Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL

KEGIATAN PESANTREN KILAT

SMP NEGERI SATAP 6 MAJENANG

1444 H / 2023 M
PROPOSAL KEGIATAN PESANTREN KILAT

SMP NEGERI SATAP 6 MAJENANG

1444 H / 2023 M

I. Pendahuluan

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan kesucian dan kebajikan (hikmah). Didalamnya
terdapat terdapat suatu kewajiban ibadah puasa ( shaum ) bagi orang yang beriman, dalam rangka
mendekatkan diri kepada Allah SWT dan sekaligus sebagai alat dalam rangka membersihkan diri /
hati / jiwa manusia dari perbuatan keji (dosa). Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam Q.S. Al
Baqarah ayat 183 :

“Hai orang yang beriman diwajibkan atas kamu sekalian berpuasa sebagaimana yang telah diwajibkan atas
umat-umat sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”.

Shaum atau puasa yang dikehendaki ayat diatas bukan hanya sebatas menahan rasa haus dan lapar,
lebih dari itu dengan puasa manusia diharapkan mampu menahan dirinya (nafsunya) dari
perbuatan dosa / keji serta dapat meningkatkan amal ibadah kepada Allah SWT. Selain penuh
dengan kesucian bulan ramadhan juga merupakan bulan yang penuh hikmah / kebajikan bagi umat
manusia. Dimana pada saat itu amalan ibadah manusia akan Allah SWT lipatkan pahalanya.

Untuk itulah dalam mengisi bulan ramadhan tersebut maka perlunya suatu kegiatan, khususnya di
lingkungan siswa-siswi SMP NEGERI SATAP 6 MAJENANG yang dapat mengantarkan mereka
kepada tercapainya tujuan pelaksaan ibadah shaum. Kegiatan ini antara lain berupa Pesantren Kilat
(Sanlat). Dengan kegiatan ini para siswa diharapkan mempunyai bekal ilmu pengetahuan agama,
khususnya menyangkut hal-hal yang berkenaan dengan amalan ibadah yang dianjurkan pada bulan
ramadhan dan mereka dapat melaksanakan shaum dengan benar sehingga tujuan daripada ibadah
shaum yaitu menjadi orang yang bertaqwa dapat tercapai.
II. Nama Kegiatan

Pesantren Kilat SMP NEGERI SATAP 6 MAJENANG

III. Tema Kegiatan

“Dengan Pesantren Kilat Kita Tingkatkan Iman dan Taqwa Kepada Allah SWT”

IV. Tujuan Kegiatan Pesantren Kilat

1. Mencari keridhaan dan meningkatkan iman / taqwa kepada Allah SWT.

2. Menambah wawasan ilmu keagamaan.

3. Mengisi bulan ramadhan dengan kegiatan yang positif.

V. Materi Kegiatan Pesantren Kilat

1. Keimanan ( Rukun Iman dan Rukun Islam )

2. Muamallah ( Zakat)

3. Ibadah ( Baca Al Qur’an, Puasa, Haji dan Shalat )

4. Akhlak

VI. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Pesantren Kilat

Kegiatan pesantren ini telah dilaksanakan pada tanggal 10 April – 12 April 2023 dimulai
pukul 07.30 s/d pukul 12.30 WIB.

VII. Peserta Kegiatan Pesantren Kilat

Kegiatan ini ditujukan bagi semua siswa kelas 7 , 8 dan 9 yang beragama Islam.
VIII. Tenaga Pengajar

Guru Pendidikan Agama Islam dan dibantu dengan beberapa guru lainnya.

XI. Sumber Dana Kegiatan Pesantren Kilat

Dana yang digunakan dalam kegiatan ini berasal dari infaq siswa dan Kas OSIS.

X. Susunan Panitia Kegiatan Pesantren Kilat

Penanggung Jawab : Giat Sugiarto, S.Pd.SD.

Ketua : Tatik Dwi Jayanti, S.Pd.

Bendahara : Bayu Sulistyo H, S.Pd.

Anggota : 1. Nur Hafidin

2. Diah Yusnia Ulfah, S.Pd

3. Nur Rahmawati, S.Pd.

XI. Penutup.

Demikian Proposal Kegiatan Pesantren Kilat ini kami buat. Kiranya Allah SWT senantiasa
berkenan meridhai-Nya dan memaafkan atas kesalahan / kekurangannya. Amiin Ya Rabbal
A’lamiina.
JADWAL KEGIATAN
PESANTREN RAMADHAN 1444H
SMP NEGERI SATAP 6 MAJENANG
N Hari/
O Tanggal Waktu Kegiatan/Materi Pendamping
07.15 -
1 Kamis 07.45 Tadarus Osis
07.45 -
13-Apr-23 08.25 Pembukaan Galih Swandahana,M.Pd
08.25 -
09.05 Syarat dan Rukun Berpuasa Diah Yusnia Ulfah, S.Pd
09.05 -
10.00 Sholat Duha Osis
10.00 - Keutamaan Puasa di bulan
10.40 Ramadhan Bayu Sulistyo H, S.Pd
10.40 -
11.20 Keutamaan Lailatul Qodar Nur Hafidin

07.15 -
2 Jum`at 07.45 Tadarus Osis
07.45 -
14-Apr-23 08.25 Yang merusak pahala puasa Efa Purbayanti, S.Pd
08.25 -
09.05 Akhlakul Karimah Galih Swandahana,M.Pd
09.05 -
10.00 Hikmah Puasa Tatik Dwi Jayanti, S.Pd
10.00 -
10.40 Amalan Doa Doa Harian Daryanto,S.Pd

07.15 -
3 Sabtu 07.45 Tadarus Osis
07.45 -
15-Apr-23 08.25 Hikmah Berpuasa Antonious Sigit P, S.Kom
08.25 - Ibadah Puasa Membentuk Pribadi
09.05 Mutaqin Sony Akhsan, S.Pd
09.05 -
10.00 Sholat Duha Osis
10.00 -
10.40 Amalan utama bulan puasa Nur Rahmawati, S.Pd
10.40 -
11.20 Zakat Fidtrah Anggara Tiwi J, S.Pd

Mengetahui, Majenang, 05 April 2023


Kepala SMP NEGERI SATAP 6 MAJENANG Guru PAI

Giat Sugiarto, S.Pd.SD Nur Hafidin


NIP.19720824 200212 1 005 NIP.
Majenang, 31 Maret 2023
Panitia Kegiatan Pesantren Kilat

Ketua Bendahara

Tatik Dwi Jayanti, S.Pd Bayu Sulistyo H, S.Pd


NIP. NIP.

