Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nuraini

Kelas : PGSD 004


NIM : A3S224044

KONEKSI ANTAR MATERI


Topik Pembahasan
Mahasiswa membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci dengan mengaitkan pemahaman dari Topik III
dengan Topik I dan Topik II. Sejauh mana topik tentang identitas manusia Indonesia menjadi sebuah
pemahaman yang berkesinambungan dalam proses belajar. Mahasiswa membangun perspektif kritis
dengan mengacu pada Mata Kuliah Sosio-Kultural dan Mata Kuliah Psikologi Perkembangan untuk
melihat bagaimana latar belakang sosial budaya dan pola asuh serta Mata Kuliah Pendidikan di Daerah
Khusus.

Uraian Pembahasan
Dari topik I sampai dengan topik III kita dapat menyimpulkan bahwa dalam materi filosofi
pendidikan Indonesia saling terkait satu sama lain. Topik I membahas tentang perkembangan
Pendidikan nasional dan topik II membahas terkait dasar-dasar pendidikanIndonesia. Pada topik
III ini kita belajar tentang identitas manusia Indonesia. Indonesia memiliki keberagaman
( kebinekaan ) yang unik dan berbeda-beda, sehingga dalam dunia pendidikan juga perlu
menyesuaikan karakteristik peserta didik.Dengan penyesuain ini diharapkan Pendidikan dapat
berjalan dengan baik dan berjalan sesuai dengan tempat peserta didik.Materi topik I membahas
terkait bagaimana perkembangan pendidikan nasional diIndonesia berjalan. Bermula pada zaman
sebelum kemerdekaan adanya pendidikan masih bersifat membelenggu, dengan berorientasi
masih hanya untuk kepentingan Perusahaan danmasyarakat tertentu saja yang dapat memperoleh
pendidikan tersebut. Mulai muncul pendidikanyang berorientasi pada seluruh kalangan
Masyarakat yaitu dengan adanya “TAMAN SISWA” yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara
(KHD) sebagai salah satu sosok yang berperan dalamdunia pendidikan di Indonesia, hasil dari
adanya taman siswa adalah menciptakan para cendekiayang nantinya dapat berkontribusi untuk
kemerdekaan negara. Melalui perjalanan pendidikantersebut dari perubahan pola, system, dan
pelaksanaan pendidikan KHD mulai menekankan Bahwa “Pendidikan harus dikombinasikan
dengan budaya nasional (cultural national) agar sesuai dengan kodrat setiap manusia dalam
menghadapi segala rintangan, sehingga menciptakan pendidikan dan pengetahuan yang tidak
hanya meningkatkan kecerdasan namun juga pada keselamatan lahir dan batin, serta keselamatan
dan kelancaran hidup Materi topik II membahas tentang dasar-dasar pendidikan Indonesia.
Selaras dengan pendapat KHD pada topik I yang menekankan bahwa Pendidikan haru
disesuaikan dengan budaya nasional (cultural national) agar menciptakan keselamatan dan
kelancaran dalam pembelajaran, untuk menerapkannya dasar tersebut perlu peran sosok guru
harus dapat
memberikan peran untuk “Menuntun”, bagaimana guru dapat berpran sebagai “Pamong”
mengawasi dan mengarahkan siswa dalam pembelajaran, dan anak diberikan kebebasan
untukmemilih kebebasannya (namun tetap diminta untuk menyaring pilihannya tersebut”.
Adapun

kedua proses termasuk dalam proses sosio-cultural untuk menebalkan “Kodrat anak”. Kodrat
yang dimaksud adalah kodrat alam (isi dan bentuk), dan kodrat zaman (isi dan
irama).Kesimpulan pada topik ini adalah dalam menuntun pendidikan seorang guru harus
mampumenciptakan suasana pendidikan bagi anak sesuai dengan kodrat alam dan zaman
mereka, agarnantinya pendidikan yang diberikan mampu menciptakan cipta rasa, karsa, dan
karya bagi peserta didik.
Materi topik III membahas tentang indentitas manusia Indonesia. Identitas manusia Indonesia
yang menghayati nilai-nilai kemanuasiaan Indonesia terdapar 3 ciri khusus yaitu, Nilai
Kebinekatunggal Ikaan, Nilai Pancasila, dan Nilai Religiusitas. Nilai kebinekaan (keragaman)
nilai ini lebih menekankan untuk mengajarkan manusia Indonesia untuk menghargai
perbedaan(budaya, bahasa, ras, suku, dll). Selanjutnya Nilai Pancasila yang menekankan
pembuatannyamemiliki intisari yang mengandung nilai-nilai semangat orang Indonesia, selain
itu denganmenerapka nilai Pancasila akan menciptakan rasa kesatuan hidup berbangsa bagi
segala perbedaan yang ada. Dari beberapa nilai tersebut jika siselaraskan dalam dunia pendidikan
yaitu :

1.Pendidikan adalah salah satu cara untuk mensejahterakan manusia Indonesia dalam mengikis
mayoritas pd minoritas, dan berbagai bentuk gerakan pemecah bagsa.
2.Pendidikan penting untuk membangun pradigma berpikir, berperilaku sebagai
bangsaIndonesia, karena Indonesia memiliki multi budaya (bahasa, agama, ras, suku, dll.)

