Anda di halaman 1dari 13

1. Apa yang memotivasi anda menjadi guru?

Apa yang dilakukan untuk mewujudkan motivasi


tersebut?
Guru merupakan profesi impian dan cita-cita saya. Motivasi saya menjadi seorang guru karena saya
memiliki ketertarikan terhadap profesi pendidik, karena saya melihat Almarhum bapak saya sebagai guru
SD, sebagai teladan saya dimana bapak saya dilihat sebagai orang yang dihormati dan juga disayangi oleh
siswa maupun orang lain. Karena saat itulah saya merasa bangga dan tertarik menjadi seorang guru. Saya
gemar membantu orang lain untuk mengerti, sejak saya kuliah dalam diri saya tambah semangat dan
antusias untuk mengajar. Walaupun menjadi guru bukan hal yang mudah, namun saya yakin akan berusaha
semaksimal mungkin untuk menjadi guru. Hal tersebut juga akan menjadikan tantangan bagi saya dan
menjadi kebangaan kepada diri saya sendiri ketika membuat anak didik menjadi lebih baik lagi.

2. Tantangan apa yang anda hadapi dalam mewujudkan motivasi tersebut? Bagaimana mengatasinya?
Tantangan yang saya hadapi untuk mewujudkan motivasi saya adalah terkait program studi saya
ketika masih kuliah yaitu ketika mengerjakan Tugas Akhir Skripsi. Hal ini menjadikan tantangan tersendiri
dan juga tugas akhir saya untuk mewujudkan cita-cita saya menjadi seorang guru. Penyusunan Skripsi
merupakan salah satu proses terberat bagi saya, hal tersebut adanya dari harus kuat dari adanya rasa malas,
rasa ingin menyerah, dosen yang susah dihubungi, dan harus sabar ketika Skripsi saya banyak coretan dan
revisian dari dosen. Ketika sidang Skripsi, saya banyak mendapatkan pertanyaan dari dosen penguji yang
terlalu menyudutkan saya, sehingga saya harus kuat dan menjawab sejujur dan sebisa saya.
Walaupun banyak tantangan, namun tetap saya hadapi dengan rasa sabar, berdoa, pantang
menyerah, dan optimis untuk menyelesaikan studi saya.
Cara saya untuk menghadapi semua tantangan tersebut yaitu dengan mengatur diri saya untuk tetap
fokus mengerjakan Skripsi, dan menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang kurang penting bagi diri
sendiri. Saya juga menargetkan waktu terselesainya mengerjakan Skripsi. Berkat komitmen dan semangat
saya untuk selesai menghadapi Skripsi, akhirnya Skripsi saya terselesaikan tepat waktu, sehingga saya lebih
optimis dan yakin untuk menghadapi tantangan-tantangan berikutnya termasuk pendafataran PPG
Prajabatan ini. Saya yakin dapat menghadapi semuanya dengan hasil yang terbaik dan dapat mewujudkan
cita-cita saya untuk menjadi seorang pendidik.

3. Apa kelebihan yang mendukung peran anda sebagai guru? Jelaskan alasannya dan berikan contoh.
Kelebihan saya untuk mendukung peran sebagai guru adalah saya mampu untuk meningkatkan
kinerja dan mengikuti pendidikan sesuai dengan bidang ilmu saya.
Tujuan saya adalah untuk meningkatkan kompetensi saya sebagai guru berdasarkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap serta motivasi. Hal tersebut saya lakukan untuk bekal mendidik siswa agar
menghasilkan perubahan yang nyata.
Menurut saya sendiri, saya juga kreatif dalam menyampaikan isi pembelajaran sehingga dapat
mengembangkan bahan ajar dan hal tersebut membuat siswa didik saya menjadi lebih tertarik untuk belajar,
terbukti saat praktik magang saat kuliah, saya mengembangkan pembelajaran dengan teknologi dan banyak
siswa yang tertarik untuk belajar dan memperhatikan penjelasan dari saya.
Disamping itu, sebagai seorang guru milenial saya cukup menguasai teknologi informasi dan
komunikasi yang selalu mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini penting karena pendidikan harus
mengikuti perkembangan zaman. Guru dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi yang
mutakhir untuk menghadapi pendidikan Era moderen. Dengan hal itu saya dapat mengembangkan
pembeajaran dengan lebih moderen dengan pembelajaran berbasis teknologi, dan juga saya bisa lebih siap
jika sewaktu saat pembelajaran dialihkan lagi dari ofline menuju online. Karena di kuliah saya sudah
terbiasa praktik mengajar dengan media elektronik dan dengan mengajar secara online.
Saya memiliki kemauan untuk belajar dalam menambah pengetahuan dan wawasan serta disiplin.
Saya memiliki keperibadian yang baik serta disiplin, dengan hal ini diharapkan siswa dapat mencontoh
kepribadian saya.
Saya juga terus belajar dan belajar lagi entah itu dari sesama rekan guru maupun yang lain. Sebagai
contoh dalam kepribadian tekun untuk belajar menambah pengetahuan dan wawasan yaitu saya terus
menerus belajar dalam bidang keilmuan saya, menyelesaikan tantangan tugas akhir skripsi dengan tekun
sampai selesai tepat waktu, belajar untuk memahami karakteristik anak didik, berusaha mencari tahu
jawaban dari permasalahan dikehidupan sehari-hari. Sedangkan kepribadian disiplin saya dapat dilihat
ketika saya selalu taat menepati janti tepat waktu, selalu mengerjakan tugas tepat waktu.

4. Bagaimana hasilnya?
Saat ini saya bersyukur karena saya dapat lulus dari studi kuliah saya, dan menjadikan bekal yang penting
untuk mengapai cita-cita saya menjadi seorang guru. Meskipun hal tersebut tidak mudah dalam menghadapi
studi kuliah saya karena banyak tantangan yang harus saya hadapi, tetapi saya merasa bangga kepada diri
saya sendiri karena sudah berhasil melewati tantangan tersebut dan berhasil lulus sesuai target yang saya
tentukan. Meskipun sudah lulus dan resmi mendapat gelar sarjana pendidikan, tetapi saya tetep harus belajar
untuk menjadi yang terbaik dan ilmu saya dapat saya terapkan kepada anak didik saya.

