Anda di halaman 1dari 15

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL TOPIK 5 AKSI NYATA

Oleh :
Kelompok 3

1. Nisa Ashfal Ashfia 230211105780


2. Asri Lutfiati 230211105782
3. Intan Faizah 230211105809

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2023
Setelah anda memahami bagaimana lingkungan, kondisi emosi, kepribadian, dan banyak
hal lain yang mempengaruhi school well being
1. Bagaimana anda sebagai guru mengelola emosi anda supaya bisa berpengaruh positif
pada lingkungan pembelajaran anda?
a. Memberikan ruang waktu untuk beristirahat sejenak
Emosi terjadi dengan cepat dan datang tiba-tiba. Karena itu, cara pertama yang bisa kita
lakukan untuk mengatur emosi adalah dengan berhenti sejenak. Tarik napas dan berikan
ruang untuk memperlambat momen antara pemicu dan respon.
b. Selalu optimis dan mengurangi emosi negatif
Seorang guru pastinya pernah merasa memiliki kegagalan sehingga membuat dirinya
merasa emosi, oleh karena itu selalu ingatlah bahwa peradaban bangsa ada ditangan guru
oleh karena itu seorang guru harus memiliki sikap optimis dan membuat emosi negatif dan
selalu berjuang untuk mendidikan calon bangsa dengan sepnuh hati.
c. Berlatih kesadaran penuh
Mindfulness atau kesadaran penuh membantu kita untuk hidup dengan memperhatikan
apa yang ada di dalam diri. Cobalah untuk memahami apa yang ada di sekitar kita dengan
cara yang tidak menghakimi. Dengan begitu, kita bisa berpikir secara lebih tenang dan
menghindari pola pikir negatif dalam merespon emosi.
d. Berusaha tetap tenang
Cobalah untuk memahami apa yang sebenarnya dengan memperhatikan reaksi fisik apa
yang kemungkinan muncul. Tanda-tanda fisik seperti bagian tubuh yang merasakan
sensasi, jantung berdebar kencang, atau perut terasa sakit, bisa menjadi petunjuk tentang
apa yang kita alami secara emosional. Tetap tenang dan berusaha untuk mencari tahu apa
yang akan terjadi pada kita secara fisik, bisa mengalihkan fokus serta membuat sebagian
kecenderungan emosi hilang.
e. Tentukan bagaimana cara merespon emosi
Saat merasakan suatu emosi, kita mempunyai berbagai pilihan tentang bagaimana cara
meresponnya. Ketahui apa saja pilihan yang bisa kita lakukan untuk merespon emosi itu
secara positif. Contohnya, saat merasa marah kita mempunyai kemungkinan untuk
menyalahkan peserta didik atau memberikan pemahaman secara baik-baik kepada mereka.
Dengan mengetahui pilihan-pilihan ini, kita bisa menentukan respon mana yang sebaiknya
kita lakukan, sehingga emosi negatif itu bisa berubah menjadi sesuatu yang positif.
f. Dapat mengenal karaktersitik peserta didik yang beragam
Ketika guru merasa emosi dengan peserta didiknya, guru akan lebih dapat mengontrol
emosi ketika sudah mengenal peserta didiknya. Karena guru sudah tau sifat, dan karakter
yang ada pada diri mereka masing-masing.

