Anda di halaman 1dari 9

LITERASI DAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH

DIKLAT PENGUATAN SKS SMA DI JAWA TENGAH

Oleh:

Wahyu Aminoto, S.Pd


GURU SMA N 1 KEBUMEN

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI JAWA TENGAH
2019
1 | Materi Penguatan SKS di SMA Tahun 2019 Hotel Grand Hap Solo
A. Latar Belakang
Abad 21 ditandai dengan berkembangnya informasi, komputasi, otomasi, dan
komunikasi yang merambah dalam segala aspek kehidupan manusia di semua belahan
dunia. Hal ini tentunya berdampak pada dunia pendidikan yang tentunya berimbas pada
kompetensi peserta didik secara menyeluruh. Kecakapan hidup abad abad 21 atau
dengan istilah 4 C yang menuntut setiap peserta didik mampu setidaknya 4 hal yaitu (1)
Comunication (berkomunikasi), (2) Collaborative (bekerja sama), (3) Critical Thinking
(mampu berfikir kritis), dan (4) Creativity (mempunyai berkreatifitas).
Berdasarkan data capaian kemampuan berliterasi peserta didik yang sangat
berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan
memahami informasi secara analitis, kritis, dan reflektif. Pada tingkat sekolah
menengah (usia 15 tahun) pemahaman membaca peserta didik Indonesia (selain
matematika dan sains) diuji oleh Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan
Ekonomi (OECD, Organization for Economic Cooperation and Development) dalam
Programme for International Student Assessment (PISA). Dan data PISA 2009
menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-57 dengan skor 396
(skor rata-rata OECD 493), sedangkan PISA 2012 menunjukkan peserta didik
Indonesia berada pada peringkat ke-64 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 496)..
Sebanyak 65 negara berpartisipasi dalam PISA 2009 dan 2012. Dari kedua hasil ini
dapat dikatakan bahwa praktik pendidikan yang dilaksanakan di sekolah belum
memperlihatkan fungsi sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang berupaya
menjadikan semua warganya menjadi terampil membaca untuk mendukung mereka
sebagai pembelajar sepanjang hayat.
Dengan memperhatikan beberapa hal di atas dan sebagai bangsa yang besar,
Indonesia harus mampu mengembangkan budaya literasi sebagai prasyarat kecakapan
hidup abad ke-21 melalui pendidikan yang terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah,
sampai dengan masyarakat. Penguasaan enam literasi dasar yang disepakati oleh World
Economic Forum pada tahun 2015 menjadi sangat penting tidak hanya bagi peserta
didik, tetapi juga bagi orang tua dan seluruh warga masyarakat. Enam literasi dasar
tersebut mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital,
literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan.
Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mengembangkan gerakan literasi sekolah (GLS) yang melibatkan semua pemangku
kepentingan di bidang pendidikan, mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota,
hingga satuan pendidikan. Selain itu, pelibatan unsur eksternal dan unsur publik, yakni
orang tua peserta didik, alumni, masyarakat, dunia usaha dan industri juga menjadi
komponen penting dalam GLS.

Dengan GLS diharapkan kompetensi peserta didik meningkat sehingga mampu


menghadapi dan memenuhi semua tuntutan abad 21. Yaitu peserta didik yang
mempunyai kemampuan: (1) mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan
diberi tahu, (2) merumuskan masalah (menanya), bukan hanya menyelesaikan masalah
(menjawab), (3) berpikir analitis (mengambil keputusan) bukan berpikir mekanistis

2 | Materi Penguatan SKS di SMA Tahun 2019 Hotel Grand Hap Solo
(rutin), dan (4) menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam
menyelesaikan masalah (Kemdikbud, 2013).

B. Pengertian
1. Pengertian Literasi
Pengertian Literasi Sekolah adalah kemampuan mengakses, memahami, dan
menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca,
melihat, menyimak, menulis, dan/ atau berbicara.
Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan
berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital,
dan auditori. Literasi dapat dijabarkan menjadi Literasi Dasar (Basic Literacy), Literasi
Perpustakaan (Library Literacy), Literasi Media (Media Literacy), Literasi Teknologi
(Technology Literacy), Literasi Visual (Visual Literacy).
1) Literasi Dasar (Basic Literacy)
a) Literasi Baca dan Tulis
Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca,
menulis, mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk
menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai
tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di
lingkungan sosial.

b) Literasi Numerasi
Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk (a) bisa memperoleh,
menginterpretasikan, menggunakan, dan mengomunikasikan berbagai macam
angka dan symbol matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam
berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari; (b) bisa menganalisis informasi
yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.) untuk
mengambil keputusan.

c) Literasi Sains
Literasi sains adalah pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu
mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan
fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasarkan fakta, memahami
karakteristik sains, membangun kesadaran bagaimana sains dan teknologi
membentuk lingkungan alam, intelektual dan budaya, serta meningkatkan
kemauan untuk terlibat dan peduli dalam isu-isu yang terkait sains.

d) Literasi Digital
Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media
digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi,
menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak,
cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan
interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

e) Literasi Finansial
Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan (a)
pemahaman tentang konsep dan risiko, (b) keterampilan, dan (c) motivasi dan
3 | Materi Penguatan SKS di SMA Tahun 2019 Hotel Grand Hap Solo
pemahaman agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial
untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan
dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.

f) Literasi Budaya dan Kewargaan


Literasi budaya adalah pengetahuan dan kecakapan dalam memahami dan
bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Sementara itu,
literasi kewargaan adalah pengetahuan dan kecakapan dalam memahami hak dan
kewajiban sebagai warga masyarakat.

