Anda di halaman 1dari 7

Nindya Ayu Pertiwi

2202115799
Bahasa Indonesia
PPG Prajabatan Gelombang 2 Unipma
Seminar Pendidikan Profesi Guru-Jurnal Refleksi

JURNAL REFLEKSI
MATA KULIAH FILOSOFI PENDID/ikAN INDONESIA

Nama Filosofi Pendidikan Indonesia


Matakulia
h
Review
pengalam
Setelah mengikuti perkuliahan Filosofi Pendidikan Indonesia, saya telah
an
belajar. mempelajari beberapa hal,

1. Perjalanan pendidikan Nasional sebelum dan sesudah


kemerdekaan berdasarkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara.
Materi yang didapatkan pada Topik 2 ini antara lain mempelajari
membuat tulisan refleksi diri mengenai alasan menjadi guru; membuat
tulisan reflektif tentang sosok Ki Hadjar Dewantara dan pemikirannya;
dan meberikan argumen kritis serta reflektif tentang perjalanan
Pendidikan di Indonesia sebelum kemerdekaan (zaman kolonial),
sesudah kemerdekaan , dan Pendidikan Abad ke-21.

2. Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Materi yang dipelajari


pada Topik 2 ini antara lain mempelajari perihal memberikan argumen
kritis dan reflektif tentang esensi Pendidikan berdasarkan dasar-dasar
pemikiran filosofis pendidikan KHD, memahami kodrat manusia dalam
mewujudkan Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan
memerdekakan peserta didik, menelaah Sistem Among dalam menuntun
kekuatan kodrat anak (Pendidikan anak).

3. Identitas manusia Indonesia berdasarkan nilai kemanusiaan, nilai


Pancasila, nilai religius, dan Pendidikan Indonesia. Materi yang
dipelajari pada Topik 3 ini antara lain membahas perihal relasi
Pendidikan dan Kebudayaan, menganalisis identitas manusia Indonesia,
serta penghayatan Pancasila di sekolah PPL yang menguatkan identitas
manusia Indonesia.

4. Pancasila Sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia. Materi yang


dipelajari pada Topik 4 ini menjelaskan Pancasila sebagai Entitas dan
Identitas Bangsa yang terdiri dari Pancasila sebagai identitas fisik dan
psikis, Pancasila sebagai ciri khas negara Indonesia, Pancasila sebagai
identitas kultur, Pancasila sebagai dasar membangun identitas nasional,
Pancasila sebagai kepribadian bangsa, dan perwujudan PPP pada
pendidikan di abad abad-21.

5. Telaah Praktik Baik Pendidikan yang Memerdekakan. Materi yang


didapat pada Topik 5 ini antara lain telaah Praktik Baik sekolah-sekolah
yang menerapkan Filosofi KHD; mempresentasikan strategi
mewujudkan “Pendidikan yang Berpihak pada Anak”.

Refleksi 1. Semua materi pada mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia penting
pengalam
untuk dipelajari, sebab keseluruhan materi berkaitan dengan proses
an belajar
yang pembelajaran dan dari materi yang telah dipelajari saya bisa belajar
dipilih.
tentang perjalanan pendidikan di Indonesia. Hal yang demikian tentu
sangt dibutuhkan oleh seorang calon pendidik agar lebih dapat
memaknai dan memahami yang sedalam-dalamnya perihal figur seoang
guru.
◼ Namun, dari keseluruhan toipk yang terdapat di alam mata kuliah
tersebut salah satu topik yang saya pilih sebagai refleksi pengalaman
belajar adalah topik 1, yakni Perjalanan Pendidikan Nasional. Bagi saya
memahami “Perjalanan Pendidikan Indonesia” merupakan hal
yangpenting untuk seorang calon guru sebab, dari proses tersebut
pendidik akan paham atas dasar apa dan untuk apa pendidikan Indonesia
diadakan.
Ibarat kata “tak kenal, maka tak sayang”, agar dapat menjadi pendidik
sebagaimana yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada hari ini, maka
seorang pendidik harus memahami dasar dan awal mula perjalanan
pendidikan Indonesia diadakan. Tak hanya itu, dibutuhkan sebuah
kemantapan dan ketulusan untuk menjadi pendidik yang berjiwa
pembelajar sepanjang hayat. Oleh karena itu, dengan memahami sebab
musabab dan perjalanan pendidikan Indonesia dan perjuangan para
pendahulu dalam mencerdasakan bangsa melalui mata kuliah
“Perjalanan Pendidikan Indonesia”, saya dapat merefleksikan diri “siapa
saya seorang guru?”

