Anda di halaman 1dari 164

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kurikulum merupakan salah satu komponen pokok input pendidikan. Kualitas
Kurikulum menentukan kualitas proses pendidikan. Kurikulum adalah keseluruhan
program aktivitas pembelajaran baik terstruktur maupun hidden yang terdokumentasi
dengan rapi, digunakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran untuk memberikan
berbagai pengalaman belajar bermakna dan berdampak bagi peserta didik dan diatur oleh
sekolah. Pengalaman belajar harus terprogram dan berpusat pada peserta didik “student
is the central focus of the curriculum”. Keluasan dan kedalaman level kompetensi
sebagai pengalaman dan aktivitas pembelajaran terstruktur dan terukur dengan baik.

1. RASIONALISASI
a. TANTANGAN INTERNAL
1) Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil
yang berjumlah sekitar 17.500. Penduduk Indonesia berdasarkan pada Sensus
Penduduk tahun 2010 berjumlah lebih dari 238 juta jiwa.
2) Keragaman yang menjadi karakteristik dan keunikan Indonesia antara lain
keragaman geografis, keragaman demografis, keragaman potensi sumber daya
daerah, keragaman latar belakang dan kondisi sosial budaya,
3) Keragaman potensi SMK, keragaman ketersediaan sarana dan prasarana di
SMK, dan berbagai keragaman lainnya yang ada di setiap daerah. Keragaman
tersebut selanjutnya melahirkan perbedaan jenis kebutuhan, tingkat kebutuhan,
tingkat kesiapan, peluang dan tantangan pengembangan yang berbeda antar
daerah dan antar SMK. Keragaman tersebut harus diadaptasi dalam rangka
peningkatan relevansi mutu Pendidikan Menengah Kejuruan sebagai upaya
mencerdaskan dan meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat di
setiap daerah.

b. TANTANGAN EKSTERNAL
1) Adanya globalisasi industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat
di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 1
Nations (ASEAN) Economic Community (AEC), Asia-Pacific Economic
Cooperation (APEC), dan ASEAN FreeTrade Area(AFTA).
2) Adanya pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas
teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.
Pendidikan Menengah Kejuruan ditantang turut memberi andil
menyiapkan modal manusia kompeten untuk bersaing di pasar tenaga kerja
global.

c. PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN
Ada beberapa Pola Pembelajaran :
1) Berpusat peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan
terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
2) Interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media
lainnya
3) Secara jejaring, peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari
mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet.
4) Aktif-mencari pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan
model pembelajaran pendekatan sains.
5) Kelompok : berbasis tim.
6) Berbasis alat multimedia;
7) Berbasis kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan
potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
8) Ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan kritis

d. PENGELOLAAN KURIKULUM
Ada beberapa Tata Kelola Kurikulum :
1) Tata kerja guru kerja yang bersifat kolaboratif;
2) Manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen Kepala
Sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader);
3) Sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.
4) Materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan
bagi peserta didik.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 2


B. KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013

1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa


ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;
2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam
berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut
dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi kompetensi dasar, dimana
semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti

C. LANDASAN KURIKULUM
1. LANDASAN FILOSOFIS
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa
masa kini dan masa mendatang.
Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya
bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa
kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa
depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi
kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa.
Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas
utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa
depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang
memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi
yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 3
bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa
masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di
masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk
dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi
kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan
makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya
berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan
tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain
mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik,
Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk
menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan
pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan
pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu.
Dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap
sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat
dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).
Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi
peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian
masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat
demokratis yang lebih baik.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 4


2. LANDASAN SOSIOLOGIS
a. Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan
rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan
nasional.
b. Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
c. Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam
masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada
tuntutan perubahan kurikulum secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar
pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan perubahan sesuai dengan jamannya.
Dengan demikian keluaran pendidikan akan mampu memberikan kontribusi
secara optimal dalam upaya membangun masyarakat berbasis pengetahuan
(knowledge-based society).

d. Dikaitkan dengan sosiologis tinjauan pandemi covid 19

3. LANDASAN TEORITIS
a. Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
b. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan
untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
c. Kurikulum 2013 menganut :
1) Pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses
yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan
masyarakat; dan
2) Pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 5


latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman
belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya,
sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

4. LANDASAN YURIDIS
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah
d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
e. Peraturan Presiden nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61
tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah
g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62
Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah
h. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63
Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler
Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79
tahun 2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013.
j. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 4 tahun 2018 tentang Penilaian
Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil belajar oleh Pemerintah.
k. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 tahun 2018 tentang
Penguatan Pendidikan Karakter di SMK.
l. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34
tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan;
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 6
m. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum
Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan;
n. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 07/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Struktur
Kurikulum Sekoah Menengah Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan.
o. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 464/D.D5/KR/2018 tentang Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A), Muatan
Kewilayahan (B), Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Program Keahlian (C2)
dan Kompetensi Keahlian (C3).
p. Keputusan Bersama 4 Menteri Nomor 01/Kb/2020, Nomor 516 Tahun 2020,
Nomor Hk.03.01/Menkes/363/2020, Nomor 440-882 Tahun 2020 Tentang
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 Dan
Tahun Akademik 2020/2021 Di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019
(Covid-19)
q. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan
dalam Kondisi Khusus.
r. Surat Edaran Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019 Tentang Penyederhanaan RPP
s. Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2o2o Tentang Pencegahan Corona virus D/Sease
(Covid-L9) Pada Satuan Pendidikan
t. Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2o2o Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan
Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus D/Sease (Covid- 19)
u. Surat Edaran Sesjen Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2o2o Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona
Virus D/Sease (Covid-19)
v. Perdirjen Dikdasmen No 97 Tahun 2019 Tentang Pendidikan Karakter Di Sekolah
Formal.
w. KEPPRES No. 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional

D. PENGEMBANGAN KURIKULUM

1. PENGERTIAN KURIKULUM
a. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraankegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 7


tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian 
dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan,kompetensi
lulusan pada satuan pendidikan, dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum
disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program
pendidikan sesuai Kurikulum Nasional (Kurnas) dengan kebutuhan dan potensi
yang ada di daerah sesuai dengan Kurikulum Daerah (Kurda).
b. Kurikulum Nasional (Kurnas) adalah kurikulum yang dikembangkan pusat dan
berlaku secara nasional, yang di dalamnya memuat Rasional, Struktur Kurikulum
dan Beban Belajar, Kerangka Implementasi, Silabus, dan Buku Babon untuk
setiap jenis dan jenjang pendidikan.
c. Kurikulum Daerah (Kurda) adalah kurikulum yang dikembangkan Daerah Tingkat
I dan daerah Tingkat II dan berlaku pada wilayah tersebut. Kurda merupakan
bagian dari KTSP.
d. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional
yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP
paling tidak terdiri dari Kurnas, Kurda, kalender pendidikan, dan RPP.
e. Kurikulum merupakan sistem operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan dan merupakan kurikulum Nasional.
Kurikulum SMK Nurtanio 1 terdiri dari Pendahuluan, Tujuan, Standar
Kompetensi, struktur dan muatan kurikulum, Standart Kompetensi , kalender
pendidikan, dan Penutup.

2. PERUBAHAN KURIKULUM 2013 TAHUN 2016


a. Nama kurikulum tidak berubah menjadi kurikulum nasional tapi tetap
Kurikulum 2013 Edisi Revisi yang berlaku secara Nasional.
b. Penilaian sikap KI 1 dan KI 2 sudah ditiadakan di setiap mata pelajaran hanya
agama dan ppkn namun KI tetap dicantumkan dalam penulisan RPP
c. Jika ada 2 nilai praktik dalam 1 KD , maka yang diambil adalah nilai yang
tertinggi. Penghitungan nilai ketrampilan dalam 1 KD ditotal (praktek,
produk, portofolio) dan diambil nilai rata-rata. Untuk pengetahuan, bobot
penilaian harian, dan penilaian akhir semester itu sama.
d. pendekatan scientific 5M bukanlah satu-satu nya metode saat mengajar dan
apabila digunakan maka susunannya tidak harus berurutan.
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 8
e. Silabus kurtilas edisi revisi lebih ramping hanya 3 kolom. Yaitu KD, materi
pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.
f. Perubahan terminologi ulangan harian menjadi penilaian harian, uas menjadi
penilaian akhir semester untuk semester 1 dan penilaian akhir tahun untuk
semester 2. Dan sudah tidak ada lagi uts, langsung ke penilaian akhir semester.
g. Dalam RPP, tidak perlu disebutkan nama metode pembelajaran yang
digunakan dan materi dibuat dalam bentuk lampiran berikut dengan rubrik
penilaian (jika ada).
h. Skala penilaian menjadi 1-100. Penilaian sikap diberikan dalam bentuk
predikat dan deskripsi
i. Remedial diberikan untuk yang kurang namun sebelumnya siswa diberikan
pembelajaran ulang. Nilai Remedial adalah nilai yang dicantumkan dalam
hasil.
3. PERUBAHAN KURIKULUM 2013 TAHUN 2017
a. Istilah KKM berubah istilah dgn KBM (Ketuntasan Belajar Minimal)
b. Istilah UH berubah istilah dengan PH (Penilaian Harian).
c. Istilah UTS berubah istilah dgn PTS (Penilaian Tengah Semester)
d. Istilah UAS berubah istilah dgn PAS (Penilaian Akhir Semester)
Gasal/Genap
e. Istilah UKK berubah PAT (Penilaian Akhir Tahun)
f. Sikap dikatakan Tuntas, jika predikat minimal B (baik)
g. Pengetahuan dan Keterampilan , dikatakan Tuntas jika predikat Minimal C.
h. K-13: Sebuah mapel dikatakan Tuntas , jika Pengetahuan dan
keterampilan Tuntas.

4. PERUBAHAN KURIKULUM 2013 TAHUN 2018


a. Nama kurikulum tidak berubah menjadi kurikulum nasional akan tetapi tetap
Kurikulum 2013 Edisi Revisi yang berlaku secara Nasional.
b. Penilaian sikap KI 1 dan KI 2 sudah ditiadakan disetiap mata pelajaran hanya
Agama dan PPKN namun KI tetap dicantumkankan dalam penulisan RPP.
c. Jika ada 2 nilai praktik dalam 1 KD, maka yang diambil adalah nilai yang
tertinggi. Penghitungan nilai ketrampilan dalam 1 KD ditotal (praktek, produk,

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 9


portofolio) dan diambil nilai rata-rata. Untuk pengetahuan, bobot penilaian
harian, dan penilaian akhir semester itu sama.
d. Pendekatan scientific 5M bukanlah satu-satunya metode saat mengajar dan
apabila digunakan maka susunannya tidak harus berurutan.
e. Silabus kurtilas (k13) edisi revisi terbaru lebih ramping hanya 3 kolom. Yaitu
KD, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.
f. Perubahan terminologi Ulangan Harian (UH) menjadi Penilaian Harian (PH),
UAS menjadi Penilaian Akhir Semester untuk semester 1 dan Penilaian Akhir
Tahun (PAT) untuk semester 2. Dan sudah tidak ada lagi UTS, langsung ke
penilaian akhir semester.
g. Dalam RPP, tidak perlu disebutkan nama metode pembelajaran yang digunakan
dan materi dibuat dalam bentuk lampiran berikut dengan rubrik penilaian (jika
ada).
h. Skala penilaian menjadi 1-100. Penilaian sikap diberikan dalam bentuk predikat
dan deskripsi.
i. Remedial diberikan untuk yang kurang namun sebelumnya siswa diberikan
pembelajaran ulang. Nilai Remedial adalah nilai yang dicantumkan dalam hasil.

5. TUJUAN KURIKULUM
Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut: 

a. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar


mata pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah
rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta
didik setelah menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan
tertentu. Kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta
didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan
yang dirancang dalam rencana. Hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara
keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di masyarakat.
b. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang
pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah
mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang
menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus
dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 10
itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada
setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas
Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta
Standar Kompetensi satuan pendidikan. 
c. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi
berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik
yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk
pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang
termasuk sikap dan ketrampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat
lintas mata pelajaran dan diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip
penguatan (organisasi horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga
memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran. 
d. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan
pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar
dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan
kaedah kurikulum berbasis kompetensi. 
e. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Atas dasar
prinsip perbedaan kemampuan individual peserta didik, kurikulum memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki tingkat penguasaan di atas
standar yang telah ditentukan (dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan). Oleh
karena itu beragam program dan pengalaman belajar disediakan sesuai dengan
minat dan kemampuan awal peserta didik. 
f. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik serta lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip
bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar. 
g. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya,
teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena
itu konten kurikulum harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan,
budaya, teknologi, dan seni; membangun rasa ingin tahu dan kemampuan bagi

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 11


peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni. 
h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak boleh
memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum
didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan
hidup. Artinya, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mempelajari permasalahan di lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum
dan kesempatan untuk mengaplikasikan yang dipelajari di kelas dalam kehidupan
di masyarakat. 
i. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pemberdayaan
peserta didik untuk belajar sepanjang hayat dirumuskan dalam sikap, keterampilan,
dan pengetahuan dasar yang dapat digunakan untuk mengembangkan budaya
belajar. 
j. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan melalui penentuan struktur
kurikulum, Standar Kemampuan/SK dan Kemampuan Dasar/KD serta silabus.
Kepentingan daerah dikembangkan untuk membangun manusia yang tidak tercabut
dari akar budayanya dan mampu berkontribusi langsung kepada masyarakat di
sekitarnya. Kedua kepentingan ini saling mengisi dan memberdayakan keragaman
dan kebersatuan yang dinyatakan dalam Bhinneka Tunggal Ika untuk membangun
Negara Kesatuan Republik Indonesia. 
k. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki
pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk
mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta
didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses perbaikan terhadap
kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok
peserta didik. 

