Anda di halaman 1dari 7

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

UTS

KERAGAMAN SISWA DAN PEMENUHAN TARGET


KURIKULUM

Maresya Darmanti, S.Pd

Prodi: PGSD

Dosen Pengampu :

Dr. Jessi Alexander Alim, M.Pd

Dr. Neni Hermita, M.Pd

PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN GEL I

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS RIAU

2023
Pada tahap ini, Anda diminta untuk menulis paper yang berisi refleksi mahasiswa tentang
keragaman siswa dan pemenuhan target kurikulum. Selanjutnya, unggah paper tersebut
sesuai petunjuk di bawah.

PENDAHULUAN

Setiap individu mempunyai ciri khas nya masing-masing, mulai dari ciri-ciri fisik,
sikap maupun sosial emosialnya. Kita dapat memperhatikan orang-orang di sekitar kita.
Mereka mempunyai kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda, mempunyai kegemaran
yang berbeda, bahkan mereka juga mempunyai tujuan hidup yang berbeda pula. Sebagai
calon pendidik kita juga harus memahami hal tersebut kepada peserta didik di kelas. Mereka
datang dari keluarga dan lingkungan hidup yang bermacam-macam. Setiap tempat
mempunyai budayanya masing-masing dan tentu saja akan membentuk karakter orang yang
bermacam- macam pula.

Begitu banyak hal yang dapat ditemui di dalam kelas terkait karakter peserta didik.
Bayangkan ketika kita dulu menjadi seorang siswa (SD/SMP/SMA). Ingatlah teman kita satu
persatu! Bagaimana karakteristik masing-masing teman kita? Tahukah kita apa kelebihan dari
masing-masing mereka? Apakah mereka mempunyai minat yang berbeda-beda? Bagaimana gaya
belajar mereka? Siapakah diantara teman kita yang paling pandai dalam berhitung dan selalu
tercepat dalam mengumpulkan tugas? Atau siapakah yang justru sebaliknya, yaitu lama sekali
dalam menangkap pelajaran? Siapakah yang level membacanya paling tinggi? Siapakah teman
kita yang perlu dibantu untuk meningkatkan keterampilan memahami bacaan mereka? Adakah
teman kita yang pandai dalam pelajaran keterampilan dan seni? Adakah teman kita yang suka
berkelompok dalam mengerjakan pelajaran ataupun dalam hal apapun? Atau adakah teman kita
yang justru sebaliknya, ia suka dengan tugas mandiri dan begitu juga dalam kesehariannya lebih
suka dengan kesendirian? Siapakah yang senang berbicara didepan? Siapakah yang senang
dengan menggambar? Siapakah di antara teman kita suka tertidur ketika pelajaran Matematika
karena tidak mengerti? Dan masih banyak yang bisa kita bayangkan dan temukan pada teman-
teman kita dulu ketika di sekolah. Seru, ya, mengingat masa-masa sekolah? Lantas jika kita
sebagai gurunya, jika kita sebagai guru, maka usaha apa yang harus dilakukan untuk
menyesuaikan proses pembelajaran sehingga terpenuhinya kebutuhan individu setiap siswa?

Sejatinya setiap individu itu berbeda satu dengan yang lainnya. Begitu juga setiap siswa
di kelas pasti berbeda antara satu dengan yang lainnya. Begitu banyak kebutuhan siswa yang
harus dipenuhi. Tanpa disadari, guru setiap harinya menghadapi murid dengan berbagai
keragaman yang banyak sekali macamnya. Guru selalu dihadapkan berbagai tantangan dalam
mengajar dan kerap kali harus melakukan dan memutuskan sesuatu hal dalam satu waktu.

Keterampilan yang luar biasa ini banyak yang tidak disadari oleh para guru, karena begitu
naturalnya hal ini terjadi di kelas dan guru menghadapi tantangan tersebut menjadi hal yang
biasa baginya. Berbagai usaha dilakukan oleh para guru, tentunya tujuannya adalah untuk
memastikan bahwa setiap peserta didik sukses dalam proses pembelajarannya. Nah, dengan
melihat banyak perbedaan antara satu peserta didik dengan peserta didik yang lainya, tentunya
perlu adanya pembelajaran berdiferensiasi.

