Anda di halaman 1dari 5

Nama : Maulidya Anindiawati

NIM : X902308535

Koneksi Antar Materi - Pendidikan yang Memerdekakan dari Perspektif lain


Pada topik I, hal yang dipelajari adalah perjalanan pendidikan di Indonesia. Pada
masa kolonial, pendidikan di Indonesia hanya diperuntukkan kepada kalangan-kalangan
tertentu dan hanya diajarkan membaca, menulis, menghitung sederhana untuk membantu
perdagangan, serta adanya jurang pemisah antara penjajah dan yang terjajah. Pembelajaran
pada abad 21 berfokus pada peserta didik yang mana aktifitas lebih banyak pada peserta didik,
guru hanya sebagai fasilitator. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan,
karakteristik, dan minat peserta didik. Konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara
didasarkan pada asas kemerdekaan, memiliki arti bahwa manusia diberi kebebasan dari
Tuhan yang Maha Esa untuk mengatur kehidupannya dengan tetap sejalan dengan aturan
yang ada di masyarakat. Maka dari hal itu, diharapkan seorang peserta didik harus memiliki
jiwa merdeka dalam artian merdeka secara lahir dan batin serta tenaganya.

Pada topik II, hal yang dipelajari adalah metode pendidikan yang cocok dengan
karakter dan budaya orang Indonesia menurut Ki Hajar Dewantara tidak memakai syarat
paksaan. Bangsa yang hidup dalam nilai-nilai tradisional berupa kehalusan rasa, hidup dalam
kasih sayang, cinta akan kedamaian, ketertiban, kejujuran dan sopan dalam tutur kata dan
tindakan yang diterapkan sejak dini dalam diri anak-anak. Relevansi konsep pembelajaran Ki
Hajar Dewantara dengan konsteks Pendidikan Indonesia saat ini adalah Pendidikan yang
berpusat pada didik atau menekankan pada keaktifan peserta didik, kebebasan untuk
mengembangkan ide, berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan mengembangkan potensi sesuai
minat dan bakat peseta didik. Menanamkan moral dan nilai-nilai luhur sosial budaya agar
peserta didik tumbuh menjadi manusia yang berkarakter dan berakhlak mulia. Pendidikan
anak perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman karena karakteristik yang
dimiliki anak berbeda-beda, selaras dengan kodrat alam, pendidik tidak dapat menghapus
sifat dasar dan karakter yang dibawa setiap anak, yang dapat dilakukan seorang pendidik
adalah mengarahkan dan membimbing anak menjadi lebih baik, seperti rasa ingin tahu yang
dimiliki setiapa anak. Kodrat zaman adalah memposisikan anak sesuai dengan zamannya,
memberi bekal kecakapan abad 21 agar anak bisa berkarya dan menyesuaikan diri sesuai
perkembangan zaman dan kondisi sosial budaya masyarakat di tempat anak tinggal atau
hidup, seperti teknologi informasi yang tidak bisa lepas dari perkembangan anak. Kodrat
zaman berkaitan dengan perubahan teknologi dan sosial budaya. Pendidikan anak yang
mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman dapat membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak secara optimal karena disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik
anak, serta relevan dengan zaman.

Pada topik III, hal yang dibahas adalah identitas manusia Indonesia. Kekhasan dan
keunikan sebagai manusia Indonesia yaitu dilihat dari keberagaman yang ada di Indonesia
seperti keberagaman suku, ras, budaya, adat istiadat, bahasa, dan agama. Walaupun terdapat
keberagaman atau perbedaan, masyarakat Indonesia berpegang teguh pada semboyan
Bhinneka Tunggal Ika yang terdapat pada lambang negara Indonesia yang artinya berbeda-
beda tetapi tetap satu, Bhinneka Tunggal Ika menggambarkan keadaan Indonesia yang
memiliki berbagai keberagaman namun tetap menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan.
Mendidik dapat diartikan sebagai proses mengantarkan peserta didik menuju ke araharah
yang lebih baik, baik secara jasmani maupun rohani. Dalam proses mendidik, kita perlu
mengenal manusia Indonesia agar dapat memahami karakteristik peserta didik yang beragam
dengan begitu kita dapat melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan keberagaman
peserta didik, suasana pembelajaran yang nyaman, aman, menyenangkan, dan bermakna bagi
peserta didik. Selain itu agar dapat menghargai dan menjunjung tinggi keberagaman yang ada
tanpa membeda-bedakan antara mayoritas dan minoritas.

Pada topik IV, hal yang dipelajari adalah relevansi Pancasila sebagai entitas dan
identitas bangsa dengan pendidikan abad 21. Keberagaman yang ada di Indonesia seperti
keberagaman suku, ras, budaya, adat istiadat, bahasa, dan agama merupakan sebuah keunikan
dan ciri khas. Identitas adalah cerminan diri yang berasal dari keluarga, gender, budaya, dan
proses sosialisasi. Identitas bangsa Indonesia merupakan sebuah ciri khas yang berbeda
dengan bangsa lain karena masyarakat Indonesia menjadikan Pancasila sebagai pedoman
nilai dan norma. Entitas dan identitas merupakan jati diri bangsa Indonesia. Nilai-nilai dalam
ideologi Pancasila harus diwariskan kepada generasi selanjutnya supaya ideologi Pancasila
sebagai dasar negara ini tetap melekat kuat didalam diri dan jiwa masing-masing individu dan
tidak tergerus dengan adanya arus globalisasi. Pancasila sebgai identitas dan entitas bangsa
diwujudkan sebagai pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad 21
melalui Profil Pelajar Pancasila di sekolah. Profil pelajar Pancasila merupakan karakter dan
kompetensi yang diharapkan diraih peserta didik berdasarkan nilai luhur Pancasila. 6 dimensi
yang diharapkan dapat membentuk karakter peserta didik berdasarkan Pancasila yaitu
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri,
bergotong royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif. Peserta didik harus
mampu menyesuaikan dirinya dengan tantangan zaman. Pembiasaan di sekolah dapat
membantu pembentukan peserta didik seperti gotong royong, berakhlak mulia, disiplin, dsb.
Pendidikan abad 21 harus selaras dengan pembentukan karakter di tengah perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat agar tidak memberi dampak negatif kepada
peserta didik.

