Anda di halaman 1dari 34

REFLEKSI DIRI TERHADAP PENGALAMAN BELAJAR MATA KULIAH

“FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA”


SEMINAR PENDIDIKAN PROFESI GURU

Disusun oleh:

Nama : Dea Ayu Tamara


NIM : 23345117
Bidang Studi/Rombel : IPA/006

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
Nama Mata Kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia

Review Pengalaman Topik 1 Pada saat mempelajari mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia
Belajar banyak sekali ilmu yang saya pelajari. Sebelum mengikuti
perkuliahan Filosofi Pendidikan Indonesia saya hanya mengetahui
beberapa filosofi pendidikan dan belum memahami secara
mendalam filosofi pendidikan yang diterapkan di Indonesia yaitu
filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara serta peranannya
terhadap penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Filosofi
pendidikan Ki Hadjar Dewantara sangatlah sesuai dengan
kehidupan Bangsa Indonesia sehingga sangat relevan dengan
perkembangan zaman.
Pada mata kuliah filosofi pendidikan Indonesia disemester 1
terdapat 5 topik yang dipelajari yaitu:
1. Perjalanan Pendidikan Nasional
2. Dasar-dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara
3. Identitas Manusia Indonesia
4. Pancasila sebagai Fondasi pendidikan
Indonesia
5. Telaah praktik baik pendidikan yang
memerdekakan
Pada topik 1 saya mempelajari tentang perjalanan pendidikan
di Indonesia yang berasal dari pidato sambutan ki hadjar
dewantara,perjalanan pendidikan nasional sangat panjang
yakni dari pendidikan yang membelenggu peserta didik
sampai pendidikan yang memerdekakan peserta didik, dari
zaman colonial hingga sekarang dimana dari sana saya dapat
mengetahui bahwa pendidikan di Indonesia tidak berdiri
dengan sendiri dan instan, didalamnya terdapat perjuangan
luar biasa dari berbagai pihak terutama Ki Hadjar Dewantara.
Bapak pendidikan ki hadjar dewantara juga mengemukakan
konsep Tri Sentra pendidikan dengan menyatakan .“ didalam
hidupnya anak-anak ada tiga tempat pergaulan yang menjadi
pusat pendidikan yang amat penting baginya yaitu alam
keluarga,alam perguruan dan alam pergerakan pemuda “ dari
konsep tersebut lahirlah istilah Tripusat pendidikan yang
menurut undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
system pendidikan nasional,meliputi tiga hal yakni
pendidikan keluarga ,pendidikan sekolah dan pendidikan
masyarakat.dari ketiga hal tersebut sangat berpengaruh dalam
pembentukan watak dan budi perkerti peserta didik.
Topik 2 Pada Topik 2 ini membahas secara mendalam mengenai
pemikiran – pemikiran Ki Hadjar Dewantara, yaitu sebagai
berikut:
Dasar-Dasar yang menuntun, Kodrat alam dan kodrat zaman,
Budi pekerti serta Sistem among. Keempat aspek tersebut
menjadi dasar pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Dengan
memahami pentingnya keempat aspek tersebut saya
mengetahui pentingnya menyesuaikan pembelajaran yang
akan saya laksanakan sehingga dapat sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan peserta didik.
Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih
kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan
bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab
maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk
mencapainya.
Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan tumbuhnya
nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau
diwariskan. KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan
yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar
mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai
anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat
menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan
dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. KHD
menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan
dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Bila melihat dari
kodrat zaman, pendidikan saat ini menekankan pada
kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21.
Oleh sebab itu, guru perlu menyesuaikan pembelajaran
dengan karakteristik peserta didik. tanpa mengesampingkan
perkembangan zaman. Lebih lanjut KHD menjelaskan,
keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk
melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang
anak.
Ki Hajar Dewantara juga mengenalkan “Sistem Among”
sebagai suatu metode pendidikan yang menekankan pada
proses pembelajaran yang dikenal dengan Ing Ngarso Sung
Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani
yang sampai saat ini masih menjadi acuan dalam pendidikan
Indonesia karena sistemnya yang sesuai dengan kebutuhan
dan karakteristik peserta didik yang ada serta dapat digunakan
pendidik sebagai acuan untuk membentuk karakter peserta
didik.