6. ACUAN OPERASIONAL PENYUSUNAN KURIKULUM

Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum adalah sebagai berikut :

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 12


a. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan
terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
b. Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran
interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/
media lainnya);
c. Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta
didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi
serta diperoleh melalui internet);
d. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa
aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);
e. Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
f. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia;
g. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan(users)
dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap
peserta didik;
h. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
i. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

7. KOMPONEN KURIKULUM SMK

Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu : (a) tujuan; (b) materi; (c) strategi,
pembelajaran; (d) organisasi kurikulum dan (e) evaluasi. Kelima komponen tersebut
memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan.

a. TUJUAN
1) Tujuan Pendidikan Nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistrm Pendidikan Nasional, bahwa : ”
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 13


menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
2) Tujuan pendidikan nasional yang merupakan pendidikan pada tingkatan yang
luas, selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan institusional yaitu tujuan
pendidikan yang ingin dicapai dari setiap jenis maupun jenjang sekolah atau
satuan pendidikan tertentu.
3) Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan
mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.
4) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
5) Tujuan pendidikan institusional tersebut kemudian dijabarkan lagi ke dalam
tujuan kurikuler; yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap mata
pelajaran yang dikembangkan di setiap sekolah atau satuan pendidikan.
6) Dalam Permendiknas No. 23 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar : telah dirumuskan tujuan kurikuler yang berkaitan dengan
pembelajaran setiap mata pelajaran di satuan pendidikan menengah kejuruan.
7) Tujuan-tujuan pendidikan mulai dari pendidikan nasional sampai dengan
tujuan mata pelajaran masih bersifat abstrak dan konseptual, oleh karena itu
perlu dioperasionalkan dan dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan tujuan pendidikan yang lebih
operasional, yang hendak dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran dari setiap
mata pelajaran.
8) Pada tingkat operasional ini, tujuan pendidikan dirumuskan lebih bersifat
spesifik dan lebih menggambarkan tentang perubahan perilaku spesifik apa
yang hendak dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran. Merujuk pada
pemikiran Bloom, maka perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan
dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
9) Gambaran spesifikasi dari tujuan yang ingin dicapai pada tujuan pembelajaran.
10) Stimulus yang diharapkan dapat dilakukan oleh peserta didik,
dengan :
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 14
 menggunakan kata-kata kerja yang menunjukkan perilaku yang dapat
diamati;
 menunjukkan stimulus yang membangkitkan perilaku peserta didik;
dan
 memberikan pengkhususan tentang sumber-sumber yang dapat
digunakan peserta didik dan orang-orang yang dapat diajak bekerja
sama.
11) Respon perilaku yang diharapkan dilakukan oleh peserta didik, dalam
bentuk:
 ketepatan atau ketelitian respons;
 kecepatan, panjangnya dan frekuensi respons.
12) Kondisi-kondisi atau lingkungan yang menunjang perilaku peserta
didik berupa :
 kondisi atau lingkungan fisik; dan
 kondisi atau lingkungan psikologis.
13) Upaya pencapaian tujuan pembelajaran ini memiliki arti yang sangat
penting.. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran pada tingkat
operasional ini akan menentukan terhadap keberhasilan tujuan
pendidikan pada tingkat berikutnya.

b. MATERI PEMBELAJARAN

Materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk :

1) Teori; seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling
berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan
menspesifikasi hubungan – hubungan antara variabel-variabel dengan maksud
menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.
2) Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan-
kekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.
3) Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber
dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 15


4) Prinsip; yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang
mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
5) Prosedur; yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran
yang harus dilakukan peserta didik.
6) Fakta; sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri
dari terminologi, orang dan tempat serta kejadian.

Berkenaan dengan penentuan materi pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat


Satuan Pendidikan, guru memiliki wewenang penuh untuk menentukan materi
pembelajaran, sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
hendak dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.

Dalam prakteknya untuk menentukan materi pembelajaran perlu memperhatikan


hal-hal berikut :.

 Sahih (valid) dalam arti materi yang dituangkan dalam pembelajaran benar-
benar telah teruji kebenaran dan kesahihannya.
 Aktual merupakan materi yang , tidak ketinggalan zaman, dan memberikan
kontribusi untuk pemahaman ke depan.
 Sesuai kebutuhan adalah materi yang dipilih benar-benar diperlukan peserta
didik dan materi tersebut penting untuk dipelajari.
 Kebermanfaatan materi yang dipilih dapat memberikan manfaat akademis
maupun non akademis. Manfaat akademis yaitu memberikan dasar-dasar
pengetahuan dan keterampilan yang akan dikembangkan lebih lanjut pada
jenjang pendidikan lebih lanjut. Sedangkan manfaat non akademis dapat
mengembangkan kecakapan hidup dan sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari.
 Layak dipelajari materi memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek
tingkat kesulitannya (tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit) maupun aspek
kelayakannya terhadap pemanfaatan materi dan kondisi setempat.
 Menarik minat materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat
memotivasi peserta didik untuk mempelajari lebih lanjut, menumbuhkan rasa
ingin tahu sehingga memunculkan dorongan untuk mengembangkan sendiri
kemampuan mereka.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 16


 Penyusunan materi pembelajaran berdasarkan sekuens (susunan materi ) seperti
berikut :
 Sekuens kronologis; susunan materi pembelajaran yang mengandung urutan
waktu.
 Sekuens kausal; susunan materi pembelajaran yang mengandung hubungan
sebab-akibat.
 Sekuens struktural; susunan materi pembelajaran yang mengandung
struktur materi.
 Sekuens logis dan psikologis; sekuensi logis merupakan susunan materi
pembelajaran dimulai dari bagian menuju pada keseluruhan, dari yang
sederhana menuju kepada yang kompleks. Sedangkan sekuens psikologis
sebaliknya dari keseluruhan menuju bagian-bagian, dan dari yang kompleks
menuju yang sederhana. Menurut sekuens logis materi pembelajaran disusun
dari nyata ke abstrak, dari benda ke teori, dari fungsi ke struktur, dari
masalah bagaimana ke masalah mengapa.

c. STRATEGI PEMBELAJARAN
1) Strategi pembelajaran progresivisme, yang seharusnya aktif dalam suatu
proses pembelajaran adalah peserta didik itu sendiri. Peserta didik secara aktif
menentukan materi dan tujuan belajarnya sesuai dengan minat dan
kebutuhannya, sekaligus menentukan bagaimana cara-cara yang paling sesuai
untuk memperoleh materi dan mencapai tujuan belajarnya. Pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik mendapat dukungan dari kalangan
rekonstruktivisme yang menekankan pentingnya proses pembelajaran melalui
dinamika kelompok.
2) Pembelajaran cenderung bersifat kontekstual, metode dan teknik pembelajaran
yang digunakan tidak lagi dalam bentuk penyajian dari guru tetapi lebih
bersifat individual, langsung, dan memanfaatkan proses dinamika kelompok
(kooperatif), seperti : pembelajaran moduler, obeservasi, simulasi atau role
playing, diskusi, dan sejenisnya.
3) Dalam hal ini, guru tidak banyak melakukan intervensi. Peran guru hanya
sebagai fasilitator, motivator dan guider. Sebagai fasilitator, guru berusaha
menciptakan dan menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 17
didiknya. Sebagai motivator, guru berupaya untuk mendorong dan
menstimulasi peserta didiknya agar dapat melakukan perbuatan belajar.
Sedangkan sebagai guider, guru melakukan pembimbingan dengan berusaha
mengenal para peserta didiknya secara personal.
4) Selanjutnya, dengan munculnya pembelajaran berbasis teknologi yang
menekankan pentingnya penguasaan kompetensi membawa implikasi
tersendiri dalam penentuan strategi pembelajaran. Meski masih bersifat
penguasaan materi atau kompetensi seperti dalam pendekatan klasik, tetapi
dalam pembelajaran teknologis masih dimungkinkan bagi peserta didik untuk
belajar secara individual. Dalam pembelajaran teknologis dimungkinkan
peserta didik untuk belajar tanpa tatap muka langsung dengan guru, seperti
melalui internet atau media elektronik lainnya. Peran guru dalam pembelajaran
teknologis lebih cenderung sebagai director of learning, yang berupaya
mengarahkan dan mengatur peserta didik untuk melakukan perbuatan-
perbuatan belajar sesuai dengan apa yang telah didesain sebelumnya.
5) Konsep pembelajaran dengan isitilah PAKEM, yang merupakan akronim dari
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Oleh karena itu,
dalam prakteknya seorang guru seyogyanya dapat mengembangkan strategi
pembelajaran secara variatif, menggunakan berbagai strategi yang
memungkinkan siswa untuk dapat melaksanakan proses belajarnya secara
aktif, kreatif dan menyenangkan, dengan efektivitas yang tinggi.

d. ORGANISASI KURIKULUM
Setidaknya terdapat enam jenis pengorganisasian kurikulum, yaitu:
1) Mata pelajaran terpisah (isolated subject); kurikulum terdiri dari sejumlah
mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri-sendiri tanpa ada
hubungan dengan mata pelajaran lainnya. Masing-masing diberikan pada
waktu tertentu dan tidak mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan
kemampuan peserta didik, semua materi diberikan sama
2) Mata pelajaran berkorelasi; korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi
kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran. Prosedur
yang ditempuh adalah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi
guna memudahkan peserta didik memahami pelajaran tertentu.
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 18
3) Bidang studi (broad field); yaitu organisasi kurikulum yang berupa
pengumpulan beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-ciri
yang sama dan dikorelasikan (difungsikan) dalam satu bidang pengajaran.
Salah satu mata pelajaran dapat dijadikan inti subyek, dan mata pelajaran
lainnya dikorelasikan dengan inti tersebut.
4) Program yang berpusat pada anak (child centered), yaitu program kurikulum
yang menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata
pelajaran.
5) Inti program, yaitu suatu program yang berupa unit-unit masalah, dimana
masalah-masalah diambil dari suatu mata pelajaran tertentu, dan mata
pelajaran lainnya diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya
memecahkan masalahnya..
6) Ecletic Program, yaitu suatu program yang mencari keseimbangan antara
organisasi kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan peserta didik.
7) Berkenaan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tampaknya lebih
cenderung menggunakan pengorganisasian yang bersifat eklektik, yang terbagi
ke dalam lima kelompok mata pelajaran, yaitu :
 kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
 kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
 kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
 kelompok mata pelajaran estetika; dan
 kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok-kelompok mata pelajaran tersebut selanjutnya dijabarkan lagi ke
dalam sejumlah mata pelajaran tertentu, yang disesuaikan dengan jenjang dan
jenis sekolah. Di samping itu, untuk memenuhi kebutuhan lokal disediakan mata
pelajaran muatan lokal serta untuk kepentingan penyaluran bakat dan minat
peserta didik disediakan kegiatan pengembangan diri.

e. EVALUASI KURIKULUM
1) Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam pengertian
terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 19


ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui
kurikulum yang bersangkutan.
2) Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan
untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai
kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada efektivitas
saja, namun juga relevansi, efisiensi, kelaikan (feasibility) program.
3) Pada bagian lain, dikatakan bahwa luas atau tidaknya suatu program evaluasi
kurikulum sebenarnya ditentukan oleh tujuan diadakannya evaluasi kurikulum.
Apakah evaluasi tersebut ditujukan untuk mengevaluasi keseluruhan sistem
kurikulum atau komponen-komponen tertentu saja dalam sistem kurikulum
tersebut. Salah satu komponen kurikulum penting yang perlu dievaluasi adalah
berkenaan dengan proses dan hasil belajar siswa.
4) Agar hasil evaluasi kurikulum tetap bermakna diperlukan persyaratan-
persyaratan tertentu. .Salah satu dimensi yang sering mendapat sorotan adalah
dimensi kuantitas dan kualitas. Instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi
diemensi kuantitaif berbeda dengan dimensi kualitatif. Instrumen yang
digunakan untuk mengevaluasi dimensi kuantitatif, seperti tes standar, tes
prestasi belajar, tes diagnostik dan lain-lain. Sedangkan, instrumen untuk
mengevaluasi dimensi kualitatif dapat digunakan, questionnare, inventori,
interview, catatan anekdot dan sebagainya
5) Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan
kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan
dalam kurikulum itu sendiri. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan
oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum
dalam memilih dan menetapkan kebijakan pengembangan sistem pendidikan
dan pengembangan model kurikulum yang digunakan.
6) Hasil – hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala
sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya dalam memahami dan
membantu perkembangan peserta didik, memilih bahan pelajaran, memilih
metode dan alat-alat bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan
lainnya.
7) Selanjutnya, Tiga pendekatan dalam evaluasi kurikulum, yaitu :
 pendekatan penelitian (analisis komparatif);
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 20
 pendekatan obyektif; dan
 pendekatan campuran multivariasi.
8) Di samping itu, terdapat beberapa model evaluasi kurikulum, diantaranya
adalah Model CIPP (Context, Input, Process dan Product) yang bertitik tolak
pada pandangan bahwa keberhasilan progran pendidikan dipengaruhi oleh
berbagai faktor, seperti : karakteristik peserta didik dan lingkungan, tujuan
program dan peralatan yang digunakan, prosedur dan mekanisme pelaksanaan
program itu sendiri. Evaluasi model ini bermaksud membandingkan kinerja
(performance) dari berbagai dimensi program dengan sejumlah kriteria
tertentu, untuk akhirnya sampai pada deskripsi dan judgment mengenai
kekuatan dan kelemahan program yang dievaluasi. Model program
pendidikanterdiri atas empat dimensi, yaitu : Context, Input, Process dan
Product.

