Anda di halaman 1dari 22

PERTANYAAN ESAI PPG PRAJABATAN

OLEH :VITTA HELSANTRI, S.Pd

BAGIAN I

1. Apa yang memotivasi anda menjadi guru? Apa yang anda lakukan untuk
Mewujudkan motivasi tersebut?
A. Tantangan apa yang anda hadapi dalam mewujudkan motivasi tersebut?
Bagaimana anda mengatasinya?

Sejak kecil saya memiliki cita cita menjadi seorang guru, saya sangat suka pergi ke Sekolah
Dasar, meskipun belum terdaftar secara resmi karena waktu itu usia saya masih berumur sekitar
5 tahun. Waktu itu pun tidak ada TK atau Paud di desa saya. Jadi banyak anak-anak di desa
langsung masuk SD. Sejak itu saya menyukai dunia belajar mengajar, saya selalu bangun pagi
dan sangat bersemangat ketika pergi sekolah. Melihat bapak/ibu guru yang berdiri menyambut
siswa di depan gerbang sekolah. yang senantiasa sabar menyebarkan ilmunya, memberikan
dampak positif kepada sesama, dan menjadi bagian dari proses kesuksesan siswanya membuat
saya termotivasi untuk menjadi seorang guru.
Sejak duduk di sekolah dasar saya sudah memutuskan suatu saat saya ingin menjadi seorang
guru, karena menjadi guru adalah panggilan jiwa dan merupakan profesi yang sangat mulia guru
mengabdikan hidupnya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga hal itu terus
memotivasi saya supaya harus rajin belajar dan mendapatkan juara. Kata bapak kalau kamu rajin
belajar maka cita-citamu akan tercapai. Dari berbagai motivasi intrinsik dan ekstrinsik yang saya
rasakan mengantarkan pada sebuah perguruan tinggi negeri saya mengambil jurusan BK.
Karena waktu SMA saya melihat banyak teman-teman kelas yang kesulitan menghadapi
masalah. Saya ingin menjadi pendengar dan memberikan solusi untuk membantu mereka
memecahkan masalahnya. Oleh sebab itu saya ingin menjadi seorang guru BK yang di senangi
dan menjadi tempat curhat para siswa, sehingga tidak ada lagi siswa yang tertekan karena
belenggu atas permasalahannya. Bisa membimbing dan mengarahkan siswa dan bisa
mengembangkan kemampuan mereka dalam memecahkan suatu masalah. Motivasi intrinsik ini
terus tertanam hingga sekarang. Termotivasi untuk menjadi seorang pendidik ternyata
mengantarkan saya pada proses yang tidak mudah.
Banyak tantangan yang harus ditaklukkan selama proses mewujudkan motivasi sebagai guru
mulai dari kurangnya sarana dan prasarana, dan ekonomi untuk menyelesaikan perkuliahan.
Hambatan pertama yang saya rasakan adalah karena mengenyam pendidikan di desa yang waktu
itu masih minim sarana dan prasarana. Perpustakaan saja baru didirikan ketika saya menjelang
kelulusan. Sehingga akses untuk belajar terhambat namun saya tidak pernah patah semangat.
Untungnya keluarga saya selalu mendukung cita-cita saya untuk bisa melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi, sehingga saya mengikuti beberapa kursus sewaktu SMA dan saya
sangat berkeinginan untuk lulus di PTN alhamdulillah saya lulus jalur SNMPTN. Saya ingin
sekolah di luar provinsi karena ingin bertemu dengan orang-orang yang baru, mendapatkan
pengalaman yang baru, mendapatkan wawasan yang lebih luas.
Selain itu, masalah finansial juga menjadi salah satu tantangan yang harus saya taklukkan. Saya
masih ingat betul ketika saya mengenyam pendidikan di strata 1, saya jarang membeli buku.
Biasanya saya hanya meminjam ke teman di kelas lain atau ke kakak tingkat. Sehingga untuk
menambah keuangan saya mencoba untuk berjualan online. Agar bisa membantu orang tua.
Hingga alhamdulilah walaupun dengan berbagai permasalahan yang ada saya bisa
menyelesaikan S1 di Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan dengan tepat waktu, sekarang saya
sudah lulus dan bisa mewujudkan mimpi saya untuk menjadi seorang guru yang selama ini saya
cita-citakan.

B. Apa kelebihan yang mendukung peran anda sebagai guru? Jelaskan


Alasannya dan berikan contohnya!
Kelebihan yang mendukung peran saya adalah motivasi yang besar dan ketulusan mengabdikan
diri serta kemampuan komunikasi yang baik untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, karena saya
suka dunia pendidikan dan aktif berorganisasi yang bergerak di bidang pendidikan dan
pengembangan peserta didik jadi memiliki pengetahuan yang luas saja tidak cukup, melainkan
kemampuan berkomunikasi dengan baik juga banyak mempengaruhi keberhasilan proses belajar
mengajar. Selain memang saya lulusan bimbingan dan konseling yang belajar masalah
berkomunikasi dengan baik, Sehingga dengan kemampuan berkomunikasi ini membantu
penyampaian materi kepada siswa sehingga mudah dicerna dan dipahami. Karena guru
bimbingan dan konseling adalah tempat dimana siswa bisa merasakan kenyamanan saat
bercerita, berkeluh kesah tentang permasalahan yang dihadapinya. Dengan saya memiliki
kemampuan adaptasi yang baik saya mudah akrab dan berbaur dengan siapa saja. Sehingga
apapun masalah yang tengah dihadapi siswa. Mereka bisa lebih terbuka tentang permasalahan
yang tengah mereka alami. Sehingga siswa tidak lagi menganggap Guru BK adalah polisi
sekolah.
C. Bagaimana hasilnya?
Hasil dari jerih payah saya untuk mewujudkan motivasi sebagai guru saya telah berhasil
menyelesaikan SI saya dengan tepat waktu, mendapatkan nilai yang tinggi, dan mencari tempat
mengajar setelah lulus kuliah. Saya memutuskan untuk melamar sebagai pengajar di salah satu
yayasan yang ada di bengkulu saya sangat senang sekali bisa menerapkan ilmu yang saya
peroleh di bangku kuliah. Rasanya seperti mimpi baru kemaren aku bercita-cita menjadi seorang
guru dan alhamdulillah sekarang sudah terealisasi meski sudah terbiasa membantu mengajar di
sekolah pada saat magang dan dan di organisasi pengalaman pertama menjadi guru bimbingan
dan konseling sangat mengesankan. Ada harapan-harapan baru yang tercipta.

BAGIAN II

2. Ceritakan pengalaman ketika anda perlu mempelajari hal-hal baru untuk


Meningkatkan performa. Hal-hal baru apa yang anda pelajari?

A. Bagaimana cara anda mengidentifikasi area yang perlu di tingkatkan/dikembangkan?


Mengapa anda merasa perlu meningkatkan/mengembangkan area tersebut?

