Tahun 2018
DAFTAR ISI............................................................................................................ 2
1.1. Pendahuluan
Literasi menjadi kata kunci dalam Gerakan Literasi Nasional (GLN). GLN merupakan
upaya untuk mensinergikan semua potensi serta memperluas keterlibatan publik dalam
menumbuhkan, mengembangkan, dan membudayakan literasi di Indonesia. GLN
digulirkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui program Gerakan Literasi
Sekolah (GLS), Gerakan Literasi Masyarakat (GLM), dan Gerakan Literasi Keluarga
(GLK), serta kegiatan turunan dari ketiga program tersebut.
Ranah GLN, sebagaimana di dalam Panduan Gerakan Literasi Nasional (2017), terdiri
atas:
1) Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
GLS dilaksanakan dengan mengintegrasikannya kegiatan kurikuler, kokurikuler dan
ektrakurikuler. Pelaksanaannya dapat dilakukan di dalam kelas atau di luar kelas
yang didukung oleh orang tua dan masyarakat.
Modul literasi ini ditujukan untuk tenaga perpustakaan sekolah maka pembahasan lebih
memfokuskan dan merujuk pada Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Literasi, dalam Buku
Saku Gerakan Literasi Sekolah, dinyatakan sebagai kemampuan mengakses,
memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas.
Mata ajar bimtek ini membekali peserta pengetahuan tentang literasi informasi sebagai
kompetensi yang diperlukan pada abad 21, dan keterampilan menelusur informasi dari
berbagai sumber informasi berkualitas sesuai prinsip literasi informasi, yaitu efisien,
efektif, dan sesuai etika.
Setelah mengikuti mata ajar ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan tentang
pentingnya literasi informasi sebagai kompetensi yang diperlukan pada abad 21 dan
terampil dalam menelusur informasi secara efektif, efisien, dan sesuai etika.
2.1. Pengantar
Literasi, dalam Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah, dinyatakan sebagai kemampuan
mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas. Literasi menurut
GLS ini senada dengan istilah “literasi informasi” dari sudut pandang perpustakaan.
Kemampuan literasi informasi ini sangat berkaitan dengan pendidikan anak, kurikulum
2013, dan kecakapan abad 21.
Pentingnya kemampuan literasi informasi bagi siswa juga terlihat dengan dijadikannya
kemampuan literasi informasi sebagai salah satu kecakapan yang diperlukan di abad 21.
Partnership for 21st Century Learning (2015) menyatakan literasi informasi menjadi
kompetensi penting untuk memastikan siswa sukses dalam dunia dimana perubahan
adalah tetap dan pembelajaran tidak pernah berhenti.
2.3.1. Kenali
Kenali disini adalah kemampuan untuk mengenali kebutuhan informasi. Pada
tahapan kenali dilakukan dua hal, yaitu definisikan permasalahan dan identifikasi
kebutuhan informasi. Masalah apa yang sebenarnya ingin dipecahkan? Informasi
apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah tersebut?
2.3.2. Cari
Cari disini adalah kemampuan untuk menelusur dan menemukan informasi yang
dibutuhkan. Pada tahapan cari dilakukan dua hal, yaitu menentukan strategi
pencarian informasi dengan menentukan identifikasi sumber informasi dan
memilih sumber informasi, serta menentukan lokasi dan akses dengan mencari
sumber informasi dan mencari informasi dalam sumber informasi. Sumber
informasi dapat berupa bahan audio, tercetak, bahan audio-visual, dan digital.
Sumber informasi audio dapat berupa pengetahuan yang berada pada orang
tertentu dimana pengetahuan tersebut belum dibagikan pemilik pengetahuan
dalam bentuk apa pun. Modul ini akan menfokuskan pada sumber informasi
digital.
No Domain Keterangan
1 .co.id diperuntukkan bagi badan usaha/organisasi/entitas bisnis,
atau sejenisnya yang berbadan hukum dan beroperasi di
Indonesia
No Domain Keterangan
2 .net.id diperuntukkan bagi badan usaha/organisasi/entitas yang
bergerak di bidang telekomunikasi (ISP, Telco, VSAT,
Selular/Mobil atau sejenis)
3 .ac.id diperuntukkan bagi Lembaga Pendidikan Tinggi/organisasi/
entitas yang memiliki izin/akreditasi penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi.