Selain itu, berdasarkan kelebihan pribadi saya menjadi seorang guru yaitu dapat memberikan contoh
bagi anak didik untuk mempunyai kepribadian yang tekun, memiliki keinginan untuk belajar menambah
wawasan dan pengetahuan serta disiplin dalam menyelesaikan tugasnya. Disamping itu, kepribadian
tersebut dapat membuat perubahan sikap menjadi lebih baik. Selanjutnya, anak didik dapat belajar
mengikuti jaman dengan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga menghasilkan anak didik
yang mampu bersaing, mengikuti jaman dan upgrade pengetahuan melalui teknologi yang canggih dan
menambah wawasan materi yang tidak dapat dilihat secara nyata.
B. Ceritakan pengalaman ketika anda memperlajari hal-hal baru untuk meningkatkan performa. Hal-
hal baru apa yang anda pelajari.
1. Bagaimana cara anda mengidentifikasi area yang perlu di tingkatkan/ dikembangkan?
Mengapa anda merasa perlu meningkatkan/mengembangkan area tersebut?
Pengalaman saya dalam mempelajari hal baru yaitu ketika saya melakukan praktik mengajar di
Sekolah Dasar pada saat kuliah dan saat kerja sebagai tentor les siswa SD.
Hal yang dapat dilakukan oleh guru yaitu melalui pusat pendekatan kepada siswa sehingga guru bisa
lebih menggali kompetensi dan kemampuan siswa. Ketika siswa sudah digali lebih dalam lagi, sehingga
memunculkan bakat atau kelebihan pada diri siswa. Setelah sudah ditemukan bakat tersebut, guru harus
mendampingi siswa agar bakat tersebut dapat tersalurkan dengan baik. Contoh terdapat siswa yang berbakat
dalam bermain bola voli, maka bakat siswa tersebut dapat dikembangkan melalui kegiatan ekstrakulikuler
sesuai dengan bidangnya.
Pendekatan tersebut juga dapat digunakan untuk mengetahui kekurangan siswa, kekurangan tersebut
dapat berupa kemalasan, kesulitan dalam belajar, dan sikap siswa yang kurang baik. Untuk mengetahui
penyebab kemalasan dan sikap siswa yang kurang baik, sebagai seorang guru dapat mengetahui secara
detail akar permasalahan tersebut entah penyebabnya di dalam lingkungan sekolah maupun di luar
lingkungan sekolah seperti lingkungan keluarga dan masyarakat. Sebagai seorang guru harus dapat
menggali, menyelidiki, dan mengatasi hal yang menjadi kelemahan siswa, dan membenahi kelemahan
tersebut agar dapat meningkatkan kualitas pengetahuan, keterampilan, dan sikap diri siswa. Saya harus lebih
siap dan terus belajar untuk menghadapi permasalahan demi meningkatkan kualitas diri siswa agar lebih
baik lagi.

2. Tindakan apa saja yang anda lakukan untuk mengembangkan diri anda? Adakah cara-cara di luar
kebiasaan atau berbeda yang anda lakukan dalam proses pengembangan? Berikan contoh yang
spesifik.
Tindakan yang saya lakukan untuk mengembangkan diri saya sebagai guru yaitu :
1. Memupuk rasa percaya diri, percaya diri merupakan bekal utama dalam melakukan segala hal-hal
baru. Hal ini akan terus saya lakukan agar kualitas saya lebih berkembang, sebab jika tanpa rasa
kepercayaan diri saya akan kesulitan dalam mencoba hal-hal baru. contoh saya percaya diri dapat
mengajar dan mendidik siswa, ketika saya menemukan permasalahan yang dihadapi siswa, saya
percaya diri dan berani untuk mengarahkan dan membenahi kesalahan demi kemajuan siswa.
2. Saya dapat terbuka terhadap hal baru atau open minded terhadap saran dan kritikan. Terbuka terhadap
hal baru disini diartikan sebagai mendengarkan ilmu baru yang belum saya pelajari sehingga dapat
membantu mengembangkan potensi diri saya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara berinteraksi
dengan orang lain yang berprofesi sebagai guru. Interaksi disini saya lakukan dengan Bapak/Ibu guru
ketika saya praktik mengajar di Sekolah Dasar yang mestinya sudah berpengalaman dalam
menghadapi segala permasalahan, dan saya lakukan dengan teman kuliah maupun teman tentor
bimbel saya yang sudah menjadi guru. Apapun yang mereka katakan asalkan itu bersifat baik dan
dapat membangun potensi diri saya, tetap saya terima dengan baik.
3. Memperbarui cara mengajar sesuai dengan perkembangan zaman. Pembelajaran dapat diterapkan
dengan menyenangkan dengan menggunakan berbagai model, metode, strategi, dan media ajar yang
tepat. Contohnya ketika proses pembelajaran menggunakan model inkuiri, metode dan strategi
cooperative learning serta media pembelajaran yang berbasis teknologi.
4. Usaha untuk mendapatkan prestasi, dengan adanya usaha tersebut akan membuat diri saya terus
termotivasi untuk berkembang dan menjadi lebih baik lagi. Hal tersebut juga akan saya terapkan
kepada anak didik saya agar bisa sukses di masa mendatang. Contoh ketika saya menemukan siswa
dengan kelebihan bakat yang hebat, maka saya akan berusaha menyalurkan bakatnya agar siswa
tersebut dapat berprestasi kelak. Sama halnya dengan siswa yang memiliki kesulitan dalam belajar,
saya akan berusaha membantu siswa tersebut semaksimal saya agar kesulitan belajar siswa dapat
teratasi.
3. Apa tantangan atau kesulitan yang anda hadapi dalam proses pengembangan diri tersebut?
Bagaimana anda mengatasinya?
Tantangan tersebut yaitu dalam diri saya sendiri, sehingga terkadang saya sulit menerima keadaan
bahwa saya membutuhkan informasi dari orang lain untuk meningkatkan kemampuan saya. Dapat dikatakan
saya memiliki rasa jaim atau menjaga image atau bisa dikatakan menutup diri. Tetapi saya sadar hal tersebut
malah merugikan diri saya sendiri, dan perlahan merubah sikap saya karena sedikit ilmu yang saya miliki
pasti tidak akan berkembang. Saran, kritik dari orang lain itu penting bagi saya untuk mengembangkan diri,
mengoreksi diri menjadi lebih baik. Oleh karena itu, saya mengatasi dengan sikap sadar dan terus
mendekatkan diri pada orang disekitar saya yang mempunyai wawasan dan pengetahuan lebih luas dari pada
saya.
Selain itu, tantangan lainnya yaitu mengalahkan rasa malas. Walaupun rasa malas merupakan sifat alami
manusia. namun untuk dapat mengembangkan potensi diri, maka saya berusaha dengan maksimal melawan
rasa malas tersebut. Contohnya, malas untuk mempelajari hal-hal yang baru, melakukan pendekatan dengan
siswa. Namun, saya dapat mengatasi rasa malas dengan cara mengingat bahwa saya mempunyai keinginan
yang besar, ambisi yang besar sebagai guru agar anak yang saya didik bisa menjadi lebih baik.

