Anda di halaman 1dari 5

Nur Azlina – PGSD 004 - 22400371

JURNAL REFLEKSI SEMINAR PPG


Nur Azlina – PGSD 004 - 22400371

Nama Mata PEMAHAMAN TENTANG PESERTA DIDIK DAN


kuliah PEMBELAJARANNYA
Review Pengatahuan baru yang saya dapatkan dari mata kuliah pemahaman
pengalaman tentang peserta didik dan pembelajarannya ini terdapat pada beberapa
belajar. topik, antara lain:

Topik 1. Teori- teori belajar dan motivasi belajar anak


Materi yang saya dapatkan pada topik ini yaitu penerapan teori- teori
belajar antara lain; teori behavioristik, teori sosial kognitif, dan teori
konstruktivisme. Selain itu kita akan mempelajari motivasi belajar dan
pola pikir (mindset) pada peserta didik. Behaviorisme membahas tentang
bagaimana perilaku individu yang belajar dikendalikan oleh faktor-faktor
lingkungan, artinya lebih menekankan pada tingkah laku manusia.
Kognitif sosial adalah teori yang menonjolkan gagasan bahwa sebagian
besar pembelajaran manusia terjadi dalam sebuah lingkungan sosial.
Dengan mengamati orang lain, manusia memperoleh pengetahuan,
aturan-aturan, keterampilan- keterampilan, strategi- strategi, keyakinan-
keyakinan, dan sikap-sikap. Inti dari teori belajar konstruktivistik adalah
penggunaan alat berfikir seseorang yang tidak dapat dilepaskan dari
pengaruh lingkungan sosial budayanya. Lingkungan sosial budaya akan
menyebabkan semakin kompleksnya kemampuan yang dimiliki oleh
setiap individu.

Topik 2. Teori Perkembangan (Kognitif, Psikososial, Emosional,


Sosial Konteks)
Sebagai calon guru yang kompeten, kita perlu menyadari bahwa
pengajaran baik adalah pembelajaran yang sesuai perkembangan peserta
didik. Pada topik ini saya mempelajari materi mengenai teori
perkembangan kognitif dan bahasa, teori perkembangan sosio-emosional,
dan sosial konteks. Perkembangan kognitif yang saya pelajari adalah
berdasarkan teori yang disampaikan oleh Jane Piaget. Piaget (1954)
mengusulkan bahwa terdapat empat tahapan perkembangan kognitif:
sensori motorik, pra operasional, operasional konkret, dan formal
operasional. Tahap sensori motorik (0-2 thn) ditandai dengan bayi
membangun pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan
pengalaman sensorik mereka (seperti melihat dan mendengar) dengan
tindakan motorik mereka (mencapai dan menyentuh). Tahap kedua adalah
pra operasional (2-7 thn) yang ditandai dengan lebih simbolis tetapi tidak
melibatkan pemikiran operasional, lebih egosentris dan intuitif daripada
logis. Tahap ketiga adalah tahap operasional konkrit (7-11 thn) dimana
Nur Azlina – PGSD 004 - 22400371

individu sudah mampu untuk melakukan klasifikasi terhadap benda-benda


konkret. Tahap akhir dari perkembangan kognitif adalah formal
operasional (11-15 thn) yang ditandai dengan individu bergerak
melampaui penalaran hanya tentang pengalaman konkret dan berpikir
dengan cara yang lebih abstrak, idealis, dan logis.

Topik 3. Profiling Peserta Didik


Pada topik ini mempelajari tentang penerapan teori perkembangan
yang diimplementasikan dalam kelas sebagai asesmen diagnostik kognitif
dan non kognitif untuk dasar dalam merencanakan pembelajaran yang
berpihak pada peserta didik. Profiling peserta didik dilakukan agar
pembelajaran menjadi efektif karena ketika guru dapat berhasil
memetakan kondisi para peserta didik di kelas dengan tepat maka dapat
juga mengelola kelas serta memberikan pengajaran dengan lebih baik.
Pemahaman karakteristik peserta didik sangat menentukan hasil belajar
yang akan dicapai, aktivitas yang perlu dilakukan, dan asesmen yang tepat
bagi peserta didik.

