Rasional
Pada era digital saat ini, kemampuan literasi membaca yang diperlukan
seseorang agar tetap eksis di zaman informasi yaitu berkaitan erat dengan
kemampuan berpikir, kemampuan bernalar, dan kreativitas. Seseorang dapat
dikatakan memiliki kemampuan literasi jika ia sudah dapat memahami dan
melakukan sesuatu berdasarkan pemahaman bacaannya (Hirai dalam Harsiati,
2018). Kemampuan literasi membaca adalah kemampuan untuk memanfaatkan
wacana tulis dengan memahami ciri-ciri dan kuncikunci penanda makna untuk
memprediksi, menginterpretasi, dan merekonfirmasi makna secara tepat.
Di samping itu, membaca dapat membantu mengembangkan kognisi sosial
sekaligus menumbuhkan pemikiran rasional dan pemikiran inovatif sehingga
dapat meningkatkan kualitas humanistik dengan signifikansi praktis yang
besar di setiap negara (Ren Lib, dalam Yuliarso, 2019). Oleh karena itulah,
membaca berbagai jenis dan sumber bacaan akan memberikan pengalaman
yang luas dan beragam. Pengalaman ini akan membantu dalam memenuhi
kebutuhan hidup kita di dalam masyarakat. Pengalaman ini juga dapat
membantu memberikan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi. Selain
itu, keterlibatan peserta didik dalam membaca sangat penting karena
berkaitan erat dengan belajar. Dalam semua mata pelajaran membutuhkan
keterlibatan membaca.
Literasi membaca AKMI diukur dalam hubungannya dengan: (1)
ragam/genre bacaan: narasi, eksposisi, dan argumentasi dan format bacaan:
formulir, tabel, atau bagan, (2) tingkat berpikir dalam proses membaca
mencakup kegiatan mencari informasi, membentuk pemahaman yang luas
dari teks, menginterpretasikan, merefleksi/mengevaluasi (konten, bentuk,
dan cirinya), merespons dan mencipta dengan konteks kemampuan
menciptakan narasi yang solutif dan kreatif, dan (3) konteks isi kutipan dan
tujuan pemilihan kutipan. Literasi membaca dilihat dari kemampuan peserta
didik menggunakan teks tulis untuk tujuan-tujuan yang dituntut secara sosial
dan berguna bagi individu untuk mengembangkan pengetahuan/potensinya.
Dalam literasi membaca, membaca bukan decoding sederhana, melainkan
memadukan pemahaman dan penggunaan informasi tulis untuk tujuan-tujuan
fungsional. Literasi membaca mencakup kemampuan kognitif yang lebih
luas daripada pengodean dasar melalui pengetahuan kata per kata, tata
bahasa, linguistik, dan struktur teks. Literasi membaca merupakan
kemampuan metakognitif yang berisi kesadaran dan kemampuan
menggunakan berbagai strategi yang sesuai ketika memproses teks. PISA
mendefinisikan literasi membaca sebagai sebuah pemahaman,
menggunakan, dan merefleksikan teks tertulis untuk mencapai tujuan,
memperoleh pengetahuan, mengembangkan potensi, dan berpartisipasi
dalam masyarakat (OECD dalam Harsiati, 2018).
Sesuai dengan latar belakang dan konsep dasar yang diuraikan di atas,
tujuan penyelengaraan AKMI khusus untuk literas membaca sebagai berikut.
a. Meningkatkan kebiasaan membaca peserta didik melalui stimulus (bahan
Pada literasi membaca MI, terdapat empat level kognitif yang diujikan,
yaitu(1) menemukan informasi (retrieve and access), (2) memahami
(integrate and interpret), (3) mengevaluasi dan merefleksi (evaluate and
reflect), dan (4) merespons dan mencipta (respond and create).
yang berada di luar teks untuk membuat penilaian pada teks atau
membuat refleksi terhadapnya.
2) Peserta didik diminta mampu untuk menganalisis dan menilai konten,
Perlu Intervensi
Peserta didik mampu menemukan satu informasi eksplisit yang
paling menonjol dalam sebuah kalimat sederhana pada teks sastra
maupun teks informasi. Namun, peserta didik belum mampu
mengidentifikasi informasi yang relevan dalam teks sastra maupun teks
informasi. Pada grade ini, peserta didik memerlukan intervensi khusus
karena kemampuan membacanya yang masih sangat rendah. Peserta didik
pada grade perlu pendampingan khusus sudah mampu menemukan satu
informasi yang eksplisit/tersurat dalam teks, tetapi belum mampu
memilih informasi yang relevan dalam teks.
