berbeda dengan sekarang. Karena pada zaman tersebut
yang dapat merasakan Pendidikan hanyalah orang orang dari
keturunan bangsawan atau kalangan tertentu, sedangkan yang
bukan dari golongan tersebut tidak dapat merasakan pendidikan.
Sekolah yang ada pada zaman kolonial banyak dipengaruhi oleh
system pendidikan Belanda. Pada zaman kolonial Belanda
pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
penduduk pribumi secepat-cepatnya melalui Pendidikan Barat.
Praktek pendidikan Barat ini diharapkan bisa mempersiapkan
kaum pribumi menjadi kelas menengah baru. Pendidikan pada
zaman sebelum kemerdekaan sangat berbeda dengan sekarang.
Karena pada zaman tersebut yang dapat merasakan Pendidikan
Jurnal Refleksi SEMINAR PPG

hanyalah orang orang dari keturunan bangsawan atau kalangan


tertentu, sedangkan yang bukan dari golongan tersebut tidak dapat
merasakan pendidikan. Sekolah yang ada pada zaman kolonial
banyak dipengaruhi oleh sistem Pendidikan Belanda. Pada zaman
kolonial Belanda Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan penduduk pribumi secepat-cepatnya melalui
pendidikan Barat. Praktek Pendidikan Barat ini diharapkan bisa
mempersiapkan kaum pribumi menjadi kelas menengah baru.
2. Saya mempelajari topik-topik yang ada pada mata kuliah filosofi
pendidikan dengan mengikuti Alur MERDEKA yang ada di LMS,
yaitu
 Mulai Diri melakukan refleksi awal untuk mengetahui
makna Siapa saya sebagai seorang Guru.
 Eksplorasi Konsep, memperkuat pemahaman dengan
mempelajari materi di LMS dengan memberikan
Argumentasi kritis tentang gerakan transformasi Ki
Hadjar Dewantara dalam perkembangan Pendidikan.
 Ruang Kolaborasi, dengan berkolaborasi dengan
mahasiswa PPG yang lain untuk memberikan argumen
kritis dalam memahami Perjalanan Pendidikan
Nasional.
 Demonstrasi Kontekstual, dengan membuat infografis
atau video tentang Perjalanan Pendidikan Nasional.
 Elaborasi Pemahaman, dengan berdiskusi bersama
dosen dan mahasiswa lain mengenai materi yang
belum dipahami.
 Koneksi Antar Materi, dengan membuat kesimpulan
penguasaan materi Perjalanan Pendidikan Nasional.
 Aksi Nyata, dengan membuat rancangan penerapan
pengetahuan yang dipelajari.
3. Strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik- topik
ini sangat penting. Hal ini karena, dengan memahami topik ini
saya belajar untuk melihat Kembali sejarah Pendidikan di
Indonesia. Dengan melihat Pendidikan masa lalu harus ada
perkembangan yang terjadi pada Pendidikan zaman sekarang.
Perubahan pendidikan semakin signifikan dengan diikuti
perkembangan teknologi yang pesat, proses tersebut tentu
sangat membantu perkembangan Pendidikan di Indonesia.
Sehingga pendidikan pada abad 21 diharapkan sudah di
integrasikan antara kecapakan, pengetahuan, keterampilan,
dan sikap serta penguasaan, walaupun di abad 21 ini
perkembangan teknologi masih belum merata, masih banyak
sekolah-sekolah yang masih sangat tertinggal tentang
tekonolgi bahkan tidak mengetahui sama sekali tentang apa
Jurnal Refleksi SEMINAR PPG

itu tekonolgi.

