Anda di halaman 1dari 8

JURNAL REFLEKSI MATA KULIAH

SEMINAR PENDIDIKAN PROFESI GURU

Mata Kuliah Inti


FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

Dosen Pembimbing:
Dr. Hj. Ratini, M.Pd.

Disusun Oleh:
Bagus Anggoro
NIM. 22100191

PROGRAM PROFESI GURU (PPG) PRAJABATAN GELOMBANG II


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN 2023
Jurnal Refleksi Mata Kuliah Inti Semester I

Nama Mata
kuliah
Filosofi Pendidikan Indonesia

Review Mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia termasuk dalam mata kuliah inti
pengalaman yang semester 1 PPG Prajabatan yang diampu oleh bapak Dr. H. Achyani,
belajar. M.Si dan bapak Boby Hidayat, S.Pd.,M.Pd. Pada mata kuliah ini membahas
mengenai sejarah Pendidikan di Indonesia yang digagas oleh Ki Hajar
Dewantara. Banyak pengalaman belajar yang saya dapatkan selama
mempelajari mata kuliah ini, dengan mempelajari mata kuliah Filosofi
Pendidikan Indonesia saya memiliki banyak pengetahuan-pengetahuan baru
yang sebelumnya tidak saya ketahui seperti mengenai pemikiran-pemikiran
Ki Hajar Dewantara mengenai Pendidikan yang memerdekakan dan berpihak
kepada peserta didik. Hingga akhirnya pemikiran Ki Hajar Dewantara ini
menjadi dasar dirancangnya kurikulum merdeka saat ini. Saya merasa senang
mempelajari mata kuliah ini karena dapat memperluas pengetahuan yang saya
miliki serta membuat saya ingin mengetahui lebih dalam lagi mengenai
gagasan atau pemikiran dari Ki Hajar Dewantara dalam dunia Pendidikan
Indonesia. Bagaimana cara kita sebagai pendidik dapat membantu peserta
didik dalam mengembangkan potensi dirinya dengan baik tanpa adanya
pendidikan yang membelenggu. Pada topik 1 mata kuliah Filosofi Pendidikan
Indonesia,

Topik 1 : Perjalanan Pendidikan Indonesia


Hal ini, menjadi landasan untuk memaknai kehidupan sebagai seorang guru.
Akan tetapi saya tidak memiliki dasar filosofis yang cukup kuat untuk saya
berpijak. Sehingga saya sangat tertarik mempelajari tentang perjalanan
pendidikan nasional berdasarkan perpektif bapak Pendidikan Ki Hajar
Dewantara saya memahami bahwa perjalanan pendidikan nasional telah
melalui sebuah perjalanan panjang yang pada intinya menciptakan sebuah
kemerdekaan belajar dari segala bentuk perbudakan.

Topik 2: Dasar-dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara.

Setelah belajar mengenai dasar-dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara, saya


menyadari akan peran dan fungsi seorang pendidik, ternyata pandangan saya
terhadap peran pendidik selama ini belum sesuai dengan filosofi pendidikan
Ki Hajar Dewantara. Masih sangat banyak hal yang harus saya perbaiki
dalam menjalankan tugas saya nanti sebagai pendidik yang sesuai dengan
harapan Ki Hajar Dewantara.
Selama ini saya beranggapan bahwa dalam mengajar di kelas, cara belajar
peserta didik, tingkah laku mereka, pendekatan, model dan metode seperti
apa yang sebaiknya dipilih dalam mendidik dan mengajar agar semua peserta
didik mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan saya. Saya
kurang menyadari bahwa peserta didik didik memiliki kodrat yang berbeda,
tentu saja karakter merekapun berbeda. Di samping itu, nilai saya anggap
sebagai tolak ukur akan kesuksesan belajar peserta didik, hingga dengan
sadar saya berpikiran menjadikan nilai sebagai tuntutan bagi mereka. Padahal
sejatinya pengetahuan peserta didik satu dengan lainnya tidaklah sama.
Alhasil pemikiran ini menyadarkan akan keberagaman potensi serta keunikan
karakteristik peserta didik yang seharusnya dapat dituntun untuk berkembang
secara optimal tanpa pengecualian.