Kesimpulan pada topik ini pendidikan tidak hanya untuk memahami keberagaman,namun juga
sebagai proses melestarikan keberagaman, dan menyatukann keberagaman, sehingga dapat
melawan bentuk pemecahan kesatuan. Melalui pendidikan juga akan menciptakan praktishidup
Bersama, saling peduli, menghargai, bukan saling mengalahkan semangat dalamkompetisi.
Koneksi Antar Materi Topik 3
By
Izmi Khaola M
Sri Mulyati
Nadia Zulfatul Fawaiz
Anis Kartika
Keumala
As’ari

Pada Topik 1 kami belajar tentang pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara dimana


pemikiran beliau tenyata adalah awal mula sejarah pendidikan Indonesia dimulai dan dengan
adanya Kurikulum paradigma baru adalah suatu bentuk ingin merealisasikan pemikiran-
pemikiran Ki Hajar Dewantara yang belum diimplementasikan pada kurikulum sebelumnya.
Pada topik 1 kami juga belajar mengenai pendidikan. Indonesia dari zaman kolonial hingga
sekarang dimana disitu kami dapat mengetahui bahwa pendidikan di Indonesia tidak berdiri
dengan sendiri dan instan, didalamnya terdapat perjuangan-perjuangan luar biasa dari beberapa
pihak terutama Ki Hajar Dewantara sehingga kami sebagai manyarakat Indonesia menjadi
lebih menghormati adanya pendidikan Indonesia. Ki Hajar Dewantara juga menyajarkan
pentingnya sistem Tri Pusat pendidikan yang satu sama lain saling berkaitan yaitu pendidikan
dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga hal ini sangat berpengaruh dalam membentuk
watak dan kepribadian anak. Dalam mendidik anak harus diberi tuntunan dan dorongan agar
tumbuh dan berkembang atas dasar kodratnya sendiri (Sukri, Handayani & Tinus 2016).
Pada topik 2 kami belajar lebih dalam mengenai pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara
dengan makna yang lebih dalam daripada apa yang sudah dijealaskan pada Topik 1. Disini
kami belajar mengenai buah dari pemikiran Ki Hajar Dewantara berupa: budi pekerti,
penjelasan sistem among, pendidikan keindonesiaan dan kodrat alam & zaman.
1. Budi pekerti
Jika kita meninjau kembali pendidikan di Indonesia tidak hanya mengedepankan aspek
kecerdasaan peserta didik namun juga aspek karakter dan social. Berdasarkan hal
tersebut budi pekerti merupakan perpaduan antara cipta (cognitive), karsa (afeksi)
sehingga menciptakan sebuah karya (prsikomotor). Hal tersebut erat kaitannya dengan
konsep Trilogi KHD.
2. System among
Kita lihat dari kata “among” yang berarti menuntun. Hal tersebut dapat diartikan bahwa
seorang pendidik harus mampu membimbing peserta didik agar mereka dapat tumbuh
dan berkembang menjadi manusia sesuai dengan kodratnya. Dalam sistem among,
anak-anak harus dibiasakan untuk mendisiplin diri untuk mencari dan belajar
sendiri. Ki Hadjar Dewantara di samping ilmu yang umum, kesenian merupakan
bagian yang penting dalam kurikulum pendidikan (Marisyah, Firman & Rusdinal, 2019).
3. Pendidikan keindonesia
Pendidikan di Indonesia tidak hanya berfokus pada daya intelektualitas peserta didik
saja, namun juga nilai budaya. Nilai-nilai pada diri mereka dan menciptakan sikap
profil pelajar Pancasila sesuai dengan filosofi pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara.
4. Kodrat alam dan zaman’
Implementasi pendidikan di Indonesia sering mengalami dinamika perubahan yang
berkelanjutan. Jadi, seoramh pendidik baiknya memberikan pengajaran kepada peserta
didik disesuaikan dengan perkembangan lingkungan dan zamannya.
Pada topik 3 kami mempelajari manusia Indonesia berarti identitas manusia yang
menghayati niali-nilai kemanusiaan khas Indonesia. Kemanusiaan Indonesia meliputi nilai,
jiwa, hasrat, martabat, sosialitas, relasionalitas, genitas, dialogalitas, tradisi. Tiga hal hakiki
nilai kemanusiaan khas Indonesia yaitu kebhinekaan, pancasila, dan religiositas. Bhineka
Tunggal Ika adalah payung untuk hidup berdampingan bersama-sama memperkokoh

nasionalisme Indonesia (Hartoyo, 2010). Dalam kebhinekaan ada tiga wujud budaya menurut
Koentjaraningrat yaitu ide, gagasan, nilai atau norma. Kedua yaitu aktivitas atau pola tindakan
sebagai sistem sosial. Terakhir yaitu benda bernilai atau artifact. Ini juga memiliki tujuh unsur
penting budaya yaitu; bahasa, kesenian, organisasi sosial, sistem religi, teknologi, mata
pencaharian, ilmu pengetahuan. Hal hakiki yang kedua yaitu pancasila sebagai identitas bangsa
dan manusia Indonesia. Pancasila juga sebagai djiwa bangsa Indonesia atau bisa juga intisari
nilai-nilai jiwa dan semangat menjunjung nilai gotong royong. Hal ketiga yaitu religiositas.
Religiositas diartikan sebagi inti dan daya agama. Karakteristik peserta didik meliputi etnik,
kultural, status social, minat, perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi,
perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral dan spiritual, serta
perkembangan motoric. Setelah melihat karakteristik peserta didik materi pembelajaran juga
diajarkan sesuai dengan tingkat perkembangan usia peserta didik (Yanuarti, 2019).
Hubungan pada topik 1, 2 dan 3 yaitu pada topik satu membahas tentang perjalanan
pendidikan Indonesia yang mengawali untuk pemikiran Ki Hajar Dewantara terkait pendidikan.
Ki Hajar Dewantara merupakan bapak pendidikan Indonesia yang mengedepankan sistem
among, kodrat alam dan zaman, budi pekerti. Dalam hal ini mengidentifikasi bahwa kurikulum
merdeka mengimplementasi pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa pembelajaran haruslah
student center. Dengan hal itu pendidik haruslah mengetahui karakteristik peserta didik tiap
individ

Anda mungkin juga menyukai