9) Penjelasan singkat dari keempat dimensi tersebut adalah, sebagai berikut :


 Context; yaitu situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis
tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam program
yang bersangkutan, seperti : kebijakan departemen atau unit kerja yang
bersangkutan, sasaran yang ingin dicapai oleh unit kerja dalam kurun
waktu tertentu, masalah ketenagaan yang dihadapi dalam unit kerja yang
bersangkutan, dan sebagainya.
 Input; bahan, peralatan, fasilitas yang disiapkan untuk keperluan
pendidikan, seperti : dokumen kurikulum, dan materi pembelajaran yang
dikembangkan, staf pengajar, sarana dan pra sarana, media pendidikan
yang digunakan dan sebagainya.
 Process; pelaksanaan nyata dari program pendidikan tersebut, meliputi :
pelaksanaan proses belajar mengajar, pelaksanaan evaluasi yang dilakukan
oleh para pengajar, penglolaan program, dan lain-lain.
 Product; keseluruhan hasil yang dicapai oleh program pendidikan,
mencakup : jangka pendek dan jangka lebih panjang

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 21


BAB II

VISI, MISI DAN TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan Nasional

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan
nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

B. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan


Tujuan umum dari pendidikan kejuruan ini adalah: Menyiapkan peserta didik agar dapat
menjalani kehidupan secara layak. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik.
Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggung jawab.

Tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah sebagai berikut:


(a) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produkti', mampu bekerja mandiri,
mengisilowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan
kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya
(b) menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi,
beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian
yang diminatinya.
c. membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu
mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan
yang lebih tinggi dan
(d) membekali peserta didik dengan kompetensikompetensi yang sesuai dengan program
keahlian yang dipilih.

A. Visi dan Misi SMK Nurtanio 1


1. Visi :
Terwujudnya lulusan yang berahlak mulia, cerdas, dan berkarakter

2. Misi :
a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa melalui
pembelajaran dan pembiasaan
b. Melaksanakan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kompetensi
akademik
c. Mengembangkan kompetensi siswa dalam perusahaan sain dan teknologi
d. Meningkatkan program pengembangan diri guna mencapai prestasi non akademik
e. Mewujudkan kebiasaan positif yang berlandaskan nilai-nilai agama, budaya dan
sosial

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 22


f. Mewujudkan warga sekolah yang sadar dan peduli terhadap lingkungan
g. Mewujudkan suasana pembelajaran yang bersih , nyaman dan ramah
lingkungan

B. Visi dan Misi Kompetensi Keahlian Teknik Tenaga Listrik dan Teknik
Instalasi Tenaga Listrik
1. Visi
Terciptanya insan cerdas yang beriman, bertaqwa, menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi serta mampu berkompetisi di dunia global khususnya di
bidang ketenagalistrikan

2. Misi
a. Membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan dan teknologi
yang sesuai dengan tantangan global di bidang Ketenagalistrikan
b. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan cerdas spiritual,
emosional dan intelektual, serta mengusai keahlian dasar di bidang
Ketenagalistrikan

C. TUJUAN SMK Nurtanio 1


 Tercapainya tingkat kelulusan 100% sesuai dengan standar kelulusan
 Tercapainya tamatan yang diterima di perguruan tinggi mencapai 7%
 Tercapainya nilai rata-rata Ujian Nasional 7,00
 Menerapkan nilai-nilai dan norma keagamaan dalam kehidupan sehari hari
 Menghasilkan output siswa yang berkarakter, berbudaya, mampu menguasai
IPTEK dan peduli lingkungan
 Mampu berkomunikasi dalam bahasa inggris secara aktif baik lisan maupun
tertulis 40%
 Meningkatkan pembiasaan membaca 90%
 Menghasilkan output siswa yang memiliki skill ekonomi kreatif dengan
memanfaatkan lingkungan
 Menerapkan perilaku yang disiplin, peduli dan bertanggung jawab terhadap
lingkungan

D. Tujuan Kompetensi Keahlian Teknik Tenaga Listrik dan Teknik


Instalasi Tenaga Listrik

Tujuan Kompetensi Keahlian Teknik Tenaga Listrik dan Teknik Instalasi Tenaga
Listrik adalah membekali peserta didik dengan keterampilan,
pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam bidang :
 Dasar Pengukuran Listrik dan Elektromekanik

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 23


 Instalasi Penerangan Listrik
 Instalasi Tenaga Listrik
 Instalasi Motor Listrik

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 24


BAB III

SPEKTRUM, STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. SPEKTRUM

1. SPEKTRUM PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN 2013 (SK


Dirjen Dikmen Kemdikbud No. 06 Tahun 2018)
Program
Nomor Pendidikan
No. Bidang Keahlian Program Keahlian Kompetensi Keahlian
Kode
3 Th 4 Th
1. Teknologi 1.1. Teknologi 1.1.1. Konstruksi Gedung,
001
dan Rekayasa Konstruksi Sanitasi dan Perawatan
dan
Properti 1.1.2. Konstruksi Jalan, Irigasi
002
dan Jembatan

1.1.3. Bisnis Konstruksi


003
dan Properti

1.1.4. Desain Pemodelan √


004
dan Informasi Bangunan

1.2. Teknik Geomatika 1.2.1. Teknik Geomatika 005


dan Geospasial
1.2.2. Informasi Geospasial 006

1.3. Teknik 1.3.1. Teknik Pembangkit Tenaga


007
Ketenagalistrikan Listrik

1.3.2. Teknik Jaringan Tenaga


008
Listrik

1.3.3. Teknik Instalasi Tenaga √


009
Listrik

1.3.4. Teknik Otomasi Industri 010

1.3.5. Teknik Pendinginan


011
dan Tata Udara

1.3.6. Teknik Tenaga Listrik 012 √


1.4. Teknik Mesin 1.4.1. Teknik Pemesinan 013 √
1.4.2. Teknik Pengelasan 014

1.4.3. Teknik Pengecoran Logam 015

1.4.4. Teknik Mekanik Industri 016

1.4.5. Teknik Perancangan √


dan Gambar Mesin 017

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 25


1.4.6. Teknik Fabrikasi Logam
018
dan Manufaktur

1.5. Teknologi 1.5.1. Airframe Power Plant 019


Pesawat Udara
1.5.2. Aircraft Machining 020

1.5.3. Aircraft Sheet Metal Forming 021

1.5.4. Airframe Mechanic 022

1.5.5. Aircraft Electricity 023

1.5.6. Aviation Electronics 024

1.5.7. Electrical Avionics 025

Program
Nomor Pendidikan
No. Bidang Keahlian Program Keahlian Kompetensi Keahlian
Kode
3 Th 4 Th
1.6. Teknik Grafika 1.6.1. Desain Grafika 026

1.6.2. Produksi Grafika 027

1.7. Teknik 1.7.1. Teknik Instrumentasi Logam 028


Instrumentasi
Industri 1.7.2. Instrumentasi
029
dan Otomatisasi Proses

1.8. Teknik Industri 1.8.1. Teknik Pengendalian


030
Produksi

1.8.2. Teknik Tata Kelola Logistik 031

1.9. Teknologi Tekstil 1.9.1. Teknik Pemintalan Serat


032
Buatan

1.9.2. Teknik Pembuatan Benang 033

1.9.3. Teknik Pembuatan Kain 034

1.9.4. Teknik Penyempurnaan


035
Tekstil

1.10. Teknik Kimia 1.10.1. Analisis Pengujian


036
Laboratorium

1.10.2. Kimia Industri 037

1.10.3. Kimia Analisis 038

1.10.4. Kimia Tekstil 039

1.11. Teknik Otomotif 1.11.1. Teknik Kendaraan Ringan √


040
Otomotif

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 26


1.11.2. Teknik dan Bisnis Sepeda
041
Motor

1.11.3. Teknik Alat Berat 042

1.11.4. Teknik Bodi Otomotif 043

1.11.5. Teknik Ototronik 044

1.11.6. Teknik dan Manajemen


045
Perawatan Otomotif

1.11.7. Otomotif Daya


046
dan Konversi Energi

1.12. Teknik Perkapalan 1.12.1. Konstruksi Kapal Baja 047

1.12.2. Konstruksi Kapal Non Baja 048

1.12.3. Teknik Pemesinan Kapal 049

1.12.4. Teknik Pengelasan Kapal 050

1.12.5. Teknik Kelistrikan Kapal 051

1.12.6. Desain dan Rancang


052
Bangun Kapal

1.12.7. Interior Kapal 053

Program
Nomor Pendidikan
No. Bidang Keahlian Program Keahlian Kompetensi Keahlian
Kode
3 Th 4 Th
1.13. Teknik Elektronika 1.13.1. Teknik Audio Video 054

1.13.2. Teknik Elektronika Industri 055

1.13.3. Teknik Mekatronika 056

1.13.4. Teknik Elektronika Daya


057
dan Komunikasi

1.13.5. Instrumentasi Medik 058

2. Energi 2.1. Teknik 2.1.1. Teknik Produksi


059
dan Pertambangan Perminyakan Minyak dan Gas

2.1.2. Teknik Pemboran


060
Minyak dan Gas

2.1.3. Teknik Pengolahan Minyak,


061
Gas dan Petrokimia

2.2. Geologi 2.2.1. Geologi


062
Pertambangan Pertambangan

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 27


2.3. Teknik Energi 2.3.1. Teknik Energi Surya, Hidro
063
Terbarukan dan Angin

2.3.2. Teknik Energi Biomassa 064

3. Teknologi Informasi 3.1. Teknik 3.1.1. Rekayasa Perangkat Lunak 065


dan Komunikasi Komputer dan
Informatika 3.1.2. Teknik Komputer √
dan Jaringan 066

3.1.3. Multimedia 067

3.1.4. Sistem Informatika, √


068
Jaringan dan Aplikasi

3.2. Teknik 3.2.1. Teknik Transmisi


069
Telekomunikasi Telekomunikasi

3.2.2. Teknik Jaringan Akses


070
Telekomunikasi

4. Kesehatan 4.1. Keperawatan 4.1.1. Asisten Keperawatan 071


dan Pekerjaan Sosial
4.2. Kesehatan Gigi 4.2.1. Dental Asisten 072

4.3. Teknologi 4.3.1. Teknologi Laboratorium


073
Laboratorium Medik Medik

4.4. Farmasi 4.4.1. Farmasi Klinis


074
dan Komunitas

4.4.2. Farmasi Industri 075

4.5. Pekerjaan Sosial 4.5.1. Social Care


076
(Keperawatan Sosial)

4.5.2. Caregiver 077

Ket : Spektrum PMK diatas diterapkan untuk kelas X Program 3 Tahun dan 4
Tahun

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 28


B. STRUKTUR
1. STRUKTUR KURIKULUM TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

BIDANG KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA


PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 3 2 2 2 2
6 Bahasa Inggris 3 3 2 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 3 3 2 2 2 2
8 Prakarya dan Kewirausahaan - - 2 2 2 2
9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 2 2 3 3 3 3
Kelompok C (Kejuruan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
10 Fisika 3 3 2 2 - -
11 Kimia 3 3 2 2 - -
12 Gambar Teknik 3 3 2 2 - -
C2. Dasar Program Keahlian
13 Simulasi Digital 3 3 - - - -
14 Dasar Pengukuran Listrik 5 5 - - - -
15 Pekerjaan Dasar Elektromekanik 4 4 - - - -

C3. Paket Keahlian


Teknik Instalasi Tenaga Listrik - - 18 18 24 24
16 Instalasi Penerangan Listrik - - 8 8 6 6
17 Instalasi Tenaga Listrik - - 6 6 8 8
18 Instalasi Motor Listrik - - 4 4 10 10
D. Muatan Lokal
20 PLC* √

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 29


KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
21 Gambang Kromong
22 Pencaksilat Beksi

23 Mengelas ukiran √ √

TOTAL 48 48 48 48

Ket : Muatan Lokal Terintegrasi kedalam mapel Instalasi Motor Listrik, Seni
Budaya, Penjasorkes, dan Teknologi

2. Struktur Kurikulum Teknik Tenaga Listrik dan Teknik Instalasi Tenaga


Listrik

KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
Muatan Nasional
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6 Bahasa Inggris 3 3 3 3 4 4
Muatan Kewilayahan
7 Seni Budaya 3 3 - - - -
8 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 2 2 2 2 - -
Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
9 Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
10 Fisika 3 3 - - - -
11 Kimia 3 3 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
Teknik Instalasi Tenaga Listrik
12 Gambar Teknik Listrik 3 3 - - - -
13 Dasar Listrik dan Elektronika 5 5 - - - -
14 Pekerjaan Dasar Elektromekanik 4 4 - - - -
Teknik Tenaga Listrik

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 30


KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
12 Dasar dan Pengukuran Listrik 5 5 - - - -
13 Pekerjaan Dasar Elektromekanik 4 4 - - - -
14 Gambar Listrik 3 3 - - - -
TOTAL 46 46

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 31


B. STRUKTUR (SELAMA MASA PANDEMI COVID 19)
1. STRUKTUR KURIKULUM TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

BIDANG KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA


PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

Masa Normal Masa Pandemi


KELAS KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII X XI XII
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Muatan Nasional
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6 Bahasa Inggris 3 3 3 3 4 4
Muatan Kewilayahan
7 Seni Budaya 3 3 - - - -
8 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 2 2 2 2 - -
Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 32


C. Standar Kompetensi Lulusan

Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah kriteria mengenai


kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sesuai dengan bidang dan lingkup kerja. Dalam merumuskan SKL PMK dimulai dengan
menentukan profil lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan, sebagai berikut.

1. Beriman, bertakwa, dan berbudi-pekerti luhur;


2. Memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan diri secara berkelanjutan;
3. Menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki keterampilan sesuai
dengan kebutuhan pembangunan;
4. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya baik untuk bekerja
pada pihak lain atau berwirausaha, dan
5. Berkontribusi dalam pengembangan industri Indonesia yang kompetitif menghadapi
pasar global.
Berdasarkan profil lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan tersebut, maka
rumusan Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan dijabarkan ke
dalam tiga dimensi, yaitu dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Lulusan SMK
program pendidikan 3 tahun dan SMK program pendidikan 4 tahun memiliki kompetensi
pada dimensi sikap sebagaimana pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3.