2. Alur pembelajaran pada topik 1 ini dpelajarai melalui alur MERDEKA,


yakni mulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, demontrasi
kontekstual, elaborasi pemahaman, koneksi antar materi, dan aksi nyata.

◼ Mulai dari Diri


Diawali dengan membuat tulisan refleksi diri mengenai alasan menjadi
guru, saya kembali dibuat bebrtanya-tanya perihal “kenapa harus guu”.
Saya merasa dibawa kembali mengingat komitmen awal memilih guru
sebagai profesi. Refleksi tersebut secara tidak langsung merupakan
sebuah penyemangat diri untuk terus belajar menjadi seorang pendidik
sekaligus pembelajar sepanjang hayat.

◼ Eksplorasi Konsep
Berlanjut pada materi pembelajaran “Perjalanan Pendidikan Nasional
dari Perspektif Ki Hadjar Dewantara”, saya belajar bahwasannya
pendidikan merupakan sebuah kebutuhan manusia agar dapat berproses
menjadi seorang individu yang merdeka.

Ki Hadjar Dewantara berpendapat bahwa pendidikan merupakan


tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, pendidikan yang
dimaksud yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-
anak agar sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat mereka
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Dari materi tersebut saya belajar, pendidikan yang sesungghnya


bukanlah pendidikan yang menuntut dan memaksa anak untuk dapat
menguasai segala hal yang ada di luar potensinya. Pendidikan
merupakan sebuah proses menutun anak mencapai kemerdekaan,
melalui potensi yang telah melekat dalam diri sejak anak tersebut lahir
ke dunia.

◼ Ruang Kolaborasi
Pada tahap ini saya berkolaborasi dengan beberapa teman untuk
mendiskusikan perihal “Apa praktik Pendidikan saat ini yang
‘membelenggu’ kemerdekaan peserta didik dalam belajar dengan
melihat Perjalanan Pendidikan Nasional sebelum kemerdekaan dan
sesudah kemerdekaan’,’model pendidikan saat ini yang dapat
melepaskan belenggu dan belum memerdekakan peserta didik’, dan
tawaran model pendidikan yang tidak membelenggu peserta didik dan
dapat memerdekakan mereka’.

◼ Demonstrasi Kontekstual
Pada tahap demontrasi konteksual saya memaparkan perihal Perjalanan
Pendidikan Nasional, melalui kiprak seorang Ki Hadjar Dewantara
sebagai Bapak Pendidikan Nasional dan penyebab Belia menyandang
status tersebut, perjalanan Ki Hadjar Dewantara sebagai Bapak
Pendidikan Indonesia, pengasingan Beliau ke Belanda, mendirikan
sekolah Taman Siswa sebagai tonggal pendidikan Indonesia, dampai
dengan Beliau diangkat sebagai Meneteri Pendidika Indonesia pada
tahun 1945. Pemapaan singkat tersebut saya buat dalam bentuk video.

◼ Elaborasi Pemahaman
Pada tahap elaborasi pemahaman, saya berlatih mengemukakan
pendapat terkait lankah melepaskan belenggu pada Pendidikan
Indonesia dalam upaya mewujudkan pendidikan yang memerdekakan
peserta didik, memaparkan alasan mengapa kita perlu melepaskan
‘belenggu’ praktik-praktik Pendidikan yang belum memerdekakan
peserta didik, dan mengemukakan pendapat perihal cara-cara
melepaskan diri dari ‘belenggu’ praktik-praktik Pendidikan yang belum
memerdekakan peserta didik?

