Anda di halaman 1dari 4

Nama : ASRIANTI

NIM : 2012230360
Koneksi antar materi
Pada Topik I kita mempelajari tentang perjalanan Pendidikan di Indonesia sebelum
kemerdekaan (zaman kolonial), sesudah kemerdekaan dan Pendidikan Abad ke-21. Yang
mana berawal dari perjuangan yang dilakukan oleh Ki Hadjar Dewantara untuk memajukan
pendidikan kaum pribumi. Ki Hadjar Dewantara menyaksikan bahwa masyarakat terbelenggu
oleh budaya feodal. Anak-anak pribumi hidup dalam lingkaran kebodohan dan kemiskinan.
Selain itu para penguasa bangsa Hindia Belanda di Indonesia sebenarnya sama sekali tidak
memperhatikan soal pendidikan kebudayaan.
Mereka semata-mata hanya mementingkan pengajaran, yang intelektualitas serta
materialistis, karena pendidikan di situ semata-mata berupa pendidikan intelek. Melihat
realitas tersebut mendorong Ki Hadjar Dewantara untuk memajukan pendidikan karena
menurutnya dengan pendidikanlah seseorang dapat mengerti akan keberadaan atau
kemerdekaannya baik secara lahir maupun batin. Perjalanan Pendidikan di Indonesia dimulai
tahun 1854 sejak didirikannya sekolah Bumi Putera pada masa kolonial sampai saat ini yaitu
mulai diberlakukannya Kurikulum Merdeka. Sementara itu setelah kemerdekaan Indonesia
pun ternyata masih terdapat praktik pendidikan yang membelenggu dan belum
memerdekakan peserta didik, seperti sekolah belum menjadi tempat pendidikan yang
berpihak kepada upaya “mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya”,guru-guru sering
hanya berperan sebagai pengajar sehingga aktivitasnya terfokus pada perkara pengembangan
kognitif. Peserta didik, peserta kita sukar belajar dengan tenteram, karena dikejar-kejar oleh
ujian-ujian yang sangat keras dalam tuntutan-tuntutannya, mereka belajar tidak untuk
perkembangan hidup kejiwaannya; sebaliknya, mereka belajar untuk dapat nilai-nilai yang
tinggi dalam rapor sekolah-nya atau untuk dapat ijazah.
Pada Topik II kita mempelajari tentang dasar pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu
pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat.
Pendidikan menciptakan ruang bagi peserta didik untuk bertumbuh secara utuh agar mampu
memuliakan dirinya dan orang lain (merdeka batin) dan menjadi manusia mandiri(merdeka
lahir). Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar
mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidikan
yang “menuntun”, artinya peran atau tugas kita sebagai guru adalah menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak (peserta didik) , agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota
masyarakat. Guru itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak (peserta didik), agar dapat memperbaiki lakunya hidup dan tumbuhnya
kekuatan kodrat mereka. Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik
sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahanagaranak tidak kehilangan arah dan
membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat
menemukan kemerdekaannya dalam belajar.
Pada topik III kita mempelajari tentang Identitas Manusia Indonesia yaitu identitas
manusia yang menghayati nilai-nilai kemanusiaan khas Indonesia yang meliputi
nilaikebhinekatunggalikaan, nilai-nilai Pancasila dan religiusitas. Kebhineka tunggal ikatan
atau keragaman bagi masyarakat Indonesia merupakan nilai yang khas dan menjadi salah satu
identitas dan budaya bangsa Indonesia. Pancasila juga sebagai identitas bangsa Indonesia dan
sekaligus manusia Indonesia yang digali dari nilai-nilai luhur yang sudah dihidupi
masyarakat di kepulauan nusantara. Pancasila merupakan intisari yang merangkum nilai-
nilai, jiwa dan semangat yang dihidupi oleh orang-orang Indonesia yang selalu menjunjung
tinggi nilai gotong-royong. Hal ini juga ditegaskan oleh Ki Hajar Dewantara.Sila-sila
Pancasila memuat imperative etis untuk hidup bersatu, bertanggung jawab, bekerjasama,
hidup adil dan bermusyawarah (bergotong-royong) untuk memenuhikebutuhan hidup setiap
pribadi dan bersama dalam segala dimensinya. Dalam konteks Masyarakat Indonesia yang
multi budaya, bahasa, agama, keyakinan, etnis, suku, dan kearifanlokal, pendidikan
mempunyai peran penting dalam melestarikan keragaman, menjaga kesatuan,memelihara
keharmonisan, dan mengembangkan kualitas ke Indonesiaan. Pendidikan berperan penting
untuk membangun paradigma berpikir, bersikap, dan berperilaku sebagai bangsaIndonesia.
Pada topik IV kita mempelajari tentang Pancasila Sebagai Fondasi
PendidikanIndonesia, Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar pengembangan paradigma