Topik 3 Pada topik 3 ini saya mempelajari mengenai identitas


manusia Indonesia. Identitas manusia Indonesia mempunyai
arti identitas manusia yang menghayati nilai-nilai
kemanusiaan khas Indonesia. Istilah kemanusian Indonesia
dipilih mengingat tidak mudahnya mendeskripsikan apa dan
siapa manusia Indonesia yang sesungguhnya. Kemanusiaan
Indonesia mencakup nilai, jiwa, hasrat, martabat, sosialitas,
relasionalitas, genuitas, dialogalitas, dan berbagai tradisi
manusia-manusia Indonesia dari waktu ke waktu, dari
generasi ke generasi. Namun setidaknya ada tiga hal hakiki
yang layak ditegaskan sebagai nilai kemanusiaan khas
Indonesia, yakni nilai kebhinekatunggalikaan, nilai-nilai
Pancasila dan religiusitas,
 Nilai kebhinekatunggalikaan. bagi masyarakat Indonesia,
keragaman merupakan nilai yang khas dan menjadi salah
satu identitas bangsa Indonesia. Pertama, keragaman
Indonesia merupakan anugrah alamiah (tanpa dirancang)
yang sudah ada sejak sebelum terbentuknya negara
Indonesia. Dalam arti ini keragaman merupakan
kekayaan masyarakat Indonesia. Kedua, masyarakat
Indonesia beragam dalam hal pengalaman hidup, budaya,
bahasa, ras, suku, budaya, kepercayaan, tradisi, dan
berbagai ungkapan simbolik. Semuanya itu memuat nilai-
nilai yang menjiwai dinamika hidup Bersama dengan
corak yang berbeda-beda. Karenanya, di dalam nilai
keragaman terkandung nilai-nilai kemanusiaan yang amat
kaya dan layak untuk terus digali dan dilestarikan.
 Nilai Pancasila
Tujuan perumusan Pancasila adalah untuk menemukan
perekat dan penyatuan hidup berbangsa bagi segala suku dan
bangsa di nusantara ini. Dengan menggali nilai-nilai luhur
yang sudah dihidupi syarakat di kepulauan nusantara,
Soekarno menjadikan Pancasila sebagai identitas bangsa
Indonesia dan sekaligus manusia Indonesia. Segala kekayaan
melengkapi masyarakat Indonesia yang berbhineka di
kristalisasi dalam Pancasila. Karenanya, Pancasila berisi
“jiwa bangsa Indonesia”. Pancasila merupakan intisari yang
merangkum nilai-nilai, jiwa dan semangat yang dihidupi oleh
orang-orang Indonesia yang selalu menjunjung tinggi nilai
gotong-royong. Hal ini juga ditegaskan oleh Ki Hajar
Dewantara
 Nilai religiusitas
Religiusitas merupakan salah satu aspek insani berupa getar
hati dan kualitas manusia yang mendorong bertumbuhnya
sikap atau kecenderungan hidup yang bernilai. Religiusitas
merupakan hal yang mendasar atau esensial dalam hidup
manusia. Dalam pengertian lain, religiusitas merupakan daya-
daya insani yang bersifat batiniah yang ada di dalam
kedalaman hati. Religiusitas merupakan “ibu dari cinta
kepada kebenaran, kesukaan pada gejala yang wajar,
sederhana, jujur dan sejati”.
Dengan memahami identitas manusia Indonesia mengajarkan
saya untuk menjadi individu yang menghargai dan
menghormati orang lain tanpa memandang suku, ras, ataupun
agama. Keberagaman dalam Indonesia ini, menjadikan negeri
kita kaya akan budaya serta adat istiadat yang bisa kita
pelajari.
Topik 4 Pada Topik 4 ini mengenai tantangan menghayati Pancasila
sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan
Perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan.
Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia karena memiliki
ciri khas tersendiri yakni berupa adanya keberagaman nilai
yang terkandung didalamnya. sedangkan pancasila berfungsi
sebagai Identitas bangsa Indonesia, maksudnya adalah adanya
suatu ciri khas yang berbeda dari bangsa lain karena seluruh
masyarakatnya selalu berefleksi terhadap nilai-nilai atau
pedoman yang terkandung pada Pancasila. Oleh karena itu,
Pancasila merupakan identitas nasional yang perlu dan harus
dilestarikan. Pancasila merupakan pedoman bangsa indonesia
untuk membangun warga negara yang berjiwa pancasila,
salah satunya dalam elemen pendidikan. sistem pendidikan di
indonesia harus lebih mengutamakan penerapan nilai-nilai
pancasila dalam pembelajaran, agar generasi bangsa menjadi
generasi yang dapat menjunjung tinggi nilai-nilai yang
terkandung dalam setiap sila pancasila. Profil Pelajar
Pancasila merupakan sejumlah karakter dan kompetensi yang
diharapkan untuk diraih oleh peserta didik, yang
didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila. terdapat 6 elemen
yang harus dirih peserta didik, yaitu beriman, bertakwa
kepada Tuhan YME, berkebinekaan tunggal, mandiri,
bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.