Dalam filosofi Ki Hajar Dewantara dijelaskan bahwa pendidikan memberi


tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki peserta didik agar ia
mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik
sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Ki Hajar
Dewantara menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan
kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan
“bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan
dengan “isi” dan “irama”. Kedua kodrat ini berkaitan dengan nilai-nilai dan
sifat-sifat kemanusiaan peserta didik. Pendidik hanya dapat menuntun
tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik.
Sekarang saya paham bahwa tugas pendidik yang sebenarnya adalah memberi
tuntunan dan arahan agar peserta didik tidak kehilangan arah, dan tanpa
mengubah kodrat peserta didik

Topik 3: Identitas Manusia Indonesia.

Pada topik ini saya dapat memahami bahwa pendidikan dan pengajaran tidak
dapat dipisahkan dari identitas kita sebagai manusia Indonesia. Hal ini karena
identitas manusia Indonesia merupakan muara dari proses pendidikan yang
seharusnya berlangsung di Indonesia. Sebagai manusia Indonesia yang
memiliki keberagaman suku dan budaya kita diikat erat oleh tali kebhineka
tunggal ika. Sebuah prinsip yang menjadi kekuatan bangsa Indonesia. Tanpa
kita sadari manusia Indonesia telah lahir, hidup, dan berkembang dalam
kebhinekatunggalikaan. Manusia Indonesia juga memiliki prinsip Pancasila
sebagai jiwa bangsa Indonesia. Selain itu, manusia Indonesia juga merupakan
manusia yang religius.

Topik 4: Pancasila sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia.


Pada topiki ini saya memahami bahwa Pancasila sebagai fondasi pendidikan
Indonesia maka harus terciptanya pelajar dengan profil Pancasila. Adapun
profil pelajar Pancasila tersebut yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,
dan Berakhlak Mulia. Kemudian mandiri, bernalar kritis, berkebhinekaan
global, bergotong royong, dan yang terakhir adalah kreatif. Semua profil
pelajar pancasila tersebut menjadi tujuan dimana pendidikan adalah
kendaraan agar pelajar dengan profil Pancasila dapat terwujud.

Topik 5: Telaah Praktik Pendidikan yang Memerdekakan.

Pada topik ini saya memahami bahwa pendidikan yang memerdekaan di


sekolah-sekolah mulai dilakukan di beberapa tempat diIndonesia. Contoh
yang dihadirkan melalui video pembelajaransungguh sangat menginspirasi.
Apabila seluruh sekolah menerapkan hal ini maka arah masa depan bangsa ini
akan menuju kepada kemerdekaansejati yakni menjadi bangsa yang berdaulat
dan kuat. Hal tersebut tentu dimulai dari membentuk individu yang merdeka
melalui pendidikan yang merdeka.

Refleksi Pengalaman belajar yang berkesan pada mata kuliah Filosofi Pendidikan
pengalaman Indonesia yaitu pada topik 2: Dasar-dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
belajar yang
1) Mengapa topik-topik tersebut penting dipelajari?
dipilih
Topik membahas tentang dasar-dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara
menjadi penting untuk dipelajari oleh calon guru. Sebab, dalam dasar-dasar
pendidikan Indonesia yang bersumber dari pemikiran KHD ini memberikan
guru tuntunan mengenai makna dan tujuan dari pendidikan dan pengajaran itu
sendiri. Di samping itu, pemikiran KHD juga memberikan gambaran
mengenai peran serta tanggung jawab yang melekat pada guru dalam
posisinya pada kegiatan pendidikan peserta didik serta pada usaha untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional itu sendiri. Beberapa pemikiran KHD
yang sangat penting untuk dipahami oleh para guru meliputi makna
pendidikan dan pengajaran, bagaimana pendidikan yang seharusnya berpihak
pada peserta didik, proses pendidikan yang harus menyesuaikan kodrat alam
dan kodrat zaman, peran guru yang tidak hanya sebatas mengajar tetapi juga
mendidik yang bukan melalui hukuman keras tak bermakna melainkan
melalui pemberian contoh dan teladan baik yang dapat diikuti oleh peserta
didik, serta fungsi pendidikan yang tidak hanya untuk mencerdasakan
intelektual tetapi juga pembentukan Budi Pekerti

2. Bagaimana saya mempelajari topik-topik yang ada pada mata kuliah


tersebut?
Saya mempelajari topik pada mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia
Topik 2: Dasar-dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara melalui alur
MERDEKA yang disediakan pada LMS (Learning Management System) :
Mulai dari Diri membuat sebuah tulisan reflektif untuk mengenal pemikiran-
pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan menjawab pertanyaan panduan
disediakan. Hal ini, menjadi sebuah panduan untuk berdialog dengan
pemikiran Ki Hadjar Dewantara.

