Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang
dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk Menggantikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 merupakan sebuah
kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, peserta
didik dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta
memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini menggantikan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan sejak 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013 mata
pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap
satuan atau jenjang pendidikan.

Di dalam Penjelasan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional pada Bagian Umum dijelaskan bahwa pembaruan pendidikan
memerlukan strategi tertentu, dan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional
ini adalah pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.”

Pasal 35 Undang-undang Nomor Nomor 20 Tahun 2003 juga mengatur bahwa


Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.” Selanjutnya didalam
penjelasan Pasal 35 dinyatakan bahwa “kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan
standar nasional yanga telah disepakati.”

Pada hakikatnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional pada Pasal 1 Ayat (1) menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam rangka mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran tersebut


diperlukan suatu kurikulum yang dijadikan sebagai pedoman bagi para pendidik dalam
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Kurikulum sebagaimana yang
1
ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan
langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada
tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu.

B. Landasan Penyusunan Kurikulum 2013


1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran,
posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat
dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan
dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara
spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan
filosofi sebagai berikut
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa
masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan
untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi
kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum.

2
Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum
2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi
peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini
dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka
sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat
dan bangsa masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir
rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa
yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna
yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan
psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan
kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan
rasa bangga, diaplikasikan dandimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam
interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa
kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah
pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum
memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir
3
reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun
kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas
dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni,
kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri
seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.
2. Landasan Yuridis Kurikulum 2013
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
(UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Untuk
mengembangkan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat,
pendidikan berfungsi mengembangkan segenap potensi peserta didik “menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta
bertanggungjawab” (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangan
kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini,
dan kehidupan bangsa di masa mendatang. Pendidikan berakar pada budaya bangsa.
Proses pendidikan adalah suatu proses pengembangan potensi peserta didik sehingga
mereka mampu menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa.
Melalui pendidikan berbagai nilai dan keunggulan budaya di masa lampau
diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat, dan
bangsa yang sesuai dengan zaman dimana peserta didik tersebut hidup dan
mengembangkan diri. Kemampuan menjadi pewaris dan pengembang budaya tersebut
akan dimiliki peserta didik apabila pengetahuan, kemampuan intelektual, sikap dan
kebiasaan, ketrampilan sosial memberikan dasar untuk secara aktif mengembangkan
dirinya sebagai individu, anggota masyarakat, warganegara, dan anggota ummat manusia.
Pendidikan juga harus memberikan dasar bagi keberlanjutan kehidupan bangsa
dengan segala aspek kehidupan yang mencerminkan karakter bangsa masa kini dan masa
yang akan datang.

4
Oleh karena itu, konten pendidikan yang dikembangkan kurikulumi tidak berupa
prestasi besar bangsa di masa lalu semata tetapi juga hal-hal yang berkembang pada saat
kini dan akan berkelanjutan ke masa mendatang. Berbagai perkembangan baru dalam
ilmu, teknologi, budaya, ekonomi, sosial, politik yang dihadapi masyarakat,bangsa dan
ummat manusia dikemas sebagai konten pendidikan. Konten pendidikan dari kehidupan
bangsa masa kini memberi landasan bagi pendidikan untuk selalu terkait dengan
kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, kemampuan berpartisipasi
dalam membangun kehidupan bangsa yang lebih baik, dan memposisikan pendidikan
sebagai sesuatu yang tidak terlepas dari lingkungan sosial, budaya, dan alam. Lagipula,
konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini akan memberi makna yang lebih
berarti bagi keunggulan budaya bangsa di masa lalu untuk digunakan dan dikembangkan
sebagai bagian dari kehidupan masa kini.
Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan menggunakan apa yang
diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah menyelesaikan pendidikan 12 tahun
dan berpartisipasi penuh sebagai warganegara. Atas dasar pikiran itu maka konten
pendidikan yang dikembangkan dari warian budaya dan kehidupan masa kini perlu
diarahkan untuk memberi kemampuan bagi peserta didik menggunakannya bagi
kehidupan masa depan terutama masa dimana dia telah menyelesaikan pendidikan
formalnya. Dengan demikian sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang menjadi konten
pendidikan harus dapat digunakan untuk kehidupan paling tidak satu sampai dua dekade
dari sekarang.
Artinya, konten pendidikan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan
dan dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi peserta didik untuk
dikembangkan dan disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai pribadi, anggota
masyarakat, dan warganegara yang produktif serta bertanggungjawab di masa mendatang.
Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa kini dan
masa akan datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan pretasi bangsa di
masa lalu, serta kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa depan.
Ketiga dimensi kehidupan bangsa, masa lalu-masa sekarang-masa yang akan datang,
menjadi landasan filosofis pengembangan kurikulum.

5
Pewarisan nilai dan pretasi bangsa di masa lampau memberikan dasar bagi
kehidupan bangsa dan individu sebagai anggota masyarakat, modal yang digunakan dan
dikembangkan untuk membangun kualitas kehidupan bangsa dan individu yang
diperlukan bagi kehidupan masa kini, dan keberlanjutan kehidupan bangsa dan
warganegara di amsa mendatang. Dengan tiga dimensi kehidupan tersebut kurikulum
selalu menempatkan peserta didik dalam lingkungan sosial-budayanya, mengembangkan
kehidupan individu peserta didik sebagai warganegara yang tidak kehilangan kepribadian
dan kualitas untuk kehidupan masa kini yang lebih baik, dan membangun kehidupan masa
depan yang lebih baik lagi.
Adapun Landasan Filosofis Kurikulum 2013 Adalah Sebagai Berikut
1. Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. PP No 23 tahun 2014 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan
4. Permenag No.912 Tahun 2013 Tentang kurikulm 2013 Mata Pelajaran PAI dan
Bahasa Arab
5. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor: 2676 Tahun 2013
Tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa
Arab Di Madrasah
6. KMA RI No. 117 Tahun 2014 Tentang Implementasi Kurikulum 2013
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2016 Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti
12. Permendikbud No 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Kurikulum Kompetensi
SD/MI
13. Permendikbud No 71 tahun 2014 tentang Buku Teks Pelajaran Layak
6
14. Permendikbud RI Nomor 8 Tahun 2016
15. Permendikbud RI Nomor 37 Tahun 2018

C. Tujuan Penyusunan Kurikulum 2013


Mempersiapkan insan Indonesia untuk memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warganegara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.
D. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
Pelaksanaan pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum 2013 memiliki
karakteristik yang berbeda dari pelaksanaan kurikulum 2006. Berdasarkan hasil analisis
terhadap kondisi yang diharapkan terdapat maka dipeloleh 14 prinsip utama pembelajaran
yang perlu guru terapkan. Ada pun 14 prinsip itu adalah:
1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu; pembelajaran
mendorong peserta didik menjadi pembelajar aktif, pada awal pembelajaran guru
tidak berusaha untuk meberitahu peserta didik karena itu materi pembelajaran tidak
disajikan dalam bentuk final.

Pada awal pembelajaran guru membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik terhadap
suatu fenomena atau fakta lalu mereka merumuskan ketidaktahuannya dalam bentuk
pertanyaan.
Jika biasanya kegiatan pembelajaran dimulai dengan penyampaian informasi dari
guru sebagai sumber belajar, maka dalam pelaksanaan kurikulum 2013 kegiatan inti
dimulai dengan peserta didik mengamati fenomena atau fakta tertentu. Oleh karena
itu guru selalu memulai dengan menyajikan alat bantu pembelajaran untuk
mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik dan dengan alat bantu itu guru
membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik dengan bertanya.
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber;
Pembelajaran berbasis sistem lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran
membuka peluang kepada peserta didik sumber belajar seperti informasi dari buku
peserta didik, internet, koran, majalah, referensi dari perpustakaan yang telah
disiapkan.

7
Pada metode proyek, pemecahan masalah, atau inkuiri peserta didik dapat
memanfaatkan sumber belajar di luar kelas. Dianjurkan pula untuk materi tertentu
peserta didik memanfaatkan sumber belajar di sekitar lingkungan masyarakat. Tentu
dengan pendekatan ini pembelajaran tidak cukup dengan pelaksanaan tatap muka
dalam kelas.
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah; pergeseran ini membuat guru tidak hanya menggunakan sumber
belajar tertulis sebagai satu-satunya sumber belajar peserta didik dan hasil belajar
peserta didik hanya dalam bentuk teks. Hasil belajar dapat diperluas dalam bentuk
teks, disain program, mind maping, gambar, diagram, tabel, kemampuan
berkomunikasi, kemampuan mempraktikan sesuatu yang dapat dilihat dari lisannya,
tulisannya, geraknya, atau karyanya.
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi;pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari aktivitas
dalam proses belajar. Yang dikembangkan dan dinilai adalah sikap, pengetahuan, dan
keterampilannya.
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; mata pelajaran
dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi komponen sistem yang terpadu.
Semua materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu untuk
menghasilkan kompetensi lulusan. Oleh karena itu guru perlu merancang
pembelajaran bersama-sama, menentukan karya peserta didik bersama-sama, serta
menentukan karya utama pada tiap mata pelajaran bersama-sama, agar beban belajar
peserta didik dapat diatur sehingga tugas yang banyak, aktivitas yang banyak, serta
penggunaan waktu yang banyak tidak menjadi beban belajar berlebih yang
kontraproduktif terhadap perkembangan peserta didik.
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; di sini peserta didik belajar
menerima kebenaran tidak tunggul. Peserta didik melihat awan yang sama di sebuah
kabupaten. Mereka akan melihatnya dari tempatnya berpijak. Jika ada sejumlah
peserta didik yang melukiskan awan pada jam yang sama dari tempat yangberjauhan,
mereka akan melukiskannya berbeda-beda, semua benar tentang awan itu, benar
menjadi beragam.

8
7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; pada waktu lalu
pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu diungkapkan dalam bentuk lisan
guru, fakta disajikan dalam bentuk informasi verbal, sekarang peserta didik harus
lihat faktanya, gambarnya, videonya, diagaramnya, teksnya yang membuat peserta
didik melihat, meraba, merasa dengan panca indranya. Peserta didik belajar tidak
hanya dengan mendengar, namun dengan menggunakan panca indra lainnya.
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills); hasil belajar pada rapot tidak hanya melaporkan
angka dalam bentuk pengetahuannya, tetapi menyajikan informasi menyangku
perkembangan sikapnya dan keterampilannya. Keterampilan yang dimaksud bisa
keterampilan membacan, menulis, berbicara, mendengar yang mencerminkan
keterampilan berpikirnya. Keterampilan bisa juga dalam bentuk aktivitas dalam
menghasilkan karya, sampai pada keterampilan berkomunikasi yang santun,
keterampilan menghargai pendapat dan yang lainnya.
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; ini memerlukan guru untuk
mengembangkan pembiasaan sejak dini untuk melaksanakan norma yang baik sesuai
dengan budaya masyarakat setempat, dalam ruang lingkup yang lebih luas peserta
didik perlu mengembangkan kecakapan berpikir, bertindak, berbudi sebagai bangsa,
bahkan memiliki kemampuan untuk menyesusaikan dengan dengan kebutuhan
beradaptasi pada lingkungan global. Kebiasaan membaca, menulis, menggunakan
teknologi, bicara yang santun merupakan aktivitas yang tidak hanya diperlukan
dalam budaya lokal, namun bermanfaat untuk berkompetisi dalam ruang lingkup
global.
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tutwuri
handayani); di sini guru perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat
menjadi teladan, meberi contoh bagaimana hidup selalu belajar, hidup patuh
menjalankan agama dan prilaku baik lain. Guru di depan jadi teladan, di tengah
peserta didik menjadi teman belajar, di belakang selalu mendorong semangat peserta
didik tumbuh mengembangkan pontensi dirinya secara optimal.

9
11. Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; karena itu
pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih banyak dan
12. memanfaatkan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran tidak hanya
memanfaatkan waktu dalam kelas.
13. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas. Prinsip ini menadakan bahwa
ruang belajar peserta didik tidak hanya dibatasi dengan dinding ruang kelas. Sekolah
dan lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk peserta didik belajar. Lingkungan
sekolah sebagai ruang belajar yang sangat ideal untuk mengembangkan kompetensi
peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan
sistem yang terbuka.
14. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; di sini sekolah perlu meningkatkan daya
guru dan peserta didik untuk memanfaatkan TIK. Jika guru belum memiliki kapasitas
yang mumpuni peserta didik dapat belajar dari siapa pun. Yang paling penting
mereka harus dapat menguasai TIK sebabab mendapatkan pelajaran dengan
dukungan TIK atau tidak peserta didik tetap akan menghadapi tantangan dalam
hidupnya menjadi pengguna TIK. Jika sekolah tidak memfasilitasi pasti daya
kompetisi peserta didik akan jomplang daripada peserta didik yang memeroleh
pelajaran menggunakannya.
15. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik;
cita-cita, latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan di rumah, cara pandang,
cara belajar, cara berpikir, keyakinan peserta didik berbeda-beda. Oleh karena itu
pembelajaran harus melihat perbedaan itu sebagai kekayaan yang potensial dan indah
jika dikembangkan menjadi kesatuan yang memiliki unsur keragaman. Hargai semua
peserta didik, kembangkan kolaborasi, dan biarkan peserta didik tumbuh menurut
potensinya masing-masing dalam kolobarasi kelompoknya.

10
BAB II
VISI DAN MISI MADRASAH

Visi Madrasah
TERCIPTANYA MADRASAH HEBAT DAN BERMARTABAT YANG
MENGHASILKAN PESERTA DIDIK BERKARAKTER PANCASILA

Indikator Visi
a. Unggul dalam penghayatan dan pengamalan ajaram agama dalam
kehidupan
b. Unggul dalam memperoleh nilai Asesmen Madrasah
c. Unggul dalam ilmu pengetahuan dan seni
d. Unggul dalam prestasi olahraga
e Unggul dalam kedisiplinan dan ketertiban
f. Unggul dalam menetapkan manajemen partisipatif dengfan
melibatkan seluruh warga sekolah dan masyarakat

g. Unggul dalam kepedulian dan pelestarian lingkungan hidup

Misi Madrasah
a. Menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan dengan
mengaplikasikan nilai-nilai agama islam
b. Menciptakan kondisi Madrasah yang bersih, nyaman dan sehat
c. Mengoptimalkan proses pembelajaran abad 21
d. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
e. Membangun kemandirian, jiwa gotong royong, kreativitas dengan kegiatan
pembiasan yang dirancang dan dilaksanakan secara terus menerus

f. Membangun hubungan yang baik dengan pihak internal dan eksternal


Madrasah

Tujuan
Mengacu pada visi dan misi madrasah, serta tujuan umum pendidikan dasar,
tujuan madrasah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai
berikut :
a. Mengembangkan budaya Madrasah yang agamis melalui kegiatan
keagamaan
b. Melaksanakan pendekatan pembelajaran aktif pada semua mata pelajaran

11
c. Mengembangkan berbagai kegiatan dalam proses belajar di kelas berbasis
pendidikan abad 21

d. Menjalin kerja sama dengan lembaga lain dalam merealisasikan program


Madrasah
e. Memanfaatkan dan memelihara fasilitas pendukung proses pembelajaran
berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi

12
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum

Mata pelajaran adalah unit organisasi Kompetensi Dasar yang terkecil. Untuk

kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Indragiri Hulu organisasi Kompetensi Dasar

kurikulum dilakukan melalui pendekatan terintegrasi (integrated curriculum).