Tabel 1. SKL PMK Dimensi Sikap

Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan

Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun


Berperilaku yang mencerminkan sikap: Berperilaku yang mencerminkan sikap:

1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan 1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan
YME; YME;
2. jujur, disiplin, empati, dan pembelajar 2. jujur, disiplin, empati, dan pembelajar
sejati sepanjang hayat; sejati sepanjang hayat;
3. bangga dan cinta tanah air, bangga 3. bangga dan cinta tanah air, bangga
pada profesinya, dan berbudaya pada profesinya, dan berbudaya
nasional; nasional;
4. memelihara kesehatan jasmani, 4. memelihara kesehatan jasmani,
rohani, dan lingkungan; rohani, dan lingkungan;
5. berpikir kritis, kreatif, beretika-kerja, 5. berpikir kritis, kreatif, beretika-kerja,
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 33
Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan

Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun

bekerja sama, berkomunikasi, dan bekerja sama, berkomunikasi, dan


bertanggung jawab pada pekerjaan bertanggung jawab pada pekerjaan
sendiri dan dapat diberi tanggung sendiri dan dapat diberi tanggung
jawab membimbing orang lainsesuai jawab atas kuantitas dan kualitas hasil
bidang dan lingkup kerja dalam kerja orang lain sesuai bidang dan
konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, lingkup kerja dalam konteks diri
masyarakat, bangsa, negara, dan sendiri, keluarga, sekolah,
industri lingkup lokal, nasional, masyarakat, bangsa, negara, dan
regional, dan internasional. industri lingkup lokal, nasional,
regional, dan internasional.

Tabel 2. SKL PMK Dimensi Pengetahuan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan

Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun

Berfikir secara faktual, konseptual, Berfikir secara faktual, konseptual,


operasional dasar, prinsip, dan operasional lanjut, prinsip, dan
metakognitif sesuai denganbidang dan metakognitif secara multidisiplin sesuai
lingkup kerjapada tingkat teknis, dengan bidang dan lingkup kerja pada
spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan tingkat teknis, spesifik, detil, dan
dengan: kompleks, berkenaan dengan:

1. ilmu pengetahuan, 1. ilmu pengetahuan,


2. teknologi, 2. teknologi,
3. seni, 3. seni,
4. budaya, dan 4. budaya, dan
5. humaniora 5. humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri dalam konteks pengembangan potensi diri
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, sebagai bagian dari keluarga, sekolah,
dunia kerja, warga masyarakat lokal, dunia kerja, warga masyarakat lokal,
nasional, regional, dan internasional. nasional, regional, dan internasional.

Tabel 3. SKL PMK Dimensi Keterampilan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan


Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun
Bertindak produktif, mandiri, Bertindak produktif, mandiri,

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 34


Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan
Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun
kolaboratif, dan komunikatif dalam: kolaboratif, dan komunikatif dalam:

1. melaksanakan tugas dengan 1. melaksanakan tugas dengan


menggunakan alat, informasi, dan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan prosedur kerja yang lazim dilakukan
serta menyelesaikan masalah serta menyelesaikan masalah
sederhana sesuai dengan bidang kompleks sesuai dengan bidang
kerja, dan kerja, dan
2. menampilkan kinerja mandiri dengan 2. menampilkan kinerja mandiri dengan
pengawasan langsung atasan pengawasan tidak langsung atasan
berdasarkan kuantitas dan kualitas berdasarkan kuantitas dan kualitas
terukur sesuai standar kompetensi terukur sesuai standar kompetensi
kerja, dan dapat diberi tugas kerja, serta bertanggung jawab atas
membimbing orang lain. hasil kerja orang lain.

Sebagaimana tertuang pada rumusan SKL, kompetensi yang bersifat generik


mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dipilah
menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk menekankan
pentingnya keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya yang mencakup aspek
spiritual dan aspek sosial sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional.
Dengan demikian kompetensi yang bersifat generik tersebut diuraikan menjadi empat
yaitu kompetensi inti sikap spiritual disebut KI-1, kompetensi inti sikap sosial disebut KI-
2, kompetensi inti pengetahuan disebut KI-3, dan kompetensi inti keterampilan disebut
KI-4.

Uraian Kompetensi Inti untuk program pendidikan 3 tahun dan 4 tahun pada
SMK/MAK disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4. Deskripsi Kompetensi Inti Program PMK

KOMPETENS DESKRIPSI KOMPETENSI


I INTI 3 Tahun 4 Tahun
Sikap Spritual
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
(KI-1)
Sikap Sosial Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
(KI-2) peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-
jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian
nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara
berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 35


KOMPETENS DESKRIPSI KOMPETENSI
I INTI 3 Tahun 4 Tahun
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
Pengetahuan Memahami, menerapkan, Memahami, menerapkan,
(KI-3) menganalisis, dan menganalisis, dan
mengevaluasi tentang mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar, konseptual, operasional lanjut,
dan metakognitif sesuai dan metakognitif secara
dengan bidang dan lingkup multidisiplin sesuai dengan
kerja pada tingkat teknis, bidang dan lingkup kerja pada
spesifik, detil, dan kompleks, tingkat teknis, spesifik, detil,
berkenaan dengan ilmu dan kompleks, berkenaan
pengetahuan, teknologi, seni, denganilmu
budaya, dan humaniora dalam pengetahuan,teknologi,seni,
konteks pengembangan budaya, dan humaniora dalam
potensi diri sebagai bagian konteks pengembangan
dari keluarga, sekolah, dunia potensi diri sebagai bagian
kerja, warga masyarakat dari keluarga, sekolah, dunia
nasional, regional, dan kerja, warga masyarakat
internasional. nasional, regional, dan
internasional.
Keterampilan Melaksanakan tugas spesifik, Melaksanakan tugas spesifik,
(KI-4) dengan menggunakan alat, dengan menggunakan alat,
informasi, dan prosedur kerja informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta yang lazim dilakukan serta
menyelesaikan masalah menyelesaikan masalah
sederhana sesuai dengan kompleks sesuai dengan bidang
bidangkerja. kerja.

Menampilkan kinerja di bawah Menampilkan kinerja mandiri


bimbingan dengan mutu dan dengan mutu dan kuantitas yang
kuantitas yang terukur sesuai terukur sesuai dengan standar
dengan standar kompetensi kompetensi kerja.
kerja.
Menunjukkanketerampilan
Menunjukkanketerampilan menalar, mengolah, dan menyaji
menalar, mengolah, dan secara efektif, kreatif, produktif,
menyaji secara efektif, kreatif, kritis, mandiri, kolaboratif,
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 36
KOMPETENS DESKRIPSI KOMPETENSI
I INTI 3 Tahun 4 Tahun

produktif, kritis, mandiri, komunikatif, dan solutif dalam


kolaboratif, komunikatif, dan ranah abstrak terkait dengan
solutif dalam ranah abstrak pengembangan dari yang
terkait dengan pengembangan dipelajarinya di sekolah, serta
dari yang dipelajarinya di mampu melaksanakan tugas
sekolah, serta mampu spesifik secara mandiri.
melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru,
Menunjukkan keterampilan membiasakan, gerak mahir,
mempersepsi, kesiapan, meniru, menjadikan gerak alami, sampai
membiasakan, gerak mahir, dengan tindakan orisinal dalam
menjadikan gerak alami, dalam ranah konkret terkait dengan
ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri.
spesifik di bawah pengawasan
langsung.

D. MUATAN KURIKULUM

1. MATA PELAJARAN

Struktur dan muatan KTSP SMK ditetapkan melalui Keputusan Dirjen Dikdasmen
Nomor 07/D.D5/KK/2018. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan berisi
Muatan Umum yang terdiri atas:
(A) Muatan Nasional
(B) Muatan Kewilayahan yang dikembangkan sesuai kebutuhan wilayah
(C) Muatan Peminatan Kejuruan yang terdiri atas Dasar Bidang Keahlian, Dasar
Program Keahlian, dan Kompetensi Keahlian.

Muatan Nasional terdiri atas enam Mata Pelajaran yaitu :


(1) Pendidikan Agama dan Budi Pekerti;
(2) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan;
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 37
(3) Bahasa Indonesia;
(4) Matematika;
(5) Sejarah Indonesia;
(6) Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya.

Muatan Kewilayahan berisi dua Mata Pelajaran yaitu :


(1) Seni Budaya dan
(2) Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.

Muatan Peminatan Kejuruan yang terdiri atas tiga subkelompok, yaitu :


(1) Dasar Bidang Keahlian;
(2) Dasar Program Keahlian;
(3) Kompetensi Keahlian.

E. MUATAN LOKAL

1. PENGERTIAN
a. Muatan lokal merupakan bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan
yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal.
b. Muatan lokal sebagai kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan
kearifan di daerah tempat tinggalnya.
c. Muatan lokal diajarkan untuk membekali peserta didik dengan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang diperlukan untuk:
1) Meningkatkan Kesadaran peserta didik akan potensi lingkungan alam, sosial,
budaya, dan spiritual di daerahnya, dan
2) Melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah yang berguna
bagi diri dan lingkungannya dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

2. TUJUAN

Tujuan pembelajaran Muatan lokal (Mulok) adalah untuk membekali peserta didik
agar mampu:
a. Mengidentifikasi berbagai potensi yang ada di daerah tempat tinggalnya;
b. Mengembangkan aspek lingkungan, social, budaya, dan seni yang dapat menjadi
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 38
nilai ekonomis, dan
c. Memanfaatkan sumber daya daerah untuk menunjang pembangunan nasional.

3. LANDASAN HUKUM
a. Permendikbud Republik Indonesia No. 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal
Kurikulum 2013.
b. Permendikbud Republik Indonesia No. 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan: Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

4. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN
Muatan lokal dikembangkan atas prinsip-prinsip:
a. Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik;
b. Keutuhan kompetensi;
c. Fleksibilitas jenis, bentuk, dan pengaturan waktu penyelenggaraan,
d. Kebermanfaatan untuk kepentingan nasional dan menghadapi tantangan global.

5. LANGKAH LANGKAH PENGEMBANGAN


Langkah-langkah atau tahapan pengembangan Muatan Lokal adalah:
a. Analisis konteks lingkungan alam, sosial dan/atau budaya;
b. Identifikasi muatan lokal;
c. Perumusan kompetensi dasar untuk setiap jenis Muatan Lokal;
d. Penentuan tingkat satuan pendidikan yang sesuai untuk setiap kompetensi dasar;
e. Pengintegrasian kompetensi dasar ke dalam muatan pembelajaran yang relevan;
f. Penetapan Muatan lokal sebagai bagian dari muatan pembelajaran atau menjadi mata
pelajaran yang berdiri sendiri;
g. Penyusunan silabus
h. Penyusunan buku teks pelajaran.

6. PENGEMBANGAN MATA PELAJARAN

Jenis-jenis Muatan Lokal yang dapat diimplementasikan di satuan pendidikan adalah:


a. Seni Budaya;
b. Prakarya;
c. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan;

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 39


d. Bahasa, dan/atau
e. Teknologi.
f. Apabila mata pelajaran Muatan Lokal tidak dapat diintegrasikan pada mata pelajaran
yang ada, dapat menjadi mata pelajaran tersendiri.

7. DOKUMENTASI MUATAN LOKAL


Sebelum Muatan Lokal dilaksanakan, terlebih dahulu harus menyiapkan dokumen yang
dibutuhkan berupa:
a. Kompetensi Dasar;
b. Silabus, dan
c. Buku teks pelajaran.
d. Penilaian

8. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL


Agar Muatan Lokal dapat dilaksanakan dengan baik, harus memperhatikan aspek-aspek
sebagai berikut:
a. Muatan lokal dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan
sumber daya pendidikan yang tersedia.
b. Muatan lokal yang ditetapkan oleh satuan pendidikan untuk berdiri sendiri sebagai
mata pelajaran mempunyai waktu beban belajar maksimum 2 (dua) jam per minggu.
c. Jika muatan lokal tersebut telah ditentukan dan ditetapkan oleh Gubernur Kepala
Daerah Provinsi untuk satuan pendidikan yang ada di wilayahnya, maka sekolah
harus melaksanakannya.

d. Muatan lokal yang bukan berdiri sebagai mata pelajaran tersendiri, harus
diintegrasikan di dalam salah satu atau lebih dari ketiga mata pelajaran Kelompok
Wajib B (Seni Budaya, Prakarya dan Kewirausahaan, dan Pendidikan Jasmani,
Olah raga dan Kesehatan) dengan waktu beban yang terintegrasi pada salah satu
atau lebih mata pelajaran tersebut.

e. Kebutuhan sumber daya pendidikan sebagai implikasi penambahan beban belajar


muatan lokal, ditanggung oleh pemerintah daerah yang menetapkan (Permendikbud
79 Tahun 2014, Pasal 8, ayat (3)).

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 40


f. Pelaksanaan muatan lokal pada satuan pendidikan perlu didukung dengan:Kebijakan
Pemerintah Pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/ kota, dan satuan
pendidikan sesuai kewenangannya, dan Ketersediaan sumber daya pendidikan yang
dibutuhkan. (Permendikbud 79 tahun 2014, Pasal 9).

9. PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL

a. Pengembangan muatan lokal di satuan pendidikan adalah tim pengembang


kurikulum satuan pendidikan yang melibatkan unsur komite sekolah/madrasah, dan
nara sumber, serta pihak lain yang terkait.

b. Tim Pengembang muatan lokal provinsi adalah: Tim Pengembang Kurikulum


Provinsi, Pengembang Kurikulum Kabupaten/Kota, Pengembang Kurikulum di
Satuan Pendidikan, dan dapat melibatkan nara sumber serta pihak lain yang terkait.

c. Pengembangan muatan lokal dikoordinasikan dan disupervisi oleh dinas pendidikan


atau kantor kementerian Agama provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya. (Permendikbud 79 tahun 2014, Pasal 10).

