Oleh :
NUR AZLINA
PGSD - 004
2023
Keberagaman peserta didik merupakan karakteristik yang dimiliki oleh setiap peserta
didik yang berupa keberagaman budaya, fisik,gender, latar belakang keluarga, kemampuan dan
kelebihannya tersendiri.
Dalam berbagai aspek perkembangan individu, ada dua fakta yang menonjol, yaitu
pertama semua manusia mempunyai unsur-unsur kesamaan di dalam pola perkembangannya
dan kedua, didalam pola yang bersifat umum tiap-tiap individu mempunyai kecendrungan
berbeda. Perbedaan individu menurut Landgren (1980: 578) menyangkut variasi yang terjadi,
baik variasi pada aspek fisik-motorik, kognitif, maupun sosio-emosional. Setiap manusia
mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda. Hal ini dapat di pengaruhi dari
berbagai factor, yaitu factor dari dalam (factor yang ada dalam diri manusia itu sendiri, factor
hereditas : bawaan/warisan) dan factor luar (factor lingkungan). Dengan factor bawaan tertentu
dan disertai dengan factor lingkungan yang tertentu pula maka akan menghasilkan pola
pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula.
Pada proses pembelajaran guru tidak cukup hanya dengan menyampaikan materi
pelajaran saja atau yang biasa disebut dengan transfer ilmu. Sebab, didalam
pembelajaran/pendidikan ada 3 aspek penilaian yang dilakukan guru terhadap siswanya yaitu
aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor. Oleh karena itu, demi terwujudnya tujuan
belajar dengan hasil yang optimal guru perlu mengenal masing-masing siswa dimana setiap
siswa merupakan mahluk yang unik secara lebih dekat.
Untuk mengetahui siswa lebih dekat maka guru perlu mengetahui hal-hal apa saja yang
membedakan siswa satu dengan sisa lainya. Untuk itu sangat perlu untuk memehami materi
mengenal individu siswa agar dapat dengan tepat menentukan materi, metodedan teknik
penyampaian materi yang sesuai dengan kondidi siswa yang beragam di dalam kelas dengan
harapan tujuan pembelajaran dapat terwujud dengan hasil yang maksimal.
A. Keberagaman Siswa
1. Intelegensi
Intelegensi atau kecerdasan diartikan dalam berbagai dimensi oleh para ahli.
Donald Stener, seorang Psikolog menyebut intelegensi sebagai
suatu kemampuan untuk menerapkan pegetahuan yang sudah ada untuk
memecahkan berbagai masalah. Tingkat intelegensi dapat diukur dengan
kecepatan memecahkan masalah-masalah tersebut.
2. Gaya Belajar
Orang dengan gaya belajar visual atau spasial biasanya lebih mudah
memahami gambar, simbol dan tanda-tanda lainnya yang ditangkap
oleh indera penglihatan. Orang tipe visual cenderung memiliki
pengamatan yang teliti terhadap sesuatu dan mampu mencatat dengan
detail. Mereka akan lebih mudah mengingat sesuatu yang dilihatnya
biasanya yang berkaitan dengan bentuk, warna maupun artistik.
Mereka juga lebih suka mencatat ataupun mencoret-coret kertas saat
diberikan penjelasan.
2) Aditori
Jika siswa dengan tipe visual lebih mudah mengingat sesuatu yang
berupa bentuk, warna maupun karya artistik berbeda halnya tipe
auditori. Siswa auditori lebih mudah mengingat sesuatu yang
ditangkapnya melalui telinga alias dengan mendengarkan. Namun
kekurangan dari tipe auditori adalah cenderung tidak bisa belajar
dengan baik di tempat yang ramai dan berisik. Metode belajar yang
tepat bagi tipe auditori yaitu melalui diskusi, cerita, musik dan bentuk-
bentuk suara lainnya. Ciri yang mudah dikenali yaitu, biasanya mereka
akan membaca dengan suara yang cukup keras supaya bisa
didengarkan oleh telinganya.
3) Kinestetik
4) Linguistik
4. Kepribadian
kepribadian adalah suatu perpaduan yang utuh antara sikap, sifat, pola pikir,
emosi, serta juga nilai-nilai yang mempengaruhi individu tersebut agar berbuat
sesuatu yang benar sesuai dengan lingkungannya. Terdapat 4 kepribadian
Berdasarkan buku The Four Temperaments, ada empat jenis kepribadian
manusia, yaitu sanguinis, melankolis, plegmatis, dan koleris. Berdasarkan
psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu
organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan
sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah.
Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan
mengalami perubahan.