Saya biasa mengidentifikasi area apa saja yang ditingkatkan yaitu dengan melakukan refleksi
diri, meminta saran kepada orang lain yang profesional, mencoba hal-hal baru dan menyukai
tantangan dari kecil. Mencoba berbagai hal hingga akhirnya saya menemukan passion saya
dalam dunia pendidikan. Jika dulu saya selalu mempelajari hal-hal yang tidak dalam satu
rumpun, misal belajar membuat puisi, menulis cerpen, ilmu kepemimpinan, belajar editing video
dan yang lainnya, kini saya fokus mengembangkan diri saya dalam ranah pendidikan, tentunya
untuk mendukung peran saya sebagai seorang guru. Beberapa hal yang dulu pernah saya pelajari
tidak pernah sia-sia, justru membantu saya dalam dunia pendidikan.
Karena terbiasa mengeksplorasi diri, saya juga terbiasa merefleksi diri juga sharing dengan rekan
lain. Di situlah saya biasanya menemukan potensi apa yang perlu dikembangkan dan
ditingkatkan lagi. Saya mengetahui apa saja bakat dan minat yang saya senangi, hal yang sedang
saya pelajari lebih lanjut adalah penelitian. Mengadakan penelitian baik lapangan maupun studi
kepustakaan, menulis artikel, mengikuti konferensi, organisasi dan hal lain yang sejenis. Hal itu
akan memberikan saya pengetahuan baru terkait hasil penelitian terkini dalam dunia pendidikan
dan mencoba memecahkan kasus yang ada dalam dunia pendidikan. Sebagai seorang pendidik,
saya merasa wajib untuk melek dan update terhadap informasi terbaru dalam dunia pendidikan.

B. Tindakan apa saja yang anda lakukan untuk mengembangkan diri anda?
Adakah cara-cara di luar kebiasaan atau berbeda yang anda lakukan dalam Proses
pengembangan? Berikan contoh yang spesifik!
Berdasarkan identifikasi kelemahan yang saya miliki maka saya membuat jadwal harian dan
melihat sebab-akibat dari perlakuan saya. Dengan membuat jadwal harian mengikuti berbagai
kegiatan webinar, seminar dan diskusi, menonton YouTube, membuat rencana pembelajaran
yang menyenangkan turut meningkatkan skill saya. Dengan mudahnya akses untuk belajar pada
saat ini sangat membantu kita untuk bisa belajar dimana saja dan kapan saja karena tidak perlu
mobilitas yang tinggi. Mengikuti webinar atau pelatihan secara daring sangat efisien dalam
masalah waktu dan menghemat biaya.
Kemudian saya sering melihat sebab-akibat membaca situasi jikalau saya melakukan ini nanti
akan berakibat seperti apa oleh sebab itu saya sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan.
Pada saat saya aktif di organisasi saya di tuntut untuk bisa membagi waktu dengan baik namun,
di sela-sela itu, saya selalu menyempatkan untuk terus mengembangkan potensi yang ada dalam
diri saya.
Meskipun telah menjadi seorang guru, kemampuan dalam mengajar perlu untuk terus
dikembangkan. Dalam mengembangkan kemampuan tersebut, saya membuka bimbel cendikia
Bengkulu. Karena disadari atau tidak, mengajar di sekolah dan di bimbel akan berbeda serta
memiliki tantangan yang tak sama. Sehingga hal tersebut selain menambah pengalaman
mengajar, saya menjadi selektif dalam memilih metode, strategi, dan teknik dalam mengajar
peserta didik.

C. Apa tantangan atau kesulitan yang anda hadapi dalam proses pengembangan Diri tersebut?
Bagaimana anda mengatasinya?

Tantangan terberat yang saya rasakan adalah menajemen waktu dan rasa malas. Dalam setiap
hal, tantangan akan selalu ada. Begitu pula dalam proses pengembangan diri untuk tantangan
pertama yaitu mengatur waktu. Menjadi seorang guru adalah hal yang sangat complicated, tidak
cukup hanya dengan mengajar lalu dilupakan. Saya selalu berusaha untuk maksimal dalam
persiapan pembelajaran. Sehingga membutuhkan manajemen waktu yang bagus untuk mengatasi
hal ini. Selama ini saya berusaha untuk selalu menyempatkan diri dalam mengasah potensi diri
karena Itu juga untuk menunjang peran saya sebagai guru.
Selain itu, rasa malas yang naik turun juga menjadi tantangan bagi saya. Sama seperti iman, rasa
malas harus di lawan. Bersyukurnya menjadi guru adalah keinginan saya sendiri sehingga ketika
rasa malas menerpa, saya selalu ingat dengan niat pertama untuk menjalani profesi ini, dengan
begitu saya menjadi semangat kembali untuk terus mengembangkan kemampuan agar menjadi
pendidik yang baik. Selain itu, saya juga bersyukur memiliki keluarga dan lingkungan mengajar
yang supportif. Kegiatan seperti pelatihan atau workshop yang diadakan sekolah sangat
membantu saya dalam mengatasi masalah rasa malas ini.

D. Apa hasil yang anda peroleh/rasakan dengan mengembangkan perilaku Tersebut? Bagaimana
anda menerapkannya dalam peran anda?

Hasil yang saya peroleh dan rasakan sekarang saya menjadi lebih inovatif dan menguasai
beberapa metode pembelajaran. Setiap Dalam proses mengeksplorasi diri, pada akhirnya menjadi
keuntungan bagi saya karena dapat menunjang peran saya sebagai guru. Contohnya ketika saya
mengikuti pelatihan pembuatan video pembelajaran. Maka kemampuan editing video itu
langsung saya terapkan dengan membuat video pembelajaran untuk kelas tempat saya mengajar.
Karena tidak dapat dipungkiri, dengan menggunakan media pembelajaran, siswa akan menjadi
lebih semangat untuk belajar, mengifisiensi waktu, dan mempermudah mereka dalam memahami
materi. Begitu pula dengan kemampuan lain, tidak akan sia-sia kita mempelajarinya. Misalnya
saya kini menjadi mahasiswi dengan prodi pendidikan bimbingan dan konseling. Nah, wawasan
tentang BK yang berkaitan dengan pendidikan itulah selalu saya terapkan di dalam memberikan
layanan. Menerapkan teknik-teknik yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

BAGIAN III

3. Terkadang kita diminta untuk melakukan sesuatu yang menurut kita tidak Sesuai dengan nilai,
etika, pedoman kerja, ataupun aturan yang berlaku.

A. Ceritakan satu pengalaman anda terkait situasi tersebut. Jelaskan secara

Detail!