4. Apa hasil yang anda peroleh/rasakan dengan mengembangkan perilaku tersebut? Bagaimana anda
menerapkan dalam peran anda?
Hasil yang saya peroleh dengan mengembangkan perilaku tersebut yaitu saya menyadari bahwa betapa
pentingnya pengembangan diri. Karena hal ini dapat membantu memaksimalkan potensi yang ada untuk
bekal masa yang akan datang. Saya memperoleh manfaat yang banyak, diantaranya saya mengenal diri saya
lebih mendalam, mengetahui kelebihan dan kekurangan diri saya, dan memiliki koneksi terdapat orang lain
yang lebih baik.
Berdasarkan hasil manfaat dalam mengembangkan diri dapat saya terapkan peran saya sebagai guru
ialah saya memberikan contoh-contoh kepada siswa seperti apa yang sudah saya lakukan, diantarnya
mengajarkan bagaimana memupuk rasa kepercayaan diri. Memupuk rasa percaya diri ini dapat saya berikan
permasalahan yang berkaitan dengan pelajaran di kehidupan sehari-hari, siswa diminta membuat pendapat
bagaimana mengatasi permasalahan tersebut. Sehingga siswa dapat memupuk rasa percaya diri sekaligus
berani untuk berpendapat bagaimana menjawab permasalahan tersebut dengan baik.
mengajarkan siswa untuk saling terbuka dengan teman sebayanya. Saya bisa mengajarkan ini dalam
proses pembelajaran. Saya dapat menggunakan strategi atau metode pembelajaran kolaboratif sehingga
siswa dalam kelompok dapat bertukar pikiran, ide, dan saling memberikan saran serta masukan terhadap
tugas yang diberikan. Kedua contoh pengembangan diri dapat dirasakan oleh siswa nantinya bahwa apa
yang diajarkan dapat bermanfaat bagi siswa untuk perkembangan diri yang lebih baik.
C. Terkadang kita diminta untuk melakukan sesuatu yang menurut kita tidak sesuai dengan nilai, etika,
pedoman kerja, ataupun aturan yang berlaku.
1. Ceritakan satu pengalaman anda terkait situasi tersebut. Jelaskan secara detail!

Dalam menjalani proses, kita pasti dihadapkan dengan situasi yang sebenarnya tidak kita inginkan namun perlu
kita lakukan. Salah satu contohnya terkait yaitu ketika saya melakukan praktik lapangan/magang 3 di salah satu
SD daerah kota Yogyakarta ketika kuliah. Dimana saya ditunjuk menjadi ketua praktik lapangan/magang 3 di
salah satu SD daerah kota Yogyakarta. Saya mendapati anggota kelompok saya yang menggunakan pakaian
kurang sopan. Dia menggenakan pakaian tersebut ketika proses praktik mengajar berlangsung. Tentu saja
bapak/ibu guru maupun karyawan yang ada di SD tersebut merasa kurang nyaman dan bisa menjadi contoh
yang buruk kepada siswa karena terlalu vulgar. Saya menyadari bahwa pakaian yang digunakan oleh salah satu
anggota saya tersebut kurang pantas untuk digunakan di lingkungan sekolah dan dapat menganggu aktivitas
belajar di sekolah tersebut. Karena hal tersebut menganggu aktivitas di sekolah dan juga kami sebagai tamu
yang harus bersikap sopan dan santun, maka saya menegur dia untuk kedepannya tidak memakai pakaian
tersebut lagi ketika melakukan praktik lapangan di sekolah. Saya menegurnya secara diam-diam dengan
berbicara empat mata agar anggota yang lain tidak mengetahui dan juga teman saya tersebut tidak merasa
direndahkan ataupun malu. Pada hari berikutnya anggota saya tersebut nurut dengan teguran saya dan memakai
pakaian yang lebih sopan lagi. Akan tetapi beberapa hari berlalu, anggota saya tersebut mengulanginya lagi
dengan memakai pakaian yang kurang sopan. Tentunya hal tersebut membuat bapak/ibu guru di sekolah merasa
geram dan mengadukan kepada saya untuk menasehati lagi anggota saya tersebut. Karena adanya perintah dari
pihak sekolah dengan menyuruh untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih sopan, maka teguran
saya yang kedua telah diterapkan oleh anggota saya tersebut sampai proses praktik lapangan/magang 3 selesai.
Sama dengan teguran saya yang pertama, teguran saya yang kedua ini bersifat secara diam-diam dengan
berbicara empat mata agar anggota lain tidak mengetahui dan anggota yang bersangkutan tidak merasa malu.
Dengan adanya kondisi tersebut membuat saya dapat belajar menjadi lebih bijak lagi. Saya menjadi lebih
menghormati budaya di suatu tempat salah satunya budaya ketika berada di sekolah, seperti pribahasa “dimana
bumi dipijak disitu langit dijunjung”.

