DI SD NEGERI MANGUNSARI 01
KOTA SALATIGA
OLEH
NAMA : AHMAD ALSABAH
PRODI :
MATA KULIAH : LITERASI DASAR
Pemanfaatan akses digital yang seluas-luasnya dapat memberikan akibat positif dan
negatif bagi masyarakat Indonesia. Akses digital bersifat bebas dan memberikan berbagai
macam informasi baik yang berbentuk fakta maupun hoax. Oleh karena itu, masyarakat
diharapkan selektif dan waspada terhadap informasi yang diterima serta mempunyai diri dalam
menerima informasi yang tersebar di media sosial berbasis digital. Pemerintah bertujuan
untuk meningkatkan literasi digital pada masyarakat terutama generasi muda yang masih
berstatus pelajar. Hal ini bertujuan untuk masyarakat dapat menggunakan internet dan
perangkat elektronik dengan benar dan bermanfaat . Upaya gerakan literasi yang
direncanakan oleh pemerintah dapat membiasakan peserta didik di sekolah untuk terampil
melaksanakan kegiatan literasi berbasis digital.
1. Ketrampilan Fungsional
Cara egektif dalam pengembangan keterampilan fungsional adalah mampu
mengadaptasi kemampuan yang dimiliki dalam mengetahui dan mempelajari cara
memanfaatkan teknologi baru. Intinya adalah dengan apa yang dapat dilakukan alat
digital tersebut dan apa yang harus di ketahui untuk menggunakannya dengan benar
dan tepat.
2. Komunikasi dan Interaksi
Komunikasi dan interaksi, termasuk dialog, diskusi dan menumbuhkan ide
masing-masing dalam membangun pemahaman secara bersama-sama. Kemampuan
dalam berkolaborasi adalah kemampuan untuk bekerja sama dengan baik dengan
orang lain untuk menciptakan makna dan pengetahuan bersama. Program literasi
digital bagi generasi muda dapat meningkatkan pemahaman dan ketajaman berpikir
generasi muda dalam memanfaatkan teknologi modern dengan baik.
3. Mempelajari Literasi Digital
Di Indonesia, literasi berbasis digital lebih di dominasi oleh kekhawatiran
masyarakat tentang kemungkinan dampak yang bersifat buruk bagi generasi muda
dari media sosial. Sehingga, beberapa kalangan seperti orang tua, LSM, dan guru
berusaha mencari solusi dalam menghindari dan mencegah pengaruh buruk media
berbasis digital karena dianggap buruk bagi masa depan anak.
4. Berfikir kritis
Berpikir kritis dapat menumbuhkan transformasi, analisis, atau pemrosesan
informasi yang diterima atau ide yang diberikan untuk menjelaskan makna
pengembangan wawasan. Misalnya, asumsi dasar yang mendukung proses
pembuatan informasi yang dapat diterima secara rasional. Oleh karena itu, berbagai
komponen literasi berbasis digital dapat melibatkan kemampuan menggunakan
keterampilan penalaran untuk mengolah media berbasis digital dalam, mengevaluasi
dan menganalisis informasi yang diterima (Mardliyah, 2019).
BABA II
PEMBAHASAN
1. Apa Yang Anda Ketahui Tentang Literasi.
Literasi adalah kemampuan menulis, membaca dan berhitung, serta pengetahuan atau
keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu dan sebagai kemampuan individu dalam
mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Namun, setelah mengikuti
perkuliahan literasi, pemahaman saya tentang literasi telah berkembang Sekarang, saya
menyadari bahwa literasi melibatkan lebih dari sekadar membaca dan menulis. Literasi
mencakup pemahaman, interpretasi, dan penggunaan informasi secara efektif dalam berbagai
konteks. Literasi juga mencakup kemampuan kritis, analitis, dan pemecahan masalah. Saya
belajar bahwa literasi tidak hanya terbatas pada teks tertulis, tetapi juga melibatkan media,
informasi, dan teknologi digital. Selain itu, saya juga menyadari pentingnya literasi dalam
kehidupan modern yang didorong oleh informasi. Literasi memungkinkan kita untuk memahami
dunia di sekitar kita, mengakses dan mengevaluasi informasi dengan kritis, serta berpartisipasi
dalam masyarakat yang semakin terhubung secara digital. Saya juga menyadari bahwa literasi
adalah keterampilan yang terus berkembang dan perlu ditingkatkan sepanjang kehidupan. Secara
keseluruhan, pemahaman saya tentang literasi telah berkembang setelah mengikuti perkuliahan.
Saya sekarang melihat literasi sebagai alat yang kuat untuk menggali pengetahuan dalam diri
saya dan berpartisipasi secara aktif dalam dunia yang semakin kompleks dan maju secara
teknologi.
Kegiatan literasi yang telah ditemukan di lapangan, minim sarana baca di sekolah,
lingkungan rumah dan tingkat kesadaran dalam diri masih kurang. Menurut Pradana (2017)
Temuan studi menunjukkan bahwa sejumlah faktor, termasuk individu dengan kebiasaan
membaca dan menulis yang baik dan mereka yang memiliki kebiasaan membaca dan menulis
yang buruk. Maka, perlu pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah.