Eksplorasi konsep tersedia materi Dasar-dasar Pendidikan Ki Hadjar


Dewantara materi tersebut memberikan pengetahuan baru bagi saya terkait
bagaimana konsep dasar pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai
pendidikan
Ruang kolaborasi mendiskusikan bersama rekan kerja terkait nilai-nilai luhur
sosial budaya di daerah asal Anda dalam upaya menebalkan konteks diri
(kekuatan kodrat) peserta didik sebagai manusia dan anggota
masyarakat. Indonesia memiliki keberagaman sosial budaya yang dapat
menjadi kekuatan dalam menuntun proses pendidikan peserta didik. Hasil
kolaborasi dalam menemukenali nilai-nilai luhur kearifan budaya menjadi
dasar pengetahuan dan pengalaman baru dalam merefleksikan pemikiran Ki
Hadjar Dewantara dalam mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada
peserta didik.

Demonstrasi kontekstual, mendesain sebuah strategi dalam mewujudkan


pemikiran KHD „Pendidikan yang Berpihak pada Murid‟ dalam sebuah karya
(video pendek, komik, lagu, puisi, dll) dan mempublikasikan sebagai wujud
pemahaman, pemaknaan dan penghayatan yang dipraktekkan dari pemikiran
filosofis Ki Hadjar Dewantara.

Elaborasi Pemahaman, menjawab pertanyaan reflektif terkait pemahaman


mengenai pemikiran filosofis KHD.

Koneksi Antar Materi, meninjau ulang keseluruhan materi dari pembelajaran


1 hingga pembelajaran 6 dan membuat sebuah koneksi pemikiran dengan
Mata Kuliah Perspektif Sosio Kultural dalam Pendidikan Indonesia dan
membuat sebuah koneksi antar materi yang sudah dipelajari.

Aksi Nyata, mendokumentasikan kontribusi nyata penerapan pemikiran Ki


Hadjar Dewantara di kelas dan sekolah (Lokasi PPL 1) sebagai pusat
pengembangan karakter. Hal ini merupakan perwujudan dari perubahan
konkret dalam proses pembelajaran.
Dalam mempelajari dasar-dasar pendidikan KHD ini, juga melalui kajian
literatur, kemudian telaah mengenai praktik baik implementasi pemikiran
KHD dalam pendidikan di sekolah tempat PPL, melakukan diskusi sesama
rekan calon guru serta dosen pengampu guna bertukar pendapat serta
argumentasi kritis agar dapat diperoleh pemahaman yang mendalam
mengenai topik tersebut.
3) Apakah strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-topik
tersebut penting bagi saya? Mengapa?

Strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik dasar-dasar


pendidikan KHD tersebut penting bagi saya. Hal ini karena melalui strategi
belajar tersebut dapat membantu saya memperkuat pemahaman mengenai
dasar-dasar pendidikan serta pemikiran KHD yang melandasinya. Melalui
studi literature yang diiringi telaah praktik implementasi serta diskusi
bersama rekan sejawat dan dosen pengampu memberikan saya kesempatan
untuk dapat melihat berbagai sudut pandang yang berbeda yang pada
akhirnya dapat membuat pemahaman saya mengenai topik tersebut menjadi
semakin kuat.

Analisis Artefak pembelajaran pada topik 2 yang mendukung hasil refleksi


artefak pengalaman belajar sesuai tentang Dasar-dasar Pendidikan Ki Hadjar
pembelajaran Dewantara yang terdiri dari mulai dari diri, demontrasi kontekstual, koneksi
antar materi dan aksi nyata

Link artefak pembelajaran:

https://drive.google.com/drive/folders/1zKTKlTktVVpdQRwXYXQr9scL1x
T6WrIT?usp=sharing

Mulai Dari Diri, terdapat pertanyaan refletif kritis terkait konsep pemikiran
Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan. respon yang diberikan menjadi
pemahaman awal terkait topik ini.

Demonstrasi Kontekstual, mendesain sebuah strategi dalam mewujudkan


pemikiran KHD yakni “Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Murid”
dalam bentuk video.