Topik 5 Pada topik ini saya mempelajari tentang Telaah praktik baik
pendidikan yang memerdekakan. Pendidikan yang
memerdekakan adalah proses pendidikan yang menuntun
peserta didik di dalam mereka mengembangkan potensi-
potensi positif yang ada, yang dilandasi dari kebebasan di
dalam mengeksplorasi potensi-potensi tersebut, bebas dari
berbagai tekanan baik dari tekanan dari dalam diri individu
peserta didik tersebut, maupun dari dalam luar diri. namun
meskipun demikian pendidikan yang memerdekakan ini
haruslah di landasi dari prinsip among. Pendidikan yang
memerdekakan adalah pendidikan yang menitik beratkan
perubahan secara menyeluruh/lahir dan batin berdasarkan
kodrat alami setiap individu. Kemerdakaan yang dimaksud
dalam pendidikan itu bersifat tiga hal, berdiri sendiri, tidak
bergantung pada orang lain dan dapat mengatur dirinya
sendiri. Pendidikan yang memerdekakan mengolah rasa,
hati, raga dan karsa secara seimbang. Sehingga dengan
keseimbangan ini akan menghasilkan masyarakat yang
penuh kebijaksanaan. Pendidikan yang memerdekakan
menurut Ki Hadjar Dewantara adalah suatu proses
pendidikan yang meletakan unsur kebebasan peserta didik
untuk mengatur dirinya sendiri, bertumbuh dan berkembang
menurut kodratnya secara lahiriah dan batianiah. Telaah
praktik baik pendidikan yang memerdekakan membahas
mengenai pendidikan yang memerdekakan peserta didik
dimana pada topik tersebut pada eksplorasi konsep terdapat
video pendidikan yang merdeka yang memberikan
gambaran bagi saya secara langsung mengenai bentuk
pendidikan yang merdeka yang memberikan gambaran bagi
saya secara langsung mengenai bentuk pendidikan yang
merdeka yang terdapat dalam lingkungan sekitar .proses
pendidikaan tersebut memberikan gambaran secara
langsung serta mendeskripsikan keterlibatan siswa dalam
perwujudan dari pendidikan yang merdeka.
Refleksi Pengalaman Topik 1 Topik 1 Penting untuk dipelajari karena kita sebagai guru
Belajar yang dipilih yang professional lebih memahami tentang Sejarah
Pendidikan di Indonesia. Sejarah mencatat bahwa Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki kualitas
pendidikan paling rendah dibandingkan negara-negara
lainnya, meskipun usaha pemerataan sistem pendidikan
sudah dilakukan dan dianggap meningkat cukup signifikan.
Pendidikan pada zaman sebelum kemerdekaan sangat
berbeda dengan sekarang. Karena pada zaman tersebut yang
dapat merasakan Pendidikan hanyalah orang orang dari
keturunan bangsawan atau kalangan tertentu, sedangkan
yang bukan dari golongan tersebut tidak dapat merasakan
pendidikan. Sekolah yang ada pada zaman kolonial banyak
dipengaruhi oleh system pendidikan Belanda. Pada zaman
kolonial Belanda pendidikan ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan penduduk pribumi secepat-
cepatnya melalui Pendidikan Barat. Praktek pendidikan Barat
ini diharapkan bisa mempersiapkan kaum pribumi menjadi
kelas menengah baru. Pendidikan pada zaman sebelum
kemerdekaan sangat berbeda dengan sekarang. Karena pada
zaman tersebut yang dapat merasakan Pendidikan hanyalah
orang orang dari keturunan bangsawan atau kalangan tertentu,
sedangkan yang bukan dari golongan tersebut tidak dapat
merasakan pendidikan. Sekolah yang ada pada zaman
kolonial banyak dipengaruhi oleh sistem Pendidikan Belanda.
Pada zaman kolonial Belanda Pendidikan ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan penduduk pribumi secepat-
cepatnya melalui pendidikan Barat. Praktek Pendidikan Barat
ini diharapkan bisa mempersiapkan kaum pribumi menjadi
kelas menengah baru.
Saya mempelajari topik-topik yang ada pada mata kuliah
filosofi pendidikan dengan mengikuti Alur MERDEKA yang
ada di LMS, yaitu
 Mulai dari diri melakukan refleksi awal untuk
mengetahui makna Siapa saya sebagai seorang Guru.
 Eksplorasi Konsep, memperkuat pemahaman dengan
mempelajari materi di LMS dengan memberikan
Argumentasi kritis tentang gerakan transformasi Ki
Hadjar Dewantara dalam perkembangan Pendidikan.
 Ruang Kolaborasi, dengan berkolaborasi dengan
mahasiswa PPG yang lain untuk
memberikan argumen kritis dalam memahami
Perjalanan Pendidikan Nasional.
 Demonstrasi Kontekstual, dengan membuat infografis
atau video tentang Perjalanan Pendidikan Nasional.
 Elaborasi Pemahaman, dengan berdiskusi bersama
dosen dan mahasiswa lain mengenai materi yang
belum dipahami.
 Koneksi Antar Materi, dengan membuat kesimpulan
penguasaan materi Perjalanan Pendidikan Nasional.
 Aksi Nyata, dengan membuat rancangan penerapan
pengetahuan yang dipelajari.
Strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-
topik ini sangat penting. Hal ini karena, dengan memahami
topik ini
saya belajar untuk melihat Kembali sejarah Pendidikan di
Indonesia. Dengan melihat Pendidikan masa lalu harus ada
perkembangan yang terjadi pada Pendidikan zaman sekarang.
Perubahan pendidikan semakin signifikan dengan diikuti
perkembangan teknologi yang pesat, proses tersebut tentu
sangat membantu perkembangan Pendidikan di Indonesia.
Sehingga pendidikan pada abad 21 diharapkan sudah di
integrasikan antara kecapakan, pengetahuan, keterampilan,
dan sikap serta penguasaan, walaupun di abad 21 ini
perkembangan teknologi masih belum merata, masih banyak
sekolah-sekolah yang masih sangat tertinggal tentang
teknologi bahkan tidak mengetahui sama sekali tentang apa
itu teknologi.
Topik 2 Topik 2 penting dipelajari karena memberikan pemahaman
mengenai filosofi pendidikan di Indonesia yaitu Filosofi
Pendidikan Ki Hajar Dewantara, sehingga guru dapat
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan filosofi
pendidikan Indonesia. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
guru perlu memahami dasar-dasar yang menuntun, kodrat
alam dan kodrat zaman, budi pekerti serta sistem among.
Peran guru hanya sebagai fasilitator yang memberikan wadah,
menuntun, dan mengarahkan apabila ada kesalahan peserta
didik dalam membangun pengetahuannya, dapat memberikan
sumber belajar yang relevan, mengarahkan peserta didik
untuk melakukan hal-hal positif dalam mencapai tujuan
pembelajaran, menggali potensi peserta didik dan mendorong
setiap potensi peserta didik dapat berkembang dengan baik.
Sehingga diharapkan peserta didik mampu berkembang
sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
Saya mempelajari topik-topik yang ada pada mata kuliah
filosofi pendidikan dengan mengikuti Alur MERDEKA yang
ada di LMS, yaitu:
 Mulai dari Diri, dengan melakukan refleksi awal untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan awal yang dimiliki
terhadap materi yang akan dipelajari.
 Eksplorasi Konsep, memperkuat pemahaman dengan
mempelajari materi di LMS.
 Ruang Kolaborasi, dengan berkolaborasi dengan
mahasiswa PPG yang lain dalam kegiatan diskusi
kelompok.
 Demonstrasi Kontekstual, dengan membuat sebuah
rencana penerapan materi yang dipelajari dengan
membuat infografis atau video.
 Elaborasi Pemahaman, dengan berdiskusi bersama dosen
dan mahasiswa lain mengenai materi yang belum
dipahami.
 Koneksi Antar Materi, dengan membuat kesimpulan dari
keseluruhan materi yang sudah dipelajari dan mengaitkan
materi yang dipelajari dengan materi sebelumnya.
 Aksi Nyata, dengan membuat rancangan penerapan
pengetahuan yang dipelajari.
Menurut saya, strategi yang diimplementasikan dalam
mempelajari topik- topik ini sangat penting. Hal ini karena,
pemahaman yang saya peroleh akan sangat berdampak pada
pembelajaran dan proses pembelajaran yang akan saya
lakukan kedepannya. Dengan mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan sungguh-sungguh saya dapat
memahami materi dengan baik serta dapat
mengimplementasikan ilmu yang saya peroleh dengan baik
sehingga saya dapat melakukan pembelajaran yang sesuai
dengan pendapat Ki Hajar Dewantara
Topik 3 Topik 3 Penting untuk dipelajari karena dengan kita
memahami tentang identitas manusia Indonesia maka kita
sebagai guru seharusnya dapat memasukan unsur identitas
manusia Indonesia tersebut kedalam kegiatan pembelajaran.
Kita dapat menerapakan pendidikan dengan menyelaraskan
dengan identitas manusia Indonesia, nilai-nilai kultural serta
nilai-nilai luhur yang ada dijadikan akar dalam menyusun
pembelajaran karakter guna tetap memperthankn Identitas
atau ke khasan manusia Indonesia. Proses belajar yang
disesuaikan dengan fase perkembangan peserta didik dan
kultur yang berbeda-beda di setiap daerah. Pendidikan
keagamaan sebagai implementasi dan penggambaran atas
Identitas manusia Indonesia yang religius dan sebagai bangsa
yang berketuhanan. Selain itu sebaiknya pendidikan
dirancang berdasarkan konteks indonesia yang majemuk,
mengenal kearifan lokal, nilai-nilai Pancasila dan spiritualitas
kosmik lebih mendasar. Pendidikan tidak cukup hanya
membantu untuk memahami keragaman. Pendidikan adalah
proses untuk melestarikan keragaman, menemukan nilai-nilai
yang menyatukan keragaman, dan melawan segala bentuk
yang merongrong kesatuan. Karenanya, pendidikan mesti
menjadi praksis hidup bersama yang saling peduli, mengasihi,
menghargai dan bukan saling mengalahkan dalam semangat
kompetisi.
Saya mempelajari topik-topik yang ada pada mata kuliah
filosofi pendidikan dengan mengikuti Alur MERDEKA yang
ada di LMS, yaitu
 Mulai dari diri melakukan refleksi awal untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan saya tentang
makna manusia Indonesia.
 Eksplorasi Konsep, memperkuat pemahaman dengan
mempelajari materi di LMS tentang identitas manusia
Indonesia.
 Ruang Kolaborasi, dengan berkolaborasi
dengan mahasiswa PPG yang lain untuk
memberi rumusan tentang identitas manusia
Indonesia dari perspektif keberagaman nilai-nilai
luhur yang ada.
 Demonstrasi Kontekstual, dengan memberikan
gambaran yang kontekstual tentang identitas manusia
Indonesia dengan media infografis.
 Elaborasi Pemahaman, dengan berdiskusi bersama
dosen dan mahasiswa lain mengenai materi yang
belum dipahami tentang identitas manusia Indonesia.
 Koneksi Antar Materi, dengan membuat sebuah
kesimpulan dan pesan kunci dengan mengaitkan
pemahaman dari Topik III dengan Topik I dan Topik
II.
 Aksi Nyata, dengan membuat sebuah tulisan reflektif
dalam bentuk artikel atau jurnal untuk menguatkan
pemahaman tentang identitas manusia Indonesia
dengan mengacu pada panduan.
Strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-
topik ini sangat penting. karena, dengan memahami topik ini
saya belajar memahami identitas manusia Indonesia. dengan
memahami identitas manusia Indonesia seperti berdasarkan
nilai kebhinekatunggalikaan, nilai pancasila dan nilai
religiusitas maka saya juga akan lebih memahami bahwa
keberagaman setiap individu maupun siswa saya adalah
sebuah ciri khas yang harus tetap di pertahankan. Kemudian
dalam pembelajaran perlu untuk memasukan unsur nilai
kebhinekatunggalikaan, nilai pancasila dan nilai religiusitas
agar identitas manusia Indonesia tetap terbentuk dan terjaga.
Topik 4 Topik 4 ini penting untuk dipelajari karena menyangkut
entitas dan identitas bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila akan mengajarkan cara
berfikir dan bertindak yang sesuai dengan ideologi negara.
Selain itu juga menjadi dasar pengembangan paradigma
pendidikan transformatif untuk melestarikan kemajemukan
budaya, agama, ras dan suku di tengah tantangan dan
ancaman keterpecahan hidup berbangsa. Cara saya
mempelajari topik tersebut sesuai dengan kaidah belajar
kurikulum merdeka yaitu dimulai dari mulai dari diri yang
berisi refleksi tentang Pancasila sebagai entitas dan identitas
bangsa Indonesia. Yang kedua adalah eksplorasi konsep yaitu
tentang pancasila sebagai fondasi pendidikan di Indonesia
lewat profil pelajar pancasila (PPP). Yang ketiga berdiskusi
dalam ruang kolaborasi, kemudian didemonstrasikan didepan
kelas agar baik yang presentasi maupun audience nya bisa
mengambil makna dari entitas Pancasila dalam pendidikan di
Indonesia melalui Profil Pelajar Pancasila (PPP). Setelah itu
saya juga mengkoneksikan antara topik 1, 2, 3,4. pada mata
kuliah filosofi agar dapat mengambil makna. Kemudian yang
terakhir adalah aksi nyata yang berfungsi untuk
mengobservasi secara kritis tentang apa tantangan
menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa
Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada
Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam
Pendidikan Abad ke-21. Kemudian kami menuliskan secara
kritis bagaimana Pancasila sebagai Entitas dan Identitas
Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila
pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam
Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas). Strategi
dalam mempelajari topik-topik tersebut sangat penting karena
sudah urut dan terstruktur, yaitu mulai dari diri sampai aksi
nyata sehingga dapat menggali pengetahuan lebih luas dan
mendalam.

