PGSD, Magister Manajemen Pendidikan, PG PAUD, dan Magister PG PAUD Universitas Lambung Mangkurat
ISBN: 978-623-96195-0-3
ABSTRAK
Di era Society 5.0 penguasaan akan berbagai literasi sangat penting untuk dimiliki oleh setiap
individu. Salah satu literasi yang penting di era ini adalah literasi digital. Pembelajaran daring yang
dilakukan di era New Normal dapat dijadikan momentum untuk mengembangkan literasi digital salah
satunya melalui pembelajaran IPA. Penelitian ini tergolong ke dalam studi kepustakaan. Penulis meng-
kaji berbagai literatur yang berkaitan dengan literasi digital dan pembelajaran IPA. Hasil penelitian
menyatakan bahwa literasi digital dapat dikembangkan melalui pembelajaran IPA dengan berbagai cara
misalnya mengarahkan siswa untuk mencari sumber informasi dalam bentuk digital yang berkaitan
IPA dan mengajarkan siswa untuk menggunakan aplikasi belajar IPA secara daring. Dalam pengem-
bangan literasi digital peran guru adalah sebagai pengembang, pengguna sistem digital, pelatih dan
fasilitator. Selain itu, pengembangan literasi digital juga akan menumbuhkan nilai karakter bangsa
seperti mandiri, rasa ingin tahu, kerja keras, disiplin dan toleransi.
Kata Kunci: Literasi, Digital, Pembelajaran IPA, New Normal
ABSTRACT
In the society Era of 5.0, the mastery of various literation is really important for every individual
to have. One of the important literation in this era is digital literation. Online learning which is done in
the new normal era can be a momentum for developing digital literation, one of the example is through
science learning. This research is classified as literature study. The writer studied some of the literature
which are related with digital literation and science learning. The result of the study stated that digital
literation can be developed by science learning through some ways like guiding students to find infor-
mation resources in digital platform which are related to science learning and also teaching students
using science learning application by online. In digital literation development, the role of teacher are as
developer, digital system user, trainer and facilitator. On the other hand, digital literation development
also can grow the nation’s character values such as independence, curiosity, hard work, discipline and
tolerance.
Keywords: Literations, Digital, Science Learning, New Normal
1
Tema : Redesain Pendekatan Manajemen Sekolah dan Pembelajaran di Era Masyarakat 5.0
Banjarmasin, 04 Agustus 2020
ISBN : 978-623-96195-0-3
2
Seminar Nasional Kolaborasi
PGSD, Magister Manajemen Pendidikan, PG PAUD, dan Magister PG PAUD Universitas Lambung Mangkurat
ISBN: 978-623-96195-0-3
Ada tiga komponen yang menjadi batasan informasi dalam kegiatan pembelajaran, maka
dalam sains yaitu : 1) kumpulan konsep, prin- akan terjadi pergeseran paradigma pembelaja-
sip, teori dan hukum ; 2) proses ilmiah dan 3) ran yang semula pembelajaran berpusat pada
sikap kerja keras, jujur, keteguhan hati dan rasa guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada
ingin tahu tentang fenomena alam. Ketiga kom- siswa, (2) model pembelajaran yang terintegrasi
ponen tersebut harus dimiliki oleh setiap indi- dengan teknologi informasi merupakan model
vidu agar bisa disebut sebagai saintis (Mariana pembelajaran yang aktif dan kolaboratif dan (3)
& Praginda, 2009, p.19). Seorang saintis dalam pembelajaran yang berbasis teknologi informa-
proses penemuan dan pembaharuan ilmu sains si dapat meningkatkan motivasi, keterampilan
melalui sebuah metode yang dikenal dengan dan struktur berpikir (Sutrisno, 2011, p.132).
metode ilmiah. Dalam metode ilmiah, seorang Kehadiran teknologi informasi dalam pembe-
saintis akan menemukan masalah, mempredik- lajaran IPA memberikan peranan penting yaitu
si penyelesaian masalah, melakukan eksplora- sebagai ; (1) pendukung kegiatan inkuiri melalui
si dan menghasilkan kesimpulan berupa pro- simulasi kegiatan praktikum kimia di laboratori-
duk sains. Dalam melaksanakan metode ilmiah um dan (2) memberikan visualisasi tentang kon-
tersebut, tentunya harus disertai dengan karak- sep kimia yang abstrak atau mikroskopis (Kirna,
ter positif misalnya jujur, kerja keras, teliti dan 2010, p. 214).
tekun.