Topik 2 1. Topik 2 penting dipelajari karena memberikan pemahaman


mengenai filosofi pendidikan di Indonesia yaitu Filosofi
Pendidikan Ki Hajar Dewantara, sehingga guru dapat
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan filosofi pendidikan
Indonesia. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru perlu
memahami dasar-dasar yang menuntun, kodrat alam dan
kodrat zaman, budi pekerti serta sistem among. Peran guru
hanya sebagai fasilitator yang memberikan wadah, menuntun,
dan mengarahkan apabila ada kesalahan peserta didik dalam
membangun pengetahuannya, dapat memberikan sumber
belajar yang relevan, mengarahkan peserta didik untuk
melakukan hal-hal positif dalam mencapai tujuan
pembelajaran, menggali potensi peserta didik dan mendorong
setiap potensi peserta didik dapat berkembang dengan baik.
Sehingga diharapkan peserta didik mampu berkembang sesuai
dengan bakat dan kemampuannya.
2. Saya mempelajari topik-topik yang ada pada mata kuliah
filosofi pendidikan dengan mengikuti Alur MERDEKA yang
ada di LMS, yaitu:
 Mulai dari Diri, dengan melakukan refleksi awal untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan awal yang
dimiliki terhadap materi yang akan dipelajari.
 Eksplorasi Konsep, memperkuat pemahaman dengan
mempelajari materi di LMS.
 Ruang Kolaborasi, dengan berkolaborasi dengan
mahasiswa PPG yang lain dalam kegiatan diskusi
kelompok.
 Demonstrasi Kontekstual, dengan membuat sebuah
rencana penerapan materi yang dipelajari dengan
membuat infografis atau video.
 Elaborasi Pemahaman, dengan berdiskusi bersama
dosen dan mahasiswa lain mengenai materi yang
belum dipahami.
 Koneksi Antar Materi, dengan membuat kesimpulan
dari keseluruhan materi yang sudah dipelajari dan
mengaitkan materi yang dipelajari dengan materi
sebelumnya.
 Aksi Nyata, dengan membuat rancangan penerapan
pengetahuan yang dipelajari.
3. Menurut saya, strategi yang diimplementasikan dalam
mempelajari topik- topik ini sangat penting. Hal ini karena,
pemahaman yang saya peroleh akan sangat berdampak pada
Jurnal Refleksi SEMINAR PPG

pembelajaran dan proses pembelajaran yang akan saya


lakukan kedepannya. Dengan mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan sungguh-sungguh saya dapat
memahami materi dengan baik serta dapat
mengimplementasikan ilmu yang saya peroleh dengan baik
sehingga saya dapat melakukan pembelajaran yang sesuai
dengan pendapat Ki Hajar Dewantara.

Topik 3 1. Topik 3 Penting untuk dipelajari karena Dengan kita memahami


tentang identitas manusia Indonesia maka kita sebagai guru
seharusnya dapat memasukan unsur identitas manusia Indonesia
tersebut kedalam kegiatan pembelajaran. Kita dapat menerapakan
pendidikan dengan menyelaraskan dengan identitas manusia
Indonesia, nilai-nilai kultural serta nilai-nilai luhur yang ada
dijadikan akar dalam menyusun pembelajaran karakter guna tetap
memperthankn Identitas atau ke khasan manusia Indonesia. Proses
belajar yang disesuaikan dengan fase perkembangan peserta didik
dan kultur yang berbeda-beda di setiap daerah. Pendidikan
keagamaan sebagai implementasi dan penggambaran atas
Identitas manusia Indonesia yang religius dan sebagai bangsa
yang berketuhanan.
Selain itu sebaiknya pendidikan dirancang berdasarkan konteks
indonesia yang majemuk, mengenal kearifan lokal, nilai-nilai
Pancasila dan spiritualitas kosmik lebih mendasar. Pendidikan
tidak cukup hanya membantu untuk memahami keragaman.
Pendidikan adalah proses untuk melestarikan keragaman,
menemukan nilai-nilai yang menyatukan keragaman, dan
melawan segala bentuk yang merongrong kesatuan. Karenanya,
pendidikan mesti menjadi praksis hidup bersama yang saling
peduli, mengasihi, menghargai dan bukan saling mengalahkan
dalam semangat kompetisi.