10. ANALISIS POTENSI DAERAH


a. Integrasi muatan lokal (Mulok) pada kurikulum 2013 berasal dari hasil analisis
potensi kebutuhan daerah. Menurut Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014.
b. Yang dimaksud dengan potensi daerah adalah kemampuan yang mempunyai
kemungkinan untuk dikembangkan atau kekuatan yang terdapat di daerah tertentu
yang pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi,
dan lingkungan sosial budaya.

Tabel 5. Analisis Potensi Daerah

Produk atau kompetensi yang dikembangkan Potensi di DKI Jakarta

1. Produk atau kompetensi apa yang berkembang di  Gambang


daerah/lingkungan satuan pendidikan terkait bidang: Kromong
a. Seni budaya  Mengelas dengan
b. Prakarya motif/seni
 Pencak Silat
c. Penjas Orkes
Beksi
d. Teknologi  Pembuatan
Pemanas Air
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 41
Produk atau kompetensi yang dikembangkan Potensi di DKI Jakarta

Tanpa Listrik

Sedangkan kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di
suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan tarap kehidupan
masyarakat, yang disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah
yang bersangkutan.
Kebutuhan daerah tersebut adalah seperti kebutuhan untuk :
a. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah;
b. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah
c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu sesuai dengan
keadaan perekonomian daerah;
d. Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan peserta didik dan untuk
mendukung pengembangan potensi daerah, seperti potensi pariwisata, dan
e. Meningkatkan kemampuan berwirausaha.

F. PENGEMBANGAN DIRI DAN EKSTRAKURIKULER


1. PENGERTIAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan dan Konseling sebagai bagian integral dari pendidikan adalah upaya
memfasilitasi dan memandirikan peserta didik dalam rangka tercapainya perkembangan
yang utuh dan optimal.

Layanan Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan
berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan
Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai
kemandirian, dalam wujud kemampuan memahami, menerima, mengarahkan,
mengambil keputusan, dan merealisasikan diri secara bertanggung jawab sehingga
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupannya

Layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan secara langsung (tatap muka) antara
guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan konseli dan tidak langsung
(menggunakan media tertentu), dan diberikan secara individual (jumlah peserta
didik/konseli yang dilayani satu orang), kelompok (jumlah peserta didik/konseli yang
dilayani lebih dari satu orang), klasikal (jumlah peserta didik/konseli yang dilayani
lebih dari satuan kelompok), dan kelas besar atau lintas kelas (jumlah peserta
didik/konseli yang dilayani lebih dari satuan klasikal).

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 42


Konseling adalah penerima layanan bimbingan dan konseling pada satuan
pendidikandalam rangka realisasi tugas-tugas perkembangan secara utuh dan
optimalserta mencapaikemandirian dalam kehidupannya.
Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling di satuan pendidikan bertugas
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut layanan
bimbingan dan konseling

a. FUNGSI DAN TUJUAN

Pemahaman yaitu membantu konseli agar memiliki pemahaman yang lebih baik
terhadap dirinya dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, budaya, dan norma
agama).

Fasilitasi yaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai


pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh
aspek pribadinya.

Penyesuaian yaitu membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri
sendiri dan dengan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
Penyaluran yaitu membantu konseli merencanakan pendidikan, pekerjaan dan karir
masa depan, termasuk juga memilih program peminatan, yang sesuai dengan
kemampuan, minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadiannya.

Adaptasi yaitu membantu para pelaksana pendidikan termasuk kepala satuan


pendidikan, staf administrasi,dan guru mata pelajaran atau guru kelas untuk
menyesuaikan program dan aktivitas pendidikan dengan latar belakang pendidikan,
minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik/konseli.
Pencegahan yaitu membantu peserta didik/konseli dalam mengantisipasi berbagai
kemungkinan timbulnya masalah dan berupaya untuk mencegahnya, supaya
peserta didik/konseli tidak mengalami masalah dalam kehidupannya.

Perbaikan dan Penyembuhan yaitu membantu peserta didik/konseli yang


bermasalah agar dapat memperbaiki kekeliruan berfikir, berperasaan, berkehendak,
dan bertindak. Konselor atau guru bimbingan dan konseling melakukan
memberikan perlakuan terhadap konseli supaya memiliki pola fikir yang rasional
dan memiliki perasaan yang tepat, sehingga konseli berkehendak merencanakan dan
melaksanakan tindakan yang produktif dan normatif.

Pemeliharaan yaitu membantu peserta didik/konseli supaya dapat


menjaga kondisi pribadi yang sehat-normal dan mempertahankan
situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 43


Pengembangan yaitu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang
memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli melalui pembangunan jejaring
yang bersifat kolaboratif.

Advokasi yaitu membantu peserta didik/konseli berupa pembelaan terhadap hak-


hak konseli yang mengalami perlakuan diskriminatif.

Tujuan layanan bimbingan dan konseling :


Tujuan umum adalah membantu peserta didik/konseli agar dapat mencapai
kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas
perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara
utuh dan optimal.

Tujuan khusus adalah membantu konseli agar mampu:


1) Memahami dan menerima diri dan lingkungannya;
2) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir dan
kehidupannya di masa yang akan datang;
3) Mengembangkan potensinya seoptimal mungkin;
4) Menyesuaikan diri dengan lingkungannya;
5) Mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya
6) Mengaktualiasikan dirinya secara bertanggung jawab

b. Asas Bimbingan dan Konseling :


Kerahasiaan yaitu asas layanan yang menuntut konselor atau guru bimbingan dan
konseling merahasiakan segenap data dan keterangan tentang peserta
didik/konseling, sebagaimana diatur dalam kode etik bimbingan dan konseling.

Kesukarelaan, yaitu asas kesukaan dan kerelaan peserta didik/konseling


mengikuti layanan yang diperlukannya.

Keterbukaan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling
yang bersifat terbuka dan tidak berpura-pura dalam memberikan dan
menerima informasi.

Keaktifan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada
peserta didik/konseling memerlukan keaktifan dari kedua belah pihak.
Kemandirian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling
yang merujuk pada tujuan agar peserta didik/ konseling mampu mengambil
keputusan pribadi, sosial, belajar, dan karir secara mandiri.

Kekinian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang
berorientasi pada perubahan situasi dan kondisi masyarakat di tingkat lokal,

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 44


nasional dan global yang berpengaruh kuat terhadap kehidupan peserta
didik/konseling.

Kedinamisan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling
yang berkembang dan berkelanjutan dalam memandang tentang hakikat manusia,
kondisi-kondisi perubahan perilaku, serta proses dan teknik bimbingan dan
konseling sejalan perkembangan ilmu bimbingan dan konseling.

Keterpaduan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang
terpadu antara tunjuan bimbingan dan konseling dengan tujuan pendidikan dan
nilai – nilai luhur yang dijunjung tinggi dan dilestarikan oleh masyarakat.

Keharmonisan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling
yang selaras dengan visi dan misi sekolah, nilai dan norma kehidupan yang
berlaku di masyarakat.

Keahlian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling
berdasarkan atas kaidah-kaidah akademik dan etika profesional, dimana layanan
bimbingan dan konseling hanya dapat diampu oleh tenaga ahli bimbingan dan
konseling.

Tut wuri handayani yaitu suatu asas pendidikan yang mengandung


makna bahwa konseloratau guru bimbingan dan konseling sebagai pendidik
harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai tingkat
perkembangan yang utuh dan optimal.

c. Prinsip Bimbingan dan Konseling :

Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua peserta didik/konseli dan


tidak diskriminatif. Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua
peserta didik/konseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik
pria maupun wanita; tanpa diskriminatif.

Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap peserta didik


bersifat unik (berbeda satu sama lainnya) dan dinamis, dan melalui bimbingan
peserta didik/konseli dibantu untuk menjadi dirinya sendiri secara utuh.

Bimbingan dan konseling menekankan nilai-nilai positif.


Bimbingan dan konseling merupakan upaya memberikan bantuan kepada
konseli untuk membangun pandangan positif dan mengembangkan nilai-nilai
positif yang ada pada dirinya dan lingkungannya.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 45


Bimbingan dan konseling merupakan tanggung jawab bersama.Bimbingan dan
konseling bukan hanya tanggung jawab konselor atau guru bimbingan dan
konseling, tetapi tanggungjawab guru- guru dan pimpinan satuan pendidikan
sesuai dengan tugas dan kewenangan serta peran masing-masing.

Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan dan


konseling. Bimbingan dan konseling diarahkan untuk membantu peserta
didik/konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan serta
merealisasikan keputusannya secara bertanggungjawab.

Bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai setting (adegan)


kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya
berlangsung pada satuan pendidikan, tetapi juga di lingkungan keluarga,
perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada
umumnya.

Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan.


Penyelenggaraan bimbingan dan konseling tidak terlepas dari upaya mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.

Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam bingkai budaya Indonesia.


Interaksi antar guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan peserta
didik harus senantiasa selaras dan serasi dengan nilai-nilai yang dijunjung
tinggi oleh kebudayaan dimana layanan itu dilaksanakan.

Bimbingan dan konseling bersifat fleksibel dan adaptif serta berkelanjutan.


Layanan bimbingan dan konseling harus mempertimbangkan situasi dan
kondisi serta daya dukung sarana dan prasarana yang tersedia.

Bimbingan dan konseling diselenggarakan oleh tenaga profesional dan kompeten.


Layanan bimbingan dan konseling dilakukan oleh tenaga pendidik profesional
yaitu Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling yang berkualifikasi
akademik Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling dan
telah lulus Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dari
Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan yang terakreditasi.

Program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan hasil analisis


kebutuhan peserta didik/konseli dalam berbagai aspek perkembangan.

Program bimbingan dan konseling dievaluasi untuk mengetahui keberhasilan


layanan dan pengembangan program lebih lanjut.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 46


d. KOMPONEN BIMBINGAN DAN KONSELING
1) Layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan secara
keseluruhan dikemas dalam empat komponen layanan, yaitu
komponen: layanan dasar, layanan peminatan dan perencanaan
individual, layanan responsif, dan dukungan sistem.
2) Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada
seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur
secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan dilaksanakan secara
sistematis dalam rangka mengembangkan kemampuan penyesuaian diri
yang efektif sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang
dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian).
3) Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual adalah program
kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat
dan/atau kemampuan peserta didik/konseli dengan orientasi pemusatan,
perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan
kejuruan.Peminatan peserta didik dalam Kurikulum 2013 mengandung
makna :
a) Suatu pembelajaran berbasis minat peserta didik sesuai kesempatan
belajar yang ada dalam satuan pendidikan;
b) Suatu proses pemilihan dan penetapan peminatan belajar yang
ditawarkan oleh satuan pendidikan;
c) Merupakan suatu proses pengambilan pilihan dan keputusan oleh peserta
didik tentang peminatan belajar yang didasarkan atas pemahaman
potensi diri dan pilihan yang tersedia pada satuan pendidikan serta
prospek peminatannya;
d) Merupakan proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi peserta
didik mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar serta perkembangan
optimal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional; dan
e) Layanan peminatan peserta didik merupakan wilayah garapan profesi
bimbingan dan konseling, yang tercakup pada layanan perencanaan
individual.
4) Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik/konseli
yang menghadapi masalah dan memerlukan pertolongan dengan segera,
agar peserta didik/konseli tidak mengalami hambatan dalam proses
pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Strategi layanan responsif
diantaranya konseling individual, konseling kelompok, konsultasi,
kolaborasi, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus (referral). Ketiga
komponen program (layanan dasar, layanan peminatan dan perencanan
individual, dan responsif) sebagaimana telah disebutkan sebelumnya
merupakan pemberian layanan bimbingan dan konseling kepada peserta
didik/konseli secara langsung.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 47


5) Dukungan Sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan
manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya Teknologi Informasi dan
Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional konselor atau
guru bimbingan dan konseling secara berkelanjutan, yang secara tidak
langsung memberikan bantuan kepada peserta didik/konseling atau
memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik/konseling dan
mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling.

e. Bidang Layanan

Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat


bidang layanan, yaitu bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan
pribadi, sosial, belajar, dan karir. Pada hakikatnya perkembangan tersebut
merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap
diri individu peserta didik/konseling.

1) Bimbingan dan konseling pribadi

Suatu proses pemberian bantuan dari konselor atau guru bimbingan


dan konseling kepada peserta didik/konseli untuk memahami,
menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan
keputusannya secara bertanggung jawab tentang perkembangan aspek
pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan pribadinya secara
optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan
keselamatan dalam kehidupannya.

2) Bimbingan dan konseling sosial

Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta


didik/konseli untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan
interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu
mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu
menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan
lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan
kebermaknaan dalam kehidupannya.

3) Bimbingan dan konseling belajar

Proses pemberian bantuan konselor atau guru bimbingan dan konseling


kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi diri untuk
belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil
merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian,
memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 48


optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan
kebahagiaan dalam kehidupannya.

4) Bimbingan dan konseling karir


Proses pemberian bantuan konselor atau guru bimbingan dan konseling
kepada peserta didik/ konseli untuk mengalami pertumbuhan,
perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir
sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis berdasar
informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan
hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.
f. Struktur Program Layanan
Perlu dirumuskan dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan dan
konseling dalam keseluruhan program satuan pendidikan. Rumusan konsep
dasar kaitan antara bimbingan dan konseling dengan
pembelajaran/implementasi kurikulum, dampak perkembangan iptek dan
konteks sosial budaya hidup masyarakat (termasuk peserta didik), dan hal-
hal lain yang dianggap relevan.

