FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER TAHUN 2023 Setelah anda memahami bagaimana lingkungan, kondisi emosi, kepribadian, dan banyak hal lain yang mempengaruhi school well being 1. Bagaimana anda sebagai guru mengelola emosi anda supaya bisa berpengaruh positif pada lingkungan pembelajaran anda? a. Memberikan ruang waktu untuk beristirahat sejenak Emosi terjadi dengan cepat dan datang tiba-tiba. Karena itu, cara pertama yang bisa kita lakukan untuk mengatur emosi adalah dengan berhenti sejenak. Tarik napas dan berikan ruang untuk memperlambat momen antara pemicu dan respon. b. Selalu optimis dan mengurangi emosi negatif Seorang guru pastinya pernah merasa memiliki kegagalan sehingga membuat dirinya merasa emosi, oleh karena itu selalu ingatlah bahwa peradaban bangsa ada ditangan guru oleh karena itu seorang guru harus memiliki sikap optimis dan membuat emosi negatif dan selalu berjuang untuk mendidikan calon bangsa dengan sepnuh hati. c. Berlatih kesadaran penuh Mindfulness atau kesadaran penuh membantu kita untuk hidup dengan memperhatikan apa yang ada di dalam diri. Cobalah untuk memahami apa yang ada di sekitar kita dengan cara yang tidak menghakimi. Dengan begitu, kita bisa berpikir secara lebih tenang dan menghindari pola pikir negatif dalam merespon emosi. d. Berusaha tetap tenang Cobalah untuk memahami apa yang sebenarnya dengan memperhatikan reaksi fisik apa yang kemungkinan muncul. Tanda-tanda fisik seperti bagian tubuh yang merasakan sensasi, jantung berdebar kencang, atau perut terasa sakit, bisa menjadi petunjuk tentang apa yang kita alami secara emosional. Tetap tenang dan berusaha untuk mencari tahu apa yang akan terjadi pada kita secara fisik, bisa mengalihkan fokus serta membuat sebagian kecenderungan emosi hilang. e. Tentukan bagaimana cara merespon emosi Saat merasakan suatu emosi, kita mempunyai berbagai pilihan tentang bagaimana cara meresponnya. Ketahui apa saja pilihan yang bisa kita lakukan untuk merespon emosi itu secara positif. Contohnya, saat merasa marah kita mempunyai kemungkinan untuk menyalahkan peserta didik atau memberikan pemahaman secara baik-baik kepada mereka. Dengan mengetahui pilihan-pilihan ini, kita bisa menentukan respon mana yang sebaiknya kita lakukan, sehingga emosi negatif itu bisa berubah menjadi sesuatu yang positif. f. Dapat mengenal karaktersitik peserta didik yang beragam Ketika guru merasa emosi dengan peserta didiknya, guru akan lebih dapat mengontrol emosi ketika sudah mengenal peserta didiknya. Karena guru sudah tau sifat, dan karakter yang ada pada diri mereka masing-masing.
