Anda di halaman 1dari 9

KEMAMPUAN LITERASI SISWA BERBASIS DIGITAL

DI SD NEGERI MANGUNSARI 01
KOTA SALATIGA

UJIAN TENGAH SEMESTER

OLEH
NAMA : AHMAD ALSABAH
PRODI :
MATA KULIAH : LITERASI DASAR

PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN GELOMBANG I


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS KRIISTEN SATYA WACANA
2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Literasi Digital
Literasi digital merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai siswa agar siap
menghadapi Revolusi Industri 4.0 (Dinata, 2021). Selanjutnya menurut (Pratama et al., 2019),
Literasi digital mengacu pada kemampuan berkomunikasi dalam bentuk membaca, dan
berbahasa dari berbagai sumber elektronik. Literasi digital sangat penting bagi siswa karena dapat
mendukung kemampuan siswa dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka yang mengacu
pada system kemerdekaan siswa dalam memilih topik belajar sesuai dengan minat belajar siswa.

Pemanfaatan akses digital yang seluas-luasnya dapat memberikan akibat positif dan
negatif bagi masyarakat Indonesia. Akses digital bersifat bebas dan memberikan berbagai
macam informasi baik yang berbentuk fakta maupun hoax. Oleh karena itu, masyarakat
diharapkan selektif dan waspada terhadap informasi yang diterima serta mempunyai diri dalam
menerima informasi yang tersebar di media sosial berbasis digital. Pemerintah bertujuan untuk
meningkatkan literasi digital pada masyarakat terutama generasi muda yang masih berstatus
pelajar. Hal ini bertujuan untuk masyarakat dapat menggunakan internet dan perangkat
elektronik dengan benar dan bermanfaat . Upaya gerakan literasi yang direncanakan oleh
pemerintah dapat membiasakan peserta didik di sekolah untuk terampil melaksanakan kegiatan
literasi berbasis digital.

B. Aspek Literasi Digital


Menurut Bawden dalam (Naufal, 2021) menyebutkan bahwa literasi berbasis digital terdiri
dari beberapa aspek yaitu sebagai berikut:
1. Merakit pengetahuan, kemampuan mengkonstruksi serta informasi dari berbagai sumber yang
dapat dipercaya..
2. Kemampuan menerima informasi, termasuk berpikir kritis untuk memahami informasi,
dan kesadaran akan validitas dan integritas sumber dari internet.
3. Kemampuan literasi dan menerima informasi yang tidak relevan dengan keinginan.
4. Sadar akan pentingnya media tradisional dan menghubungkannya dengan media online
(Internet).
5. Penyaringan informasi yang diterima dari berbagai sumber yang dipercaya atau
menerapkan filter terhadap informasi yang masuk.
6. Memiliki kesempatan untuk berkomunikasi dan memposting informasi dengan cepat.

Dari aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa literasi berbasis digital sangat penting baik
bagi siswa maupun masyarakat, karena literasi berbasis digital dapat meningkatkan
keterampilan dalam mengakses, mengumpulkan, memahami dan menyebarkan informasi.

C. Faktor – factor yang Mempengaruhi Literasi Digital

Dalam literasi berbasis digital harus memahami beberapa faktor penting agar informasi yang
diterima baik dan benar. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi literasi berbasis digital,
(Naufal, 2021):