2. Saya mempelajari topik-topik yang ada pada mata kuliah filosofi


pendidikan dengan mengikuti Alur MERDEKA yang ada di LMS,
yaitu
 Mulai Diri melakukan refleksi awal untuk mengetahui
sejauh mana pengetahuan saya tentang makna manusia
Indonesia.
 Eksplorasi Konsep, memperkuat pemahaman dengan
mempelajari materi di LMS tentang identitas manusia
Indonesia.
 Ruang Kolaborasi, dengan berkolaborasi dengan
mahasiswa PPG yang lain untuk memberi rumusan
tentang identitas manusia Indonesia dari perspektif
Jurnal Refleksi SEMINAR PPG

keberagaman nilai-nilai luhur yang ada.


 Demonstrasi Kontekstual, dengan memberikan gambaran
yang kontekstual tentang identitas manusia
Indonesia dengan media infografis.
 Elaborasi Pemahaman, dengan berdiskusi bersama dosen
dan mahasiswa lain mengenai materi yang belum
dipahami tentang identitas manusia Indonesia.
 Koneksi Antar Materi, dengan membuat sebuah
kesimpulan dan pesan kunci dengan mengaitkan
pemahaman dari Topik III dengan Topik I dan Topik II.
 Aksi Nyata, dengan membuat sebuah tulisan reflektif
dalam bentuk artikel atau jurnal untuk menguatkan
pemahaman tentang identitas manusia Indonesia dengan
mengacu pada panduan.
3. Strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik- topik
ini sangat penting. karena, dengan memahami topik ini saya
belajar memahami identitas manusia Indonesia. Dengan
memahami identitas manusia Indonesia seperti berdasarkan nilai
kebhinekatunggalikaan, nilai pancasila dan nilai religiusitas maka
saya juga akan lebih memahami bahwa keberagaman setiap
individu maupun siswa saya adalah sebuah ciri khas yang harus
tetap di pertahankan. Kemudian dalam pembelajaran perlu untuk
memasukan unsur nilai kebhinekatunggalikaan, nilai pancasila
dan nilai religiusitas agar identitas manusia Indonesia tetap
terbentuk dan terjaga.

Topik 4 Topik 4 ini penting untuk dipelajari karena menyangkut entitas dan
identitas bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila akan mengajarkan cara berfikir dan
bertindak yang sesuai dengan ideologi negara. Selain itu juga menjadi
dasar pengembangan paradigma pendidikan transformatif untuk
melestarikan kemajemukan budaya, agama, ras dan suku di tengah
tantangan dan ancaman keterpecahan hidup berbangsa

Cara kami mempelajari topik tersebut sesuai dengan kaidah belajar


kurikulum merdeka yaitu dimulai dari mulai dari diri yang berisi
refleksi tentang Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa
Indonesia. Yang kedua adalah eksplorasi konsep yaitu tentang
pancasila sebagai fondasi pendidikan di Indonesia lewat profil pelajar
pancasila (PPP). Yang ketiga berdiskusi dalam ruang kolaborasi,
kemudian didemonstrasikan didepan kelas agar baik yang presentasi
maupun audience nya bisa mengambil makna dari entitas pancasila
dalam pendidikan di Indonesia melalui Profil Pelajar Pancasila (PPP).
Setelah itu saya juga mengkoneksikan antara topik 1, 2, 3,4 pada
Jurnal Refleksi SEMINAR PPG

mata kuliah filosofi agar dapat mengambil makna. Kemudian yang


terakhir adalah aksi nyata yang berfungsi untuk mengobservasi secara
kritis tentang apa tantangan menghayati Pancasila sebagai Entitas dan
Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila
pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan
Abad ke-21. Kemudian kami menuliskan secara kritis bagaimana
Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan
perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak
pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem
sekolah (kelas).

Strategi dalam mempelajari topik-topik tersebut sangat penting


karena sudah urut dan terstruktur, yaitu mulai dari diri sampai aksi
nyata sehingga dapat menggali pengetahuan lebih luas dan
mendalam.