2. Bagaimana menciptakan lingkungan positif dengan kemampuan peserta didik yang
beragam? Untuk mendukung konsep keragaman guru harus mendapatkan pelatihan agar dapat mempraktekkan nilai-nilai diferensiasi pada kelas. Pendekatan pembelajaran yang berfokus pada kolaborasi kelompok, diskusi, komunikasi, pembagian tugas, proyek kelompok, harus menjadi bagian integral dari kegiatan kelas. Selain itu, nilai-nilai berwawasan internasional, konteks global, konsep, dan sikap juga harus menjadi bagian integral dari kurikulum. Peserta didik harus berpikir secara global dan mampu memahami diri sendiri dan orang lain dalam berbagai konteks. Selain itu, perilaku dan sikap juga harus menjadi tindakan nyata yang harus diamalkan sehari-hari. Berikut merupakan cara menciptakan lingkungan yang positif dengan kemampuan peserta didik yang beragam, adalah : a. Melakukan profilling pada peserta didik, dan melakukan asesmen diagknostik sebelum memilih dan merancang modul ajar dengan berbagai pendekatan yang ada. b. Pendekatan berpusat pada peserta didik untuk melakukan kegiatan praktik/projek. c. Memperlakukan peserta didik secara adil. d. Membangun komunikasi antar guru dan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik secara baik. e. Bersikap terbuka terhadap peserta didik agar pendekatan yang dilakukan dapat berjalan dengansesuai. Lembar Kerja! Berdasarkan hasil pengamatan dan laporan awal mengenai school well being di tempat anda buatlah rencana intervensi! Hambatan/Tantangan yang Siapa yang Akan Rencana Bagaimana Aplikasinya Waktu Pelaksanaan Akan dihadapi Terlibat 1. Menciptakan 1. Membuat kebijakan dan aturan 1. Pembuatan 1. Kurangnya kesadaran dan Seluruh warga sekolah : lingkungan sekolah yang jelas terkait perilaku kebijakan dan pemahaman beberapa staf 1. Kepala sekolah. sekolah yang bullying. aturan terkait sekolah, peserta didik atau 2. Guru. aman melalui 2. Menyelenggarakan program perilaku bullying orang tua tentang pentingnya 3. Karyawan sekolah. kebijakan anti edukasi dan sosialisasi tentang dapat dilakukan program anti bullying. 4. Peserta didik. bullying. konsep bullying, dampak, dan sebelum awal 2. Kurangnya komitmen dan 5. Orang tua. cara melaporkan perilaku semester. dukungan dari salah satu bullying. 2. Penyelenggaraan pihak boleh jadi pimpinan 3. Melakukan monitoring dan program edukasi sekolah, guru, peserta didik pemantauan. dan sosialisasi anti atau orang tua. 4. Memberikan pengawasan dan bullying dilakukan 3. Tantangan dalam pengawalan yang memadai di setiap pertengahan mengidentifikasi perilaku area-area risk kan seperti lorong semester, dapat bullying, karena sekolah, kantin, dan ruag istirahat. pula dilaksanakan kemungkinan terdapat Peningkatan pengawasan dapat saat penyampaian korban bullying yang enggan membantu mengurangi kejadian amanat upacara melaporkannya karena takut bullying. hari senin. akan ancaman pelaku dan Hambatan/Tantangan yang Siapa yang Akan Rencana Bagaimana Aplikasinya Waktu Pelaksanaan Akan dihadapi Terlibat 5. Pelibatan orang tua dalam upaya 3. Monitoring sebagainya. pencegahan bullying. Dilakukan dilakukan setiap 4. Sulitnya mendapatkan dengan pertemuan secara berkala hari. partisipasi aktif dari orang untuk membahas isu-isu terkait 4. Pengawasan dan tua peserta didik, karena bullying dan bagaimana peran pengawalan kurangnya pemahaman atau orang tua dapat mendukung dilakukan setiap keterbatasan waktu mereka. adanya program anti bullying. hari. 5. Kurangnya waktu atau 5. Pertemuan dengan keahlian dalam melakukan orang tua dapat pemantauan dan pengawalan dilakukan setiap untuk mencegah perilaku anti satu semester bullying. sekali. 