1. Ketrampilan Fungsional
Cara egektif dalam pengembangan keterampilan fungsional adalah mampu
mengadaptasi kemampuan yang dimiliki dalam mengetahui dan mempelajari cara
memanfaatkan teknologi baru. Intinya adalah dengan apa yang dapat dilakukan alat
digital tersebut dan apa yang harus di ketahui untuk menggunakannya dengan benar
dan tepat.
2. Komunikasi dan Interaksi
Komunikasi dan interaksi, termasuk dialog, diskusi dan menumbuhkan ide
masing-masing dalam membangun pemahaman secara bersama-sama. Kemampuan
dalam berkolaborasi adalah kemampuan untuk bekerja sama dengan baik dengan
orang lain untuk menciptakan makna dan pengetahuan bersama. Program literasi digital
bagi generasi muda dapat meningkatkan pemahaman dan ketajaman berpikir generasi
muda dalam memanfaatkan teknologi modern dengan baik.
3. Mempelajari Literasi Digital
Di Indonesia, literasi berbasis digital lebih di dominasi oleh kekhawatiran
masyarakat tentang kemungkinan dampak yang bersifat buruk bagi generasi muda
dari media sosial. Sehingga, beberapa kalangan seperti orang tua, LSM, dan guru
berusaha mencari solusi dalam menghindari dan mencegah pengaruh buruk media
berbasis digital karena dianggap buruk bagi masa depan anak.
4. Berfikir kritis
Berpikir kritis dapat menumbuhkan transformasi, analisis, atau pemrosesan
informasi yang diterima atau ide yang diberikan untuk menjelaskan makna
pengembangan wawasan. Misalnya, asumsi dasar yang mendukung proses pembuatan
informasi yang dapat diterima secara rasional. Oleh karena itu, berbagai komponen
literasi berbasis digital dapat melibatkan kemampuan menggunakan keterampilan
penalaran untuk mengolah media berbasis digital dalam, mengevaluasi dan
menganalisis informasi yang diterima (Mardliyah, 2019).
BABA II
PEMBAHASAN
1. Apa Yang Anda Ketahui Tentang Literasi.
Literasi adalah kemampuan menulis, membaca dan berhitung, serta pengetahuan atau
keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu dan sebagai kemampuan individu dalam
mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Namun, setelah mengikuti
perkuliahan literasi, pemahaman saya tentang literasi telah berkembang Sekarang, saya menyadari
bahwa literasi melibatkan lebih dari sekadar membaca dan menulis. Literasi mencakup
pemahaman, interpretasi, dan penggunaan informasi secara efektif dalam berbagai konteks.
Literasi juga mencakup kemampuan kritis, analitis, dan pemecahan masalah. Saya belajar bahwa
literasi tidak hanya terbatas pada teks tertulis, tetapi juga melibatkan media, informasi, dan
teknologi digital. Selain itu, saya juga menyadari pentingnya literasi dalam kehidupan modern
yang didorong oleh informasi. Literasi memungkinkan kita untuk memahami dunia di sekitar kita,
mengakses dan mengevaluasi informasi dengan kritis, serta berpartisipasi dalam masyarakat yang
semakin terhubung secara digital. Saya juga menyadari bahwa literasi adalah keterampilan yang
terus berkembang dan perlu ditingkatkan sepanjang kehidupan. Secara keseluruhan, pemahaman
saya tentang literasi telah berkembang setelah mengikuti perkuliahan. Saya sekarang melihat
literasi sebagai alat yang kuat untuk menggali pengetahuan dalam diri saya dan berpartisipasi
secara aktif dalam dunia yang semakin kompleks dan maju secara teknologi.

2. Apa yang Anda ketahui tentang literasi setelah mengikuti perkuliahan


Literasi tidak terbatas hanya kemampuan membaca, menulis dan berhitung saja, tapi
kemampuan literasi yang dilakukan sepanjang hayat. Indonesia sendiri perhatian terhadap literasi
ditandai dengan dimunculkannya Gerakan Literasi Nasional (GLN) berorientasi untuk
menumbuhkan minat baca dan melahirkan kebiasaan membaca yang berlangsung sepanjang hayat.
Berdasarkan buku Peta Jalan Gerakan Literasi Nasional (Ibrahim, 2017), literasi mempunyai 4
definisi yaitu:
1) suatu rangkaian kecakapan membaca, menulis, dan berbicara, kecakapan berhitung, dan
kecakapan dalam mengakses dan menggunakan informasi,
2) praktik sosial yang penerapannya dipengaruhi oleh konteks,
3) proses pembelajaran dengan kegiatan membaca dan menulis sebagai medium untuk
merenungkan, menyelidik, menanyakan, dan mengkritisi ilmu dan gagasan yang dipelajari, dan
4) teks yang bervariasi menurut subjek, genre, dan tingkat kompleksitas Bahasa. Terdapat juga
menumbuhkan karakter peserta didik melalui pemanfaatan literasi maka dari itu pemanfaatan
literasi bisa melalui lingkungan keluarga dan Pendidikan, melalui Pendidikan perlu menyediakan
sarana atau prasarana literasi demi meningkatkan kemampuan peserta didik.
Berdasarkan dari Kemdikbud (2016) mengemukakan bahwa memberikan penjelasan Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk
menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literatur sepanjang hayat
melalui pelibatan publik. Sedangkan melalui lingkungan keluarga, pendidikan dini di rumah
berefek positif terhadap kemampuan literasi dan membaca anak (Rie, Steensel, Gelderen, &
Severiens, 2021).Kesadaran dan pemahaman orang tua tentang peran potensial lingkungan
keluarga sebagai sumber belajar literasi perlu ditingkatkan. pendidikan dini di rumah berefek
positif terhadap kemampuan literasi anak. Orang tua bisa lebih kreatif dalam menjalankan kegiatan
litarasi ini bersama dengan anak. Misalkan dengan cara memastikan saat mendengar cerita, anak
memulai dengan menjawab pertanyaan, kemudian berhenti di tengah dan mengkaitkan karakter
cerita dengan peristiwa yang terjadi pada dirinya. Selanjutnya anak bisa diajak menampilkan cerita
dalam bentuk yang berbeda misalnya lewat role play antara anak dengan orang tua atau antara
sesama saudaranya dan Anak bisa mulai diterapkan kegiatan rutinitas membaca sebelum tidur
bukan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan cara yang monoton. Bahkan, sangat mungkin
anak bisa menciptakan sendiri kelanjutan kegiatan membaca rutin dengan kegiatan-kegiatan
lainnya yang lebih kreatif.

3. Kegiatan literasi yang Anda temukan di lapangan

Kegiatan literasi yang telah ditemukan di lapangan, minim sarana baca di sekolah,
lingkungan rumah dan tingkat kesadaran dalam diri masih kurang. Menurut Pradana (2017)
Temuan studi menunjukkan bahwa sejumlah faktor, termasuk individu dengan kebiasaan
membaca dan menulis yang baik dan mereka yang memiliki kebiasaan membaca dan menulis yang
buruk. Maka, perlu pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah.
1) Fase pembiasaan berusaha untuk merangsang semangat siswa untuk membaca dan kegiatan
yang berhubungan dengan membaca.

2) Tahap pengembangan. Latihan keaksaraan pada tingkat ini dimaksudkan untuk membuat anak-
anak tertarik dalam membaca dan kegiatan yang berhubungan dengan membaca sambil juga
meningkatkan pemahaman dan kefasihan mereka.

3) Tahap pembelajaran bertujuan agar anak tetap tertarik membaca dan kegiatan yang
berhubungan dengan membaca sekaligus meningkatkan kemampuan. literasinya melalui buku teks
dan materi pengayaan. Kegiatan yang dilakukan selama 15 menit pertama sebelum sesi dimulai
dapat digunakan untuk tahap ketiga. Setiap jam sekolah, siswa terlibat dalam kegiatan ini, yang
terdiri dari membaca buku yang sesuai dengan minat mereka.

Menuru Yuliyantiet al. (2018) menemukan bahwa Gerakan Literasi Sekolah akan
berfungsi efektif jika dilaksanakan sesuai dengan kriterianya. Membaca di sekolah dapat
ditingkatkan dengan memiliki guru efektif yang mengajarkan keterampilan literasi, seluruh
perpustakaan, siswa yang bekerja sama dengan perpustakaan, dan sebagainya.