Mengetahui
Kepala SMP NEGERI SATAP 6 MAJENANG Sie Kesiswaan

Giat Sugiarto, S.Pd.SD Nur Rahmawati, S.Pd


NIP.19720824 200212 1 005 NIP.
DAFTAR HADIR PESANTREN KILAT
SMP N SATU ATAP 6 MAJENANG
TAHUN 1444H/2023M

NO NAMA L/P KELAS KET


1 ALFIN CANDRA WINATA L VII 1
2 ALICIA NUR ROHMAH P VII 2
3 ARDI WIDODO L VII 3
4 AUREL DWI ANGGRAIENI P VII 4
5 CHIKA DWI MEI AQILA P VII 5
6 CIKA ANDRI ANTO L VII 6
7 DHIKA SETIAWAN L VII 7
8 DINDA NATASARI P VII 8
9 DIYANA NOPITASARI P VII 9
10 HUSNUL JULI LESTARI L VII 10
11 GILANG FIRMANSYAH L VII 11
12 HUSNUL JULI LESTARI P VII 12
13 IKHFATKHUL MUTAQWA L VII 13
14 LILIS MUALIFAH P VII 14
15 MOHAMMAD IBRAHIM A.S L VII 15
16 NUR MAELANA BAROKAH P VII 16
17 OKKY OKTAFIA P VII 17
18 RAFA SATRIO L VII 18
19 RAHMADHANI P VII 19
20 RIKA WAHYUNI P VII 20
21 RIKO ADI SAPUTRA L VII 21
22 RIKO ARDIYANSYAH L VII 22
23 RISMANTO L VII 23
24 SHELFI NURLAELI P VII 24
25 SYIFA ADIBA P VII 25
26 TANTRI WULANDARI P VII 26
27 ANNISA SAFA T P VIII 27
28 ARIS MUNANDAR L VIII 28
29 BAYU PRASETIO L VIII 29
30 DEVI RAHMAWATI P VIII 30
31 EDO CAHYONO L VIII 31
32 FAQIH ULINAJA L VIII 32
33 FARIH SAHLUDIN L VIII 33
34 HENDRIK KURNIAWAN L VIII 34
35 HESTI AYU NOVITASARI P VIII 35
36 LENI MARIFAH P VIII 36
37 M .RANGGA ADI P P VIII 37
38 MIFTAHUL FAOJI L VIII 38
39 NANDA ALFAREZA L VIII 39
40 NOVITA DYAH SAFITRI P VIII 40
41 REZA HAIKAL ASHAR L VIII 41
42 RIZKI AGUSTIAN L VIII 42
43 SUNISAH P VIII 43
44 TURMANTO L VIII 44
45 YOLA OLIVIA P VIII 45
46 ZAKI PUTRAWAN L VIII 46
47 AHMAD RIVKIANSYAH L IX 47
48 AHMAD SYARIF L IX 48
49 AJID ATTOBARI L IX 49
50 ANGGI SETIAWAN L IX 50
51 AULIA SETIA NINGSIH P IX 51
52 BANGKIT REHAN ALFARIZI L IX 52
53 DEDE APRIYANTO L IX 53
54 DEFIT EKO SAPUTRA L IX 54
55 DESI NUR KHOFIFAH P IX 55
56 FIKRI KHOZALI L IX 56
57 HOERUL KARIM L IX 57
58 JENUROHMAN L IX 58
59 MISDIYANTI P IX 59
60 MUSTAFA ZAZULI L IX 60
61 NIA VERLINA P IX 61
62 RISKI RIDHO PURWANTO L IX 62
63 RIVKI NURHADIANSYAH L IX 63
64 RIZAL KHANAFI L IX 64
65 SEMEYU RAMANDANI P IX 65
66 SHERLINA YUNIANTI P IX 66
67 SITI NARWATI P IX 67
68 WISNU DAVID ALFARIK L IX 68
Mengetahui Majenang, Maret 2023
Kepala Sekolah Guru Mapel

Giat Sugiarto, S.Pd.SD Nur Hafidin


NIP.197208242002121005 NIP.
Iman Kepada Allah swt
Iman kepada Allah artinya percaya dengan yakin bahwa Allah itu ada. Dengan kata lain
taat, patuh atau selalu menurut kepada Allah swt, selalu mengerjakan perintahnya dan
menjauhi laranganNya:
Adapun cara taat kepada Allah antara lain;
1. Apabila telah masuk waktu shalat, segeralah kerjakan shalat, dengan tertib dengan
tidak terburu-buru
2. Membiasakan membaca Al-Qur’an
3. Jika datang bulan Ramadhan, berpuasa
4. Jujur, sopan santun kepada semua orang
5. Menurut nasehat ibu, ayah dan guru
6. Jangan sekali-kali mengambil barang orang lain
7. Jangan menjadi anak yang sombong
8. Bersyukur jika mendapat kesenangan
9. Bersabar dalam menghadapi cobaan
Hanya Dialah yang berhak disembah yaitu Allah swt. Beriman kepada Allah adalah
beriman segala apa yang dikabarkan dalam kitab-kitab suci atau apa yang diceritakan oleh
rasul tentang asma dan sifat-sifatnya. Adapun sifat-sifat yang wajib bagi Allah yaitu:
1. Wujud artinya ada
2. Qidam artinya terdahulu
3. Qiyamu binafshi artinya Tuhan itu terdiri sendiri mustahil bersaudara
4. Baqa artinya maha kekal tiada penghabisan
5. Quadrat artinya maha kuasa mustahil al ajzu artinya lemah
6. Iradat artinya berkehendak
7. Al ilmu artinya Allah maha mengetahui
Melihat segala sesuatu yang mustahil Allah itu buta atau tidak melihat. Al qalam lawannya
al baqam artinya Allah itu bersifat qalam, dan dapat bercakap-cakap tetapi hanya orang
yang dikehendakiNya.
Sifat Allah yang wajib dan mustahil diketahui oleh manusia. Adapun sifat yang jaiz yaitu
Allah itu ada yang membuat alam ini atau mentiadakannya itu semua
kehendaknya. Materi Pesantren Kilat : Rukun Iman
Jumlah rukun iman ada enam
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada malaikat-malaikat Allah
3. Iman kepada kitab-kitab
4. Iman kepada rasul
5. Iman kepada qadha dan qadhar
6. Iman kepada hari akhir
Pertanyaan Soal Dan Jawaban
Siapakah itu Allah swt?
Jawab: Allah itu Tuhan atau pencipta yang menciptakan seluruh semesta
Apa arti iman kepada Allah? Jelaskan!
Jawab: Percaya dan yakin bahwa Allah itu ada, taat, patuh dan selalu menurut kepada
Allah mengerjakan perintahnya dan menjauhi laranganNya
Mengapa kita harus beriman kepada Allah swt?
Jawab: Karena manusia yang memiliki iman, percaya kepada Allah yakin kepada Allah
dan hari akhir
Bagaimana cara taat kepada Allah? Sebutkan?
Jawab:
1. Apabila telah masuk waktu shalat, segeralah mengerjakan shalat dengan tertib,
tidak terburu-buru
2. Membiasakan membaca Al-Qur’an
3. Jika datang bulan Ramadhan, berpuasa
4. Jujur, sopan santun kepada semua orang
5. Menurut nasehat ibu, ayah dan guru
6. Jangan sekali-kali mengambil barang orang lain
7. Jangan menjadi anak yang sombong
8. Bersyukur jika mendapat kesenangan
9. Bersabar dalam menghadapi cobaan
Dimana kita sebagai manusia harus menyembah? Jelaskan!
Jawab: Hanya Allah yang berhak disembah yaitu Allah, karena beriman kepada Allah swt
berarti percaya bahwa Allah itu pencipta alam semesta dengan segala isinya.
Apakah sifat-sifat wajib Allah itu? Sebutkan!
Jawab: Sifat-sifat wajib Allah yaitu antara lain;
1. Wujud artinya ada
2. Qidam artinya terdahulu
3. Qiyamu binafshi artinya Tuhan itu terdiri sendiri mustahil bersaudara
4. Baqa artinya maha kekal tiada penghabisan
5. Quadrat artinya maha kuasa mustahil al ajzu artinya lemah
6. Iradat artinya berkehendak
7. Al ilmu artinya Allah maha mengetahui. Materi Pesantren Kilat : Rukun Iman