Topik 5 Topik 5 ini sangat penting untuk dipelajari karena pembelajaran yang
memerdekakan merupakan sebuah gagasan yang membebaskan guru
dan peserta didik dalam menentukan sistem pembelajaran, tujuan
sistem pembelajaran ini untuk menciptakan pendidikan yang
menyenangkan bagi peserta didik. Merdeka belajar juga menekankan
pada aspek pengembangan karakter yang sesuai dengan nilai bangsa
Indonesia.

Cara kami mempelajari topik tersebut sesuai dengan kaidah belajar


kurikulum merdeka yaitu dimulai dari mulai dari diri yang berisi
refleksi tentang pendidikan yang memerdekakan. Yang kedua adalah
eksplorasi konsep menelaah beberapa video dari sekolah-sekolah
yang menerapkan pendidikan yang berpihak/memerdekakan peserta
didik. Yang ketiga berdiskusi dalam ruang kolaborasi, kemudian
demonstrasi kontekstual yang meminta untuk membuat infografis
untuk menjelaskan hasil rumusan tentang tentang pendidikan yang
berpihak dan memerdekakan peserta didik. Setelah itu saya juga
mengkoneksikan antara topik 1, 2, 3,4 dan 5 pada mata kuliah filosofi
agar dapat mengambil makna. Kemudian yang terakhir adalah aksi
nyata yang berfungsi untuk membuat sebuah projek perubahan
(change project) tentang pendidikan, disini kami mengaitkannya
dengan projek yang akan kami lakukan pada mata kuliah projek
kepemimpinan.

Strategi pembelajaran yang memerdekakan merupakan upaya yang


diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah sosial sebagaimana
dijelaskan pada bagian pendahuluan. Pendidikan yang
memerdekakan menempatkan keaktifan peserta didik menjadi unsur
Jurnal Refleksi SEMINAR PPG

amat penting dalam menentukan proses dan kesuksesan belajarnya.


Strategi pembelajaran yang memerdekakan hanya dapat dicapai lewat
proses pendidikan bebas dan metode pembelajaran aksi dialogal.
Strategi ini mampu mewujudkan proses demokratisasi belajar, suatu
proses pendemokrasian yang mencerminkan bahwa belajar adalah
atas prakarsa peserta didik

Analisis Topik 1 Berikut artefak pembelajaran yang saya hasilkan sebagai refleksi
Artefak pengalaman belajar pada topik mata kuliah Filosofi Pendidikan
Pembelajaran Indonesia.

1. Artefak Mulai Diri


Link :

https://drive.google.com/file/d/
1ubnlevqANEhKvAuTr7aLJuk-d4TefWFb/view?
usp=share_link
Membuat golden circle mengenai WHY, HOW, dan WHAT
mata kuliah filosofi Pendidikan.
2. Artefak Eksplorasi Konsep
Link :

https://drive.google.com/file/d/1-
cYx42BbRwjV5IljPw7TG0sQHrhDeZq9/view?
Jurnal Refleksi SEMINAR PPG

usp=share_link
Artefak demonstrasi konstektual yang saya buat berupa
argument kritis tentang pemikiran ki Hajar dewantara.
3. Artefak Demonstrasi Konstektual
Link :

https://drive.google.com/file/d/1r6Dw_s6QkTE6-
tRElSF_wDclY4GmBFnk/view?usp=sharing
Membuat infografis untuk menggambarkan pemahaman dan
argumen Anda tentang Perjalanan Pendidikan Nasional.
4. Artefak Koneksi Antar Materi
Link :

https://drive.google.com/file/d/
1uT_ZMBXhwZ5ip7WMmm998TR-lKFS32LR/view?
usp=share_link
Membuat kesimpulan penguasaan materi ‘Perjalanan
Pendidikan Nasional dengan bentuk infografis

Topik 2 Berikut artefak pembelajaran yang saya hasilkan sebagai refleksi


pengalaman belajar pada topik 2 mata kuliah Filosofi Pendidikan
Indonesia.
Jurnal Refleksi SEMINAR PPG