Berdasarkan pendekatan ini maka terjadi reorganisasi Kompetensi Dasar mata pelajaran

yang mengintegrasikan konten mata pelajaran IPA dan IPS di kelas I, II, dan III ke dalam

mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia,

Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Dengan pendekatan ini

maka struktur Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Indragiri Hulu menjadi lebih

sederhana karena jumlah mata pelajaran berkurang.

Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam

bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi

konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan

beban belajar per minggu untuk setiap peserta didik. Struktur kurikulum adalah juga

merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan

pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten

dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem

semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran

berdasarkan jam pelajaran per semester. Struktur kurikulum adalah juga gambaran

mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang peserta didik dalam

menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan.

13
Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi

belajar seorang peserta didik yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata

pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada

peserta didik untuk menentukan berbagai pilihan. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah

mata pelajaran, dan beban belajar. Struktur kurikulum dapat dilihat pada tabel

Tabel 1
Sturktur Kurikulum
Alokasi Waktu Belajar
No Mata Pelajaran Perminggu
II III V VI
Kelompok A
1 Pendidikan Agama Islam
a. Al Qur’an Hadits 2 2 2 2
b. Aqidah Akhlak 2 2 2 2
c. Fiqih 2 2 2 2
d. SKI 2 2 2
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 4 5 4 4
3 Bahasa Indonesia 6 5 5 5
4 Bahasa Arab 2 2 2 2
5 Matematika 6 6 6 6
6 Ilmu Pengetahuan Alam - - 3 3
7 Ilmu Pengetahuan Sosial - - 3 3
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4
2 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 4 4 4 4
3 Bahasa Inggris 2 2 2 2
4 Budaya Melayu Riau 2 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Perminggu 36 38 43 43

Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya dan
keterampilan, serta bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya
dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta
permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan.

14
Selain melalui penyederhanaan jumlah mata pelajaran, penyederhanaan
dilakukan juga terhadap Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran. Penyederhanaan
dilakukan dengan menghilangkan Kompetensi Dasar yang tumpang tindih dalam satu
mata pelajaran dan antarmata pelajaran, serta Kompetensi Dasar yang dianggap tidak
sesuai dengan usia perkembangan psikologis peserta didik.
Di kelas V, dan VI nama mata pelajaran IPA dan IPS tercantum dan memiliki
Kompetensi Dasar masing–masing. Untuk proses pembelajaran Kompetensi Dasar IPA
dan IPS, sebagaimana Kompetensi Dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam
berbagai tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran semua Kompetensi Dasardari semua
mata pelajaran terintegrasi dalam berbagai tema.
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah. Selain
kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum di atas,
terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Indragiri Huluantara
lain Pramuka (Wajib), muhadharah, olah raga & seni tari. Mata pelajaran Kelompok A
adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat.
Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan
Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata
pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal
yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Satuan pendidikan dapat menambah jam
pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan
tersebut, maka untuk itu MIN 2 Indragiri Hulu perlu untuk memasukkan tambahan jam
pada pelajaran Budaya melayu Riau dan Bahasa Inggris.

B. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum 2013 Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Indragiri Hulu meliputi
sejumlah mata pelajaran yang kedalamanya merupakan beban belajar bagi peserta didik
pada satuan pendidikan. Muatan Kurikulum memuat sejumlah mata pelajaran dan muatan
lokal serta kegiatan pengembangan diri yang tidak termasuk kepada struktur kurikulum
dan diberikan diluar tatap muka. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.

15
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Satandar Nasional
Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan
pendidikan diuntungkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan semester sesuai
dengan Satandar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas
kompetensi dasar dan kompensi inti.
1. Mata Pelajaran
Materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan
kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu.
Beban belajar pada mata pelajaran ditentukan oleh keleluasaan dan kedalaman pada
masing-masing tingkat satuan pendidikan. Metode dan pendekatan pada mata pelajaran
tergantung pada ciri khas dan karekteristik masing-masing mata pelajaran dengan
menyesuaikan pada kondisi yang tersedia di sekolah.Sejumlah mata pelajaran tersebut
terdiri dari mata pelajaran wajib dan pilihan pada setiap satuan pendidikan.
a. Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
1) Al-Qur’an-Hadis
Mata pelajaran Al-Qur’an Hadis di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata
pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis Al-
Qur’an dan hadis dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam
Al-Qur’an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek
tersebut dan hadis-hadis tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan. Hal ini sejalan
dengan misi pendidikan dasar adalah untuk:
1) Pengembangan potensi dan kapasitas belajar peserta didik, yang
menyangkut: rasa ingin tahu, percaya diri, keterampilan berkomunikasi dan
kesadaran diri;
2) Pengembangan kemampuan baca-tulis-hitung dan bernalar, keterampilan
hidup, dasar-dasar keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa; serta
3) Fondasi bagi pendidikan berikutnya. Di samping itu, juga
mempertimbangkan perkembangan psikologis anak, bahwa tahap
perkembangan intelektual anak usia 6–11 tahun adalah operasional konkret
(Piaget).

16
Peserta didik pada jenjang pendidikan dasar juga merupakan masa social
imitation (usia 6 – 9 tahun) atau masa mencontoh, sehingga diperlukan figur
yang dapat memberi contoh dan teladan yang baik dari orang-orang
sekitarnya (keluarga, guru, dan teman-teman sepermainan), usia 9 – 12
tahun sebagai masa second star of individualisation atau masa
individualisasi, dan usia 12–15 tahun merupakan masa social adjustment
atau penyesuaian diri secara sosial. Secara substansial mata pelajaran Al-
Qur’an-Hadis memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada
peserta didik untuk mencintai kitab sucinya, mempelajari dan
mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an-
Hadis sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan
dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Al-
Qur’an-Hadis di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk:
a) Memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam
membaca, menulis, membiasakan, dan menggemari membaca
AlQur’an dan Hadis;
b) Memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan
ayat-ayat Al-Qur’an-Hadis melalui keteladanan dan pembiasaan;
c) membina dan membimbing perilaku peserta didik dengan
berpedoman pada isi kandungan ayat Al-Qur’an dan Hadis.
2) Akidah-Akhlak
Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran
PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan
dan penghayatan terhadap al-asmw’ al-husnw, serta penciptaan suasana
keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab Islami
melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Secara substansial mata pelajaran Akidah-Akhlak
memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mempraktikkan al-akhlak al-karimah dan adab Islami dalam kehidupan sehari-
hari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta Qada dan Qadar.

17
Al-akhlak al-karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan sejak
dini oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam rangka
mengantisipasi dampak negatif era globalisasi dan krisis multidimensional yang
melanda bangsa dan Negara Indonesia. Mata Pelajaran Akidah-Akhlak di
Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:
a) Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah
SWT.;
b) Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari
akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu
maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.
3) Fikih
Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata
pelajaran PAI yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama menyangkut
pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan
pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta fikih muamalah yang
menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang
makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara
pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Secara substansial matapelajaran
Fikih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-
hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan
manusia dengan Allah SWT., dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia,
makhluk lainnya ataupun lingkungannya.Mata pelajaran Fikih di Madrasah
Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat :
a) Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik yang
menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup
dalam kehidupan pribadi dan sosial.