Dalam menjalani proses, kita pasti dihadapkan dengan situasi yang sebenarnya tidak kita
inginkan namun perlu kita lakukan. Salah satu contohnya terkait media. Ketika bumi kita dilanda
covid-19 kemarin, pemerintah meregulasi agar segala Pembelajaran berubah menjadi daring
(dalam jaringan) dengan menggunakan Aplikasi yang mendukung seperti zoom, google meet,
edmodo, dan lain sebagainya sebagai platform penunjang pembelajaran. Hal ini tentu menjadi
culture shock di awal pemberlakuan kebijakan tersebut. Karena tidak semua Sekolah dan siswa
bahkan guru telah berpengalaman dalam melaksanakan pembelajaran daring. Di beberapa daerah
pedalaman, melaksanakan pembelajaran daring menuai pro kontra dari wali murid, juga
terkendala dengan media. Tidak semua dari siswa memiliki handphone, pun jika memilikinya
mereka terbebani untuk membeli kuota internet setiap waktu. Pada beberapa siswa yang memang
Memiliki akses lebih mudah, mereka memiliki handphone namun awam dalam menggunakan
aplikasi pembelajaran. Kondisi yang seperti itu tentu membingungkan, regulasi pemerintah
mengharuskan untuk melaksanakan pembelajaran daring untuk mencegahnya terjainya
penyebaran covid-19, namun di sisi lain, kondisi di masyarakat tidak memungkinkan. Jadi guru
terpaksa Mengadakan pembelajaran dengan membuat kelompok-kelompok kecil dan berpindah-
pindah tempat dari rumah ke rumah. Hal ini dilakukan karena tidak dapat melaksanakan
pembelajaran daring secara penuh, juga untuk tetap mencegah terjadinya pertemuan
pembelajaran luring secara massal luring. Guru sembari memberi sosialisasi dan edukasi yang
baik terhadap masyarakat agar mereka memberi pengertian terhadap kebijakan pemerintah yang
memang untuk kebaikan bersama dalam menghindari pandemi covid-19. Karena pada awalnya
wali murid juga sering menentang karena tidak ingin anaknya selalu bermain handphone.

B. Tindakan apa yang anda lakukan dan mengapa hal tersebut anda lakukan?

Seperti yang telah dijelaskan di poin awal, itu adalah salah satu contoh di mana terkadang kita
harus dihadapkan dengan situasi yang membingungkan, dalam dunia pendidikan. Dalam hal
tersebut, guru dan pihak sekolah diharuskan memiliki keputusan yang baik untuk semuanya.
Memilih untuk melaksanakan pembelajaran dengan membuat kelompok-kelompok kecil missal
2-3 orang di satu tempat, dan kelompok lain di tempat yang lain pula. Hal tersebut dilakukan
Selain untuk mengatasi terkendalanya media yang tidak dimiliki oleh siswa, hal tersebut juga
bertujuan agar tidak terjadi kesalah pahaman terkait regulasi pemerintah, pihak sekolah, dan wali
murid. Jadi guru sekaligus bertugas untuk memberi sosialisasi terhadap wali murid dan anak
didik itu sendiri. Karena sebenarnya, bisa saja wali murid pro kontra terhadap kebijakan itu di
awal karena mereka kurang update terhadap informasi terkini atau kurang memahami terhadap
alasan pemerintah di balik merumuskannya kebijakan baru tersebut karena Mereka tidak
mengonsumsi informasi dari sumber utama, melainkan dari mulut ke mulut. Oleh karena itu,
guru dan segenap pihak sekolah wajib memberi pemahaman terhadap masyarakat.

C. Bagaimana hasilnya?

Dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui kelompok-kelompok kecil di masyarakat,


pembelajaran dapat terlaksana meski tidak maksimal. Karena sangat memakan waktu. Namun,
sosialisasi dan edukasi yang baik dari guru membuat kebijakan yang telah disebutkan di atas
dapat diterima dengan baik pula.
Namun tentu hal itu tidak menjadi akhir dari drama covid-19. Setelah wali murid dapat mengerti
bahwa anaknya bermain hp adalah untuk belajar, maka mereka memberi akses untuk
menggunakan hp, meski ada beberapa siswa yang meminjam sanak saudaranya. Hal tersebut
sangat menghambat terhadap jalannya pembelajaran daring. Pun setelah akhirnya seluruh siswa
sudah siap dengan kuota internet meski dengan signal yang terkadang susah, mereka kesulitan
dalam menggunakan platformnya. Ambil contoh saat menggunakan zoom. Mereka kebingungan,
sehingga waktu habis hanya untuk belajar menggunakan zoom, bahkan perlu diberikan tutorial
oleh guru agar membantu murid dalam melaksanakan hal tersebut. Pilihan terakhir, jika memang
menyulitkan maka harus menggunakan platform lain yang lebih mudah, whatsapp misalnya.
Namun tentu saja hal tersebut membuat pembelajaran kurang maksimal.

BAGIAN IV

4. Ceritakan secara spesifik situasi pengalaman anda saat bekerja sama dengan Orang lain yang
memiliki beragam perbedaan, seperti budaya, cara pandang,

Latar belakang, pendidikan, cara berpikir, dll

A. Ceritakan secara spesifik situasinya? Apa tujuan dari kerjasama yang Terjadi?
Keberagaman seperti apa yang anda hadapi?
Bersosialisasi dengan banyak orang yang beragam memiliki daya tarik Tersendiri bagi
saya. Karena berbeda tidak selalu berkonotasi negatif, justru saya Meyakini bahwa
perbedaan itu akan melahirkan keajaiban. Saya pun tidak pernah Menyia-nyiakan
kesempatan bekerja sama dengan berbagai macam orang dengan Perbedaan latar
belakang, budaya, cara pandang dan sebagainya. Sejak kecil, di Mulai saat saya
mengikuti kegiatan Pramuka yang dilakukan di tingkat provinsi. Momen itu
mengantarkan saya Untuk mengetahui bahwa dunia begitu beragam. Saya bertemu
dengan banyak siswa dan guru dari sekolah yang berbeda, bahasa yang berbeda, Bahkan
cara berpakaian yang berbeda. Sejak hari itu saya menyukai bertemu dan Bekerja sama
dengan orang lain yang memiliki beragam perbedaan, karena kita Akan mendapatkan
banyak hal baru, wawasan baru, sudut pandang baru, dan segala Hal baru yang bahkan
sebelumnya kita tidak pernah berpikir bahwa itu ada. Dan juga pada saat saya mengikuti
forum intelektual nasional yang di adakan organisasi yang di laksanakan di Bukittinggi.
Saya banyak menemui orang baru, yang memiliki pemikiran yang luas, saya benar-
benar Merasakan berada di tempat yang luar biasa penuh dengan perbedaan. Mulai dari
Berbeda budaya, bahasa, bahkan agama. Kemudian kami dibagi dalam Beberapa
kelompok yang diberi misi untuk diselesaikan. Dalam momen itu, Penerimaan atas
perbedaan orang lain benar-benar dipertaruhkan. Karena kita harus Berdiskusi dengan
banyak kepala yang memiliki sudut pandang berbeda, namun Kita harus memutuskan
satu hal atas nama tim kita. Bekerja sama dengan orang lain yang memiliki beragam
perbedaan akan sering Kita jumpai. Bahkan di pada saat aktif organisasi pun, kami para
anggota terdiri dari latar Belakang yang berbeda, budaya yang berbeda, dan sudut
pandang yang berbeda yang harus saling toleransi dan menghargai satu sama lain. Saya
meyakini, Bahwa ada beberapa hal dalam hidup yang tak hanya perihal benar atau
salah, tapi Tentang dari sudut mana kita melihatnya, dari perspektif apa kita
memahaminya. Jadi, jangan pernah mengecam perbedaan, karena tidak segala hal harus
seragam, Ada kalanya juga mesti beragam.

B. Langkah-langkah apa yang anda lakukan untuk mencapai tujuan kerja Sama? Bagaimana anda
memastikan langkah-langkah tesebut sudah sesuai

Dengan kebutuhan semua pihak?

Seperti yang saya ceritakan di poin pertama, salah satu momen yang begitu Menggambarkan
perbedaan adalah saat saya menjadi paper presenter di johor nternational student leaders
conference di johor, malaysia. Waktu itu kami Dikelompokkan dalam beberapa tim. Saya terpilih
di kelompok 16 yang terdiri dari
6 orang termasuk saya sendiri. Di kelompok itu pun saya satu-satunya yang Beragama islam.
Setiap kelompok diberi misi untuk memecahkan beberapa teka-Teki di museum. Di situlah, kerja
sama antar tim terbangun. Tidak peduli negara, Suku, ras, pendidikan, bahkan agama yang
berbeda, yang kami tahu kami adalah Satu tim yang wajib bekerja sama. Dalam setiap misi, kami
selalu berdiskusi dan Bahu membahu memecahkannya. Jika terdapat misi yang berkaitan dengan

Geografis dan budaya di dunia misalnya, maka salah seorang temanku dari india Yang
memimpin diskusi karena ia berpengalaman mengunjungi berbagai negara.Walaupun ia yang
memimpin diskusi, tapi kita selalu menerima ide, usulan dan Pendapat dari setiap anggota tim
tanpa terkecuali. Begitu pun jika berkaitan dengan Tulisan arab dan menyusun ayat al-qur’an
yang sengaja dihilangkan oleh panitia, Saya yang diminta untuk memimpin diskusi sebagai satu-
satunya anggota kelompok Yang beragama islam. Begitu seterusnya hingga seluruh misi
terpecahkan. Mungkin Tujuan kami memang hanya untuk memecahkan misi, namun tanpa kami
sadari Kami melatih kemampuan teamwork dengan berbagai orang yang beragam. Dalam
Mencapai tujuan kerja sama, kita tidak boleh mementingkan diri sendiri atau Pendapat kita
pribadi. Kita harus saling bertukar pikiran dan mencoba untuk Memahami pendapat orang lain.
Karena isi kepala kita sedikit banyak ditentukan Oleh latar belakang kita. Maka, jika bekerja
sama dengan orang yang memiliki latar Belakang berbeda, akan menghasilkan pendapat yang
berbeda pula. Jadi, prinsip saling menghargai orang lain harus dipegang betul. Bayangkan saja,
jika di Pengalaman saya saat di malaysia itu kami tidak mau saling mendengarkan Pendapat, tapi
kekeuh dengan ide masing-masing, maka mungkin saja misi itu tidak Akan terselesaikan.

Hal-hal seperti itu selalu saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari yang lebih Real. Misalnya
dalam pembelajaran. Di dalam kelas, tentu setiap siswa memiliki Perbedaan, baik dari latar
belakang, riwayat pendidikan, ekonomi, bahkan cara Belajar. Sebagai guru saya tidak boleh
egois dengan mementingkan kesenangan Saya dalam mengajar. Jadi, saya harus melihat dan
menyesuaikan kebutuhan setiap Siswa. Jika siswa memiliki cara belajar yang berbeda, misal
visual, auditory, bahkan Kinestetik, maka metode pembelajaran yang digunakan setidaknya
dapat Mengcover cara belajar siswa. Sehingga seluruh siswa dapat belajar dengan Maksimal.
Jika tidak memungkinkan untuk tercapai dalam satu pertemuan, maka Setiap pertemuan dapat
menggunakan metode yang berbeda. Misal sesekali Menggunakan lcd, di lain hari siswa diajak
mendengarkan lagu berbahasa inggris, Atau di hari yang lain siswa di ajak ke luar kelas, praktek
drama, dan lain sebagainya.

C. Apa hasil yang anda capai saat itu? Adakah komentar atau respon Lingkungan (mis. Rekan
sejawat ataupun pihak lain) terhadap tindakan

Anda? Bagaimana dampaknya terhadap kerja sama tersebut?


Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka dibutuhkan usaha yang maksimal Pula. Begitupun
saat kita bekerja sama dengan orang yang memiliki beragam Perbedaan. Tidak mudah untuk
menyatukan perbedaan pendapat, karena setiap Pendapat selalu disertai dengan alasan yang kuat.
Jika melihat pengalaman saya Saat mengituki johor students leaders conference di atas, maka
hasil akhir bahwa Tim kami mampu memecahkan misi itu adalah buah dari kesabaran
menyatukan Pendapat dari berbagai kepala. Dampak yang didapat pun tidak hanya berhenti di
Situ, melainkan paradigma terkait teamwork yang terbangun akan terus mengakar Dan bisa
diterapkan dalam kehidupan, utamanya dalam dunia pendidikan. Contoh Kecilnya tadi, jika
sebagai guru saya tidak menyesuaikan terhadap cara belajar Siswa, maka bisa saja mereka tidak
dapat belajar dengan maksimal karena tidak Sesuai dengan cara mereka belajar.

Melalui seringnya bekerja sama dengan orang yang memiliki beragam Perbedaan, maka kita
akan semakin mudah pula dalam menerima perbedaan itu sendiri. Karena perbedaan itu rahmat.
Sesuai dengan semboyan negara kita, Indonesia. Bhinneka tunggal ika, berbeda-beda namun
tetap satu jua.

BAGIAN V

5. Ceritakan salah satu pengalaman anda saat mengembangkan kemampuan dan Keterampilan
dari orang lain (contoh: anak didik, rekan sejawat, anggota

Komunitas/organisasi).

A. Seperti apa situasinya pada saat itu? Siapa yang anda kembangkan?

Mengapa pengembangan itu diperlukan?

