Anda di halaman 1dari 44

( Draf KOSP ini disusun oleh St. Rakhmad Budiharsa, Pengawas SMP Kab.

Cilacap )

KURIKULUM OPERASIONAL
SMP ……………………………………………….
TAHUN AJARAN 2022/2023

LOGO

Sekolah Negeri : logo Pemda Cilacap


Sekolah Swasta : logo Yayasan/ sekolah

Alamat Sekolah
LEMBAR PENGESAHAN

Berdasarkan hasil Rapat Dewan Pendidik bersama Komite Sekolah,


Kurikulum Operasional SMP .......................................................................
ditetapkan, disahkan dan dilaksanakan di SMP .....................................................
pada Tahun Ajaran 2022/2023

Disahkan di : Cilacap
Pada tanggal : .........................................

Menyetujui
Ketua Komite Sekolah Kepala SMP .............................................

............................................. ...................................................................
NIP ............................................................

Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Cilacap

Drs. SADMOKO DANARDONO, M.Si.


Pembina Utama Muda
NIP 19710119 199101 1 001
LEMBAR VERIFIKASI
DOKUMEN KURIKULUM OPERASIONAL SMP ………………..
TAHUN AJARAN …………………..

Dokumen Kurikulum Operasional SMP ……………………………….. Tahun Ajaran 2022/2023


ini telah diverifikasi oleh Pengawas Pembina, secara bertahap dari tanggal ……………….. s.d.
………………….. dan telah dilakukan perbaikan seperlunya oleh Tim Penyusun di sekolah, dengan
aspek verifikasi :

Aspek Materi Verifikasi


Konten/Isi Berisi : berpusat pada peserta didik, kontekstual, esensial, akuntabel,
melibatkan pemangku kepentingan, dan konsisten
Konteks/ Berisi : tujuan, isi, bahan pelajaran, dan cara yang digunakan
wadah
Komponen Berisi : karakteristik satuan pendidikan, Visi, misi, tujuan sekolah,
Pengorganisasian Pembelajaran, Rencana Pembelajaran, Pendampingan,
evaluasi, dan pengembangan profesional, Lampiran.
Mekanisme 1. Memahami Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Merdeka
2. Menganalisis konteks : Karakteristik Sekolah
3. Merumuskan Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
4. Menentukan Pengorganisasian Pembelajaran
5. Menyusun Rencana Pembelajaran
6. Merancang Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan Profesional
7. Verifikasi Pengawas Pembina
8. Pengesahan Dokumen

Verifikator/ Pengawas Pembina

St. Rakhmad Budiharsa,S.Pd.,MM.


NIP 19651104 198703 1 006
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga Kurikulum Operasional SMP ……………………….
Tahun Ajaran 2022/2023 dapat tersusun. Kurikulum Operasional SMP ……………………….
Tahun Ajaran 2022/2023 adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh SMP
………………………….. untuk kelas VII, sedangkan untuk kelas VIII dan IX menggunakan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berdasarkan Kurikulum 2013/ Kurikulum Masa Khusus. *
pilih salah satu
Kurikulum operasional SMP ……………………………. Tahun Ajaran 2022/2023
dikembangkan berdasarkan kerangka dasar dan struktur kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah, sesuai
konteks dan kebutuhan peserta didik dan kebutuhan sekolah, saran dan masukan dari pemangku kepentingan, dan
di bawah koordinasi dan supervisi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap
Kurikulum Operasional Sekolah ini diberlakukan pada Tahun Ajaran 2022/2023 untuk
menjawab satu pertanyaan besar, yaitu “Pelajar dengan profil (kompetensi) seperti apa yang ingin
dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia?” Jawaban atas pertanyaan itu adalah “Pelajar lndonesia
merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai pancasila“
Pernyataan ini berkaitan dengan dua hal, yaitu kompetensi untuk menjadi warga negara Indonesia yang
demokratis dan untuk menjadi manusia unggul dan produktif di Abad ke-21
Pengembangan Kurikulum Operasional SMP ……………………… Tahun Ajaran
2022/2023 dilakukan melalui tahapan menganalisis konteks karakteristik sekolah, merumuskan visi,
misi, tujuan sekolah, menentukan pengorganisasian pembelajaran, menyusun rencana pembelajaran,
merancang pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional.
Penyusunan dokumen kurikulum operasional sekolah dari awal, dimulai dengan memahami
secara utuh kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah, antara lain Tujuan pendidikan
Nasional, Profil Pelajar Pancasila, SNP, Struktur Kurikulum, Prinsip pembelajaran dan Asesmen, serta
capaian pembelajaran.
Kurikulum ini dapat terselesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu kami
menyampaikan ucapan terima kasih, kepada :
1. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap
2. Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas P dan K Kabupaten Cilacap
3. Bp. St. Rakhmad Budiharsa,S.Pd.,MM. selaku Pengawas Sekolah
4. Komite Sekolah SMP …………………….
5. Guru dan Tenaga Kependidikan SMP ………………….
6. Semua pihak yang terlibat
Kami menyadari bahwa Kurikulum Operasional Sekolah yang telah kami susun ini memiliki
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik, saran, dan masukan yang
konstruktif dari berbagai pihak yang kompeten sangat kami harapkan.
Kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membantu penyelesaian Kurikulum ini.

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………………. i
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………………… ii
LEMBAR VERIFIKASI PENGAWAS …………………………………………………. iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………. iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… v
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………… vi

BAB I KARAKERISTIK SEKOLAH ………………………………………….


BAB II TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH
A. TUJUAN PENDIDIKAN ……………………………………………
B. VISI SEKOLAH …………………………………………………….
C. MISI SEKOLAH …………………………………………………….
D. TUJUAN SEKOLAH ………………………………………………..
BAB III PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAAN
A. Pengertian ……………………………………………………………
B. Latar Belakang Kurikulum Merdeka ………………………………..
C. Tujuan Pengembangan KOSP ……………………………………….
D. Prinsip Pengembangan KOSP ………………………………………
E. Pilihan Pengorganisasian Pembelaran ………………………………
F. Kegiatan Pembelajaran dalam KOSP
1. Kegiatan Pembelajaran Intrakurikuler ………………………….
2. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ………………………
3. Layanan Bimbingan Konseling ………………………………….
4. Kegiatan Ekstrakurikuler ………………………………………..
5. Budaya Sekolah/ Pembiasaan …………………………………..
G. Pengaturan Beban Belajar ……………………………………………
BAB IV RENCANA PEMBELAJARAN
A. Pengertian ……………………………………………………………
B. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran ………………………
C. Perencanaan dan Pelaksanaan Asesmen ……………………………..
BAB V PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL
A. Pengertian ……………………………………………………………
B. Hubungan Evaluasi, Pendampingan, dan Pengembangan dalam Pembelajaran
C. Prinsip Evaluasi Pembelajaran dan Evaluasi KOSP…………………
D. Prinsip Evaluasi Pembelajaran ………………………………………
E. Pelaksanaan Evaluasi KOSP …………………………………………
F. Prinsip Pendampingan dan Pengembangan Profesional ……………..
BAB VI PENUTUP ………………………………………………………………

LAMPIRAN :
1. Kalender Pendidikan
2. Analisis Minggu Efektif
3. Program Tahunan
4. Program Semester
5. Kuesioner Peserta Didik
6. Koesioner Guru
7. Koesioner Tendik
8. Koesioner Orang Tua Peserta Didik
9. Rapor pendidikan
10. Analisis Rapor Pendidikan
11. Analisis Karakteristik Sekolah ( analisis SWOT atau bentuk lain )
12. Alur Tujuan Pembelajaran
13. Contoh RPP/ Modul Ajar
14. Contoh Modul Projek Contoh Modul Projek
15. Contoh RPL

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
KARAKTERISTIK SMP ……………………..

( Bab I Karakteristik Sekolah merupakan kesimpulan dari hasil analisis konteks ( SWOT) yang
menggambarkan keunikan sekolah dalam hal peserta didik, sosial, budaya, guru, dan tenaga
kependidikan, analisis konteks bersumber dari infomasi yang dapat diperoleh dari rapot pendidikan,
kuesioner, wawancara, FGD, observasi )

A. Karakteristik Siswa
Siswa kelas VII SMP ………..ada ………orang, terdiri dari……pria, dan ………orang
wanita, dan terbagi dalam ……….rombongan belajar.
1. Latar belakang kondisi keluarga siswa
a. Latar belakang pekerjaan dan penghasilan orang tua siswa
Dari data yang berupa angket siswa kelas VII diketahui bahwa sebagian besar orang
tuanya memiliki pekerjaan sebagai ……………. dengan penghasilan antara Rp.
……………….. s.d. Rp ………………, sebagian kecil orang tuanya memiliki
pekerjaan sebagai ……………. dengan penghasilan antara Rp. ……………….. s.d.
Rp ………………, dan sebagian orang tuanya memiliki pekerjaan sebagai
……………. dengan penghasilan antara Rp. ……………….. s.d. Rp ……………….
. Sebagian besar siswa hidup bersama serumah antara ……. orang s.d. …………...
orang per keluarga, sebagian kecil siswa hidup bersama serumah antara ……. orang
s.d. …………... orang per keluarga.
b. Latar belakang sarana dan prasarana yang ada di rumah
Sebagian besar siswa tinggal di rumah sendiri keluarga, dengan kondisi rumah
permanen, sebagian kecil siswa tinggal di rumah sendiri keluarga, dengan kondisi
rumah semi permanen, sebagian besar siswa tidak tinggal di rumah sendiri keluarga,
dengan kondisi rumah permanen/ semi permanen. Sebagian kecil siswa memiliki
sarana belajar yang cukup untuk belajar mandiri di rumah, ketersedian lampu
penerangan yang cukup, tempat belajar sendiri, perlengkapan elektronik pendukung
belajar, misalnya laptop, hp, TV, video player, WiFi, sebagian besar siswa tidak
memiliki sarana belajar mandiri di rumah secara lengkap.
c. Peran orang tua dalam pendampingan belajar siswa di rumah
Sebagian kecil siswa yang mendapat perhatian dan bimbingan belajar di rumah dari
orang tuanya, bahkan ada yang tidak mendapatkan bimbingan sama sekali
2. Kegiatan siswa di rumah dan lingkungan
a. Kebiasaan di rumah
Sebagian kecil siswa memiliki kebiasaan rutin di rumah untuk belajar mandiri,
melaksanakan ibadah, membantu orang tua, menjaga kebersihan dan kesehatan diri.
Sebagian besar siswa kurang memiliki kebiasaan baik di rumah yang mendukung
siswa sebagai siswa pembelajar.
b. Keikutsertaan siswa dalam kegiatan keagamaan dan kegiatan lainnya di lingkungan
Sebagian kecil siswa aktif dalam kegiatan keagamaan dan kegiatan lain yang positif
misalnya olah raga dan kesenian di lingkungannya
3. Cita-cita siswa
Dari kuesioner siswa dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa bercita-cita
……….sebagian lagi bercita-cita ……………………
…….dst
B. Karakteristik Kondisi Sosial Lingkungan Sekolah
1. Peran sekolah sebagai bagian dari masyarakat
Sekolah berperan aktif dalam kegiatan sosial di lingkungan sekolah, baik kegiatan atas
inisiatif sekolah, kegiatan bersama masyarakat, kegiatan atas inisiatif masyarakat,
misalnya ……………………
2. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat dari adanya sekolah
Keberadaan sekolah di masyarakat berdampak positif terhadap lingkungan masyarakat,
misalnya ………………..
3. Sumber daya masyarakat yang dapat dimanfaatkan oleh sekolah
Sumber daya mastarakat yang adapat dimanfaatkan oleh sekolah, dalam rangka kegiatan
sekolah dalam rangka mewujudkan visi sekolah yang mengacu pada terwujudnya pelajar
sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila, antara lain sumber daya alam, sumber daya sosial dan budaya, dunia usaha
dan dunia industri,
…….dst
C. Karakteristik Kondisi Budaya Lingkungan Sekolah
Budaya daerah setempat yang perlu dilestarikan antara lain toleransi antar umat beragama,
silaturahmi antar warga, kekerabatan, gotong royong, arisan, pertemuan rutin warga,
……………….
……..dst
D. Karakteristik Guru
Guru SMP ………. ada ……….orang, yang terdiri dari …… pria, …… wanita. Pendidikan
guru ………sarjana. Tingkat linearitas pendidikan/ sertifikat pendidik dengan tugas
mengajar ……..%
Dari hasil evaluasi diri masing-masing guru dengan indikator kompetensi guru ( yang baru
Perdirjen GTK no 6565/B/GT/2022 ) dapat diketahui bahwa guru yang merasa telah
kompeten dalam kategori pengetahuan profesional ……%, kategori praktik pembelajaran
profesional ………%, dan kategori pengembangan profesi ……….%.
Keikutsertaan guru dalam pendidikan dan pelatihan mandiri Implemtasi Kurikulum
Merdeka, guru yang telah menyelesaikan seluruh materi ………%, sebagian besar materi
…….%, sebagian kecil materi ……..%, dan yang tidak ikut diklat ………%
………….dst
E. Karakteristik Tenaga Kependidikan
Tenaga kependikan di SMP ……… ada ………., terdiri dari …dst
Dari hasil evaluasi diri masing-masing tenaga kependidikan dengan indikator kompetensi
tenaga kependidikan, diketahui bahwa…..dst
F. Karakteristik Kondisi Alam
SMP ………..terletak di………..dengan kondis alam ………dst
G. Karakeristik Sarana, Prasarana, dan Pendanaan
1. Sarana
SMP ……..memiliki sarana berupa ………dst
2. Prasarana
Prasarana yang dimiliki oleh SMP …………berupa ………..dst.
3. Pendanaan
Sumber dana utama SMP ………. dari BOS, dengan dana tambahan berupa sumbangan
orang tua pada tahun ajaran sebelumnya sebesar …….., dana sumbangan tetap dari
……….sebesar ………../ tahun dst.
H. Kebijakan Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap program Bangga Mbagun Desa dengan pilar utama
…..dst
I. Kemitraan
Selama ini SMP ………..menjalin kemitraan untuk peningkatan kompetensi siswa dengan
……….dst.
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

A. Tujuan Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan Nasional
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab
2. Tujuan Pendidikan Dasar
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
3. Tujuan Kurikulum Merdeka
Terwujudnya Pelajar Indonesia yang merupakan pelajar sepanjang hayat yang
kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai pancasila.

B. Visi Sekolah
Visi SMP Negeri 6 Satu Atap Majenang dirumuskan dengan kalimat yang mengandung
unsur : (1) filosofis, (2) khas, (3) berwawasan masa depan . Berikut visi yang dirumuskan
sekolah :
“Tercapainya Warga Sekolah yang Berahlak Mulia, Cerdas, Terampil, Dan Bersahaja
Sesuai dengan Nilai-Nilai Luhur Budaya Bangsa”

Dengan Indikator Visi :


1. Terwujudnya pengentasan pendidikan dasar dan wajib belajar 9 tahun
2. Terwujudnya pendidikan yang adil dan merata
3. Terwujudnya pendidikan yang bermutu, efisien dan relevan
4. Terwujudnya sistem yang transparan, akuntabel, efektif, partisipatif dan kooperatif

C. Misi Sekolah
Sesuai dengan visi dan indikator visi di atas, maka misi SMP Negeri 6 Satu Atap Majenang
ditetapkan sebagai berikut :
1. Membentuk masyarakat sekolah yang beriman dan bertakwa melalui pengembangan
nilai-nilai pengembangan keagamaan dan pendidikan berkarakter
2. Membentuk masyarakat sekolah yang cerdas dengan mengembangkan pembelajaran
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM)
3. Membentuk masyarakat sekolah yang kreatif, inovatif dan peduli terhadap lingkungan
4. Membentuk masyarakat sekolah yang pandai menerapkan IPTEK dalam kehidupan
sehari-hari

D. Tujuan Sekolah
1. Tujuan Umum
Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, karakter serta
ketrampilan yang berwawasan gender untuk hidup dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2. Tujuan Khusus
a. Terwujudnya pendidikan yang adil dan merata
b. Terwujudnya manajemen sekolah yang baik.
c. Terwujudnya pendidikan yang bermutu, efisien dan relevan dengan pendidikan.
d. Terwujudnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.
e. Terwujudnya sistim pendidikan yang transparan, akuntabel, efektif, dan partisipatif.
f. Terwujudnya pengembangan kurikulum yang sesuai dengan dinamika tuntutan
kebutuhan siswa, masyarakat.
g. Terwujudnya sumber daya manusia pendidikan yang handal
h. Terwujudnya prestasi akademik yang tinggi dan disertai karakter budi pekerti yang
luhur
i. Terwujud prestasi non akademik yang tinggi dan berjiwa kewirausahaan yang handal
j. Terwujudnya Insan yang beriman dan bertaqwa dengan perwujudan sikap akhlaqul
karimah (Akhlak mulia)
BAB III
PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN

A. Pengertian
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU Sisdiknas/2003). Pemerintah pusat
menetapkan kerangka dasar dan struktur kurikulum yang menjadi acuan untuk pengembangan
kurikulum operasional satuan pendidikan
Pengorganisasian pembelajaran adalah cara sekolah mengatur muatan kurikulum dalam satu
rentang waktu, dan beban belajar, cara sekolah mengelola pembelajarannya untuk mendukung
pencapaian Capaian Pembelajaran dan Profil Pelajar Pancasila

B. Latar Belakang Kurikulum Merdeka


Implementasi kurikulum oleh satuan pendidikan harus memperhatikan ketercapaian
kompetensi peserta didik pada satuan pendidikan dalam kondisi khusus. Masa pandemi
Covid-19 merupakan salah satu kondisi khusus yang menyebabkan ketertinggalan
pembelajaran (learning loss) yang berbeda-beda pada ketercapaian kompetensi peserta
didik. Untuk mengatasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) diperlukan kebijakan
pemulihan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu terkait dengan implementasi
kurikulum oleh satuan pendidikan. Implementasi kurikulum oleh satuan pendidikan dapat
menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik dan
harus memperhatikan ketercapaian kompetensi peserta didik di satuan pendidikan dalam
rangka pemulihan pembelajaran. Maka satuan pendidikan diberikan opsi dalam
melaksanakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran bagi peserta didik.
Tiga opsi kurikulum tersebut yaitu Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat (yaitu Kurikulum
2013 yang disederhanakan oleh Kemendikbudristek), dan Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam
di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk
mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih
berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar
dan minat peserta didik. Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila
dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut
tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat
pada konten mata pelajaran.
Berbagai studi nasional maupun internasional menunjukkan bahwa Indonesia telah
mengalami krisis pembelajaran (learning crisis) yang cukup lama. Studi-studi tersebut
menunjukkan bahwa banyak dari anak-anak Indonesia yang tidak mampu memahami
bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar.Temuan itu juga juga
memperlihatkan kesenjangan pendidikan yang curam di antarwilayah dan kelompok sosial
di Indonesia. Keadaan ini kemudian semakin parah akibat merebaknya pandemi Covid-19.
Untuk mengatasi krisis dan berbagai tantangan tersebut, maka kita memerlukan perubahan
yang sistemik, salah satunya melalui kurikulum. Kurikulum menentukan materi yang
diajarkan di kelas. Kurikulum juga mempengaruhi kecepatan dan metode mengajar yang
digunakan guru untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. Untuk itulah Kemendikbudristek
mengembangkan Kurikulum Merdeka sebagai bagian penting dalam upaya memulihkan
pembelajaran dari krisis yang sudah lama kita alami

C. Tujuan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan ( KOSP )


Kurikulum operasional di satuan pendidikan memuat seluruh rencana proses belajar yang
diselenggarakan di satuan pendidikan, sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan pembelajaran.
untuk menjadikannya bermakna, kurikulum operasional satuan pendidikan dikembangkan sesuai
dengan konteks dan kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan.
1. Untuk Kepala Sekolah dan Guru
KOSP sebagai pedoman/ acuan operasional pelaksanaan pembelajaran di sekolah
2. Untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap
KOSP sebagai acuan dalam pemantauan, pembinaan, pengawasan, dan supervisi
kurikulum di sekolah
3. Untuk Pemangku Kepentingan
KOSP sebagai acuan bagi pemangku kepentingan untuk terlibat dalam pelaksanaan
kurikulum di sekolah

D. Prinsip Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan ( KOSP )


1. Berpusat pada peserta didik, yaitu pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi,
kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik. Profil Pelajar
pancasila selalu menjadi rujukan pada semua tahapan dalam penyusunan kurikulum
operasional sekolah
2. Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan,
konteks sosial budaya dan lingkungan,
3. Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan dan
digunakan di satuan pendidikan. Bahasa yang digunakan lugas, ringkas, dan mudah
dipahami
4. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual
5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan, pengembangan kurikulum satuan pendidikan
melibatkan komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan antara lain orang
tua, organisasi, berbagai sentra, di bawah koordinasi dan supervisi dinas Pendidikan dan
kebudayaan.

E. Pilihan Pengorganisasian Pembelajaran


Berdasarkan prinsip-prinsip analisis kebutuhan sekolah yaitu :
 Memprioritaskan kebutuhan peserta didik
 Menyesuaikan sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan
 Mempertimbangkan ketersediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan
SMP Negeri 6 Satu Atap Majenang dalam mengorganisir pembelajaran menggunakan
pilihan 2 yaitu sekolah melakukan modifikasi dalam menyusun pengorganisasian
pembelajaran. Sekolah menggunakan inspirasi terhadap dokumen yang telah disediakan
oleh pemerintah, untuk menyusun pengorganisasian pembelajaran, seperti struktur
kurikulum ( intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar pancasila, dan ekstrakurikuler )
dan menggunakan pendekatan berdasarkan pendekatan mata pelajaran. Sekolah mulai
menyusun secara mandiri menggunakan pendekatan mata pelajaran.

Pengertian pendekatan mata pelajaran


a. Setiap pembelajaran dilakukan terpisah antara satu mapel dan mapel lainnya.
b. Tatap muka dilakukan secara reguler setiap minggu, dengan jumlah jam tatap muka
sesuai dengan yang ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan
ketentuan minimal dari pemerintah

Tujuan, metode, hasil pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar pancasila
dan ekstrakurikuler
1. Pembelajaran Intrakurikuler
a. Tujuan
Kegiatan pembelajaran intrakurikuler untuk setiap mata pelajaran dirancang agar
anak dapat mencapai kemampuan yang tertuang di dalam capaian pembelajaran.
b. Metode
1) Menggunakan berbagai metode pengajaran/pendekatan belajar sebagai wujud
‘Merdeka Belajar, Merdeka Bermain’.
2) Menggunakan berbagai instrumen asesmen yang bermakna dalam menilai
progress dan capaian peserta didik.
3) Melibatkan pendidik dalam proses desain asesmen dan moderasi hasil asesmen
c. Hasil
Bukti pencapaian capaian pembelajaran berupa portofolio/kumpulan hasil pekerjaan
peserta didik dari berbagai instrumen asesmen
2. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
a. Tujuan
Kegiatan yang dirancang terpisah dari intrakurikuler yang bertujuan untuk
menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar
Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan
b. Metode
1) Mengasah kepekaan dan mengeksplorasi isu riil dan kontekstual dalam bentuk
projek dengan bobot 20%-30% (SD-SMA/SMK) dari kegiatan pembelajaran.
2) Memberikan ruang lebih banyak bagi peserta didik untuk bekerja mandiri dan
fleksibel.
3) Dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan
menyelenggarakan projek.
4) Bekerja secara kolaboratif dan terencana.
c. Hasil
1) Bukti dapat berupa hasil produk/projek dan jurnal kerja yang fokus pada proses
dan pencapaian tujuan projek.
2) Satuan pendidikan menyediakan waktu khusus untuk peserta didik
menunjukkan hasil projek melalui pameran/pertunjukan

3. Ekstrakurikuler
a. Tujuan
Kegiatan di luar jam belajar intrakurikuler di bawah bimbingan dan pengawasan
satuan pendidikan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat,
minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian peserta didik secara
optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
b. Metode
1) Terdiri atas ekstrakurikuler wajib dan pilihan. Kegiatan wajib berbentuk
pendidikan kepramukaan dan kegiatan pilihan berupa kegiatan yang
dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan sesuai bakat dan
minat peserta didik.
2) Mengacu pada prinsip partisipasi aktif dan menyenangkan.
3) Melibatkan pendidik dan narasumber profesional dalam melatih keterampilan
tertentu
c. Hasil
Bukti berupa testimoni atau cerita dari peserta didik.

F. Kegiatan Pembelajaran dalam Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

Kegiatan Pembelajaran di SMP ………………………. terdiri kegiatan utama


Pembelajaran Intrakurikuler dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Layanan
Bimbingan Konseling , kegiatan Ekstrakurikuler dan Budaya Sekolah.
Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2022 pasal 40 ayat (1) menyebutkan bahwa :
Kurikulum disusun sesuai dengan Jenjang Pendidikan dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
a. peningkatan iman dan takwa;
b. nilai Pancasila;
c. peningkatan akhlak mulia;
d. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat Peserta Didik;
e. keragaman potensi daerah dan lingkungan;
f. tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
g. tuntutan dunia kerja;
h. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
i. agama;
j. dinamika perkembangan global; dan
k. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
3. Kegiatan Pembelajaran Intrakurikuler

Kegiatan pembelajaran intrakurikuler untuk setiap mata pelajaran mengacu pada capaian
pembelajaran.
a. Muatan Kurikulum
1) Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2022 pasal 40 ayat (2) jo Peraturan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 7 tahun 2022 pasal 2 ayat (4)
Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:
a. pendidikan agama;
b. pendidikan Pancasila;
c. pendidikan kewarganegaraan;
d. bahasa;
e. matematika;
f. ilmu pengetahuan alam;
g. ilmu pengetahuan sosial;
h. seni dan budaya;
i) pendidikan jasmani dan olahraga;
k) keterampilan/ kejuruan; dan
l) muatan lokal
2) Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2022 pasal 40 ayat (3)
Muatan bahasa sebagaimana dimaksud pada muatan kurikulum huruf d meliputi:
a. bahasa Indonesia;
b. bahasa daerah; dan
c. bahasa asing.
3) Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2022 pasal 40 ayat (4)
Muatan kurikulum sebagaimana dimaksud pada muatan kurikulum huruf a, huruf b,
dan huruf c, dan ayat (3) huruf a dituangkan dalam bentuk mata pelajaran wajib:
a. pendidikan agama;
b. pendidikan Pancasila; dan
c. bahasa Indonesia.
4) Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2022 pasal 40 ayat (5)
Muatan kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e sampai dengan
huruf k dan ayat (3) huruf b dan huruf c dapat dituangkan secara terpisah atau
terintegrasi dalam bentuk:
a. mata pelajaran;
b. modul;
c. blok; dan/atau
d. tematik.

b. Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup materi termuat dalam lampiran II bagian B Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 7 tahun 2022 tentang Standar Isi
a) Pendidikan Agama Islam
1) akidah keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. (Hablmin Allah) diwujudkan
dengan menjalankan rukun Islam sebagai bentuk komunikasi dan interaksi manusia
dengan Sang Pencipta serta mempedomani sifat-sifat-Nya dalam praktik kehidupan
sehari-hari;
2) Al-Qur’an dan Hadits dengan pemahaman ulama yang sahih menjadi sumber hukum
yang melandasi cara berucap, berpikir, berperilaku, dan bertindak melalui akhlak
mulia (makarim al akhlaq) yang dimaknai sebagai bagian dari ketakwaan kepada
Allah Swt.;
3) adab, akhlak, dan teknik bacaan Al-Qur’an yang sesuai kaidah ilmu tajwid
merupakan hakikat akhlak manusia kepada Allah Swt.;
4) hukum Islam dalam fikih ibadah menjadi rujukan tata cara, peralatan, dan praktik
ibadah yang bermadzhab dan beragam sebagai wujud pemikiran tafsir dan fikih
dalam memahami ajaran Islam;
5) martabat, nilai-nilai kemanusiaan dan kesetaraan menjadi landasan etika dalam
berinteraksi sosial untuk mewujudkan tujuan syariat Islam (maqashid al-syariah)
dalam kehidupan agama, sosial, politik, budaya, dan ekonomi;
6) nilai ajaran persaudaraan (ukhuwah) dalam Islam yang memuat ukhuwah
basyariyah, wathoniyah, dan islamiyah merupakan ejawantah nilai toleransi dan
penghargaan atas keberagaman dalam Islam (habl min an-nas) untuk kehidupan
yang rukun, damai, dan harmoni;
7) hukum interaksi sosial dan ekonomi (fiqh al-mu’amalah) yang kontekstual menjadi
penguat dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
8) kecintaan terhadap keberlangsungan kehidupan alam (hablmin al-alam) merupakan
bagian dari tanggung jawab manusia sebagai hamba dan wakil Allah Swt. di bumi
(khalifatullah fil al-ardh) dalam mengelola alam dengan cara yang baik (ma’ruf)
untuk kehidupan berkelanjutan;
9) prinsip demokrasi (syura) serta persatuan dan kesatuan bangsa menjadi prinsip
dalam membela negara yang sejalan dengan nilai dan ajaran Islam serta dipraktikkan
dalam perilaku sehari-hari;
10) sejarah perkembangan peradaban umat Islam dalam praktik keagamaan, sosial,
budaya, dan keilmuan yang dibangun melalui keberagaman merupakan bukti nilai-
nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin serta menjadi contoh dalam membangun
budaya dan tradisi keilmuan yang inklusif dan berkesetaraan;
11) sejarah keteladanan interaksi sosial para nabi, rasul, wali, dan ulama dengan umat
agama lain, dan sejarah masukberkembangnya Islam di Indonesia melalui cara damai
dan menghormati budaya lokal merupakan wujud nilai ajaran Islam yang rahmatan
lil ‘alamin dan menjadi landasan bertindak dan berperilaku; dan
12) sejarah agama-agama dan kepercayaan di Indonesia yang beragam dan memuat
nilai-nilai universal menjadi sumber perilaku atas penghormatan keberagaman dan
kemanusiaan.

( Ruang Lingkup Materi yang lain dapat dicopy dari materi dalam Standar Isi )

c. Struktur Kurikulum SMP …………………….. kelas VII


Struktur kurikulum SMP…………… terdiri atas 1 (satu) fase yaitu Fase D. Fase D yaitu
untuk kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX.
Struktur kurikulum SMP………………………. terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
1) pembelajaran intrakurikuler; dan
2) projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 25% (dua puluh
lima persen) total JP per tahun
Struktur Pembelajaran Intrakurikuler

Alokasi TOTAL JP
Alokasi Projek
Mata Pelajaran Intrakurikuler Per PER
Penguatan Profil
Tahun (minggu) TAHUN
Pelajar Pancasila
Pendidikan Agama dan
72 (2) 36 (33%) 108
Budi Pekerti *)
Pendidikan Pancasila 72 (2) 36 (33%) 108
Bahasa Indonesia 180 (5) 36 (21%) 216
Matematika 144 (4) 36 (20%) 180
IPA 144 (4) 36 (20%) 180
IPS 108 (3) 36 (25%) 144
Bahasa Inggris 108 (3) 36 (25%) 144
PJOK 72 (2) 36 (33%) 108
Informatika 72 (2) 36 (33%) 108
Seni dan Prakarya : **) 72 (2) 36 (33%) 108
a. Seni Musik
b. Seni Rupa
c. Seni Teater
d. Seni Tari
e. Prakarya ( Budidaya,
Kerajinan, Rekayasa,
Pengolahan )
Mulok : Bahasa Jawa ***) 72 (2) - 72

JUMLAH 1116 (31) 360 1476

Keterangan :
*) Diikuti sesuai dengan agama masing-masing peserta didik
**) SMP ……………. menyediakan 3 jenis pilihan yaitu Seni Musik, Seni Rupa, dan
Prakarya, peserta didik memilih satu jenis pilihan. (Yang tercetak tebal warna
merah hanyalah contoh, disesuaikan dengan ketersediaan guru dan sarana
prasarana sekolah)
***)Mulok : Bahasa Jawa
 Pembelajaran muatan lokal Bahasa Jawa didasarkan pada Lampiran II
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5/ 14995
tentang Kurikulum Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa untuk Jenjang
Pendidikan SD/MI/SDSLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK
Negeri dan Swasta di Provinsi Jawa Tengah

Muatan pelajaran kepercayaan untuk penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai layanan pendidikan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

a. Pengertian
profil Pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian
dan dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik melalui budaya sekolah,
pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan profil Pelajar pancasila, maupun
ekstrakurikuler
Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler berbasis
projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter
sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi
Lulusan.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang terpisah dari intrakurikuler.
Tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan
tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler
Sekolah dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan
menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar Pancasila

b. Kompetensi Profil Pelajar Pancasila


Profil Pelajar Pancasila memiliki enam kompetensi yang dirumuskan sebagai dimensi
kunci. Keenamnya saling berkaitan dan menguatkan sehingga upaya mewujudkan Profil
Pelajar Pancasila yang utuh membutuhkan berkembangnya keenam dimensi tersebut
secara bersamaan, tidak parsial.
Keenam dimensi tersebut adalah:
1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
2) Berkebinekaan global
3) Bergotong royong
4) Mandiri
5) Bernalar kritis
6) Kreatif
Dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa Profil Pelajar Pancasila tidak hanya
fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri sebagai
bangsa Indonesia sekaligus warga dunia

c. Penerapan Profil Pelajar Pancasila di Sekolah


1) Intrakurikuler, terintegrasi dalam muatan pelajaran dan kegiatan/ pengalaman
belajar
2) Projek penguatan profil pelajar Pancasila, projek untuk menguatkan pencapaian profil
pelajar pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu dan tidak terikat pada konten
mata pelajaran
3) Ekstrakurikuler, kegiatan untuk mengembangkan minat dan bakat siswa.
4) Budaya sekolah, Iklim sekolah, kebijakan, pola interaksi dan komunikasi, serta norma
yang berlaku di sekolah.

d. Prinsip-prinsip Kunci Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


1) Holistik
Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh, tidak parsial
atau terpisah-pisah. Dalam konteks perancangan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila, kerangka berpikir holistik mendorong kita untuk menelaah sebuah tema
secara utuh dan melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah
isu secara mendalam.
2) Kontekstual
Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran
pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian. Prinsip ini mendorong
pendidik dan peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas
kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran.
3) Berpusat pada peserta didik
Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan skema pembelajaran yang
mendorong peserta didik untuk menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola
proses belajarnya secara mandiri. Pendidik diharapkan dapat mengurangi peran
sebagai aktor utama kegiatan belajar mengajar yang menjelaskan banyak materi dan
memberikan banyak instruksi.
4) Eksploratif
Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang yang lebar
bagi proses inkuiri dan pengembangan diri. Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila tidak berada dalam struktur intrakurikuler yang terkait dengan berbagai
skema formal pengaturan mata pelajaran.

e. Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk
mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya.
Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis
projek (project-based learning), yang berbeda dengan pembelajaran berbasis projek
dalam program intrakurikuler di dalam kelas. Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi
tidak formal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan
juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai
kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.
Projek adalah serangkaian kegiatan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu dengan cara
menelaah suatu tema menantang. Projek didesain agar peserta didik dapat melakukan
investigasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Peserta didik bekerja
dalam periode waktu yang telah dijadwalkan untuk menghasilkan produk dan/atau aksi.
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, dari
segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan
1) projek penguatan profil pelajar Pancasila mengambil alokasi waktu 20-30% (dua
puluh sampai dengan tiga puluh persen) dari total jam pelajaran selama 1 (satu)
tahun
2) Alokasi waktu untuk setiap projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak harus
sama. Satu projek dapat dilakukan dengan durasi waktu yang lebih panjang
daripada projek yang lain.
3) Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan
menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total
waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama.
4) Dalam 1 (satu) tahun ajaran, projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan
sekurang-kurangnya 3 (tiga) projek dengan 3 (tiga) tema berbeda.

f. Tema Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Pemerintah menetapkan tema-tema utama untuk dirumuskan menjadi topik oleh satuan
pendidikan sesuai dengan konteks wilayah serta karakteristik peserta didik
1) Gaya Hidup Berkelanjutan
Peserta didik memahami dampak aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun
panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya.
Peserta didik juga membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku
ramah lingkungan, mempelajari potensi krisis keberlanjutan yang terjadi di
lingkungan sekitarnya serta mengembangkan kesiapan untuk menghadapi dan
memitigasinya
2) Kearifan Lokal
Peserta didik membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui
eksplorasi budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut,
serta perkembangannya.
Peserta didik mempelajari bagaimana dan mengapa masyarakat lokal/ daerah
berkembang seperti yang ada, konsep dan nilai-nilai dibalik kesenian dan tradisi
lokal, serta merefleksikan nilai-nilai apa yang dapat diambil dan diterapkan dalam
kehidupan mereka.
3) Bhinneka Tunggal Ika.
Peserta didik mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan anti
kekerasan, belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman
serta nilai-nilai ajaran yang dianutnya.
Peserta didik juga mempelajari perspektif berbagai agama dan kepercayaan, secara
kritis dan reflektif menelaah berbagai stereotip negatif dan dampaknya terhadap
terjadinya konflik dan kekerasan
4) Bangunlah Jiwa dan Raganya
Peserta didik membangun kesadaran dan keterampilan memelihara kesehatan
fisik dan mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya.
Peserta didik melakukan penelitian dan mendiskusikan masalah-masalah terkait
kesejahteraan diri(wellbeing), perundungan (bullying), serta berupaya mencari jalan
keluarnya.
Mereka juga menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan
kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu narkoba, pornografi, dan kesehatan
reproduksi.
5) Suara Demokrasi
Peserta didik menggunakan kemampuan berpikir sistem, menjelaskan
keterkaitan antara peran individu terhadap kelangsungan demokrasi
Pancasila.
Melalui pembelajaran ini peserta didik merefleksikan makna demokrasi dan
memahami implementasi demokrasi serta tantangannya dalam konteks yang
berbeda, termasuk dalam organisasi sekolah dan/atau dalam dunia kerja.
6) Rekayasa dan Teknologi.
Peserta didik melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan
berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang
memudahkan kegiatan diri dan sekitarnya.
Peserta didik dapat membangun budaya smart society dengan menyelesaikan
persoalan-persoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan
teknologi, mensinergikan aspek sosial dan aspek teknologi.
7) Kewirausahaan.
Peserta didik mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah
yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan aspek
lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat.
Melalui kegiatan ini, kreativitas dan budaya kewirausahaan akan
ditumbuhkembangkan.
Peserta didik juga membuka wawasan tentang peluang masa depan, peka akan
kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta siap untuk
menjadi tenaga kerja profesional penuh integritas.
g. Struktur Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Alokasi Intrakurikuler TOTAL JP


Alokasi Projek
Mata Pelajaran Per Tahun (minggu) PER
Penguatan Profil
TAHUN
Pelajar Pancasila
Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti *)
72 (2) 36 (33,33%) 108

Pendidikan Pancasila 72 (2) 36 (33,33%) 108


Bahasa Indonesia 180 (5) 36 (16,67%) 216
Matematika 144 (4) 36 (20%) 180
IPA 144 (4) 36 (20%) 180
IPS 108 (3) 36 (25%) 144
Bahasa Inggris 108 (3) 36 (25%) 144
PJOK 72 (2) 36 (33,33%) 108
Informatika 72 (2) 36 (33,33%) 108
Seni dan Prakarya : **) 72 (2) 36 (33,33%) 108
f. Seni Musik
g. Seni Rupa
h. Seni Teater
i. Seni Tari
j. Prakarya ( Budidaya,
Kerajinan, Rekayasa,
Pengolahan )
Mulok : Bahasa Jawa 72 (2) - 72

JUMLAH 1116 (31) 360 (24,39%) 1476

h. Manfaat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan ruang bagi semua anggota
komunitas satuan pendidikan untuk dapat mempraktikkan dan mengamalkan Profil
Pelajar Pancasila.
1) Untuk satuan pendidikan
a) Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang terbuka untuk
partisipasi dan keterlibatan masyarakat.
b) Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang
berkontribusi kepada lingkungan dan komunitas di sekitarnya.
2) Untuk pendidik
a) Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan
memperkuat karakter dan Profil Pelajar Pancasila.
b) Merencanakan proses pembelajaran projek dengan tujuan akhir yang jelas.
c) Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk
berkolaborasi dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil
pembelajaran.
3) Untuk peserta didik
a) Memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai warga dunia
yang aktif.
b) Berpartisipasi merencanakan pembelajaran secara aktif dan berkelanjutan.
c) Mengembangkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam
mengerjakan projek pada periode waktu tertentu.
d) Melatih kemampuan pemecahan masalah dalam beragam situasi belajar.
e) Memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di sekitar mereka
sebagai salah satu bentuk hasil belajar.
f) Menghargai proses belajar dan bangga dengan hasil pencapaian yang telah
diupayakan secara optimal

i. Evaluasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


1) Prinsip Evaluasi Implementasi Projek
a) Evaluasi implementasi projek bersifat menyeluruh.
Evaluasi ini bukan hanya terhadap pembelajaran peserta didik, tetapi juga
terhadap proses pembelajaran pendidik dalam menyiapkan aktivitas projek juga
kesiapan satuan pendidikan dan warga satuan pendidikan lain dalam
menjalankan projek
b) Evaluasi implementasi projek fokus kepada proses dan bukan hasil akhir. Tolok
ukur dari evaluasi adalah perkembangan dan pertumbuhan diri peserta didik,
pendidik, dan satuan pendidikan.
c) Tidak ada bentuk evaluasi yang mutlak dan seragam.
d) Setiap satuan pendidikan memiliki kesiapan pelaksanaan projek yang berbeda,
begitu juga dengan kesiapan pendidik dan peserta didiknya dalam mengikuti
pembelajaran berbasis projek
e) Gunakan berbagai jenis bentuk asesmen yang dilakukan tersebar selama projek
dijalankan untuk mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh. Hindari
menggunakan hanya satu jenis asesmen yang hanya dilakukan di akhir projek.
f) Libatkan peserta didik dalam evaluasi.
Keterlibatan peserta didik penting agar peserta didik merasakan rasa
kepemilikan terhadap projek, juga agar evaluasi lebih
menyeluruh.
2) Alat dan metode evaluasi implementasi projek
a) Refleksi awal, tengah, dan akhir.
Pendidik, peserta didik, dan satuan pendidikan dapat mengisi lembar refleksi di
awal, pertengahan, dan akhir pelaksanaan projek untuk menilai perkembangan
pembelajaran dan pengajaran
b) Refleksi dan diskusi dua arah.
Pendidik dan peserta didik dapat merefleksikan dan mendiskusikan
perkembangan bersama
c) Refleksi melalui observasi dan pengalaman.
Pendidik dan peserta didik dapat melakukan observasi secara berkelanjutan
selama projek berlangsung dan menuangkan pengalaman mereka dalam bentuk
tulisan di jurnal dan/atau portofolio
d) Refleksi menggunakan rubrik.
Rubrik yang efektif dapat memandu proses refleksi menjadi lebih terarah dan
objektif
e) Laporan perkembangan peserta didik.
Laporan ini seyogyanya diuraikan secara terperinci sesuai dengan
perkembangan diri individual peserta didik sehingga mereka memahami dengan
jelas apa yang harus dikembangkan
3. Layanan Bimbingan dan Konseling