Dengan demikian adanya gerakan literasi sekolah dapat meningkatkan literasi peserta didik
adapun program proses pelaksanaan berdasarkan Septiary & Sidabutar (2020) menyatakan bahwa
proses pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah dibagi menjadi tiga tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Faktor pendukung yang ditemukan selama proses
pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah antara lain:

1) sarana dan prasarana yang memadai, antara lain dua unit perpustakaan, pojok baca, lab omputer,
dan lingkungan literasi
2) Alokasi keuangan yang memadai
3) kerjasama dengan beberapa organisasi

Masalah penggunaan media yang menghambat pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah,
khususnya:

1) Disparitas inisiatif dan kompetensi SDM


2) Kurangnya metode untuk mengarahkan perhatian literasi siswa
3) penjadwalan acara pendukung literasi dadakan.
3. Refleksi Anda terkait perkuliahan literasi

Setelah mengikuti perkuliahan literasi, saya memahami bahwa literasi itu penting bagi setiap
individual, Melalui perkuliahan ini, saya belajar bahwa literasi bukan hanya tentang kemampuan
membaca dan menulis, tetapi juga melibatkan pemahaman, interpretasi, dan penggunaan informasi
secara efektif. Salah satu hal yang paling berkesan bagi saya adalah pemahaman tentang berbagai
macam moda literasi yang digunakan dalam era digital saat ini. Saya menjadi sadar bahwa literasi
tidak hanya terbatas pada buku cetak, tetapi juga meliputi literasi media, literasi informasi, dan
literasi digital. Hal ini memperluas pandangan saya tentang bagaimana kita bisa menggunakan
teknologi dan media secara bijaksana untuk mengakses, menganalisis, dan menyebarkan informasi
dengan tepat. Selain itu, perkuliahan literasi juga membantu saya memahami strategi dan teknik
yang dapat digunakan dalam kegiatan literasi. Saya belajar tentang pentingnya strategi membaca,
seperti mengidentifikasi gagasan utama, membuat inferensi, dan membuat keterkaitan dengan
pengetahuan sebelumnya. Saya juga belajar tentang pentingnya kemampuan menulis yang efektif,
termasuk cara merangkai argumen, menyusun paragraf yang koheren, dan menggunakan kosa kata
yang tepat. Perkuliahan literasi juga mendorong saya untuk menjadi pembaca dan penulis yang
kritis. Saya diajak untuk menggali lebih dalam dan melihat lebih dari satu perspektif dalam
membaca teks. Saya juga diajarkan untuk mengidentifikasi bias dan kekurangan dalam informasi
yang saya di temui. Hal ini sangat berharga karena membantu saya menjadi konsumen yang cerdas
dan kritis terhadap informasi yang saya temui dalam kehidupan sehari-hari. Secara keseluruhan,
perkuliahan literasi telah memberikan fondasi yang kuat bagi pengembangan keterampilan literasi
saya. Saya merasa lebih percaya diri dalam membaca, menulis, dan memahami teks-teks yang
kompleks. Saya juga merasa lebih mampu mengakses, menganalisis, dan mengkomunikasikan
informasi dengan lebih baik. Saya sangat berterima kasih atas kesempatan ini dan berkomitmen
untuk terus mengembangkan keterampilan literasi saya secara aktif.
DAFTAR PUSTAKA

Nudiati, D., & Sudiapermana, E. (2020). Literasi sebagai kecakapan hidup abad 21 pada
mahasiswa. Indonesian Journal of Learning Education and Counseling, 3(1), 34-40.

Dewi, D. A., Hamid, S. I., Annisa, F., Oktafianti, M., & Genika, P. R. (2021). Menumbuhkan
karakter siswa melalui pemanfaatan literasi digital. Jurnal Basicedu, 5(6), 5249-5257.

Meliyanti, M., Raraswati, P., Hidayat, D. N., & Aryanto, S. (2021). Kajian Literatur:
Perkembangan literasi dan numerasi di lingkungan keluarga. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3),
6504-6512.

Shabrina, L. M. (2022). Kegiatan kampus mengajar dalam meningkatkan keterampilan literasi


dan numerasi siswa sekolah dasar. Jurnal Basicedu, 6(1), 916-924

Anda mungkin juga menyukai