Topik 5 Topik 5 Penting untuk dipelajari karena sebagai seorang


pendidik perlu menerapkan pendidikan yang merdeka serta
berorientasi pada peserta didik. Dalam hal tersebut
dideskripsikan mengenai implementasi kurikulum merdeka
dalam upaya mewujudkan pendidikan yang berpihak kepada
peserta didik . rumusan ini dapat mengacu pada pemikiran Ki
Hadjar Dewantara, Pancasila sebagai entitas dan identitas
bangsa Indonesia dan perwujudan profil pelajar Pancasila
pada pendidikan yang berpihak kepada peserta didik dalam
pendidikan abad ke -21
Saya mempelajari topik-topik yang ada pada mata kuliah
filosofi pendidikan dengan mengikuti Alur MERDEKA yang
ada di LMS, yaitu dimulai dari mulai dari diri yang berisi
refleksi tentang pendidikan yang memerdekakan. Yang kedua
adalah eksplorasi konsep menelaah beberapa video dari
sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan yang
berpihak/memerdekakan peserta didik. Yang ketiga
berdiskusi dalam ruang kolaborasi, kemudian demonstrasi
kontekstual yang meminta untuk membuat infografis untuk
menjelaskan hasil rumusan tentang tentang pendidikan yang
berpihak dan memerdekakan peserta didik. Setelah itu saya
juga mengkoneksikan antara topik 1, 2, 3,4 dan 5 pada mata
kuliah filosofi agar dapat mengambil makna. Kemudian yang
terakhir adalah aksi nyata yang berfungsi untuk membuat
sebuah projek perubahan (change project) tentang
pendidikan.
Strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-
topik tersebut adalah dengan saling berkolaborasi dengan
teman sejawat mengenai pentingnya pendidikan yang
merdeka dimana dalam hal tersebut akan terjadi pertukaran
pikiran dalam mempelajari topik . mengamati eksplorasi
konsep yang disajikan serta membaca kajian teoritis
keterkaitan pendidikan yang merdeka dengan rumusan Ki
Hadjar Dewantara dan Pancasila. selain itu dengan
mendemontrasikan hasil pemerolehan kemampuan berupa
pengivusalisasian mengenai pendidikan yang medeka dan
berpihak kepada peserta didik.selanjutnya yaitu merumuskan
projek perubahan dibagian aksi nyata untuk menerapkan
segala pemahaman yang telah diperoleh mengenai pendidikan
yang berpihak dan memerdekakan pada peserta didik.
Selanjutnya yaitu merumuskan objek perubahan dibagian aksi
nyata untuk menerapkan segala pemahaman yang telah
diperoleh mengenai pendidikan yang berpihak pesera didik.
Selain itu saya juga mencari berbagai sumber belajar yang
bisa saya dapatkan baik dalam bentuk artikel,buku,jurnal,dan
diskusi sebagai penunjang proses belajar.
Analisis Topik 1 Berikut artefak pembelajaran yang saya hasilkan sebagai refleksi
Artefak pengalaman belajar pada topik mata kuliah Filosofi Pendidikan
Pembelajaran
Indonesia.
1. Artefak Mulai dari diri
Link :

https://drive.google.com/file/d/1q7HGvXzkZTKOi
qAWycDQsvLGy3ad8H_f/view?usp=drive_link
Membuat golden circle mengenai WHY,HOW, dan WHAT
mata kuliah filosofi pendidikan

2. Artefak Eksplorasi Konsep


Link:

https://drive.google.com/file/d/1q7HGvXzkZTKOiqA
WycDQsvLGy3ad8H_f/view?usp=drive_link
3. Artefak Demonstrasi Konstektual
Membuat Podcast
https://drive.google.com/drive/folders/1kCsdTDixCzs
jUDdv1iT3RIyeEXb99psB?usp=sharing