1. Artefak Demonstrasi Kontekstual


Link :

https://drive.google.com/file/d/
1BuiMF3FaOzim71PzErRUv49CsyEekcyR/view?
usp=share_link
Artefak demonstrasi kontekstual yang saya buat berupa
inforgrafis terkait kontekstualisasi dasar-dasar pendidikan Ki
Hajar Dewantara yang menjelaskan dasar pemikiran Ki Hajar
Dewantara yang dikaitkan dengan kodrat alam dan kodrat
zaman serta penjelasan dari sistem among. Pendidikan yang
berpihak pada peserta didik juga merupakan pembahasan
yang penting pada topik ini. Pemikiran filosofi pendidikan
menurut Ki Hajar Dewantara mencakup 3 (tiga) hal yaitu Ing
ngarso sung tuladha, Ing madya mangun karsa dan Tut Wuri
Handayani.
2. Artefak Koneksi Antar Materi
Link :

https://drive.google.com/file/d/
1IAhme_IJA6AN7g3j28nLe4r0mjAyrD7q/view?
usp=share_link
Artefak koneksi antar materi berisikan kesimpulan dan
refleksi terhadap pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara.
Jurnal Refleksi SEMINAR PPG

Kesimpulan yang syaa ambil setelah mempelajari filosofi


guruan dari Ki Hajar Dewantara, saya menyadari kekeliruan
bahwa selama ini memandang peserta didik sebagai objek
dalam pembelajaran di kelas, seharusnya merekalah subjek
pembelajaran. Proses pembelajaran hendaknya berlandaskan
pada sistem “Among”. Dalam sistem Among peserta didik
dididik di sekolah sesuai dengan bakat dan minat. Guru
sebagai Tut Wuri Handayani berperan menuntun, mengasuh,
membimbing peserta didik sesuai kodratnya agar jiwanya
merdeka lahir dan batin. Guru memberikan kebebasan pada
peserta didik sesuai gaya belajar yang mereka miliki.

Topik 3 Berikut artefak pembelajaran yang saya hasilkan sebagai refleksi


pengalaman belajar pada topik 3 mata kuliah Filosofi Pendidikan
Indonesia.

1. Artefak Demonstrasi Konstektual


Link:

https://drive.google.com/file/d/1eSXr-stbtqR7kJJLRYN-
qNQvNrJHgEJB/view?usp=sharing
memberikan gambaran yang kontekstual tentang identitas
manusia Indonesia dengan media visual atau audio.

2. Artefak Koneksi Antar Materi


Link:
Jurnal Refleksi SEMINAR PPG

https://docs.google.com/document/d/
15lLlJXJopOaFtcktfwSGjIuwX7fQaftS/edit?
usp=sharing&ouid=101710274338746315782&rtpof=true&s
d=true

membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci dengan


mengaitkan pemahaman dari Topik III dengan Topik I dan
Topik II. Sejauh mana topik tentang identitas manusia
Indonesia menjadi sebuah pemahaman yang
berkesinambungan dalam proses belajar.

3. Artefak Aksi Nyata


Link :

https://drive.google.com/file/d/15WXzRE9KLUDws27-
ljQxR6qD8_0Ap2Ja/view?usp=sharing
membuat sebuah tulisan reflektif dalam bentuk artikel atau
jurnal untuk menguatkan pemahaman tentang identitas
manusia Indonesia dengan mengacu pada panduan.

Topik 4 1. Mulai dari diri


Jurnal Refleksi SEMINAR PPG

https://docs.google.com/document/d/
1Q9VmQOXJWiYznNT0BFRTW_GlndBEjFNu/edit?
usp=share_link&ouid=112727098638627531984&rtpof=true&sd=tru
e

Pembahasan pada Topik IV memberikan perspektif kepada


Mahasiswa tentang Pancasila sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila merupakan entitas dan identitas Bangsa
Indonesia serta Profil Pelajar Pancasila (PPP) menguatkan konsep
berpikir Mahasiswa dalam mewujudkan pendidikan yang berpihak
pada peserta didik dan memerdekakan murid dalam Pendidikan Abad
ke-21.

