Topik 2
Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Menurut KHD Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman
kodrat alam, kita sebagai pendidik harus memberikan teladan yang baik dengan harapan
siswa dapat meneladaninya demi membentuk karakter siswa misalnya bersikap sopan
dan ramah terhadap sesama baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan
masyarakat. Sedangkan kodrat zaman yaitu, pada pendidikan global menekankan pada
kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21 ini anak dituntut untuk bisa
menguasai IT sebagai salah satu sarana untuk mensukseskan pendidikan di Indonesia.
Dasar-dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam
masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia
Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk
mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan tumbuhnya nilai-nilai
kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan. KHD menjelaskan bahwa
tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar
mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan
diibaratkan seperti petani dengan padi. Peserta didik (padi) tidak dapat dirubah
kodratnya. Namun, pendidik (Petani) dapat mengarahkan peserta didik agar
tumbuh sesuai dengan kodratnya.
Kekuatan sosio-kultural menjadi proses ‘menebalkan’ kekuatan kodrat anak yang
masih samar-samar. Pendidikan bertujuan untuk menuntun
(memfasilitasi/membantu) anak untuk menebalkan garis samar-samar agar dapat
memperbaiki laku-nya untuk menjadi manusia seutuhnya. Jadi anak bukan kertas
kosong yang bisa digambar sesuai keinginan orang dewasa
Proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran KH Dewantara secara konkret
sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di kelas dan sekolah adalah pembelajaran
yang menyesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik.
Pengembangan potensi ini perlu mempertimbangkan aspek budaya dan potensi kearifan
lokal yang dimiliki oleh masing-masing daerah tempat peserta didik belajar
Topik 3
Identitas Manusia Indonesia
Identitas manusia merupakan karakteritik dan Sifat-Sifat yang membuta setiap individu
unik dan berbeda dari yang lain. Identitas manusia Indonesia tercermin dalam
penghayatan nilai- nilai kemanusiaan khas Indoensia dan penghayatan profil pelajar
Pancasila. Ada tiga nilai kemanusiaan manusia Indonesia yaitu nilai-nilai Pancasila, nilai
kebhinekaan, dan nilai religiulitas.
Identitas manusia Indonesia mencakup beragam unsur budaya, bahasa, sejarah, adat,
agama, hingga suku yang membentuk karakteristik masyarakat Indonesia. Karakteristik
manusia Indonesia tersirat pada motto nasional “Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda
namun tetap satu)” yang mencerminkan toleransi dan keberagaman namun tetap hidup
dalam kebersamaan secara harmonis. Pancasila menjadi fondasi filosofi sebagai
penegas identitas Indonesia. Pancasila memuat jiwa bangsa, cita-cita luhur bangsa, serta
nilai-nilai hidup berbangsa. Dalam pancasila mencerminkan masyarakat Indonesia
sebagai manusia religius yaitu menganut kepercayaan-kepercayaan (agama) yang
menjadi peran penting dalam berperilaku sosial serta dengan Tuhan-Nya. Selain itu
pancasila memuat imperative etis untuk hidup bersatu, bertanggungjawab, bekerjasama,
hidup adil, dan bermusyawarah (bergotong-royong) untuk menciptakan kehidupan yang
sejahtera dan harmonis.
Manusia Indonesia Lahir, Hidup dan Berkembang dalam Kebhinekatunggalikaan
Manusia Indonesia sebagai Manusia Pancasila
Manusia Indonesia sebagai Manusia Religius
Topik 4