Iman Kepada Malaikat


Kita yakin dan percaya bahwa Allah swt menciptakan alam semesta beserta isinya dan
ciptan makhluk yang bermacam-macam ada yang berwujud atau molekul seperti benda
padat, tumbuhan, hewan dan manusia dan ada pun makhluk Allah yang bersujud in
material yakni makhluk rohani yaitu malaikat dan jin malaikat diciptakan oleh Allah dari
unsur cahaya sedangkan jin diciptakan dari unsur api.
Iman kepada Allah bahwa kita percaya malaikat itu ada. Malaikat juga makhluk jadi
malaikat adalah makhluk yang gaib atau tidak dapat dilihat. Malaikat itu tidak sama
manusia yang mempunyai jenis kelamin, tidak makan dan tidak minum, tidak dapat dilihat
dengan mata.
Adapun nama malaikat yang wajib diketahui yang berbagai macam tugas:
1. Malaikat jibril bertugas membawa wahyu dari Allah kepada nabi dan rasul
2. Malaikat Mikail bertugas membawa rezky
3. Malaikat Israfil bertugas meniup terompet tandanya hari kiamat
4. Malaikat Israil bertugas mencabut nyawa
5. Malaikat Rakid dan Atid bertugas mengawasi dan mencatat perbuatan baik dan
buruk manusia
6. Malaikat Munkar bertugas
7. Malaikat Nakir bertugas
8. Malaikat Malik bertugas menjaga neraka
9. Malaikat Ridwan bertugas menjaga surga.
Cara beriman kepada malaikat Allah yaitu malaikat adalah pesuruh Allah yang senantiasa
taat dalam menjalankan segala perintah Allah swt yang diwajibkan kepada malaikat
itu. Materi Pesantren Kilat : Rukun Iman
Iman Kepada Kitab-Kitab
Iman kepada kitab-kitab Allah swt ialah percaya bahwa Allah itu telah menurunkan kitab-
kitabNya kepada rasul-Nya dari lauhic mahfudh, dan membenarkan dengan penuh
keyakinan bahwa Allah swt mempunyai kitab-kitab yang diturunkan kepada hamba-
hambaNya dengan kebenaran yang nyata dan petunjuk yang jelas.

Kitab-kitab Allah swt disebutkan dalam Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

1. Taurat yaitu kitab yang diturunkan kepada nabi Musa as


2. Injil yaitu kitab yang diturunkan kepada nabi Isa as
3. Zabur yaitu kitab yang diturunkan kepada nabi Daud as
4. Al-Qur’an yaitu kitab yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw

Disamping itu ada juga disebut suhuf, yaitu wahyu yang diturunkan kepada para nabi yang
dikumpulkan dalam lembaran-lembaran sepertiy ada pada nabi Adam, nabi Syuaib, nabi
Ibrahim dan sebagainya.

Iman Kepada Rasul

Rasul artinya utusan jamaknya rasulun, jadi nabi Allah artinya nabi utusan Allah untuk
menyampaikan ajaran agama kepada sekalian umat manusia. Sedangkan rasul menurut
bahasa ialah orang yang mengikuti berita-berita orang yang mengutusnya, ungkapan (unta
itu datang secara beriringan) dan menurut istilah rasul ialah seorang laki-laki merdeka
yang diberi wahyu oleh Allah swt

Sebagai manusia pilihan rasul-rasul itu memiliki sifat-sifat wajib yaitu:

1. Rasul wajib berkata benar dari semua yang dibawanya adalah kebenaran,
sebaliknya rasul itu mustahil berbohong atau menipu
2. Jujur dan dapat dipercaya mustahil berkhianat
3. Selalu menyampaikan perintah Allah ataupun laranganNya
4. Cerdas mustahil dia bodoh atau tolol

Adapun sifat jaiz yang mungkin ada pada rasul ialah sifat-sifat mansia biasa yang tidak
mengurani martabatnya sebagai rasul, tidak menyebabkan orang jijik dan menjauhkan diri
dari padanya, sifat yang demikian seperti lapar, haus, mengantuk, kawin dan sebagainya
dalam Al-Qur’an.

Diantara rasul-rasul itu ada lima orang rasul yang mempunyai kelebihan yang istimewa
yang disebut rasul-rasul yang mempunyai ketabahan mereka itu adalah:

1. Nabi Muhammad saw


2. Nabi Ibrahim as
3. Nabi Musa as
4. Nabi Isa as
5. Nabi Nuh as

Iman Kepada Hari Akhir

Kita wajib percaya bahwa kehidupan dunia ini akan berakhir dan kemudian diganti dengan
kehidupan akhirat yang kekal, tempat membalas perbuatan-perbuatan manusia didunia ini,
adapun menyakini dengan pasti kebenaran setiap hal yang diberitakan oleh Allah dalam
kitab sucinuya dan setiap hal yang diberita oleh rasulnya mulai dari apa yang akan terjadi
sesudah mati, fitnah kubur adzab dan nikmat kubur, dan apa yang terjadi sesudah itu
seperti kebangkitan dari kubur, mahsyar (tempat berkumpl di akhirat), shuhuf (catatan
amal), hisab (penghitungan), mizan (timbangan), haudh (telaga), shirath (titian), syafa’ah
(pertolongan), surga dan neraka serta apa-apa yang dijanjikani Allah bagi para
penghuninya.

Fikih Zakat

Pengertian Zakat
Dari sisi bahasa, kata zakat diambil dari bahasa Arab zakā (‫ )زكى‬yang berarti suci,
baik, tumbuh dan berkembang. Dinamakan demikian karena zakat merupakan proses
memperbaiki dan membersihkan diri dari apa yang didapatkan. Sedangkan secara
istilah zakat ialah pengelolaan mengenai takaran harta tertentu yang didapat dari orang
yang wajib membayarnya, yang dinamakan sebagai muzakki, yang selanjutnya
diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya, atau mustahiq.

Kewajiban dalam melaksanakan zakat dilandasi oleh dasar hukum yang


salah satunya diambil dari QS. Al-Baqarah: 110

‫َّ صلَٰو َة َو َء اتُو ْا ٱلَّ زَكٰو َۚة َو َم ا تُقَِدُّم وْا أِل َنفُِس ُك م ِّم ۡن َخ ۡي ٖر تَِج دُو ُه‬ ‫َو أَِقيُم وْا ٱل‬

١١٠ ‫ر‬ٞ‫ِع نَد ٱَّ ِۗ ِإَّ ن ٱَّ َ بَِم ا تَۡع َم لُوَن بَِص ي‬

“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu
usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah.
Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.”