4. Artefak Koneksi Antar Materi

https://drive.google.com/file/d/1q7HGvXzkZTKOiqA
WycDQsvLGy3ad8H_f/view?usp=drive_link
Membuat kesimpulan penguasaan materi “
perjalanan pendidikan Nasional “ dengan bentuk
Infografis

Topik 2 Berikut artefak pembelajaran yang saya hasilkan sebagai


refleksi pengalaman belajar pada topik 2 mata kuliah Filosofi
Pendidikan Indonesia.
1. Artefak Mulai dari Diri

https://drive.google.com/file/d/1IJJlTL5-
b5p1ADGdbcbD2eJVAN3bGy03/view?usp=drive_link
2. Artefak Ruang Kolaborasi

Membuat Infografis mengenai Dasar-dasar pendidikan Ki


Hadjar Dewantara
https://drive.google.com/file/d/1IJJlTL5-
b5p1ADGdbcbD2eJVAN3bGy03/view?usp=drive_link

3. Artefak Demontrasi Kontekstual

Membuat Puisi strategi dalam mewujudkan pemikiran KHD


- ‘Pendidikan yang Berpihak pada Murid’

https://drive.google.com/file/d/1IJJlTL5-
b5p1ADGdbcbD2eJVAN3bGy03/view?usp=drive_lin
k
4. Artefak Koneksi Antar Materi

https://drive.google.com/file/d/1IJJlTL5-
b5p1ADGdbcbD2eJVAN3bGy03/view?usp=drive_li
nk
membuat kesimpulan dan refleksi terhadap pemikiran-
pemikiran Ki Hadjar Dewantara

5. Artefak Aksi Nyata

menulis jurnal refleksi


https://drive.google.com/file/d/1IJJlTL5-
b5p1ADGdbcbD2eJVAN3bGy03/view?usp=drive_link
Topik 3 Berikut artefak pembelajaran yang saya hasilkan sebagai
refleksi pengalaman belajar pada topik 3 mata kuliah Filosofi
Pendidikan Indonesia.
1. Artefak Mulai dari diri

https://drive.google.com/drive/folders/1haLn-
m4_TA0S1uGyacVdstyKQZaDa7w2?usp=sharing

2. Artefak Demonstrasi Kontekstual

membuat sebuah Demonstrasi Kontekstual untuk


memberikan gambaran yang kontekstual tentang identitas
manusia Indonesia dengan media visual atau audio berupa
Karikatur.

https://drive.google.com/drive/folders/1haLn-
m4_TA0S1uGyacVdstyKQZaDa7w2?usp=sharing

3. Artefak Koneksi Antar Materi

https://drive.google.com/drive/folders/1haLn-
m4_TA0S1uGyacVdstyKQZaDa7w2?usp=sharing
membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci dengan
mengaitkan pemahaman dari Topik III dengan Topik I
dan Topik II. Sejauh mana topik tentang identitas
manusia Indonesia menjadi sebuah pemahaman yang
berkesinambungan dalam proses belajar.
4. Artefak Aksi Nyata

https://drive.google.com/drive/folders/1haLn-
m4_TA0S1uGyacVdstyKQZaDa7w2?usp=sharing
membuat sebuah tulisan reflektif dalam bentuk artikel atau
jurnal untuk menguatkan pemahaman tentang identitas
manusia Indonesia dengan mengacu pada panduan.
1. Artefak Mulai dari diri
Topik 4

https://drive.google.com/file/d/1bmu1eKZFU_GR-
5XNYBROefKSE6lBIB_k/view?usp=drive_link

Pembahasan pada Topik IV memberikan perspektif kepada


Mahasiswa tentang Pancasila sebagai Fondasi Pendidikan
Indonesia. Nilai-nilai Pancasila merupakan entitas dan
identitas Bangsa Indonesia serta Profil Pelajar Pancasila
(PPP) menguatkan konsep berpikir Mahasiswa dalam
mewujudkan pendidikan yang berpihak pada peserta didik
dan memerdekakan peserta didik dalam Pendidikan Abad ke-
21.

2. Artefak Ruang Kolaborasi

https://drive.google.com/file/d/1bmu1eKZFU_GR-
5XNYBROefKSE6lBIB_k/view?usp=drive_link
3. Artefak Demonstrasi Kontekstual

https://drive.google.com/drive/folders/100aKL2tK
lZDj8P-kANClGocztaB_4lwZ?hl=id

Video penjelasan mengenai gambaran yang kontekstual


tentang Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa
Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada
Pendidikan yang Berpihak ada Peserta Didik dalam
Pendidikan Abad ke-21 dengan media visual berupa
infografis untuk menjelaskan hasil rumusan tentang
Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia
dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan
yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad
ke-21

4 Artefak Koneksi Antar Materi

https://drive.google.com/file/d/1bmu1eKZFU_GR-
5XNYBROefKSE6lBIB_k/view?usp=drive_link
Pada poin ini, kami membuat sebuah kesimpulan dan pesan
kunci dengan mengaitkan pemahaman dari Topik IV dengan
Topik I, Topik II dan Topik III. Sejauh mana topik tentang
Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan
perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang
Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21.
5. Artefak Aksi Nyata

https://drive.google.com/file/d/1bmu1eKZFU_GR-
5XNYBROefKSE6lBIB_k/view?usp=drive_link
Mengobservasi secara kritis apa tantangan menghayati
Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan
perwujudan Profil Pelajar Pancasila, seta menuliskan secara
kritis bagaimana Pancasila sebagai Entitas dan Identitas
Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila
pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik.