18
b) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan
baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam
baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT., dengan diri manusia itu
sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan
lingkungannya.
4) Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata
pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul, 48 perkembangan, peranan
kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah
Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah
kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad Saw., sampai dengan masa
Khulafaurrasyidin. Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam
memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang
mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih
kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik. Mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
a) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari
landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh
Rasulullah Saw. dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban
Islam.
b) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat
yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.
c) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar
dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
d) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.
e) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari
peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan
mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan
seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

19
5) Bahasa Arab Mata pelajaran Bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang
diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina
kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik
reseptif maupun produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk
memahami pembicaraan orang lain dan memahami bacaan. Kemampuan
produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik
secara lisan maupun tulis. Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif
terhadap bahasa Arab tersebut sangat penting dalam membantu memahami
sumber ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an dan Hadis, serta kitab-kitab berbahasa
Arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta didik. Untuk itu, bahasa Arab
di madrasah dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi dasar berbahasa, yang
mencakup empat keterampilan berbahasa yang diajarkan secara integral, yaitu
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Meskipun begitu, pada tingkat
pendidikan dasar (elementary) dititikberatkan pada kecakapan menyimak dan
berbicara sebagai landasan berbahasa. Pada tingkat pendidikan menengah
(intermediate), keempat kecakapan berbahasa diajarkan secara seimbang.
Adapun pada tingkat pendidikan lanjut (advanced) dikonsentrasikan pada
kecakapan membaca dan menulis, sehingga peserta didik diharapkan mampu
mengakses berbagai referensi berbahasa Arab. Mata pelajaran Bahasa Arab
memiliki tujuan sebagai berikut:
a) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan
maupun tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak
(istima’), berbicara (kalam), membaca (qirw’ah), dan menulis (kitwbah).
b) Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu
bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji
sumber-sumber ajaran Islam.
c) Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan
budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian, peserta didik
diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam
keragaman budaya.

20
b. Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan:
• Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
• Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi.
• Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya.
• Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung
atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
c. Bahasa Indonesia
Tujuan
• Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik
secara lisan maupun tulis.
• Menghargai dn bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara
• Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan.
• Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
serta kematangan emosional dan sosial.
• Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa.
• Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia.
d. Matematika
Tujuan:
• Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,
dalam pemecahan masalah.

21
• Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika.
• Memecahkan maslah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh.
• Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah.
• Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

e. Ilmu Pengetahuan Alam


Tujuan:
• Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, kehidupan dan keteraturan alam ciptanya-Nya.
• Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
• Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
• Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memacahkan masalah dan membuat keputusan.
• Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memlihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam.
• Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
• Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

22
f. Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan:
• Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
• Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memcahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
• Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
• Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan bekompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
g. Seni Budaya dan Prakarya
Tujuan :
• Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan prakarya.
• Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan prakarya.
• Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan prakarya.
• Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan prakarya dalam tingkat lokal,
regional, maupun global.
h. Pendidikan Jasmani, Olahrga, dan Kesehatan
Tujuan :
• Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan
dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai
aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
• Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
• Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
• Meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai
yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
• Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama,
percaya diri dan demokratis.
• Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang
lain dan lingkungan.

23
• Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih
sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup
sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.( Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar berdasarkan lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2013 )
2. Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memeberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,bakat,dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang yang
dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.Kegiatan pengembangan diri
dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri
pribadi dan kehidupan sosial belajar,dan pengembangan karir peserta didik.
Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti
pada mata pelajaran. Tahapan Kegiatan Pengembangan Diri dilakukan dengan cara:
b. Identifikasi
• Daya dukung dan potensi
• Bakat dan minat peserta didik.
c. Pemetaan
• Jenis layanan pengembangan diri
• Petugas yang melayani
• Peserta didik yang dilayani
d. Adapun kegiatan-kegiatan pengembangan diri seperti :
1. Kegiatan Ektrakurikurer
Pengembangan diri yang dipilih berupa kegiatan ekstrakurikuler meliputi beragam
kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik, terdiri atas:
a. Pramuka
b. Muhadarah
c. Olahraga

24
2. Kegiatan Pembiasaan
Guna mengembangkan nilai religi,nilai-nilai sportifitas kehidupan berbangsa dan
bernegara pembentukan karakter peserta didik dilakukan melalui:
a. Pembiasaan Rutin
Adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler, baik di kelas maupun di sekolah.
Pembentukan karakter melalui pembiasaan dalam kegiatan rutin di Madrasah
Ibtidaiyah Negeri 2 Indragiri Hulu adalah sebagai berikut:
• Sholat berjamaah
• Upacara bendera setiap hari senin
• Berdoa sebelum dan sesudah belajar
• Pengajian setiap hari Jum’at dan menyimak bacaan surat pendek dalam Al
Qur’an
• Pemeriksaan kebersihan badan serta pakaian sebelum masuk kelas
• Membersihkan kelas serta halaman sebelum dan sesudah belajar
b. Terprogram
Adalah kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan baik pada tingkat kelas
maupun tingkat Madrasah.
• Kegiatan Keagamaan
• Pekan Kreatifitas dan olahraga
• Peringatan Hari Besar Nasional
• Karyawisata, darmawisata, study tour
• Bina Olimpiade Kompetisi Sains Madrasak (KSM)

c. Spontan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja,tanpa dibatasi oleh ruang.
• Membiasakan memberi salam
• Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
• Membiasakan antri
• Membiasakan membantu teman yang kena musibah
• Berdiskusi dengan baik dan benar
• Operasi Semut

25
3. Kegiatan Keteladanan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja yang lebih
mengutamakan pemberian contoh dari guru dan pengelola pendidikan yang lain kepada
peserta didiknya.
a. Membudayakan kebersihan dan kesehatan pada semua warga sekolah
b. Mentaati tatatertib yang berlaku di sekolah
c. Memberi contoh berpakaian rapi dan bersih
d. Memberi contoh tepat waktu dalam segala hal
e. Memberi contoh penampilan sederhana
f. Menanamkan budaya membaca
g. Memberi contoh tidak merokok dilingkungan Madrasah
h. Memuji hasil kerja peserta didik yang baik
4. Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme
a. Peringatan Hari Kemerdekaan RI
b. Peringatan Hari Pahlawan
c. Peringatan Hri Sumpah Pemuda
d. Peringatan Hari Pendidikan Nasional
• Seminar Pendidikan
• Bedah Buku
5. Pengembangan Potensi dan Ekpresi Diri
Pengembangan dan Potensi dan Ekspresi Diri yang dikembangkan di Madrasah
Ibtidaiyah Negeri 2 Indragiri Hulu adalah keterampilan dalam bidang kesenian dalam
kehidupan sehari-hari dengan mengunakan media yang disesuaikan dengan kemampuan
potensi sumber daya madrasah seperti :
a. Program Permainan Edukatif
b. Program Mengambar
3. Beban Belajar
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar

selama satu semester. Beban belajar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Indragiri Hulu

kelas I, II, dan III masing-masing 36, 34, 40 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VImasing-

masing 43 jam setiap minggu.

26
Jam belajar Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Indragiri Hulu adalah 35 menit.

Kompetensi Dasar Madrasah Ibtidaiyah (MI) 2 Dengan adanya tambahan jam belajar ini

dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk

mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi peserta didik aktif. Proses

pembelajaran peserta didik aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses

pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk

mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses pembelajaran yang

dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam mendidik peserta didik sehingga

mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka

pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya.

Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian

proses dan hasil belajar. Beban belajar kegiatan tatap muka pada tabel 2.

Tabel 2.
Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan

Satu jam
Jumlah jam Minggu Efektif Waktu
pembelajaran
Kelas pembelajaran per tahun pembelajaran
tatap
muka/menit Per Minggu ajaran per tahun

1258 jam
1 35 34 37
pembelajaran

1332 jam
2 35 36 37
pembelajaran

1406 jam
3 35 38 37
pembelajaran

1591 jam
4 35 43 37
pembelajaran

1591 jam
5 35 43 37
pembelajaran

1591 jam
6 35 43 37
pembelajaran
27
Beban belajar penugasan tersetruktur dan kegiatan mandiri tidak berstruktur
maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang
bersangkutan.
Contoh mata pelajaran IPA dalam satu minggu 4 jam pelajaran Untuk tatap muka
60 % Contoh perhitungan pemberian tugas. 4 x 35 menit = 140 menit maka 40%
penugasan yaitu 40% x 140 menit = 56 menit jadi untuk pemberian tugas hanya 56 menit
per minggu.
Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktek di sekolah setara dengan
satu jam tatap muka. Empat jam praktek di luar Madrasah setara dengan dua jam tatap
muka. Alokasi untuk pengembangan ekspresi dan potensi disesuaikan dengan jenis
pengembangan yang di pilih.

4. Penilaian
Sesuai Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 Penilaian pendidikan sebagai
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio,
ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.
5. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu
pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antar 0% s.d 100%.Kriteria
ideal ketuntasan belajar untuk masing-masing idikator adalah 75%. Madrasah harus
menentukan kriteria ketuntasan belajar minimal dengan mempertimbangkan tingkat
kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
menyelenggarakan pembelajaran. Madrasah secara bertahap dan berkelanjutan selalu
mengusahakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria
ketuntasan belajar ideal.
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan kompleksitas,
esensial intake peserta didik, dan saran prasarana. Adapun Standar Hasil Belajar/KKM
Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Indragiri Hulu Tahun Pelajaran
2023/2024 adalah sebagai berikut :

28
Tabel 3.
Standar Hasil Belajar/SKBM

Kelas 2
SKBM
No Mata Pelajaran Angka Huruf
Kelompok A
1 Pendidikan Agama Islam
a. Al Qur’an Hadits 74 Tujuh puluh lima
b. Aqidah Akhlak 74 Tujuh puluh lima
c. Fiqih 74 Tujuh puluh lima
d. SKI 74 Tujuh puluh
Pendidikan Pancasila dan
2 74 Tujuh puluh lima
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 74 Tujuh puluh
4 Bahasa Arab 74 Tujuh puluh
5 Matematika 74 Tujuh puluh
6 Ilmu Pengetahuan Alam 74 Tujuh puluh
7 Ilmu Pengetahuan Sosial 74 Tujuh puluh
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Keterampilan 74 Tujuh puluh lima
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga 74 Tujuh puluh lima
3 Bahasa Inggris 74 Tujuh puluh
4 Budaya Melayu Riau 74 Tujuh puluh

Kelas 3
SKBM
No Mata Pelajaran Angka Huruf
Kelompok A
1 Pendidikan Agama Islam
a. Al Qur’an Hadits 75 Tujuh puluh lima
b. Aqidah Akhlak 75 Tujuh puluh lima
c. Fiqih 75 Tujuh puluh lima
d. SKI 75 Tujuh puluh
Pendidikan Pancasila dan
2 75 Tujuh puluh lima
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 75 Tujuh puluh
4 Bahasa Arab 75 Tujuh puluh
5 Matematika 75 Tujuh puluh
6 Ilmu Pengetahuan Alam 75 Tujuh puluh
7 Ilmu Pengetahuan Sosial 75 Tujuh puluh
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Keterampilan 75 Tujuh puluh lima
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga 75 Tujuh puluh lima
3 Bahasa Inggris 75 Tujuh puluh

29
KELAS 5

SKBM
No Mata Pelajaran Angka Huruf
Kelompok A
1 Pendidikan Agama Islam
a. Al Qur’an Hadits 77 Tujuh puluh lima
b. Aqidah Akhlak 77 Tujuh puluh lima
c. Fiqih 77 Tujuh puluh lima
d. SKI 77 Tujuh puluh
Pendidikan Pancasila dan
2 77 Tujuh puluh lima
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 77 Tujuh puluh
4 Bahasa Arab 77 Tujuh puluh
5 Matematika 77 Tujuh puluh
6 Ilmu Pengetahuan Alam 77 Tujuh puluh
7 Ilmu Pengetahuan Sosial 77 Tujuh puluh
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Keterampilan 77 Tujuh puluh lima
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga 77 Tujuh puluh lima
3 Bahasa Inggris 77 Tujuh puluh
4 Budaya Melayu Riau 77 Tujuh puluh

KELAS VI
SKBM
No Mata Pelajaran Angka Huruf
Kelompok A
1 Pendidikan Agama Islam
a. Al Qur’an Hadits 78 Tujuh puluh lima
b. Aqidah Akhlak 78 Tujuh puluh lima
c. Fiqih 78 Tujuh puluh lima
d. SKI 78 Tujuh puluh
Pendidikan Pancasila dan
2 78 Tujuh puluh lima
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 78 Tujuh puluh
4 Bahasa Arab 78 Tujuh puluh
5 Matematika 78 Tujuh puluh
6 Ilmu Pengetahuan Alam 78 Tujuh puluh
7 Ilmu Pengetahuan Sosial 78 Tujuh puluh
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Keterampilan 78 Tujuh puluh lima
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga 78 Tujuh puluh lima
30
3 Bahasa Inggris 78 Tujuh puluh
4 Budaya Melayu Riau 78 Tujuh puluh
6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
a. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria
kenaikan kelas Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Indragiri Hulu sebagai berikut:
1. Peserta didik sudah menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan kriteria
ketuntasan belajar minimal pada semua Standar Kompetensi Dasar dan indikator.
2. Kehadiran peserta didik minimal 75%
3. Perilaku, sikap dan budi Pekerti kriteria baik.
b. Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP.19/2005 Pasal 72 Ayat (1),peserta didik dinyatakan
lulus dari satuan pendidikan dasar setelah :
1. Peserta didik menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan kriteria
ketuntasan belajar minimal pada semua Kompetensi Dasar (KD) Kompetensi Inti
(KI) dan Indikator semua mata pelajaran.
2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribaduian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan.
3. Persentasi kehadiran minimal 75%
4. Lulus Ujian Sekolah
Kompetensi Lulusan Madrasah Ibtidaiyah
Setelah menjalani proses pembelajaran secara integral, lulusan Madrasah Ibtidaiyah
diharapkan memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:

Madrasah Ibtidaiyah

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

31
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan rumah, sekolah,
dan tempat bermain.

32
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif
dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang
ditugaskan kepadanya.

6. Pendidikan Kecakapan Hidup


a. Kurikulum untuk Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Indragiri Hulu, memasukkan
pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan
sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional.
b. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan
semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara
khusus.
c. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuanpendidikan
yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau
nonformal.
7. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek
ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-
lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
b. Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan
pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
c. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari
semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.
d. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan
pendidikan formal lain dan/atau satuan pendidikan nonformal

33
BAB IV
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

A. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar
Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang
telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan
tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu
jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan
kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)
kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat
untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal
Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau
jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu
terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta
didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata
pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu
pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu
berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi
Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti
4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi
yangberkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak
langsung(indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan
(Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).

34
Tabel 4
Tabel Kompetensi Inti Madrasah Ibtidaiyah (MI)
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS II KELAS III
1. Menerima dan menjalankan ajaran 1. Menerima dan menjalankan ajaran
agama yang agama yang
dianutnya. dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, 2. Menunjukkan perilaku jujur,


tanggungjawab, santun, peduli, dan disiplin, tanggung jawab, santun,
percaya diri dalam berinteraksi dengan peduli, dan percaya diri dalam
keluarga, teman, dan guru. berinteraksi dengankeluarga,
teman, guru dan tetangganya.

3. Memahami pengetahuanfaktual dengan 3. Memahami pengetahuan faktual


cara mengamati (mendengar,melihat, dengan cara mengamati
membaca) dan (mendengar, melihat,
membaca) dan

menanya berdasarkan menanya


rasa ingin tahu tentang berdasarkan rasa
dirinya, makhluk ingin tahu
ciptaan Tuhan dan tentang dirinya,
kegiatannya, dan makhluk ciptaan
benda-benda yang Tuhan dan
dijumpainya di rumah kegiatannya, dan
dan di sekolah. benda-benda
yang
dijumpainya di
rumah dan di
sekolah.

35
4. Menyajikan pengetahuanfaktual dalam 4. Menyajikan pengetahuan faktual
bahasa yang jelas dan logis, dalam dalam bahasa yang jelas, sistematis
karya yang estetis, dalam gerakan yang dan logis, dalam karya yang estetis,
mencerminkan anak sehat, dan dalam dalamgerakan yang mencerminkan
tindakan yang mencerminkan perilaku anak sehat, dan dalam tindakan
anak beriman dan berakhlak mulia. yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan

KOMPETENSI INTIKELAS V KOMPETENSI INTIKELAS VI

1. Menerima, menjalankan, dan 1. Menerima, menjalankan, dan


menghargai ajaranagama yang menghargai ajaranagama yang
dianutnya. dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, 2. Menunjukkan perilaku jujur,


tanggungjawab, santun, peduli, dan disiplin, tanggung jawab, santun,
percaya diri dalam berinteraksi dengan peduli,dan percaya diri dalam
keluarga, teman, guru, dan berinteraksi dengan keluarga,
tetangganya serta cinta tanah air. teman, guru, dan tetangganya serta
cinta tanah air.
3. Memahami pengetahuan faktual dan 3. Memahami pengetahuan faktual dan
konseptual dengancara mengamati konseptual dengan cara mengamati
dan mencoba berdasarkan rasa ingin dan menanya berdasarkan rasa
tahu tentangdirinya, makhluk ciptaan ingin tahu tentang dirinya,
Tuhan dan kegiatannya, dan benda- makhluk ciptaan Tuhan dan
benda yang dijumpainya di rumah, di kegiatannya, dan benda-benda
sekolah dan tempat bermain yang dijumpainya di rumah, di
sekolah dan empat bermain

42
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan
konseptual dalam bahasa yang jelas, konseptual dalambahasa yang jelas,
sistematis, logis dan kritis dalam karya yang sistematis, logis dan kritis,dalam karya
estetis, dalam gerakan yang mencerminkan yang estetis, dalam gerakan yang
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
mencerminkan perilaku anak beriman dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak
berakhlak mulia. beriman dan berakhlak mulia

B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas
yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang
terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang
harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata
pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak
selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi
esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang
dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut
filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam
kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi maka nama mata
pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat
pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas
yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SD/MI untuk setiap mata pelajaran
tercantum pada Lampiran 1A s.d. Lampiran 9 yang mencakup: Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya, dan
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta Daftar Tema dan Alokasi Waktunya.
BAB V
PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK

A. PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATED (TERPADU)

Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Indragiri Hulu menggunakan pendekatan


pembelajaran tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik integratif
merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari
berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.
Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan
dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang
berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar
konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh
kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.
Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan
kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III, keduanya merupakan pemberi makna yang
substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan
Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar
dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai
pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya.
Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir abstrak untuk
memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas IV, V, dan VI sudah mulai
mampu berpikir abstrak. Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar yang
kuat untuk integrasi Kompetensi Dasar yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik. Dari
sudut pandang transdisciplinarity maka pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat
tidak memberikan keuntungan bagi kemampuan berpikir selanjutnya.
Di bawah ini adalah tema-tema yang telah disiapkan untuk peserta didik Sekolah
Dasar kelas I, II, IV dan V pada Kurikulum 2013.
Tabel 6.
Tema-Tema di Madrasah Ibtidaiyah
KELAS II KELAS III
Hidup Rukun Pertumbuhan dan perkembangan makhluk
Bermain di Lingkunganku hidup
Tugasku Sehari-hari Menyayangi tumbuhan dan hewan
Hidup bersih dan Sehat Benda disekitarku
Pengalamanku Kewajiban dan hakku

Merawat Hewan dan Tumbuhan Cuaca


Energi dan perubahannya
Kebersamaan di Rumah dan Perjalanan
Perkembangan Teknologi Praja muda
Karana

KELAS V KELAS V
Indahnya Kebersamaan Selamatkan mahluk hidup
Selalu Berhemat Energi Persatuan dalam Perbedaan
Peduli Makhluk Hidup Tokoh dan Penemuan
Berbagai Pekerjaan. Globalisasi
Pahlawanku Wira Usaha
Cita-Citaku Menuju masyarakat Sehat
Indahnya Keragaman di Negeriku Kepemimpinan
Daerah Tempat Bumiku
TinggalkuKayanya Menjelajah angkasa Luar
Negeriku
B. PENDEKATAN SAINTIFIK (ILMIAH)
Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran
terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:

1. Mengamati;

2. Menanya;

3. Mengumpulkan informasi/eksperimen;

4. Mengasosiasikan/mengolah informasi; dan

5. Mengkomunikasikan.

Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar
sebagaimana tercantum dalam tabel 7.

Tabel 7.

Keterkaitan antara Langkah Pembelajarandengan Kegiatan Belajar dan Maknanya

Langkah Kompetensi yang


Kegiatan Belajar
Pembelajaran Dikembangkan
Mengamati Membaca, mendengar, Melatih kesungguhan,
menyimak, melihat (tanpa atau ketelitian, mencari informasi
dengan alat)
Menanya Mengajukan pertanyaan tentang Mengembangkan kreativitas,
informasi yang tidak dipahami rasa ingin tahu, kemampuan
dari apa yang diamati atau merumuskan pertanyaan untuk
pertanyaan untuk mendapatkan membentuk pikiran kritis yang
informasi tambahan tentang apa perlu
yang diamati untuk hidup cerdas dan belajar
(dimulai dari pertanyaan faktual sepanjang hayat
sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik)
Mengumpulkan melakukan eksperimen Mengembangkan sikap teliti,
informasi/ membaca sumber lain selain jujur,sopan, menghargai
eksperimen buku teks pendapat orang lain,
mengamati objek/ kejadian kemampuan berkomunikasi,
Langkah Kompetensi yang
Kegiatan Belajar
Pembelajaran Dikembangkan
aktivitas menerapkan kemampuan
wawancara dengan narasumber mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
Mengasosiasikan/ mengolah informasi yang sudah Mengembangkan sikap jujur,
mengolah informasi dikumpulkan baik terbatas dari teliti, disiplin, taat aturan, kerja
hasil kegiatan keras, kemampuan menerapkan
mengumpulkan/eksperimen mau prosedur dan kemampuan
pun hasil dari kegiatan berpikir induktif serta deduktif
mengamati dan kegiatan dalam menyimpulkan .
mengumpulkan informasi.
Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat
menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan.
Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan, Mengembangkan sikap jujur,
kesimpulan berdasarkan hasil teliti, toleransi, kemampuan
analisis secara lisan, tertulis, atau berpikir sistematis,
media lainnya mengungkapkan pendapat
dengan
singkat dan jelas, dan
mengembangkan kemampuan
berbahasa yang baik dan benar.
B. PENILAIAN AUTENTIK (RESPONSIF)
Dalam rangka melaksanakan penilaian autentik yang baik, guru harus memahami secara
jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya pada diri sendiri, khususnya
berkaitan dengan: (1) sikap, pengetahuan dan keterampilan apa yang akan dinilai; (2) fokus
penilaian akan dilakukan, misalnya, berkaitan dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan;
dan (3) tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran, memori, atau proses.
Bentuk-Bentuk Penilaian Autentik yang dikembangkan

1. Penilaian Sikap

a. Observasi
b. Penilaian Diri
c. Penilaian Antarteman
d. Jurnal Catatan Guru

2. Penilaian Pengetahuan

a. Tes Tulis
b. Tes Lisan
c. Penugasan

3. Penilaian Keterampilan

a. Penilaian Kinerja
b. Penilaian Proyek
c. Penilaian Portopolio
BAB VI
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di Madrasah menyusun
kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah/madrasah
mengacu kepada Standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik
sekolah/madrasah, kebutuhan perserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah
daerah.
Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun kalender
pendidikan sebagai berikut :
a. permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah
ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni
tahun berikutnya.
b. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran. Sekolah/madrasah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif
belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
c. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran untuk setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal,
ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
d. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
terjadwal. Hari lbur sekolah/madrasah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan, Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi
penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
e. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir
tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.
f. Libur jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran digunakan
untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.
g. Sekolah-sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang
dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran efektif.
h. Bagi sekolah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu secara
khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran
efektif.
i. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan jenis
pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota
Kalender Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Indragiri Hulu disusun dengan
berpedoman kepada kalender Pendidikan Nasional yang disesuaikan dengan program
Madrasah (kalender Pendidikan MIN 2 Indragiri Hulu terlampir )
BAB VII

PENUTUP

Seperti telah diuraikan pada awal pendahuluan bahwa fungsi Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa selain mengembangkan dan memperkuat potensi pribadi juga menyaring
pengaruh dari luar yang akhirnya dapat membentuk karakter peserta didik yang dapat
mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya
bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan
belajar mengajar baik melalui mata pelajaran maupun serangkaian kegiatan pengembangan diri
yang dilakukan di kelas dan luar sekolah. Pembiasaan-pembiasan (habituasi) dalam kehidupan,
seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab, dan
sebagainya. perlu dimulai dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang
lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut tentunya perlu ditumbuhkembangkan yang pada
akhirnya dapat membentuk pribadi karakter peserta didik yang selanjutnya merupakan
pencerminan hidup suatu bangsa yang besar.
Pedoman yang disusun ini lebih diperuntukkan kepada kepala madrasah.
Pembentukan budaya sekolah (school culture) dapat dilakukan oleh sekolah melalui
serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran yang lebih berorientasi pada
peserta didik, dan penilaian yang bersifat komprehensif. Perencanaan di tingkat sekolah pada
intinya adalah melakukan penguatan dalam penyusunan kurikulum di tingkat sekolah
(Kurikulum 2013), seperti menetapkan visi, misi, tujuan, struktur kurikulum, kalender
akademik, dan penyusunan silabus. Keseluruhan perencanaan sekolah yang bertitik tolak dari
melakukan analisis kekuatan dan kebutuhan madrasah akan dapat dihasilkan program
pendidikan yang lebih terarah yang tidak semata-mata berupa penguatan ranah pengetahuan
dan keterampilan melainkan juga sikap perilaku yang akhirnya dapat membentuk ahklak budi
luhur.
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa bukan merupakan mata pelajaran yang berdiri
sendiri atau merupakan nilai yang diajarkan, tetapi lebih kepada upaya penanaman nilai-nilai
baik melalui mata pelajaran, program pengembangan diri maupun budaya sekolah. Peta nilai
dan indikator yang disajikan dalam naskah ini merupakan contoh penyebaran nilai yang dapat
diajarkan melalui berbagai mata pelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) dan
Kompetensi Inti (KI) yang terdapat dalam standar isi (SI).
LAMPIRAN
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 2 INDRAGIRI HULU
Akreditasi : A Tahun 2022
Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 3 Desa Buluh Rampai Kecamatan Seberida
Kab. Indragiri Hulu Provinsi. Riau
Sur-El : minbr97@yahoo.co.id NSM : 111114020002 NPSN : 60704232

KEPUTUSAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 2 INDRAGIRI HULU


NOMOR: 8 TAHUN 2023
TENTANG
PENETAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 2 INDRAGIRI HULU
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 2 INDRAGIRI HULU


Menimbang : a. bahwa Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KURIKULUM 2013) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun
oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan
yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
b. bahwa MIN 2 Indragiri Hulu merupakan salah satu satuan pendidikan
madrasah di bawah binaan Kementerian Agama;
c. Berdasarkan petimbangan sebagaimana dimaksud pada butir a dan b di
atas, perlu menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 2 INDRAGIRI HULU Tahun
Pelajaran 2023/2024

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. Peraturan Menteri Agama No. 2 tahun 2008, tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab di Madrasah.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi;
5. Peraturan Menteri Pedidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tentang
pelaksanaan Peraturan Mendiknas No 22 dan 23 tahun 2006;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2007 tentang
Standar Penilaian;
8. Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomor:
DJ.II.1/PP.00/ED/681/2005 tanggal 1 Agustus 2006 tentang
pelaksanaan Standar Isi;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan
11. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Islam nomor:
SE/DJ.I/HM.01/114/2014 tentang implementasi kurikulum 2013 yang
dilaksanakan Madrasah Ibtidaiyah.
Memperhatikan :Masukan dan pertimbangan Komite Madrasah, Pendidik, Tenaga
Kependidikan dan seluruh pemangku kepentingan madrasah pada rapat
Penyusunan Kurikulum 2013 MIN 2 Indragiri Hulu Tahun Pelajaran
2023/2024
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 2
INDRAGIRI HULU TENTANG PENETAPAN KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH IBTIDAIYAH
NEGERI (MIN) 2 INDRAGIRI HULU TAHUN PELAJARAN 2023/2024

PERTAMA : Memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Madrasah


Ibtidaiyah Negeri 2 Indragiri Hulu sebagai pedoman pelaksanaan dan
penyelenggaraan pendidikan dan kegiatan belajar mengajar di Pendidikan
MIN 2 Indragiri Hulu pada tahun pelajaran 2023/ 2024
KEDUA : Semua warga madrasah harus melaksanakan Kurikulum 2013 ini dengan
penuh tanggung jawab;
KETIGA : Dokumen Kurikulum 2013 ini akan direvisi setiap awal tahun pelajaran
dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan madrasah;
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Buluh Rampai
Pada : Juli 2023
Kepala Madrasah,

UMI SARAH
Tembusan disampaikan kepada:
1. Yth. Pengawas Pendidikan Agama Indragiri Hulu
2. Yth. Kepala Kantor Kementerian Agama Indragiri Hulu
3. Yang bersangkutan
4. Arsip
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 2 INDRAGIRI HULU
Akreditasi : A Tahun 2018
Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 3 Desa Buluh Rampai Kecamatan Seberida
Kab. Indragiri Hulu Provinsi. Riau
Sur-El : minbr97@yahoo.co.id NSM : 111114020002 NPSN : 60704232

KEPUTUSAN
KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 2 INDRAGIRI HULU
NOMOR: 9 TAHUN 2023
TENTANG

SUSUNAN TIM PENGEMBANG KURIKULUM


MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 2 INDRAGIRI HULU
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Menimbang : a. Bahwa untuk menjamin terwujudnya mutu pendidikan yang


diselenggarakan di MIN 2 Indragiri Hulu Tahun Pelajaran 2023/2024
perlu dibentuk Tim Pengembang Kurikulum;
b. Bahwa Saudara yang namanya tersebut dalam Lampiran Surat
Keputusan ini mampu untuk melaksanakan tugas dimaksud;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410);
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi;
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan;

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang


Standar Penilaian Pendidikan;
6. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 592) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 80 Tahun 2013 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1202);
7. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1382);

Memperhatikan : Program Kerja MI Negeri 2 Indragiri Hulu Bidang Kurikulum Tahun


Pelajaran 2023/2024
MEMUTUSKAN

Menetapkan
Pertama : Memberikan tugas Tim Pengembang Kurikulum Tahun Pelajaran
2023/2024 di MI Negeri 2 Kota Indragiri Hulu sebagaimana tercantum
dalam Lampiran 1 Surat Keputusan ini;
Kedua : Pembagian tugas Tim Pengembang Kurikulum sebagaimana tersebut dalam
Lampiran 2 Surat Keputusan ini;
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal 17 Juli 2023 sampai
dengan 25 Juni 2024;
Keempat : Apabila terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan dibetulkan
sebagaimana mestinya;
Kelima : Surat Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk
diketahui dan dilaksanakan.

Ditetapkan di : Buluh Rampai


Pada : Juli 2023

Kepala Madrasah,

UMI SARAH

Tembusan disampaikan kepada:


1. Yth. Pengawas Pendidikan Agama Indragiri Hulu
2. Yth. Kepala Kantor Kementerian Agama Indragiri Hulu
3. Yang bersangkutan
4. Arsip
Lampiran 1 : Keputusan Kepala MI Negeri 2 Indragiri Hulu
Nomor : 09 Tahun 2023
Tanggal : Juli 2023

SUSUNAN TIM PENGEMBANG KURIKULUM


MI NEGERI 2 INDRAGIRI HULU TAHUN PELAJARAN 2023/2024

No Nama Jabatan Dinas Jabatan Tugas

1 SRIYANTO,S.Ag Komite Madrasah Pengarah

2 Hj.ETIRANIS Pengawas Pendidikan Pengarah

3 Hj.UMI SARAH,S.Ag.MM Kepala MIN 2 Indragiri Penanggung jawab


NIP 19721404 199903 2 002 Hulu
4 MARSUNAH,Ss Guru Anggota
NIP 19661221 200312 2 002
5 PRAYEKTI RAHAYU,S.Pd.I Guru Anggota
NIP
6 LINAWATI,S.Th.I Guru Anggota
NIP
7 NURZIKRI Z,M.Pd Guru Anggota
NIP
9 RANI PRATIWI,SE STAF TU Sekretaris
NIP.-
10. JUNIARTO,S.Pd.I STAF TU Anggota
NIP,-

Ditetapkan di : Buluh Rampai


Pada tanggal : Juli 2023

Kepala Madrasah

UMI SARAH
Lampiran 2 : Keputusan Kepala MIN 2 Indragiri Hulu
Nomor : 09 Tahun 2023
Tanggal : Juli 2023

PEMBAGIAN TUGAS TIM PENGEMBANG KURIKULUM


MI NEGERI 2 INDRAGIRI HULU TAHUN PELAJARAN 2020/2021

A. PEMBAGIAN TUGAS
Seluruh Tim Pengembang Kurikulum (TPK) MI Negeri 2 Indragiri Hulu Tahun
Pelajaran 2023/2024 secara umum mempunyai tugas sebagai berikut.
1. Mempersiapkan dan menyelesaikan pengisian instrumen Evaluasi Diri Madrasah
(EDM) dan mengumpulkan bukti fisik EDM
2. Mengevaluasi hasil EDM
3. Melaporkan hasil EDM
4. Menyusun Rencana Pengembangan Madrasah (RPM)

B. TUGAS KHUSUS
1. Pengarah (Komite Madrasah dan Pengawas Pendidikan)
a. Memberikan pengarahan dalam pengisian dan pengumpulan bukti fisik EDM
b. Memberikan pengarahan dalam mengevaluasi EDM dan menyusun RPM
c. Membantu dan bekerja sama dengan tim pengembang lainnya
2. Penanggung Jawab
a. Menerbitkan SK Tim Pengembang Kurikulum
b. Memberi petunjuk dan pengarahan pengisian dan pengumpulan bukti fisik EDM
kepada Tim Pengembang Kurikulum
3. Sekretaris
a. Membuat program kerja panitia dan membagi tugas tim pengembang kurikulum
b. Bersama-sama dengan ketua menyelesaikan laporan EDM
c. Mengarsipkan semua instrumen EDM yang sudah terisi beserta bukti fisik EDM
d. Mengkoordinasikan pengetikan dokumen 1 (satu) dan penyelesaian dokumen 2
(dua) Kurikulum Madrasah
e. Menerima hasil kerja semua penanggung jawab standar
f. Membantu dan bekerja sama dengan tim pengembang lainnya
4. Anggota
a. Mengisi instrument EDM sesuai dengan tanggung jawabnya
b. Mengumpulkan bukti fisik yang dibutuhkan
c. Ikut bertanggung jawab dalam pembuatan laporan EDM
d. Membantu dan bekerja sama dengan tim pengembang lainnya

Ditetapkan di : Buluh Rampai


Pada tanggal : Juli 2023

Kepala Madrasah

UMI SARAH
BERITA ACARA

REVISI KURIKULUM
MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 2 INDRAGIRI HULU

Pada hari Rabu tanggal delapan belas bulan Juli tahun dua ribu delapan belas, Dewan
guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Indragiri Hulu bersama komite Madrasah telah melakukan
Pengembangan Kurikulum Tahun Pelajaran 2020/2021 dengan berpedoman pada peraturan
dan keputusan yang ada.
Berdasarkan Peraturan tersebut, Kepala Madrasah menetapkan Kurikulum Madrasah
Tahun Pelajaran 2020/2021 Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Indragiri Hulu
Begitu pula melalui program pengembangan diri, seperti kegiatan rutin madrasah,
kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian. Perencanaan pengembangan Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa ini perlu dilakukan oleh semua pemangku kepentingan di
madrasah yang secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidik diterapkan ke dalam
kurikulum sekolah yang selanjutnya diharapkan menghasil budaya sekolah.
Penyempurnaan pedoman ini akan terus menerus dilanjutkan seiring dengan
kompleksnya permasalahan pendidikan terutama dalam pembentukan budaya dan karakter
bangsa. Penyajian pembelajaran yang bernuansa belajar aktif dengan muatan budaya dan
karakter bangsa perlu menjadi perhatian terutama dalam membelajarkan peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai