Anda di halaman 1dari 3

Topik 5 – Koneksi Antar Materi

Filosofi Pendidikan Nasional

Nama : Zuni Fatmawati


NIM : 2317563139

Pada topik 1 materi yang dipelajari yaitu tentang perjalanan pendidikan nasional
Indonesia. Pendidikan sebelum kemerdekaan atau pada masa penjajahan Belanda berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan Belanda di Indonesia. Sistem peneieikan yang digunakan adalah
sistem yang kompleks, karena beberapa jenis terdapat sebagai bukti deskriminasi dalam sistem
pendidikan. Tujuan dan kebijakan pendidikan yang dikembangkan serta dilaksanakan oleh
Belanda hanya untuk melayani pemerintah kolonial Belanda. Adapun pendidikan setelah
kemerdekaan fokus utamanya setelah Indonesia lepas dari penjajahan yatiu mencerdaskan dan
meningkatkan kualitas serta kemampuan bangsa. Tujuan sebenarnya dari zaman kemerdekaan
adalah untuk mengisi tata kehidupan dan pembangunan. Kemudian, pada abad 21 ini
pendidikan bertujuan supaya generasi pada abad ini unggul secara kualitas sumber daya
manusianya serta dapat mengikuti perkembangan teknlogi yang ada. Setiap peserta didik
diharapkan mampu memiliki keterampilan belajar dengan 6C yatiu character, citizenship,
critical thinking, creativity, collaboration, dan communication. Dengan keterampilan belajar
tersebut, maka peserta didik diharapkan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi
serta mapu bersaing secara global.
Pada topic 2 materi yang dipelajari yaitu tentang dasar-dasar pendidikan Ki Hadjar
Dewantara. Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah tujuan pendidikan untuk
menuntun segala kodrat yang dimiliki oleh peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar peserta
didik mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-setingginya baik sebagai
manusia maupun anggota masyarakat. Oleh karena itu, guru hanya dapat menuntun
pertumbuhan dan kehidupan peserta didik sesuai dengan kekuatan kodrat yang dimilikinya. Ki
Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa dasar pendidikan peserta didik berhubngan dengan
kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alamini berkaitan denggan sifat dan bentuk lingkungan
dimana peserta didik tinggal. Adapaun kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama atau arus
kehidupan. Sebagai guru wajib mengingat dan mementingkan kodrat peserta didik dalam
mengajar tanpa meluapkan segala keadaan yang mengelilinya. Hal ini sesuai dengan penjelasan
Ki Hadjar Dewantara yaitu dalam mendidik dengan sitem among. Watak atau budi pekerti
merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemampuan yang
menimbulkan tenaga. Budi pekerti dapat diartikan sebagai perpaduan antara cipta (kognitif),
dan karsa (afektif) yang dapat menciptakan karya (psikomotor). Selain, menjelesakan makna
budi pekerti diatas, Ki Hadjar Dewantara juga menjelaskan bahwa keluarga merupakan tempat
utama dan paling baik dalam melaltih pendidikan sosial dan karater bagi seorang anak.
Pada topik 3 materi yang dipelajari yaitu tentang identitas manusia Indonesia. Manusia
Indonesia mempunyai makna bahwa identitas manusia yang menghayati nilai-nilai
kemanuisaan khas Indonesia. Kemanusiaan Indonesia ini mencakup nilai, jiwa, hasrat,
martabat, sosialitas, relasioalitas, genuitas, dialogalitas, dan berbagai tradisi manusia-manusia
Indonesia dari waktu ke waktu dan dari generasi ke generasi. Adapun nilai kemanusiaan khas
Indonesia ini meliputi nilai-nilai Pancasila, nilai Kebhinekatunggalikaan, dan nilai Religiusitas.
Nilai-nilai Pancasila adalah intisari yang merangkum nilai-nilai, jiwa, dan semangat yang
dihidupi oleh masyarakat Indonesia yang selalu menjunjung tinggi nilai gotong royong.
Pada topik 4 materi yang dipelajari adalah Pancasila sebagai pondasi pendidikan
Indonesia. Pancasila menjadi pedoman untuk mempersiapkan manusia Indonesia yang
seutuhnya tercermin dalam Profil Pelajar Pancasila. Pancasila merupakan dasar folosofis
pendidikan pada umumnya dan pendidikan di Indonesia berkontribusi bagi kesatuan hidup
berbangsa dalam kemanjemukan Indonesia. Nilai Pancasila menjadi dasar pengembangan
paradigm pendidikan transmormatif ditengah tantagan dan ancaman keterpecahan hidup
berbangsa. Pendidikan dalam masyarakat Pancasila yaitu pendidikan yang berbingkai dalam
nilai-nilai filsafat yang membentk karater dan keterampilan pribadi yang unggul, karakter
akademis yang rasionaldan kolaboratif, karate religius yang menyatukan keragaman, dan
karater karakter sosial yang empatik serta bersaudara. Adapun dalam mewujudkannya dengan
enam profil pelajar Pancasila yaitu Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, Mandiri, Bergotong royong, Kebhinekaan global, Bernalar kritis, dan kreatif.
Pada topik 5 kita materi yang dipelajari yatiu tentang telaah praktik baik pendidikan
yang memerdekakan, pendidikan yang memerdekakan peserta didik adalah pendidikan yang
memberikan kebebasan peserta didik dalam berpendapat dan mengembangkan ide serta
kemampuannya. Seorang guru tidak menghakimi peserta didik apabila terdapat kesalahan,
namun memberikan tuntunan dan arahan sehingga dapat dievaluasi serta refleksi. Pendidikan
yang memerdekakan merupakan pendidikan yang meberikan kebebasan kepada peserta didik
dalam belajar sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Dalam proses pendidikan yang
memerdekakan bertujuan untuk memberikan setiap individu peserta didik untuk berpikir kritis,
mengembangkan keterampilannnya, serta kompetensinya tanpa adanya paksaan dan paksaan
dari orang lain.
Jadi, kesimpulanya adalah Indonesia telah mengalami perubahan seiring perkembangan
zaman, hal ini mulai sejak sebelum kemerdekaan hingga setelah kemerdekaan samapi dengan
saat ini. Indonesia telah melakukan perubahan serta penyesuaian pendidikan seperti gagasan
Ki Hadjar Dewantara terkait pendidikan abad 21 yang pengajarannya berbeda dengan abad 20.
Selain itu, perkembangan ilmu teknologi juga menjadi salah satu faktor pendukung perubahan.
Namun, Indonesia tetap berpedoman pada Pancasila sebagai landasan serta tetap
memperhatikan entitas serta identitas manusia Indonesia dalam perubahan pendidikan yang
ada. Selain itu, pada abad 21 sudah seharusnya pendidikan mampu membantu peserta didik
dalam mengembangkan kemampuan serta potensinya tanpa adanya tekanan atau belenggu dari
faktor dalamdirinya maupun luar dirinya yang mana ada tiga prinsip yang harus dicapai yatu
hidup tidak diperintah, berdiri tegak karena kekuatan sendiri, dan cakap mengatur hidup
dengan tertib seperti contoh implementasi diri beberapa sekolah yang telah memerdekakan dan
berpihak kepada peserta didik antara lain sekolah tempat PPL yaitu SD Muhammadiyah
Miliran Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai