Anda di halaman 1dari 20

PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

DALAM LITERASI INFORMASI DI SEKOLAH

Modul Bimbingan Teknis


Tenaga Pengelola Perpustakaan Sekolah

Tahun 2018

Oleh Arief Wicaksono, M.Hum.


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 3


1.1. Pendahuluan............................................................................................... 3
1.2. Deskripsi Singkat ....................................................................................... 5
1.3. Indikator Keberhasilan .............................................................................. 5

BAB II LITERASI INFORMASI ............................................................................ 6


2.1. Pengantar ................................................................................................... 6
2.2. Perpustakaan Sekolah ................................................................................ 8
2.3. Literasi Informasi ...................................................................................... 10
2.3.1. Kenali .............................................................................................. 11
2.3.2. Cari .................................................................................................. 12
2.3.3. Evaluasi ........................................................................................... 16

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 20

2 Bahan Ajar untuk Pembinaan Tenaga Perpustakaan Sekolah - 2018


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Pendahuluan

Literasi menjadi kata kunci dalam Gerakan Literasi Nasional (GLN). GLN merupakan
upaya untuk mensinergikan semua potensi serta memperluas keterlibatan publik dalam
menumbuhkan, mengembangkan, dan membudayakan literasi di Indonesia. GLN
digulirkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui program Gerakan Literasi
Sekolah (GLS), Gerakan Literasi Masyarakat (GLM), dan Gerakan Literasi Keluarga
(GLK), serta kegiatan turunan dari ketiga program tersebut.
Ranah GLN, sebagaimana di dalam Panduan Gerakan Literasi Nasional (2017), terdiri
atas:
1) Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
GLS dilaksanakan dengan mengintegrasikannya kegiatan kurikuler, kokurikuler dan
ektrakurikuler. Pelaksanaannya dapat dilakukan di dalam kelas atau di luar kelas
yang didukung oleh orang tua dan masyarakat.

2) Gerakan Literasi Keluarga (GLK)


GLK dilaksanakan dalam bentuk penyediaan bahan bacaan keluarga, penguatan
pemahaman tentang pentingnya literasi bagi keluarga, dan pelaksanaan kegiatan
literasi bersama keluarga. Semua anggota keluarga bisa saling memberikan tauladan
dalam melakukan literasi di dalam keluarga dengan berbagai macam variasi
kegiatan.

3) Gerakan Literasi Masyarakat (GLM)


GLM dilaksanakan dalam bentuk penyediaan bahan bacaan yang beragam di ruang
publik, penguatan fasilitator literasi masyarakat, perluasan akses terhadap sumber
belajar, dan perluasan pelibatan publik dalam berbagai bentuk kegiatan literasi.

3 Bahan Ajar untuk Pembinaan Tenaga Perpustakaan Sekolah - 2018


Literasi yang ditumbuhkan, dikembangkan, dan dibudayakan oleh GLN adalah:
 Literasi baca tulis, merupakan kemampuan untuk memahami isi teks tertulis, baik
yang tersirat maupun tersurat, dan menggunakannya untuk mengembangkan
pengetahuan dan potensi diri, serta menuangkan gagasan dan ide ke dalam tulisan
dengan susunan yang baik untuk berparsipasi di lingkungan sosial.
 Literasi numerasi, merupakan kecakapan untuk menggunakan berbagai macam
angka dan simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah
praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari, dan kecakapan untuk
menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk grafik, tabel,
bagan, dan menggunakan interpretasi hasil analisis untuk memprediksi dan
mengambil keputusan.
 Literasi sains, merupakan kecakapan memahami fenomena alam dan sosial di sekitar
kita, dan kecakapan untuk mengambil keputusan yang tepat secara ilmiah agar kita
dapat hidup dengan lebih nyaman, lebih sehat, dan lebih baik.
 Literasi digital, merupakan kecakapan menggunakan media digital dengan beretika
dan bertanggung jawab untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi.
 Literasi finansial, merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan
pemahaman tentang konsep, risiko, keterampilan, dan motivasi dalam konteks
finansial.
 Literasi budaya dan kewargaan. Literasi budaya merupakan kemampuan dalam
memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa.
Literasi kewargaan adalah kemampuan dalam memahami hak dan kewajibannya
sebagai warga negara.

