Anda di halaman 1dari 6

Nama: Vitta Helsantri

Matkul: Filosofi Pendidikan Indonesia


Topik 5 Koneksi antar materi

KONEKSI ANTAR MATERI

Pendidikan yang Memerdekakan dari Perspektif lain

Mahasiswa membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci dengan mengaitkan.


pemahaman dari Topik V dengan Topik I, Topik II, Topik III dan Topik IV. Sejauh mana topik
tentang pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik
dalam pendidikan abad ke-21 dapat diimplementasikan pada pendidikan nasional dan
sekolah mitra mahasiswa secara khusus.

PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN


Pendidikan yang memerdekakan adalah landasan yang kuat untuk membentuk individu
yang mampu menghadapi kompleksitas dunia dengan kepala tegak dan hati yang berani.
Ini bukan sekadar proses mentransfer pengetahuan, tetapi sebuah perjalanan yang
membangun kemandirian, keberanian, dan kreativitas dalam diri peserta didik. Guru
bukan hanya penyampai informasi, tetapi juga penuntun yang penuh dukungan,
memberikan ruang bagi eksplorasi dan pertumbuhan.

Dalam pendidikan yang memerdekakan, setiap siswa dihargai sebagai individu unik
dengan latar belakang, minat, dan potensi yang berbeda. Guru tidak hanya menyesuaikan
kurikulum dengan kebutuhan mereka, tetapi juga memberikan ruang bagi siswa untuk
mengeksplorasi minat mereka sendiri. Dengan demikian, setiap siswa merasa
diperhatikan dan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

Selain itu, pendidikan yang memerdekakan menumbuhkan keterampilan berpikir kritis


dan kreatif, mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dan masalah dengan
solusi yang inovatif dan efektif. Ini bukan hanya tentang menguasai materi pelajaran,
tetapi juga tentang menerapkan pengetahuan tersebut dalam konteks kehidupan sehari-
hari.

Akhirnya, pendidikan yang memerdekakan membuka pintu bagi pembelajaran sepanjang


hayat dan pengembangan diri yang berkelanjutan. Ini menciptakan individu yang tidak
hanya kompeten secara akademis, tetapi juga tangguh secara emosional dan sosial, siap
untuk menghadapi dunia dengan percaya diri dan integritas.

By: Vitta Helsantri


Filosofi
Pendidikan
Indonesia

KONEKSI ANTAR MATERI

PERJALANAN PENDIDIKAN INDONESIA

1. Pendidikan sebelum Kemerdekaan

Pendidikan pada masa penjajahan Belanda pada awalnya hanya berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan Belanda di Indonesia. Tujuan dan kebijakan pendidikan yang
dikembangkan dan dilaksanakan oleh Belanda hanya untuk melayani pemerintah kolonial
Belanda

2. Pendidikan setelah Kemerdekaan

Fokus utama pendidikan nasional ketika Indonesia lepas dari penjajahan yaitu
mencerdaskan dan meningkatkan kualitas serta kemampuan bangsa. Tujuan sebenarnya
dari pendidikan zaman kemerdekaan adalah untuk mengisi kehidupan dan
pembangunan.

3. Pendidikan Abad 21

Pendidikan abad 21 adalah sebuah metode pendidikan yang ditujukan untuk generasi
abad 21. Metode pendidikan ini bertujuan agar generasi abad 21 dapat unggul secara
kualitas SDM, serta dapat mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Dalam
pendidikan abad 21. setiap siswa diharapkan dapat memiliki keterampilan belajar berupa
4C yaitu creativity and innovation, critical thinking and problem solving, communication
dan collaboration.

PENDIDIKAN MENURUT KI HAJAR DEWANTARA

Menyimak pandangan Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan, tergambarlah perbedaan


antara pengajaran dan pendidikan dalam pemahaman arti dan tujuan pendidikan.
Pengajaran, menurut KHD, merupakan bagian dari proses pendidikan yang memberikan
ilmu atau pengetahuan bagi kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan
pendidikan, lebih luas lagi, memberikan arahan terhadap segala kekuatan kodrat yang
dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

By: Vitta Helsantri


Filosofi
Pendidikan
Indonesia

KONEKSI ANTAR MATERI

DASAR-DASAR PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA

1. Pendidikan yang Menuntun

Tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang
manusia maupun sebagai anggota masyarakat

2. Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan


kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan "sifat" dan "bentuk"
lingkungan dimana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan "isi" dan
"irama"

3. Budi Pekerti

Menurut Ki Hajar Dewantara, budi pekerti atau watak atau karakter merupakan
perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga
menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara cipta
(kognitif, karsa (afektif) sehingga menciptakan karya (psikomotor).

4. Sistem Among

Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa mewajibkan pada guru supaya mengingati dan
mementingkan kodrat-iradatnya anak-anak, dengan tidak melupakan segala keadaan
yang mengelilinginya.

IDENTITAS MANUSIA INDONESIA

Manusia Indonesia berarti identitas manusia yang menghayati nilai-nilai kemanusiaan


khas Indonesia. Kemanusiaan Indonesia mencakup nilai, jiwa, hasrat, martabat, sosialitas,
relasionalitas, genuitas, dialogalitas, dan berbagai tradisi manusia-manusia Indonesia dari
waktu ke waktu, dari generasi ke generasi.