2. Pengembangan 1. Menentukan tujuan dari program 1. Pentuan tujuan dan 1. Kurangnya kesadaran dan Seluruh warga sekolah : keterampilan literasi emosional seperti perencanaan pemahaman beberapa staf 1. Kepala sekolah. emosional meningkatkan pemahaman emosi, program sekolah, peserta didik atau 2. Guru. melalui program pengenalan perasaan, atau (pemilihan sumber orang tua tentang pentingnya 3. Peserta didik literasi keterampilan pengelolaan emosi. daya, pembuatan program program literasi 4. Orang tua. emosional. 2. Memilih materi atau sumber daya jadwal) dapat emosional dalam mendukung yang sesuai dengan tingkat dilakukan diawal perkembangan peserta didik. perkembangan peserta didik. semester. 2. Kurangnya komitmen dan Hambatan/Tantangan yang Siapa yang Akan Rencana Bagaimana Aplikasinya Waktu Pelaksanaan Akan dihadapi Terlibat Misalnya buku cerita, komik, 2. Pelaksanaan dukungan dari salah satu kartu emosi, lembar kerja, atau literasi emosional pihak boleh jadi pimpinan permainan interaktif yang dapat dapat dilakukan sekolah, guru, peserta didik digunakan untuk pembelajaran setiap satu minggu atau orang tua. tentang emosi. sekali atau 3. Kurikulum sekolah yang 3. Membuat jadwal terstruktur untuk disesuaikan dengan padat dan penuh dengan melakukan literasi emosional, kondisi sekolah. berbagai aktivitas misalkan setiap satu minggu 3. Evaluasi dilakukan pembelajaran dapat menjadi sekali atau dapat disesuaikan setiap kali tantangan tidak adanya waktu dengan kondisi sekolah. pelaksanaan literasi untuk melaksanakan literasi 4. Memberikan contoh nyata terkait emosional emosional. pengelolaan emosi dalam dilaksanakan. 4. Literasi emosional kehidupan sehari-hari. Misalnya membutuhkan berbagai memberikan scenario yang sumber daya seperti bahan relevan dan melibatkan situasi ajar, tenaga, waktu dan emosional. finansial. 5. Melakukan aktivitas yang 5. Mengembangkan mendukung keterampilan keterampilan emosional tidak pengelolaan emosi seperti, latihan hanya sebatas pengetahuan pernafasan, teknik relaksasi, atau saja, tetapi juga melibatkan Hambatan/Tantangan yang Siapa yang Akan Rencana Bagaimana Aplikasinya Waktu Pelaksanaan Akan dihadapi Terlibat permainan peran yang melibatkan perubahan perilaku. Merubah situasi emosional. pola pikir dan perilaku 6. Melibatkan orang tua dengan peserta didik dalam menyediakan informasi atau mengelola emosi sumber daya yang dapat mereka membutuhkan waktu dan terapkan di rumah. selain itu, juga konsistensi. memberikan penugasan yang melibatkan orang tua seperti membaca bersama, dan lain sebagainya. 7. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap program literasi emosional. 3. Program 1. Menentukan tujuan dari program 1. Pentuan tujuan 1. Tidak semua peserta didik Seluruh warga sekolah : kegiatan fisik kegiatan fisik yang dilakukan dan perencanaan menyukai program kegiatan 1. Kepala sekolah. seperti aktivitas fisik dapat program fisik yang diadakan di 2. Guru. meningkatkan kesehatan fisik (pemilihan sekolah. 3. Peserta didik dan mental, serta membantu olahraga sehat 2. Tidak menutup 4. Orang tua peserta mengurangi tingkat stress apa saja yang kemungkinan terdapat guru didik 2. Menentukan kegiatan fisik dan akan dilakukan yang pasrah ataupun Hambatan/Tantangan yang Siapa yang Akan Rencana Bagaimana Aplikasinya Waktu Pelaksanaan Akan dihadapi Terlibat olahraga sehat apa saja yang akan dan penyusunan menitipkan peserta didiknya dilakukan. misalnya menari, yoga jadwal) dapat pada guru lain ketika dan yang lainnya dilakukan diawal pelaksanaan kegiatan fisik 3. Melakukan kegiatan sosialisasi semester sebelum ini berlangsung. kepada siawa terkait program kegiatan kegiatan fisik yang akan dilaksanakan. dilakukan. dalam kegiata ini juga 2. Pelaksanaan mendorong peserta didik untuk Kegiatan fisik berpartisipasi dalam kegiatan ini dijadwalkan 1 fisik dan olahraga yang sehat. minggu sekali 4. Meyusun jadwal kegiatan rutin setiap hari Sabtu dan terstuktur untuk pelaksanaan 3. Evaluasi kegiatan ini. Misalnya dilakukan setiap dilaksanakan setiap satu minggu dua minggu sekali meyesuaikan agenda sekali setelah sekolah