Modul literasi ini ditujukan untuk tenaga perpustakaan sekolah maka pembahasan lebih
memfokuskan dan merujuk pada Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Literasi, dalam Buku
Saku Gerakan Literasi Sekolah, dinyatakan sebagai kemampuan mengakses,
memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas.

4 Bahan Ajar untuk Pembinaan Tenaga Perpustakaan Sekolah - 2018


1.2. Deskripsi Singkat

Mata ajar bimtek ini membekali peserta pengetahuan tentang literasi informasi sebagai
kompetensi yang diperlukan pada abad 21, dan keterampilan menelusur informasi dari
berbagai sumber informasi berkualitas sesuai prinsip literasi informasi, yaitu efisien,
efektif, dan sesuai etika.

1.3. Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti mata ajar ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan tentang
pentingnya literasi informasi sebagai kompetensi yang diperlukan pada abad 21 dan
terampil dalam menelusur informasi secara efektif, efisien, dan sesuai etika.

5 Bahan Ajar untuk Pembinaan Tenaga Perpustakaan Sekolah - 2018


BAB II
LITERASI INFORMASI

2.1. Pengantar

Literasi, dalam Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah, dinyatakan sebagai kemampuan
mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas. Literasi menurut
GLS ini senada dengan istilah “literasi informasi” dari sudut pandang perpustakaan.
Kemampuan literasi informasi ini sangat berkaitan dengan pendidikan anak, kurikulum
2013, dan kecakapan abad 21.

Pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari pemikiran Ki Hajar Dewantara. Menurut Ki


Hajar Dewantara (1962), pendidikan adalah daya-upaya untuk memajukan
pertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak,
dalam rangka kesempurnaan hidup dan keselarasan dengan dunianya. Konsep budi
pekerti, pikiran, dan tubuh ini menjelma di kurikum 2013 yang memusatkan perhatian
pada tiga hal, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pengetahuan merupakan
konsep Ki Hajar Dewantara tentang pikiran, keterampilan merupakan konsep atas
tubuh, dan sikap merupakan konsep atas budi pekerti.

Dalam penjelasan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun


2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, disebutkan 14 prinsip
pembelajaran, yaitu:
1) dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
2) dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber
belajar;
3) dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan
ilmiah;
4) dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
5) dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;

6 Bahan Ajar untuk Pembinaan Tenaga Perpustakaan Sekolah - 2018


6) dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7) dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills);
9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani);
11) pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;
12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pembelajaran; dan
14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Keempat belas prinsip pembelajaran ini ikut menjadi dasar penumbuhan,


pengembangan, dan pembudayakan literasi di Indonesia melalui lembaga sekolah.
Kemampuan literasi informasi sangat dibutuhkan untuk mendukung prinsip
pembelajaran. Siswa yang mempunyai kompetensi literasi informasi akan mampu
menjalani keempat belas prinsip pembelajaran.

Pentingnya kemampuan literasi informasi bagi siswa juga terlihat dengan dijadikannya
kemampuan literasi informasi sebagai salah satu kecakapan yang diperlukan di abad 21.
Partnership for 21st Century Learning (2015) menyatakan literasi informasi menjadi
kompetensi penting untuk memastikan siswa sukses dalam dunia dimana perubahan
adalah tetap dan pembelajaran tidak pernah berhenti.

7 Bahan Ajar untuk Pembinaan Tenaga Perpustakaan Sekolah - 2018


Gambar 1. Kerangka Pembelajaran Abad 21 (sumber: www.p21.org)

2.2. Perpustakaan Sekolah


Pustakawan dan perpustakaan sekolah merupakan salah satu unsur dalam Gerakan
Literasi Sekolah (GLS). Perpustakaan sekolah dalam suatu sekolah menjadi keharusan
karena menjadi syarat untuk penyediaan lingkungan fisik sekolah yang kaya literasi.
Peran dasar yang dapat dilakukan perpustakaan sekolah dalam GLS adalah:

1) Menyediakan koleksi teks cetak, visual, digital, maupun multimodal.