Koneksi Antar Materi, berupa peninjauan kembali keseluaruhan materi


pembelajaran 1 hingga pembelajaran 6 dengan mengaitkan pemikiran KHD
dengan mata kuliah perspektif sosio kultural dalam pendidikan Indonesia
dalam bentuk video.

Aksi Nyata, mendokumentasikan kontribusi nyata penerapan pemikiran KHD


di kelas dan sekolah (lokasi PPL 1) sebagai pusat pengembangan karakter,
hal ini merupakan perwujudan dari perubahan konkret dalam proses
pembalajarn sesuai dengan pemikiran KHD dengan konteks sosial dan
budaya.

Pembelajaran Setelah mempelajari refleksi diri terhadap pengalaman belajar pada mata
bermakna kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia, saya akan memperbaiki diri untuk terus
(good menerapkan pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik karena dalam
practices) pradigma baru diutamakan pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik.
Selain itu, sebagai seorang calon pendidik perlu memiliki pemahaman,
kesadaran, dan panggilan jiwa mengapa ingin menjadi seorang pendidik yang
dapat dijadikan sebagai landasan utama. Seorang guru harus mampu
memahami bagaimana perbedaan karakteristik dan kebutuhan peserta didik
agar dapat merancang pembelajran yang sesuai. Selain itu, perlu memiliki
kemampuan dalam menciptakan pembelajran yang menyenangkan dan
berpihak pada peseta didik. Peserta didik harus memiliki kemerdekaan dalam
belajar sehingga dapat berkembang sesuai dengan kodrat, bakat, minat, dan
potensi mereka masing- masing.

Saya berusaha untuk menerapkan apa yang telah saya dipelajari di mata
kuliah ini ke dalam proses pelaksanaan PPL di sekolah mitra yaitu SD Inpres
6/86 Biru. Selain itu, saya akan berusaha memberikan contoh yang baik
kepada anak didik saya karena mereka akan mencontoh dan meniru apa yang
dilakukan oleh gurunya sehingga saya sebisa mungkin menjadi suri tauladan
bagi mereka. Saya akan meletakkan dasar-dasar pengetahuan, ketrampilan,
sikap dan perilaku yang mencerminkan profil pelajar Pancasila pada peserta
didik sesuai dengan minat dan bakat mereka sehingga mereka mampu
menentukan gaya dan belajarnya sendiri.

Inovasi Inovasi yang akan saya lakukan adalah berusaha menerapkan proses
Pembelajaran pembelajaran yang menyesuaikan kodrat alam dan kodrat zaman. Dimana
kodrat alam harus mengetahui karakteristik peserta didik baik dari dilihat dari
latar belakang dan budaya, gaya belajar, tingkat kemampuan, minat serta
bakat yang dimiliki peserta didik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
melakukan pendekatan secara personal atau melakukan asesemen kognitif
maupun non kognitif diawal pembelajaran. Dari hasil asesemen, saya juga
akan mempertimbangkan umpan balik dari peserta didik untuk meningkatkan
efektivitas pembelajaran.

Sedangkan kodrat zaman, guru dituntut untuk menerapkan pembelajaran yang


mengacu pada abad 21. Guru dituntut untuk mengenalkan literasi digital dan
teknologi pada peserta didik agar mereka dapat menerapkan teknologi dengan
baik dan positif serta tidak terjebak pada dampak negatif dari perkembangan
teknologi saat ini. Adapun inovasi yang saya lakukan adalah
mengintegrasikan teknologi dan media pembelajaran yang interaktif untuk
membuat proses pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi peserta
didik namun tetap diusahakan sesuai keadaan di lapangan.

Dalam mengintegrasikan teknologi dan media pembelajaran yang interaktif,


inovasi ini juga sejalan dengan prinsip pendidikan yang inklusif dan berbasis
teknologi informasi yang telah diusung oleh pemerintah Indonesia. Dalam hal
ini, penting untuk memastikan bahwa teknologi yang digunakan tidak hanya
menarik dan menyenangkan, tetapi juga efektif dalam meningkatkan
pembelajaran peserta didik.

Rencana Oleh karena itu, untuk rencana tindak lanjut saya akan melakukan asesmen
Tindak terhadap peserta didik untuk mengetahui karakteristik potensi dan
Lanjut kebutuhannya sebelum proses pembelajaran berlangsung dan merancang
kegiatan belajar sesuai dengan umpan balik dari asesemen tersebut.

Anda mungkin juga menyukai