2) Literasi Perpustakaan (Library Literacy)


Literasi perpustakaan antra lain, memberikan pemahaman cara membedakan bacaan
fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodical, memahami
Dewey Decimal System (DDC) (klasifikasi perpustakaan yang diciptakan oleh Melvil
Dewey (1851–1931) pada tahun 1876) sebagai klasifikasi pengetahuan yang
memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalok
dan lain – lain dan mampu memanfaatkan sarana perpustakaan secara tertib dan
benar.
3) Literasi Media (Media Literacy),
Yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti
media cetak, media elektronik (media radio, media telivi), media digital (media
internet) dan memahami tujuan penggunaanya.
Dewasa ini, kita mendapatkan sebagaian besar informasi melalui sistem berkat
teknologi media. Ketrampilan membaca berbagai jenis media telah menjadi
ketrampilan penting di abad ke – 21. Literasi media dapat diartikan kemampuan
untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan membuat media. Banyak
pendidik telah menemukan bahwa literasi media adalah cara yang efektif dan
menarik untuk menerapkan ketrampilan berfikir kritis untuk berbagai masalah.
4) Literasi Teknologi (Technology Literacy),
Yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti piranti
keras (hardware), piranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam
memanfaatkan teknologi. Lebih lanjut bahwa kemampuan dalam memahami
teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan menggunakan computer seperti
mengakses internet dan lain – lain.
5) Literasi Visual (Visual Literacy).
Adalah pemahaman tingkat lanjut antara litarasi media dan literasi teknologi, yang
mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi
visual dan audio visual secara kritis dan bermartabat.

2. Gerakan Literasi Sekolah

4 | Materi Penguatan SKS di SMA Tahun 2019 Hotel Grand Hap Solo
Gerakan Literasi Sekolah GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara
menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya
literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
GLS merupakan gerakan literasi yang aktivitasnya banyak dilakukan di sekolah
dengan melibatkan siswa, pendidikan dan tenaga kependidikan, serta orang tua. GLS
dilakukan dengan menampilkan praktik baik tentang literasi dan menjadikannya
sebagai kebiasaan serta budaya di lingkungan sekolah. Literasi juga dapat
diintegrasikan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga menjadi bagian
tidak terpisahkan dari semua rangkaian kegiatan siswa dan pendidik, baik di dalam
maupun di luar kelas. Pendidik dan tenaga kependidikan tentu memiliki kewajiban
moral sebagai teladan dalam hal berliterasi. Agar lebih masif, program GLS melibatkan
partisipasi publik, seperti pegiat literasi, orang tua, tokoh masyarakat, dan profesional.
Keberhasilan berliterasi di sekolah perlu diupayakan melalui kegiatankegiatan yang
menumbuhkan budaya literasi.
Kegiatan-kegiatan tersebut mengacu pada lima aspek strategi yang sudah ditetapkan.
1) Penguatan Kapasitas Fasilitator
a. Pelatihan guru dan tenaga kependidikan dalam menerapkan literasi pada
pembelajaran;
b. Pelatihan guru dan tenaga kependidikan dalam pembuatan mainan edukatif
berbasis literasi; dan
c. Forum diskusi bagi warga sekolah untuk mengembangkan kegiatan literasi dan
menigkatkan kemampuan berliterasi.

2) Penigkatan Jumlah dan Ragam Sumber Bacaan Bermutu


a. Penyediaan bahan bacaan nonpelajaran yang beragam;
b. Penyediaan alat peraga dan mainan edukatif yang mendukung kegiatan literasi;
c. Penyediaan bahan belajar literasi dalam bentuk digital; dan
d. Program menulis buku bagi siswa, guru, dan tenaga kependidikan.

3) Perluasan Akses terhadap Sumber Belajar dan Cakupan Peserta Belajar


a. Pengembangan sarana penunjang yang membentuk ekosistem kaya literasi;
b. Penyediaan laboratorium yang berkaitan dengan literasi, misalnya, laboratorium
bahasa, sains, finansial, dan digital;
c. Penyediaan pojok baca, baik di tiap kelas maupun di tempat-tempat strategis di
sekolah;
d. Pengoptimalan perpustakaan sekolah;
e. Penyelenggaraan open house oleh sekolah yang sudah mengembangkan literasi;
f. Program pengimbasan sekolah; dan
g. Pelaksanaan kampanye literasi.