1) Tujuan
Rumusan tujuan yang akan dicapai disusun dalam bentuk perilaku
yang harus dikuasai peserta didik/ konseli setelah memperoleh layanan
bimbingan dan konseling.
2) Bidang layanan

Bidang layanan bimbingan dan konseling meliputi pribadi, sosial,


belajar dan karir. Materi layanan bimbingan klasikal disajikan secara
proporsional sesuai dengan hasil asesmen kebutuhan 4 (empat) bidang
layanan.

g. Kegiatan dan Alokasi Waktu Layanan

1) Kegiatan Layanan

Layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan


diselenggarakan oleh tenaga pendidik profesional yaitu Konselor atau
Guru Bimbingan dan Konseling. Layanan Bimbingan dan Konseling
diselenggarakan di dalam kelas (bimbingan klasikal) dan di luar kelas.
Kegiatan bimbingan dan konseling di dalam kelas dan di luar kelas
merupakan satu kesatuan dalam layanan profesional bidang bimbingan
dan konseling. Layanan dirancang dan dilaksanakan dengan
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 49
memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas
dan antarjenjang kelas, serta mensinkronkan dengan kegiatan
pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler.

Layanan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan secara terprogram


berdasarkan asesmen kebutuhan (need assessment) yang dianggap
penting (skala prioritas) dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan
(scaffolding). Semua peserta didik harus mendapatkan layanan
bimbingan dan konseling secara terencana, teratur dan sistematis serta
sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu, Konselor atau guru Bimbingan dan
Konseling dialokasikan jam masuk kelas selama 2 (dua) jam
pembelajaran per minggu setiap kelas secara rutin terjadwal.Layanan
bimbingan dan konseling di dalam kelas bukan merupakan mata
pelajaran bidang studi, namun terjadwal secara rutin di kelas
dimaksudkan untuk melakukan asesmen kebutuhan layanan bagi
peserta didik/konseli dan memberikan layanan yang bersifat pencegahan,
perbaikan dan penyembuhan, pemeliharaan, dan atau pengembangan.

2) Layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas.

Layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas (bimbingan


klasikal) merupakan layanan yang dilaksanakan dalam seting kelas,
diberikan kepada semua peserta didik, dalam bentuk tatap muka
terjadwal dan rutin setiap kelas/perminggu.

Volume kegiatan tatap muka secara klasikal (bimbingan klasikal)


adalah 2 (dua) jam per kelas (rombongan belajar) perminggu dan
dilaksanakan secara terjadwal di kelas.

Materi layanan bimbingan klasikal meliputi empat bidang layanan


Bimbingan dan Konselingdiberikan secara proporsioal sesuai kebutuhan
peserta didik/konseli yang meliputi aspek perkembangan pribadi, sosial,
belajar dan karirdalamkerangka pencapaian perkembangan optimal
peserta didik dan tujuan pendidikan nasional.

Materi layanan bimbingan klasikal disusun dalam bentuk


rencanapelaksanaan layanan bimbingan klasikal (RPLBK).

Bimbingan klasikal diberikan secara runtut dan terjadwal di kelas dan


dilakukan oleh konselor yaitu pendidik profesional yang minimal
berkualifikasi akademik Sarjana Pendidikan (S1)dalam bidang
Bimbingan dan Konseling dan lulus pendidikanprofesi guru bimbingan
dan konseling/konselor, atau guru Bimbingan dan konseling yang

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 50


berkualifikasi minimal Sarjana Pendidikan dalam bidang bimbingan dan
konseling dan bersertifikat pendidik.

3) Layanan bimbingan dan konseling di luar kelas.

Kegiatan layanan bimbingan dan konseling di luar kelas, meliputi


konseling individual, konseling kelompok, bimbingan kelompok,
bimbingan kelas besar atau lintas kelas, konsultasi, konferensi kasus,
kunjungan rumah (home visit), advokasi, alih tangan kasus, pengelolaan
media informasi yang meliputi website dan/atau leaflet dan/atau papan
bimbingan dan konseling, pengelolaan kotak masalah, dan kegiatanlain
yang mendukung kualitas layanan bimbingan dan konseling yang
meliputi panajemen program berbasis kompetensi, penelitian dan
pengembangan,pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB), serta
kegiatan tambahan yang relevan dengan profesi bimbingan dan
konseling atau tugas kependidikan atau lainnya yang berkaitan
dengan tugas profesi bimbingan dan konseling yang didasarkan atas
tugas dari pimpinan satuan pendidikan atau pemerintah. Berikut ini
penjelasan beberapa kegiatan profesi bimbingan dan konseling yang di
luar kelas.

Konseling individual merupakan kegiatan terapeutik yang dilakukan


secara perseorangan untuk membantu peserta didik/konseli yang sedang
mengalami masalah atau kepedulian tertentu yang bersifat pribadi.
Dalam pelaksanaannya, peserta didik/konseli dibantu oleh Konselor
atau Guru Bimbingan dan Konseling untuk
mengidentifikasimasalah,penyebabmasalah, menemukan alternatif
pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan terbaik untuk
mewujudkan keputusannya dengan penuh tanggung jawab dalam
kehidupannya.

Konseling kelompok merupakan kegiatan terapeutik yang dilakukan


dalam situasi kelompokuntuk membantu menyelesaikan masalah
individu yang bersifat rahasia. Dalam pelaksanaannya, peserta
didik/konseli dibantu oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling
dan anggota kelompok untuk mengidentifikasi masalah, penyebab
masalah, menemukan alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan
keputusan terbaik dan mewujudkan keputusannya dengan penuh
tanggung jawab.

Bimbingan kelompok merupakan pemberian bantuan kepada


peserta didik/konseli melalui kelompok-kelompok kecil terdiri atas dua
sampai sepuluh orang untuk maksud pencegahan masalah, pemeliharaan
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 51
nilai-nilai atau pengembangan keterampilan-keterampilan hidup yang
dibutuhkan. Bimbingan kelompok harus dirancang sebelumnya dan
harus sesuai dengan kebutuhan nyata anggota kelompok. Topik bahasan
dapat ditetapkan berdasarkan kesepakatan angggota kelompok atau
dirumuskan sebelumnya oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling berdasarkan pemahaman atas data tertentu. Topiknya
bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia. seperti: cara-cara
belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, pergaulan sosial,
persahabatan, penanganan konflik, mengelola stress.

Bimbingan kelas besar atau lintas kelas, Bimbingan lintas kelas


merupakan kegiatan yang bersifat pencegahan, pengembangan yang
bertujuan memberikan pengalaman, wawasan, serta pemahaman
yang menjadi kebutuhan peserta didik, baik dalam bidang pribadi,
sosial, belajar, serta karir. Salah satu contoh kegiatan bimbingan
lintas kelas adalah career day.

Konsultasi merupakan kegiatan berbagi pemahaman dan kepedulian


antara konselor atau guru bimbingan dan konseling dengan guru mata
pelajaran, orang tua, pimpinan satuan pendidikan, atau pihak lain
yang relevan dalam upaya membangun kesamaan persepsi dan
memperoleh dukungan yang diharapkan dalam memperlancar
pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling.

Konferensi kasus (case conference) merupakan kegiatan yang


diselenggarakan oleh konselor atau guru pembimbing dengan maksud
membahas permasalahan peserta didik/konseli. Dalam pelaksanaannya,
melibatkan pihak- pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan
dan komitmen bagi penyelesaian masalah peserta didik/konseli.

Kunjungan rumah (home visit) merupakan kegiatan mengunjungi


tempat tinggal orangtua/wali peserta didik/konseli dalam rangka
klarifikasi, pengumpulan data, konsultasi dan kolaborasi untuk
penyelesaian masalah peserta didik/konseli.

Alih tangan kasus (referral) adalah pelimpahan penanganan masalah


peserta didik/konseli yang membutuhkan keahlian di luar kewenangan
konselor atau guru bimbingan dan konseling. Alih tangan kasus
dilakukan dengan menuliskan masalah konseli dan intervensi yang telah
dilakukan, serta dugaan masalah yang relevan dengan keahlian
profesional yang melakukan alih tangan kasus.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 52


Advokasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang dimaksudkan
untuk memberi pendampingan peserta didik/konseli yang mengalami
perlakuan tidak mendidik, diskriminatif, malpraktik, kekerasan,
pelecehan, dan tindak kriminal.

Kolaborasi adalah kegiatan fundamental layanan BK dimana Konselor


atau guru bimbingan dan konseling bekerja sama dengan berbagai pihak
atas dasar prinsip kesetaraan, saling pengertian, saling menghargai
dan saling mendukung. Semua upaya kolaborasi diarahkan pada suatu
kepentingan bersama, yaitu bagaimana agar setiap peserta didik/konseli
mencapai perkembangan yang optimal dalam aspek perkembangan
pribadi, sosial, belajar dan karirnya. Kolaborasi dilakukan antara
konselor atau guru bimbingan dan konseling dengan guru mata
pelajaran, wali kelas, orang tua, atau pihak lain yang relevan untuk
membangun pemahaman dan atau upaya bersama dalam membant
memecahkan masalah dan mengembangkan potensi peserta
didik/konseli.

Pengelolaan Media informasi merupakan kegiatan penyampaian


informasi yang ditujukan untuk membuka dan memperluas wawasan
peserta didik/konseli tentang berbagai hal yang bermanfaat dalam
pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir, yang diberikan secara
tidak langsung melalui media cetak atau elektronik (seperti web site,
buku, brosur, leaflet, papan bimbingan)

Pengelolaan kotak masalah merupakan kegiatan penjaringan masalah


dan pemberian umpan balik terhadap peserta didik yang memasukan
surat masalah kedalam sebuah kotak yang menampung masalah-
masalah peserta didik.

h. Bimbingan Kelas Besar atau Lintas Kelas

 Melaksanakan layanan konseling kelompok baik peserta didik


datanng sendiri maupun dipanggil
 Melaksanakan layanan bimbingan kelompok baik peserta didik
datanng sendiri maupun dipanggil
 Melaksanakan layanan tatap di kelas secara terstruktur dan
terprogram secara berkelanjut an berupa asesmen kebutuhan atau
materi bidang layanan pribadi, belajar, sosial atau karir
 Melaksanakan layanan tatap muka dengan peserta didik 100 – 160
peserta
 Disusun laporan, dan tersedia Rencana Pengembangan Layanan BK
(RPLBK) serta status konseling

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 53


 Disusun laporan, dan tersedia Rencana Pengembangan Layanan BK
(RPLBK )serta status bimbingan
 Disusun laporan, dan tersedia Rencana Pengembangan Layanan BK
(RPLBK) serta perkembangan siswa/i

 Disusun laporan dan dilengkapi surat/foto yang relevan


 1x45 menit untuk SMK atau maksimum 50-60 menit
 1x 45 menit untuk SMK atau maksimum 100–120 menit 1 pertemuan
setara dengan 2 jam pelajaran (1 pertemuan atau 1 Kelompok)
 2 pertemuan setara dengan 4 jam pelajaran (2 pertemuan atau 2
Kelompok)

2. PENGERTIAN EKSTRAKULIKULER

Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh


peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan
kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan,
bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan,
kepribadian, kerja sama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk
mendukung pencapaian tujuan pendidikan.

a) Bersifat Wajib

Yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan oleh satuan


pendidikan dan wajib diikuti oleh semua peserta didik, berupa kegiatan
kepramukaan, atau kegiatan sejenis kepramukaan yang terdapat pada
sekolah tertentu.

b) Bersifat Pilihan

Yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh satuan


pendidikan untuk memfasilitasi minat, bakat peserta didik, misalnya
kegiatan musik, tari, basket, silat, kelompok ilmiah remaja, UKS, PMR,
dan sebagainya.

c) Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler


(1) Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 54


(LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya;
(2) Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan
penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian,
dan lainnya;
(3) Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan
bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater,
teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya;
(4) Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan,
baca tulis Al-Qur’an, retreat; atau
(5) Bentuk kegiatan lainnya.

d) Prinsip kegiatan ekstrakurikuler

(1) partisipasi aktif peserta didik, dan

(2) menyenangkan, karena itu dilaksanakan dalam suasana yang


menggembirakan.

Pelaksanaannya dapat dilakukan secara individual/perorangandan


berkelompok; yakni peserta didik dalam satu kelas (klasikal), dalam kelas
paralel, dan antarkelas.

Kegiatan ekstrakurikuler dibedakan menjadi dua, yaitu wajib dan pilihan.


Kegiatan Ekstrakurikuler wajib adalah kegiatan yang wajib
diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh
peserta didik, dalam kurikulum 2013 berupa kegiatan Kepramukaan.
Kegiatan ekstrakurikuler pilihan adalah kegiatan yang dapat dikembangkan
dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh peserta
didik sesuai pilihan bakat dan minatnya masing-masing.

Sekolah dapat menentukan bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai


dengan sumber daya, sarana dan prasarana pendukung, serta hasil
penjaringan minat dan bakat dari peserta didik. Guru BK (Bimbingan dan
Konseling) dapat membantu mengarahkan pilihan peserta didik dalam
memilih kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan penelusuran minat dan bakat
yang dilakukan dengan memanfaatkan nilai rapor, hasil capaian belajar dan
prestasi yang dimiliki peserta didik.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 55


A. MEKANISME PENGEMBANGAN

Pengembangan Ekstrakurikuler Wajib (Kepramukaan) dapat bekerja sama


dengan organisasi kepramukaan setempat/terdekat dengan mengacu
kepada Pedoman dan Prosedur Operasi Standar Pendidikan Kepramukaan
yang berlaku.