2. Tindakan apa yang anda lakukan dan mengapa hal tersebut anda lakukan?
Tindakan yang saya lakukan saat berada diposisi tersebut yaitu saya menegur anggota saya, bahwasannya
apa yang dilakukan adalah hal yang melanggar etika atau aturan yang berlaku di sekolah. Hal tersebut juga
berpengaruh terhadap saya bahkan anggota kelompok yang lain, karena dengan kesalahan satu anggota akan
mendapat nilai buruk kepada anggota yang lain termasuk saya. Dengan adanya kesadaran tersebut maka
saya langsung menegur pelanggaran anggota saya tersebut bahkan sampai dua kali teguran baru bisa
dihiraukan oleh anggota saya. Saya menegur anggota saya secara diam-diam dengan berbicara empat mata
agar anggota yang lain tidak mengetahui dan juga teman saya tersebut tidak merasa direndahkan ataupun
malu. Hal tersebut juga sudah menjadi tugas saya sebagai ketua kelompok bahwasannya jika ada anggota
saya yang tidak sesuai dengan nilai, etika, dan aturan yang berlaku, maka saya harus menasehati anggota
saya.

3. Bagaimana hasilnya.
Berdasarkan pengalaman yang telah saya lalui, saya mendapatkan hikmah terkait pelanggaran etika ketika di
sekolah. Saya rasa boleh saja tampil menarik dan berbeda dengan yang lain, tetapi kita harus tahu batasan
sendiri bahwa semua kebebasan yang kita rasakan tetap dibatasi oleh kepentingan orang lain. Berkat adanya
peristiwa tersebut membuat saya dapat belajar menjadi lebih bijak lagi. Saya menjadi lebih menghormati
budaya di suatu tempat salah satunya budaya ketika berada di sekolah. Saya menjadi lebih percaya diri untuk
menegur anggota saya bahkan orang lain yang melakukan penyimpangan terkait nilai, etika, maupun aturan
yang berlaku.
D. Ceritakan secara spesifik situasi pengalaman Anda saat bekerja sama dengan orang lain yang
memiliki beragam perbedaan, seperti budaya, cara pandang, latar belakang, pendidikan, cara berpikir,
dan lain-lain.
1. Ceritakan secara spesifik situasinya? Apa tujuan dari kerjasama yang terjadi? Keberagaman seperti
apa yang anda hadapi?
Pengalaman saya bekerja sama dengan orang lain yang memiliki beragam perbedaan seperti pada saat
adanya forum diskusi kelompok di dalam lingkup kelas saat menempuh studi kuliah. Pembentukan
kelompok dalam forum diskusi ini ditentukan secara acak oleh dosen. Menurut pendapat saya, keputusan
tersebut netral dan adil, karena pada mahasiswa tidak akan hanya memihak atau memilih anggota
kelompoknya sebab teman dekatnya. Namun, mahasiswa dapat berbaur dan bergabung dengan teman-teman
lainnya dengan beragam keberagaman yang ada.
Persoalan yang saya hadapi bersama dengan teman-teman yaitu saat mengerjakan tugas mata kuliah ABBK
(Pembelajaran Anak dengan Berkesulitan Belajar Khusus), tugas yang diberikan dosen yaitu tugas
penelitian di salah satu SD di daerah Yogyakarta dengan mengetahui siswa yang mengalami kesulitan
belajar di kelas, tugas tersebut dilaksanakan secara berkelompok. Pada awalnya para anggota kelompok
masih belum paham dengan tugas yang diberikan oleh dosen. Seiring berjalannya waktu saat proses
pengerjaan tugas, anggota kelompok mulai paham dengan tugas yang diberikan oleh dosen karena kami
saling bekerja sama dan membantu anggota kelompok yang belum paham, dengan memberitahu tugas
sebenarnya yang diberikan oleh dosen. Penentuan kelompok tersebut juga hasil dari pemilihan acak dari
dosen, kelompok saya mendapatkan anggota dari berbagai daerah. Dengan begitu mulai terlihat
keberagaman atau perbedaan yang kelompok kami hadapi. Perbedaan tersebut seperti cara pandang dan
solusi dalam memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi sampai perbedaan karakter setiap individu,
teman yang memiliki karakter aktif dan bertanggung jawab akan lebih bersemangat dalam mengeluarkan
pendapatnya sehingga membantu tugas kelompok untuk lebih cepat selesai. Namun, ada juga teman yang
memiliki karakter pasif karena merasa kurang paham dengan tugas yang diberikan serta kurang bertanggung
jawab sehingga tujuan dari dibentuknya kelompok sendiri menjadi terhambat untuk tercapai yaitu supaya
pekerjaan lebih cepat selesai.