1) Fase pembiasaan berusaha untuk merangsang semangat siswa untuk membaca dan kegiatan
yang berhubungan dengan membaca.
2) Tahap pengembangan. Latihan keaksaraan pada tingkat ini dimaksudkan untuk membuat
anak-anak tertarik dalam membaca dan kegiatan yang berhubungan dengan membaca sambil
juga meningkatkan pemahaman dan kefasihan mereka.
3) Tahap pembelajaran bertujuan agar anak tetap tertarik membaca dan kegiatan yang
berhubungan dengan membaca sekaligus meningkatkan kemampuan. literasinya melalui buku
teks dan materi pengayaan. Kegiatan yang dilakukan selama 15 menit pertama sebelum sesi
dimulai dapat digunakan untuk tahap ketiga. Setiap jam sekolah, siswa terlibat dalam kegiatan
ini, yang terdiri dari membaca buku yang sesuai dengan minat mereka.
Menuru Yuliyantiet al. (2018) menemukan bahwa Gerakan Literasi Sekolah akan
berfungsi efektif jika dilaksanakan sesuai dengan kriterianya. Membaca di sekolah dapat
ditingkatkan dengan memiliki guru efektif yang mengajarkan keterampilan literasi, seluruh
perpustakaan, siswa yang bekerja sama dengan perpustakaan, dan sebagainya.
Dengan demikian adanya gerakan literasi sekolah dapat meningkatkan literasi peserta
didik adapun program proses pelaksanaan berdasarkan Septiary & Sidabutar (2020) menyatakan
bahwa proses pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah dibagi menjadi tiga tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Faktor pendukung yang ditemukan selama proses
pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah antara lain:
1) sarana dan prasarana yang memadai, antara lain dua unit perpustakaan, pojok baca, lab
omputer, dan lingkungan literasi
2) Alokasi keuangan yang memadai
3) kerjasama dengan beberapa organisasi
Masalah penggunaan media yang menghambat pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah,
khususnya:
Setelah mengikuti perkuliahan literasi, saya memahami bahwa literasi itu penting bagi setiap
individual, Melalui perkuliahan ini, saya belajar bahwa literasi bukan hanya tentang kemampuan
membaca dan menulis, tetapi juga melibatkan pemahaman, interpretasi, dan penggunaan
informasi secara efektif. Salah satu hal yang paling berkesan bagi saya adalah pemahaman
tentang berbagai macam moda literasi yang digunakan dalam era digital saat ini. Saya menjadi
sadar bahwa literasi tidak hanya terbatas pada buku cetak, tetapi juga meliputi literasi media,
literasi informasi, dan literasi digital. Hal ini memperluas pandangan saya tentang bagaimana
kita bisa menggunakan teknologi dan media secara bijaksana untuk mengakses, menganalisis,
dan menyebarkan informasi dengan tepat. Selain itu, perkuliahan literasi juga membantu saya
memahami strategi dan teknik yang dapat digunakan dalam kegiatan literasi. Saya belajar
tentang pentingnya strategi membaca, seperti mengidentifikasi gagasan utama, membuat
inferensi, dan membuat keterkaitan dengan pengetahuan sebelumnya. Saya juga belajar tentang
pentingnya kemampuan menulis yang efektif, termasuk cara merangkai argumen, menyusun
paragraf yang koheren, dan menggunakan kosa kata yang tepat. Perkuliahan literasi juga
mendorong saya untuk menjadi pembaca dan penulis yang kritis. Saya diajak untuk menggali
lebih dalam dan melihat lebih dari satu perspektif dalam membaca teks. Saya juga diajarkan
untuk mengidentifikasi bias dan kekurangan dalam informasi yang saya di temui. Hal ini sangat
berharga karena membantu saya menjadi konsumen yang cerdas dan kritis terhadap informasi
yang saya temui dalam kehidupan sehari-hari. Secara keseluruhan, perkuliahan literasi telah
memberikan fondasi yang kuat bagi pengembangan keterampilan literasi saya. Saya merasa lebih
percaya diri dalam membaca, menulis, dan memahami teks-teks yang kompleks. Saya juga
merasa lebih mampu mengakses, menganalisis, dan mengkomunikasikan informasi dengan lebih
baik. Saya sangat berterima kasih atas kesempatan ini dan berkomitmen untuk terus
mengembangkan keterampilan literasi saya secara aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Nudiati, D., & Sudiapermana, E. (2020). Literasi sebagai kecakapan hidup abad 21 pada
mahasiswa. Indonesian Journal of Learning Education and Counseling, 3(1), 34-40.
Dewi, D. A., Hamid, S. I., Annisa, F., Oktafianti, M., & Genika, P. R. (2021). Menumbuhkan
karakter siswa melalui pemanfaatan literasi digital. Jurnal Basicedu, 5(6), 5249-5257.
Meliyanti, M., Raraswati, P., Hidayat, D. N., & Aryanto, S. (2021). Kajian Literatur:
Perkembangan literasi dan numerasi di lingkungan keluarga. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3),
6504-6512.