Anda di halaman 1dari 6

Nama Anggota Kelompok 3:

1. Lalu Yusril Aman

2. Melina Sita Lestari

3. R.A. Ega Fathma Fairuzi

4. L. Hendra Fatoni

5. Ismail Marzuki

AKsi Nyata

1. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari konsep SEL?

Setelah mempelajari konsep Sosial-Emosional Learning (SEL) sebagai seorang guru, saya
mendapatkan pemahaman baru mengenai peran keterampilan sosial dan emosional dalam
pembelajaran. Saya menyadari bahwa memberikan perhatian khusus pada pengembangan
keterampilan ini dapat membawa dampak positif yang signifikan pada kesejahteraan dan
perkembangan siswa. Selain itu, pemahaman lebih mendalam tentang bagaimana keterampilan
emosional yang baik dapat meningkatkan performa akademis memberikan wawasan baru
mengenai integrasi SEL ke dalam kurikulum. Saya juga menyadari pentingnya peran saya sebagai
pendidik dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan kesadaran diri
dan sosial siswa. Pemahaman tentang bagaimana program SEL dapat membantu siswa
mengatasi stres, mengembangkan kemandirian, dan membangun hubungan yang sehat telah
meningkatkan kesadaran saya akan kontribusi positif yang dapat saya berikan sebagai guru.
Dengan pengetahuan ini, saya merasa lebih siap untuk mendukung siswa dalam
mengembangkan keterampilan sosial-emosional mereka, memberikan landasan yang kokoh
untuk keberhasilan akademis dan kehidupan sehari-hari mereka.

Selanjunya tentang Empathy, Compassion, Mindfulness, dan Critical Inquiry sebagai seorang
guru, saya mendapati pemahaman yang mendalam mengenai peran keempat konsep tersebut
dalam membentuk lingkungan pendidikan yang holistik. Empati menjadi kunci dalam memahami
pengalaman siswa, membangun hubungan yang positif, dan merespon kebutuhan individu
mereka dengan lebih baik. Compassion menjadi fondasi untuk menciptakan lingkungan yang
mendukung, di mana siswa merasa diterima dan didukung dalam perjalanan mereka.
Mindfulness membawa pemahaman tentang pentingnya kesadaran diri dan kesejahteraan
mental, memberikan alat bagi siswa untuk mengelola stres dan meningkatkan fokus dalam
pembelajaran. Sementara itu, Critical Inquiry mendorong siswa untuk bertanya, menganalisis,
dan berpikir kritis, membantu mereka mengembangkan keterampilan intelektual yang
diperlukan dalam dunia yang terus berkembang. Dengan menyatukan keempat konsep ini,
sebagai guru, saya merasa lebih memahami bahwa menciptakan lingkungan belajar yang inklusif
dan mendukung tidak hanya tentang memberikan pengetahuan, tetapi juga tentang
membentuk karakter, keterampilan sosial, dan kebijaksanaan untuk menghadapi dunia dengan
bijaksana. Pemahaman ini memberi saya dasar yang lebih kokoh untuk merancang pengalaman
pembelajaran yang berdaya guna bagi perkembangan holistik siswa

2. Apa saja tantangan/hambatan dalam menerapkan pembelajaran sosial-emosional?

 Kurangnya Waktu dan Sumber Daya


Menerapkan program SEL membutuhkan waktu dan sumber daya yang cukup.
Terbatasnya waktu pembelajaran dan anggaran dapat menjadi kendala dalam
mengintegrasikan kegiatan SEL ke dalam kurikulum.
 Kurangnya Pelatihan Guru
Guru mungkin tidak memiliki pelatihan yang memadai dalam mengajar keterampilan
sosial-emosional. Ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk efektif
menyampaikan materi dan mendukung siswa dalam pengembangan keterampilan
tersebut.
 Ketidakpastian dalam Evaluasi
Menilai kemajuan dalam pembelajaran sosial-emosional dapat lebih rumit dibandingkan
dengan penilaian akademis. Kriteria evaluasi yang tidak jelas atau kurangnya alat ukur
dapat menjadi tantangan.
 Tantangan dalam Melibatkan Orang Tua
Membangun keterlibatan orang tua dalam mendukung pembelajaran sosial-emosional
seringkali bisa sulit. Beberapa orang tua mungkin tidak sepenuhnya menyadari
pentingnya aspek ini atau kurangnya pemahaman tentang cara mereka dapat
berkontribusi.
 Perbedaan Individu Setiap siswa memiliki kebutuhan dan tingkat perkembangan yang
berbeda.
Mengakomodasi perbedaan ini dalam pembelajaran sosial-emosional dapat menjadi
tantangan. Meskipun ada tantangan dalam menerapkan pembelajaran sosial-emosional,
manfaat jangka panjangnya dalam meningkatkan kesejahteraan dan perkembangan
siswa menjadikannya upaya yang sangat berharga dalam pendidikan. Dengan dukungan
yang tepat, banyak sekolah dan lembaga pendidikan yang berhasil mengatasi tantangan
ini dan mengintegrasikan SEL ke dalam pendekatan pembelajaran mereka

3. Buatlahlah program untuk Anda sendiri sebagai guru, apa saja yang perlu Anda persiapkan
untuk mengajar? Apa kelebihan dan kekurangan Anda terkait masalah emosi? Bagaimana
Anda akan mengembangkan kemampuan sosial-emosional Anda?