Adapun Pembelajaran berdiferensiasi Menurut Tomlinson (2001) Pembelajaran


berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi
kebutuhan belajar peserta didik sebagai individu. Atau bisa dikatakan juga bahwa pembelajaran
berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan dan mampu mengakomodir
kebutuhan peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar,
minat, dan profil belajar peserta didik yang berbeda-beda.

Dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, diharapkan pendidik dapat


memaksimalkan potensi belajar setiap peserta didik dengan cara yang paling efektif. Dengan
pembelajaran berdiferensiasi ini memungkinkan pendidik untuk mempertimbangkan perbedaan
individu peserta didik seperti bakat, minat, kecepatan belajar, serta gaya belajar dalam menyusun
dan menyajikan materi pembelajaran. Oleh karena itu dalam proses penyelenggaraan pendidikan
akan memperhatikan keragaman yang ada pada peserta didik demi mewujudkan target kurikulum
yang berdasarkan pembelajaran berdiferensiasi yang disesuaikan dengan pengembangan
kurikulum merdeka.

PEMBAHASAN

A. Keragaman Peserta Didik

Untuk mengakomodasi berbagai karakter peserta didik maka dibutuhkan


pembelajaran yang dapat mendiferensiasikan peserta didik dalam suatu kelompok dan
kemudian setiap kelompok tersebut akan diberikan pengalaman belajar yang berbeda,
pembelajaran ini disebut sebagai pembelajaran berdiferensiasi. Materi tentang pembelajaran
berdiferensiasi merupakan materi baru bagi saya. Strategi pembelajaran ini datang sebagai
sebuah solusi dalam menghadapi permasalahan pembelajaran di kelas. Dengan melihat
banyak perbedaan antara satu peserta didik dengan peserta didik yang lainya, tentunya perlu
adanya pembelajaran berdiferensiasi.

Yang mendasari perlunya pembelajaran berdiferensiasi adalah perbedaan karakter


peserta didik. Perbedaan itu bisa dilihat dari beberapa hal yaitu pertama, sistem ekologi pada
setiap individu (latar belakang keluarga, budaya, politik, ekonomi, lingkungan, dan
lainsebagainya), pada teori ekologi setiap perkembangan manusia dipengaruhi oleh ke 5 sistem
lingkungan mikrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem, dan kronosistem. Kedua,
yaitu multiple intelligences, pada teori multiple intelligences ini disebutkan ada
delapan bentuk kecerdasan yaitu verbal-linguistik, logis-matematis, spasial-visual, kinestetik-
jasmani, musical, intrapersonal, interpersonal dan naturalis. Ketiga, zone of proximal
development (ZPD) yaitu zona antara tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan
potensial. Tingkat perkembangan aktual tampak dari kemampuan anak menyelesaikan
tugas-tugas secara mandiri. Sedangkan tingkat perkembangan potensial tampak dari
kemampuan anak menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah dengan bantuan orang
dewasa. Seorang pendidik dapat memberikan bantuan kepada anak untuk mencapai
tingkat perkembangan aktualnya. Keempat learning modalities atau yang kita kenal dengan
gaya belajar. Dalam pembelajaran berdiferensiasi ini terdapat beberapa aspek yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan tingkatan kemampuan dari peserta didik, yaitu (1) aspek konten, yang
melibatkan materi untuk memenuhi kebutuhan dan minat peserta didik, (2) aspek proses,
melibatkan penyesuaian metode pembelajaran untuk memenuhi gaya belajar, (3) aspek produk,
meliputi penyesuaian tugas, (4) aspek lingkungan belajar, meliputi penyesuaian lingkungan fisik
dan sosial untuk memfasilitasi pembelajaran yang efektif.

