Anda di halaman 1dari 9

KARYA TULIS ILMIAH

IMPLEMENTASI LITERASI DIGITAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN


SISWA DI ERA 5.0

Oleh:
Luthfiah Zakinah

UPT SMA NEGERI 7 WAJO

SENGKANG
ABSTRAK

Pada era Society 5.0, literasi merupakan kebutuhan utama bagi setiap manusia untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya yang berpusat pada manusia yang berkolaborasi dengan

system teknologi. Salah satu literasi yang penting di era ini adalah literasi digital. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi literasi digital dalam peningkatan

pembelajaran siswa di era 5.0. .Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan studi

kepustakaan(library study). Pengumpulan dan penelaahan referensi melalui berbagai literatur

yang berkaitan dengan literasi digital. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh

implementasi literasi digital dalam peningkatan pembelajaran siswa di era 5.0 yang dapat

membantu siswa mengembangkan keterampilan yang relavan dengan dunia modern dan

meningkatkan efesiensi pembelajaran mereka.


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Literasi merupakan kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi


saat melakukan proses membaca dan menulis. Literasi adalah kemampuan dan keterampilan
individu dalam berbahasa yang meliputi membaca, menulis, berbicara, menghitung dan
memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari (Kbbi, 2016). Namun lebih dari itu, literasi juga mencakup melek visual yang
artinya kemampuan untuk mengenali dan memahami ide-ide yang disampaikan secara visual
(adegan, video, gambar).

Saat ini kita menghadapi era 5.0, di mana teknologi digital semakin mendominasi
kehidupan sehari-hari, literasi digital menjadi keterampilan yang sangat penting. Pada era
Society 5.0, literasi merupakan kebutuhan utama bagi setiap manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya (Anggraeni, et al, 2019, p.190). Literasi digital tidak hanya mencakup
kemampuan menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras, tetapi juga kemampuan
untuk mengakses, menilai, mengevaluasi, menyintesis, dan menciptakan informasi dalam
lingkungan digital. Pendidikan memegang peran kunci dalam mempersiapkan generasi muda
untuk menghadapi tuntutan literasi digital ini. Namun, meskipun pentingnya literasi digital
diakui, masih ada tantangan dalam mengimplementasikannya secara efektif di lingkungan
pendidikan.

Menurut Gilster (Gilster, 1997) Literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk
memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang
sangat luas yang diakses melalui piranti komputer . Beberapa siswa mungkin memiliki akses
terbatas terhadap teknologi, sementara yang lain mungkin menghadapi kesulitan dalam
memahami konten digital kompleks. Selain itu, perkembangan cepat teknologi juga menuntut
pendekatan yang terus berkembang dalam mengajar literasi digital, sehingga siswa dapat
mengikuti perkembangan terbaru dan menghadapi risiko-risiko yang ada di dunia digital.
Maka dari itu, penting untuk mengidentifikasi strategi dan pendekatan yang efektif dalam
mengintegrasikan literasi digital ke dalam kurikulum pendidikan, serta bagaimana para
siswa-siswi untuk menggunakan teknologi dengan bijak dan bertanggung jawab. Penelitian
yang relevan tentang literasi digital diantaranya dilakukan oleh Kajin (Kajin, 2018) meneliti
tentang Pengaruh Pembelajaran Berbasis Literasi Digital Terhadap Motivasi dan Hasil
Belajar Kognitif di MTs N Mojosari dan MTs N Sooko Mojokerto. Penelitian tersebut
berfokus pada interaksi pembelajaran berbasis literasi digital terhadap motivasi dan hasil
belajar kognitif di MTs N Mojosari dan MTs N Soko Mojokerto. Berdasarkan uraian di atas,
peneliti terdorong untuk melaksanakan penelitian dasar terkait implementasi literasi digital
untuk meningkatkan gaya belajar siswa di era 5.0.

2. Rumusan Masalah

1.Bagaimana pengaruh implementasi literasi digital dalam peningkatan pembelajaran siswa


di era 5.0?
3. Tujuan Penilitian
1. Untuk mengetahui pengaruh implementasi digital dalam upaya peningkatan pembelajaran
siswa di era 5.0
4. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang
bagaimana pengaruh implementasi literasi digital terhadap peningkatan pembelajaran siswa
di era 5.0
2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi pembaca
khususnya bagi guru, peserta didik, dan pustakawan di sekolah yang bersangkutan.
3. Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan lanjutan dalam
mengembangkan penerapan literasi digital.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Literasi Digital


Pendidikan yang berkualitas menjadi kebutuhan penting di era persaingan global yang
kian kompetitif. Untuk menjadikan dunia pendidikan berkualitas, tentu sangat banyak faktor
yang berkaitan dan saling memengaruhi. Salah satu upaya pemerintah menjadikan pendidikan
berkualitas adalah melalui meningkatkan budaya literasi. Organisasi UNESCO
mengidentifikasi bahwa terdapat 7 (tujuh) literasi yang dibutuhkan dalam abad ke-21 yaitu
literasi dasar, literasi visual, literasi media, literasi komputer, literasi kultural, literasi digital
dan literasi jaringan. .Literasi digital dapat ditinjau dari tiga perspektif.Pertama, literasi
digital merupakan akuisisi dari keterampilan-keterampilan yang berkembang pada abad ke-
21. Kedua, literasi digital merupakan bagian dari keterampilan berpikir.Ketiga merupakan
ikatan erat dalam praktek dan budaya digital (Mardina, 2017, p.7).
Terdapat delapan elemen esensial dalam mengembangkan kemampuan literasi digital yaitu ;
a) Kultural yaitu pemahaman atau budaya para pengguna sistem komputasi digital ;
b) kognitif yaitu kemampuan berpikir terkait isi konten digital
c) Konstruktif yaitu kemampuan individu dalam membangun atau merancang sesuatu yang
kekinian d) Komunikatif, yaitu kemampuan dalam berkomunikasi dalam jejaring digital
e) Percaya diri
f) Kreatif yaitu kemampuan dalam membuat sesuatu yang inovatif
g) Kritis, yaitu kemampuan menyikapi dan mempercayai isi dari konten digital
h) Bertanggung jawab dalam menggunakan konten digital (Bawden, 2001, p.22).
Terdapat tujuh tingkatan berkaitan dengan literasi digital yaitu sebagai berikut :
a. Literasi Informasi : kemampuan individu untuk mencari, menggunakan dan mengelola
informasi yang tersedia dalam sistem digital.
b. Digital Scholarship : kemampuan individu untuk menggunakan sistem digital dalam
berbagai kegiatan akademik seperti penelitian dan kegiatan akademik lainnya.
c. Learning Skills : kemampuan individu untuk menggunakan sistem digital sebagai sarana
belajar dengan tim.
d. ICT Literacy : kemampuan individu untuk mengelola perangkat lunak yang tersedia dalam
sistem digital.
e. Manajemen privasi : kemampuan individu untuk mengelola dan menjaga data pribadi nya
yang disimpan dalam sistem digital.
f. Communication dan Collaboration : kemampuan individu untuk berkomunikasi dan
bekerjasama dengan individu lainnya melalui sistem digital.
g. Media Literacy : kemampuan individu untuk menyaring dan memilah berbagai informasi
yang tersedia pada media-media digital (Stefany, et al, 2017, p.15).
2.2 Penerapan literasi digital di sekolah
Penerapan literasi digital di sekolah menuntut guru sebagai fasilitator untuk tidak
hanya mendayagunakan sumber-sumber belajar yang ada di sekolah seperti hanya
mengandalkan bahan bacaan buku ajar saja, tetapi dituntut untuk mempelajari berbagai
sumber belajar, seperti majalah, surat kabar, internet, dan media digital. Hal tersebut sangat
penting diterapkan, agar apa yang dipelajari sesuai dengan kondisi dan perkembangan dunia.
Pendayagunaan sumber belajar dalam pembelajaran memiliki arti yang sangat penting, selain
untuk melengkapi, memelihara, dan memperkaya khasanah belajar, sumber belajar juga dapat
meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa. Sehingga pendayagunaan sumber belajar secara
maksimal, memberikan ketepatan dalam menggali berbagai jenis ilmu pengetahuan yang
sesuai dengan bidang kajian, sehingga pembelajaran literasi digital akan senantiasa “up to
date”, dan mampu mengikuti akselerasi teknologi dan seni dalam masyarakat yang semakin
global. Sehingga dengan melakukan penerapan literasi digital disekolah, siswa dapat
memperoleh berbagai informasi dalam lingkup yang lebih luas dan mendalam sehingga
meningkatkan wawasan siswa dan membantu siswa menyelesaikan tugas mereka dalam
menemukan informasi dari konten digital yang tepat, akurat, dan waktu yang relatif singkat.
Penerapan literasi digital melibatkan keterampilan siswa untuk menggugah media baru, dan
pengalaman dari internet

2.3 Peningkatan pembelajaran


Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang dalam bahasa Yunani
disebut instructus atau “intruere” yang berarti menyampaikan pikiran, dengan demikian arti
intstruksional adalah menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna
melalui pembelajaran.
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang dalam bahasa Yunani
disebut instructus atau “intruere” yang berarti menyampaikan pikiran, dengan demikian arti
intstruksional adalah menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna
melalui pembelajaran. Menurut Arief S. Sadiman, media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa.
Pengukuran acuan patokan meliputi teknik-teknik untuk menentukan kemampuan
pembelajaran menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya. Pengukuran acuan
patokan memberitahukan pada siswa seberapa jauh mereka dapat mencapai standar yang
ditentukan. Adapun dalam pembelajaran, indikator yang dapat diukur meliputi 3 aspek yaitu:
a) Kognitif Kognitif adalah domain yang mencakup kegiatan otak. Artinya, segala upaya
yang menyangkut aktivitas otak termasuk kedalam ranah kognitif. Siswa adalah individu
yang aktif mempelajari ilmu pengetahuan. Dalam menempuh proses pembelajaran, siswa
tidak hanya bersifat pasif dalam menerima pengetahuan. Siswa mencari informasi untuk
mengatasi masalah yang dihadapi dan menyusun pengetahuan tersebut untuk memperoleh
sebuah pemahaman baru (new insight). Konsep penting dalam kognitif adalah adanya
pemprosesan informasi (Information processing) yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b) Afektif Afektif adalah domain yang berkaitan dengan sikap dan nilai, dan sikap seseorang
dapat diramalkan perubahannya apabila ia telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi.
Ciri-ciri belajar afektif akan tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti:
penerimaan, menanggapi, berkeyakinan, organisasi, dan pembentukan pola.
c) Psikomotor Psikomotor adalah domain yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar
psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil
belajar afektif ( kecenderungan untuk berperilaku). Adapun psikomotor terdiri dari persepsi,
kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan yang kompleks, penyesuaian dan
keaslian.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Implementasi literasi digital berpengaruh dalam peningkatan pembelajaran siswa di era 5.0.
Hal ini dikarenakan pada era 5.0 yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi yang sangat pesat, literasi digital memiliki pengaruh positif dalam
peningkatan pembelajaran siswa seperti memungkinkan akses yang lebih kaya ke informasi,
pembelajaran yang dapat dipersonialisasi, kolaborasi, kreativitas, persiapan untuk dunia
kerja, penghematan waktu dan kemampuan untuk belajar dengan efektif dalam lingkungan
yang sangat terhubung dengan digital. Ini membantu siswa mengembangkan keterampilan
yang relavan dengan dunia modern dan meningkatkan efesiensi pembelajaran mereka.

3.2 Saran
1. Sekolah harus memasukkan pelajaran literasi digital dalam kurikulum agar siswa
memahami penggunaan teknologi dalam pembelajaran.
2. Penting untuk mengajarkan siswa bagaimana menganalisis dan menilai informasi yang
mereka temui online untuk menghindari informasi palsu.
3.Memberikan kesempatan untuk mengembangkan kreativitas siswa melalui proyek-proyek
yang melibatksn teknologi.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, H., Fauziyah, Y., & Fahyuni, E. F. 2019. Penguatan Blended Learning Berbasis
Literasi Digital Dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. AlIdarah: Jurnal
Kependidikan Islam, 9(2).
Bawden, D. 2001. Information and digital literacies: a review of concepts. Journal of
Documentation, 57(2), 218–259.
Gilster, P. (1997). Digital literacy. John Wiley & Sons, Inc.
Kbbi, K. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kementerian Pendidikan Dan
Budaya
Kajin, S. (2018). Pengaruh pembelajaran berbasis literasi digital terhadap motivasi dan hasil
belajar kognitif di MTs N Mojosari dan MTs N Sooko Mojokerto. PROGRESSA Journal of
Islamic Religious Instruction, 2(1), 133–142.
Mardina, R. 2017. Literasi Digital Bagi Generasi Digital Natives.Prosiding Seminar Nasional
Perpustakaan & Pustakawan Inovatif Kreatif Di Era Digital, 340–352.

Stefany, S., Nurbani, & Badarrudin. 2017. Literasi Digital Dan Pembukaan Diri: Studi
Korelasi Penggunaan Media Sosial Pada Pelajar Remaja di Kota Medan. Sosioglobal
Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Sosiologi, 2(1), 8–31

Anda mungkin juga menyukai