Perpustakaan sekolah menjadi tempat penyimpanan dan temu kembali koleksi yang
berkualitas baik. Keterbatasan finansial yang umumnya dihadapi perpustakaan
sekolah harus disiasati dengan memanfaatkan koleksi digital yang bersifat terbuka di
internet. Perpustakaan sekolah dapat memberikan berbagai tautan perpustakaan
digital yang tersedia di internet.
Contohnya adalah iPusnas yang dikembangkan Perpustakaan Nasional RI. iPusnas
merupakan perpustakaan digital berbasis aplikasi. Terdapat banyak buku digital
yang tersedia yang dapat dipinjam dan dinikmati oleh siswa, maupun guru. Buku

8 Bahan Ajar untuk Pembinaan Tenaga Perpustakaan Sekolah - 2018


dalam iPusnas terdiri atas berbagai subjek, baik fiksi maupun non fiksi. Beberapa
daerah ikut mengembangkan perpustakaan digital seperti iPusnas, misalnya:
iJakarta, iJateng.
Contoh lainnya adalah e-resources Perpustakaan Nasional RI. Dalam e-resources
Perpustakaan Nasional RI terdapat banyak artikel digital dari berbagai jurnal
internasional dan juga buku digital internasional. Syarat untuk dapat mengakses e-
resources Perpustakaan Nasional RI adalah telah terdaftar menjadi anggota
Perpustakaan Nasional RI secara online.

2) Menyediakan layanan informasi dan referens.


Perpustakaan sekolah, selain menjadi penyedia koleksi perpustakaan, dapat
melakukan layanan informasi dan referens. Perpustakaan sekolah dengan layanan
referens menjadi tempat bertanya siswa mengenai apapun. Pustakawan di
perpustakaan sekolah harus mempunyai kompetensi literasi informasi atau
penelusuran informasi agar dapat menjalanlan layanan referens. Siswa yang
kesulitan untuk mencari bahan pengayaan dapat meminta bantuan perpustakaan
sekolah. Siswa yang kesulitan untuk mencari topik karya akhir dapat berdiskusi
dengan pustakawan perpustakaan sekolah.

3) Mengajarkan kemampuan literasi informasi.


Memberikan bimbingan literasi informasi merupakan salah satu kompetensi dari
tenaga pengelola perpustakaan sekolah. Hal ini tercantum dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008. Berdasarkan peraturan menteri ini,
terlihat ada tahapan dalam melakukan bimbingan literasi informasi, yaitu:
a. Mengidentifikasi kemampuan dasar literasi informasi siswa
b. Menyusun panduan dan materi bimbingan literasi informasi sesuai dengan
kebutuhan siswa
c. Membimbing siswa mencapai literasi informasi
d. Mengevaluasi pencapaian bimbingan literasi informasi

9 Bahan Ajar untuk Pembinaan Tenaga Perpustakaan Sekolah - 2018


Setelah mengevaluasi pencapaian bimbingan literasi informasi, tenaga pengelola
perpustakaan sekolah kembali dilakukan tahapan mengidentifikasi kemampuan dasar
literasi dan seterusnya. Tahapan yang menjadi kompetensi ini menjadi sebuah siklus
yang seharusnya berputar untuk tetap melakukan perubahan.

Gambar 2. Strategi Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (sumber: Desain Induk)

2.3. Literasi Informasi


Literasi, dalam Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah, dinyatakan sebagai kemampuan
mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas. Literasi menurut
GLS ini senada dengan istilah “literasi informasi” dari sudut pandang perpustakaan.
Literasi informasi, dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia bidang
Perpustakaan (2012), merupakan kemampuan untuk mengenali kebutuhan informasi
(organisasi perpustakaan, sumber daya yang tersedia, teknik penelusuran),
mengevaluasi secara kritis cakupan (isi) informasi dan menggunakannya secara efektif
sesuai etika informasi.