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan penyesuaian terhadap minat, preferensi


belajar, kesiapan siswa agar tercapai peningkatan hasil belajar. Pembelajaran berdiferensiasi
bukanlah pembelajaran yang diindividualkan. Namun, lebih cenderung kepada pembelajaran
yang mengakomodir kekuatan dan kebutuhan belajar siswa dengan strategi pembelajaran
yang independent (Marlina, 2019). Pembelajaran berdiferensiasi bukan sekedar
mengelompokkan siswa dan memberikan materi belajar yang berbeda. Pembelajaran
berdiferensiasi memiliki ciri-ciri berfokus pada kompetensi pembelajaran, evaluasi
kesiapan dan perkembangan belajar diakomodasi dalam kurikulum, peserta didik menjadi
pembelajar yang aktif atau pembelajaran dengan pendekatan student center,
pengelompokkan peserta didik dilakukan secara fleksibel. Maksudnya adalah
pengelompokkan peserta didik bukan hanya berdasarkan kompetensi akademik saja
melainkan bisa berdasarkan keberagaman gaya belajar, kompetensi sosial emosional, tahap
perkembangan psikologi siswa. Peserta didik memiliki karakteristik dan kebaragam yang
berbeda-beda.

Setiap individu memiliki karakteristik/ciri khas yang unik. Perbedaan itulah yang
dinamakan dengan keberagaman. Keragaman peserta didik atau siswa adalah perbedaan
individual yang dimiliki oleh setiap peserta didik dalam sekolah, baik dalam hal kemampuan
akademik, minat dan bakat, maupun latar belakang sosial ekonomi, serta keragaman
karakteristik, keragaman suku, keragaman budaya, keragaman agama dan lain sebagainya. Ini
mencakup perbedaan usia, jenis kelamin, etnis, budaya, kemampuan bahasa, kebutuhan
khusus, dan lain-lain. Keragaman peserta didik merupakan suatu keunikan yang harus
diakui dan diterima sebagai suatu sumber daya dalam proses pembelajaran. Keberagaman
yang dimiliki setiap peserta didik harus diikuti dengan rasa toleransi oleh setiap peserta didik.
Keberagaman peserta didik sudah difasilitasi oleh pembelajaran berdiferensiasi. Yang mana pada
pembelajaran berdiferensiasi memandang peserta didik memiliki keragaman yang harus
difasilitasi sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Di setiap kelas terdapat beragam karakteristik peserta didik, minat, dan juga gaya belajar
yang berbeda-beda. Dalam kurikulum merdeka pembelajaran berfokus pada peserta didik dan
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi
peserta didik dengan berbagai keberagaman dalam proses pembelajaran dipetakan berdasarkan
kesiapan belajar, minat belajar, serta profil belajar peserta didik.

Upaya yang dapat dilakukan oleh pendidik dalam mewujudkan pembelajaran


berdiferensiasi berdasarkan keberagaman peserta didik dapat dilakukan dengan memberikan
diagnostik awal pada kemampuan peserta didik. Hal ini dilakukan demi terwujudnya kegiatan
pembelajaran yang bermakna dan menjunjung toleransi sehingga dengan pembelajaran bermakna
tersebut tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.

B. Pemenuhan Target Kurikulum

Kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam dunia pendidikan. Kurikulum
menjadi panduan yang akan memandu dan mengarahkan kearah mana pendidikan itu
dilaksanakan. Dalam pendidikan di Indonesia sudah sering kali mengalami perubahan
kurikulum. Kurikulum yang terus dikembangkan akan menyesuaikan perkembangan zaman yang
semakin maju. Hal ini sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa menurut beliau
pendidikan harus memperhatikan kodrat alam dan juga kodrat zaman. Pengembangan. kurikulum
ini bertujuan untuk memperbaiki kurikulum sebelumnya dan disesuaikan dengan perkembangan
zaman sehingga di harapkan agar pendidikan yang ada di Indonesia ini menjadi lebih baik dan
dapat bersaing dengan pendidikan di negara maju.

Dalam penyelenggaraannya kurikulum memiliki suatu target. Target tersebut merupakan


ketercapaian proses pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah. Target kurikulum menjadi
suatu acuan sejauh mana ketercapaian dalam kurikulum yang diselenggarakan oleh sekolah
sehingga sesuai dengan target pada tujuan pembelajaran. Ketercapaian dalam kurikulum suatu
sekolah pastinya akan dievaluasi dalam pelaksanaannya.

Target Kurikulum Merdeka dapat dipenuhi dengan melaksanakan proses pembelajaran


berdiferensiasi di kelas. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan upaya guru untuk
menyesuaikan proses pembelajaran di kelas guna memenuhi kebutuhan belajar peserta didik.
Dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi maka target kurikulum merdeka dapat
tercapai. Hal ini dikarenakan sebelum memulai pembelajaran peserta kebutuhan belajar peserta
didik telah dipetakan sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik
sehingga pendidik dapat menentukan tujuan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar
peserta didik. Dengan begitu pembelajaran lebih berfokus kepada peserta didik dan tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan optimal sehingga terget kurikulum merdeka dapat terpenuhi.

C. Kondisi Saat PPL

Saat melakukan observasi di SDN 105 Pekanbaru diperoleh informasi bahwa sekolah
tersebut telah menerapkan Kurikulum Merdeka dan Kurikulum K13 serta telah menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi. Kurikulum Merdeka yaitu diterapkan dan dipakai di kelas 1, 2, 4,
dan 5, serta Kurikulum K13 yaitu di kelas 3 dan 4. Pada saat melakukan PPL di sekolah tersebut
saya menemukan keberagaman peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat dari keberagaman
kesiapan belajar, minat belajar, gaya belajar, latar belakang sosial berbeda, latar belakang
ekonomi yang berbeda, latar belakang budaya yang berbeda dan lain sebagainya. Dari
keberagaman yang ada, pendidik tetap mengingatkan peserta didik untuk tetap saling
mengormati dan toleransi satu dengan yang lainnya.

Dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi pendidik telah memetakan peserta didik


sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Kemudian pendidik menyusun tujuan pembelajaran,
asesmen, dan juga kegiatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Dalam kegiatan pembelajaran pendidik menyusun
strategi, model, metode, serta media yang tepat dan juga menarik serta menyenangkan sesuai
dengan kebutuhan belajar peserta didik dengan tujuan agar pembelajaran dapat berjalan dengan
efektif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.

Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa pendidik harus mengajar dengan 35


cara yang berbeda untuk mengajar 35 peserta didik. Bukan pula berarti bahwa pendidik harus
memperbanyak soal untuk peserta didik yang lebih cepat bekerja dibandingkan temannya yang
lain. Pembelajaran berdiferensiasi bukan pula pendidik mengelompokkan yang pintar dengan
yang pintar.

Pembelajaran berdiferensiasi ialah pembelajaran yang memberikan keleluasaan dan


mampu mengakomodir kebutuhan peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai
dengan kesiapan belajar, minat, dan juga profil belajar peserta didik yang berbeda-beda. Oleh
karena itu pembelajaran berdiferensiasi diperlukan untuk mengakomodasi semua kebutuhan
belajar peserta didik.

PENUTUP

Pendidikan di Indonesia beberapa kali mengalami perubahan kurikulum. Hal ini


dilakukan agar pendidikan di Indonesia menjadi maju dan dapat berkembang menjadi lebih baik.
Pengembangan kurikulum ini diharapkan mampu mewujudkan pendidikan di Indonesia ke arah
yang lebih baik sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa setiap individu berhak
mendapatkan pendidikan. Pendidikan di Indonesia saat ini menerapkan Kurikulum Merdeka
yang mana fokus utamanya adalah pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik. Dalam
penerapan kurikulum ini yang menjadi fokusnya ialah pembelajaran berdiferensiasi yang
mengarah pada kebebasan peserta didik dalam mengembangkan minat dan potensi yang
dimilikinya. Pembelajaran berdiferensiasi memberikan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan peserta didik yang bisa dilihat dari kesiapan belajar, minat belajar, dan juga profil
belajar peserta didik. Setiap peserta didik memiliki karakteristik/ciri khas yang unik sehingga
keberagaman yang dimiliki oleh setiap peserta didik harus diikuti dengan rasa toleransi yang
dimiliki oleh setiap peserta didik. Oleh karena itu sebagai seorang pendidik sudah seharusnya
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik sesuai dengan
kebutuhan belajar mereka dan juga menerapkan toleransi antar peserta didik agar mereka
memiliki sikap saling menghargai terhadap keberagaman yang ada.

Anda mungkin juga menyukai