Pengertian zakat berbeda dengan pajak. Menurut Abdul Karim alTawathi,


pembayaran pajak dilaksanakan karena orang merasa terpaksa dengan adanya suatu
sistem pemerintah. Sedangkan zakat dilakukan sebagai lambang kerja sama dan rasa
persaudaraan pada sesama. Salah satu perbedaan zakat dan pajak, seperti yang
diungkapkan oleh Dawam Rahardjo, yakni bahwasanya pembayaran pajak dikarenakan
masyarakat telah menikmati fasilitas publik yang telah disediakan oleh negara,
sedangkan dalam pembayaran zakat, seseorang yang diwajibkan membayarnya tidak
bisa mengambil manfaat dari pembayarannya. Jadi, fungsi zakat yaitu transfer
konsumsi atau kekayaan.

Zakat memiliki banyak hikmah yang dapat menghubungkan seseorang dengan


masyakat sekitar, bahkan kepada Allah, diantaranya:

a. Menolong, membangun, dan membina kaum dhuafa’ dalam memenuhi kebutuhan


pokok hidupnya.
b. Menghindarkan kaum dhuafa’ dari prasangka iri hati, dengki, dan benci dari orang-
orang yang berkecukupan dan mewah yang ada di sekitarnya.
c. Dapat menyatukan, menyama-ratakan umat dengan memunculkan adanya rasa
tanggung jawab dalam membantu saudara-saudaranya yang membutuhkan uluran
tangan.
d. Dapat membersihkan diri dari dosa dengan berakhlak mulia seperti sifat murah hati,
kemanusiaan, serta menghilangkan sifat kikir dan serakah.
e. Mewujudkan tatanan masyarakat yang rukun, damai, harmonis dan sejahtera hingga
terciptalah sebuah masyarakat madani yang baldatun tayyibatun wa rabbun gafȗr.

Syarat dan Rukun Zakat Syarat zakat ada dua, yaitu:

a. Syarat orang yang berzakat (muzakkī). Syaratnya adalah Islam, merdeka, baligh,
berakal, dan mempunyai hak kuasa terhadap hartanya.
b. Syarat harta sebagai objek zakat. Harta yang menjadi objek zakat, para ulama telah
memberikan syarat yang harus dipenuhi oleh muzakki, yaitu:
(1) Milik Penuh. Harta yang wajib zakat adalah harta yang sepenuhnya berada dalam
kontrol kepemilikannya, baik itu kekuasaan dalam pemanfaatan ataupun
kekuasaan menikmati hasilnya dengan cara halal seperti harta hasil usaha, harta
warisan, harta pemberian pihak lain dan sebagainya. Harta yang didapatkan
dengan cara yang haram tidak wajib dikenai zakat.
(2) Berkembang. Yakni sifat harta kekayaan itu bertambah sehingga dapat
memberikan pemasukan dan keuntungan.
(3) Melebihi dari kebutuhan pokok. Adapun pengertian kebutuhan pokok ialah
kebutuhan minimal yang diperlukan dan menjadi tanggungan atas seseorang dan
keluarganya untuk keberlangsungan hidupnya, seperti rumah, pakaian, kesehatan,
pendidikan, belanja keseharian.
(4) Mencukupi satu Nishab. Yakni jumlah harta tersebut telah sampai dalam takaran
tertentu yang sesuai dengan ketetapan syariat Islam.
Jika ia belum mencapai nishab, maka ia terbebas dari zakat.
(5) Mencapai satu tahun (Haul) dalam masa kepemilikannya. Jenis zakat yang dikenai
persyaratan tersebut ialah zakat ternak, harta simpanan dan perniagaan. Adapun
buah-buahan, hasil pertanian dan barang temuan (rikaz) tidak ada persyaratan satu
tahun (haul).
(6) Harta yang dimiliki tersebut telah bebas dari hutang, baik hutang dalam bentuk
nazar atau wasiat (yang berhubungan dengan Allah) maupun hutang kepada orang
lain.
Sedangkan rukun zakat ada tiga; Pertama, proses pengeluaran hak milik dari sebagaian
harta yang wajib dikeluarkan zakatnya. Kedua, Penyerahan harta tersebut dari muzakki
kepada orang yang bertugas atau orang yang mengurusi zakat (amil). Terakhir,
Penyerahan amil zakat kepada yang berhak menerima zakat (mustahiq) sebagai milik.

Jenis Zakat Dan Harta Wajib Zakat

Dalam Fiqih Islam, zakat terbagi menjadi dua jenis:

1. Zakat fitrah
Zakat fitrah ialah zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap orang Islam, baik laki-laki
maupun perempuan. Zakat fitrah dilaksanakan pada malam 1 Syawal atau waktu-waktu
sebelumnya dengan hukum wajib, sunah, makruh, dan haram dengan rincian sebagai
berikut:

1. Waktu yang diperbolehkan, yaitu dari bulan Ramadhan sampai akhir bulan
Ramadhan.
2. Waktu yang wajib, yaitu dari terbenam matahari pada penghabisan bulan Ramadhan.
3. Waktu sunah (lebih baik) saat dibayarkan sesudah shalat subuh, sebelum shalat Id.
4. Waktu makruh, yaitu dibayarkan setelah shalat Ied, tetapi sebelum terbenam matahari
(pada hari raya Idul Fitri)
5. Waktu haram, dibayarkan setelah terbenam matahari pada hari raya Idul
Fitri.

Ukuran besarnya zakat fitrah ialah satu sha’ (2,5 Kg). Menurut pendapat Mazhab
Hanafi, takaran 1 sha’ ialah 3,8 Kg. Sedangkan makanan yang wajib dikeluarkan yang
disebutkan dalam nash hadis ialah kurma, tepung, terigu, gandum, aqit (sejenis keju),
zahib (anggur). Madzhab Maliki dan Syafi’i memperbolehkan mengganti kelima jenis
makanan tersebut dengan makanan pokok lain, seperti beras, jagung atau sejenisnya.
Sedangkan Hanafi, pembayarannya dapat diganti dengan membayar harga dari makanan
pokok tersebut berupa uang (misal rupiah) dengan tujuan agar penggunaannya lebih
fleksibel.