lainnya. pelaksanaan 5. Melakukan kegiatan evaluasi dan kegiatan monitoring untuk megtahui seberapa berpengaruh ataupun bermanfaatnya kegiatan yang Hambatan/Tantangan yang Siapa yang Akan Rencana Bagaimana Aplikasinya Waktu Pelaksanaan Akan dihadapi Terlibat dilakukan sebagai upaya menciptakan lingkungan school well being 4. Menciptakan 1. Sosisalisasi terkait penerapan 1. Sosisalisasi 1. Masih banyaknya peserta Seluruh warga sekolah : lingkungan kegiatan kegiatan 5S (senyum, terkait penerapan didik yang belum terbiasa 1. Kepala sekolah. sekolah yang salam, sapa, sopan, dan santun) di kegiatan kegiatan menerapkan kegiatan 5S 2. Guru. aman dan sekolah. Sosialisasi ini 5S (senyum, (senyum, salam, sapa, sopan, 3. Karyawan sekolah. nyaman melalui melibatkan seluruh warga sekolah salam, sapa, dan santun) di sekolah 4. Peserta didik. penerapan serta bertujuan untuk sopan, dan 2. Sulit munculnya kesadaran kegiatan 5S memberikan penjelasan dan santun) di sekolah dari peserta didik untuk (senyum, salam, wawasan tentang pentingnya dilakukan setiap melaksanakan program 5S sapa, sopan, dan budaya 5S (senyum, salam, sapa, satu bulan sekali (senyum, salam, sapa, sopan, santun) di sopan, dan santun) dalam (menyesuaikan santun) sekolah pembentukan karakter diri setiap dengan situasi 3. Kurangnya dukungan dari peserta didik dan kondisi salah satu pihak terkait 2. Guru memberikan contoh sekolah). Tetapi misalnya kepala sekolah, penerapan kegiatan 5S (senyum, guru serta pihak guru, ataupun peserta didik salam, sapa, sopan, dan santun) terkait lainnya dalam pelaksanaan kegiatan. di sekolah. Dengan diharapkan selalu 4. Tidak mendukungnya mempraktikkan kegiatan tersebut mengingatkan lingkungan sekolah dalam Hambatan/Tantangan yang Siapa yang Akan Rencana Bagaimana Aplikasinya Waktu Pelaksanaan Akan dihadapi Terlibat dengan sesama guru ataupun akan pentingnya penerapan kegiatan 5S ini. dengan kepala sekolah. Hal ini penerapan 5S di bertujuan agar peserta didik dapat sekolah. melihat kemudian mencontoh dan 2. Penerapan dan menerapkan apa yang dilakukan pembiasaan oleh gurunya. kegiatan 5S di 3. Penerapan dan pembiasaan skeolah dapat kegiaatan 5S (senyum, salam, dilakukan setiap sapa, sopan, dan santun) kepada hari pada saat seluruh warga sekolah. Kegiatan peserta didik ini secara perlahan akan masuk ke membentuk karakteristik warga lingkungan sekolah kea rah yang lebih baik sekolah ataupun sehingga akan mendukung dalam lingkungan kelas. menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman. A. Asesmen Awal/Analisis Kebutuhan Program 1. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman melalui kebijakan anti bullying Lingkungan sekolah yang aman merupakan salah satu hal terpenting dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Banyak cara yahg dapat dilakukan oleh sekolah dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman salah satunya dengan menerapkan kebijakan anti bullying di sekolah. Kebijakan ini dilakukan karena melihat akhir- akhir ini maraknya kasus bullying yang terjadi di sekolah, masih minimnya peran sekolah dalam mencegah bullying dan bahkan masih terdapat sekolah yang seolah menutupi masalah bullying yang terjadi. Melihat fenonemen tersebut rencana tindak lanjut sangat diperlukan sebagai uaya dalam mengurangi bahkan menghilangkan perilaku bullying di sekolah dengan : Membuat kebijakan dan aturan sekolah yang jelas terkait perilaku bullying, menyelenggarakan program edukasi dan sosialisasi tentang konsep bullying, dampak, dan cara melaporkan perilaku bullying, melakukan monitoring dan pemantauan ,memberikan pengawasan dan pengawalan yang memadai di area-area risk kan seperti lorong sekolah, kantin, dan ruag istirahat dan melibatkan orang tua dalam pertemuan secara berkala untuk membahas isu-isu terkait bullying dan bagaimana peran orang tua dapat mendukung adanya program anti bullying.