a. Pengertian dan Karakteristik Layanan Bimbingan Konseling SMP


1) Pengertian
Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP diselenggarakan untuk memfasilitasi
perkembangan peserta didik/konseli agar mampu mengaktualisasikan potensi
dirinya atau mencapai perkembangan secara optimal. Fasilitasi dimaksudkan
sebagai upaya memperlancar proses perkembangan peserta didik/konseli, karena
secara kodrati setiap manusia berpotensi tumbuh dan berkembang untuk mencapai
kemandirian secara optimal
2) Karakteristik Layanan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam layanan Bimbingan dan Konseling mengacu
pada Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling.
Layanan Bimbingan dan Konseling dijabarkan dalam bentuk Capaian Layanan
yang dilaksanakan dalam satuan Pendidikan. Melalui Capaian Layanan Bimbingan
dan Konseling diharapkan peserta didik di SMP mampu mengaktualisasikan dirinya
dan mencerminkan Profil Pelajar Pancasila seutuhnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kolaborasi dan sinergitas kerja antara
guru Bimbingan dan Konseling/konselor, guru mata pelajaran, pimpinan
sekolah/madrasah, staf administrasi, orang tua, dan pihak lain yang dapat
membantu kelancaran proses dan pengembangan peserta didik/konseli di SMP
secara utuh dan optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.

b. Karakteristik Peserta Didik SMP


Karakteristik peserta didik/konseli diartikan sebagai ciri-ciri yang melekat pada peserta
didik SMP yang bersifat khas dan membedakannya dengan peserta didik/konseli lain
pada satuan pendidikan.
1) Aspek Fisik
Fisik peserta didik/konseli SMP tumbuh secara cepat sebagai akibat dari hormon-
hormon dan organ tubuh terutama terkait dengan hormon dan organ-organ seksual.
Pertumbuhan fisik yang cepat pada masa ini membawa konsekuensi pada
perubahan-perubahan aspek-aspek lainnya seperti seksualitas, emosionalitas, dan
aspek-aspek psikososialnya
2) Aspek Kognitif
Aspek kognitif peserta didik/konseli berubah secara fundamental dibandingkan
dengan masa kanak-kanak yang menyebabkan remaja mampu berpikir abstrak.
Akibatnya remaja menjadi kritis sehingga dipersepsi oleh orang dewasa sebagai
“pembangkang”, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, egosentris, dan menganggap
orang dewasa tidak dapat memahami mereka. Hal demikian menyebabkan remaja
banyak mengalami konflik dengan orang lain, terutama dengan orang dewasa.
3) Aspek Sosial
Masyarakat memandang peserta didik SMP bukan lagi anak-anak, namun belum
juga diakui sebagai individu dewasa. Keadaan ini membuat peserta didik SMP
(remaja) merasa diperlakukan secara tidak konsisten. Selain itu, remaja juga tidak
suka jika diperlakukan seperti kanak-kanak, namun merasa keberatan jika dituntut
bertanggung jawab penuh sebagaimana orang dewasa pada umumnya.
4) Aspek Emosi
Peserta didik/konseli SMP pada umumnya memiliki emosionalitas yang labil.
Transisi pada aspek fisik, kognitif, dan sosial menyebabkan emosionalitas remaja
mudah berubah-ubah. Perasaan remaja terhadap suatu objek tertentu mudah
berubah. Keadaan yang demikian jika tidak dipahami dengan baik sangat potensial
menimbulkan konflik.
5) Aspek Moral
Moralitas berisi kemampuan peserta didik membuat pertimbangan tentang baik-
buruk, benar-salah, boleh-tidak boleh dalam melakukan sesuatu. Aspek ini sangat
terkait dengan perkembangan kognitif. Karena aspek kognitif remaja berkembang
sangat pesat, maka moralitas remaja juga mengalami perubahan cukup mendasar
dibandingkan pada masa kanak-kanak. Oleh karena itu, peserta didik/konseli SMP
sering mempersoalkan hal-hal yang terkait dengan moralitas yang sebelumnya telah
dihayati dan diyakini benar.
6) Aspek Religius
Aspek religius berkaitan dengan keyakinan dan pengakuan individu terhadap
kekuatan diluar dirinya yang mengatur kehidupan manusia. Pada masa sebelum
SMP, peserta didik menerima keyakinan-keyakinan tersebut secara dogmatis.
Sejalan dengan perkembangan kognitifnya, peserta didik/konseli SMP sering
mempersoalkan religiusitas yang sebelumnya telah diyakini dan dipegang teguh.
Akibatnya, banyak remaja mempersoalkan. kembali keyakinan keagamaan mereka,
mengalami penurunan ibadah akibat keraguan atas keyakinan sebelumnya. Di sisi
lain, keraguan ini pada beberapa peserta didik SMP mendorong mereka lebih giat
mencari informasi dan menguji kembali kebenaran yang mereka yakini.

c. Capaian Layanan Bimbingan Konseling


Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu bentuk fasilitasi peserta
didik/konseli untuk mencapai tugas-tugas perkembangannya. Keberhasilan peserta
didik/konseli menyelesaikan tugas perkembangan dapat membuat mereka bahagia dan
akan menjadi modal bagi penyelesaian tugas-tugas perkembangan fase berikutnya.
Keberhasilan Guru Bimbingan dan Konseling/konselor dalam memfasilitasi peserta
didik memenuhi Capaian Layanan akan mendukung optimalisasi Capaian Pembelajaran
yang diampu oleh guru mata pelajaran. Capaian Layanan sekaligus untuk mendukung
tercapainya Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter.
Lingkup Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP mencakup 4 (empat)
bidang layanan. Empat bidang layanan tersebut mencakup 10 (sepuluh) aspek
perkembangan yang dikembangkan dari tugas perkembangan peserta didik fase D (kelas
7, 8 dan 9). Layanan Bimbingan dan Konseling diberikan untuk optimalisasi pencapaian
tugas perkembangan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam rangka
memandirikan peserta didik menyongsong abad 21 dalam konteks Indonesia.
Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling dijabarkan pada tiga tahapan internalisasi
yang mencakup pengenalan, akomodasi dan tindakan. Deskripsi Capaian Layanan
Bimbingan dan Konseling di SMP bila dikaitkan dengan upaya mewujudkan peserta
didik/konseli yang memiliki Psychological Well-being, Profil Pelajar Pancasila dan
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling terdapat dalam lampiran KOSP ini

d. Perencanaan Program Bimbingan Konseling


Proses merencanakan kegiatan layanan untuk periode tertentu harus memperhatikan dua
hal, yaitu:
(1) dokumen-dokumen perencanaan yang harus dihasilkan; dan
(2) kegiatan kegiatan yang harus dilakukan agar dokumen perencanaan dapat
dihasilkan

Dokumen perencanaan program bimbingan dan konseling sebaiknya terdiri dari: 1)


Rasional; 2) Visi dan Misi; 3) Deskripsi Kebutuhan; 4) Tujuan; 5) Komponen Program;
6) Bidang layanan; 7) Rencana Operasional (Action Plan); 8) Pengembangan
Tema/Topik; 9) Rencana Evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut; dan 10) Anggaran biaya
Tahapan kegiatan perencanaan :
1) Tahap Persiapan (Preparing) Perencanaan Program Bimbingan dan Konseling,
terdiri dari :
 Mendapatkan Dukungan Unsur Lingkungan Sekolah
 Menentukan Dasar Rasional Perencanaan Layanan
 Mengkaji dan Menetapkan Visi dan Misi Layanan Bimbingan dan konseling
 Melakukan Asesmen dan Analisis Kebutuhan
 Merumuskan Tujuan Layanan
 Menetapkan Komponen Layanan
 Menetapkan Bidang Layanan
1. Tahap Perancangan Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling
 Merancang rencana kegiatan (action plan)
 Merancang Program Tahunan Bimbingan dan Konseling
 Merancang program semesteran dan bulanan
 Mengembangkan Tema/Topik Layanan Bimbingan dan Konseling
 Rencana Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut
 Menyusun Anggaran Biaya Layanan Bimbingan dan Konseling

e. Model Layanan Bimbingan Konseling


(1) Layanan dasar
Layanan dasar merupakan layanan Bimbingan dan Konseling yang ditujukan bagi
seluruh peserta didik, yang bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar
mencapai perkembangan optimal. Layanan dasar meliputi bidang pribadi, sosial,
belajar dan karir. Topik atau tema layanan dasar dirumuskan dari hasil asesmen dan
analisis kebutuhan dan dipadukan dengan Capaian Layanan Bimbingan dan
Konseling. Layanan dasar bertujuan memfasilitasi peserta didik dalam
mengembangkan kompetensi perkembangan sampai pada level mandiri.
Layanan dasar dilaksanakan dengan bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, dan
kolaborasi guru BK, guru mapel, dan wali kelas.
(2) Layanan responsif
Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik/konseli yang
memiliki kebutuhan dan masalah dan memerlukan bantuan dengan segera, agar
peserta didik/konseli tidak mengalami hambatan dalam proses pencapaian tugas-
tugas perkembangannya.
Strategi yang digunakan pada kegiatan layanan responsif adalah konsultasi,
konseling individual atau kelompok, rujukan/alih tangan (referral), dan bimbingan
teman sebaya (peer guidance/peer facilitation).
(3) Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual
Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian
bantuan kepada semua peserta didik/konseli dalam menyusun dan
mengimplementasikan rencana pribadi, sosial, belajar, dan karir. Strategi yang
digunakan pada kegiatan layanan perencanaan individual meliputi penilaian dan
pemberian nasihat individual atau kelompok (Individual or small-group appraisal
and advisement).

f. Evaluasi, Pelaporan, dan Tindak lanjut


Evaluasi dilaksanakan dalam bentuk proses dan hasil pelaksanaan layanan Bimbingan
dan Konseling. Berdasarkan hasil evaluasi kemudian dibuatkan laporan keterlaksanaan
program layanan untuk tindak lanjut kegiatan dalam upaya pencapaian tujuan berbentuk
rekomendasi

4. Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Pengertian
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di
luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan
dan pengawasan satuan pendidikan.
b. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan
potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta
didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.

c. Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler


(1) Ekstrakurikuler Wajib
Kegiatan ekstrakurikuler wajib adalah pendidikan kepramukaan
(2) Ekstrakurikuler Pilihan
Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dapat berbentuk latihan olah-bakat dan latihan
olah-minat
d. Pengembangan Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan
Mengacu pada prinsip partisipasi aktif dan menyenangkan, di SMP …………..kegiatan
ekstrakurikuler pilihan sebagai berikut : ( pilih yang sesuai )
(1) Krida, misalnya: Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja
(PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera
(Paskibra), dan lainnya;
(2) Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan
keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;
(3) Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan bakat olahraga,
seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi dan
komunikasi, rekayasa, dan lainnya;
(4) Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis
alquran, retreat;

e. Program Kegiatan Ekstrakurikuler


(1) Satuan pendidikan wajib menyusun program Kegiatan Ekstrakurikuler yang
merupakan bagian dari Rencana Kerja Sekolah.
(2) Program Kegiatan Ekstrakurikuler memuat:
 rasional dan tujuan umum;
 deskripsi setiap kegiatan ekstrakurikuler;
 pengelolaan;
 pendanaan; dan
 evaluasi.
(3) Program Kegiatan Ekstrakurikuler disosialisasikan kepada peserta didik dan
orangtua/wali pada setiap awal tahun pelajaran.
f. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
(1) Ekstrakurikuler Wajib Kepramukaan
Dilaksanakan sesuai dengan Permendikbud Nomor 63 tahun 2014, menggunakan
sistem blok, aktualisasi, dan reguler
(2) Ekstrakurikuler Pilihan
Dilaksanakan sesuai minat dan bakat siswa, dengan jadwal kegiatan diluar kegiatan
intrakurikuler dan kokurikuler
g. Penilaian Kegiatan Ekstrakurikuler
Kinerja peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler perlu mendapat penilaian dan
dideskripsikan dalam raport. Kriteria keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian
kompetensi peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian
dilakukan secara kualitatif. Peserta didik wajib memperoleh nilai minimal “baik” pada
Pendidikan Kepramukaan pada setiap semesternya. Nilai yang diperoleh pada
Pendidikan Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik. Bagi
peserta didik yang belum mencapai nilai minimal perlu mendapat bimbingan terus
menerus untuk mencapainya
h. Evalusai Program Kegiatan Ekstrakurikuler
Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pada
setiap indikator yang telah ditetapkan dalam perencanaan satuan pendidikan. Satuan
pendidikan hendaknya mengevaluasi setiap indikator yang sudah tercapai maupun yang
belum tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi, satuan pendidikan dapat melakukan
perbaikan rencana tindak lanjut untuk siklus kegiatan berikutnya
i. Daya Dukung
Daya dukung pengembangan dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler meliputi:
(1) Kebijakan Satuan Pendidikan
Pengembangan dan pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler merupakan
kewenangan dan tanggung jawab penuh dari satuan pendidikan. Oleh karena itu
untuk dapat mengembangkan dan melaksanakan Kegiatan Ekstrakurikuler
diperlukan kebijakan satuan pendidikan yang ditetapkan dalam rapat satuan
pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah baik langsung maupun
tidak langsung.
(2) Ketersediaan Pembina
Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler harus didukung dengan ketersediaan
pembina. Satuan pendidikan dapat bekerja sama dengan pihak lain untuk memenuhi
kebutuhan pembina.
(3) Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan
Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler memerlukan dukungan berupa ketersediaan
sarana dan prasarana satuan pendidikan. Yang termasuk sarana satuan pendidikan
adalah segala kebutuhan fisik, sosial, dan kultural yang diperlukan untuk
mewujudkan proses pendidikan pada satuan pendidikan. Selain itu unsur prasarana
seperti lahan, gedung/bangunan, prasarana olahraga dan prasarana kesenian, serta
prasarana lainnya.