Pada juli 2022, saya mendirikan sebuah bimbel cendikia Bengkulu. Sebuah bimbingan belajar
yang saya rintis atas dasar keperihatian saya terhadap anak-anak yang ada di sekitar kosan saya
sewaktu kuliah. Bimbel ini diperuntukkan pada pelajar SD/SMP/SMA. Karena masyarakat Di
sini merasa anaknya tidak belajar bahasa inggris karena di sekolah dasar tidak Ada pelajaran
bahasa iggris. Sehingga mayoritas peserta di elwif course masih Belajar di sekolah dasar.
Kegiatan kursus ini diadakan setiap jum'at siang dan Minggu pagi. Karena atas dasar permintaan
dari masyarakat, maka saya merasa Sangat perlu untuk menindaklanjuti dengan memulai kursus
tersebut. Terbukti Anak-anak sangat bersemangat hingga ada sekitar 40 orang yang mendaftar
dan Mengikuti kegiatan. Karena peserta kursus ini mayoritas anak kecil yang belum Pernah
belajar bahasa inggris, maka salah satu metode yang saya gunakan adalah Total physical
response (tpr) dalam rangka mengajak mereka untuk belajar Sambil bermain. Mengajak mereka
agar menyukai bahasa inggris melalui
Kegiatan-kegiatan yang menarik dan tidak monoton akan membuat mereka betah Dan semangat
untuk terus belajar bahasa inggris. Selain dalam bidang kebahasaan, saya juga menggeluti dunia
literasi dan Perkembangannya. Ketika saya menjadi paper presenter di jislc malaysia pun Saya
membawakan paper bertajuk literasi. Apalagi kini saat mengambil programPasca sarjana, saya
mendapat mata kuliah literasi dan penelitian untuk thesis Saya juga bertajuk literasi. Hal itu
membuat saya selalu bergelut dengan dunia Literasi, yang tentu begitu menyenangkan. Saya
ingin menjadi bagian dari Peningkatan literasi di indonesia. Sejak saya menerbitkan buku
pertama hingga Sekarang buku ke empat, saya kerap kali diminta mengisi pelatihan atau seminar

Kepenulisan. Biasanya dalam pelatihan kepenulisan itu pesertanya bermacam-Macam, yang


tentu pengalaman, tantangan, dan hasilnya pun beragam. Saya Pernah mengisi pelatihan
kepenulisan untuk anak sma, pesantren, dan Mahasiswa. Atas dasar kepedulian terhadap
peningkatan literasi di indonesia,saya begitu bersemangat mengisi pelatihan atau seminar
bertajuk kepenulisan. Karena dengan menulis, peserta akan melewati fase berpikir, membaca,
riset dan Sebagainya, yang termasuk bagian dari kemampuan literasi. Oleh karenanya, Dalam
pelatihan kepenulisan, biasanya saya akan meminta peserta untuk langsung Praktik menulis
setelah mendapatkan teori dasar. Salah satu contohnya saat saya Menjadi trainer di training
kepenulisan di salah satu pondok pesantren di madura.Saya diminta untuk menjadi mentor 15
orang santri yang telah dipilih untuk Mengikuti kelas kepenulisan itu. Saat pertemuan pertama
dengan pihak pesantren Saya langsung mengusulkan agar ada hasil akhir atau bukti karya di
akhir Kepenulisan berupa buku antologi. Sehingga peserta tidak hanya mendapatkan Pengalaman
belajar menulis, melainkan juga pengalaman menulis. Tidak hanya Mendapatkan ilmunya, tapi
juga karyanya.

B. Apa yang menjadi fokus pada pengembangan? Bagaimana cara anda

Membangun kesepakatan untuk mencapai hasil yang diharapkan?

Dalam pengalaman saya merintis dan mengembangkan kursus, fokus saya Adalah untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa inggris siswa melalui Belajar bersama. Saya mencoba
mengajar dengan menggunakan berbagai metode Pengajaran yang telah saya pelajari. Salah
satunya tpr yang telah disebutkan di Poin pertama. Saya berusaha untuk mengajarkan bahasa
inggris semudah Mungkin. Di kursus ini, meski tidak hanya fokus pada speaking skill, namun
peserta selalu diminta dan diberikan kesempatan untuk praktik berbicara baik Dengan teman
kelas atau tamu dari luar. Kesulitan yang kerap saya alami adalah Mayoritas peserta kursus tidak
pernah belajar bahasa inggris sebelumnya jadi Terkadang mereka merasa kesulitan karena baru
belajar. Namun, seiring Berjalannya waktu mereka dapat menyesuaikan dan belajar dengan
baik. Adapun pada contoh yang ke dua, saat saya menjadi mentor pada kelas Kepenulisan, maka
fokus saya adalah untuk mengembangkan kemampuan menulis Peserta. Baik rekan sesama
organisasi, siswa, maupun santri, tergantung pada

Peserta dari penyelenggara. Di awal pertemuan, saya selalu berdiskusi dengan Peserta terkait
rencana yang saya buat dan apa yang mereka ekspektasikan dari Kegiatan pelatihan kepenulisan
itu. Sehingga sebelum memulai pelatihan menulis, Tujuan sudah disepakati dengan jelas. Hal ini
dilakukan untuk menghindari pesertaYang kemungkinan akan berhenti di tengah program
kepenulisan. Sehingga saya Sebagai mentor harus mau mendengar apa yang sebenarnya mereka
inginkan danekspektasikan dari pelatihan itu. Pada sebuah pelatihan kepenulisan, hambatan
Utama yang kerap terjadi adalah naik turunnya motivasi dari peserta. Sehingga Saya sebagai
mentor harusterus memberi stimulus agar motivasi untuk menulis Mereka tetap terjaga. Dan
hasil akhir yang telah kita sepakati bersama dapat Tercapai.

C. Langkah-langkah apa yang anda ambil untuk pengembangan tersebut? Apa


Hambatan yang anda temui dan bagaimana cara mengatasinya? Apa yang

Anda lakukan untuk mempertahankan motivasi dari orang tersebut?


Dalam mengembangkan suatu kemampuan, diperlukan strategi khusus agar

Tujuan yang telah direncanakan di awal dapat terealisasikan. Begitupun yang saya

Alami saat berusaha mengembangkan kemampuan bahasa inggris anak-anak Melalui elwif
course. Mengajari anak-anak agar mampu menggunakan bahasa Inggris dengan baik harus ulet
dan sabar. Sebab, semangat mereka akan naik turun Tergantung dengan mood mereka yang
mudah berubah secara tiba-tiba. Dalam Mempertahankan motivasi mereka untuk terus belajar
bahasa inggris, saya Menggunakan berbagai metode agar pembelajaran menjadi menarik dan
Menyenangkan. Berbagai media dan materi penunjang juga saya gunakan. Misal, Mereka belajar
melalui lagu, melalui video youtube dan sebagainya.
Kemudian dalam mengembangkan kemampuan kepenulisan, biasanya Saya mulai dengan
pemaparan teori yang langsung dilanjutkan dengan praktik Nulis bersama. Dalam setiap
pelatihan, tujuan yang ingin saya capai adalah buku Antologi yang ditulis oleh peserta pelatihan
itu sendiri. Sehingga setelah selesai Pelatihan mereka mendapatkan karya, tidak hanya teori saja.
Saya akan berdiskusi Dengan peserta dimulai dari pemilihan tema, topik, judul hingga naskah itu
selesai.

Kesulitan yang biasanya saya temukan yaitu naik turunnya motivsi peserta saat Menulis.
Sehingga perlu selalu diberi stimulus dan challenge agar naskah dapat Terselesaikan sesuai
deadline. Umumnya, saya akan memberi stimulus berupa ice Breaking di tengah-tengah program
menulis. Pun saya sering memancing dengan Berdiskusi terkait outline atau kelanjutan tulisan
mereka sehingga mereka akan Mendapatkan ide baru dalam menulis.

D. Bagaimana hasil yang diperoleh dari upaya anda membantu mereka?

Hasil terbaik selalu diharapkan dalam setiap program yang dijalankan. Dalam Menjalankan
program kursus bahasa inggris, tentu hasil yang diinginkan adalah peserta kursus dapat
menggunakan bahasa inggris baik secara tertulis maupun Lisan. Melalui kursus bahasa inggris
itu, kini mereka dapat menggunakan bahasa Inggris baik tertulis maupun lisan meskipun masih
terbatas. Salah seorang dari Mereka pun kini tengah mengikuti lomba pidato bahasa inggris,
bermodal belajar Di kursus karena di sekolah tidak mendapat pelajaran bahasa inggris. Untuk
siswa Yang sudah lulus dan melanjutkan ke sekolah menengah pertama, kemampuan Berbahasa
inggris yang mereka dapatkan di elwif course sangat membantu Mereka dalam belajar bahasa
inggris di jenjang yang lebih tinggi. Kemudian jika Berbicara hasil dari pelatihan kepenulisan,
maka alhamdulillah di akhir pelatihan Terkumpul naskah dari setiap peserta yang siap
diterbitkan. Sehingga peserta tidak Hanya mendapatkan teknik kepenulisan, melainkan juga
karyanya selama
Mengikuti program tersebut. Semoga dengan begitu, akan menjadi motivasi Tersendiri bagi
mereka
BAGIAN VI

6. Ceritakan salah satu keputusan penting dalam suatu kegiatan baik di

Pekerjaan/ organisasi/ komunitas/ perkuliahan yang pernah anda ambil.

A. Apa yang menyebabkan anda harus mengambil keputusan tersebut? Apa

Peran anda saat itu?

Sejak menjadi mahasiswa, saya aktif dalam berbagai kegiatan akademik dan Sosial
kemasyarakatan. Salah satunya melalui organisasi imaba (ikatan Mahasiswa bata-bata). Sebuah
organisasi non-profit yang menjadi wadah untuk Mengekplorasi potensi diri dan bermanfaat
untuk umat. Organisasi ini Diperuntukkan bagi alumni pondok pesantren mambaul ulum bata-
bata, baik Yang sedang menempuh pendidikan perguruan tinggi di indonesia maupun di luar
Negeri. Pada maret 2021, saya diberi amanah untuk menjadi ketua umum puteri Imaba. Menjadi
seorang ketua tentu memiliki tanggung jawab yang sangat Besar, apalagi dalam membuat sebuah
keputusan, seorang ketua akan menjadiPenentu akhir dalam memutuskan.
Pengalaman dalam mengambil keputusan yang sangat berat adalah saat kami Hendak
mengadakan perayaan anniversary imaba yang ke-17. Waktu itu, pada Awal 2022 indonesia
belum sembuh dari prahara covid-19. Kegiatan tatap muka Diperbolehkan namun berbatas.
Sedangkan usulan dari setiap wilayah imaba di Indonesia menginginkan kegiatan
diselenggarakan secara luring (luar jaringan) Atau tatap muka. Sebab sudah lama kegiatan kami
selalu daring (dalam jaringan) Dan dinilai kurang maksimal. Tentu untuk langsung memenuhi
permintaan Anggota dari setiap wilayah memerlukan pertimbangan yang matang, karena tidak
Mudah untuk melaksanakan kegiatan secara luring apalagi dengan peserta yang Cukup banyak.
Selain itu, kami juga hendak mengundang bapak sandiaga uno, menteri Pariwisata dan ekonomi
kreatif dan r. Abdul latif amin imron, sebagai keynote Speaker. Kemudian bapak h. Anwar
sadad, m. Ag. Wakil keta dprd jawa timur, Bapak h. Slamet junaidi, bupati sampang, dan dr.
Gamal albinsaid sebagai Pemateri dalam seminar yang akan kami selenggarakan. Beberapa dari
orang yang Telah disebutkan di atas tidak dapat hadir tatap muka karena mempertimbangkan
Pandemic covid-19 yang belum usai. Akhirnya, dengan berbagai pertimbangan, saya
memutuskan untuk

Mengadakan acara secara hybrid. Walaupun akan membutuhkan persiapan yangekstra,


setidaknya acara dapat memenuhi permintaan setiap wilayah untuk dapat Bertatap muka, dapat
menjangkau seluruh peserta yang tidak dapat merapat ke Lokasi acara, juga dapat memfasilitasi
keynote speaker dan pemateri baik secara

Daring maupun luring.

B. Bagaimana anda mengidentifikasi dan memeroleh pemahaman yang lebih

Baik tentang permasalahan yang ada?

Dalam setiap permasalahan akan selalu diikuti dengan solusi sebagai Penyelesaian. Tidak ada
masalah yang tidak memiliki jalan keluar. Pada Pengalaman yang saya ceritakan di poin
pertama, mungkin bukan masalah yang Terlalu berat. Namun, posisi saya sebagai ketua sangat
menentukan hasil akhirnya. Sebelum berdiskusi dengan pengurus inti dan pengurus lainnya, saya
lebih dulu Memetakkan setiap hal yang akan menjadi pertimbangan. Berpikir logic dan Realistis
sangat diperlukan dalam membuat suatu keputusan, apalagi jika berkaitan Dengan banyak orang.
Tentu setiap dampak positif dan negatif dari setiap keputusan yang akan Diambil itu saya
musyawarahkan dengan seluruh pengurus. Dengan berdiskusi,Pola pikir kita akan semakin
terbuka, bisa saja yang tidak sempat dipikirkan oleh Kita, telah dipikirkan oleh yang lainnya.
Dan ternyata itu merupakan hal urgen. Meski membutuhkan waktu yang lama, diskusi harus
tetap dijalankan dalam Membuat suatu keputusan. Sebab suara dari setiap pengurus berhak
didengar.

Pada waktu itu, saya mencoba mengurai alasan dari permintaan anggota di Setiap wilayah untuk
menyelenggarakan acara secara tatap muka, memikirkan Kembali hambatan, tantangan dan
dampak yang akan didapatkan jika hal tersebut Benar-benar dilaksanakan secara tatap muka
sesuai desakan dari anggota di setiap Wilayah. Begitupun jika sacaranya dilaksanakan secara
daring, maka kira-kira apa Saja dampak yang akan dirasakan. Begitu saya mencoba mengurai
permasalahan Sebelum akhirnya memutuskan mengadakan acara secara hybrid, kolaborasi
Antara luring dan daring.

C. Apa saja yang menjadi pertimbangan anda? Mengapa? Jelaskan proses atau

Langkah-langkah dalam mengambil keputusan tersebut! Dalam setiap keputusan, baik kebutusan
benar atau salah akan memiliki Resikonya masing-masing. Pada contoh salah satu pengalaman
saya yang telah Saya ceritakan, banyak hal yang perlu dipertimbangkan mengingat hal kegiatan

Tersebut melibatkan banyak orang.waktu itu, yang menjadi pertimbangan saya untuk
melaksanakan kegiatan Secara tatap muka adalah dengan adanya edaran izin untuk
melaksanakan kegiatan Tatap muka, namun terbatas. Selain itu, usulan dari anggota di setiap
wilayah agar Menyelenggarakan kegiatan secara luring karena sudah lama tidak silaturrahmi
Secara langsung sejak dilantiknya saya sebagai ketua pada tahun 2021. Dua hal Tersebut menjadi
pertimbangan untuk menggelar kegiatan secara luring meski Memiliki beberapa resiko. Yang
pertama, jika dilaksanakan secara luring, Kegiatan ini tidak akan maksimal karena jumlah
peserta akan dibatasi. Sedangkan Anggota imaba sangat banyak. Selain itu, tidak semua keynote
speaker dan Pemateri dapat hadir secara tatap muka. Adapun jika dilaksanakan daring, maka
Tidak ada pertemuan tatap muka sama sekali sejak saya dilantik sebagai ketua. Selain itu waktu
itu sudah banyak kegiatan masyarakat yang dilaksanakan secara Luring meski dengan peserta
terbatas.

Dengan beberapa hal itulah, akhirnya diputuskan untuk mengambil jalan tenagh Dengan
menggelar kegiatan secara hybrid. Kombinasi antara luring dan daring. Sehingga kami
melaksanakan anniversary itu di gedung pemuda, kab. Bangkalan Secara tatap muka, namun
juga mengakomodir pemateri dan peserta secara daring Melalui aplikasi zoom. Tentu hal ini
membutuhkan tenaga dan pikiran yang ekstra, Karena kami belum pernah berpengalaman
mengadakan kegiatan secara hybrid Sebelumnya. Alhadmulillah dengan kerja sama antar panitia,
semua dapat berjalan Dengan lancar sesuai harapan.

D. Bagaimana hasil dari keputusan yang anda ambil?

Dari berbagai hal yang menjadi pertimbangan lalu diputuskan untuk membuat Kegiatan secara
hybrid, acara dapat berjalan dengan lancar dan maksimal. Kegiatan dilaksanakan secara tatap
muka di gedung pemuda, kab. Bangkalan, Sekaligus daring melalui aplikasi zoom. Dari dua
keynote speaker yang diundang, Bapak sandiaga uno, menteri pariwisata dan ekonomi kreatif
hadir secara daring Melalui zoom dan r. Abdul latif amin imron hadir langsung ke lokasi acara.

Begitu pund dengan pemateri, hanya h. Anwar sadad, m. Ag. Wakil keta dprd
Jawa timur, yang hadir secara tatap muka, sedangkan yang lain via zoom. Meski Membutuhkan
tenaga dan pikiran yang ekstra, karena kami belum pernah Berpengalaman mengadakan kegiatan
secara hybrid sebelumnya, kami bersyukur Karena acara dapat berjalan dengan lancar serta kami
mendapatkan pengalaman Baru. Jika di awal saya tidak mengambil keputusan untuk
melaksanakan secarahybrid, maka mungkin acara ini tidak dapat mengakomodir dari ke dua
arah, yakni Secara daring dan luring.
Bagian vii
7. Ceritakan secara spesifik saat anda dihadapkan dengan beberapa tugas dalam Waktu yang
bersamaan

A. Seperti apakah situasinya pada saat itu? Kapan situasi tersebut terjadi?

Dalam menjalani suatu kegiatan, meski telah diatur sedemikian rupa, terkadang Ada saja hal-hal
yang menjadi hambatan. Salah satunya waktu yang terkadang Mendadak berubah sehingga aka
nada kegiatan yang berbenturan. Sejak duduk di Bangku madrasah aliyah, saya sudah terbiasa
membuat jadwal harian, semacam ‘to Do list’ yang selalu saya bawa ke mana-mana. Karena saya
mengenyam pendidikan Ma di pondok pesantren yang kegiatannya cukup padat, ditambah lagi
menjadi Pengurus osis, pengurus kamar, pegurus kelas, juga mengikuti kegiatan ekstra, Maka hal
itu mengharuskan saya untuk mengatur waktu agar semua berjalan dengan Lancar. Hal tersebut
telah seakan mandarah daging dan membuat saya terbiasa untuk Mengatur waktu dengan
membuat ‘to do list’ hingga sekarang. Namun tentu saja, Meski ‘to do list’ tersebut sangat
membantu, bukan berarti saya tidak pernah Dihadapkan dengan kegiatan yang berbenturan.
Salah satu pengalaman yang saya Alami adalah saat diminta untuk mengisi seminar kepenulisan
yang diadakan oleh Hmps tbi iain madura. Kebetulan hari itu adalah hari sabtu di mana saya
Memiliki jadwal mengajar di ma mambaul ulum bata-bata 1. Ketika bingung Dengan dua
kegiatan itu, ditambah lagi panitia acara di organisasi imaba hendak Memajukan jadwal rapat
pada hari itu juga, yang awalnya akan dilaksanakan malam Terpaksa harus dimajukan siang
harinya karena pembina kita akan ke luar kota. Waktu itu, yang saya lakukan adalah
memetakkan mana yang menjadi Kewajiban dan mana yang perlu didahulukan. Sehingga, saya
memutuskan untuk
Tetap mengajar di sabtu pagi itu. Lalu, setelahnya mencari solusi pada dua kegiatan Yang lain.
Untuk kegiatan seminar, saya melakukan lobbying kepada panitia agar Bisa diundur atau diganti
hari lain. Namun, jadwalnya sudah disetujui kaprodi yang Dalam artian tidak dapat diganti,
karena mereka sudah menyiapkan tempat dan lain Sebagainya. Untung saja waktu itu acara
utamanya adalah diklat tbi yang Kegiatannya diadakan selama tiga hari, sehingga setiap hari
terdapat seminar yang
Berbeda. Di situlah saya berinisiatif untuk menukar jadwal dengan pemateri pada
Seminar kepemimpinan yang akan diadakan di hari minggunya. Setelah melakukan Negoisasi
dengan pemateri seminar kepemimpinan dan melakukan koordinasi Dengan pihak panitia,
akhirnya jadwal saya untuk menjadi pemateri dapat teratasi,yakni berubah hari minggu. Karena
untuk semata-mata menolak dan tidak Menghadiri rasanya kurang elok, sebab saya pernah
berproses di hmps tbi, maka Jika mereka membutuhkan, saya harus siap membantu.

Kemudian, jika satu kegiatan sudah dapat diatur waktunya, maka tinggal rapat Persiapan
kegiatan di organisasi imaba, di mana saya adalah ketua dalam Organisasi tersebut. Karena rapat
ini tidak dapat dirubah lagi waktunya, maka saya Meminta maaf tidak dapat hadir pada rapat,
namun memasrahkan mandate pada Wakil ketua saya. Karena itu adalah rapat persiapan kegiatan
yang di dalamnya Sudah dibentuk kepanitiaan. Sehingga walaupun saya tidak dapat menghadiri
rapat Secara langsung, rapat akan berjalan di bawah pimpinan ketua panitia.

B. Apa yang anda lakukan dalam mengatur tugas-tugas tersebut? Bagaimana

Anda memastikan tugas-tugas tersebut sesuai dengan waktu yang Ditentukan?

Setiap tugas, kegiatan, dan program pasti memiliki batasan waktunya masing-Masing. Semakin
banyak kegiatan yang dijalankan, maka akan semakin Menantang pula bagi kita untuk mampu
mengelola waktu dengan baik. Pada Pengalaman saya, yang telah saya ceritakan di poin pertama
memang tidak terlalu Rumit karena salah satu kegiatan bisa dirubah waktunya. Itulah kenapa,
saya Biasanya selalu mengatur waktu dari jauh-jauh hari, sekalipun akan ada masa di Mana kita
dihadapkan dengan kegiatan yang bersamaan, maka sebisa mungkin Saya berinisiatif untuk
merubah waktunya, jika memungkinkan agar dapat Menghadiri dan berpartisipasi dalam seluruh
kegiatan tersebut. Pada pengalaman tersebut, saya memilih untuk memprioritaskan jadwal
Mengajar, saya memilih datang ke kelas walaupun mungkin ada pilihan untuk Memberi tugas
saja pada siswa atau meminta bantu guru piket untuk mengganti.
Namun, hal itu tidak saya lakukan karena saya sadar, mengajar adalah kewajiban. Selain
itu, saya selalu berprinsip bahwa waktu 2 x 45 menit, jika saya tinggalkan Akan mempengaruhi
proses mereka menuju kesuksesan. Saya selalu berpikir, Mungkin waktu 2 x 45 menit adalah
waktu yang sebentar untuk saya. Namun 2 x 45 menit itu harus dikalikan dengan jumlah siswa
yang ada di kelas, sehingga saya Bisa tau ternyata banyak waktu orang lain yang akan saya
korbankan. Oleh karena Itu, saya memilih untuk menjadikan mengajar sebagai prioritas. Dengan
hadir ke Kelas, saya dapat memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar akan berjalan Sesuai
dengan rencana dan harapan dan target pembelajaran akan tercapai.namun, jika saya hanya
meninggalkannya, misalkan hanya dengan memberi tugas Atau dipasrahkan pada guru
pengganti, saya tidak dapat memastikan target

Pembelajaran akan tercapai. Kemudian setelah menentukan kegiatan prioritas, maka yang saya
lakukan Adalah mencari solusi untuk kegiatan yang lain agar tetap maskimal. Adapun
Pemecahan solusi yang saya lakukan adalah seperti yang saya jelaskan di poin Pertama. Merubah
waktu untuk acara seminar, dan memasrahkan wewenang pada Wakil ketua saya di acara rapat.
Untuk memastikan hal tersebut tetap berjalan Sesuai rencana, maka pada kegiatan seminar, saya
selalu melakukan komunikasi Dan koordinasi dengan pihak panitia, agar acara yang telah
mereka susun Sebelumnya dapat berjalan dengan lancar. Kemudian untuk rapat, sebelum saya
Memberikan wewenang penuh terhadap wakil saya, saya telah menyampaikan poi Napa yang
nantinya perlu dibahas dalam rapat. Selain itu, karena pada rapat Tersebut akan berada di bawah
pimpinan ketua panitia, saya selalu memantau dan Mengawasi dari jauh dengan cara
berkomunikasi dengan intens terhadap ketua Panitia selaku penyelenggara kegiatan.

C. Sumber daya apa yang anda butuhkan dalam membantu penyelesaian

Tugas-tugas tersebut? Apa hambatan yang anda temui dan bagaimana cara

Mengatasinya?

Dalam penyelesaian suatu hal, kita pasti akan membutuhkan bantuan. Entah Media atau bahkan
sumber daya manusia. Pada pengalaman yang saya alami Tersebut, saya membutuhkan sumber
daya manusia untuk membantu saya Menyelesaikan tugas dengan baik dan maksimal. Jika
pemateri seminar kepemimpinan tidak mau bertukar jadwal dengan saya, Mungkin saya akan
merasa kewalahan. Untungnya dengan bantuannya, saya dapatMenjadi pemateri seminar
kepenulisan keesokan harinya. Selain itu, dalam rapat Organisasi, saya sangat terbantu dengan
wakil saya yang saya beri amanah penuh Untuk menggantikan saya di rapat. Hal tersebut juga
menggambarkan bahwa pada Kasus ini, sumber daya manusia sangat saya andalkan dalam
membantu Penyelesaian tugas saya. Walaupun sudah diatur dan direncanakan sedemikian rupa,
kemungkinan Besar hambatan pasti akan ada. Namun bersyukurnya waktu itu tidak ada
Hambatan yang berarti karena saya sudah mewanti-wanti betul. Seperti pada Panitia seminar,
saya benar-benar berkoordinasi agar tidak ada perubahan jadwallagi, juga pada wakil saya agar
bisa mengkoordinir dan mengawasi rapat dengan Baik.

D. Bagaimana hasilnya?

Dari permasalahan yang ada, serta inisiatif untuk menyelesaikannya,

Alhamdulillah semua kegiatan berjalan dengan lancar. Saya dapat mengajar Dengan maksimal
dan pikiran yang tidak terpecah. Karena untuk kegiatan seminar Sudah diatur ulang jadwalnya
dan untuk rapat sudah dihandle wakil saya. Hal ini menjadi pelajaran bagi saya untuk ke
depannya agar selalu berpikir Dengan kepala dingin untuk memecahkan masalah. Bayangkan
saja jika waktu itu Saya ceroboh dan terburu-buru, mungkin saya langsung mengiyakan dan
Menghadiri acara seminar karena mereka sudah mengatur kegiatan dengan Matang. Namun,
dengan kepala yang dingin, kita bisa memetakkan terlebih Dahulu, kegiatan mana yang kiranya
perlu diprioritaskan. Kegiatan mana yang Kiranya akan lebih fatal dan tak tergantikan. Kegiatan
mana yang kiranya masih Bisa diatur ulang.

Dalam menjalani proses ke depannya, akan ada banyak kegiatan yang Berbenturan semacam ini.
Maka saya percaya bahwa semua akan terselesaikanAsal dipikirkan dengan matang.

Anda mungkin juga menyukai