2. Bagaimana menciptakan lingkungan positif dengan kemampuan peserta didik yang


beragam?
Untuk mendukung konsep keragaman guru harus mendapatkan pelatihan agar dapat
mempraktekkan nilai-nilai diferensiasi pada kelas. Pendekatan pembelajaran yang berfokus
pada kolaborasi kelompok, diskusi, komunikasi, pembagian tugas, proyek kelompok, harus
menjadi bagian integral dari kegiatan kelas. Selain itu, nilai-nilai berwawasan internasional,
konteks global, konsep, dan sikap juga harus menjadi bagian integral dari kurikulum. Peserta
didik harus berpikir secara global dan mampu memahami diri sendiri dan orang lain dalam
berbagai konteks. Selain itu, perilaku dan sikap juga harus menjadi tindakan nyata yang harus
diamalkan sehari-hari. Berikut merupakan cara menciptakan lingkungan yang positif dengan
kemampuan peserta didik yang beragam, adalah :
a. Melakukan profilling pada peserta didik, dan melakukan asesmen diagknostik sebelum
memilih dan merancang modul ajar dengan berbagai pendekatan yang ada.
b. Pendekatan berpusat pada peserta didik untuk melakukan kegiatan praktik/projek.
c. Memperlakukan peserta didik secara adil.
d. Membangun komunikasi antar guru dan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik
secara baik.
e. Bersikap terbuka terhadap peserta didik agar pendekatan yang dilakukan dapat berjalan
dengansesuai.
Lembar Kerja!
Berdasarkan hasil pengamatan dan laporan awal mengenai school well being di tempat anda buatlah rencana intervensi!
Hambatan/Tantangan yang Siapa yang Akan
Rencana Bagaimana Aplikasinya Waktu Pelaksanaan
Akan dihadapi Terlibat
1. Menciptakan 1. Membuat kebijakan dan aturan 1. Pembuatan 1. Kurangnya kesadaran dan Seluruh warga sekolah :
lingkungan sekolah yang jelas terkait perilaku kebijakan dan pemahaman beberapa staf 1. Kepala sekolah.
sekolah yang bullying. aturan terkait sekolah, peserta didik atau 2. Guru.
aman melalui 2. Menyelenggarakan program perilaku bullying orang tua tentang pentingnya 3. Karyawan sekolah.
kebijakan anti edukasi dan sosialisasi tentang dapat dilakukan program anti bullying. 4. Peserta didik.
bullying. konsep bullying, dampak, dan sebelum awal 2. Kurangnya komitmen dan 5. Orang tua.
cara melaporkan perilaku semester. dukungan dari salah satu
bullying. 2. Penyelenggaraan pihak boleh jadi pimpinan
3. Melakukan monitoring dan program edukasi sekolah, guru, peserta didik
pemantauan. dan sosialisasi anti atau orang tua.
4. Memberikan pengawasan dan bullying dilakukan 3. Tantangan dalam
pengawalan yang memadai di setiap pertengahan mengidentifikasi perilaku
area-area risk kan seperti lorong semester, dapat bullying, karena
sekolah, kantin, dan ruag istirahat. pula dilaksanakan kemungkinan terdapat
Peningkatan pengawasan dapat saat penyampaian korban bullying yang enggan
membantu mengurangi kejadian amanat upacara melaporkannya karena takut
bullying. hari senin. akan ancaman pelaku dan
Hambatan/Tantangan yang Siapa yang Akan
Rencana Bagaimana Aplikasinya Waktu Pelaksanaan
Akan dihadapi Terlibat
5. Pelibatan orang tua dalam upaya 3. Monitoring sebagainya.
pencegahan bullying. Dilakukan dilakukan setiap 4. Sulitnya mendapatkan
dengan pertemuan secara berkala hari. partisipasi aktif dari orang
untuk membahas isu-isu terkait 4. Pengawasan dan tua peserta didik, karena
bullying dan bagaimana peran pengawalan kurangnya pemahaman atau
orang tua dapat mendukung dilakukan setiap keterbatasan waktu mereka.
adanya program anti bullying. hari. 5. Kurangnya waktu atau
5. Pertemuan dengan keahlian dalam melakukan
orang tua dapat pemantauan dan pengawalan
dilakukan setiap untuk mencegah perilaku anti
satu semester bullying.
sekali.
2. Pengembangan 1. Menentukan tujuan dari program 1. Pentuan tujuan dan 1. Kurangnya kesadaran dan Seluruh warga sekolah :
keterampilan literasi emosional seperti perencanaan pemahaman beberapa staf 1. Kepala sekolah.
