https://kurikulum.kemdikbud.go.id/
PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI
Pembelajaran Berdiferensiasi:
Pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan
dengan keadaan/kondisi peserta didik, dengan
tetap memberikan hak pendidikan yang sama
untuk semua peserta didik sesuai dengan
kebutuhan dan perbedaan setiap individu.
pad
Raudhatula Athfal
Pembelajaran Berdiferensiasi
Gaya
Kesiapan Belajar
Konten Proses
Belajar
Minat Lingkung
Produk
an
pad
Keragaman Peserta Didik Raudhatula Athfal
Elemen pembelajaran
berdiferensiasi
Diferensiasi Pembelajaran
Penting diketahui
Pendidik dapat mendesain pembelajaran berdiferensiasi meliputi :
Materi pembelajaran Proses Pembelajaran Penyesuaian hasil dari kegiatan Diferensiasi lingkungan belajar
disesuaikan dengan disesuaikan dengan pembelajaran berdasarkan disesuaikan dengan minat peserta
kesiapan peserta didik kemampuan peminatan peserta didik didik.
berdasarkan penerimaan/keterampilan
kompleksitasnya. peserta didik. Misal: Misal:
Menceritakan ulang nilai-nilai Pada pelajaran Bahasa Inggris Pendidik
Misal: Misal: luhur yang didapatkan dalam teks dapat melakukan diferensiasi lingkungan
Kompetensi yang akan Kompetensi memahami gaya narasi (dongeng nusantara) belajar peserta didik, seperti:
dicapai yaitu mengurutkan dan tekanan.
dan membandingkan Pendidik dapat melakukan Peserta didik yang menyukai teknologi
bilangan bulat terkait Pendidik dapat melakukan diferensiasi produk hasil belajar disediakan computer atau tablet untuk
dalam keseharian diferensiasi berupa: peserta didik berupa: membuat infografis, atau mendengarkan
● pendampingan pada ● Bahan tayang visual (poster, rekaman audio
Pendidik dapat melakukan praktik yang dilakukan slide paparan, dan
diferensiasi terhadap peserta didik secara sejenisnya) pad
Peserta didik yang gemar membaca
pemahaman konsep langsung ● Podcast disediakan perpustakaan mini dengan
DITJEN PENDIDIKAN ISLAM, KEMENG RI
bilangan bulat peserta
didik di kelas
● Modeling-praktik-kerja
mandiri-review
● Review berbasis media
Audio-visual
Raudhatula Athfal
buku-buku yang sesuai materi
DIREKTORAT KURIKULUM,SARPRAS,
● Memberi KESISWAAN DAN KELEMBAGAAN
pertanyaan ● Pagelaran drama Peserta didik yang menyukai seni, disediakan
pemantik untuk belajar berbagai media seni untuk
mandiri menginterpretasikan tulisan dalam bentuk
KERANGKA KURIKUUM
Keputusan Kepala BSKAP
No.033/H/KR/2022 Tahun
MAPEL UMUM 2022perubahan atas KepKa
BSKAP No.008/H/KR/2022
Tahun 2022
CAPAIAN
PEMBELAJARAN
(CP)
Keputusan Direktorat
MAPEL AGAMA Pendidikan Islam No.
3211/2022
Capaian Pembelajaran
1. Pengertian Capaian Pembelajaran
Di akhir fase A, peserta didik mengamati fenomena dan peristiwa secara sederhana
dengan menggunakan pancaindera, menyusun dan menjawab pertanyaan tentang
hal-hal yang ingin diketahui saat melakukan pengamatan. Peserta didik juga mampu
membuat prediksi mengenai objek dan peristiwa di lingkungan sekitar. Dengan
panduan, peserta didik berpartisipasi dalam penyelidikan untuk mengeksplorasi dan
menjawab pertanyaan. Melakukan pengukuran dengan alat sederhana yang ada di
sekitarnya untuk mendapatkan data. Selanjutnya peserta didik menggunakan berbagai
metode untuk mengorganisasikan informasi, termasuk gambar dan tabel. Peserta didik
mendiskusikan dan membandingkan antara hasil pengamatan dengan prediksi.
Dengan panduan, peserta didik membandingkan hasil pengamatan yang berbeda
dengan mengacu pada teori serta mengomunikasikan hasil penyelidikan secara lisan
dan tertulis dalam format sederhana.
KONTEN: Fenomena dan peristiwa
di lingkungan sekitar → konsep
waktu: siang dan malam
Rumusan Tujuan Pembelajaran (TP):
KOMPETENSI
Peserta didik memahami dan dapat 1. mengamati
mengidentifikasi perbedaan konsep 2. menyusun pertanyaan
waktu: siang dan malam. 3. melakukan penyelidikan
4. membuat prediksi
5. mengorganisasi informasi
6. mendiskusikan hasil amatan
7. mengomunikasikan secara lisan dan
tertulis
Ada contoh rumusan kalimat TP lainnya ?
Alur pembelajaran dari rumusan kalimat TP : (Keterampilan proses)
Pendidik yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya akan
disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis awal hingga akhir fase.
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang diuraikan pada tabel di bawah ini:
Pengurutan dari Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh : memulai
yang Konkret ke pengajaran dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek
geometris tersebut (abstrak).
yang Abstrak
Pengurutan Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh : mengajarkan konsep database terlebih dahulu
Deduktif sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.
Pengurutan dari Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek
Mudah ke yang dalam kelas bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.
lebih Sulit
Pengurutan Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum
Hierarki mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks. Contoh : siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat
memahami konsep perkalian.
Pengurutan Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk
Prosedural menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh : dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan
penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan
digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah perangkat lunak statistik.
Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh : dalam
mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh
membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.
(Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005; Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009)