2. Zakat Māl (Zakat Harta Kekayaan)


Dalam nash Alquran tidak secara langsung menyebut jenis zakat māl, akan tetapi
beberapa ayat menyebutkan bahwa di dalam harta yang dimiliki seseorang terdapat
hak-hak orang yang tidak mampu, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat ini:

١٩ ‫ّق ِلّلَّ سآِئِل َو ٱۡل َم ۡح ُروِم‬ٞ ‫َوِفٓي أَۡم َٰو ِلِهۡم َح‬

“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang
miskin yang tidak mendapat bagian.”(QS. Al-
Dzariyah: 19)
Zakat māl atau zakat harta kekayaan adalah jenis zakat terkait dengan harta kekayaan
yang dimiliki oleh seseorang maupun badan hukum yang wajib dikeluarkan untuk
mustahiq dengan ketentuan jangka waktu tertentu dan dalam kadar minimal (nishab)
tertentu pula. Sedangkan beberapa jenis harta yang wajib di zakati tersebut diantaranya:

a. Emas dan perak, sebagaimana dalam QS. At-Taubah: 34

‫۞َٰٓيأُّ َيَها ٱَّل ِذ يَن َء اَم نُٓو ْا ِإَّ ن َك ِثيٗر ا ِّم َن ٱأۡل َۡح َباِر َو ٱلُّ رۡه َب اِن َلَي ۡأ ُك لُوَن أَۡم َٰو َل ٱلَّن اِس ِبٱۡل َٰب ِط ِل َو َيُص ُّد وَن َعن‬
‫َس ِبيِل ٱَّ ِۗ َو ٱَّل ِذ يَن َيۡك ِنُز وَن ٱلَّذ َهَب َو ٱۡل ِف َّ ضَة َو اَل يُنِفقُو نََها ِفي َس ِبيِل ٱَّ ِ َفَبِّشۡر ُهم‬

٣٤ ‫ِبَع ذَاٍب أَِليٖم‬

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian besar orang-orang alim


Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar telah memakan harta orang dengan
jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan
orangorang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menafkahkannya pada
jalan Allah, maka sampaikanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat)
siksa yang pedih.”

Jenis logam mulia ini mempunyai harga jual yang berlaku dari waktu ke waktu.
Keduanya merupakan harta yang mempunyai potensi berkembang. Karenanya,
keduanya menurut hukum Islam (Syariat) wajib dizakati. Mata uang yang berlaku
di tiap-tiap negara juga termasuk dalam kategori ini, baik dalam bentuk tabungan,
deposito, cek, saham, atau bahkan surat berharga seperti rumah, villa, mobil,
tanah, villa dan sebagainya. Sehingga penentuan ukuran satu nishab jenis-jenis
harta kekayaan tersebut disetarakan dengan emas dan perak.

b. Pertanian, misalnya hasil tumbuhan atau tanaman yang bernilai ekonomis, seperti
buah-buahan, daun-daunan, sayur-sayuran, biji-bijian, tanaman hias, rumput-
rumputan, dan lain-lain. Seperti dalam QS. Al-An’am: 141
َّ‫۞َو ُهَو ٱَّل ِذٓي أَنَش َأ َج َّٰن ٖت َّ مۡع ُروَٰش ٖت َو َغ ۡي َر َم ۡع ُروَٰش ٖت َو ٱلَّن ۡخ َل َو ٱلَّ زۡر َع ُم ۡخ تَِلًف ا أُُك ل ۥُُه َو ٱلَّ زۡي ت••ُوَن َو ٱلُّ ر‬
‫ِِۖۦاده اَل تُۡس فُٓو ْۚا‬ ‫َۡث‬ ‫ََٰش‬
‫ِر‬ ‫ماَن ُم تََٰش ِبٗه ا َو َغ ۡي َر ُم ت ِبٖۚه ُك لُو ْا ِم ن ثََم ِرِٓۦه ِإذَٓا أ َم َر َو َء اتُو ْا َح َّق ۥُه َيۡو َم َحَص َو‬

١٤١ ‫ِإَّن هُۥ اَل يُِحُّ ب ٱۡل ُم ۡس ِر ِفيَن‬

“Dan Dialah yang telah menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun
dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah
dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya
di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah
kamu berlebihlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
berlebihlebihan.”
c. Usaha, misalnya hasil dari perdagangan, perniagaan dan lain sebagainya
d. Barang-barang tambang yang dikeluarkan dari perut bumi yang bernilai ekonomis
seperti timah, batu mulia, minyak bumi, batu bara, dan sebagainya. Begitupun
kekayaan laut seperti mutiara, ambar, marjan dan sebagainya.
e. Hewan ternak, seperti sapi, kambing, unta, kerbau, ayam, domba, itik dan burung.
f. Rikaz, yakni harta temuan yang terpendam lama atau biasa disebut juga harta karun.
Termasuk di dalam hal ini ialah barang temuan yang tidak ada yang mengaku sebagai
pemiliknya.

Nishab dan Kadar Zakat


Seperti disebutkan sebelumnya, bahwa salah satu syarat dikenainya harta untuk
dizakati ialah mencapai dalam ukuran satu nishab. Dari hadis yang diriwayatkan oleh Abu
Daud dapat diringkas dengan tabel nishab dari masingmasing jenis harta tersebut.

a. Harta Peternakan.
Karena jenis ternak bermacam-macam. Nishab-nya pun bermacammacam tergantung
hewan yang diternak. Berikut lebih singkatnya dijelaskan dalam tabel:

No. Hewan Nishab Keterangan


01 Unta 5-9 Ekor Zakat yang wajib
dikeluarkan 1 ekor domba
berumur 1 tahun/kambing
umur 2 tahun
berlaku kelipatan
10-14 Ekor Zakat yang wajib
dikeluarkan 2 ekor domba
umur 1 tahun atau kambing
umur 2 tahun. Berlaku
kelipatan
02 Sapi, 30 Ekor Zakat yang dikeluarkan 1
Kuda, ekor sapi berumur 1 tahun
dan dan berlaku kelipatan
Kerbau 40 Ekor Zakat yang dikeluarkan 1
ekor sapi yang berumur 2
tahun. Atau 2 ekor sapi
berumur 1 tahun dan
berlaku kelipatan
70 Ekor Zakat yang dikeluarkan 1
ekor sapi berumur 1 tahun
dan 1 ekor
sapi berumur 2 tahun.
Berlaku kelipatan.
03 Kambing 40-120 Ekor Zakat yang wajib
dan dikeluarkan 1 ekor. Domba
domba umur 1 tahun/kambing
umur 2 tahun.
121-200 Ekor Zakat yang wajib
dikeluarkan 2 ekor. Domba
umur 1 tahun atau kambing
umur 2 tahun.
04 Unggas 85 Inar Sama dengan Emas, 85 g
dan ikan Emas
(24 karat)

b. Emas dan Perak


Selain emas dan perak, juga termasuk barang dagangan atau perniagaan, barang
tambang dan uang simpanan seperti tabungan dan deposito, besar nishab-nya senilai 85 gr
emas (20 dinar) atau 595 gr perak (200 dirham), dengan kadar zakatnya sebesar 2,5%.

Misalkan, seseorang mempunyai tabungan di bank dengan riwayat pemasukan dan


pemasukan saldo dalam setahun seperti demikian:

No. Tanggal Pemasukan Pengeluaran Saldo


01 01/04/17 60.000.000 - 60.000.000
02 25/05/17 - 2.000.000 58.000.000
03 20/06/17 - 5.000.000 53.000.000
04 01/07/17 200.000* - 53.200.000
05 12/09/17 - 1.000.000 52.200.000
06 11/11/17 2.000.000 - 54.200.000
07 31/03/18 1.000.000 - 55.200.000
*Bagi Hasil

Jadi jumlah saldo terakhirnya ialah 55.200.000 telah melebihi nishab (asumsi 1 gr
emas Rp 575.000, dengan nishab sebesar Rp 48.875.000) dan tabungan itu genap satu
tahun. Tahun haul nya terlampir pada 01/04/16 - 31/03/17. Adapun uang bagi hasil ini
dikeluarkan terlebih dahulu sebelum perhitungan zakat.