emosional meningkatkan pemahaman emosi, program sekolah, peserta didik atau 2. Guru.
melalui program pengenalan perasaan, atau (pemilihan sumber orang tua tentang pentingnya 3. Peserta didik
literasi keterampilan pengelolaan emosi. daya, pembuatan program program literasi 4. Orang tua.
emosional. 2. Memilih materi atau sumber daya jadwal) dapat emosional dalam mendukung
yang sesuai dengan tingkat dilakukan diawal perkembangan peserta didik.
perkembangan peserta didik. semester. 2. Kurangnya komitmen dan
Hambatan/Tantangan yang Siapa yang Akan
Rencana Bagaimana Aplikasinya Waktu Pelaksanaan
Akan dihadapi Terlibat
Misalnya buku cerita, komik, 2. Pelaksanaan dukungan dari salah satu
kartu emosi, lembar kerja, atau literasi emosional pihak boleh jadi pimpinan
permainan interaktif yang dapat dapat dilakukan sekolah, guru, peserta didik
digunakan untuk pembelajaran setiap satu minggu atau orang tua.
tentang emosi. sekali atau 3. Kurikulum sekolah yang
3. Membuat jadwal terstruktur untuk disesuaikan dengan padat dan penuh dengan
melakukan literasi emosional, kondisi sekolah. berbagai aktivitas
misalkan setiap satu minggu 3. Evaluasi dilakukan pembelajaran dapat menjadi
sekali atau dapat disesuaikan setiap kali tantangan tidak adanya waktu
dengan kondisi sekolah. pelaksanaan literasi untuk melaksanakan literasi
4. Memberikan contoh nyata terkait emosional emosional.
pengelolaan emosi dalam dilaksanakan. 4. Literasi emosional
kehidupan sehari-hari. Misalnya membutuhkan berbagai
memberikan scenario yang sumber daya seperti bahan
relevan dan melibatkan situasi ajar, tenaga, waktu dan
emosional. finansial.
5. Melakukan aktivitas yang 5. Mengembangkan
mendukung keterampilan keterampilan emosional tidak
pengelolaan emosi seperti, latihan hanya sebatas pengetahuan
pernafasan, teknik relaksasi, atau saja, tetapi juga melibatkan
Hambatan/Tantangan yang Siapa yang Akan
Rencana Bagaimana Aplikasinya Waktu Pelaksanaan
Akan dihadapi Terlibat
permainan peran yang melibatkan perubahan perilaku. Merubah
situasi emosional. pola pikir dan perilaku
6. Melibatkan orang tua dengan peserta didik dalam
menyediakan informasi atau mengelola emosi
sumber daya yang dapat mereka membutuhkan waktu dan
terapkan di rumah. selain itu, juga konsistensi.
memberikan penugasan yang
melibatkan orang tua seperti
membaca bersama, dan lain
sebagainya.
7. Melakukan evaluasi secara
berkala terhadap program literasi
emosional.
3. Program 1. Menentukan tujuan dari program 1. Pentuan tujuan 1. Tidak semua peserta didik Seluruh warga sekolah :
kegiatan fisik kegiatan fisik yang dilakukan dan perencanaan menyukai program kegiatan 1. Kepala sekolah.
seperti aktivitas fisik dapat program fisik yang diadakan di 2. Guru.
meningkatkan kesehatan fisik (pemilihan sekolah. 3. Peserta didik
dan mental, serta membantu olahraga sehat 2. Tidak menutup 4. Orang tua peserta
mengurangi tingkat stress apa saja yang kemungkinan terdapat guru didik
2. Menentukan kegiatan fisik dan akan dilakukan yang pasrah ataupun
Hambatan/Tantangan yang Siapa yang Akan
Rencana Bagaimana Aplikasinya Waktu Pelaksanaan
Akan dihadapi Terlibat
olahraga sehat apa saja yang akan dan penyusunan menitipkan peserta didiknya
dilakukan. misalnya menari, yoga jadwal) dapat pada guru lain ketika
dan yang lainnya dilakukan diawal pelaksanaan kegiatan fisik
3. Melakukan kegiatan sosialisasi semester sebelum ini berlangsung.
kepada siawa terkait program kegiatan
kegiatan fisik yang akan dilaksanakan.
dilakukan. dalam kegiata ini juga 2. Pelaksanaan
mendorong peserta didik untuk Kegiatan fisik
berpartisipasi dalam kegiatan ini dijadwalkan 1
fisik dan olahraga yang sehat. minggu sekali
4. Meyusun jadwal kegiatan rutin setiap hari Sabtu
dan terstuktur untuk pelaksanaan 3. Evaluasi
kegiatan ini. Misalnya dilakukan setiap
dilaksanakan setiap satu minggu dua minggu
sekali meyesuaikan agenda sekali setelah