2. Langkah-langkah apa yang anda lakukan untuk mencapai tujuan kerja sama? Bagaimana anda
memastikan langkah-langkah tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan semua pihak?
Langkah-langkah yang saya lakukan untuk mencapai tujuan kerja sama yaitu dengan memulai menentukan
tujuan yang sama, hal itu dilakukan dengan mengadakan pertemuan semua anggota kelompok membahas
hal yang akan kami kerjakan. Pertemuan itu dilakukan untuk menentukan garis besar tugas, durasi
mengerjakan tugas, dan pembagian tugas masing-masing anggota kelompok. Dengan pembagian tugas
kepada masing-masing anggota kelompok diharapkan dapat membantu setiap anggota dapat bekerja secara
efisien. Kemudian saya mencari contoh-contoh hasil penelitian mengenai siswa kesulitan belajar di dalam
kelas, sehingga yang awalnya bersikap malas tanpa memberikan ide secara tidak langsung akan membuat
dia menjadi aktif berbagi ide mengenai pembahasan yang dapat dituangkan dalam kelompok.
Kerja sama yang solid juga dibutuhkan dalam mencapai tujuan tugas kami. Untuk mewujudkan kerja sama
yang solid ini dapat diawali dengan mengenal karakter setiap anggota kelompok. Dengan begitu, akan
memudahkan untuk berkomunikasi dan mencapai tujuan yang sama. Setiap anggota kelompok harus dapat
menerima perbedaan dari anggota yang lain agar tugas yang diberikan dosen dapat terselesaikan dengan
maksimal. Hal tersebut dapat dimulai dengan menciptakan lingkungan kelompok yang nyaman untuk
berkomunikasi dan mengambil keputusan. Setiap anggota bebas menyampaikan pemikiran dan solusinya,
asalkan masih dalam konteks tugas kelompok tersebut.
Komunikasi dilakukan dengan terbuka, jujur dan penuh rasa hormat, sehingga setiap anggota dapat saling
memahami sudut pandang masing-masing. Hal ini juga termasuk dalam menjalin hubungan yang baik antar
anggota kelompok.
Selanjutnya membangun rasa percaya untuk semua anggota kelompok. Rasa percaya tersebut dapat
membuat setiap anggota kelompok dapat memaksimalkan tugasnya masing-masing, anggota tersebut dapat
menjadi lebih leluasa dalam berkembang. Dengan memberikan kepercayaan kepada setiap anggota
kelompok, secara tidak langsung telah memberikan kesempatan kepada setiap anggota kelompok untuk
berperan lebih dalam mengekspresikan ide dan gagasan. Proses jalannya kerja sama dimana beban kerja
dibagi secara merata dan diberikan sesuai dengan kemampuan dan keterampilan masing-masing anggota
kelompok. Karena kerjasama yang baik disini saling menguntungkan pihak-pihak yang bekerjasama dan
tidak berdampak negatif bagi sesama anggota terkait kerjasama.

3. Apa hasil yang anda capai saat itu? Adakah komentar atau respon lingkungan (mis. Rekan sejawat
ataupun pihak lain) terhadap tindakan anda? Bagaimana dampaknya terhadap kerja sama tersebut?
Hasil yang saya capai saat itu memuaskan dan sebanding dengan usaha yang telah kelompok saya
lakukan. Seluruh anggota kelompok saya telah berperan aktif dan menjalankan tugasnya masing-masing
dengan baik yaitu saling menyampaikan ide dan jawaban untuk tugas kelompok. Seluruh anggota bekerja
sama dengan kompak dan semangat yang akhirnya kelompok saya mendapatkan nilai yang memuaskan dari
dosen serta mendapatkan pujian atas usaha yang telah kelompok kita lakukan. Respon atau tanggapan dari
kelompok lain dan teman-teman di kelas yaitu mereka memberikan komentar positif bahwa kelompok saya
memiliki kerja sama yang baik dan kompak sehingga tugas kami dinilai dengan baik oleh dosen.
Dampaknya terhadap kerja sama kelompok yaitu kami menjadi saling menghargai segala perbedaan yang
ada dan mengevaluasi kekurangan yang masih ada untuk kami perbaiki untuk kedepannya. Menurut saya
dengan adanya keragaman yang ada dalam sebuah kelompok harus ada seseorang yang bisa memimpin
supaya semuanya dapat berjalan dengan baik dan mengatur pembagian tugas dalam kelompok agar adil dan
semuanya berkontribusi aktif. Kembali lagi pada tujuan dibentuknya kelompok sendiri yaitu untuk
menyatukan berbagai keragaman yang ada untuk saling bekerjasama supaya dapat memudahkan dalam
menyelesaikan tugas, namun jika ada anggota yang tidak dapat bertanggung jawab dalam kerjasama tersebut
maka orang lain juga akan merasakan dampak dan akibat yang tidak baik dalam lingkup kerjasama
kelompok.
E. Ceritakan salah satu pengalaman anda saat mengembangkan kemampuan dan keterampilan orang
lain (contoh; anak didik, rekan sejawat, anggota komunitas/organisasi)
1. Seperti apa situasinya pada saat itu? Siapa yang anda kembangkan? Mengapa pengembangan
diperlukan?

Pengalaman saya mengembangkan kemampuan dan keterampilan kepada orang lain yaitu pada saat saya
mengikuti KKN (Kuliah Kerja Nyata) di salah satu desa di daerah Bantul. KKN yang saya laksanakan
bertepatan dengan kondisi pandemi Covid-19 sehingga ruang dan gerak saya terbatasi. Pada waktu
observasi saya mengamati secara nyata bahwasanya mayoritas warga desa masih acuh terhadap yang
namanya pandemi covid-19 dan juga kebersihan pribadi, terbukti bahwasannya masih banyak yang belum
menggunakan masker, jaga jarak, dan banyak yang tidak mencuci tangan maupun memakai hand sanitizer.
Kondisi tersebut membuat saya mendapatkan ide program saya untuk membuat hand sanitizer dari bahan
dasar lidah buaya. Akhirnya saya praktikkan di depan warga di tempat saya KKN. Tentunya hal tersebut
dihadiri sebagian warga dan menerapkan aturan jaga jarak. Banyak warga yang antusias dengan kegiatan
saya ini, warga juga saya silahkan untuk ikut praktik membuat hand sanitizer berbahan lidah buaya. Saya
juga mempersilahkan warga desa untuk menyoba hand sanitizer buata saya. Banyak warga yang suka dan
tertarik dengan hand sanitizer buatan saya.
Pada saat desa tersebut mengikuti lomba PKK tingkat provinsi tahun 2021 mewakili kabupaten Bantul,
warga desa mempersiapkan secara matang kegiatan tersebut dan salah satunya mereka membuat hand
sanitizer berbahan lidah buaya secara pribadi seperti yang saya praktikkan. Dan akhirnya hand sanitizer
yang dibuat oleh warga desa mendapatkan apresiasi oleh juri lomba pada saat itu dan berhasil mendapatkan
nilai positif dari juri berkat adanya hand sanitizer berbahan lidah buaya yang dibuat secara mandiri. Saya
merasa bangga karena kemampuan yang saya kembangkan dapat diterima dengan baik oleh warga desa
tempat saya melaksanakan KKN, dan mereka praktikkan saat desa mereka mengikuti lomba PKK pada
tahun 2021.
Alasan dari awal saya membuat program tersebut karena pada saat itu masih masa pandemi Covid-19
sehingga kesehatan dan kebersihan menjadi lebih diperhatikan, maka saya mendapatkan ide membuat hand
sanitizer berbahan lidah buaya agar warga desa dapat bisa membuatnya secara mandiri, dan lebih sadar
dengan kebersihan.