Pengembangan Ekstrakurikuler Pilihan di satuan pendidikan dapat


dilakukan melalui tahapan:

(1) analisis sumber daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan

kegiatan ekstrakurikuler;

(2) identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik;

(3) penetapan bentuk kegiatan yang diselenggarakan;

(4) pengadaan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau

penyaluran ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya, dan

(5) penyusunan Program Kegiatan Ekstrakurikuler.

Program Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan


mempertimbangkan penggunaan sumber daya bersama yang tersedia pada
gugus/klaster sekolah. Penggunaannya difasilitasi oleh pemerintah
provinsi atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan
masing-masing. Program Kegiatan Ekstrakurikuler disosialisasikan
kepada peserta didik dan orangtua/wali pada setiap awal tahun pelajaran.

Sistematika program kegiatan Ekstrakurikuler sekurang-kurangnya


memuat:

a) rasional dan tujuan umum;


b) deskripsi setiap kegiatan Ekstrakurikuler;
c) pengelolaan;
d) pendanaan, dan
e) evaluasi.
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 56
Pelaksanaan

Penjadwalan kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dirancang di awal tahun


pelajaran oleh pembina di bawah bimbingan kepala sekolah/madrasah atau
wakil kepala sekolah/madrasah. Jadwal kegiatan Ekstrakurikuler diatur agar
tidak menghambat pelaksanaan kegiatan intra dan kokurikuler.

Penilaian

Kinerja peserta didik dalam kegiatan Ekstrakurikuler perlu mendapat penilaian


dan dideskripsikan dalam rapor yang dilakukan secara kualitatif. Kriteria
keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian kompetensi peserta didik
dalam kegiatan Ekstrakurikuler yang dipilihnya.

Peserta didik wajib memperoleh nilai minimal “baik” untuk Pendidikan


Kepramukaan pada setiap semesternya. Nilai yang diperoleh pada Pendidikan
Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik. Bagi peserta
didik yang belum mencapai nilai minimal perlu mendapat bimbingan terus
menerus untuk mencapainya.

Evaluasi

Satuan pendidikan hendaknya mengevaluasi setiap indikator yang sudah


tercapai maupun yang belum tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi, satuan
pendidikan dapat melakukan perbaikan dan rencana tindak lanjut untuk siklus
kegiatan berikutnya.

B. DAYA DUKUNG KEBIJAKAN SATUAN PENDIDIKAN


Pengembangan dan pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler merupakan
kewenangan dan tanggung jawab penuh satuan pendidikan. Oleh karena itu
diperlukan kebijakan satuan pendidikan yang ditetapkan dalam rapat satuan
pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah baik langsung
maupun tidak langsung.
Ketersediaan Pembina

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 57


Pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler harus didukung dengan ketersediaan
pembina. Satuan pendidikan dapat bekerja sama dengan pihak lain untuk
memenuhi kebutuhan pembina.
Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan
Pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler memerlukan dukungan berupa
ketersediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan. Yang termasuk sarana
satuan pendidikan adalah segala kebutuhan fisik, sosial, dan kultural yang
diperlukan untuk mewujudkan proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Selain itu unsur prasarana seperti lahan, gedung/bangunan, prasarana olahraga
dan prasarana kesenian, serta prasarana lainnya.

C. PIHAK YANG TERLIBAT


1. Satuan Pendidikan

Kepala sekolah/madrasah, pendidik, tenaga kependidikan dan pembina


Ekstrakurikuler, bersama-sama mewujudkan keunggulan dalam ragam
kegiatan Ekstrakurikuler sesuai dengan sumber daya yang dimiliki oleh tiap
satuan pendidikan.

2. Komite Sekolah/Madrasah

Komite Sekolah sebagai mitra memberikan dukungan, saran, dan kontrol


dalam mewujudkan keunggulan ragam kegiatan Ekstrakurikuler.

3. Orang tua
Memberikan kepedulian dan komitmen penuh terhadap keberhasilan kegiatan
Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan.
Tabel 6. PROGRAM EKSKUL TAHUN PELAJARAN 2020/2021

JADWAL
NO EKSKUL
SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU

1 Pramuka            

2 Karate            

3 Paskibra            
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 58
4 Futsal            

5 Basket            

6 Bulutangkis

Pecinta
7
Alam            

8 Band            

9 KIR            

10 Rohis            

11 Volly            

12 Mading            

13 PMR/UKS

Catatan :
Kegiatan Ekskul Pramuka dilaksanakan setelah kegiatan belajar mengajar selesai
yaitu pukul 13.30 s/d 15.30
Sedangkan kegiatan ekskul lainnyadilaksanakan mulai pukul 15.00 s.d. 17.30 WIB.

(Selama masa pandemi covid 19 semua kegiatan ekstra


kurikuler ditiadakan)

F. PENGATURAN BEBAN BELAJAR

1. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap
muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk
mencapai standar kompetensi lulusan serta kemampuan lainnya dengan
memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 59


2. Rumusan satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam mengikuti
program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk mencapai standar kompetensi lulusan
serta kemampuan lainnya dengan memperhatikan tingkat perkembangan
peserta didik.
Waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan sistem :
a) Tatap Muka (TM)
Kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi langsung antara
pendidik dengan peserta didik dengan durasi per jam pelajaran = 45 menit.
b) Penugasan Terstruktur (PT)
Kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta didik,
dirancang guru untuk mencapai kompetensi. Waktu penyelesaian
penugasan ditentukan oleh guru. Dalam kegiatan ini tidak terjadi interaksi
langsung antara pendidik dengan peserta didik
c) Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT)
Kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta didik,
dirancang guru untuk mencapai kompetensi. Waktu penyelesaian
penugasan ditentukan oleh peserta didik dan tidak terjadi interaksi
langsung antara pendidik dengan peserta didik.
d). Pembelajaran Daring.
Jelaskan :
 Sarana yang digunakan
 Mekanismenya
 Teknisnya
e). Pembelajaran Luring.
Jelaskan :
 Sarana yang digunakan
 Mekanismenya
 Teknisnya

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 60


H. PRAKTIK KERJA LAPANGAN

1. KONSEP
a. Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan
pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara
pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat.
Proses tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi mereka menjadi semakin lama semakin meningkat
dalam sikap spiritual dan sosial, pengetahuan serta ketrampilan yang
diperlukan untuik kehidupan dirinya dan masyarakat. Guna merealisasikan
proses pembelajaran yang efektif dan efisien terutama dalam program
pembelajaran.
b. Program pembelajaran dapat berlangsung di sekolah, di lingkungan
keluarga, dan di masyarakat.
Program pembelajaran yang diprogramkan secara khusus untuk
diselenggarakan di masyarakat antara lain berupa Praktik Kerja Lapangan
(PKL).
Program PKL disusun bersama antara sekolah dan masyarakat (Institusi
Pasangan/Industri) dalam rangka memenuhi kebutuhan peserta didik, sekaligus
merupakan wahana berkontribusi bagi dunia kerja (DU/DI) terhadap upaya
pengembangan pendidikan di SMK.

2. TUJUAN

Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) antara lain sebagai berikut.

a. Mengaktualisasikan model penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda


(PSG) antara SMK dan Institusi Pasangan (DU/DI) yang memadukan
secara sistematis dan sistemik program pendidikan di sekolah (SMK) dan
program latihan penguasaan keahlian di dunia kerja (DU/DI).
b. Membagi topik-topik pembelajaran dari Kompetensi Dasar yang dapat
dilaksanakan di sekolah (SMK) dan yang dapat dilaksanakan di Institusi
Pasangan (DU/DI) sesuai dengan sumberdaya yang tersedia di masing-
masing pihak.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 61


c. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik dalam
rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang berorientasi pada
peduli mutu proses dan hasil kerja.
d. Memberikan bekal etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk
memasuki dunia kerja dalam menghadapi tuntutan pasar kerja global.

3. DESKRIPSI
a. PERENCANAAN PROGRAM PKL
1) Pemetaan Industri

Pemetaan industri merupakan proses analisis Kompetensi Dasar (KD) dan


topik pembelajaran/pekerjaan pada mata pelajaran paket keahlian serta
memetakannya berdasarkan kemungkinan atau peluang dilaksanakan
pembelajaran topik-topik tersebut di masing-masing DU/DI yang menjadi
Institusi Pasangan, dilakukan sebelum penyusunan program PKL.
Pemetaan industri bertujuan untuk memperoleh Institusi Pasangan
(DU/DI) yang sesuai dengan KD yang sedang ditekuni oleh peserta didik,
serta meningkatkan jalinan hubungan kerja sama antara sekolah dengan
dunia kerja (DU-DI).

Pemetaan industri adalah proses menganalisis KD dan topik-topik


pembelajaran atau pekerjaan yang ada dalam silabus, dilakukan dengan
mempertimbangkan daya dukung sumberdaya yang dimiliki pihak sekolah
(SMK) dan pihak Institusi Pasangan (DU/DI). Berdasarkan pertimbangan
ketersediaan sumberdaya masing-masing Institusi Pasangan tersebut,
diperoleh kejelasan tentang berapa dan mana saja KD dan topik-topik
pembelajaran/pekerjaan yang dapat dipelajari oleh peserta dalam kegiatan
PKL DU/DI yang menjadi mitra sekolahnya. Dari hasil analisis KD dan
topik-topik pembelajaran/pekerjaan tersebut kemudian dibuat peta industri.
Format untuk menganalisis KD dapat menggunakan format seperti contoh
terlampir.

Setelah sekolah melakukan analisis KD dan topik-topik pembelajaran pada


mata pelajaran paket keahlian, dibuatlah pemetaan KD dan topik-topik
yang akan dilakukan pembelajaran pada Institusi Pasangan/Industri

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 62


(pemetaan industri). Format pemetaan industri untuk pembelajaran di
Institusi Pasangan (DU-DI) dapat menggunakan contoh terlampir.
2) Program PKL

Berdasarkan hasil pemetaan industri, selanjutnya sekolah menyusun


program PKL yang memuat sejumlah Kompetensi Dasar yang akan
dipelajari peserta didik di dunia kerja (dunia usaha/industri). Kompetensi
dasar yang tidak dapat dilakukan pembelajarannya di industri wajib
dilaksanakan di sekolah.

Rancangan program PKL sebagai bagian integral dari program


pembelajaran perlu memperhatikan kesiapan Institusi Pasangan/Industri
dalam melaksanakan pembelajaran kompetensi tersebut. Hal ini
dimaksudkan agar dalam pelaksanaannya, penempatan peserta didik tepat
sasaran sesuai dengan kompetensi yang akan dipelajari. Program PKL
dapat menggunakan contoh terlampir.
3) Waktu Pelaksanaan PKL

Permendikbud Nomo 60 Tahun 2014 menyatakan bahwa PKL dapat


dilaksanakan menggunakan sistem blok selama setengah semester (sekitar
3 bulan); dapat pula dengan cara masuk 3 hari dalam seminggu, setiap hari
8 jam selama 1 semester. Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran
kelompok A dan B dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau industri
(terintegrasi dengan Praktik Kerja Lapangan) dengan Portofolio sebagai
instrumen utama penilaian.

Berkaitan dengan Permendikbud tersebut, PKL dengan sistem semi blok,


peserta didik melaksanakan PKL selama 3 hari perminggu di Institusi
Pasangan/Industri dan melaksanakan pembelajaran di sekolah selama 3
hari. Untuk memenuhi pemerataan jumlah jam di Institusi
Pasangan/Industri yang memiliki jam kerja kurang dari 6 hari per minggu
maka sekolah perlu mengatur sirkulasi/perputaran kelompok peserta PKL.
Jika pembelajaran mata pelajaran kelompok A dan B tidak terintegrasi
dalam kegiatan PKL maka pembelajaran mata pelajaran kelompok A dan
B tersebut dilakukan di satuan pendidikan (setelah peserta didik kembali

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 63


dari kegiatan PKL di Institusi pasangan/industri) dengan jumlah jam setara
dengan jumlah jam satu semester.
Memperhatikan Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014, waktu pelaksanaan
pembelajaran di Institusi Pasangan/Industri dapat dilakukan pada kelas XI
atau kelas XII. Untuk menjamin keterlaksanaan program PKL maka dapat
dilakukan alternatif pengaturan sebagai berikut:
Jika program PKL akan dilaksanakan pada semester 4 kelas XI, sekolah
harus menata ulang topik-topik pembelajaran pada semester 4 dan
semester 5, agar pelaksanaan PKL tidak mengurangi waktu untuk
pembelajaran materi pada semester 4 sehingga sebagian materi pada
semester 4 tersebut dapat ditarik ke semester 5.
Demikian juga sebagaimana pada butir 1) di atas, jika program PKL akan
dilaksanakan pada semester 5 kelas XII, sekolah harus melakukan
pengaturan yang sama untuk materi pembelajaran pada kedua semester
tersebut.
Mengingat kebijakan UN yang tidak lagi menjadi salah satu faktor penentu
kelulusan, maka program PKL dapat dilaksanakan sebelum UN pada
semester 7 secara blok penuh selama 3 bulan (12 minggu) bagi SMK
Program 4 Tahun.

4) Pembekalan Program PKL


Pembekalan program PKL dilakukan terhadap peserta didik dan
penyampaian informasi kepada orang tua pada awal kegiatan. Program
tersebut memberikan pemahaman tentang kegiatan belajar yang harus
dilakukan di Institusi pasangan/industri.
Materi pembekalan PKL bagi peserta didik antara lain meliputi:
a) Karakteristik budaya kerja di industri
b) Tata krama di industri
c) Penyusunan jurnal
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 64
d) Pembuatan laporan

Pemberian informasi program PKL kepada orang tua, antara lain


meliputi:
a) Maksud dan tujuan PKL
b) Budaya kerja industri
c) Tata krama di industri
d) Pembiayaan operasional peserta didik yakni akomodasi,
konsumsi dan transportasi selama pelaksanaan di lokasi PKL (Life
cost).
5) Penetapan Pembimbing
Pembimbing PKL terdiri dari pembimbing internal sekolah dan
pembimbing eksternal sekolah (pihak industri). Pembimbing dari
pihak sekolah adalah guru yang bertanggung jawab terhadap
pembelajaran kompetensi yang pembelajarannya dilaksanakan di
Institusi pasangan/industri, dan pembimbing eksternal dari industri
yang sekaligus bertindak selaku instruktur yang mengarahkan peserta
didik dalam melakukan pekerjaannya di Institusi pasangan/industri.