Perhitungan :
• Tahun haul : 01/04/16 - 31/03/17
• Nishab : Rp 48.875.000,-
• Saldo terakhir : Rp 55.000.000,- (Bagi hasil tidak dihitung dahulu)
• Besarnya zakat : 2,5 % x Rp 55.000.000,- = Rp 1.375.000,-

c. Investasi dan pertanian.


Zakat investasi ialah zakat yang diwajibkan terhadap harta yang diperoleh dari hasil
sebuah investasi. Di antara usaha tersebut yang termasuk investasi seperti bangunan atau
kantor yang disewakan, rental mobil, saham, rumah, kontrakan, investasi pada ternak atau
tambak, dan lain-lain. Jika dilihat dari karakteristik investasi, modal tidak bergerak dan
tidak terpengaruh terhadap hasil produksi maka zakat investasi lebih dekat ke zakat
pertanian. Pendapat ini kebanyakan diikuti oleh para ulama modern seperti Yusuf
Qardhawi, Muhammad Abu Zahrah, Abdul Wahab Khalaf, Abdurahman Hasan, dan
lainlain.
Oleh karena itu zakat investasi dikeluarkan pada saat menghasilkan, sedangkan modal
tidak dikenai zakat. Adapun mengenai nishab zakat pertanian ialah 652,8 Kg dengan zakat
yang dikeluarkan sebesar 5% apabila pengairannya dengan mengeluarkan biaya dan
beban. Tetapi jika tidak, maka zakat yang dikeluarkan sebesar 10%. Maka dengan kadar
zakat sebesar 5% untuk penghasilan kotor dan 10% untuk penghasilan bersih.

d. Barang temuan.
Mengenai barang temuan, ia tidak dijatuhi nishab dan akan langsung dikenai zakat
sebesar 20% dengan tanpa ada ketetapan masa kepemilikan

(setelah diumumkan ke publik, dan tidak ada yang mengaku).

Zakat Profesi
Menurut Yusuf Qardhawi diwajibkan mengeluarkan zakat pada pekerjaan yang
menghasilkan uang, seperti pengacara, konsultan, akuntan, artis, arsitek, dokter,
konsultan, notaris, pegawai negeri, dan lain-lain. Zakat jenis ini biasa disebut sebagai
zakat profesi. Selain Yusuf Qardhawi, para ahli fikih kontemporer juga menyetujui akan
adanya zakat profesi, mengingat zakat pada hakikatnya adalah pembagian harta yang
diambil dari orang-orang kaya untuk dibagikan kepada orang-orang miskin di antara
mereka. Tapi jika hasil profesi seseorang tersebut tidak mencukupi kebutuhan hidupnya,
maka ia lebih pantas menjadi mustahiq (penerima zakat). Dalil mengenai zakat profesi
ialah QS. AlBaqarah: 267

‫َٰٓيأُّ َيَها ٱَّل ِذ يَن َء اَم نُٓو ْا أَنِفقُو ْا ِم ن َطِيّٰب َِت َم ا َك َس ۡب تُۡم َو ِم َّ مٓا أَۡخ َر ۡج َنا لَُك م ِّم َن ٱأۡل َۡر ِۖض َو اَل تَي َّ َم ُم وْا ٱۡل َخ ِبيَث ِم ۡن ُه تُنِفقُوَن َو َلۡس تُم‬
‫ِباِخِذ يِه ِإَّ ٓال أَن‬
٢٦٧ ‫تُۡغ ِم ُضوْا ِفيِۚه َو ٱۡع لَُم ٓو ْا أَّ َن ٱَّ َ َغ ِن ٌّ ي َحِم يٌد‬

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk
kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan
daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji.”

Istilah mengenai zakat profesi sebenarnya belum ada di masa Islam klasik, oleh
karenanya istilah ini belum begitu familiar saat itu. Harta hasil profesi dikategorikan
sebagai jenis harta yang wajib dizakati berdasarkan analogi atau qiyas atas kesamaan
terhadap karakteristik harta zakat yang telah ada, yaitu:

a. Model dalam memperoleh harta penghasilan (profesi) sama dengan panen (hasil
pertanian), oleh karenanya harta ini dianalogikan pada zakat pertanian
berdasarkan nisab (653 kg gabah kering giling atau setara dengan 522 kg beras).
Sedangkan waktu pengeluaran zakatnya (setiap kali panen).
b. Model harta yang diterima sebagai penghasilan berupa uang, sehingga jenis harta
ini dapat dianalogikan pada zakat harta (simpanan atau kekayaan) berdasarkan
kadar zakat yang harus dibayarkan (2,5%). Dengan demikian, apabila hasil
profesi seseorang telah memenuhi ketentuan wajib zakat, ia berkewajiban
menunaikan zakatnya.

Contoh menghitung zakat profesi: Rudi adalah seorang karyawan di suatu perusahaan
swasta. Ia mempunyai seorang istri dan dua orang anak yang masih kecil. Penghasilan
per bulannya adalah Rp 5.000.000,-.
1. Pendapatan gaji per bulan Rp 10.000.000,-
2. Nisab 522 kg beras @Rp 10.000 (relatif) Rp 5.220.000,-
3. Rumus zakat = (2,5% x besar gaji per bulan),-
4. Zakat yang harus ditunaikan Rp 250.000,-

Zakat profesi juga bisa diakumulasikan dalam satu tahun. Caranya, jumlah
pendapatan gaji berikut bonus dan lainnya dikalikan satu tahun kemudian apabila
hasilnya mencapai nisab, selanjutnya dikalikan dengan kadar zakat 2,5%.
• Jadi, Rp 10.000.000,- x 13 (bulan) = Rp 130.000.000,-
• Jumlah zakatnya adalah 130.000.000,- x 2.5% = Rp 3.250.000,-

Mustahiq Zakat
Perihal mengenai muzakki (orang-orang yang wajib dikenai zakat), telah disebutkan
pada penjelasan sebelumnya. Sedangkan perihal mustahiq (orang yang mempunyai hak
dalam menerima zakat), ada delapan golongan yang berhak menerimanya, sebagaimana
disebutkan dalam QS. Al-Taubah: 60

َّ‫ِإَّن َم ا ٱلَّ صدَٰق َُت ِلۡل فَُقَر آِء َو ٱۡل َم َٰس ِكيِن َو ٱۡل ٰع َِمِليَن َعلَۡي َها َو ٱۡل ُم َؤَّل َفِة قُلُو بُُهۡم َو ِفي ٱلِّر َقاِب َو ٱۡل ٰغ َِر ِم يَن َوِفي َس ِبيِل ٱَّ ِ َو ٱۡب ِن ٱل‬
ِۗ َّ‫سِبيِۖل َفِر يَض ٗة ِّم َن ٱ‬