5. Budaya Sekolah/ Pembiasaan ( minimal berisi : dasar, tujuan/hasil yang diharapkan,


pelaksanaan )
a. Berbahasa Jawa ( bahasa sunda untuk daerah yang bahasa komunikasi sehari hari
menggunakan bahasa sunda )
Berdasarkan Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 430/9525 tanggal 7 Oktober
2014 tentang Penggunaan Bahasa Jawa untuk Komunikasi Lisan, diharapkan
penggunaan bahasa jawa menjadi budaya sekolah dalam rangka mempertahankan nilai-
nilai luhur yang ada dalam bahasa jawa.
Pelaksanaan penggunaan bahasa jawa dalam komunikasi lisan di SMP
……..dilaksanakan setiap hari kamis, dengan menggunakan tata krama dan dialek
banyumasan.
b. Berbahasa Inggris
Berdasarkan Surat Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap
Nomor ………tanggal…………….tentang …………………
c) Literasi
………………………….
d) Adiwiyata
…………………….
6. Pengaturan Beban Belajar
a. Kegiatan Intrakurikuler
Tatap muka dilakukan secara reguler setiap minggu, dengan jumlah jam tatap muka sesuai
dengan yang ditetapkan oleh sekolah berdasarkan ketentuan minimal dari pemerintah dan
muatan lokal bahasa jawa, yaitu 31 jam pelajaran per minggu atau 1116 jam pelajaran per
tahun . Setiap pembelajaran dilakukan terpisah antara satu mapel dengan mapel lainnya.
Pelaksanaan kegiatan intrakurikuler dilaksanakan dalam 6 hari sekolah.
b. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila diimplementasikan dalam bentuk Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila, dan diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran intrakurikuler,
kegiatan ekstrakurikuler, budaya sekolah, dan layanan BK.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dilaksanakan dalam 360 jp pertahun yang
terbagi dalam 3 tema, pelaksanaan dalam bentuk blok yaitu tema 1 pada minggu ke 2
dan ke 3 Agustus 2022, tema 2 minggu ke 3 dan ke 4 bulan November 2022, dan tema 3
pada minggu ke 2 dan ke 3 Maret 2023
c. Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan merupakan kegiatan wajib untuk seluruh siswa,
pelaksanaan di SMP ………………….sebagai berikut :
1) Model Blok, dikuti oleh seluruh siswa, dilaksanakan pada awal tahun pelajaran
selama 36 jam pelajaran
2) Model Aktualisasi,diikuti oleh seluruh siswa, pertemuan dilaksanakan satu kali
dalam satu minggu di luar kegiatan intrakurikuler, dengan durasi waktu 120
menit per pertemuan
3) Model Reguler, diikuti oleh siswa yang berminat dalam kegiatan gerakan
kepramukaan didalam gugus depan.
Kegiatan ekstrakurikuler pilihan dilaksanakan dalam satu kali atau menyesuaiakan
kebutuhan per minggu, diikuti oleh siswa sesuai pilihannya

d. Layanan Bimbingan Konseling


Tidak ada jam pelajaran khusus Bimbingan Konseling di kelas, namun karena guru
Bimbingan Konseling memegang peranan penting dalam memimpin proses penelusuran
minat dan bakat peserta didik bersama dengan wali kelas dan atau guru lain, serta hasil
kesepakatan guru BK dengan siswa dan orang tuanya, layanan Bimbingan Klasikal
dilaksanakan terjadwal setiap minggu 2 jam pelajaran, yang waktu pelaksanaannya
diintegrasikan dengan jadwal pelajaran kegiatan intrakurikuler, dan tidak termasuk
dalam struktur kurikulum kurikulum intrakurikuler. Layanan bimbingan yang lain
dilaksanakan sesuai dengan program.

e. Budaya Sekolah/ Pembiasaan


1) Berbahasa Jawa
Dilaksanakan setiap hari kamis dengan tidak ada beban belajar secara khusus,
dilaksanakan dalam bentuk komunikasi.
2) Berbahasa Inggris
Dilaksanakan tanpa beban belajar secara khusus, dilaksanakan dalam komunikasi
dalam pembelajaran dan di luar pembelajaran setiap hari di luar hari kamis.
3) Literasi
Beban literasi siswa dalam mencapai target wajib baca 5 buku per satu bulan
4) Adiwiyata
Pembiasaan hidup yang ramah lingkungan, sehingga tidak ada beban belajar secara
khusus, karena berupa sikap dan perilaku sehari-hari.
BAB IV
RENCANA PEMBELAJARAN

A. Pengertian
1. Pembelajaran Paradigma Baru
Pembelajaran paradigma baru memastikan praktik pembelajaran untuk berpusat pada
peserta didik. Pembelajaran merupakan satu siklus yang berawal dari pemetaan standar
kompetensi, perencanaan proses pembelajaran, dan pelaksanaan asesmen untuk
memperbaiki pembelajaran sehingga peserta didik dapat mencapai kompetensi yang
diharapkan
Pembelajaran paradigma baru memberikan keleluasaan bagi pendidik untuk
merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan peserta didik. Profil Pelajar Pancasila berperan menjadi penuntun arah yang
memandu segala kebijakan dan pembaharuan dalam sistem pendidikan Indonesia,
termasuk pembelajaran, dan asesmen.

2. Peran Pemerintah dan Sekolah dalam Pembelajaran Paradigma Baru/ Merdeka


a. Peran pemerintah dalam pembelajaran paradigma baru adalah menyiapkan profil
pelajar pancasila, struktur kurikulum, capaian pembelajaran, prinsip pembelajaran
dan asesmen
b. Peran sekolah dalam pembelajaran paradigma baru adalah menyiapkan kurikulum
operasional dan perangkat ajar

3. Profil Pelajar Pancasila dalam Pembelajaran


Profil Pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam
keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik melalui budaya
satuan pendidikan, pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar
Pancasila, dan ekstrakurikuler

Profil Pelajar Pancasila, kompetensi dan karakter yang dapat dipelajari lintas disiplin
ilmu tertuang dalam 6 dimensi. Setiap dimensi memiliki beberapa elemen yang
menggambarkan lebih jelas kompetensi dan karakter yang dimaksud. Selaras dengan
tahap perkembangan peserta didik serta sebagai acuan bagi pembelajaran dan asesmen,
indikator kinerja pada setiap elemen dipetakan dalam setiap fase.
Dimensi Profil Pelajar Pancasila :
a. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman
tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa
kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi;
(c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.
b. Berkebinekaan Global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan
tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga
menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan
budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.
Elemen dan kunci kebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya,
kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi
dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
c. Bergotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk
melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang
dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong
royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.
d. Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab
atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran
akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.
e. Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif
maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis
informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis
adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan
mengevaluasi penalaran, refleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil
keputusan
f. Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal,
bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari
menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang
orisinal.

B. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran


1. Ruang Lingkup Perencanaan Pembelajaran
a. Ruang Lingkup di Sekolah
Penyusunan alur dan tujuan pembelajaran atau silabus mata pelajaran.
Perumusan dan penyusunan alur dan tujuan pembelajaran atau silabus mata pelajaran
berfungsi mengarahkan satuan pendidikan dalam merencanakan, mengimplementasi,
dan mengevaluasi pembelajaran secara keseluruhan sehingga capaian pembelajaran
diperoleh secara sistematis, konsisten, dan terukur.
b. Ruang Lingkup di Kelas
Penyusunan modul ajar atau rencana pelaksanaan pembelajaran.
Untuk dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran pada ruang lingkup kelas, satuan
pendidikan dapat menggunakan, memodifikasi, atau mengadaptasi contoh modul
ajar yang disediakan Pemerintah, dan cukup melampirkan beberapa contoh rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP)/modul ajar atau bentuk rencana kegiatan yang
mewakili inti dari rangkaian pembelajaran pada bagian Lampiran.

2. Prinsip Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Prinsip pembelajaran sebagai berikut:
a. pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan
tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta
mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga
pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan
b. pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk
menjadi pembelajar sepanjang hayat;
c. proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta
didik secara holistik;
d. pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks,
lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas
sebagai mitra; dan
e. pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan

3. Alur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran


a. Memahami Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
peserta didik pada setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada
satuan pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Capaian
pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun
secara komprehensif dalam bentuk narasi. Menyesuaikan tahap perkembangan
peserta didik pemetaan capaian pembelajaran dibagi dalam fase usia
Tujuan kegiatan analisis capaian pembelajaran untuk menyusun Tujuan
Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran: Mendapatkan peta kompetensi
yang akan menjadi rujukan untuk pelaksanaan pembelajaran
Untuk menyusun rencana pembelajaran, jabaran kompetensi pada Capaian
Pembelajaran perlu dipetakan ke dalam tujuan pembelajaran dan alur tujuan
pembelajaran. Peta kompetensi tersebut kemudian digunakan sebagai acuan untuk
mengembangkan perangkat ajar.
Dalam memahami capaian pembelajaran SMP ……………memilih pilihan 2
yaitu mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan/atau rencana
pembelajaran berdasarkan contoh-contoh yang disediakan pemerintah, dan
pemahaman tentang capaian pembelajaran merujuk pada Panduan
Pembelajaran dan Asesmen, BSKAP, 2022.

b. Merumuskan Tujuan Pembelajaran


Capaian pembelajaran diuraikan menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang bersifat
operasional dan konkret
1) Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan
peserta didik telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran
2) Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di
akhir satu unit pembelajaran
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran guru dapat menggunakan alternatif :
2) Alternatif 1, guru merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung
berdasarkan CP
3) Alternatif 2, guru merumuskan tujuan pembelajaran dengan menganalisis
kompetensi dan lingkup materi pada CP
4) Alternatif 3, guru merumuskan tujuan pembelajaran lintas elemen CP.
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, guru dapat menggunakan kombinasi
taksonomi yaitu :
1) Taksonomi Bloom yang telah dikembangkan oleh Anderson dan Krathwohl
( 2001 ) dengan tahapan/ level : mengingat, memahami, mengaplikasikan,
menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan
2) Taksonomi Tighe dan Wiggins ( 2005 ) dengan enam bentuk pemahaman :
penjelasan, interpretasi, aplikasi, perpektif, empati, pengenalan diri/ refleksi diri
3) Taksonomi Marzano ( 2000 ) dengan 3 sistem dalam domain pengetahuan yaitu
sistem kognitif, sistem metakognitif, sistem diri ( self-system ), dan dijabarkan
pada 6 level taksonomi : mengenal dan mengingat kembali, pemahaman, analisis,
pemanfaatan pengetahuan, metakognitif, sistem diri

c. Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran


Alur tujuan pembelajaran adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang disusun secara
logis menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Alur ini
disusun secara linear, satu arah, tidak bercabang, sebagaimana urutan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari.

Prinsip Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran :


1) Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan pembelajaran
harian (goals, bukan objectives);
2) Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan;
3) Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila guru
mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu
fase.
4) Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi
yang dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu sebaiknya
dikembangkan oleh pakar mata pelajaran, termasuk guru yang mahir dalam mata
pelajaran tersebut;
5) Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase
6) Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang
sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata
pelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan (misal: matematik realistik)
7) Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan pembelajarannya
terlebih dahulu, baru proses berpikirnya (misalnya, menguraikan dari elemen
menjadi tujuan pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih sederhana dan
langsung ke intinya untuk guru;
8) Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan Kemendikbudristek
merupakan contoh, maka alur tujuan pembelajaran dapat bernomor/huruf (untuk
menunjukkan urutan dan tuntas penyelesaiannya dalam satu fase);
9) Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan pembelajaran, tidak
bercabang (tidak meminta guru untuk memilih). Apabila sebenarnya urutannya
dapat berbeda, lebih baik membuat alur tujuan pembelajaran lain sebagai
variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai pilihan/keputusan penyusun, dan untuk
itu dapat diberikan nomor atau kode; dan
10) Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar
Pancasila dan tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran
(pedagogi).

Prosedur Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran


Melakukan analisis CP mata pelajaran pada fase yang akan dipetakan.
1) Identifikasi kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai peserta didik pada
fase tersebut.
2) Rumuskan tujuan pembelajaran dengan mempertimbangkan kompetensi yang
akan dicapai, konten yang akan dipelajari dan variasi keterampilan berpikir
apa yang perlu dikuasai peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3) Identifikasi elemen dan atau subelemen Profil Pelajar Pancasila yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang dirumuskan.
4) Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan, susun tujuan pembelajaran secara
linear sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke
hari.

Cara mengurutkan tujuan pembelajaran :


1) Pengurutan dari konkret ke abstrak
Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang
lebih abstrak dan simbolis.
Contoh : memulai pengajaran dengan menjelaskan tentang benda geometris
(konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris
tersebut (abstrak).
2) Pengurutan Deduktif
Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik.
Contoh : mengajarkan konsep darabase terlebih dahulu sebelum mengajarkan
tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional
3) Pengurutan dari mudah ke sulit
Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit.
Contoh : mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas bahasa
sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang
4) Pengurutan Hirarki
Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen
konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan keterampilan
yang lebih kompleks.
Contoh : peserta didik perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka
dapat memahami konsep perkalian
5) Pengurutan Prosedural
Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah
prosedur, kemudian membantu peserta didik untuk menyelesaikan tahapan
selanjutnya.
Contoh : dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah
pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti
menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa
asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah perangkat lunak statistik.
6) Scaffolding
Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus
mengurangi bantuan secara bertahap.
Contoh : dalam mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan cara
mengapung, dan ketika peserta didik mencobanya, guru hanya butuh
membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan akan berkurang secara
bertahap. Pada akhirnya, peserta didik dapat berenang sendiri.