Topik 5
1. Artefak Mulai dari diri

https://drive.google.com/file/d/1IjMK1IfvegP1tro
VINqYm6UPNPM53hfG/view?usp=drive_link

Mengawali topik Telaah Praktik Baik Pendidikan yang


Memerdekakan, dengan memulai sebuah refleksi dengan
menjawab tiga pertanyaan.
2. Artefak Demonstrasi Kontekstual

membuat sebuah Demonstrasi Kontekstual untuk memberikan


gambaran yang kontekstual tentang pendidikan yang berpihak
peserta didik dan memerdekakan peserta didik dalam pendidikan
abad ke-21 dalam bentuk Komik.

https://drive.google.com/drive/folders/13l9sN7Mi
a5Ls9d-1Aw7-q36XO9Edg2R-

3. Artefak Koneksi Antar Materi

https://drive.google.com/file/d/1IjMK1IfvegP1tro
VINqYm6UPNPM53hfG/view?usp=drive_link
membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci dengan
mengaitkan pemahaman dari Topik V dengan Topik I, Topik
II, Topik III dan Topik IV.

4. Artefak Aksi Nyata

https://drive.google.com/file/d/1IjMK1IfvegP1tro
VINqYm6UPNPM53hfG/view?usp=drive_link

membuat sebuah projek perubahan (change project) tentang


pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan
memerdekakan peserta didik dalam pendidikan abad ke-21
pada sekolah mitra.

Pembelajaran Topik 1 Setelah mempelajari mata kuliah “Filosofi Pendidikan”


Bermakna ( Good banyak hal yang saya peroleh salah satunya mata kuliah ini
Practices) sangat penting karena saya bisa mempelajari tentang
Perjalanan Pendidikan Indonesia dimulai dari zaman colonial
sampai pada abad ke 21. Perubahan Pendidikan terjadi pada
setiap zaman. Dengan berubahnya zaman maka kita sebagai
guru juga harus merubah cara mengajar. Mengajar menurut
perkembangan teknologi yang pesat, proses tersebut tentu
sangat membantu perkembangan zaman harus
mengintegrasikan antara kecapakan, pengetahuan,
keterampilan, dan sikap serta penguasaan teknologi.
Sebagai guru kompetensi yang saya dapatkan setelah
mempelajari topik 1 :
a) Memposisikan guru sebagai tauladan yang baik bagi
peserta didiknya.
b) Guru harus mampu menerapkan merdeka belajar
kepada peserta didik sehingga peserta didik
mendapatkan kesempatan untuk bebas memilih
pelajaran yang diminati sesuai dengan minat dan
karakteristik peserta didik.
c) Guru harus mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya.
Topik 2 Setelah mempelajari mata kuliah “Filosofi Pendidikan”
banyak hal yang saya peroleh seperti pemahaman mengenai
konsep dasar pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, di
mana beliau berasumsi bahwa untuk menciptakan manusia
Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu
kunci utama untuk mencapainya. Dalam materi ini terdapat
istilah sistem among, yang berasal dari kata momong yang
berarti merawat dengan ketulusan dan penuh kasih sayang
serta mentransformasikan kebiasaan kebiasaan baik disertai
dengan doa dan harapan.
Setelah mempelajari topik 2 saya mendapatkan kompetensi
akan
a) Menerapkan system among dalam pembelajaran di
kelas saya sehingga anak didik saya dapat nyaman dan
mudah memahami materi yang saya sampaikan,
b) Memahami penerapan konsep kodrat alam dan kodrat
zaman. Hal ini karena perkembangan zaman semakin
lama akan semakin cepat sehingga pendidik harus
mampu mengikuti perkembangannya sehingga dapat
menciptakan pembelajaran yang asik dan
menyenangkan sesuai dengan karakteristik peserta
didik.
c) Memberikan contoh baik dan buruk tanpa harus
mengambil hak peserta didik agar bisa tumbuh dan
berkembang dalam suasana batin yang baik yang
merdeka sesuai dengan dasarnya.

Topik 3 Setelah mempelajari mata kuliah “Filosofi Pendidikan”


banyak hal yang saya peroleh seperti pemahaman tentang
identitas manusia Indonesia, nilai kebhinekatunggalikaan,
nilai pancasila dan nilai religiusitas. Kemudian dalam
pembelajaran perlunya memahami karakter setiap peserta
didik dan lingkungan budaya sekitar untuk dapat merancang
pembelajaran yang disesuaikan keberagaman peserta didik
tersebut, karena dengan merancang pembelajaran yang
disesuaikan dengan keberagaman peserta didik dan budaya di
sekitar peserta didik maka pembelajaran akan lebih mudah
dipahami oleh peserta didik dan juga dapat mempertahankan
budaya yang ada. Selain itu saya juga perlu menanamkan nilai
kebhinekatunggalikaan, nilai pancasila dan nilai religiusitas
agar peserta didik memiliki kesadaran untuk melestarikan
keragaman, menyatukan keragaman, saling peduli,
mengargai dan bukan saling mengalahkan dalam semangat
kompetisi.
Sebagai guru kompetensi yang saya dapatkan setelah
mempelajari topik 3 :
 Dapat mengenali dan memahami tentang bagaimana
identitas siswa dan cara mendidiknya.
 Dalam pembelajaran saya dapat memahami karakter
setiap siswa
 Dapat merancang pembelajaran yang disesuaikan
keberagaman siswa.
 Dapat menanamkan nilai kebhinekatunggalikaan,
nilai pancasila dan nilai religiusitas pada siswa
Topik 4 Saya akan menggunakan materi yang saya dapat yaitu
tentang tantangan menghayati Pancasila sebagai Entitas dan
Identitas Bangsa Indonesia dan Perwujudan Profil Pelajar
Pancasila pada Pendidikan dengan cara mereflesikan
tantangannya terlebih dahulu agar ketika saya berhadapan
kepada siswa siap dan mengerti hal yang harus dilakukan.
Karena Pancasila didalam sila-silanya mengandung nilai yang
harus diteladani dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa tantangan saya dalam menghayati pancasila
diantaranya yaitu :