◼ Koneksi Antar Materi


Pada tahap koneksi antar materi saya meninjau ulang keseluruhan materi
muali dari ‘Mulai dari Diri’ hingga ‘Elaborasi Pemahaman’ untuk
membuat koneksi antar materi sebagai kedimpulan materi ‘Perjalana
Pendidikan Nasional’ Saya membuatkan dalam bentuk infografis.

◼ Aksi Nyata
Pada tahap aksi nyata saya menjawab pertanyaan perihal ‘hal-hal baru
yang saya pelajari dari materi Perjalanan Pendidikan Nasional’, hal yang
ingin saya ketahui lebih dalam perihal kelanjutan merdeka belajar
berdasarkan Filosofi Ki Hadjar Dewantara di era kini, dan langkah
konkrit yang harus segera saya lakukan setelah mempelajari topik ini.

3. Strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik ini yakni


secara daring dan luring melalui Learning management System (LMS)
dan praktik di sekolah PPL 1. Bagi saya, startegi yang digunakan cukup
efektif untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa perihal
makna pendidikan melalui materi Perjalanan Pendidikan Indonesia dan
pemaparan tentang pemikiran Bapak Pendidikan Indonesia, Ki jadjar
Dewantara. Di akhir pembelajaran mata kuliah ini, mahasiswa juga
berkesempatan untuk merumuskan praktik pembelajaran yang akan
diimplementasikan di sekolah tempat PPL.
Analisis
artefak
pembelaj
aran

Artefak pembelajaran pada topik 1 (Perjalanan Pendidikan Nasional) yang


mendukung hasil refleksi pegalaman belajar saya berupa essay ‘siapa saya
seorang guru’ yang didokumentasikan dalam bentuk PDF, demonstrasi
kontekstual berupa video, dan koneksi antar materi berupa inforgrafis. Berikut
merupakan link dari masing-masing artefak:

1. https://drive.google.com/file/d/1vUWXT118ZtHY1XJoggCfD_9UhM
EQJ55b/view?usp=sharing
2. https://drive.google.com/file/d/1mCWgZ4dXEkk6IwPWVwttQKFyeg
ux0_Vz/view?usp=sharing
3. https://drive.google.com/file/d/1sw868i-
c3Fotwkn4v3KSmozEkaaUYmJp/view?usp=sharing

Pembelaj Setelah mempelajari mata kuliah Filosofi Pendidikan Nasional yakni:


aran
bermakna 1. Sebagai calon seorang pendidik saya sangat memerlukan kesadaran diri,
(good
practices) ketulusan hati, dan panggilan jiwa, kenapa saya memilih guru sebagai
profesi.

2. Untuk dapat menjadi pendidik sebagaimana yang dimaksudkan oleh


Bapak Pendidikan Indonesia (Ki Hadjar Dewantara) saya harus
memiliki pemahaman dasar perihal seluk beluk diadakannya pendidikan
di Indonesia.
3. Pendidik yang baik adalah pendidik yang mampu menuntun peserta
didik mencapai kemerdekaan belajar berdasarkan potensi yang dimiliki
oleh peserta didik. Tidak memaksakan seorang peserta didik untuk dapat
memahami semua pelajaran yang diajarkan di sekolah.

4. Untuk menjadi seorang pendidik profesional, guru tidak boleh


memntingkan ego semata, menjadi orang yang hanya ingin didengar dan
tidak mau mendengarkan orang lain. Seorang pendidik yang baik harus
bersedia mendengarkan kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik agar
dapat menuntunnya ke arah yag lebih baik dan mencapai keberhasilan.

5. Seorang pendidik adalah seorang pemimpin. Oleh karena itu, cara


berpikir, sikap mental, dan perilakunya tercermin dalam keseharian baik
di dalam kelas ataupun di luar kelas. Pendidik adalah panutan. Contoh
teladan bagi peserta didik yang berada di dalam asuhannya. Seorang
yang tidak dapat memimpin diri sendiri mustahil akan dapat menjadi
seorang pendidik yang baik untuk peserta didiknya.

Anda mungkin juga menyukai