‫م‬ٞ‫َو ٱَّ ُ َع ِليٌم َحِكي‬

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,


pengurus-pengurus zakat, para mu´allaf yang dibujuk hatinya,dan untuk (memerdekakan)
budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang
dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Berdasarkan ayat tersebut diketahui bahwa golongan yang berhak mendapatkan


bagian atas zakat harta kekayaan delapan golongan, yaitu:

a. Fakir, yakni mereka yang tidak memiliki harta maupun pekerjaan yang dapat
mencukupi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.
b. Orang miskin, yakni orang yang memiliki pekerjaan, akan tetapi penghasilannya
belum cukup memenuhi kebutuhan hidupnya.
c. Amil, yakni panitia yang me-manage proses zakat, baik dari pengumpulannya hingga
pembagian zakatul māl kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Panitia ini
disyaratkan mempunyai sifat jujur dan menguasai hukum zakat.
d. Muallaf, yakni mereka yang baru saja masuk agama Islam. Golongan ini dilihat dari
imannya belum benar-benar kokoh benar, karena itu masih memerlukan berbagai
penyantunan yang menggembirakan.
e. Hamba sahaya, yakni budak muslim yang sudah membuat perjanjian dengan tuannya
untuk dimerdekakan, sedangkan ia tidak mempunyai harta untuk menebus dirinya,
meskipun mereka telah mati-matian berusaha dan bekerja. Golongan hamba sahaya
untuk konteks saat ini membutuhkan penafsiran ulang mengingat sudah tidak ada lagi.
f. Orang yang terjerat dalam hutang, yakni orang yang berhutang demi mencukupi
kebutuhan hidup yang primer atau maksud lainnya sifatnya halal. Lilitan hutang
akhirnya menyebabkan orang tersebut tidak mampu lagi mengembalikannya.
g. Fi Sabilillah, yakni berbagai bentuk usaha dan perjuangan untuk menyebarluaskan
agama Islam serta mempertahankannya. Dalam pengertian ini dapat dimasukkan
segala amalan yang memang dengan sengaja dimaksudkan untuk da’wah Islam ammar
ma’ruf nahi mungkar, semacam pendirian sekolah atau madrasah Islam, rumah sakit
Islam, mushalla, pembiayaan organisasi perjuangan zakat dan lain sebagainya.
h. Ibnu Sabil, ialah musafir (orang yang sedang bepergian) untuk melaksanakan suatu
hal yang bersifat baik, bukan dalam melakukan kemaksiatan. Dimana jika ia tidak
dibantu, maka tujuannya tidak akan tercapai.

Manajemen Zakat
Pengelolaan (manajemen) itu meliputi kegiatan pengumpulan (penghimpunan)
penyaluran, pendayagunaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban harta zakat. Semua
hal ini dilakukan oleh Amil zakat sebagai pengelolanya. Dalam pengorganisasian zakat
diperlukan beberapa prinsip, yaitu:
a. Pengelolaan harus berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah.
b. Keterbukaan. Pihak pengelola harus menerapkan manajemen yang terbuka dengan
tujuan menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga amil zakat.
c. Menggunakan manajemen dan administrasi modern.
d. Harus mengelola zakat dengan sebaik-baiknya.
Selain syarat di atas, amil juga harus berpegang teguh pada tujuan pengorganisasian
zakat, yaitu:

a. Mengangkat harkat dan martabat fakir miskin serta membantu mendorong keluar
dari kemiskinan
b. Membantu problem solving yang dihadapi oleh para mustahik zakat
c. Menjadi penyambung antara orang yang kaya dan yang miskin dalam suatu
masyarakat.
d. Meningkatkan syiar Islam
e. Mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial dalam masyarakat.

Kewenangan dalam mengelola zakat bervariasi di berbagai dunia, ada yang dikelola
oleh negara, organisasi masyarakat, atau bahkan kedua-duanya mempunyai peran di
dalamnya. Di Indonesia sendiri, zakat, infaq dan sedekah dikelola oleh lembaga
independen yang telah diatur dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 Pengelolaan
Zakat.

Awalnya, pengelolaan zakat di Indonesia di kelola oleh organisasi keagamaan


masyarakat dan takmir-takmir masjid dengan sebuah lembaga yang dikenal dengan
Lembaga Amil Zakat (LAZ). Kemudian muncullah Badan Amil Zakat (BAZ) yang
dikelolah oleh lembaga semi-pemerintah pada tahun 1970-an di Jakarta. Pada awalnya
pemerintah mengeluarkan undangundang No 38 tahun 1999 yang mengatur tentang
pengelolaan zakat yang kemudian diamandemen melalui UU no 23 tahun 2011. Dalam
Undangundang tersebut disebutkan bahwa pengelola zakat (amil) terdiri atas BAZNAS
(Badan Amil Zakat Nasional) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ), baik tingkat nasional,
provinsi, maupun kabupaten/kota.

Berdasarkan data Kementerian Agama, ada 16 LAZ skala nasional yang telah
mendapatkan izin operasional dari Menteri Agama, yaitu: LAZ Rumah Zakat, LAZ Nurul
Hayat, LAZ Inisiatif Zakat Indonesia, LAZ Baitul Mal Hidayatullah, LAZ Yayasan
Lembaga Manajemen Infaq, LAZ Yayasan Yatim Mandiri, LAZ Yayasan Dompet Duafa,
LAZ Yayasan Pesantren Al-Azhar, LAZ Daarut Tauhid, LAZ Lembaga Amil Zakat Infaq
dan Shadaqah NU, LAZ Yayasan Baitul Mal Muamalat, LAZ Dana Sosial Al-Falah, LAZ
DDII, LAZ Muhammadiyah, LAZ Yayasan Global Zakat, LAZ Persatuan Islam, serta
masih banyak lagi BASNAS di tingkat provinsi.

AKHLAK (AKHLAK DALAM ISLAM)


A. Pengertian Akhlak
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti
atau kelakuan. Pengertian secara sederhana tentang akhlak, bahwa akhlak adalah perangai
atau tingkah laku yang terdapat dalam diri manusia.
Kata akhlak walaupun terambil dari bahasa Arab (yang biasa berartikan tabiat,
perangai, kebiasaan, bahkan agama), namun kata seperti itu tidak ditemukan dalam Al-
Quran. Yang ditemukan hanyalah bentuk tunggal kata tersebut yaitu khuluq yang
tercantum dalam Al-Quran surat Al-Qolam ayat 4. Ayat tersebut dinilai sebagai
konsiderans pengangkatan Nabi Muhammad saw sebagai Rasul.
Alloh berfirman: “wa-innaka la'alaa khuluqin 'adzhiim”.
Artinya: “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang
agung” (QS Al-Qolam [68]: 4).
Kata akhlak banyak ditemukan di dalam hadis-hadis Nabi, dan salah satunya yang
paling populer adalah sabda Rosululloh SAW yang artinya: "Aku hanya diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia."(HR. Imam Malik).
Bertitik tolak dari pengertian bahasa di atas, yakni akhlak sebagai kelakuan, kita
selanjutnya dapat berkata bahwa akhlak atau kelakuan manusia sangat beragam.