a) Pancasila tidak dihayati maknanya, hanya dihafalkan


saja. Maka penghayatan sangatlah dibutuhkan oleh
peserta didik melalui pembiasaan yang dilakukan
oleh keluarga, sekolah ataupun lingkungan
masyarakat yang mengarah pada nilai luhur
Pancasila
b) Tantangan yang pertama yaitu pendidikan abad 21
sangat berkaitan dengan penggunaan teknologi dalam
kegiatan pembelajaran. Kemajuan teknologi pada
saat ini, sangat mempengaruhi segala aspek
kehidupan manusia khususnya dunia pendidikan.
Guru dituntut untuk mampu beradaptasi dengan
adanya perkembangan teknologi. Memiliki
kemampuan untuk memanfaatkan teknologi dalam
pembelajaran.
c) Tantangan kedua yaitu karena pengaruh
perkembangan teknologi dalam pendidikan abad 21,
peserta didik dapat mengakses informasi apapun
dengan mudah. Hal ini memberikan dampak positif
dan dampak negatif bagi peserta didik. Dampak
positifnya adalah peserta didik dapat mencari sumber
belajar dengan cepat menggunakan internet. Akan
tetapi dampak negatifnya peseta didik dapat
terpengaruh dengan nilai – nilai yang bertentangan
dengan dengan nilai luhur bangsa Indonesia. Oleh
karena itu, dapat menyebabkan menurunnya moral
yang dimiliki oleh peserta didik
Kemudian sebagai guru dalam menerapkan Pancasila pada
pendidikan yaitu ditujukan langsung kepada peserta didik
melalui PPP (Profil Pelajar Pancasila). Adapun 6 profil
pelajar pancasila tersebut yakni beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan YME dan berakhlaq mulia, mandiri, gotong royong,
berkebhinnekaan global, bernalar kritis, dan kreatif dapat
diimplementasikan di lingkungan sekolah yaitu :
1. Pada saat kegiatan pembelajaran

Pembelajaran harus dibuat kelompok : sehingga ada prinsip


gotong royong , kebhinekaan (karena didalam kelompok ada
beberapa karakteristik siswa yang berbeda beda), dan yang
terakhir agar siswa dapat mengemukakan pendapatnya
melalui diskusi. Pembelajaran mengutamakan (Problem
Based Learning) : sehingga pembelajaran dapat menuntun
siswa agar dapat bernalar kritis. Kemudian pembelajaran
harus mengutamakan kebhinekaan global dengan cara
mengenalkan budaya, suku dan ras lain yang ada di dunia
sehingga siswa dapat memiliki jiwa kebhinekaan global.
2.saat kegiatan diluar kelas

Siswa diajak beribadah bersama sehingga siswa bisa belajar


caranya beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa.
juga dapat berakhlak mulia. Selain itu dapat juga untuk kerja
bakti membersihkan halaman sekolah yang berarti
mengimplementasikan P5 aspek gotong royong.
Dengan dilakukannya kegiatan tersebut, profil pelajar
Pancasila dapat di implementasikan di sekolah dengan baik
dan lancar. Kemudian nilai luhur Pancasila secara tidak
langsung dapat masuk ke diri peserta didik. Sehingga
Pancasila tidak hanya dihafalkan akan tetapi diamalkan dan
dihayati oleh peserta didik.
Setelah mempelajari topik 4 saya mendapatkan kompetensi
akan Menanamkan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila kepada
siswa, yakni beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong,
kreatif, bernlar kritis, dan mandiri. Mendidik siswa dengan
mengikuti perkembangan teknologi dalam pendidikan abad
21
Topik 5 Pembelajaran bermakna yang saya dapatkan dari topik ini
adalah pendidikan harus memerdekakan untuk peserta didik,
saya sadar bahwa setiap peserta didik mempunyai kekuatan di
samping kelemahan, mempunyai keberanian di samping rasa
takut dan rasa cemas, dapat marah di samping juga dapat
gembira. Lingkungan belajar yang memerdekakan akan dapat
menumbuhkan sikap dan persepsi yang positif terhadap
belajar. Sikap dan persepsi yang positif terhadap belajar
menjadi modal dasar untuk memunculkan prakarsa belajar.
Ini semua sangat penting untuk mengembangkan kemampuan
mental yang produktif. Yang perlu dilakukan peserta didik
dilatih untuk menguasai berbagai teknik belajar
sehingga setelah menamatkan pendidikan formal di sekolah,
mereka mampu untuk terus belajar, memperkaya dan
memperbaharui pengetahuannya agar menjadi manusia yang
merdeka.
Setelah mempelajari topik 5 saya mendapatkan kompetensi
akan:
1. Dapat memahami karakter peserta didik secara mendalam,
sehingga saya dapat memfasilitasi apa saja yang dibutuhkan
siswa dalam proses belajar
2. Selalu memberikan motivasi kepada siswa agar memiliki
mental yang positif dan selalu optimis dalam belajar.

Anda mungkin juga menyukai