Abstrak
Artikel ini menganalisis kebijakan literasi digital sekolah dasar.Berdasarkan penelitian melalui kajian pustaka,
Gerakan literasi sekolah merupakan sebuah gerakan dalam upaya menumbuhkan budi pekerti yang sesuai
dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 yang bertujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan
menulis sehingga terciptanya pembelajaran sepanjang hayat. Literasi digital merupakan kompetensi seorang
dalam menggunakan media digital dalam menemukan, memanfaatkan, mengolah, mengemas, mengevaluasi
dan menyebar luaskan informasi secara benar, bijak dan bertanggung jawab.
Kata kunci: kebijakan, literasi digital, sekolah dasar
Abstract
This article analyzes the digital literacy policy of elementary schools. Based on research through literature
review, the school literacy movement is a movement in an effort to foster character that is in accordance with
Permendikbud No. 23 of 2015 which aims to make students have a culture of reading and writing so as to
create lifelong learning. Digital literacy is a person's competence in using digital media in finding, utilizing,
processing, packaging, evaluating and disseminating information correctly, wisely and responsibly.
Keywords: policy, digital literacy, primary school
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 2 Tahun 2020 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
177 Analisis Kebijakan terkait Kebijakan Literasi Digital di Sekolah Dasar – Ida Safitri, Sufyarma Marsidin, Ahmad
Subandi
DOI: 10.31004/edukatif.v2i2.123
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 2 Tahun 2020 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
178 Analisis Kebijakan terkait Kebijakan Literasi Digital di Sekolah Dasar – Ida Safitri, Sufyarma Marsidin, Ahmad
Subandi
DOI: 10.31004/edukatif.v2i2.123
semakin seringnya seseorang mengakses internet, Dua aspek pendekatan yang dapat
lambat laun dia akan mulai paham mana saja diterapkan dalam literasi digital yaitu pendekatan
portal digital yang memiliki kualitas informasi konsepttual dan operasionaal. Pendekatan
yang baik dan mana saja portal digital yang konseptual berfokus pada aspek perkembangn
kualitas informasi rendah bahkan palsu (hoax). kognitif dan sosial emosinal, sedangkan
Dari beberapa pandangan diatas, literasi pendekatan operasional berfokus pada kemampuan
digital tidak hanya mencangkup kemampuan teknis penggunaan media menurut (Tim GLN
teknis seseorang dalam menggunakan alat (tools) Kemendikbud, 2017).
atau piranti ICT, namun juga mencangkup Sedangkan Mayes dan Fowler, dalam (Tim
pengetahuan dan keterampilan seseorang dalam GLN Kemendikbud, 2017) menyatakan bahwa
memahami suatu konten sehingga pada akhirnya dalam pengembanagn literasi digital melalui 3
goals-nya adalah mampu menciptakan tahapan, sebagai berikut:
pengetahuan baru. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa literasi digital merupakan
LEVEL III : TRANSFORMASI DIGITAL
kompetensi seorang dalam menggunakan media KREATIFITAS DAN INOVASI
digital dalam menemukan, memanfaatkan,
mengolah, mengemas, mengevaluasi dan
menyebar luaskan informasi secara benar, bijak LEVEL II : PENGGUNAAN DIGITAL
PENGAPLIKASI KOMPETENSI DIGITAL DENGAN
dan bertanggung jawab. KONTEKS TERTENTU
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 2 Tahun 2020 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
179 Analisis Kebijakan terkait Kebijakan Literasi Digital di Sekolah Dasar – Ida Safitri, Sufyarma Marsidin, Ahmad
Subandi
DOI: 10.31004/edukatif.v2i2.123
transformasi digital yang membutuhkan kreatifitas Gerakan literasi digital identik dengan pola
dan inoovasi pada dunia digital. pikir kritis dan kreatif. Warga sekolah peka
terhadap informasi yang berkembang, tidak mudah
Konsep Literasi Digital di Lingkungan Sekolah teermakan isu-isu yang tidak sehat, mampu
Gerakan literasi sekolah diluncurkan oleh memilih dan memilah informasi yang berkualitas,
Kemdikbud pada tahun 2015. Peningkatan kualitas serta menjadi pribadi yang bijak dalam
sumber daya manusia yang diharapakan dari menggunakan media digital. Dengan demikian,
Gerakan Literasi Sekolah. Gerakan ini diharapkan jika gerakan literasi digital ini menjadi budaya di
dapat mendorong meningkatkan semangat sekolah tertentu akan berdampak pada kehidupan
membaca bagi semua warga sekolah. kehidupan sosial dan budaya masyarakat, karena
Derasnya informasi digital menuntut semua sekolah merupakan tempat strategis dalam
warga sekolah untuk cermat memilah dan membangun karakter. Membangun budaya literasi
memahami informasi yang di dapat. O’Brein & digital sangat memerlukan keterlibatan semua
Scharber dalam (Puspito, 2017) menyatakan pihak. Sehingga keberhasilan capaian indikator
bahwa literasi digital dapat digunakan sebagai bidang pendidikan dan kebudayaan melalui budaya
sumber pembelajaran yang aktual yang dapat literasi digital dalam menyonsong Revolusi
dijadikan acuan. Industri 4.0.
Dalam implementasi literasi digital di Implementasi program literasi digital yang
sekolah, diperlukan pengembangan program yang diaharapkan dalam menyonsong Industri 4.0
terintegrasi dengan kurikulum. Siswa perlu dilatih menurut (National Education Association, 2010)
keterampilan literasi digitalnya, guru perlu dilatih yaitu critical thingker, communicator,
agar meningkat kreatifitasnya dan pimpinan collaborator dan creator.
sekolah mendukung dan memfasilitasi gerakan .
literasi digital di sekolah. Menurut (Tim GLN KESIMPULAN
Kemendikbud, 2017) ada 5 (lima) strategi yang Literasi digital sangat diperlukan setiap
dapat diterapkan dalam gerakan literasi digital di individu dalam menghadapi perkembangan zaman.
sekolah, sebagai berikut : Gerakan literasi digital identik dengan pola pikir
1. Penguatan kapasitas fasilitator kritis dan kreatif. Warga sekolah peka terhadap
2. Peningkaatan juumlah dan raagam sumber informasi yang berkembang, tidak mudah
belajar bermuutu teermakan isu-isu yang tidak sehat, mampu
3. Perluasan akses sumber belajar bermutu dan memilih dan memilah informasi yang berkualitas,
cakupan peserta belajar serta menjadi pribadi yang bijak dalam
4. Peningkatan partisipasi publik menggunakan media digital. Dengan demikian,
5. Penguatan tata kelola jika gerakan literasi digital ini menjadi budaya di
sekolah tertentu akan berdampak pada kehidupan
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 2 Tahun 2020 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
180 Analisis Kebijakan terkait Kebijakan Literasi Digital di Sekolah Dasar – Ida Safitri, Sufyarma Marsidin, Ahmad
Subandi
DOI: 10.31004/edukatif.v2i2.123
DAFTAR PUSTAKA
APJII. (2017). Infografis Penetrasi & Perilaku
Pengguna Internet Indonesia. In
Teknopreuner.
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 2 Tahun 2020 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071