Pembelajaran IPA di Indonesia menurut Literasi Digital
Kurikulum 2013 dilangsungkan pada jenjang
sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama Organisasi UNESCO mengidentifikasi
(SMP) serta sekolah menengah atas dan kejuru- bahwa terdapat 7 (tujuh) literasi yang dibutuh-
an (SMA/SMK). Di jenjang SD, pembelajaran kan dalam abad ke-21 yaitu literasi dasar, literasi
IPA terintegrasi dengan pelajaran tematik pada visual, literasi media, literasi komputer, literasi
kelas IV – VI. Pada jenjang SMP, pembelajaran kultural, literasi digital dan literasi jaringan. Lit-
IPA mendapat alokasi waktu 5 jam pelajaran per erasi digital merupakan kemampuan individu
minggunya sedangkan pada jenjang SMA pem- dalam memahami dan memanfaatkan informasi
belajaran IPA dilakukan secara terpisah yaitu yang bersumber dari berbagai sistem komputa-
berupa pelajaran Biologi, Fisika dan Kimia (Wi- si digital (Anggraeni et al., 2019, p.194). Literasi
jaya, 2018, p.30). Jika direnungkan, maka pembe- digital dapat ditinjau dari tiga perspektif. Perta-
lajaran IPA hendaknya mengakomodasi hakekat ma, literasi digital merupakan akuisisi dari ket-
IPA yaitu sebagai produk, proses dan sikap. erampilan-keterampilan yang berkembang pada
Pembelajaran IPA hendaknya dilakukan dengan abad ke-21. Kedua, literasi digital merupakan
pendekatan konsep, pendekatan keterampilan bagian dari keterampilan berpikir. Ketiga mer-
proses sains dan pendekatan lingkungan (Susi- upakan ikatan erat dalam praktek dan budaya
wi, 2007, p.6). Pendekatan konsep bertujuan digital (Mardina, 2017, p.7). Terdapat delapan
agar siswa memahami konsep IPA secara utuh elemen esensial dalam mengembangkan ke-
dan bisa menerapkannya dalam kehidupan se- mampuan literasi digital yaitu ; a) Kultural yaitu
hari-hari. Pendekatan keterampilan proses sains pemahaman atau budaya para pengguna sistem
dilakukan untuk melatih aspek psikomotor komputasi digital ; b) kognitif yaitu kemampuan
siswa dalam bidang IPA misalnya mengamati, berpikir terkait isi konten digital ; c) Konstruktif
berhipotesis, merancang percobaan mempredik- yaitu kemampuan individu dalam membangun
si dan menyimpulkan. Pendekatan lingkungan atau merancang sesuatu yang kekinian ; d) Ko-
adalah proses pembelajaran IPA yang meng- munikatif, yaitu kemampuan dalam berkomu-
gunakan lingkungan sebagai sumber dan me- nikasi dalam jejaring digital ; e) Percaya diri ; f)
dia belajar. Harapannya adalah siswa memiliki Kreatif yaitu kemampuan dalam membuat ses-
sikap positif terhadap lingkungan. uatu yang inovatif ; g) Kritis, yaitu kemampuan
menyikapi dan mempercayai isi dari konten dig-
Pembelajaran IPA hendaknya beradap-
ital dan h) Bertanggung jawab dalam menggu-
tasi dengan perkembangan teknologi informa-
nakan konten digital (Bawden, 2001, p.22). Ter-
si. terdapat beberapa alasan yang mendasari
dapat tujuh tingkatan berkaitan dengan literasi
perlunya mengintegrasi teknologi informasi
digital yaitu sebagai berikut :
ke dalam kegiatan pembelajaran IPA. Alasan
tersebut, yaitu : (1) dengan hadirnya teknologi Literasi Informasi : kemampuan individu
untuk mencari, menggunakan dan mengelola
3
Tema : Redesain Pendekatan Manajemen Sekolah dan Pembelajaran di Era Masyarakat 5.0
Banjarmasin, 04 Agustus 2020
ISBN : 978-623-96195-0-3
informasi yang tersedia dalam sistem digital. f. Media Literacy : kemampuan individu untuk
a. Digital Scholarship : kemampuan individu menyaring dan memilah berbagai informasi
untuk menggunakan sistem digital dalam yang tersedia pada media-media digital (Ste-
berbagai kegiatan akademik seperti peneli- fany, Nurbani, & Badarrudin, 2017, p.15).