3 Nilai Kemanusiaan Khas Indonesia

1. Manusia Indonesia sebagai Manusia Pancasila

2. Manusia Indonesia Lahir, Hidup dan Berkembang dalam Ke-Bhineka Tunggal Ika-an

3. Manusia Indonesia sebagai Manusia Religius

By: Vitta Helsantri


Filosofi
Pendidikan
Indonesia

KONEKSI ANTAR MATERI

DASAR-DASAR PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA

1. Pendidikan yang Menuntun

Tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang
manusia maupun sebagai anggota masyarakat

2. Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan


kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan "sifat" dan "bentuk"
lingkungan dimana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan "isi" dan
"irama"

3. Budi Pekerti

Menurut Ki Hajar Dewantara, budi pekerti atau watak atau karakter merupakan
perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga
menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara cipta
(kognitif, karsa (afektif) sehingga menciptakan karya (psikomotor).

4. Sistem Among

Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa mewajibkan pada guru supaya mengingati dan
mementingkan kodrat-iradatnya anak-anak, dengan tidak melupakan segala keadaan
yang mengelilinginya.

IDENTITAS MANUSIA INDONESIA

Manusia Indonesia berarti identitas manusia yang menghayati nilai-nilai kemanusiaan


khas Indonesia. Kemanusiaan Indonesia mencakup nilai, jiwa, hasrat, martabat, sosialitas,
relasionalitas, genuitas, dialogalitas, dan berbagai tradisi manusia-manusia Indonesia dari
waktu ke waktu, dari generasi ke generasi.

3 Nilai Kemanusiaan Khas Indonesia

1. Manusia Indonesia sebagai Manusia Pancasila

2. Manusia Indonesia Lahir, Hidup dan Berkembang dalam Ke-Bhineka Tunggal Ika-an

3. Manusia Indonesia sebagai Manusia Religius

By: Vitta Helsantri


Filosofi
Pendidikan
Indonesia

KONEKSI ANTAR MATERI

PANCASILA SEBAGAI PONDASI PENDIDIKAN INDONESIA

Pancasila bukan sekadar sebuah konsep, melainkan merupakan pondasi utama yang
membimbing pendidikan di Indonesia. Hal ini tercermin dalam profil pelajar Pancasila
yang menetapkan standar bagi pembentukan karakter dan keterampilan individu yang
unggul. Sebagai dasar filosofis, Pancasila memberikan arah bagi pendidikan secara umum
dan juga dalam pendidikan agama, yang secara bersama-sama berkontribusi pada
kesatuan hidup berbangsa dalam keragaman Indonesia.

Pancasila, dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, menjadi landasan untuk


mengembangkan paradigma pendidikan yang transformatif, yang bertujuan untuk
melestarikan keberagaman budaya, agama, ras, dan suku di tengah tantangan akan
potensi pemecahan hidup berbangsa. Dalam kerangka nilai-nilai filosofis Pancasila,
karakter yang unggul, keterampilan akademis yang rasional dan kolaboratif, serta
kerelaan untuk menyatukan keragaman secara religius dan sosial, terbentuk dan
ditekankan.

6 Profil Pelajar Pancasila:

a. Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia

b. Mandiri

c. Bergotong-royong

d. Berkhebinekaan global

e. Bernalar Kritis

f. Kreatif

PERWUJUDAN PROFIL PELAJAR PANCASILA PADA PENDIDIKAN YANG BERPIHAK PADA


PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ABAD KE-21

a. Pembelajaran kokurikuler (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)

b. Pembelajaran Intrakurikuler.

c. Pembelajaran Ekstrakurikuler

d. Budaya sekolah

By: Vitta Helsantri


Filosofi
Pendidikan
Indonesia

KONEKSI ANTAR MATERI

Profil pelajar Pancasila yang mencakup iman kepada Tuhan Yang Maha Esa, kemandirian,
semangat gotong royong, pemahaman akan keberagaman global, kemampuan berpikir
kritis, dan kreativitas, menjadi tujuan akhir dalam pendidikan Indonesia. Dengan fokus
pada pembentukan karakter yang solid, pendidikan tidak hanya berperan dalam
menciptakan individu yang berkualitas, tetapi juga sebagai faktor penting dalam
mempertahankan identitas bangsa Indonesia dalam keragaman sosial, budaya, dan
ekonomi.

Pancasila bukan hanya sebuah konsep, tetapi menjadi entitas dan identitas bangsa
Indonesia dalam keragaman. Kebinekaan merupakan salah satu karakteristik bangsa
Indonesia yang mencakup keberagaman suku, ras, agama, dan budaya. Kesadaran akan
multikulturalisme dan religiusitas menjadi pijakan untuk mengembangkan kehidupan
bersama di Indonesia. Namun, sementara keragaman adalah kekayaan, potensi konflik
sosial juga hadir sebagai tantangan yang harus diatasi.

Oleh karena itu, menjaga kesatuan, memelihara kemajemukan, meningkatkan


persaudaraan, dan menanamkan jiwa kesetiakawanan menjadi fokus utama dalam
pendidikan seumur hidup, baik melalui proses formal maupun informal. Melalui Pancasila
sebagai dasar negara, nilai-nilai budaya dan religius ditegaskan, dan pendidikan agama
diatur sebagai bagian integral dari kurikulum pendidikan. Namun, untuk mencapai tujuan
ini secara optimal, pendidikan agama perlu diarahkan untuk memperkuat hubungan
antarumat beragama dan memperdalam pemahaman akan keberagaman, bukan hanya
fokus pada aspek-aspek dogmatis dan ritual.

By: Vitta Helsantri

Anda mungkin juga menyukai