sekolah lainnya. pelaksanaan
5. Melakukan kegiatan evaluasi dan kegiatan
monitoring untuk megtahui
seberapa berpengaruh ataupun
bermanfaatnya kegiatan yang
Hambatan/Tantangan yang Siapa yang Akan
Rencana Bagaimana Aplikasinya Waktu Pelaksanaan
Akan dihadapi Terlibat
dilakukan sebagai upaya
menciptakan lingkungan school
well being
4. Menciptakan 1. Sosisalisasi terkait penerapan 1. Sosisalisasi 1. Masih banyaknya peserta Seluruh warga sekolah :
lingkungan kegiatan kegiatan 5S (senyum, terkait penerapan didik yang belum terbiasa 1. Kepala sekolah.
sekolah yang salam, sapa, sopan, dan santun) di kegiatan kegiatan menerapkan kegiatan 5S 2. Guru.
aman dan sekolah. Sosialisasi ini 5S (senyum, (senyum, salam, sapa, sopan, 3. Karyawan sekolah.
nyaman melalui melibatkan seluruh warga sekolah salam, sapa, dan santun) di sekolah 4. Peserta didik.
penerapan serta bertujuan untuk sopan, dan 2. Sulit munculnya kesadaran
kegiatan 5S memberikan penjelasan dan santun) di sekolah dari peserta didik untuk
(senyum, salam, wawasan tentang pentingnya dilakukan setiap melaksanakan program 5S
sapa, sopan, dan budaya 5S (senyum, salam, sapa, satu bulan sekali (senyum, salam, sapa, sopan,
santun) di sopan, dan santun) dalam (menyesuaikan santun)
sekolah pembentukan karakter diri setiap dengan situasi 3. Kurangnya dukungan dari
peserta didik dan kondisi salah satu pihak terkait
2. Guru memberikan contoh sekolah). Tetapi misalnya kepala sekolah,
penerapan kegiatan 5S (senyum, guru serta pihak guru, ataupun peserta didik
salam, sapa, sopan, dan santun) terkait lainnya dalam pelaksanaan kegiatan.
di sekolah. Dengan diharapkan selalu 4. Tidak mendukungnya
mempraktikkan kegiatan tersebut mengingatkan lingkungan sekolah dalam
Hambatan/Tantangan yang Siapa yang Akan
Rencana Bagaimana Aplikasinya Waktu Pelaksanaan
Akan dihadapi Terlibat
dengan sesama guru ataupun akan pentingnya penerapan kegiatan 5S ini.
dengan kepala sekolah. Hal ini penerapan 5S di
bertujuan agar peserta didik dapat sekolah.
melihat kemudian mencontoh dan 2. Penerapan dan
menerapkan apa yang dilakukan pembiasaan
oleh gurunya. kegiatan 5S di
3. Penerapan dan pembiasaan skeolah dapat
kegiaatan 5S (senyum, salam, dilakukan setiap
sapa, sopan, dan santun) kepada hari pada saat
seluruh warga sekolah. Kegiatan peserta didik
ini secara perlahan akan masuk ke
membentuk karakteristik warga lingkungan
sekolah kea rah yang lebih baik sekolah ataupun
sehingga akan mendukung dalam lingkungan kelas.
menciptakan lingkungan sekolah
yang aman dan nyaman.
A. Asesmen Awal/Analisis Kebutuhan Program
1. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman melalui kebijakan anti bullying
Lingkungan sekolah yang aman merupakan salah satu hal terpenting dalam
pelaksanaan proses pembelajaran. Banyak cara yahg dapat dilakukan oleh sekolah
dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman salah satunya dengan menerapkan
kebijakan anti bullying di sekolah. Kebijakan ini dilakukan karena melihat akhir-
akhir ini maraknya kasus bullying yang terjadi di sekolah, masih minimnya peran
sekolah dalam mencegah bullying dan bahkan masih terdapat sekolah yang seolah
menutupi masalah bullying yang terjadi. Melihat fenonemen tersebut rencana tindak
lanjut sangat diperlukan sebagai uaya dalam mengurangi bahkan menghilangkan
perilaku bullying di sekolah dengan : Membuat kebijakan dan aturan sekolah yang
jelas terkait perilaku bullying, menyelenggarakan program edukasi dan sosialisasi
tentang konsep bullying, dampak, dan cara melaporkan perilaku bullying, melakukan
monitoring dan pemantauan ,memberikan pengawasan dan pengawalan yang
memadai di area-area risk kan seperti lorong sekolah, kantin, dan ruag istirahat dan
melibatkan orang tua dalam pertemuan secara berkala untuk membahas isu-isu terkait
bullying dan bagaimana peran orang tua dapat mendukung adanya program anti
bullying.