tian dan kegiatan akademik lainnya.
b. Learning Skills : kemampuan individu untuk Pengembangan Literasi Digital Melalui
menggunakan sistem digital sebagai sarana Pembelajaran IPA
belajar dengan tim. Seperti yang sudah dipaparkan sebelum-
c. ICT Literacy : kemampuan individu untuk nya bahwa literasi digital dapat dikembangkan
mengelola perangkat lunak yang tersedia melalui pembelajaran IPA. Hal itu dikarenakan
dalam sistem digital. pada pembelajaran IPA siswa mencari berb-
d. Manajemen privasi : kemampuan individu agai sumber informasi untuk menemukan dan
untuk mengelola dan menjaga data pribadi- membuktikan kebenaran produk-produk IPA.
nya yang disimpan dalam sistem digital. Terlebih lagi saat ini di era New Normal pembela-
jaran IPA dilaksanakan secara daring. Pengem-
e. Communication dan Collaboration : kemam-
bangan komponen literasi digital melalui pem-
puan individu untuk berkomunikasi dan
belajaran IPA dapat dilihat pada Tabel 1
bekerjasama dengan individu lainnya
melalui sistem digital.
4
Seminar Nasional Kolaborasi
PGSD, Magister Manajemen Pendidikan, PG PAUD, dan Magister PG PAUD Universitas Lambung Mangkurat
ISBN: 978-623-96195-0-3
5
Tema : Redesain Pendekatan Manajemen Sekolah dan Pembelajaran di Era Masyarakat 5.0
Banjarmasin, 04 Agustus 2020
ISBN : 978-623-96195-0-3
Kirna, I. M. (2010). Pengaruh Penggunaan Stefany, S., Nurbani, & Badarrudin. (2017).
Hypermedia dalam Pembelajaran Literasi Digital Dan Pembukaan Diri: Studi
Menggunakan Strategi Siklus Belajar terhadap Korelasi Penggunaan Media Sosial Pada
Pemahaman dan Aplikasi Konsep Kimia Pelajar Remaja di Kota Medan. Sosioglobal
Siswa SMP yang Memiliki Dua Gaya Belajar Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Sosiologi,
Berbeda. Universitas Negeri Malang. 2(1), 8–31.
Mardina, R. (2017). Literasi Digital Bagi Generasi Supadmini, N. K., Wijaya, I. K. W. B., &
Digital Natives. Prosiding Seminar Nasional Larashanti, I. A. D. (2020). Implementasi
Perpustakaan & Pustakawan Inovatif Model Pendidikan Lingkungan UNESCO
Kreatif Di Era Digital, 340–352. Surabaya: Di Sekolah Dasar. Cetta : Jurnal Ilmu
Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendidikan, 3(1), 77–83.
Mariana, I. M. A., & Praginda, W. (2009). Hakekat Susiwi. (2007). Pendekatan Pembelajaran dalam
IPA dan Pendidikan IPA. Bandung: P4TK Pembelajaran Kimia. Bandung: Universitas
IPA. Pendidikan Indonesia.
Rouf, A. (2019). Reaktualisasi dan Kontekstualisasi Sutrisno. (2011). Pengantar Pembelajaran Inovatif
Kearifan Lokal dengan Manhaj Global: Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Upaya menjawab problematika dan Jakarta: Gaung Persada Press.
tantangan pendidikan di era Society Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu.
5.0 dan Revolusi Industri 4.0. Prosiding Jakarta: PT Bumi Aksara.
Seminar Nasional Pascasarjana UNNES,
Wijaya, I. K. W. B. (2018). Strategi Penanaman
910–914. Semarang: Program Pascasarjana
Taksonomi Pembelajaran IPA Pada Siswa
Universitas Negeri Semarang.
Sekolah Dasar (SD) Untuk Membentuk
Setyaningsih, R., Abdullah, Prihantoro, E., & Generasi Literasi Sains. Adi Widya, 3(1),
Hustinawaty. (2019). Model Penguatan 30–36.
Literasi Digital Melalui Pemanfaatan
E-Learning. Jurnal ASPIKOM, 3(6), 1200–
1214.