10 Bahan Ajar untuk Pembinaan Tenaga Perpustakaan Sekolah - 2018


Literasi informasi sangat penting untuk dimiliki setiap individu dalam masyarakat.
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO)
menyatakan literasi informasi merupakan bagian dari hak asasi manusia, yaitu belajar
sepanjang hayat (lifelong learning). Literasi informasi menjadi bagian dari kecapakan
abad 21. Literasi informasi akan mendukung prinsip pembelajaran bahwa peserta didik
mencari tahu, belajar berbasis aneka sumber belajar, pembelajaran dengan jawaban
yang kebenarannya multi dimensi, dan pembudayaan peserta didik sebagai pembelajar
sepanjang hayat.

Dengan demikian, literasi informasi merupakan kemampuan personal untuk mengenali


kebutuhan informasinya, mencari informasi tersebut, mengevaluasi informasi yang
didapatkan, dan menggunakan informasi untuk keperluannya. Wicaksono (2015)
mengajukan “4i” untuk memudahkan dalam mengingat, mempromosikan, dan
melakukan pengajaran literasi informasi. “4i” adalah kenali, cari, evaluasi, dan pakai.
“4i” ini menjadi suatu siklus untuk terus belajar sepanjang hayat. Modul ini
menggunakan istilah ini untuk ikut memudahkan. Modul ini hanya sampai pada “i”
yang ketiga. “i” yang keempat, yaitu “pakai” tidak dibahas.

2.3.1. Kenali
Kenali disini adalah kemampuan untuk mengenali kebutuhan informasi. Pada
tahapan kenali dilakukan dua hal, yaitu definisikan permasalahan dan identifikasi
kebutuhan informasi. Masalah apa yang sebenarnya ingin dipecahkan? Informasi
apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah tersebut?

Pustakawan perpustakaan sekolah perlu membuka komunikasi (konvensional dan


virtual) sebagai tempat diskusi definisikan permasalahan dan identifikasi
kebutuhan informasi. Perpustakaan sekolah mungkin hanya sebuah ruangan yang
lokasinya tidak strategis dan tidak terlalu nyaman untuk didatangi. Ketika
pustakawan perpustakaan sekolah membuka media komunikasi virtual,
perpustakaan sekolah menjadi tidak dibatasi oleh dinding dan waktu.

11 Bahan Ajar untuk Pembinaan Tenaga Perpustakaan Sekolah - 2018


Dalam melakukan proses mengenali masalah dan kebutuhan informasi sering
digunakan konsep peta pikiran (mind-mapping). Aplikasi Goggle menjadi
aplikasi yang handal dan gratis untuk digunakan membuat peta pikiran. Untuk
dapat menggunakan aplikasi Goggle diperlukan akses internet dan Google ID.

2.3.2. Cari
Cari disini adalah kemampuan untuk menelusur dan menemukan informasi yang
dibutuhkan. Pada tahapan cari dilakukan dua hal, yaitu menentukan strategi
pencarian informasi dengan menentukan identifikasi sumber informasi dan
memilih sumber informasi, serta menentukan lokasi dan akses dengan mencari
sumber informasi dan mencari informasi dalam sumber informasi. Sumber
informasi dapat berupa bahan audio, tercetak, bahan audio-visual, dan digital.
Sumber informasi audio dapat berupa pengetahuan yang berada pada orang
tertentu dimana pengetahuan tersebut belum dibagikan pemilik pengetahuan
dalam bentuk apa pun. Modul ini akan menfokuskan pada sumber informasi
digital.

Internet merupakan gudang informasi sekaligus dapat menjadi sampah informasi.


Berbagai informasi mengalir dengan deras dengan adanya internet. Generasi saat
ini saat dekat dengan dunia digital. Pertanyaan yang ada muncul, masalah yang
dihadapi, keputusan yang ingin dibuat akan dicari melalui internet. Lintasan
pikiran, berbagai pemikiran, informasi “jalanan” dengan mudah dibagi oleh setiap
individu dalam masyarakat. Berita tidak lagi dikuasai oleh media berita saja.
Internet adalah informasi yang kompleks yang akan menjadi sampah informasi
jika tidak mengetahui bagaimana menelusur yang efektif di internet atau tidak
mempunyai kemampuan mengevaluasi sumber informasi di internet.

12 Bahan Ajar untuk Pembinaan Tenaga Perpustakaan Sekolah - 2018


2.3.2.1. Sumber Informasi di Internet
Setiap halaman di internet mempunyai alamat tertentu. Domain
merupakan nama unik yang digunakan sebagai alamat di internet.
Domain secara umum dibagi menjadi dua, yakni:
 generic Top Level Domain (gTLD), contoh: .com, .net, .org
 country code Top Level Domain (ccTLD), contoh: .id, .us, .uk, .co,
.tv
Berikut ini adalah peruntukan domain yang berlaku di Indonesia yang
dikeluarkan oleh Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (2017):

No Domain Keterangan
1 .co.id diperuntukkan bagi badan usaha/organisasi/entitas bisnis,
atau sejenisnya yang berbadan hukum dan beroperasi di
Indonesia
No Domain Keterangan
2 .net.id diperuntukkan bagi badan usaha/organisasi/entitas yang
bergerak di bidang telekomunikasi (ISP, Telco, VSAT,
Selular/Mobil atau sejenis)
3 .ac.id diperuntukkan bagi Lembaga Pendidikan Tinggi/organisasi/
entitas yang memiliki izin/akreditasi penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi.
4 .sch.id diperuntukkan bagi Lembaga Pendidikan Dasar dan
Menengah, yang bernaung di bawah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementerian lainnya,
termasuk pendidikan non-formal (luar sekolah) yang diakui
oleh SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)
5 .or.id diperuntukkan bagi organisasi sosial, politik, pemuda,
kemasyarakatan, perkumpulan, komunitas, himpunan dan
sejenis.

13 Bahan Ajar untuk Pembinaan Tenaga Perpustakaan Sekolah - 2018


6 .go.id diperuntukkan bagi lembaga pemerintah
7 .mil.id diperuntukkan bagi lembaga militer
8 .biz.id diperuntukkan bagi perorangan/organisasi/entitas bisnis
tingkat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
9 .web.id diperuntukkan bagi perorangan/organisasi/entitas lain
10 .my.id diperuntukkan bagi perorangan/organisasi/entitas lain
11 .desa.id diperuntukkan bagi desa
12 .ponpes.id diperuntukkan bagi Lembaga Pendidikan berbasis agama
yang bernaung di bawah Kementerian Agama, dan
Kementerian lainnya, termasuk pendidikan non-formal (luar
sekolah) yang diakui oleh SKPD (Satuan Kerja Perangkat
Daerah)
13 .id diperuntukkan bagi Warga Negara Republik Indonesia dan/
atau Badan Usaha/entitas/sejenisnya

2.3.2.2. Googling
Di era internet saat ini, mencari sesuatu di mesin pencari, misalnya
Google, menjadi suatu kebiasaan. Mencari melalui Google memerlukan
cara tersendiri agar hasil yang ditemukan sesuai dengan diinginkan.
Tidak jarang yang menjadi tersesat dibelantara informasi yang
ditemukannya.
Berikut beberapa tips dalam pencarian melalui Google:
 Menggunakan perintah tanda kutip (“ ”) untuk pencarian frase.
Misalnya “mata kaki” untuk mencari frase mata kaki. Jika tidak
menggunakan tanda kutip Google akan menganggapnya sebagai dua
kata yang berbeda.
 Menggunakan perintah filetype: untuk mendapatkan hasil
penelusuran dalam format file tertentu. Misalnya filetype: pdf untuk
mencari berbentuk Portable Document Format (pdf).

14 Bahan Ajar untuk Pembinaan Tenaga Perpustakaan Sekolah - 2018


 Menggunakan perintah site: untuk mendapatkan hasil penelusuran
dari website tertentu. Misalnya site:ac.id untuk mencari pada
website perguruan tinggi.
 Menggunakan operasi Boolean untuk menyempitkan dan
memperluas pencarian dengan dua atau lebih kata kunci. Ada
beberapa operasi Boolean yang dapat dilakukan, yaitu AND, OR,
NOT.
Google menggunakan operasi Boolean AND sebagai default, artinya
operasi ini akan dilakukan tanpa mengetikkannya secara eksplisit.
Pengetikan Indonesia AND Malaysia akan sama artinya dengan
Indonesia Malaysia. Pengetikkan Indonesia OR Malaysia akan
memerintahkan Google untuk mencari informasi yang memuat kata
Indonesia atau Malaysia. Informasi akan ditampilkan jika mengandung
salah satu kata atau dua-duanya. Operasi Boolean OR digunakan untuk
mendapatkan informasi dengan batasan tertentu kepada kata kunci yang
diketikkan. Misal pengetiikan Indonesia NOT Malaysia akan mencari
informasi tentang Indonesia dan pada informasi tersebut tidak ada kata
Malaysia.
 Menggunakan perintah intitle: untuk mendapatkan hasil penelusuran
pencarian hanya dalam judul halaman web. Misalnya intitle: literasi
untuk mencari judul halaman web yang memuat kata literasi. Untuk
kata kunci di judul halaman web lebih dari satu perintah allintitle:
dapat digunakan.

Google sendiri memberikan fasilitas penelusuran lanjutan Google.


Perintah yang telah dibahas di atas terdapat dalam penelusuran lanjutan
Google. Penelusuran lanjutan Google dapat dilakukan melalui alamat
https://www.google.com/advanced_search.

15 Bahan Ajar untuk Pembinaan Tenaga Perpustakaan Sekolah - 2018


Gambar 3. Penelusuran Lanjutan Google

2.3.3. Evaluasi
Setelah mendapatkan sumber informasi di internet maka website tersebut perlu
dievaluasi dengan menggunakan 5-finger test. Evaluasi website perlu dilakukan
dalam rangka untuk mendapatkan informasi yang terpecaya. Tidak semua yang
ada di internet dapat dipercaya.
1) Otoritas
Evaluasi berupa otoritas adalah evaluasi untuk sumber informasi. Dalam
melakukan evaluasi berupa otoritas dapat digunakan pertanyaan berikut ini:
 Apakah ada pengarangnya?
 Apakah pengarang tersebut mempunyai kualifikasi untuk berbicara di
topik tersebut?
 Apakah institusi, organisasi, atau pengarang dikenal dalam bidang
tersebut?
 Apakah terdapat alamat untuk menghubungi lebih lanjut?

16 Bahan Ajar untuk Pembinaan Tenaga Perpustakaan Sekolah - 2018


2) Akurasi
Evaluasi berupa akurasi adalah evaluasi untuk reabilitas informasi. Dalam
melakukan evaluasi berupa akurasi dapat digunakan pertanyaan berikut ini:
 Apakah sumber informasi disitasi dan didaftarkan dengan baik sehingga
dapat diverifikasi?
 Apakah ada informasi yang salah dalam website?
3) Keterbaruan
Evaluasi berupa keterbaruan adalah evaluasi terkait waktu informasi. Dalam
melakukan evaluasi berupa keterbaruan dapat digunakan pertanyaan berikut
ini:
 Kapan informasi tersebut ditulis?
 Apakah website diperbaharui?
 Apakah tautan masih berfungsi atau sudah tidak berfungsi?
 Apakah dinyatakan dengan jelas berapa usia informasi tersebut?
4) Cakupan
Evaluasi berupa cakupan adalah evaluasi untuk relevansi informasi. Dalam
melakukan evaluasi berupa cakupan dapat digunakan pertanyaan berikut ini:
 Apakah informasi berhubungan dengan yang dicari?
 Apakah informasi tersebut membantu menjawab pertanyaan?
 Seberapa luas dan seberapa dalam cakupan informasi?
 Apakah informasi mengantarkan kepada informasi lain yang terkait?
5) Objektivitas
Evaluasi berupa objektivitas adalah evaluasi untuk alasan informasi ada .
Dalam melakukan evaluasi berupa objektivitas dapat digunakan pertanyaan
berikut ini:
 Apakah informasi berdasarkan pendapat satu orang saja? Jika iya, apakah
informasi tersebut bias?
 Apakah informasi yang disediakan sebagai layanan umum atau berafiliasi
pada suatu organisasi dengan agenda tertentu?
17 Bahan Ajar untuk Pembinaan Tenaga Perpustakaan Sekolah - 2018
 Apakah informasi terlihat tidak memihak dan apakah informasi
menyatakan perspektif alternatif?
 Apakah ada iklan dalam website yang berhubungan dengan yang ingin
dicari?
 Apakah informasi ada untuk menginformasikan, mengedukasi,
menyebarluaskan, mengajak, menyarankan, mengiklankan atau
menghibur?

18 Bahan Ajar untuk Pembinaan Tenaga Perpustakaan Sekolah - 2018


BAB III
PENUTUP

Modul literasi informasi ini dibuat untuk Bimbingan Teknis Tenaga Pengelola Perpustakaan
Sekolah. Penekanan modul adalah pada kemampuan dalam menelusur informasi di internet,
termasuk bagaimana menilai sebuah website atau sumber informasi di internet. Kemampuan
ini merupakan bagian dari kemampuan literasi informasi.

Literasi Informasi merupakan kompetensi yang penting dalam menjalani hidup di abad 21.
Literasi informasi yang lebih dikenal dengan sebutan literasi, digencarkan oleh pemerintah
melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Gerakan Literasi Nasional yang di
dalamnya terdapat Gerakan Literasi Sekolah. Gerakan Literasi Sekolah sejalan dengan tujuan
kurikulum 2013, hal ini berarti kemampuan literasi informasi sangat penting dalam
mendukung keberhasilan pengajaran.

19 Bahan Ajar untuk Pembinaan Tenaga Perpustakaan Sekolah - 2018


Daftar Pustaka

Arsana, I M.A. & Julzarika, A. 2007. Memanfaatkan Fitur-Fitur Google. Jakarta: Elex Media
Komputindo.

Dewantara, K.H. 1962. Karja I (Pendidikan). Pertjetakan Taman Siswa: Jogjakarta.

Horton, F.W. 2007. Understanding Information Literacy: a Primer. Paris: United Nations
Educational, Scientific and Cultural Organization.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2012. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2012 tentang Penetapan Rancangan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia sektor jasa kemasyarakatan, sosial
budaya, hiburan, dan perorangan lainnya bidang perpustakaan menjadi standar
kompetensi kerja nasional Indonesia. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Panduan Gerakan Literasi Nasional.


Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. [n.d.]. Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

National Library Board. 2013. Ace Your Project Work! Helping Your Child Excel at School
Project: Parent’s Guide. Singapura: National Library Board.

Partnership for 21st Century Learning. 2015. P21 Framework Definitions. Washington:
Partnership for 21st Century Learning.

Pengelola Nama Domain Internet Indonesia. 2017. Kebijakan Pendaftaran Nama Domain.
Jakarta: Pengelola Nama Domain Internet Indonesia.

Wicaksono, A. 2015. 4i (Kenali-Cari-Pakai-Evaluasi): Usulan Model Literasi Informasi di


Perpustakaan Nasional RI untuk Pengenalan dan Pengajaran Literasi Informasi bagi
Masyarakat Indonesia. Visi Pustaka, 17(1):11-19.

20 Bahan Ajar untuk Pembinaan Tenaga Perpustakaan Sekolah - 2018

Anda mungkin juga menyukai