2. Apa yang menjadi fokus pada pengembangan tersebut? Bagaimana cara anda membangun
kesepakatan untuk mencapai hasil yang diharapkan?
Fokus dari proses pengembangan yang saya lakukan disini terkait pembuatan hand sanitizer berbahan
dasar lidah buaya. Warga masyarakat sering sekali acuh dengan kebersihan dan kesehatannya terutama
setelah melakukan aktivitas, banyak yang lupa mencuci tangannya. Oleh karena itu saya berbagi ilmu
dengan teknik pembuatan hand sanitizer berbahan lidah buaya yang dapat dibuat di rumah masing-masing.
Hal tersebut juga bisa saya terapkan kepada anak didik kelak agar anak didik saya menjadi lebih kreatif.
Cara saya membangun kesepakatan untuk mencapai hasil yaitu berunding bersama bahwa target
untuk membuat hand sanitizer harus tercapai. Hal ini karena saya yakin bahwa sehebat apapun saya untuk
berbagi ilmu dalam mengembangkan kepada orang lain, tidak akan berarti apapun jika tanpa adanya
keinginan dari diri sendiri oleh orang yang ingin dibimbing. Saya juga belajar bersama dengan warga desa,
aktif untuk sama-sama ingin bisa membuat hand sanitizer berbahan lidah buaya, dan konsisten dalam
belajar.

3. Langkah-langkah apa yang anda ambil untuk pengembangan tersebut? Apa hambatan yang anda
temui dan bagaimana cara mengatasinya? Apa yang anda lakukan untuk mempertahankan motivasi
orang tersebut?
Langkah yang saya ambil yaitu saya juga sungguh-sungguh mempelajari cara membuat hand sanitizer dari
bahan lidah buaya sebelum saya mempraktikkan di depan warga desa. Saya disini terus belajar dari berbagai
sumber yang tersedia agar yang saya praktikkan mendapatkan hasil yang maksimal. Saya belajar dari
platform youtube mengenai langkah-langkah membuat hand sanitizer berbahan lidah buaya. Saya mencari
informasi mengenai alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat hand sanitizer dari lidah buaya. Saya
memulai dengan memberikan pengetahuan dan pola pikir tentang cara membuat hand sanitizer berbahan
lidah buaya dan pentingnya menggunakan hand sanitizer, bahwa pada saat pandemi Covid-19 sangatlah
penting menjaga kebersihan tangan salah satunya dengan menggunakan hand sanitizer, dan hand sanitizer
dapat dibuat sendiri di rumah dengan memanfaatkan bahan alami yaitu lidah buaya.
Hambatan yang saya hadapi adalah memastikan tingkat pemahaman target bahwa ilmu yang saya
berikan dapat dipahami dengan baik. Cara mengatasinya yaitu dengan meminta untuk praktik sendiri,
misalnya setelah saya memberikan pengetahuan tentang cara membuat hand sanitizer, kemudian saya
meminta warga desa untuk praktik sendiri bagaimana membuatnya. Hal ini bertujuan agar jelas bagian mana
yang dirasa masih kebingungan dan bagian mana yang dirasa sudah jelas.
Selain itu, hambatan untuk target pembuatan hand sanitizer yaitu dari alat dan bahannya terutama
bahannya lidah buaya karena tidak semua warga desa mempunyai tumbuhan lidah buaya. Cara
mengatasinya yaitu, saya membagikan bibit lidah buaya kepada warga yang hadir, sehingga hal ini dapat
membantu warga desa paling tidak meringankan dalam membuat hand sanitizer berbahan lidah buaya.
Hal yang saya lakukan untuk mempertahankan motivasi disini yaitu dengan mengingatkan pentingnya
menjaga kebersihan, salah satunya untuk menjaga kebersihan yaitu dengan memakai hand sanitizer di
tangan setelah beraktivitas.
4. Bagaimana hasil yang diperoleh dari upaya anda dalam membantu mereka?
Hasil yang saya peroleh dari membantu warga desa mengenalkan hand sanitizer berbahan lidah buaya
buatan saya sekaligur juga target proker saya yaitu saya menjadi senang dan bersemangat, karena dapat
memberikan manfaat bagi warga desa. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi biaya tambahan untuk
membeli produk hand sanitizer, dan juga dapat memanfaatkan bahan-bahan alami untuk membuat hand
sanitizer. Saya merasa bangga karena Pada saat desa tersebut mengikuti lomba PKK tingkat provinsi tahun
2021 mewakili kabupaten Bantul, warga desa mempersiapkan secara matang kegiatan tersebut dan salah
satunya mereka membuat hand sanitizer berbahan lidah buaya secara pribadi seperti yang saya praktikkan.
Dan akhirnya hand sanitizer yang dibuat oleh warga desa mendapatkan apresiasi oleh juri lomba pada saat
itu dan berhasil mendapatkan nilai positif dari juri berkat adanya hand sanitizer berbahan lidah buaya yang
dibuat secara mandiri. Brarti dapat disimpulkan bahwa ilmu yang saya ajarkan kepada warga desa telah
mereka terima dan dipraktikkan dengan baik.
F. Ceritakan salah satu keputusan penting dalam suatu kegiatan baik dalam
pekerjaan/organisasi/komunitas/perkuliahan yang pernah diambil
1. Apa yang menyebabkan anda harus mengambil keputusan tersebut? Apa peran anda pada saat itu?
Saya mengambil keputusan pada saat awal semester dengan mengambil cuti kuliah karena saya ingin
mencari pengalaman lebih luas lagi dan juga menambah pendapatan saya, sehingga kuliah saya keteteran
telat 1 tahun. Pada semester berikutnya, saya hanya bisa mengambil 16 sks karena sebelumnya saya
mengambil cuti kuliah. Oleh sebab itu saya berusaha maksimal mengejar target saya untuk cepa lulus.
Keputusan kedua saya ambil dari proses menyelesaikan tugas akhir skripsi. Waktu itu saya masih berstatus
mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyelesaikan Tugas akhir skripsi sekaligus bekerja di salah satu
bimbingan belajar. Saya bekerja untuk mencari pengalaman yang sesuai dengan bidang studi kuliah
sekaligus mencari uang tambahan dan mengisi waktu luang karena pada saat itu mata kuliah yang saya
ambil hanya tugas akhir saja.
Saya memulai mengerjakan skripsi pada 6 September 2022 dengan menentukan judul dan membuat
proposal hingga 30 Maret 2023 selesai mengerjakan skripsi dengan melaksanakan sidang skripsi. Saya
berpikir bahwa jika dimulai lebih awal maka dapat selesai lebih awal juga. Namun, hal itu tidak berjalan
sesuai dengan pikiran atau ekspetasi saya. Banyak faktor yang menjadi penghambat untuk bisa
menyelesaikan skripsi lebih awal. Salah satunya yaitu saya tidak hanya fokus untuk mengerjakan skripsi
tetapi saya lebih fokus untuk bekerja, sehingga saya merasa keteteran untuk mengerjakan skripsi. Dari sini
saya sadar bahwa saya harus menyelesaikan kuliah terlebih dahulu, dan mengambil keputusan untuk fokus
menyelesaikan skripsi, maka saya absen terlebih dahulu dari bekerja di bimbel untuk lebih mementingkan
menyelesaikan kuliah tepat waktu.
2. Bagaimana anda mengidentifikasi dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
permasalahan yang ada?
Proses identifikasi yang saya lakukan yaitu dengan membuat target pencapaian, salah satunya target
untuk lulus kuliah tepat waktu. Walaupun saya melenceng dari target, tetapi saya merasa bangga kepada diri
saya sendiri karena telah bisa berjuang hingga lulus kuliah dan resmi mendapatkan gelar baru. Dari target
yang ingin dicapai, saya bisa memahami tujuan kuliah yang sebenarnya, bahwasanya semua tindakan dan
pencapaian juga memerlukan target termasuk kuliah. Kuliah mengajarkan artinya kesabaran, kedisiplinan,
kemandirian, dan perjuangan dalam mencapai sebuah target. Proses identifikasi yang selanjutnya yaitu, saya
menceritakan proses perjuangan saya ketika kuliah kepada teman seperjuangan bahwasannya saya keteteran
dalam kuliah karena ketika semester awal saya melakukan cuti dan ketika mengambil skripsi, saya merasa
kurang fokus dalam mengerjakan karena saya lebih menfokuskan dalam bekerja sebagai tentor bimbel.
Setelah menceritakan keluh kesah yang saya rasakan, setelah itu saya diberikan semangat dan nasehat oleh
teman saya bahwasannya saya harus memprioritaskan hal yang menjadi kewajiban saya yaitu kuliah. Saya
juga bercerita kepada orang tua saya, orang tua saya memberikan nasehat kepada saya untuk tidak
melupakan kewajiban yaitu harus fokus kuliah dan menyelesaikan dengan tepat waktu. Dengan begitu, saya
memperoleh pemahaman yang lebih baik atas masalah yang telah saya lalui, sehingga saya dapat
mengambil keputusan dengan baik.