5. Status Sosial
Status sosial adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial,
sehubungan dengan kelompok-kelompok lain di dalam kelompok yang lebih
besar lagi. Dalam arti lingkungan pergaulan sehari-hari, prestisenya, dan adanya
hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Status sosial yang didasarkan atas
penghasilan pekerjaan, pendidikan dan gengsi sosial dapat sangat mempengaruhi
sikap siswa terhadap sekolah , pengetahuan, latar belakang, sisiapan sekolah dan
pencapaian akademis. Keluarga kelas pekerja dan berpenghasilan rendah
mengalami tekanan yang mempunyai andil dalam praktik pengasuhan anak, pola
kominikasi dan harapan rendah yang mungkin akan kurang menguntungkan
anak-anak ketika mereka memasuki sekolah.
6. Bahasa
“Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan
menuntuntumbuhnya kodrat itu” -Ki Hajar Dewantara
Kutipan diatas adalah salah satu kutipan dari Ki Hajar Dewantara yang menggaris
bawahi bahwa setiap jiwa anak akan hidup dan tumbuh sesuai dengan kekuasaan pada
dirinya dengan arti lain bahwa tenaga pendidik tidak memaksakan kehendaknya untuk
membuat peserta didik menerima segala proses dan metode pembelajaran yang telah
direncankan melainkantenaa pendidik hanya dapat menjadi perawat dan penuntun siswa
dalam mengembangkan kekuatatan yang ada pada diri peserta didik. Dengan berdasar pada
kenyataan ini, maka muncullah sebuah ide tau metode yang menitikberatkan pada proses
pembelajaran sesuai dengan kemampuan,bakat dan minat peserta didik. Pembelajaran
berdifernsiasi adalah suatu metode pembelajaran yang menawarkan
keleluasaan kepada peserta didik untuk meningkatkan potensi yang ada pada dirinya yang
dimana dalam proses ini tidak hanya berfokus pada produk pembelajaran tapi juga berfokus
pada matari dan proses. Pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti guru harus
mengelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang.
Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran
berdiferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran yang acak (random), yang gurunya
kemudian harus membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus
untuk memecahkan semua permasalahan.
Menurut Tomlinson (2001) Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk
menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta
didik sebagai individu. Atau bisa dikatakan juga bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah
pembelajaran yang 2 memberi keleluasaan dan mampu mengakomodir kebutuhan peserta
didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil
belajar peserta didik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pembelajaran berdiferensiasi
diperlukan untuk mengakomodasi semua kebutuhan siswa. Lantas seperti apa sebetulnya
pembelajaran berdiferensiasi itu? Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan
masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan
peserta didik.
Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:
1. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang” peserta
didik untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi.
Kemudian juga memastikan setiap peserta didik di kelasnya tahu bahwa akan selalu
ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
2. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi
bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga peserta
didiknya.
3. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang
didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat
menentukan peserta didik mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, peserta
didik mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
4. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar peserta didiknya.
Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi
kebutuhan belajar peserta didik tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan
sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang
berbeda.
5. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas,
metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas,
sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat
berjalan secara efektif.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek), memastikan bahwa implementasi Kurikulum Merdeka tetap berjalan
sebagaimana rencananya yang akan diimplementasikan mulai tahun ajaran 2022/2023.
Walaupun pada kenyataanya masih banyak tenaga pendidik yang secara sepenuhnya belum
mengimplemantasikan kurikulum ini namun kurikulum ini menjadi sebuah angin segar dalam
sistem pendidikan kita yang terus berkembang dan maju demi masa depan yang terus
melahirkan generasi.
Kesimpulan nya untuk memenuhi Terget Kurikulum dengan siswa yang beragam maka proses
pembelajaran harus dilaksanakan secara bervariasi dengan menyesuaikan kondisi siswa.
Karena dengan pembelajaran yang bervariasi siswa akan lebih termotivasi dalam belajar
sehingga target kurikulum dapat terpenuhi. Dalam proses pembelajaran kurikulum tetap
dijadikan pedoman dalam kegiatan belajar seperti menentukan materi serta bahan
pembelajaran dan untuk mencapai tujuan pendidikan namun dalam penerapannya tetap harus
menyesuaikan kondisi siswa yang beragam.
SUMBER:
www.merdeka.com/jateng/20-kata-kata-mutiara-ki-hajar-dewantara-tentang-guru-
penuh- makna-perjuangan-kln.html
https://adisastrajaya.blogspot.com/2022/02/3-aspek-pemetaan-
kebutuhan- belajar.html
https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/implementasi-kurikulum-
merdeka-tetap- berjalan-sesuai-rencana
https://www.studocu.com/id/document/universitas-
pancasakti/pembelajaran-berdiferensiasi/makalah-tentang-keragaman-
peserta-didik-dan-pemenuhan-target-kurikulum/45669471
https://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian
https://core.ac.uk/download/pdf/234746357.pdf