Sebagai seorang guru yang ingin mengembangkan kemampuan sosial emosional dan
mempersiapkan diri untuk mengajar, ada beberapa langkah yang perlu saya lakukan:

Persiapan:

 Pemahaman Konsep SEL Saya akan memulai dengan memahami konsep dan prinsip-prinsip
Pembelajaran Sosial-Emosional (SEL). Ini termasuk memahami komponen-komponen seperti
self-awareness, self-management, social awareness, relationship skills, dan responsible
decision making.

 Identifikasi Kebutuhan Pribadi Saya akan melakukan introspeksi untuk mengidentifikasi


kelebihan dan kekurangan pribadi saya terkait masalah emosi. Ini termasuk mengenali
emosi saya sendiri dan bagaimana emosi tersebut memengaruhi interaksi dengan siswa dan
rekan kerja.

 Pelatihan dan Pengembangan Diri Saya akan mencari pelatihan dan sumber daya yang dapat
membantu saya mengembangkan kemampuan sosial-emosional. Ini bisa mencakup
mengikuti kursus, seminar, atau membaca buku yang berkaitan dengan SEL.

 Rencana Pembelajaran SEL Saya akan merencanakan bagaimana mengintegrasikan konsep


SEL ke dalam rencana pembelajaran saya. Ini akan mencakup pembuatan aktivitas dan
materi yang mendukung perkembangan sosial-emosional siswa.

 Kolaborasi dengan Rekan Kerja Saya akan bekerja sama dengan rekan guru dan staf sekolah
untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran sosialemosional. Kami dapat
berbagi pengalaman dan ide-ide untuk meningkatkan kemampuan SEL kami.

Kelebihan dan Kekurangan Terkait Emosi:

Kelebihan:

 Kepekaan terhadap perasaan siswa: Saya cenderung dapat memahami perasaan siswa
dengan baik, sehingga saya dapat merespons secara empatik terhadap kebutuhan mereka.

 Kemampuan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung: Saya bisa menciptakan


atmosfer kelas yang aman dan nyaman bagi siswa untuk berbicara tentang perasaan
mereka.

Kekurangan:

 Terlalu terpengaruh oleh emosi: Terkadang saya bisa terlalu terpengaruh oleh emosi siswa
atau situasi di kelas, yang bisa mempengaruhi efektivitas pengajaran saya.

 Kesulitan mengatasi konflik: Saya mungkin menghindari konflik daripada menghadapinya


secara langsung.

Pengembangan Kemampuan Sosial-Emosional:

Untuk mengembangkan kemampuan sosial-emosional saya, saya akan:

 Melakukan refleksi diri secara rutin untuk memahami bagaimana emosi saya memengaruhi
interaksi dengan siswa dan rekan kerja.
 Mengambil langkah-langkah untuk mengelola stres dan emosi negatif, seperti meditasi atau
olahraga.

 Mengikuti pelatihan dan sumber daya yang berkaitan dengan pengembangan kemampuan
sosial-emosional.

 Berpartisipasi dalam program mentoring atau kolaborasi dengan rekan guru yang memiliki
pengalaman dalam SEL.

 Menggunakan feedback dari siswa dan rekan kerja untuk terus meningkatkan kemampuan
sosial-emosional saya.

Pengembangan kemampuan sosial-emosional adalah proses berkelanjutan, dan saya akan


berusaha untuk terus belajar dan tumbuh dalam aspek ini agar dapat menjadi guru yang lebih
efektif dan mendukung perkembangan siswa secara holistik.

Lembar Kerja 2.9 EMC2 di Kelas

Rencana Bagaimana aplikasinya Hambatan/tantangan yang akan dihadapi

Kegiatan Berbasis 1. Pemilihan Cerita yang Relevan 1. Siswa yang memiliki minat yang
Cerita (Empathy) berbeda-beda.
 Pilih cerita yang sesuai dengan tingkat 2. Keterbatasan waktu.
pemahaman dan usia siswa. 3. siswa dalam kelas memiliki tingkat
 Pastikan cerita memiliki nilai-nilai positif atau keterampilan bahasa yang berbeda,
pesan yang dapat dipetik. yang dapat mempengaruhi pemahaman
dan partisipasi mereka dalam kegiatan
2. Sesi Membaca Cerita:
berbasis cerita.
 Dedikasikan waktu untuk membaca cerita 4. Beberapa siswa merasa tidak nyaman
bersama-sama sebagai kelas. berbicara di depan kelas atau
berpartisipasi aktif dalam kegiatan
 Berikan siswa kesempatan untuk bertanya, berbasis cerita.
berdiskusi, dan menyampaikan pemahaman 5. Terbatasnya sumber daya, seperti buku
mereka tentang cerita. cerita atau alat bantu visual.
3. Diskusi Nilai dan Pelajaran: 6.