2. demonstrasi kontekstual

https://drive.google.com/file/d/
1GT6yYxQYkLSLILtvFSgepLuhhihdqTp4/view?usp=share_link

Demonstrasi Kontekstual ini memberikan gambaran yang kontekstual


tentang Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan
perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak
Jurnal Refleksi SEMINAR PPG

pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 dengan media


visual berupa infografis untuk menjelaskan hasil rumusan tentang
Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan
perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak
pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21.

3. koneksi antar materi:

https://docs.google.com/document/d/
1x__r7vxLzQZ5GAkUXm4jmWVH5nJy5jIS/edit?
usp=share_link&ouid=112727098638627531984&rtpof=true&sd=tru
e

Pada poin ini, kami membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci
dengan mengaitkan pemahaman dari Topik IV dengan Topik I, Topik
II dan Topik III. Sejauh mana topik tentang Pancasila sebagai Entitas
dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar
Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam
Pendidikan Abad ke-21.

4. aksi nyata
Jurnal Refleksi SEMINAR PPG

https://drive.google.com/file/d/1e1jLsCJduwCjAG2o_I-
Kh2lBIVuMMH_X/view?usp=share_link

Mengobservasi secara kritis apa tantangan menghayati Pancasila


sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil
Pelajar Pancasila, seta menuliskan secara kritis bagaimana Pancasila
sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil
Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik.
Topik 5 Berikut artefak pembelajaran yang saya hasilkan sebagai refleksi
pengalaman belajar pada topik 3 mata kuliah Filosofi Pendidikan
Indonesia.

1. Artefak Demonstrasi Konstektual


Link:

https://drive.google.com/file/d/
1x6J53YEwJA1mzFd0SbFwRkyrCGwUoq-6/view?
usp=sharing
membuat sebuah Demonstrasi Kontekstual untuk memberikan
gambaran yang kontekstual tentang pendidikan yang berpihak
peserta didik dan memerdekakan peserta didik dalam
pendidikan abad ke-21 dalam bentuk infografis.

2. Artefak Koneksi Antar Materi


Link:
Jurnal Refleksi SEMINAR PPG

https://drive.google.com/file/d/
11qauDR8OZX9ffAJCurg7024GCGeKJH9W/view?
usp=sharing
membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci dengan
mengaitkan pemahaman dari Topik V dengan Topik I, Topik
II, Topik III dan Topik IV.

3. Artefak Aksi Nyata


Link:

https://drive.google.com/file/d/
1N3bZEKEZl7CYcYOJ7Qe2QrtATaAXWQnj/view?
usp=sharing
membuat sebuah projek perubahan (change project) tentang
pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan
memerdekakan peserta didik dalam pendidikan abad ke-21
pada sekolah mitra.

Pembelajaran Topik 1 Setelah mempelajari mata kuliah “Filosofi Pendidikan” banyak hal
Bermakna yang saya peroleh salah satunya mata kuliah ini sangat penting
(Good karena saya bisa mempelajari tentang Perjalanan Pendidikan
Indonesia dimulai dari zaman colonial sampai pada abad ke 21.
Jurnal Refleksi SEMINAR PPG

Practices) Perubahan Pendidikan terjadi pada setiap zaman. Dengan berubahnya


zaman maka kita sebagai guru juga harus merubah cara mengajar.
Mengajar menurut perkembangan teknologi yang pesat, proses
tersebut tentu sangat membantu perkembangan zaman harus
mengintegrasikan antara kecapakan, pengetahuan, keterampilan, dan
sikap serta penguasaan teknologi .
Sebagai guru kompetensi yang saya dapatkan setelah mempelajari
topik 1 :
1. Memposisikan guru sebagai tauladan yang baik bagi peserta
didiknya.
2. Guru harus mampu menerapkan merdeka belajar kepada
peserta didik sehingga peserta didik mendapatkan kesempatan
untuk bebas memilih pelajaran yang diminati sesuai dengan
minat dan karakteristik peserta didik.
3. Guru harus mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya.