2. Pengembangan keterampilan emosional melalui program literasi emosional.
Kondisi emosional peserta didik merupaka salah satu faktor yang memiliki peran penting terhadap perilaku yang ditunjukkan. Kondisi emosional yang baik membuat peserta diidk dapat dengan tepat megekspresikan emosinya dalam bertindak maupun bersikap. Berdasarkan hal tersebut keterampilan peserta didik dalam mengelola emosi sangat diperlukan dan perlu dikembangkan mellaui program literasi emosional dapat dilakukan di sekolah ataupu diluar lingkungan sekolah (rumah). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman emosi peserta didik, pengenalan perasaan, atau keterampilan pengelolaan emosi yang dirasakan. Kegiatan/program ini tidak akan dapat berjalan tanpa adanay keterlibatan seluruh warga sekolah termasuk orang tua. Kegiatan literasi emosional disekolah dapat dilakukan melalui berbagai macam cara sederhana yang diselipkan pada saat proses pembelajaran misalnya guru mengajak peserta didk untuk melakukan kegiatan rileksasi dan permaiana yang melibatkan situasi emosional peserta didik di pertengahan pembelajaran. Sedangkan terkait keterlibatan orang tua dalam program literasi emosional dapat dilakukan dengan memberikan penugasan kepada peserta didik dengan memberikan penugasan yang melibatkan orang tua seperti membaca bersama, dan lain sebagainya.
3. Program kegiatan fisik
School Well-Being dapat diartikan sebagai sekolah yang seluruh peserta didiknya mempunyai rasa bahagia, kepuasan, tingkat stress yang rendah sehat secara fisik dan mental, kualitas hidup yang baik agar mampu menyelesaikan tantangan, mencapai kebahagiaan, dan kepuasan dalam kehidupan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kesehatan, kebahagian, dan kesejahteraan sosial merupakan well being dari setiap individu. Sehingga penerapan program kegiatan fisik di sekolah penting dilakukan karena dapat mendukung terciptanya School Well-Being dengan membantu para peserta didik dalam menjalani proses pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dari segi fisik, motorik, mental, dan sosial. Melalui program kegiatan fisik ini meningkatkan kesehatan serta membantu megurangi stress bagi peserta didik sehingga mereka akan dapat belajar degan nyaman serta mampu meyerap pembelajaran yang diajarkan dengan baik.
4. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman melalui penerapan
kegiatan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun) di sekolah Lingkungan sekolah yang aman dan nyaman menjadi salah satu faktor dalam menciptakan sekolah yang menyenangkan bagi peserta didik. Kondisi ini juga akan berpengaruh baik terhadap sosial emosional peserta didik dikarenakan Pengalaman baik ataupun buruk yang didapat peserta didik dapat terjadi karena lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang baik akan memberikan pengalaman baik pula sebaliknya jika kondisi lingkungan sekitar tidak baik maka pengalaman yang didapat akan kurang baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan lingungan belajar yang aman dan nyaman yaitu melalui penerapan ataupun pembiasaan 5S disekolah melalui kegiatan ini dapat meguatkan karakter dan kepribadian peserta didik dalam bertingkah laku di sekolah.
B. Tujuan dan Manfaat Program
1. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman melalui kebijakan anti bullying Kegiatan diatas bertujuan untuk: a. Memastikan semua warga seeolah memiliki pemahaman megenai perilaku bullying dan pentingnya memberantas tindakan bullying yang terjadi di sekolah b. Mencegah terjadinya perilaku bullying di sekolah sehingga sekolah dapat menjadi lingkungan belajar yang aman, nyaman dan berpihak pada peserta didik. c. Meingkatkan kesadaran bagi seluruh warga sekolah akan bahaya dan resiko hukuman dari tindakan bullying 2. Pengembangan keterampilan emosional melalui program literasi emosional. Kegiatan diatas bertujuan untuk: a. Melatih kemmapuan peserta didik dalam megenali, memahami, mengelola dan mengekspresikan kemampuan sosial emosionalnya dengan baik. b. Menciptkan hubungan dan interaksi yang positif antar seluruh warga sekolah. 3. Program kegiatan fisik Kegiatan diatas bertujuan untuk: a. Mendukung terciptanya School Well-Being karena membantu peseta didik dalam menjalani proses pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dari segi fisik, motorik, mental, dan sosial. b. Meningkatkan kesehatan serta membantu megurangi stress bagi peserta didik sehingga mereka akan dapat belajar degan nyaman serta mampu meyerap pembelajaran yang diajarkan dengan baik. 4. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman melalui penerapan kegiatan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun) di sekolah Kegiatan diatas bertujuan untuk: a. Mengembangkan dan menguatkan karakter baik seluruh warga sekolah b. Mengajarkan peserta didik untuk saling meghormati antar peserta didik maupun warga sekolah lainnya. c. Tercipta lingkungan sekolah yang nyaman, harmonis dan damai antar semua warga sekolah
C. Metode Penerapan di Sekolah
1. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman melalui kebijakan anti bullying Penerapan program ini dilakukan dengan malakukan sosialisasi disekolah terkait kebijakan anti bullying serta menempelkan ataupun memajang peraturan maupun kebijakan anti bullying disetiap ruang kelas yang ada disekolah serta mading sekolah. Hal ini bertujuan agar seluruh peserta didik maupun warga sekolah lainnya selalu sadar dan ingat bahwa perilaku bullying tidak baik dan tidak boleh dilakukan disekolah maupun tempat lainnya. Hal ini karena perilaku bullying akan berdampak tidak baik terhadap perkembangan fisik maupuun psikis seseorang dan bullying tersebut merupakan perbuatan kriminalitas yang memiliki hukum yang megatur bagi pelakunya. 2. Pengembangan keterampilan emosional melalui program literasi emosional. Program literasi emosional di sekolah dapat diterapkan dan diselipkan dalam proses pembelajaran. Misalanya diterapkan pada saat pertengahan proses pembelajaran. Pada pertengahan ini kondisi emosional peserta dapat dikatakan tidak stabil karena mereka mulai bosan ataupun lelah terhadap materi pembelajaran yang diberikan. Sehingga diperlukan suatu cara yang dapat mengambalikan kondisi emosional peserta didik menjadi lebih baik dari sebelumnya salah satunya dengan kegiatan pegelolaan emosi dalam bentuk relaksasi. Dalam kegiatan ini guru dapat mengajak peserta didik untuk: a. Melakukan teknik STOP (Stop, Take a deep breath, Observe dan Proceed.) yang bertujuan untuk membantu peserta didik kembali berkonsentrasi, membentuk sikap positif serta mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang reflektif dalam kegiatan pembelajaran. b. Selain itu peserta didik juga dapat diajak untuk melakukan kegiatan literasi emosional pada saat proses pembelajarn berlangsung dengan cara guru menampilkan berbagai macam gambar emosi kemudian peserta didik diminta untuk memilih salah satu gambar tersebut yang sesuai dengan kondisi emosionalnya saat ini dan memperagakan atupun meluapkan emosinya sesuai degan gambar yang dipilih.
3. Program kegiatan fisik
Program kegiatan fisik dilakukan dengan peserta didik secara langsung mempraktikkan dan melakukan kegiatan fisik yang telah disepakati sebelumnya. kegiatan ini dilakukan secara rutin di sekolah setiap satu minggu sekali dan dapat diterapkan dalam pembelajaran olahraga. Kegiatan ini bermanfaat dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara optimal dari segi fisik, motorik, mental, dan sosial. Melalui kegiatan ini meningkatkan kesehatan dan membantu peserta didik megurangi stress yang dialami.
4. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman melalui penerapan
kegiatan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun) di sekolah Penerapan kegiatan 5S di sekolah dilakukan dengan pembiasaan setiap pagi yang dilakukan oleh seluruh warga sekolah ketika masuk kedalam lingkungan sekolah ataupun masuk kedalam kelas. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah : a. Setiap pagi hari peserta didik disambut oleh guru piket kemudian peserta didik bersalaman serta mengucapkan salam, setelah itu salim. Hal ini dapat menumbuhkan sikap sopan santun di manapun peserta didik berada. b. Saat guru memasuki kelas, dimulai dengan mengucapkan salam sambil tersenyum kepada peserta didik, kemudian dilanjutkan dengan berdoa bersama sebelum pembelajaran dimulai. Hal ini menunjukkan sikap yang ramah, santun, dan sikap menghargai ajaran agama Islam. c. Setiap hari saat akan pulang sekolah, peserta didik bersalaman dengan guru kelas dan mengucapkan salam. Hal ini menunjukkan sikap menghargai ajaran agama Islam.