 Selenggarakan sesi diskusi tentang nilai-nilai


atau pelajaran yang dapat dipetik dari cerita.

 Minta siswa untuk menyumbangkan ide dan


pandangan mereka.
Mengajari 1. Ambil waktu beberapa saat sebelum memulai 1. beberapa siswa mungkin tidak memiliki
Mindfulness pelajaran untuk menyiapkan siswa sekitar 5-10 minat awal terhadap mindfulness atau
menit. mungkin menganggapnya tidak relevan.
2. Jadwal yang padat dapat menjadi
2. Pengaturan tempat duduk dan pencahayaan kelas hambatan untuk menyisihkan waktu
dikondisikan untuk membuat siswa merasa
khusus untuk praktik mindfulness.
senyaman mungkin. Guru dan siswa dapat duduk 3. Beberapa siswa mungkin kesulitan
di kursi dengan kaki di lantai, atau duduk di lantai memahami konsep abstrak seperti
dengan kaki bersila, maupun berlutut, cari kondisi kesadaran diri atau perhatian penuh.
yang dirasa nyaman bagi tiap siswa. 4. Menjaga konsistensi dalam penerapan
3. Hening sejenak untuk memperhatikan nafas. Tutup praktik mindfulness dapat menjadi
mata, rasakan dan ikuti sensasi saat nafas keluar tantangan.
masuk. Guru dapat menggunakan lonceng atau bel 5. Tidak semua orang tua mungkin
dalam pelasanaannya. mendukung atau memahami nilai
mindfulness.
4. Akhiri dengan memberi kata-kata positif dan 6. Beberapa siswa mungkin berasal dari
inspiratif dan minta siswa untuk membuka mata latar belakang budaya atau agama yang
perlahan. tidak akrab dengan konsep
mindfulness.
5. Jika fokus siswa terlihat mulai teralihkan saat
pembelajaran, guru dan siswa dapat saling
mengingatkan untuk perlahan mengalihkan
perhatian ke pernafasan yang sudah dilatih agar
kembali fokus ke pembeajaran.

Membimbing Ketika berdiskusi kelompok, ada peserta didik yang 1. Tantangan muncul dalam mengelola
Peserta didik merasa kesulitan dalam memahami materi atau tugas konflik di antara peserta didik.
dalam memahami yang diberikan oleh guru di sanalah penerapan 2. Membutuhkan waktu yang ekstra untuk
materi Compassion dilakukan memberikan tindakan terhadap membantu memahami dan
pembelajaran masalah belajar peserta didik. membimbing dalam proses
(Compassion) pembelajaran.

Menganalisis Teks 1. Bacakan atau berikan akses kepada siswa terhadap 1. Keterbatasan waktu dalam jadwal
Sastra (Critical teks sastra tertentu dan fasilitasi diskusi kelompok pembelajaran dapat menjadi tantangan
Inquiry) atau diskusi kelas tentang elemen-elemen sastra utama. Menganalisis teks sastra
seperti tema, karakter, plot, dan gaya penulisan. membutuhkan waktu yang cukup untuk
2. Pinta siswa untuk menganalisis karakter-karakter memahami secara mendalam elemen-
dalam teks. Mereka bisa mengidentifikasi elemen sastra, dan dalam keadaan
perubahan karakter, motif, dan konflik yang kelas yang padat, bisa sulit untuk
mungkin terjadi. memberikan waktu yang cukup.
3. Akhiri pembelajaran dengan memberi tugas 2. Siswa dapat memiliki tingkat
menulis esai analisis sastra di mana siswa dapat pemahaman yang beragam terkait
menyajikan pemahaman mendalam mereka dengan sastra. Beberapa mungkin
tentang teks dengan merinci aspek-aspek sastra sudah memiliki pengalaman dan
yang telah dianalisis. pemahaman mendalam, sementara
yang lain mungkin baru terkena sastra
dan memerlukan bimbingan lebih
lanjut.
3. Beberapa siswa mungkin merasa
kurang termotivasi untuk menganalisis
teks sastra, terutama jika mereka
belum mengembangkan minat
terhadap sastra. Meningkatkan
motivasi siswa untuk terlibat dalam
analisis dapat menjadi tantangan.
4. Mengatasi tantangan dalam memilih
teks yang sesuai dan mendukung
berbagai tingkat pemahaman dan minat
siswa dapat menjadi tugas yang sulit.

Anda mungkin juga menyukai