B. Landasan berakhlak adalah bersumber dari:


1. Al-Qur’an
Akhlak Rasulullah adalah akhlak al-Qur’an. Rasulullah juga diibaratkan sebagai al-Qur’an
yang yang dan berjalan. demikian para sahabat Nabi. Rasulullah pernah bersabda, jika
hendak melihat akhlak Qur’ani lihatlah Umar, Abu Bakar…
2. As-Sunnah
Mengikuti sunnah berarti mengikuti cara Rasulullah bersikap, bertindak, berpikir dan
memutuskan.
Dalam Rukun Iman ada pengajaran akhlak, yaitu berakhlak dengan cara beriman kepada
Allah, Rasululloh, kitab Suci, adanya hari kebangkitan dan beriman pada qodho dan
qodar, yang menjadikan manusia berakhlak mulia. Demikian pula dalam Rukun Islam.
“Allah berfirman: Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan
keji dan mungkar.” (Al-Angkabut 29:45)
Dalam rukun Islam yang terdiri dari syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji, di dalamnya
ada nilai akhlak yang tinggi, baik kepada sesama makhluk maupun kepada Kholiqnya.

C. Pembagian Akhlak
Akhlak terbagi ke dalam 2 (dua) macam yaitu: 1. akhlak terpuji (akhlakul
mahmudah) atau disebut juga akhlaqul karimah (akhlak mulia); 2. akhlak tercela (akhlakul
madzmumah).
1. Akhlak terpuji
Akhlak terpuji (akhlaqul mahmudah) adalah sikap sederhana dan lurus, sikap
sedang, tidak berlebih-lebihan, baik perilaku, rendah hati, berilmu, beramal, jujur, tepati
janji, amanah, istiqomah, berkemauan, berani, sabar, syukur, lemah lembut, berharap dan
bercemas, takwa, malu, zuhud, tawakkal kepada Allah, pemaaf dan bertoleransi, kasih
sayang, cinta kasih, adil, baik dan mulia, tafakkur pada ciptaan Alloh, disiplin, bersiaga
dan berwaspada, menjaga lisan, adil dalam kata dan perbuatan, memelihara kebersihan,
menimbang, apa adanya (qonaah) , bijaksana, melayani, tanggung jawab, penuh
kehandalan, penuh arti, menjaga kedamaian, memelihara ketertiban, menjaga kebaikan,
menolong tanpa pamrih, dermawan, ramah, akrab, luwes, wajar , gigih, rajin, benar,
semangat, penyelesaian yang baik, menghargai orang lain, dll.

2. Akhlak tercela
Akhlak tercela adalah sikap berlebihan, buruk perilaku, takabbur, bodoh (jahil),
malas, bohong (dusta). ingkar janji, khianat, Plinplan, lemah jiwa, penakut, putus asa,
tidak bersyukur, kasar, ingkar, tidak tahu malu, serakah, sombong, dendam, kebencian,
ghildzah (kasar), curang, buruk dan hina, lalai, cuek, suka meremehkan, banyak bicara
sia-sia, perbuatan tidak sesuai ucapan, bermuka dua, sangka buruk, mengintai-intai,
ghibah, adu domba, suka mencela, hasad, marah, judi dan mabuk, banyak senda gurau,
egoistis, sogok menyogok, pungli, riya’, boros dan tabdzir, bakhil, aniaya, bangga diri,
melampau batas, mengingat-ingat dan menyebut-nyebut pemberian, pengecut dan
penakut, al-faudha (gegabah), dan lain-lain.

D. Objek Akhlak
Dari segi objeknya, akhlak terbagi atas akhlak kepada Alloh (Kholik) dan akhlak
kepada makhluk. Akhlak kepada makhluk terdiri atas akhlak kepada sesama manusia dan
kepada selain manusia.

1. Akhlak kepada sesama manusia terdiri atas :


a. Akhlak kepada Rosululloh SAW
Akhlak kepada Rosululloh, seperti mencintai Rasululloh secara tulus dengan mengikuti
semua sunnahnya.
b. Akhlak kepada diri sendiri
Sebagai contoh, sabar adalah perilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari
pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya. Sabar diungkapkan
ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah dari Allah.
Syukur, adalah sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa
terhitung banyaknya; ‘tawadhu’ adalah rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang
dihadapinya, kepada orang tua, muda, baik kaya atau miskin. Sikap tawadhu’ lahir dari
kesadaran akan hakikat dirinya sebagai manusia yang lemah dan serba terbatas yang tidak
layak untuk bersikap sombong dan angkuh di muka bumi.
c. Akhlak kepada keluarga dan kerabat
Akhlak kepada kedua orang tua, anak, suami, istri, sanak saudara, kerabat yang berbeda
agama, keluarga, karib kerabat dan lain-lain. Misalnya: saling membina rasa cinta dan
kasih sayang dalam kehidupan keluarga, saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh
hak, berbakti kepada ibu-bapak, mendidik anak-anak dengan kasih sayang, dan
memelihara hubungan silaturahmi yang dibina orang tua yang telah meninggal.
d. Akhlak kepada tetangga dan masyarakat
Akhlak kepada tetangga, seperti saling mengunjungi, saling membantu di waktu senggang,
lebih-lebih di waktu susah, saling memberi, saling menghormati dan saling menghindari
pertengkaran dan permusuhan.
Akhlak kepada masyarakat, seperti memuliakan tamu, menghormati nilai dan norma yang
berlaku dalam masyarakat, saling menolong dalam melakukan kebajikan dan takwa,
menganjurkan anggota masyarakat termasuk diri sendiri untuk berbuat baik, dan
mencegah diri dari melakukan perbuatan dosa.
Demikian juga dalam bersosial kepada sesama masyarakat seagama, berbeda agama,
tetangga, kawan, dan lawan.
Bidang politik; akhlak pemimpin kepada rakyat, akhlak rakyat kepada pemimpin.
Bidang ekonomi; akhlak dalam berproduksi, distribusi, bertransaksi.
Bidang budaya: akhlak dalam bidang seni, ilmu pengetahuan, akhlak kepada guru dan lain
sebagainya.
e. Akhlak kepada makhluk selain manusia (lingkungan hidup)
Akhlak kepada bukan manusia (lingkungan hidup), seperti sadar dan memelihara
kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan memanfaatkan alam, terutama hewani dan
nabati, untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya, sayang pada sesama makhluk,
dan menggali potensi alam seoptimal mungkin demi kemaslahatan manusia dan alam
sekitarnya.

E. Pembinaan Akhlak dalam kehidupan sehari-hari


Islam membina penganutnya melalui rukun Iman dan Rukun Islam.

1. Melalui pemahaman dan kesadaran akan apa yang terkandung dalam rukun iman
dan implementasinya dalam kehidupan.
2. Melalui pengamalan terhadap rukun Islam dengan pemahaman dan kesadaran yang
benar diikuti internalisasi nilai rukun Islam dalam kehidupan harian.
3. Pembiasaan diri dengan nilai-nilai mulia dalam kehidupan sehari-hari akan
tertanam kuat menjadi jati diri.
4. Memperbanyak membaca al-Qur’an, menggali dan memahami maknanya untuk
diamalkan.
5. Memperbanyak membaca hadist-hadist Rasulullah saw. untuk mengisi akal
pikiran, inspirasi bertindak dan berperilaku serta menjadi standar dalam berakhlak
mulia.

Anda mungkin juga menyukai