Topik 2 Setelah mempelajari mata kuliah “Filosofi Pendidikan” banyak hal


yang saya peroleh seperti pemahaman mengenai konsep dasar
pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, di mana beliau berasumsi
bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka
pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya.
Dalam materi ini terdapat istilah sistem among, yang berasal dari kata
momong yang berarti merawat dengan ketulusan dan penuh kasih
saying serta mentransformasikan kebiasaan kebiasaan baik disertai
dengan doa dan harapan.

Setelah mempelajari topik 2 saya mendapatkan kompetensi akan

1. Menerapkan system among dalam pembelajaran di kelas saya


sehingga anak didik saya dapat nyaman dan mudah
memahami materi yang saya sampaikan,
2. Memahami penerapan konsep kodrat alam dan kodrat zaman.
Hal ini karena perkembangan zaman semakin lama akan
semakin cepat sehingga pendidik harus mampu mengikuti
perkembangannya sehingga dapat menciptakan pembelajaran
yang asik dan menyenangkan sesuai dengan karakteristik
peserta didik.
3. Memberikan contoh baik dan buruk tanpa harus mengambil
hak murid agar bisa tumbuh dan berkembang dalam suasana
Jurnal Refleksi SEMINAR PPG

batin yang baik yang  merdeka sesuai dengan dasarnya.

Setelah mempelajari mata kuliah “Filosofi Pendidikan” banyak hal


yang saya peroleh seperti pemahaman tentang identitas manusia
Indonesia, nilai kebhinekatunggalikaan, nilai pancasila dan nilai
religiusitas. Kemudian dalam pembelajaran perlunya memahami
karakter setiap siswa dan lingkungan budaya sekitar untuk dapat
merancang pembelajaran yang disesuaikan keberagaman siswa
tersebut, karena dengan merancang pembelajaran yang disesuaikan
dengan keberagaman siswa dan budaya di sekitar siswa maka
pembelajaran akan lebih mudah dipahami oleh siswa dan juga dapat
mempertahankan budaya yang ada. Selain itu saya juga perlu
menanamkan nilai kebhinekatunggalikaan, nilai pancasila dan nilai
religiusitas agar siswa memiliki kesadaran untuk melestarikan
keragaman, menyatukan keragaman, saling peduli, mengargai dan
Topik 3 bukan saling mengalahkan dalam semangat kompetisis.

Sebagai guru kompetensi yang saya dapatkan setelah mempelajari


topik 3 :
1. Dapat mengenali dan memahami tentang bagaimana identitas
siswa dan cara mendidiknya.

2. Dalam pembelajaran saya dapat memahami karakter setiap siswa

3. Dapat merancang pembelajaran yang disesuaikan keberagaman


siswa.

4. Dapat menanamkan nilai kebhinekatunggalikaan, nilai pancasila


dan nilai religiusitas pada siswa

Topik 4 Saya akan menggunakan materi yang saya dapat yaitu tentang
tantangan menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa
Indonesia dan Perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan
dengan cara mereflesikan tantangannya terlebih dahulu agar ketika
saya berhadapan kepada siswa siap dan mengerti hal yang harus
dilakukan. Karena Pancasila didalam sila-silanya mengandung nilai
yang harus diteladani dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa tantangan saya dalam menghayati pancasila diantaranya


yaitu :

 Pancasila tidak dihayati maknanya, hanya dihafalkan saja. Maka


penghayatan sangatlah dibutuhkan oleh peserta didik melalui
pembiasaan yang dilakukan oleh keluarga, sekolah ataupun
lingkungan masyarakat yang mengarah pada nilai luhur
Jurnal Refleksi SEMINAR PPG

Pancasila.

 Tantangan yang pertama yaitu pendidikan abad 21 sangat


berkaitan dengan penggunaan teknologi dalam kegiatan
pembelajaran. Kemajuan teknologi pada saat ini, sangat
mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia khususnya
dunia pendidikan. Guru dituntut untuk mampu beradaptasi
dengan adanya perkembangan teknologi. Memiliki kemampuan
untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran.