Kriteria Alur Tujuan Pembelajaran


1) Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai peserta
didik
2) Alur tujuan pembelajaran dalam satu fase menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase.
3) Alur tujuan pembelajaran pada keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan
tahapan pembelajaran yang menggambarkan tahapan perkembangan kompetensi
antarfase dan jenjang.
d. Merancang Pembelajaran
Dalam merencanakan pembelajaran SMP ………..memilih pilihan 2 yaitu
melakukan modifikasi terhadap dokumen-dokumen penyusun perencanaan
pembelajaran berdasarkan contoh yang diberikan, seperti alur tujuan
pembelajaran dan perangkat ajar. Modifikasi dilakukan agar sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan kondisi satuan pendidikan
Proses merancang pembelajaran meliputi tujuan pembelajaran yang telah dibuat
sebelumnya, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen pembelajaran yang
disusun dalam bentuk dokumen yang fleksibel, sederhana, dan kontekstual.
Dokumen tersebut digunakan oleh pendidik dalam upaya mencapai profil pelajar
Pancasila dan Capaian Pembelajaran. Dalam proses merancang pembelajaran,
pendidik dapat mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan rencana pembelajaran
secara mandiri

1. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen


Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Prinsip pembelajaran sebagai berikut:
a) pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan
tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar,
serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang
beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan
b) pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk
menjadi pembelajar sepanjang hayat;
c) proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter
peserta didik secara holistik;
d) pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai
konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua
dan komunitas sebagai mitra; dan
e) pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan

Prinsip Asesmen
a) Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi
pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan balik
untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua, agar dapat memandu mereka
dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
b) Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut,
dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan
asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.
c) Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya
(reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan keputusan
tentang langkah selanjutnya.
d) Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana
dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan
kompetensi yang dicapai serta strategi tindak lanjutnya.
e) Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan,
dan orang tua sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran

2. Modul Ajar/ RPP


Rencana pembelajaran dirancang untuk memandu guru melaksanakan
pembelajaran sehari-hari untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Dengan
demikian, rencana pembelajaran disusun berdasarkan alur tujuan pembelajaran
yang digunakan pendidik sehingga bentuknya lebih rinci dibandingkan alur tujuan
pembelajaran. Alur tujuan pembelajaran tidak ditetapkan oleh pemerintah
sehingga pendidik yang satu dapat menggunakan alur tujuan pembelajaran yang
berbeda dengan pendidik lainnya meskipun mengajar peserta didik dalam fase
yang sama. Oleh karena itu, rencana pembelajaran yang dibuat masingmasing
pendidik pun dapat berbeda-beda, terlebih lagi karena rencana pembelajaran ini
dirancang dengan memperhatikan berbagai faktor lainnya, termasuk faktor
peserta didik yang berbeda, lingkungan sekolah, ketersediaan sarana dan
prasarana pembelajaran, dan lain-lain.
Setiap pendidik perlu memiliki rencana pembelajaran untuk membantu
mengarahkan proses pembelajaran mencapai CP. Rencana pembelajaran ini dapat
berupa: (1) rencana pelaksanaan pembelajaran atau yang dikenal sebagai RPP
atau (2) dalam bentuk modul ajar. Apabila pendidik menggunakan modul ajar,
maka ia tidak perlu membuat RPP karena komponen-komponen dalam modul ajar
meliputi komponen-komponen dalam RPP atau lebih lengkap daripada RPP

a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Komponen yang harus ada (komponen minimum) dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran lebih sederhana, fokus mendokumentasikan rencana.
Komponen RPP :
 Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur tujuan
pembelajaran).
 Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. Biasanya untuk satu
atau lebih pertemuan.
 Asesmen pembelajaran: Rencana asesmen untuk di awal pembelajaran
dan rencana asesmen di akhir pembelajaran untuk mengecek
ketercapaian tujuan pembelajaran.

b) Modul Ajar
Dalam modul ajar, perencanaan dilengkapi dengan media yang digunakan,
termasuk juga instrumen asesmennya. Oleh karena modul ajar lebih lengkap
daripada rencana pelaksanaan pembelajaran, maka pendidik yang
menggunakan modul ajar untuk mencapai satu atau lebih tujuan pembelajaran
tidak perlu lagi mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran
Modul ajar dalam Kurikulum Merdeka ditujukan untuk membantu pendidik
mengajar secara lebih fleksibel dan kontekstual, tidak selalu menggunakan
buku teks pelajaran. Modul ajar dapat menjadi pilihan lain atau alternatif
strategi pembelajaran. Oleh karena itu, sebelum merancang modul ajar,
pendidik perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut.
o Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu, apakah merujuk
pada buku teks saja sudah cukup atau perlu menggunakan modul ajar?
o Jika membutuhkan modul ajar, apakah dapat menggunakan modul ajar
yang telah disediakan, memodifikasi modul ajar yang disediakan, atau
perlu membuat modul ajar baru?
Apabila berdasarkan kedua pertanyaan di atas pendidik menyimpulkan bahwa
modul ajar tidak dibutuhkan atau modul ajar yang disediakan dapat digunakan
dengan penyesuaian-penyesuaian tertentu, maka ia tidak perlu merancang
modul ajar yang baru.
Komponen Modul Ajar :
1) Informasi Umum :
 Identitas Penulis Modul
 Kompetensi Awal
 Profil Pelajar Pancasila
 Sarana dan Prasarana
 Target Peserta Didik
 Model Pembelajaran yang Digunakan
2) Komponen Inti :
 Tujuan Pembelajaran
 Asesmen
 Pemahaman Bermakna
 Pertanyaan Pemantik
 Kegiatan Pembelajaran
 Refleksi Pendidik dan Peserta Didik
3) Lampiran
 Lembar kerja peserta didik
 Pengayaan dan remedial
 Bahan bacaan pendidik dan peserta didik
 Glosarium
 Daftar pustaka

c) Rencana Asesmen dalam RPP dan Modul Ajar


Asesmen dilakukan untuk mencari bukti ataupun dasar pertimbangan tentang
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Bentuk-bentuk asesmen :
1) Asesmen Formatif
asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik
bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar
 Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui
kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi ajar dan
mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Asesmen ini
termasuk dalam kategori asesmen formatif karena ditujukan
untuk kebutuhan guru dalam merancang pembelajaran, tidak
untuk keperluan penilaian hasil belajar peserta didik yang
dilaporkan dalam rapor.
 Asesmen di dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama
proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan peserta
didik dan sekaligus pemberian umpan balik yang cepat. Biasanya
asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah
pembelajaran, dan dapat juga dilakukan di akhir langkah
pembelajaran. Asesmen ini juga termasuk dalam kategori
asesmen formatif.
2) Asesmen Sumatif
Asesmen sumatif, yaitu asesmen yang dilakukan untuk memastikan
ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran.
Asesmen ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran atau dapat juga
dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran, sesuai
dengan pertimbangan pendidik dan kebijakan satuan pendidikan.
Berbeda dengan asesmen formatif, asesmen sumatif menjadi bagian dari
perhitungan penilaian di akhir semester, akhir tahun ajaran, dan/atau
akhir jenjang.
d) Kriteria Pengembangan Modul Ajar
1) Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui
pengalaman belajar dan lintas disiplin.
2) Menarik, bermakna, dan menantang: Menumbuhkan minat untuk
belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar.
Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
sebelumnya, sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga tidak terlalu
mudah untuk tahap usianya.
3) Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan sesuai dengan konteks di
waktu dan tempat peserta didik berada.
4) Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai
dengan fase belajar peserta didik

e) Strategi Pengembangan Modul Ajar


1) Mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang bisa dikelompokkan dalam
satu lingkup materi. Satu MA bisa mencakup beberapa tujuan
pembelajaran. Lakukan asesmen diagnosis mengidentifikasi penguasaan
kompetensi awal peserta didik.
2) Tentukan teknik dan instrumen asesmen sumatif beserta indikator
keberhasilan asesmen sumatif yang akan dilakukan pada akhir lingkup
materi. Tentukan periode waktu atau jumlah JP yang dibutuhkan.
3) Tentukan teknik dan instrumen asesmen formatif berdasarkan aktivitas
pembelajaran.
4) Buat rangkaian kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir.
5) Pastikan aktivitas pembelajaran selaras dengan tujuan pembelajaran.
6) Setiap kegiatan dilengkapi dengan pemahaman bermakna dan pertanyaan
esensial yang menjadi acuan.
7) Persiapkan lembar belajar, materi belajar, dan media belajar sesuai
dengan kesiapan, minat, dan profil belajar peserta didik.
8) Lampirkan instrumen asesmen seperti ceklis, rubrik atau lembar
observasi yang dibutuhkan.
9) Periksa kembali kelengkapan komponen modul ajar.

f) Penyesuaian Pembelajaran dengan Tahap Capaian dan Karakteristik Peserta


Didik
Ketika melakukan pembelajaran sesuai tahap capaian dan karakteristik peserta
didik, tidak berarti pendidik harus menyusun beberapa modul ajar atau RPP
untuk mengakomodasi kebutuhan belajar yang berbeda, pendidik cukup
menyusun satu modul ajar atau RPP dengan kegiatan pembelajaran yang
dilengkapi petunjuk penyesuaian terhadap tahap capaian dan
karakteristik peserta didik.
Dalam melakukan penyesuaian pembelajaran peran pendidik secara umum
adalah sebagai berikut:
o Aktif mencari dan mendengarkan pendapat, pertanyaan, sudut
pandang, aspirasi dari peserta didiknya.
o Membuka kesempatan untuk eksplorasi diri dan dunia dengan
memberikan pertanyaan dan tugas ‘terbuka’.
o Memberikan pertolongan dan juga tantangan bagi peserta didik yang
membutuhkan.
o Memberikan umpan balik dan kesempatan bagi peserta didik untuk
memberikan umpan balik kepada diri dan satu sama lain
o Melibatkan peserta didik untuk mengambil keputusan untuk apa,
mengapa, bagaimana mereka belajar. Peserta didik berlaku sebagai
kolaborator dalam komunitas belajarnya.
o Mengkomunikasikan ekspektasi dengan jelas kepada peserta didik.
Pemahaman yang ingin dipelajari, keterampilan yang ingin dimiliki,
dan profil pelajar yang dituju. Membuat kesepakatan bersama
dengan peserta didik agar saling menghormati dan membangun rasa
percaya dengan satu sama lain.
o Membangun rutinitas keseharian dengan membiasakan budaya
positif, dan konsisten menjadi teladan bagi peserta didik.

Penyesuaian Pembelajaran dapat dilakukan meliputi hal-hal berikut ini:


 Menyesuaikan ruang lingkup materi pembelajaran
 Menyesuaikan proses pembelajaran
 Menyesuaikan produk hasil belajar
 Mengkodisikan lingkungan belajar

4. Pengalaman Belajar yang Bermakna


Pengalaman belajar yang bermakna adalah sebuah proses yang bertujuan untuk
membangun pemahaman konsep yang dipelajari. Proses pembelajaran yang bermakna
ini bersifat aktif, konstruktif, dan melibatkan peserta didik dalam seluruh prosesnya.
Prinsip pengalaman belajar yang bermakna :
a. Pengetahuan yang akan dipelajari harus masuk akal bagi peserta didik (konsep yang
dipelajari dan aktivitas yang dilakukan dapat dihubungkan dengan kondisi nyata,
termasuk menunjukkan permasalahan nyata yang harus dipecahkan/diselesaikan).
b. Pendekatan yang berpusat pada peserta didik (ketika peserta didik lebih terlibat
dalam proses belajar, mereka akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang
tujuan pelajaran).
c. Pendidik mengajukan pertanyaan terbuka, mendorong kolaborasi dan proyek
kelompok, serta memberi tugas yang melatih kemampuan refleksi dan sintesis.
d. Melibatkan banyak referensi dan sumber belajar (belajar dari berbagai buku,
majalah, jurnal penelitian, Program tv, Internet, narasumber/profesional, dan lain-
lain).

C. Perencanaan dan Pelaksanaan Asesmen


1. Prinsip Asesmen
Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik
Prinsip asesmen sebagai berikut :
a. asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi
pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk
pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran selanjutnya
b. asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan
keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif
mencapai tujuan pembelajaran
c. asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable)
untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan
sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya
d. laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan
informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi
yang dicapai, serta strategi tindak lanjut
e. hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan
orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran
2. Perencanaan dan Pelaksanaan Asesmen Diagnostik
a) Pengertian
Asesmen diagnostik bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan,
kelemahan peserta didik. Hasilnya digunakan pendidik sebagai rujukan dalam
merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik.
Dalam kondisi tertentu, informasi terkait latar belakang keluarga, kesiapan belajar,
motivasi belajar, minat peserta didik, dll, dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan
dalam merencanakan pembelajaran
b) Tahapan Pelaksanaan Asesmen Diagnostik
1) Menganalisis laporan hasil belajar (rapor) peserta didik tahun sebelumnya
2) Mengidentifikasi kompetensi yang akan diajarkan
3) Menyusun instrumen asesmen untuk mengukur kompetensi peserta didik.
Instrumen asesmen yang dapat digunakan antara lain:
 Tes tertulis/lisan dan/atau
 Keterampilan (produk, praktik)
 Observasi
4) Bila diperlukan menggali informasi peserta didik dalam aspek: Latar belakang
keluarga, motivasi, minat, sarana dan prasarana belajar, serta aspek lain
sesuai kebutuhan peserta didik/sekolah
5) Pelaksanaan Asesmen dan pengolahan hasil.
6) Hasil diagnosis menjadi data/ informasi untuk merencanakan pembelajaran
sesuai tahap capaian dan karakteristik peserta didik
c) Waktu Pelaksanaan Asesmen Diagnostik
Guru dapat melaksanakan asesmen diagnostik sesuai kebutuhan , misalnya :
1) pada awal tahun ajaran
2) pada awal lingkup materi
3) sebelum menyusun modul ajar secara mandiri