Dalam pembelajaran, guru tidak cukup hanya menggunakan teks
berupa bacaan, tetapi peserta didik perlu diberikan bahan belajar lain
misalnya berupa audio, visual, digital, dan pendampingan secara khusus.
Peserta didik hendaknya membaca dari beragam sumber belajar, tidak
hanya bacaan, bisa audio, visual, digital, dan lainlain. Orang tua
sebaiknya bekerja sama dengan guru/pihak madrasah untuk
mendampingi secara intensif anaknya. Selain itu, orang tua dapat
memberikan umpan balik terhadap saran yang diberikan guru.
Dasar
Peserta didik mampu menemukan lebih dari satu informasi eksplisit;
mampu mengenali tema utama dalam teks. Peserta didik mampu
mengidentifikasi informasi yang relevan dan membuat hubungan
sederhana antarinformasi dalam teks dan antarteks. Peserta didik telah
menguasai kompetensi minimal dalam literasi membaca. Peserta didik
pada grade dasar sudah mampu mengambil informasi dari teks, tetapi
belum mampu memahami secara utuh isi teks.
Dalam pembelajaran, guru disarankan memberikan peserta didik
sumber belajar pendamping dalam bentuk catatan singkat atau simpulan
untuk pemahaman teks yang utuh. Peserta didik hendaknya dibiasakan
membuat peta konsep dari teks yang telah dibaca. Orang tua sebaiknya
memfasilitasi dengan menyediakan berbagai bahan bacaan sesuai
dengan minat anak.
Cakap
Peserta didik mampu menemukan informasi eksplisit dan
mengidentifikasi informasi yang relevan dalam teks. Peserta didik
mampu memahami informasi implisit dalam teks atau antarteks; mampu
menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi;
mampu mengidentifikasi dan menganalisis perubahan dalam elemen
intrinsik (kejadian/karakter/setting/konflik/alur cerita) pada teks sastra,
baik tunggal ataupun multiteks. Peserta didik mampu menyusun
inferensi, membuat koneksi dan prediksi, menyimpulkan berdasarkan
informasi dalam teks, membandingkan hal-hal utama yang berbeda, baik
pada teks tunggal maupun multiteks. Peserta didik pada grade cakap
sudah mampu memahami teks dengan baik. Namun, belum mampu
merefleksi isi teks terhadap kehidupan sehari-hari, menilai kesesuaian isi
teks dengan ilustrasi, dan menilai format penyajian teks.
Pada grade ini, guru prlu memberi pembelajaran identifikasi
lingkungan dan mengaitkannya dengan isi teks. Guru menggunakan
media pembelajaran yang inovatif, bacaan yang kontekstual dan kredibel.
Peserta didik hendaknya berlatih peka terhadap lingkungan dan
melakukan telusur informasi dari sumber-sumber akurat.
Orang tua sebaiknya menyediakan bahan bacaan yang bervariasi.
Terampil
Peserta didik mampu menemukan informasi baik eksplisit maupun
implisit serta mampu menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi
dalam multiteks. Peserta didik mampu menilai kualitas dan kredibilitas
konten pada teks informasi tunggal maupun multiteks. Peserta didik
mampu menilai format penyajian sebuah teks, merefleksi isi wacana
untuk pengambilan keputusan, menetapkan pilihan, dan mengaitkan isi
teks terhadap pengalaman pribadi. Peserta didik pada grade terampil
sudah mampu memahami, menilai, dan mereleksi teks dengan baik,
tetapi belum mampu merespon dan membuat saran/imbauan/kalimat
hikmah berdasarkan permasalahan dalam teks.
Pada grade ini, Guru dalam pembelajaran menggunakan strategi
yang variatif, misalnya Problem Based Learning, Project Based
Learning, dan lain-lain. Peserta didik hendaknya aktif terlibat dalam
proses pembelajaran, terutama dalam membaca efektif (scanning,
skiming, dan sebagainya). Orang tua sebaiknya memberikan apresiasi
terhadap keaktifan anaknya dalam kegiatan membaca.