2. Pengembangan keterampilan emosional melalui program literasi emosional.


Kondisi emosional peserta didik merupaka salah satu faktor yang memiliki peran
penting terhadap perilaku yang ditunjukkan. Kondisi emosional yang baik membuat
peserta diidk dapat dengan tepat megekspresikan emosinya dalam bertindak maupun
bersikap. Berdasarkan hal tersebut keterampilan peserta didik dalam mengelola emosi
sangat diperlukan dan perlu dikembangkan mellaui program literasi emosional dapat
dilakukan di sekolah ataupu diluar lingkungan sekolah (rumah). Kegiatan ini
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman emosi peserta didik, pengenalan perasaan,
atau keterampilan pengelolaan emosi yang dirasakan. Kegiatan/program ini tidak
akan dapat berjalan tanpa adanay keterlibatan seluruh warga sekolah termasuk orang
tua. Kegiatan literasi emosional disekolah dapat dilakukan melalui berbagai macam
cara sederhana yang diselipkan pada saat proses pembelajaran misalnya guru
mengajak peserta didk untuk melakukan kegiatan rileksasi dan permaiana yang
melibatkan situasi emosional peserta didik di pertengahan pembelajaran. Sedangkan
terkait keterlibatan orang tua dalam program literasi emosional dapat dilakukan
dengan memberikan penugasan kepada peserta didik dengan memberikan penugasan
yang melibatkan orang tua seperti membaca bersama, dan lain sebagainya.

3. Program kegiatan fisik


School Well-Being dapat diartikan sebagai sekolah yang seluruh peserta didiknya
mempunyai rasa bahagia, kepuasan, tingkat stress yang rendah sehat secara fisik dan
mental, kualitas hidup yang baik agar mampu menyelesaikan tantangan, mencapai
kebahagiaan, dan kepuasan dalam kehidupan. Dengan kata lain dapat dikatakan
bahwa kesehatan, kebahagian, dan kesejahteraan sosial merupakan well being dari
setiap individu. Sehingga penerapan program kegiatan fisik di sekolah penting
dilakukan karena dapat mendukung terciptanya School Well-Being dengan
membantu para peserta didik dalam menjalani proses pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal dari segi fisik, motorik, mental, dan sosial. Melalui
program kegiatan fisik ini meningkatkan kesehatan serta membantu megurangi stress
bagi peserta didik sehingga mereka akan dapat belajar degan nyaman serta mampu
meyerap pembelajaran yang diajarkan dengan baik.

4. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman melalui penerapan


kegiatan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun) di sekolah
Lingkungan sekolah yang aman dan nyaman menjadi salah satu faktor dalam
menciptakan sekolah yang menyenangkan bagi peserta didik. Kondisi ini juga akan
berpengaruh baik terhadap sosial emosional peserta didik dikarenakan Pengalaman
baik ataupun buruk yang didapat peserta didik dapat terjadi karena lingkungan
sekitarnya. Lingkungan yang baik akan memberikan pengalaman baik pula
sebaliknya jika kondisi lingkungan sekitar tidak baik maka pengalaman yang didapat
akan kurang baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan lingungan
belajar yang aman dan nyaman yaitu melalui penerapan ataupun pembiasaan 5S
disekolah melalui kegiatan ini dapat meguatkan karakter dan kepribadian peserta
didik dalam bertingkah laku di sekolah.

B. Tujuan dan Manfaat Program


1. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman melalui kebijakan anti bullying
Kegiatan diatas bertujuan untuk:
a. Memastikan semua warga seeolah memiliki pemahaman megenai perilaku
bullying dan pentingnya memberantas tindakan bullying yang terjadi di sekolah
b. Mencegah terjadinya perilaku bullying di sekolah sehingga sekolah dapat
menjadi lingkungan belajar yang aman, nyaman dan berpihak pada peserta didik.
c. Meingkatkan kesadaran bagi seluruh warga sekolah akan bahaya dan resiko
hukuman dari tindakan bullying
2. Pengembangan keterampilan emosional melalui program literasi emosional.
Kegiatan diatas bertujuan untuk:
a. Melatih kemmapuan peserta didik dalam megenali, memahami, mengelola dan
mengekspresikan kemampuan sosial emosionalnya dengan baik.
b. Menciptkan hubungan dan interaksi yang positif antar seluruh warga sekolah.
3. Program kegiatan fisik
Kegiatan diatas bertujuan untuk:
a. Mendukung terciptanya School Well-Being karena membantu peseta didik dalam
menjalani proses pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dari segi fisik,
motorik, mental, dan sosial.
b. Meningkatkan kesehatan serta membantu megurangi stress bagi peserta didik
sehingga mereka akan dapat belajar degan nyaman serta mampu meyerap
pembelajaran yang diajarkan dengan baik.
4. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman melalui penerapan
kegiatan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun) di sekolah
Kegiatan diatas bertujuan untuk:
a. Mengembangkan dan menguatkan karakter baik seluruh warga sekolah
b. Mengajarkan peserta didik untuk saling meghormati antar peserta didik maupun
warga sekolah lainnya.
c. Tercipta lingkungan sekolah yang nyaman, harmonis dan damai antar semua
warga sekolah