4) Peningkatan Pelibatan Publik


a. Pelaksanaan sesi diskusi dengan tokoh atau pegiat berbagai bidang literasi
mengenai pengalaman dan pengetahuan mereka terkait dengan bidang yang
mereka kuasai;
b. Pelaksanaan festival atau bulan literasi yang melibatkan pakar, pegiat literasi,
dan masyarakat umum; dan
c. Pelibatan BUMN dan DUDI dalam pengadaan bahan bacaan dan kegiatan
literasi di sekolah.

5 | Materi Penguatan SKS di SMA Tahun 2019 Hotel Grand Hap Solo
5) Penguatan Tata Kelola
a. Pengalokasian waktu atau jadwal khusus untuk melakukan berbagai kegiatan
literasi di sekolah;
b. Pengalokasian anggaran untuk mendukung literasi di sekolah;
c. Pembentukan tim literasi sekolah yang terdiri atas kepala sekolah, pengawas,
guru, dan wakil orang tua peserta didik dengan tugas memantau berjalannya
kegiatan-kegiatan literasi di sekolah;
d. Pembuatan kebijakan yang mengatur kegiatan literasi di sekolah sehingga dapat
memaksimalkan keterlibatan semua warga sekolah; dan
e. Penguatan peran komite sekolah untuk membangun relasi kerja sama dan
komitmen dalam melaksanakan kegiatan literasi.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan
ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar
mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
2. Tujuan Khusus
a. Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
b. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
c. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak
agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku
bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

D. Ruang Lingkup
1. Lingkungan fisik sekolah (fasilitas dan sarana prasarana literasi).
2. Lingkungan sosial dan afektif (dukungan dan partisipasi aktif seluruh warga
sekolah).
3. Lingkungan akademik (program literasi yang menumbuhkan minat baca dan
menunjang kegiatan pembelajaran di SMA).
E. Sasaran
Sasaran GLS adalah peserta didik, pendidik, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan
F. Target Pencapaian Pelaksanaan GLS di SMA
GLS di SMA menciptakan ekosistem pendidikan di sekolah yang literat. Ekosistem
pendidikan yang literat adalah lingkungan yang :
1. menyenangkan dan ramah peserta didik, sehingga menumbuhkan semangat
warganya dalam belajar;
2. semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama;
3. menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan;
4. memampukan warganya cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada
lingkungan sosialnya; dan
5. mengakomodasi partisipasi seluruh warga sekolah dan lingkungan eksternal.

6 | Materi Penguatan SKS di SMA Tahun 2019 Hotel Grand Hap Solo
G. Tahapan – tahapan Pelaksanaan GLS
1. Sosialisasi tentang budaya membaca (Literasi) kepada seluruh warga sekolah
meliputi peserta didik, guru, komite sekolah, dan karyawan sekolah.
2. Membuat komitmen tentang pentingnya Literasi dan GLS.
3. Membuat (kreatifitas siswa di kelas) perpustakaan kelas.
4. Menyediakan buku jurnal membaca.
5. Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca (Permendikbud No.
23 Tahun 2015) dijadwalkan tiap hari, kemajuan membaca dituangkan di jurnal
membaca.
6. Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi isi dari sebuah
buku (dibuat synopsis) dan cetak menggunakan bahasa / tulisan siswa atau di
upload di web sekolah.
7. Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran: menggunakan buku
pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran.

Daftar Pustaka:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta tahun 2017, Gerakan Literasi Nasional,

Lampiran :
Daftar renca program GLS di masing – masing sekolah

7 | Materi Penguatan SKS di SMA Tahun 2019 Hotel Grand Hap Solo
RENCANA KERJA PROGRAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH

No Nama Kegiatan Waktu Penanggungjawab Sasaran Sarana Tujuan Tindak Lanjut Anggaran
1. Sosialisasi .. Kepala Sekolah Semua Aula/Lapangan .. .. Komite/Bos/BOP
Warga
Sekolah
2 15 menit 06.45 – 1. Kelas : Guru jam 1. Peserta 1. Perpus Kelas 1. Menumbuhkembangkannya 1. Tercetaknya hasil Komite/BOS/BOP
membaca 07.00 pertama didik di 2. Perpus Guru budaya membaca ringkasan bacaan /
2. Pembimbing setiap 3. Perpus 2. synopsis
Akademik kelas Sekolah 2. Terpublikasikannya
3. Sekolah: Waka 2. Bapak karya siswa
4. Kepala Sekolah ibu 3. Terwujudnya
5. Pengawas Guru/TU budaya literasi di
Sekolah sekolah
3 Pojok Baca 1. Waka 1. Peserta
2. Pustakawan didik
sekolah 2. Bapak
3. Pustakawan ibu guru
Muda 3. Tamu
sekolah
4 Perpustakaan Terjadwal
5 Literasi Media Lab Bahasa,
Lab Kom
6 Literasi Visual Ruang
Multimedia

8 | Materi Penguatan SKS di SMA Tahun 2019 Hotel Grand Hap Solo
9 | Materi Penguatan SKS di SMA Tahun 2019 Hotel Grand Hap Solo

Anda mungkin juga menyukai