 Tantangan kedua yaitu karena pengaruh perkembangan


teknologi dalam pendidikan abad 21, peserta didik dapat
mengakses informasi apapun dengan mudah. Hal ini
memberikan dampak positif dan dampak negatif bagi peserta
didik. Dampak positifnya adalah peserta didik dapat mencari
sumber belajar dengan cepat menggunakan internet. Akan tetapi
dampak negatifnya peseta didik dapat terpengaruh dengan nilai –
nilai yang bertentangan dengan dengan nilai luhur bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, dapat menyebabkan menurunnya
moral yang dimiliki oleh peserta didik

Kemudian sebagai guru dalam menerapkan Pancasila pada


pendidikan yaitu ditujukan langsung kepada peserta didik melalui
PPP (Profil Pelajar Pancasila). Adapun 6 profil pelajar pancasila
tersebut yakni beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan
berakhlaq mulia, mandiri, gotong royong, berkebhinnekaan global,
bernalar kritis, dan kreatif dapat diimplementasikan di lingkungan
sekolah yaitu :

1. Saat kegiatan pembelajaran

Pembelajaran harus dibuat kelompok : sehingga ada prinsip gotong


royong , kebhinekaan (karena didalam kelompok ada beberapa
karakteristik siswa yang berbeda beda), dan yang terakhir agar siswa
dapat mengemukakan pendapatnya melalui diskusi. Pembelajaran
mengutamakan (Problem Based Learning) : sehingga pembelajaran
dapat menuntun siswa agar dapat bernalar kritis. Kemudian
pembelajaran harus mengutamakan kebhinekaan global dengan cara
mengenalkan budaya, suku dan ras lain yang ada di dunia sehingga
siswa dapat memiliki jiwa kebhinekaan global.

2. Saat kegiatan diluar kelas

Siswa bisa diajak beribadah bersama sehingga siswa bisa belajar


caranya beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
Jurnal Refleksi SEMINAR PPG

juga dapat berakhlak mulia. Selain itu dapat juga untuk kerja bakti
membersihkan halaman sekolah yang berarti mengimplementasikan
P5 aspek gotong royong.

Dengan dilakukannya kegiatan tersebut, profil pelajar Pancasila dapat


di implementasikan di sekolah dengan baik dan lancar. Kemudian
nilai luhur Pancasila secara tidak langsung dapat masuk ke diri
peserta didik. Sehingga Pancasila tidak hanya dihafalkan akan tetapi
diamalkan dan dihayati oleh peserta didik.

Setelah mempelajari topik 4 saya mendapatkan kompetensi akan

1. Menanamkan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila kepada siswa,


yakni beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia,
berkebhinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernlar kritis, dan
mandiri.

2. Mendidik siswa dengan mengikuti perkembangan teknologi dalam


pendidikan abad 21

Pembelajaran bermakna yang saya dapatkan dari topik ini adalah


pendidikan harus memerdekakan untuk peserta didik, saya sadar
bahwa setiap peserta didik mempunyai kekuatan di samping
kelemahan, mempunyai keberanian di samping rasa takut dan rasa
cemas, dapat marah di samping juga dapat gembira. Lingkungan
belajar yang memerdekakan akan dapat menumbuhkan sikap dan
persepsi yang positif terhadap belajar. Sikap dan persepsi yang positif
terhadap belajar menjadi modal dasar untuk memunculkan prakarsa
belajar. Ini semua sangat penting untuk mengembangkan kemampuan
mental yang produktif. Yang perlu dilakukan peserta didik dilatih
untuk menguasai berbagai teknik belajar sehingga setelah
Topik 5 menamatkan pendidikan formal di sekolah, mereka mampu untuk
terus belajar, memperkaya dan memperbaharui pengetahuannya agar
menjadi manusia yang merdeka.

Setelah mempelajari topik 5 saya mendapatkan kompetensi akan

1. 1. Dapat memahami karakter peserta didik secara mendalam,


sehingga saya dapat memfasilitasi apa saja yang dibutuhkan siswa
dalam proses belajar
2. 2. Selalu memberikan motivasi kepada siswa agar memiliki mental
yang positif dan selalu optimis dalam belajar.

Anda mungkin juga menyukai