C. Metode Penerapan di Sekolah


1. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman melalui kebijakan anti bullying
Penerapan program ini dilakukan dengan malakukan sosialisasi disekolah terkait
kebijakan anti bullying serta menempelkan ataupun memajang peraturan maupun
kebijakan anti bullying disetiap ruang kelas yang ada disekolah serta mading sekolah.
Hal ini bertujuan agar seluruh peserta didik maupun warga sekolah lainnya selalu
sadar dan ingat bahwa perilaku bullying tidak baik dan tidak boleh dilakukan
disekolah maupun tempat lainnya. Hal ini karena perilaku bullying akan berdampak
tidak baik terhadap perkembangan fisik maupuun psikis seseorang dan bullying
tersebut merupakan perbuatan kriminalitas yang memiliki hukum yang megatur bagi
pelakunya.
2. Pengembangan keterampilan emosional melalui program literasi emosional.
Program literasi emosional di sekolah dapat diterapkan dan diselipkan dalam proses
pembelajaran. Misalanya diterapkan pada saat pertengahan proses pembelajaran. Pada
pertengahan ini kondisi emosional peserta dapat dikatakan tidak stabil karena mereka
mulai bosan ataupun lelah terhadap materi pembelajaran yang diberikan. Sehingga
diperlukan suatu cara yang dapat mengambalikan kondisi emosional peserta didik
menjadi lebih baik dari sebelumnya salah satunya dengan kegiatan pegelolaan emosi
dalam bentuk relaksasi. Dalam kegiatan ini guru dapat mengajak peserta didik untuk:
a. Melakukan teknik STOP (Stop, Take a deep breath, Observe dan Proceed.) yang
bertujuan untuk membantu peserta didik kembali berkonsentrasi, membentuk
sikap positif serta mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan
yang reflektif dalam kegiatan pembelajaran.
b. Selain itu peserta didik juga dapat diajak untuk melakukan kegiatan literasi
emosional pada saat proses pembelajarn berlangsung dengan cara guru
menampilkan berbagai macam gambar emosi kemudian peserta didik diminta
untuk memilih salah satu gambar tersebut yang sesuai dengan kondisi
emosionalnya saat ini dan memperagakan atupun meluapkan emosinya sesuai
degan gambar yang dipilih.

3. Program kegiatan fisik


Program kegiatan fisik dilakukan dengan peserta didik secara langsung
mempraktikkan dan melakukan kegiatan fisik yang telah disepakati sebelumnya.
kegiatan ini dilakukan secara rutin di sekolah setiap satu minggu sekali dan dapat
diterapkan dalam pembelajaran olahraga. Kegiatan ini bermanfaat dalam mendukung
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara optimal dari segi fisik, motorik,
mental, dan sosial. Melalui kegiatan ini meningkatkan kesehatan dan membantu
peserta didik megurangi stress yang dialami.

4. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman melalui penerapan


kegiatan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun) di sekolah
Penerapan kegiatan 5S di sekolah dilakukan dengan pembiasaan setiap pagi yang
dilakukan oleh seluruh warga sekolah ketika masuk kedalam lingkungan sekolah
ataupun masuk kedalam kelas. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah :
a. Setiap pagi hari peserta didik disambut oleh guru piket kemudian peserta didik
bersalaman serta mengucapkan salam, setelah itu salim. Hal ini dapat
menumbuhkan sikap sopan santun di manapun peserta didik berada.
b. Saat guru memasuki kelas, dimulai dengan mengucapkan salam sambil tersenyum
kepada peserta didik, kemudian dilanjutkan dengan berdoa bersama sebelum
pembelajaran dimulai. Hal ini menunjukkan sikap yang ramah, santun, dan sikap
menghargai ajaran agama Islam.
c. Setiap hari saat akan pulang sekolah, peserta didik bersalaman dengan guru kelas
dan mengucapkan salam. Hal ini menunjukkan sikap menghargai ajaran agama
Islam.

Anda mungkin juga menyukai