Pada topik V, hal yang dibahas adalah pendidikan yang berpihak dan memerdekakan
peserta didik. Konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara didasarkan pada asas
kemerdekaan, memiliki arti bahwa manusia diberi kebebasan dari Tuhan yang Maha Esa
untuk mengatur kehidupannya dengan tetap sejalan dengan aturan yang ada di masyarakat,
merdeka secara lahir dan batin serta tenaganya. Pendidikan yang berpihak pada peserta didik
adalah pembelajaran yang menjadikan peserta didik sebagai subjek pembelajaran.
Pembelajaran berpihak pada peserta didik dirancang sesuai dengan kebutuhan belajar,
memfasilitasi keberagaman peserta didik, sesuai minat, dan karakteristik peserta didik.
Pendidikan yang memerdekakan peserta didik adalah pendidikan yang memberikan
kebebasan kepada peserta didik untuk belajar dan berpikir kritis, sehingga peserta didik dapat
mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi pribadi yang
mandiri dan merdeka sesuai dengan tuntutan zaman. Pendidikan yang memerdekakan peserta
didik berarti pendidikan yang berpihak pada peserta didik. Hal ini menjadi bagian dari diri
pendidik agar membantu peserta didik mengembangkan potensinya.

• Langkah untuk menjadi pendidik yang berpihak dan memerdekakan peserta didik:
• Memahami kebutuhan dan potensi peserta didik yang berbeda-beda
• Menciptakan lingkungan kelas yang dapat mendorong peserta didik untuk berdiskusi,
bertukar pendapat, mengajukan pertanyaan, dan membantu mengembangkan
keterampilan berpikir kritis, serta kebebasan untuk menyampaikan ide yang dimiliki
• Memberi kebebasan untuk mengeksplorasi pengetahuan dan kreatifitas peserta didik
secara mandiri dalam mengerjakan pekerjaan ataupun memecahkan masalah dengan
kreatifitas dan inovasi peserta didik
• Memberikan umpan balik yang membangun
• Memanfaatkan teknologi secara maksimal dalam pembelajaran yang dapat
meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran

Koneksi

Topik I dan V berisi mengenai gambaran perjalanan pendidikan di Indonesia dan


pentingnya memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki. Konsep-konsep ini memberikan dasar untuk memahami perubahan pendidikan dan
merancang pendidikan yang berpihak pada peserta didik.

Topik II dan V mengenai pandangan terkait kebebasan, pengembangan potensi, dan


pembelajaran yang berpihak pada peserta didik yang bersumber pada konsep kemerdekaan
pendidikan Ki Hajar Dewantara berupa pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan zaman
dan karakteristik peserta didik. Pendidik dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang
sesuai dengan tuntutan zaman dan kebutuhan peserta didik.

Topik III dan V mengenai identitas manusia Indonesia, menghargai keberagaman, dan
mengimplementasikan konsep kemerdekaan dalam pendidikan, kita dapat menciptakan
lingkungan pembelajaran yang memberdayakan peserta didik untuk menjadi individu yang
mandiri, kritis, dan merdeka sesuai dengan tuntutan zaman. Pendidikan yang berpihak pada
peserta didik tidak hanya menciptakan profesionalisme, tetapi juga membantu peserta didik
mengembangkan potensi dan karakter mereka.

Topik IV dan V menekankan pentingnya nilai-nilai Pancasila, identitas bangsa, dan


pendidikan yang berpihak pada peserta didik. Pendidik memiliki peran kunci dalam
membentuk karakter peserta didik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, sambil memberikan
kebebasan dan dukungan yang diperlukan untuk memerdekakan peserta didik dalam
pembelajaran abad ke-21.

Kesimpulan

Topik I-V memberikan gambaran mengenai perjalanan pendidikan di Indonesia,


konsep kemerdekaan dalam pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, identitas manusia
Indonesia, relevansi Pancasila dalam pendidikan abad ke-21, dan pentingnya memberikan
kebebasan kepada peserta didik. Secara keseluruhan, konsep-konsep ini menjadi landasan
untuk merancang pendidikan yang berpihak pada peserta didik, mengembangkan potensi
mereka, dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan zaman.

Pendidikan yang berpihak pada peserta didik harus mampu mengakomodasi


keberagaman peserta didik dan menghargai identitas manusia Indonesia. Hal ini melibatkan
penerapan konsep kemerdekaan dalam pembelajaran, memberikan kebebasan kepada peserta
didik untuk mengembangkan ide, berpikir kritis, kreatif, dan inovatif sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan mereka. Profil Pelajar Pancasila menjadi panduan untuk
mengintegrasikan nilai-nilai luhur Pancasila dalam pembelajaran abad ke-21, sehingga
peserta didik dapat mandiri, berpikir kritis, dan berkontribusi positif dalam masyarakat.
Dengan menciptakan lingkungan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik,
memberikan kebebasan belajar, dan memahami identitas manusia Indonesia, pendidik
memiliki peran dalam membentuk individu yang tidak hanya profesional, tetapi juga mandiri
dan merdeka sesuai dengan tuntutan zaman.

Anda mungkin juga menyukai