pendidikanuntuk melestarikan kemajemukan budaya, agama, ras dan suku di tengah
tantangan danancaman keterpecahan hidup berbangsa. Penerapan Pancasila sebagai entitas
dan identitas bangsa dalam pendidikan dapat diwujudkan sebagai Pendidikan yang Berpihak
pada peserta didik dalam Pendidikan Abad ke-21 melalui program program Profil
PelajarPancasila di sekolah. Profil Pelajar Pancasila terdiri dari 6 dimensi yang sesuai
dengannilai-nilai Pancasila, meliputi: Beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, mandiri, bergotong royong, berkebhinekaan global, bernalar kritis,
dankreatif.
Pada topik V kita mempelajari tentang telaah Praktik Baik Pendidikan
yangMemerdekakan, Pendidikan yang memerdekakan peserta didik adalah pendidikan
yangmemberikan kebebasan berpendapat bagi peserta didik dan guru tidak boleh
menghakimiapabila terdapat kesalahan apa yang diungkapkan oleh peserta didik guru
dibutuhkansebagai penuntun jalannya pembelajaran sehingga apabila terdapat kesalahan
makadilakukan refleksi dan perbaikan serta evaluasi oleh guru agar tidak terjadi
miskonsepsisehingga dengan begitu peserta didik akan lebih mengingat apa yang ia
ungkapkan dandiluruskan oleh gurunya. Pendidikan yang memerdekakan adalah pendidikan
yang memberikankebebasan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan minat
dankebutuhan mereka. Pendidikan yang memerdekakan adalah pendidikan yang
bertujuanuntuk memberikan kebebasan kepada individu untuk belajar dan berpikir secara
kritis, sehinggamereka dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk menjadi pribadi yang mandiri dan merdeka.
Kesimpulan dan Pesan Kunci Maka dengan mengaitkan pemahaman dari Topik
Vdengan Topik I, Topik I, Topik III dan Topik IV di atas dapat ditarik kesimpulan dan
pesankunci bahwa :
1. Seyogyanya guru dapat mewujudkan pendidikan yang berpihak pada anak atau
pesertadidik sesuai dengan keberagaman konteks sosial budaya dan nilai-nilai luhur
Indonesia,memberikan pendidikan yang memerdekakan artinya proses pendidikan
yangmeletakan unsur kebebasan anak didik untuk mengatur dirinya sendiri, bertumbuh dan
berkembang menurut kodratnya secara lahiriah dan batianiah, serta memberikan pendidikan
yang memanusiakan, artinya pendidikan yang membentuk hakikat insanidengan melalui
pendidikan karakter.
2. Guru juga harus menghormati dan memperlakukan peserta didik dengan sebaik- baiknya
sesuai kodratnya, melayani mereka dengan setulus hati, memberikan teladan(ing ngarso sung
tulodho), membangun semangat (ing madyo mangun karso) danmemberikan dorongan (tut
wuri handayani) bagi tumbuh kembangnya anak, sertamenuntun mereka menjadi pribadi
yang terampil, berakhlak mulia dan bijaksanasehingga mereka akan mencapai kebahagiaan
dan keselamatan.
3. Guru juga harus memberikan pendidikan yang dapat menghayati dan melestarikannilai-
nilai kemanusiaan khas Indonesia yang meliputi nilai kebhinekatunggalikaan,nilai-nilai
Pancasila dan religiusitas.
4. Untuk itu guru dapat menerapkan program Profil Pelajar Pancasila di sekolah sebagai
bentuk pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam Pendidikan Abad ke-21yang
sesuai dengan identitas manusia Indonesia dan dasar-dasar pemikiran Ki HadjarDewantara.
5. Guru juga harus dapat menerapkan dan melaksanakan praktik baik Pendidikan yang
berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik dalam pendidikan abadke-21
sesuai dengan dasar Pemikiran Ki Hadjar Dewantara melalui pembelajaranlangsung dalam
kelas yaitu :
a. Mengupayakan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi kebutuhan peserta didik.
b. Memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk menyampaikan pendapatnya
c. Menerapkan kegiatan pembelajaran berdiferensiasi dengan optimal
d. Menuntun peserta didik dalam proses mengembangkan potensi-potensi yangdimilikinya
e. Menerapkan kegiatan pembelajaran dan pendidikan sesuai kodrat anak dan dengan prinsip
among
f. Melatih peserta didik agar dapat mandiri dan tidak bergantung kepada orang laindalam
membangun pengetahuannya.
g. Menyusun rancangan pembelajaran dan memberikan pembelajaran yangdisesuaikan
dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik
h. Membentuk kelompok belajar atau diskusi untuk melatih peserta didik berkolaborasi dan
memecahkan masalah
i. Memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk menggunakan sumber belajartidak
hanya dari buku teks atau sumber yang diberikan guru
j. Memanfaatkan fasilitas yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah secara optimaluntuk
menunjang kegiatan pembelajaran yang kontekstual.

Anda mungkin juga menyukai