3. Perencanaan dan Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Sumatif


a. Jenis, Karakteristik, dan Fungsi Asesmen
1) Jenis Asesmen
Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar
peserta didik.
Jenis asesmen sesuai fungsinya mencakup:
a) asesmen sebagai proses pembelajaran (assessment as Learning),
b) asesmen untuk proses pembelajaran (assessment for Learning), dan
c) asesmen pada akhir proses pembelajaran (assessment of learning).
Pada pembelajaran paradigma baru, pendidik diharapkan lebih berfokus pada
asesmen formatif dibandingkan sumatif dan menggunakan hasil asesmen
formatif untuk perbaikan proses pembelajaran yang berkelanjutan
2) Karakteristik Asesmen
a) asesmen sebagai proses pembelajaran (assessment as Learning),
1) asesmen untuk refleksi proses pembelajaran
2) berfungsi sebagai asesmen formatif
b) asesmen untuk proses pembelajaran (assessment for Learning),
1) asesmen untuk perbaikan proses pembelajaran
2) berfungsi sebagai asesmen formatif
c) asesmen pada akhir proses pembelajaran (assessment of learning)
1) asesmen untuk evaluasi pada akhir proses pembelajaran
2) berfungsi sebagai asesmen sumatif
3) Fungsi Asesmen Formatif dan Sumatif
a) Fungsi Asesmen Formatif ( as and for learning )
1) Mendiagnosis kemampuan awal dan kebutuhan belajar peserta didik.
2) Umpan balik bagi pendidik untuk memperbaiki proses pembelajaran agar
menjadi lebih bermakna.
3) Umpan balik bagi peserta didik untuk memperbaiki strategi
pembelajaran.
4) Mendiagnosis daya serap materi peserta didik dalam aktivitas
pembelajaran di kelas.
5) Memacu perubahan suasana kelas sehingga dapat meningkatkan motivasi
belajar peserta didik dengan program-program pembelajaran yang positif,
suportif, dan bermakna
Hasil/ dokumentasi : produk hasil belajar, jurnal refleksi peserta didik,
rencana tindak lanjut atas hasil asesmen, catatan hasil observasi, catatan
anekdotal, nilai berupa angka
b) Fungsi Asesmen Sumatif Akhir Lingkup Materi ( for and of learning )
1) Alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik dalam
satu lingkup materi.
2) Refleksi pembelajaran dalam satu lingkup materi.
3) Umpan balik untuk merancang/perbaikan proses pembelajaran
berikutnya.
4) Melihat kekuatan dan kelemahan belajar pada peserta didik selama
pembelajaran satu lingkup materi.
Hasil/ dokumentasi : produk hasil belajar, nilai berupa angka
c) Fungsi Asesmen Sumatif Semester ( of learning )
1) Alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik pada
periode tertentu.
2) Mendapatkan nilai capaian hasil belajar untuk dibandingkan dengan
kriteria capaian yang telah ditetapkan.
3) umpan balik untuk merancang/perbaikan proses pembelajaran
semester/tahun ajaran berikutnya (sama seperti fungsi penilaian formatif)
4) melihat kekuatan dan kelemahan belajar pada peserta didik (sama seperti
fungsi pada asesmen diagnostik)
Hasil/ dokumentasi : produk hasil belajar, nilai berupa angka

4. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran ( KKTP )


Kriteria ini dikembangkan saat pendidik merencanakan asesmen, yang dilakukan saat
pendidik menyusun perencanaan pembelajaran, baik dalam bentuk rencana pelaksanaan
pembelajaran ataupun modul ajar.

a. Fungsi Penentuan Ketercapaian Pembelajaran


1) Untuk mengetahui apakah peserta didik telah berhasil mencapai tujuan
pembelajaran
2) menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih/membuat instrumen asesmen,
karena belum tentu suatu asesmen sesuai dengan tujuan dan kriteria ketercapaian
tujuan pembelajaran
KKTP diturunkan dari indikator asesmen suatu tujuan pembelajaran, yang
mencerminkan ketercapaian kompetensi pada tujuan pembelajaran. KKTP juga
berfungsi untuk merefleksikan proses pembelajaran dan mendiagnosis tingkat
penguasaan kompetensi peserta didik agar pendidik dapat memperbaiki proses
pembelajaran dan memberi intervensi pembelajaran yang sesuai kepada peserta
didik.
KKTP tidak menjadi standar minimum yang harus dicapai oleh peserta didik. Setiap
peserta didik mungkin berada pada kriteria pencapaian yang berbeda.

b. Pendekatan Penentuan Kriteria


1) menggunakan deskripsi sehingga apabila peserta didik tidak mencapai kriteria
tersebut maka dianggap belum mencapai tujuan pembelajaran,
2) menggunakan rubrik yang dapat mengidentifikasi sejauh mana peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran,
3) menggunakan skala atau interval nilai, atau pendekatan lainnya sesuai dengan
kebutuhan dan kesiapan pendidik dalam mengembangkannya
4) Interval Nilai Diubah dari Rubrik
5) Pencapaian Ditinjau dari Taksonomi Blomm

Yang paling disarankan adalah menggunakan deskripsi, namun jika dibutuhkan,


maka pendidik diperkenankan untuk menggunakan interval nilai
Setiap sekolah dan guru menggunakan Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar
yang berbeda, oleh karena itu untuk mengidentifikasi ketercapaian tujuan
pembelajaran, guru menggunakan kriteria yang berbeda baik dalam angka
kuantitatif atau kualitatif sesuai dengan karakteristik :
1) Tujuan pembelajaran
2) Aktivitas pembelajaran
3) Asesmen yang dilaksanakan
5. Pengolahan Hasil Asesmen
Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau
kualitatif terhadap hasil asesmen.
Hasil asesmen untuk setiap Tujuan Pembelajaran diperoleh melalui data kualitatif (hasil
amatan atau rubrik) maupun data kuantitatif (berupa angka). Data-data ini diperoleh
dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran, baik pada capaian pembelajaran di akhir fase,
maupun tujuan-tujuan pembelajaran turunannya
a. Mengolah Hasil Asesmen dalam Satu Tujuan Pembelajaran
Asesmen sumatif dilaksanakan secara periodik setiap selesai satu atau lebih tujuan
pembelajaran. Hasil asesmen perlu diolah menjadi capaian dari tujuan pembelajaran
setiap peserta didik. Pendidik dapat menggunakan data kualitatif sebagai hasil
asesmen tujuan pemebelajaran peserta didik. Namun, dapat juga menggunakan data
kuantitaif dan mendsikripsikannya secara kualitatif. Pendidik diberi keleluasaan
untuk mengolah data kuantitatif, baik secara rerata maupun proporsional.
Teknik yang dapat digunakan antara lain menggunakan rubrik untuk asesmen unjuk
kerja tes tertulis untuk aspek kognitif.
b. Mengolah capaian tujuan pembelajaran menjadi nilai akhir.
Capaian tujuan pembelajaran peserta didik menjadi bahan yang diolah menjadi nilai
akhir mata pelajaran dalam kurun waktu pelaporan (biasanya satu semester). Untuk
mendapatkan nilai akhir mata pelajaran tersebut, data kuantitatif langsung diolah,
sedangkan untuk deskripsi, pendidik dapat memberikan penjelasan mengenai
kompetensi yang sudah dikuasai peserta didik, mana kompetensi yang belum
dikuasai, dan dapat ditambahkan tindak lanjut secara ringkas bila ada.
Penting untuk diperhatikan bahwa pendidik tidak mencampur penghitungan dari
hasil asesmen formatif dan sumatif karena asesmen formatif dan sumatif memiliki
fungsi yang berbeda. Asesmen formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik
pada proses sehingga asesmen formatif bukan menjadi penentu atau pembagi untuk
nilai akhir. Dalam mengolah dan menentukan hasil akhir asesmen sumatif, pendidik
perlu membagi asesmennya ke dalam beberapa kegiatan asesmen sumatif agar
peserta didik dapat menyelesaikan asesmen sumatifnya dalam kondisi yang optimal
(tidak terburu-buru atau tidak terlalu padat). Untuk situasi ini, nilai akhir merupakan
gabungan dari beberapa kegiatan asesmen tersebut
c. Pengolahan Hasil Asesmen untuk Rapor
Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan memanfaatkan hasil formatif dan
sumatif. Terdapat 2 jenis data, yaitu data hasil asesmen yang berupa angka
(kuantitatif) serta data hasil asesmen yang berupa narasi (kualitatif). Pengolahan
hasil asesmen dalam bentuk angka (kuantitatif) didasarkan hanya pada hasil asesmen
sumatif, sementara asesmen formatif sebagaimana diuraikan sebelumnya, berupa
data atau informasi yang bersifat kualitatif, digunakan sebagai umpan balik untuk
perbaikan pembelajaran sekaligus sebagai bahan pertimbangan menyusun deskripsi
capaian kompetensi.

6. Pelaporan Hasil Belajar


a. Sekolah menyiapkan pelaporan hasil belajar (rapor) peserta didik
b. Rapor peserta didik SMP meliputi komponen identitas peserta didik, nama satuan
pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran, nilai, deskripsi, catatan guru, presensi,
dan kegiatan ekstrakurikuler
c. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan mekanisme dan format
pelaporan hasil belajar kepada orang tua/wali.
d. Sekolah dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan deskripsi dalam
menjelaskan makna nilai yang diperoleh peserta didik
e. Pelaporan hasil belajar disampaikan sekurang-kurangnya pada setiap akhir semester
f. Sekolah menyampaikan rapor peserta didik secara berkala melalui e rapor/dapodik
g. Sekolah memiliki keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan kelas dengan
mempertimbangkan: laporan kemajuan belajar; laporan pencapaian projek penguatan
profil pelajar Pancasila; portofolio peserta didik; prestasi akademik dan non-
akademik; ekstrakurikuler; penghargaan peserta didik; dan tingkat kehadiran
7. Mekanisme Kenaikan Kelas
Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan kelas.
Penentuan kenaikan kelas dilakukan dengan mempertimbangkan laporan kemajuan
belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran dan
ekstrakurikuler serta prestasi lain selama 1 (satu) tahun ajaran.
Untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan
kelas dapat berdasarkan penilaian sumatif.
Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik untuk kenaikan kelas dilakukan dengan
membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian
tujuan pembelajaran.
Pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap capaian peserta didik menjadi salah satu
praktik yang dianjurkan dalam Kurikulum Merdeka.
Penggunaan fase dalam Capaian Pembelajaran adalah salah satu alasan mengapa peserta
didik dapat terus naik kelas bersama teman-teman sebayanya meskipun ia dinilai belum
sepenuhnya mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam Capaian Pembelajaran di fase
sebelumnya atau tujuan pembelajaran yang ditargetkan untuk dicapai pada kelas
tersebut.
Sekolah tidak perlu menentukan kriteria dan mekanisme kenaikan kelas. Kenaikan
kelas dilaksanakan secara otomatis (automatic promotion). Pembelajaran dilaksanakan
menggunakan prinsip mastery learning yang sangat sesuai dengan pembelajaran
berdiferensiasi atau pembelajaran sesuai tahap capaian (teaching at the right level).
Setiap peserta didik mempelajari tujuan pembelajaran yang sama dalam setiap
pertemuan, namun bagi peserta didik yang tidak dapat mencapai kriteria ketercapaian
tujuan pembelajaran perlu ditindaklanjuti dengan memberikan perlakukan khusus agar
dapat mencapainya. Dengan kata lain, tindakan untuk peserta didik yang berisiko,
tidak seharusnya menunggu hingga tahun ajaran, tetapi perlu segera diberikan.
Apabila terdapat tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu yang tidak tercapai
sampai saatnya kenaikan kelas, maka pada rapor peserta didik tersebut dituangkan nilai
aktual yang dicapai dan dideskripsikan bahwa peserta didik tersebut masih
memiliki tujuan pembelajaran yang perlu ditindaklanjuti di kelas berikutnya.
Dalam proses penentuan peserta didik tidak naik kelas, perlu dilakukan musyawarah dan
pertimbangan yang matang sehingga opsi tidak naik kelas menjadi pilihan paling akhir
apabila seluruh pertimbangan dan perlakuan telah dilaksanakan. Banyak penelitian
menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak memberikan manfaat signifikan untuk peserta
didik, bahkan cenderung memberikan dampak buruk
( perlu dibahas dalam perencanaan untuk rinciannya, gunakan Panduan Pembelajaran
dan Asesmen, 2022, hal 61-64 dan lihat video )

8. Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen

Asesmen tanpa umpan balik hanyalah data administratif yang kurang bermanfaat untuk
peningkatan kualitas pembelajaran dan asesmen. Hasil asesmen peserta didik pada
periode waktu tertentu dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi pendidik untuk
melakukan refleksi dan evaluasi.
a. Refleksi Diri
Asesmen tanpa umpan balik hanyalah data administratif yang kurang bermanfaat
untuk peningkatan kualitas pembelajaran dan asesmen. Hasil asesmen peserta didik
pada periode waktu tertentu dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi pendidik
untuk melakukan refleksi dan evaluasi.
b. Refleksi Sesama Pendidik
Penilaian oleh sesama pendidik merupakan asesmen oleh sesama pendidik atas
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik yang
bersangkutan. Hal ini ditujukan untuk membangun budaya saling belajar, kerjasama
dan saling mendukung. Sebagaimana refleksi diri, refleksi sesama pendidik
dilakukan paling sedikit satu kali dalam satu semester
c. Refleksi oleh Kepala Sekolah
Penilaian oleh kepala sekolah bertujuan untuk:
1) membangun budaya reflektif
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendorong terjadinya refleksi atas
proses pembelajaran secara terus menerus dan menjadi bagian yang menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran itu sendiri.
2) memberi umpan balik yang konstruktif.
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh kepala Satuan Pendidikan untuk
memberi masukan, saran, dan keteladanan kepada pendidik untuk peningkatan
kualitas pembelajaran.
d. Refleksi oleh Peserta Didik
Penilaian oleh peserta didik bertujuan untuk:
1. membangun kemandirian dan tanggung jawab dalam proses pembelajaran
dankehidupan sehari-hari
2) membangun budaya transparansi, objektivitas, saling menghargai, dan
mengapresiasi keragaman pendapat dalam menilai proses pembelajaran
3) membangun suasana pembelajaran yang partisipatif dan untuk memberi umpan
balik kepada pendidik dan peserta didik; dan
4) melatih peserta didik untuk mampu berpikir kritis.

9. Evaluasi Pembelajaran dan Asesmen


Dalam kegiatan evaluasi pembelajaran dan asesmen dilaksanakan kegiatan :
a. Melakukan refleksi pembelajaran dan asesmen pada masing-masing modul ajar
Pada bagian ini pendidik perlu melakukan refleksi terhadap pembelajaran dan
asesmen yang dilakukan pada masing-masing modul ajar, cermati manakah yang
telah tercapai dan belum. Hasil asesmen formatif dapat digunakan sebagai dasar
untuk melakukan kegiatan refleksi.
b. Mengidentifikasi apa saja yang sudah berhasil dan apa saja yang perlu diperbaiki
Identifikasi keberhasilan dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai sudut
pandang, seperti kegiatan diskusi dengan teman sejawat, menggunakan data
asesmen, maupun penilaian dari peserta didik
c. Menindaklanjuti dengan memodifikasi MA selanjutnya
Modifikasi modul ajar dilakukan setelah kegiatan evaluasi pembelajaran dan
asesmen. Pendidik dapat bekerja sama dengan teman sejawat untuk melakukan
pengembangan berdasarkan kebutuhan.
BAB V
PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL

A. Pengertian
Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional dilakukan secara internal oleh satuan
pendidikan untuk memastikan pembelajaran berjalan sesuai rencana untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Proses ini dikelola oleh para pemimpin satuan pendidikan dan/atau guru yang
dianggap sudah mampu untuk melakukan peran ini.
Evaluasi, pendampingan dan pengembangan profesional dilakukan secara bertahap dan mandiri
agar terjadi peningkatan kualitas secara berkelanjutan di satuan pendidikan, sesuai dengan
kemampuan satuan pendidikan.

B. Hubungan Evaluasi, Pendampingan, dan Pengembangan Profesional Pendidik dalam


Pembelajaran
Pendampingan dan pengembangan profesional pendidik dalam pembelajaran merupakan
salah satu tindak lanjut dari evaluasi. Evaluasi berdasarkan proses refleksi dan pemberian
umpan balik dilakukan secara terus menerus dalam keseharian belajar mengajar penting
dilakukan oleh pendidik. Pendidik dapat melakukan refleksi mandiri terhadap kriteria
kesuksesan yang telah ditetapkan (tujuan belajar, Capaian Pembelajaran, dan profil pelajar
Pancasila).

C. Prinsip Evaluasi Pembelajaran dan Evaluasi Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan


Evaluasi pembelajaran dan evaluasi kurikulum operasional satuan pendidikan dilakukan
secara mandiri dan berkala oleh satuan pendidikan
1. Evaluasi pembelajaran secara menyeluruh bertujuan untuk mengukur keberhasilan
pendidik dalam memfasilitasi pembelajaran.
2. Evaluasi kurikulum operasional satuan pendidikan bertujuan untuk mengukur
keberhasilan kepala satuan pendidikan dan pendidik dalam menjalankan seluruh program
pendidikan yang direncanakan dengan tujuan untuk memahami apakah visi, misi dan
tujuan satuan pendidikan telah tercapai. Evaluasi pembelajaran menjadi salah satu bagian
penting dari evaluasi kurikulum operasional satuan pendidikan
Kedua proses ini saling berkaitan, tetapi mempunyai sasaran evaluasi yang berbeda. Sasaran
langsung dari evaluasi pembelajaran adalah peserta didik dan pendidik, sedangkan sasaran
utama evaluasi kurikulum operasional satuan pendidikan adalah kepala satuan pendidikan
dan pendidik, di mana peserta didik menjadi sasaran tidak langsung.
Proses ini dikelola oleh para kepala satuan pendidikan dan/atau pendidik yang dianggap
sudah mampu untuk melakukan peran ini.
Evaluasi dilakukan secara bertahap dan mandiri agar terjadi peningkatan kualitas secara
berkelanjutan di satuan pendidikan, sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan
Prinsip melakukan evaluasi :
1. Menetapkan tujuan evaluasi yang akan dilakukan
2. Menetapkan data/informasi yang ingin didapatkan dalam kegiatan peninjauan.
3. Menentukan bentuk asesmen yang akan dilakukan untuk mendapatkan data/informasi
yang diinginkan.
4. Merancang aktivitas evaluasi yang bersifat reflektif dan dapat dijadikan pengembangan
bagi pendidik dan pelaksana program.
5. Menggunakan alat penilaian pencapaian yang jelas dan terukur.

D. Evaluasi Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan


1. Waktu Pelaksanaan
a. Per hari. Pendidik membuat catatan anekdotal secara informal mengenai bagaimana
proses belajar berjalan, bagaimana tujuan belajar tercapai, bagaimana peserta didik
merespon proses kegiatan belajar.
b. Per Unit Belajar. Setelah melakukan asesmen formatif, secara individual maupun
tim, pendidik bisa mengkaji ulang proses belajar dan tercapainya tujuan dan
melakukan perbaikan maupun penyesuaian terhadap proses belajar.
c. Per Semester. Setelah 1 semester selesai, pendidik dan tim bisa melihat kontinum
pencapaian.
d. Per Tahun. Evaluasi terhadap pencapaian dan proses pembelajaran dalam satu tahun
dapat dikumpulkan berkala dalam rentang waktu yang lebih pendek dan bagaimana
hal tersebut berkontribusi dengan visi, misi, serta tujuan satuan pendidikan
2. Sumber Informasi
a. Hasil asesmen peserta didik per unit.
b. Artefak peserta didik: projek peserta didik, portofolio peserta didik, pameran karya,
pertunjukan, dan sebagainya.
c. Survei lulusan
d. Refleksi proses belajar oleh pendidik
e. Observasi kepala satuan pendidikan
f. Rapor Pendidikan
3. Instrumen Pengumpulan Informasi
a. Observasi dan refleksi mandiri. Melakukan asesmen berupa observasi dan refleksi
mandiri secara individual terhadap kriteria kesuksesan yang telah ditetapkan (tujuan
belajar, capaian pembelajaran, dan profil pelajar Pancasila)
b. FGD (Focus Group Discussion) merupakan diskusi terpumpun yang dilakukan secara
kelompok untuk melihat hubungan antardata yang dimiliki pada catatan anekdotal,
hasil belajar peserta didik, dan refleksi dalam self-study, untuk menganalisis masalah
dan menarik kesimpulan, serta mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan.
c. Kuesioner peserta didik. Mengumpulkan persepsi peserta didik terhadap proses
belajar, kualitas sarana prasarana, materi/bahan ajar, serta bagaimana peserta didik
memaknai hasil belajarnya.
d. Kuesioner orang tua. Mengumpulkan persepsi orang tua terhadap perkembangan
belajar peserta didik.

E. Pelaksanaan Evaluasi Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan


1. Alasan Evaluasi
a. Meningkatkan hasil belajar peserta didik, keterlibatan, kepuasan belajar.
b. Untuk menunjukkan kekuatan dari program belajar sebagai implementasi kurikulum
operasional.
c. Mengevaluasi perubahan terkini dari implementasi yang dilakukan.
d. Mengidentifikasi program belajar yang perlu diperbaiki.
e. Mengukur ketercapaian visi dan misi lewat program yang diajarkan di sekolah.
f. Evaluasi merupakan sarana pemberian umpan balik pada kompetensi mengajar guru, yang
selaras dengan tujuan dan kebutuhan belajar peserta didik serta kebutuhan dunia kerja.
2. Materi Evaluasi
a. Alur pembelajaran, mutu dan relevansi hasil belajar dan prosesnya, untuk menentukan
tujuan pembelajaran berikutnya.
b. Kompetensi utuh yang memuat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan dituju.
Bagaimana ketiga hal tersebut terlihat secara vertikal maupun horizontal, dengan
mempertimbangkan aspek penting di setiap mata pelajaran.
c. Sumber materi ajar, perlengkapan visual maupun auditori, kesesuaian dengan tahapan
perkembangan anak.
d. Persepsi peserta didik dalam menjalani proses belajar.
e. Persepsi orang tua dalam melihat perkembangan peserta didik.
f. Peningkatan kompetensi dan pengelolaan kinerja guru dan tenaga kependidikan agar
mereka dapat bekerja dengan efektif
g. Proses dan program yang dianggap paling berhasil serta indikator keberhasilanya
h. Proses dan program apa yang masih perlu dikembangkan serta saja bagian-bagian yang
paling penting untuk dikembangkan

3. Cara Evaluasi
a. Kolaboratif: Melibatkan seluruh stakeholder sekolah.
b. Reflektif: Melihat kembali pencapaian dan kekurangan dari berbagai aspek, jujur, dan
berdasarkan bukti.
c. Berdasarkan Data: Membuat kesimpulan berdasarkan fakta yang ditelaah secara seksama.
d. Berpusat pada peserta didik: Mengedepankan kepentingan peserta didik dalam mengambil
kesimpulan maupun keputusan.
e. Fokus pada perbaikan dan pengembangan

4. Sasaran Evaluasi
Yang terlibat dalam evaluasi adalah :
a. Guru
b. Wakasek Bidang Kurikulum (bila ada)
c. Kepala Sekolah
D. Peserta didik
e. Orang dua peserta didik
f. Mitra ( dunia kerja, organisasi komunitas )
g. Pakar
h. Pengawas
i. Balai Guru Pembelajar

5. Strategi Evaluasi
a. Mengadakan pertemuan dengan orang tua, warga sekolah untuk mendapatkan gambaran
mengenai pandangan mereka terhadap evaluasi kurikulum; apa yang dipahami, bagaimana
perasaan dan pendapatnya
b. Arahkan diskusi pada pembahasan mengenai lingkup evaluasi kurikulum; tunjukkan
sampel yang akan digunakan atau dokumen evaluasi yang akan digunakan
c. Amati jalannya program secara seksama untuk mendapatkan informasi nyata mengenai
implementasinya dan mengingatkan semua pihak terhadap tujuan program;
d. Pahami tujuan program dan kekhawatiran yang dimiliki pihak-pihak yang terlibat
mengenai program dan evaluasi; cari tahu apakah terdapat perbedaan antara tujuan yang
tertulis dan tujuan yang disampaikan oleh pihak-pihak yang menjalankan,
e. Identifikasi hal-hal yang menjadi akar permasalahan. Untuk setiap permasalahan perlu
didesain proses evaluasi, dan mencari data yang spesifik.
f. Tentukan cara untuk mencari data; melalui observasi atau penilaian
g. Jalankan prosedur pencarian dan pengumpulan data
h. Mengelompokkan dan mengatur informasi dalam tema-tema dan menyiakan potret
implementasinya. Potret ini bisa dalam bentuk video, artefak, kasus atau bentuk -bentuk
lain
i. Memutuskan pihak yang akan diberi laporan dan memilih format yang sesuai
F. Prinsip Pendampingan dan Pengembangan Profesional
Pendampingan dan pengembangan profesional ditekankan pada prinsip reflektif dan pengembangan
diri bagi guru, serta menggunakan alat penilaian yang jelas dan terukur. Proses pendampingan
dirancang sesuai kebutuhan dan dilakukan oleh pemimpin satuan pendidikan berdasarkan hasil
pengamatan atau evaluasi.
1. Teknik pendampingan dan pengembangan profesional yang bisa dilakukan:
a. Coaching: proses pendampingan untuk mencapai tujuan dengan menggali pemikiran-
pemikiran seseorang terhadap suatu masalah
b. Mentoring: proses pendampingan dengan berbagi pengalaman/pengetahuan untuk
mengatasi suatu kendala
c. Pelatihan: proses pendampingan dengan menguatkan pengetahuan dan keterampilan
yang berkaitan dengan kinerja, dengan narasumber internal atau eksternal (menyesuaikan
dengan kemampuan satuan pendidikan).
2. Prinsip Pendampingan dan Pengembangan Profesional sebagai berikut :
a. Pendampingan dan pengembangan profesional sebagai aktivitas yang dilakukan
berdasarkan hasil kegiatan evaluasi
b. Menetapkan ruang lingkup pendampingan dan pengembangan profesional . Menentukan
area yang perlu diperbaiki apakah dari perencanaan program atau pelaksana program.
c. Pendampingan dan pengembangan profesional dilakukan secara terencana dan strategis
untuk mencapai suatu tujuan dalam jangka waktu tertentu, dan orang yang tepat untuk
melakukan aktivitas pembinaan tersebut.
d. Pendampingan dan pengembangan profesional dilakukan secara bertahap dan
mandiri agar terjadi peningkatan kualitas secara berkelanjutan di satuan pendidikan,
sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan.
e. Pendampingan dan pengembangan profesional adalah sebuah proses kolaboratif
dalam satuan pendidikan antara pendamping dan pendidik, demi tercapainya tujuan
bersama

BAB VI
PENUTUP
( tulis deskripsi penutup )

DAFTAR PUSTAKA : ( tulis cara membuat daftar pustaka yang benar )


1. UU No 20 th 2003
2. PP 57 th 2021 jo PP no 4 th 2022
3. Permendikbudristek No 5 th 2022
4. Permendikbudristek No 7 th 2022
5. Permendikbudristek No 16 th 2022
6. Permendikbudristek No 21 th 2022
7. Permendikbud no 111 th 2014
8. Kepmendikbudristek no 56 th 2022 ttg Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran
9. Permendikbud No 62 tahun 2014
10. Permendikbud No 63 tahun 2014
11. KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI NOMOR
008/H/KR/2022 TENTANG CAPAIAN PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,
JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH PADA
KURIKULUM MERDEKA
12. KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI NOMOR
009/H/KR/2022 TENTANG DIMENSI, ELEMEN, DAN SUBELEMEN PROFIL PELAJAR
PANCASILA PADA KURIKULUM MERDEKA
13. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5/14995 tanggal
4 Juni 2014 tentang Kurikulum mata pelajaran Mulok Bahasa Jawa untuk jenjang
pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/M.Ts, SMA/SMALB/MA, dan SMK/MAK
Negeri dan Swasta di Provinsi Jawa Tengah.
14. Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah No.424/13242 tgl 23 Juli 2013
tentang Implementasi Mulok Bahasa Jawa pada Kurikulum 2013
15. Surat Kepal Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap ttg bilingual
16. Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan
Balitbangbuk, Kemdikbudristek, Juli 2021 ( Panduan KOSP )
17. Panduan Pembelajaran Paradigma Baru
18. Panduan Pembelajaran dan Asesmen
19. Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
20. Panduan Penyusunan Program Pembelajaran
21. Panduan Inklusi
22. Model Layanan BK, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2021
23. Capaian Layanan BK
24. dll

LAMPIRAN : ( sesuai daftar isi )

1. Kalender Pendidikan
2. Analisis Minggu Efektif
3. Program Tahunan
4. Program Semester
5.

Anda mungkin juga menyukai