Apa saja yang menjadi pertimbangan anda? Mengapa? Jelaskan proses atau langkah dalam
mengambil keputusan tersebut!
Hal yang menjadi pertimbangan saya secara keseluruahan adalah soal target saya mengenai
menyelesaikan kuliah tepat waktu. Walaupun target saya yang pertama gagal karena pada semester awal
saya melakukan cuti, maka target kedua saya yaitu harus lulus kuliah maksimal 10 semester. Saya berpikir
bahwa waktu tidak dapat diulangi kembali, jadi saya betul-betul harus memanfaatkan momentum waktu
semester akhir. Jika saya tidak dapat memanfaatkan waktu semester akhir maka akan berdampak kepada
kelulusan saya. Orang tua saya juga menjadi pertimbangan saya untuk mengambil keputusan agar fokus
menyelesaikan kuliah, karena orang tua adalah mimpi cita-cita saya untuk segera terwujud.
Langkah saya dalam mengambil keputusan ini awalnya saya menyadari bahwa dengan adanya saya
bekerja sebagai tentor bimbel, saya merasa kelelahan dan menganggu waktu mengerjakan skripsi saya.
Sebelum memulai membimbing anak les, saya menyiapkan materi untuk les terlebih dahulu. Hal tersebut
cukup menguras tenaga dan memakan waktu saya, sehingga terpaksa skripsi saya menjadi keteteran. Setelah
menyadari hal tersebut, saya bercerita dengan teman dan orang tua saya mengenai solusi yang terbaik untuk
saya. Mereka memberikan solusi yang sama dengan memfokuskan kuliah terlebih dahulu. Saya berpikir
dengan memikirkan pertimbangan-pertimbangan untuk hal yang hendak saya lakukan. Saya mengambil
keputusan untuk absen sementara karena ingin fokus dalam menyelesaikan skripsi agar target saya
terpenuhi.

3. Bagaimana hasil dari keputusan yang anda ambil?


Proses pikiran untuk menentukan pilihan terbaik ataupun solusi dari orang-orang terdekat dan juga hati
yang paling dalam akan memberikan hasil yang baik. Saya bersyukur atas apa yang telah saya pilih, saya
mengambil keputusan dengan benar. Saya memilih untuk absen dan istirahat dari bekerja di bimbel
sehingga saya bisa fokus dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi hingga selesai kuliah tepat waktu sesuai
target saya. Hal ini karena saya mementingkan kewajiban saya menyelesaikan kuliah terlebih dahulu dengan
mengatur waktu untuk konsisten dan fokus dalam mengerjakan skripsi. Setelah skripsi saya selesai, saya
mulai bekerja lagi sebagai tentor bimbel dengan lebih fokus dan banyak tambahan waktu dalam bekerja.
G. Ceritakan secara spesifik saat anda dihadapkan dengan beberapa tugas dalam waktu bersamaan.
1. Seperti apakah situasinya pada saat itu? Kapan situasi tersebut terjadi?
Pada saat saya masih kuliah dihadapakan dengan tugas kelompok yang harus diselesaikan secara waktu
yang bersamaan. Kebetulan minggu tersebut saya mendapatkan giliran yang sama untuk presentasi dengan 4
kelompok yang berbeda dalam waktu 2 hari secara berturut-turut. Sistem giliran presentasi tersebut diundi
acak setiap pertemuannya, dan kebetulan kelompok saya semua mendapatkan giliran presentasi di hari yang
bersamaan sehingga harus menyelesaikan tugas dengan tepat waktu dan secara bersamaan. Tugas yang
dikerjakan yaitu membuat makalah dan membuat power point, dan nanti power point tersebut menjadi
bahan untuk presentasi kelompok. Saya merasa keteteran dalam mengerjakan semua tugas tersebut dalam
waktu yang bersamaan apalagi terdapat anggota kelompok yang tidak ikut dalam mengerjakan tugas. Saya
harus menyiapkan makalah untuk mata kuliah filsafat pendidikan, mempersiapkan makalah keterampilan
Bahasa Indonesia lisan, makalah pendidikan pancasila SD, dan mempersiapkan makalah konsep dasar IPA
SD. Walaupun bukan hanya saya saja yang mengerjakan tugas tersebut karena tugas itu bersifat kelompok,
tetapi saya juga harus bertanggung jawab terhadap tugas tersebut untuk menyelesaikan dengan tepat waktu.
Saya juga mendapat tugas untuk menjadi editor pembuat power point yang akan dipresentasikan.

2. Apa yang anda lakukan dalam mengatur tugas-tugas tersebut? Bagaimana anda memastikan tugas-
tugas tersebut sesuai dengan waktu yang ditentukan?
Hal yang saya lakukan adalah membuat agenda dan membuat list prioritas yang lebih penting untuk
diselesaikan terlebih dahulu. Saya membuat list tugas di hp maupun tulisan tangan dengan mencantumkan
tugas pribadi dan tugas kelompok. Tugas yang paling mendesak saya mencantumkannya lebih spesifik
terkait alokasi waktu deadline pengumpulan terhadap teman kelompok. Disamping itu, saya juga
menetapkan batas waktu agar saya dapat menyelesaikan tugas secara tepat waktu. Saya meninjau tingkat
kesulitan setiap tugas, saya akan mendahulukan mengerjakan tugas yang memang waktunya mendesak.
Saya juga mengerjakan menurut tingkat kesulitannya, saya mengerjakan yang mudah terlebih dahulu
sehingga dapat cepat selesai.
Cara saya dalam memastikan tugas-tugas tesebut sesuai dengan waktu yang ditentukan yaitu dengan
melihat jadwal pengumpulan dari tugas tersebut. Sehingga hal ini juga memastikan bahwa tugas dapat
selesai secara tepat waktu.

3. Sumber daya apa yang anda butuhkan dalam penyelesaian tugas tersebut? Apa hambatan yang anda
temui dan bagaimana cara mengatasinya?
Sumber daya yang saya butuhkan yaitu bantuan dari teman-teman kelompok saya yang saling sportif,
tanggung jawab, kerja sama, memberikan ide dan gagasan, saling mengingatkan teman yang lain, dan saling
pengertian. Hambatan yang saya temui adalah ketika mengatur waktu untuk bertemu mengerjakan tugas
secara bersamaan. Hal itu dikarenakan saya harus mengatur waktu untuk diskusi dengan kelompok lain dari
mata kuliah yang berbeda yang deadlinenya sama. Apalagi masalah jarak juga mempengaruhi karena jarak
tempuh saya dari rumah ke kampus yaitu -+26km. Cara mengatasi permasalahan tersebut yaitu mengatur
waktu pelaksanaan kerja kelompok tatap muka, contoh mengerjakan pagi hari setelah jam pertama usai
untuk mengerjakan tugas kelompok pendidikan pancasila SD, kemudian siang hari setelah jam kuliah
selesai dilanjut megerjakan tugas kelompok Bahasa Indonesia lisan, dilanjut tugas kelompok yang lain. Jika
hari itu belum memungkinkan selesai maka bisa dilanjut di rumah dengan melakukan pertemuan secara
virtual dengan melakukan video call WA. Hambatan yang saya temui selanjutnya yaitu pasti ada anggota
yang tidak mau membantu mengerjakan dan hanya main hp saja, kalau dikasih kerjaan mesti tidak selesai
dan ujung-ujungnya anggota lain yang memperbaiki kerjaannya.

4. Bagaimana hasilnya?
Hasil yang saya peroleh dalam mengerjakan tugas dengan waktu yang bersamaan yaitu saya berhasil
menyelesaikan tugas dengan tepat waktu karena saya telah mengatur waktu untuk memprioritaskan tugas
yang jam pengumpulannya mendesak. Serta bantuan dari teman-teman kelompok yang saling sportif,
tanggung jawab, kerja sama, memberikan ide dan gagasan, saling mengingatkan teman yang lain, dan saling
pengertian. Adanya beberapa tugas dengan waktu yang bersamaan membuat saya bisa belajar untuk
mengatur waktu sehingga dapat memprioritaskan tugas yang memang deadlinenya mendesak. Saya juga
dapat belajar menjadi lebih disiplin waktu karena prinsip saya waktu tidak dapat diputar ulang, maka harus
benar-benar disiplin dalam memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Dengan keberhasilan saya mengerjakan
tugas dalam waktu bersamaan maka dapat meningkatkan kualitas kinerja saya, memang pada awalnya saya
mengeluh tetapi kalau sudah dicoba ternyata dapat terselesaikan juga dan saya merasa lebih percaya diri lagi
untuk menghadapi permasalahan yang sama di waktu mendatang apa lagi pada saat di dunia kerja.

Anda mungkin juga menyukai