4 .sch.id diperuntukkan bagi Lembaga Pendidikan Dasar dan
Menengah, yang bernaung di bawah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementerian lainnya,
termasuk pendidikan non-formal (luar sekolah) yang diakui
oleh SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)
5 .or.id diperuntukkan bagi organisasi sosial, politik, pemuda,
kemasyarakatan, perkumpulan, komunitas, himpunan dan
sejenis.
2.3.2.2. Googling
Di era internet saat ini, mencari sesuatu di mesin pencari, misalnya
Google, menjadi suatu kebiasaan. Mencari melalui Google memerlukan
cara tersendiri agar hasil yang ditemukan sesuai dengan diinginkan.
Tidak jarang yang menjadi tersesat dibelantara informasi yang
ditemukannya.
Berikut beberapa tips dalam pencarian melalui Google:
Menggunakan perintah tanda kutip (“ ”) untuk pencarian frase.
Misalnya “mata kaki” untuk mencari frase mata kaki. Jika tidak
menggunakan tanda kutip Google akan menganggapnya sebagai dua
kata yang berbeda.
Menggunakan perintah filetype: untuk mendapatkan hasil
penelusuran dalam format file tertentu. Misalnya filetype: pdf untuk
mencari berbentuk Portable Document Format (pdf).
2.3.3. Evaluasi
Setelah mendapatkan sumber informasi di internet maka website tersebut perlu
dievaluasi dengan menggunakan 5-finger test. Evaluasi website perlu dilakukan
dalam rangka untuk mendapatkan informasi yang terpecaya. Tidak semua yang
ada di internet dapat dipercaya.
1) Otoritas
Evaluasi berupa otoritas adalah evaluasi untuk sumber informasi. Dalam
melakukan evaluasi berupa otoritas dapat digunakan pertanyaan berikut ini:
Apakah ada pengarangnya?
Apakah pengarang tersebut mempunyai kualifikasi untuk berbicara di
topik tersebut?
Apakah institusi, organisasi, atau pengarang dikenal dalam bidang
tersebut?
Apakah terdapat alamat untuk menghubungi lebih lanjut?
Modul literasi informasi ini dibuat untuk Bimbingan Teknis Tenaga Pengelola Perpustakaan
Sekolah. Penekanan modul adalah pada kemampuan dalam menelusur informasi di internet,
termasuk bagaimana menilai sebuah website atau sumber informasi di internet. Kemampuan
ini merupakan bagian dari kemampuan literasi informasi.
Literasi Informasi merupakan kompetensi yang penting dalam menjalani hidup di abad 21.
Literasi informasi yang lebih dikenal dengan sebutan literasi, digencarkan oleh pemerintah
melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Gerakan Literasi Nasional yang di
dalamnya terdapat Gerakan Literasi Sekolah. Gerakan Literasi Sekolah sejalan dengan tujuan
kurikulum 2013, hal ini berarti kemampuan literasi informasi sangat penting dalam
mendukung keberhasilan pengajaran.
Arsana, I M.A. & Julzarika, A. 2007. Memanfaatkan Fitur-Fitur Google. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Horton, F.W. 2007. Understanding Information Literacy: a Primer. Paris: United Nations
Educational, Scientific and Cultural Organization.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2012. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2012 tentang Penetapan Rancangan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia sektor jasa kemasyarakatan, sosial
budaya, hiburan, dan perorangan lainnya bidang perpustakaan menjadi standar
kompetensi kerja nasional Indonesia. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. [n.d.]. Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
National Library Board. 2013. Ace Your Project Work! Helping Your Child Excel at School
Project: Parent’s Guide. Singapura: National Library Board.
Partnership for 21st Century Learning. 2015. P21 Framework Definitions. Washington:
Partnership for 21st Century Learning.
Pengelola Nama Domain Internet Indonesia. 2017. Kebijakan Pendaftaran Nama Domain.
Jakarta: Pengelola Nama Domain Internet Indonesia.