Topik 4. Kerangka Strategi


Setiap peserta didik merupakan individu yang unik, sebagai seorang
guru bertanggung jawab untuk meningkatkan kualitas masing-masing
peserta didik. Oleh karenanya diperlukan strategi-strategi yang tepat guna
untuk dapat mendorong para peserta didik mencapai kualitas yang terbaik.
Dalam merancang kerangka strategi tentunya memperhatikan profiling
yang telah dilakukan dimana dapat menerapkan (1) Pembelajaran
Berdiferensiasi (developmentally appropriate practice), (2) Pengajaran
yang Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy), dan (3)
Pengajaran Sesuai Level (teaching at the right level).

Topik 5. Pengukuran pemahaman belajar peserta didik (asesmen)


Pada topik ini saya mempelajari tentang cara dalam mengukur
pemahman peserta didik yakni dengan melakukan kegiatan asesmen.
Suatu pembelajaran dapat diukur keberhasilannya dengan melakukan
kegiatan asesmen. Assessment adalah suatu penerapan berbagai cara dan
alat guna mendapatkan serangkaian informasi mengenai hasil dari
pembelajaran serta pencapaian kompetensi dari peserta didik. Sedangkan
penilaian adalah atribut (angka/ huruf) sebagai hasil asesmen dengan cara
membandingkannya terhadap suatu instrumen standar tertentu. Setelah
melaksanakan asesmen dan penilaian maka selanjutnya adalah evaluasi
dengan pemberikan status.

Topik 6. Lesson planning (RPP).


Pada topik ini mempelajari tentang implementasi dari semua yang
Nur Azlina – PGSD 004 - 22400371

dipelajari dari topik 1 hingga topik 5 kemudian dituangkan dalam bentuk


rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Topik ini saya belajar tentang
penyusunan, evaluasi dan refleksi. Berdasarkan apa yang telah saya
pahami bahwa RPP dapat merupakan seperangkat rencana pembelajaran
yang memberi arahan bagi guru materi apa saja yang akan diajarkan dan
bagaimana mengajarkannya kepada peserta didik. Setiap guru pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis
agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, menyenangkan, dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Refleksi Pengalaman belajar yang saya pilih pada mata kuliah pemahaman
pengalaman peserta didik dan pembelajarannya yaitu pada kegiatan profiling peserta
belajar yang didik dikarenakan profiling sangat dibutuhkan sebelum kegiatan
dipilih pembelajaran dimulai agar guru dapat mengetahui karakteristik dan
kebutuhan peserta didik. Profiling itu dilakukan dengan lembar observasi
yang meliputi beberapa perkembangan aspek, antara lain aspek fisik,
sosial-emosional, kognitif dan bahasa, gaya belajar, perkembangan moral,
pola pikir, dan penilaian diri.
Dari hasil observasi tersebut kemudian di analisis untuk mendapatkan
kesimpulan yang akan digunakan untuk pembelajaran. Pada pembelajaran
yang saya terapkan saya menggunakan pembelajaran sesuai dengan gaya
belajarnya yaitu auditori, kinestetik, dan visual. Pembelajaran tersebut
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan membedakan peserta
didik sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiknya. Pembelajaran
tersebut sangat efektif dilakukan karena peserta didik tidak merasa
keberatan dengan diberikan tugas yang sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristiknya ( gaya belajarnya).
Sebagai calon Guru sudah selayaknya mengerti serta memahami
Perjalanan Pendidikan Nasional, Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar
Dewantara, Identitas Manusia Indonesia, Pancasila sebagai Fondasi
Pendidikan Indonesia dan Pendidikan Yang Memerdekakan. Dengan
pengetahuan serta pemahaman tersebut membuat kami memahami
Analisis Pada topik pembelajaran yang saya pilih menghasilkan sebuah artefak
artefak pembelajaran dalam beberapa tahap kegiatan pembelajaran, diantaranya
pembelajaran sebagai berikut:

Ruang Kolaborasi
Pada ruang kolaborasi saya bersama kelompok melengkapi lagi panduan
observasi ragam karakteristik peserta didik yang telah dibuat pada koneksi
antar materi topik 2 sesuai dengan yang telah dipelajari pada bagian
profiling ini dengan mengunakan Lembar Kerja yang telah disediakan di
LMS.
Berikut ini link google drive hasil observasi yang kelompok kami lakukan.
Nur Azlina – PGSD 004 - 22400371

https://drive.google.com/file/d/1QYpbeMWT5nUg8cqL7RRxrx72f9JeEpJ
q/view?usp=drive_link

Demonstrasi Kontekstual
Pada bagian demonstrasi kontekstual ini, kami secara individu diminta
untuk membuat sebuah laporan observasi teori peserta didik yang mana
praktik ini dilaksanakan pada sekolah PPL
Berikut ini link google drive hasil praktik yang kelompok kami lakukan
https://drive.google.com/file/d/1CviPxExtWAE3XfeLHNa9nFFVkfW1zz
vB/view?usp=drive_link

Elaborasi Pemahaman
Pada tahap elaborasi pemahaman kami secara individu diminta untuk
membuat pertanyaan terkait materi profiling yang masih belum dipahami.
Berikut ini link google drive elaborasi pemahaman yang telah saya buat.
https://drive.google.com/file/d/1WaaNEG7etphQPgFpBwNwFdGPV3e51
n-M/view?usp=drive_link

Koneksi Antar Materi


Pada bagian koneksi antar materi kami diminta untuk membuat profiling
demografi peserta didik yang informatif dan unggah pada bagian lembar
kerja yang telah disediakan di LMS
Berikut ini link google drive koneksi antar materi yang telah saya buat.
https://drive.google.com/file/d/1tZ8BHgUX4FatrD7VQMEkn7xR4bd-
URt5/view?usp=drive_link

Aksi Nyata
Pada bagian aksi nyata kami diminta untuk menyusun sebuah rencana aksi
nyata berupa strategi pembelajaran di kelas (mata pelajaran:
matematika/Bahasa Indonesia/Bahasa Inggris) berdasarkan profiling yang
telah dibuat. Kami secara individu diminta juga untuk menyusun kegiatan
tersebut berdasarkan sintak yang sesuai dengan menggunakan format
Lembar Kerja (LK) yang telah disediakan.
Berikut ini link google drive rencana aksi nyata yang telah saya buat.
https://drive.google.com/file/d/1jkovolo0KC_ZSDwS3tVhw74llF3llUVF/
view?usp=drive_link
Pembelajaran Pembelajaran bermakna yang saya dapatkan pada mata kuliah
bermakna pemahaman tentang peserta didik dan pembelajarannya yaitu sebagai
(good practices) calon guru professional saya harus memahami setiap topik yang telah
diajarkan, karena hal tersebut penting diterapkan pada kegiatan
pembelajaran. Salah satu pemahaman yang penting yaitu kebutuhan dan
karakteristik peserta didik harus kita pahami karena setiap peserta didik
sangat bervariasi. Pemahaman awal yang harus dilakukan sebelum
pembelajaran yaitu harus memahami teori- teori belajar dan perkembangan
Nur Azlina – PGSD 004 - 22400371

peserta didik. Pemahaman teori tersebut digunakan untuk melakukan


profiling peserta didik sebelum proses pembelajaran dilakukan, agar
tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Dalam profiling dilakukan asesmen diagnostik kognitif dan non
kognitif untuk pembuatan laporan profiling dan lebih mengetahui
karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Mengaplikasikan praktik-
praktik baik. Dengan mengaplikasikan dalam pendidikan yang
memerdekakan, seperti melibatkan siswa dalam pembelajaran,
memberikan tanggung jawab dan kebebasan dalam belajar, dan
mendorong kreativitas dan inovasi, kita dapat membawa perubahan
terhadap siswa dalam hal motivasi dan kemampuan belajar.

Anda mungkin juga menyukai