4. PELAKSANAAN PROGRAM PKL


a) Jurnal Kegiatan PKL
Selama melakukan kegiatan pembelajaran di Institusi pasangan/industri,
peserta didik wajib menyusun jurnal kegiatan PKL. Jurnal ini dibuat
selengkap mungkin sesuai dengan topik-topik pembelajaran/jenis
pekerjaan dan tugas-tugas lain yang diberikan pembimbing industri dan
kejadian-kejadian penting (pengalaman belajar) selama kegiatan PKL di
Institusi pasangan/industri. Format jurnal kegiatan PKL dapat
menggunakan contoh terlampir.
b) Pelaporan PKL
Pelaporan hasil praktik kerja lapangan disusun oleh peserta didik. Proses

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 65


pembuatan laporan dilakukan oleh peserta didik dibawah pembinaan
pembimbing Institusi pasangan/industri. Pembuatan laporan dilakukan
dengan cara mengkompilasi catatan-catatan pengalaman belajar dari
seluruh pekerjaan/ kegiatan pembelajaran di Institusi Pasangan/Industri
yang berasal dari jurnal kegiatan PKL. Hasil kompilasi tersebut kemudian
dituangkan dalam bentuk laporan.

I. PERATURAN AKADEMIK DAN TATA TERTIB

1. PERATURAN AKADEMIK

a. KETENTUAN UMUM

1) Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha


mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur
pendidikan baik pendidikan informal, pendidikan formal maupun
pendidikan non formal pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan
tertentu yang secara khusus disini adalah SMK Nurtanio 1
2) Tata tertib dan tata krama ini ditujukan sebagai rambu-rambu bagi
peserta didik dalam bersikap, bertindak, berperilaku dalam
melaksanakan kegiatan sehari-hari di sekolah.
3) Tata tertib dan tata krama ini dibuat dalam rangka menciptakan iklim
dan kultur sekolah yang kondusif, agar tercipta kegiatan belajar
mengajar yang nyaman, efektif dan efisien.
4) Tata tertib dan tata krama ini dibuat berdasarkan nilai-nilai yang dianut
sekolah dan masyarakat sekitar. Adapun nilai-nilai tersebut meliputi
nilai ketaqwaan, sopan santun pergaulan, kedisiplinan,keamanan,
kebersihan, ketertiban, keindahan, kekelurgaan, kerindangan dan
kesehatan.
5) Setiap peserta didik harus taat, tunduk dan patuh serta wajib
melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam tata tertib dan tata

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 66


krama ini secara konsisten, konsekuen, penuh kesadaran dan
bertanggung jawab.
6) Tata tertib dan tata krama ini bersifat mengikat selama menjadi peserta
didik SMK Nurtanio 1

b) KETENTUAN KHUSUS
 Setiap peserta didik harus bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, sopan santun, berpengetahuan dan
berketerampilan serta sehat jasmani dan rohani.
 Setiap peserta didik harus berjiwa Pancasila dan Undang Undang
Dasar 1945
 Setiap peserta didik harus bertanggung jawab atas terciptanya 7 K
(Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan,
Kerindangan dan Kesehatan) .
 Setiap peserta didik harus menciptakan ketahanan sekolah sebagai
wawasan Wiyata mandala
 Setiap peserta didik harus melaksanakan Panca Tertib :
Tertib waktu datang dan pulang
Tertib mengikuti pelajaran
Tertib berseragam sekolah
Tertib bercakap
Tertib Bertingkah laku

c) MASUK DAN MENINGGALKAN SEKOLAH


1) Hadir di sekolah selambat-lambatnya 10 menit sebelum jam pelajaran
dimulai
2) Waktu efektif untuk siswa belajar di sekolah, berlangsung dari hari
Senin hingga hari Jum’at, mulai pukul 06.30 sampai dengan 15.00
WIB dengan penampilan dan pakaian yang sopan dan rapi.
3) Peserta didik yang datang terlambat maksimal pukul 06.35 WIB, dapat
langsung masuk kelas.
4) Peserta didik yang datang terlambat lebih dari pukul 06.35 WIB :
5) Dicatat pada buku khusus dan diberi skor poin.
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 67
6) Diberi sanksi langsung selama dua jam pelajaran berupa kegiatan yang
bersifat edukatif dan konstruktif secara bertingkat sesuai dengan
akumulasi keterlambatan dalam rangka pembinaan.
7) Diberi surat izin masuk kelas oleh guru piket untuk mengikuti jam
pelajaran ke 3, kecuali pelajaran Pendidikan Agama dan Olah Raga
peserta didik dapat masuk ke kelas pada jam pelajaran ke 4.
8) Peserta didik yang datang terlambat lebih dari tiga kali, orang tua atau
wali dipanggil ke sekolah dalam kurun waktu semester berjalan oleh
pihak sekolah (wali kelas)
9) Peserta didik yang akan meninggalkan kelas atau sekolah pada jam
tertentu, harus minta izin pada guru yang mengajar, wali kelas/Kaprog
dan guru piket.
10) Peserta didik yang tidak dapat masuk sekolah karena suatu alasan,
wajib mengirimkan surat izin dari orang tua/wali dan atau dokter jika
sakit.
11) Permohonan izin tidak masuk sekolah boleh melalui telepon atau sms
kepada pihak sekolah, wali kelas dan BK. Surat izin resmi bisa
menyusul, dari orang tua / keterangan dokter. Apabila tidak
menyampaikan surat izin, peserta didik dinyatakan tidak masuk tanpa
keterangan / alpa.
12) Apabila peserta didik tidak masuk sekolah tiga kali berturut-turut tanpa
keterangan, orang tua/wali siswa dipanggil ke sekolah atau dilakukan
kunjungan rumah oleh pihak sekolah.

d) HAK PESERTA DIDIK


1) Peserta didik mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk
menyampaikan aspirasi kepada pihak sekolah.
 Disampaikan secara tertulis maupun secara lisan baik perorangan
maupun kelompok.
 Dilakukan dengan cara-cara yang sopan, berkepribadian dan
bermartabat.
 Bersifat inovatif, konstruktif, perspektif, promotif demi kemajuan
dan kejayaan prestasi sekolah.
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 68
 Disampaikan melalui Majlis Permusyawaratan Kelas ( MPK ),
akan ditindaklanjuti oleh sekolah secara proporsional sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
2) Peserta didik berhak mendapatkan :
 Bekal pengetahuan ketrampilan dan sikap mandiri.
 Pelayanan pengembangan potensi diri sesuai bakat, minat dan
karakter.
 Perlindungan dan pelayanan selama kegiatan belajar mengajar.
 Hak mengingatkan / menegur secara santun pada warga sekolah
yang disampaikan melalui MPK akan diteruskan kepada Kepala
Sekolah.
 Layanan penggunaan sarana prasarana sekolah secara prosedural
dan penuh tanggung jawab.
 Pelayanan dan perlakuan yang sama dari warga sekolah.
 Pendampingan dan pembelajaran kewirausahaan dengan dunia
usaha dan industri.

e) PROSEDUR PENILAIAN
1) Pengamatan dilakukan oleh peserta didik, guru, wali kelas, guru
pembimbing ( BP/BK), Pembina OSIS, staf TU, Kepala Sekolah,
instansi terkait, dan warga masyarakat.
2) Secara periodik penilai mengadakan perhitungan jumlah angka poin
pelanggaran sebagai upaya pembinaan dan penilaian.
3) Penilaian dilaksanakan setiap akhir semester berdasarkan angka poin
komulatif pelanggaran pada semester yang berlangsung dan sebagai
bahan pertimbangan penempatan praktik kerja lapangan (PKL).
4) Jika peserta didik dalam waktu satu tahun pelajaran tidak mencapai
angka kredit komulatif 100 dan siswa tersebut naik tingkat / kelas
berikutnya, angka poin kembali 0, sejalan dengan penghargaan prestasi
yang diperoleh pada tahun pelajaran berjalan.
Tabel 7. Predikat Poin Peserta Didik
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 69
Nilai Jumlah angka poin pelanggaran tiap
Komulatif aspek
BAIK 0 – 25
CUKUP 26 – 74
KURANG 75 – 100

f) PENGHARGAAN
1) Peserta didik yang berprestasi akan diberikan penghargaan :
2) Pengurangan poin
3) Pujian
4) Nilai
5) Piagam penghargaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
g) PEMBERIAN PENGHARGAAN MEKANISME
1) Peserta didik yang berprestasi akan diumumkkan pada waktu upacara
bendera dan mendapat ucapan selamat dari kepala sekolah, dewan
guru, dan karyawan serta perwakilan / semua peserta didik
2) Peserta didik yang memiliki prestasi namun memiliki pelanggaran
maka skor akan dikurangi dengan ketentuan sebagai berikut :
3) Berprestasi di tingkat sekolah : poin dikurangi 15
4) Berprestasi di tingkat kecamatan : poin dikurangi 20
5) Berprestasi di tingkat kabupaten : poin dikurangi 25
/kotamadya
6) Berprestasi di tingkat propinsi : poin dikurangi 30
7) Berprestasi di tingkat nasional : poin dikurangi 35
8) Berprestasi di tingkat intenasional : poin dikurangi 50
9) Peserta didik yang tidak terlambat selama satu bulan maka point
dikurangi 10 (rekomendasi guru BK)
10) Penghargaan yang berupa uang pembinaan akan diatur oleh sekolah
sesuai ketentuan yang berlaku.

h) PKL
1) Peserta didik belajar selama tiga tahun dari kelas X sampai dengan
kelas XII di sekolah, pada tahun ketiga (tingkat 3) semester ganjil
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 70
peserta didik melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di
industri dengan ketentuan / kewajiban sebagai berikut :
2) Memiliki nilai rapor sesuai ketuntasan belajar di kelas X dan XI.
3) Membuat surat pernyataan sesuai MOU dunia usaha dan industri.
4) Membuat laporan setelah selesai melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan ( PKL ) dan dipresentasikan di hadapan peserta didik kelas X
atau kelas XI.

2. TATA TERTIB
a) PAKAIAN SERAGAM SEKOLAH
Senin
Putra :
1) Seragam putih-putih
2) Memakai dasi berlogo SMK Nurtanio 1
3) Memakai topi bertuliskan SMK Nurtanio 1 (pada saat upacara)
4) Celana panjang sampai mata kaki dan bagian bawah tidak mengecil
(ukuran lebar minimal 18 cm)
5) Memakai badge OSIS SLTA, bendera merah putih dan Nametag
6) Ikat pinggang warna hitam berlogo OSIS SLTA
7) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkaus kaki putih
Putri :
1) Seragam putih abu-abu,
2) Rok panjang rempel sebatas mata kaki, kecuali pada saat pelajaran
bengkel dapat menggunakan celana panjang
3) Memakai dasi berlogo SMK Nurtanio 1
4) Memakai topi bertuliskan SMK Nurtanio 1 (pada saat upacara)
5) Memakai badge OSIS SLTA, bendera merah putih dan Nametag
6) Ikat pinggang warna hitam berlogo OSIS SLTA
7) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkaus kaki putih
8) Bagi yang mengenakan jilbab, berwarna putih
9) Bagi yang tidak berjilbab dan berambut panjang wajib diikat rapi

Selasa
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 71
Putra :
1) Seragam putih abu-abu,
2) Celana panjang sampai mata kaki dan bagian bawahtidak mengecil
3) Memakai badge OSIS SLTA, bendera merah putih dan Nametag
4) Ikat pinggang warna hitam berlogo OSIS SLTA
5) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkaus kaki putih

Putri :
1) Seragam putih abu-abu,
2) Rok panjang rempel sebatas mata kaki
3) Memakai badge OSIS SLTA, bendera merah putih dan Nametag Ikat
pinggang warna hitam berlogo OSIS SLTA
4) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkauskaki putih
5) Bagi yang meengenakan jilbab, berwarna putih
6) Bagi yang tidak berjilbab, rambut diikat rapi
Rabu
Putra :
1) Seragam pramuka warna coklat
2) Celana panjang sampai mata kaki dan bagian bawah tidak mengecil
3) Memakai atribut Pramuka Penegak dan Nametag ( dasar coklat tulisan
hitam ) ukuran 11,5 x 2 cm
4) Ikat pinggang warna hitam berlogo tunas kelapa Penegak
5) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkauskaki hitam
Putri :
1) Seragam pramuka warna coklat
2) Rok panjang rempel sebatas mata kaki
3) Memakai atribut Pramuka Penegak dan Nametag ( dasar coklat tulisan
hitam ) ukuran 11,5 x 2 cm
4) Ikat pinggang warna hitam berlogo tunas kelapa Penegak
5) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkauskaki hitam
6) Bagi yang mengenakan jilbab, berwarna coklat tua. Apabila jilbab di
luar maka kacu di taruh di luar, apabila jilbab dimasukkan ke dalam
kerah maka kacu di taruh di kerah baju
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 72
7) Bagi yang tidak berjilbab, rambut diikat rapi

Kamis
Putra :
1) Seragam batik khas SMK Nurtanio 1
2) Celana panjang putih sampai mata kaki dan bagian bawah tidak
mengecil
3) Ikat pinggang warna hitam berlogo tunas kelapa Penegak
4) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkauskaki hitam

Putri :
1) Seragam pramuka warna coklat
2) Rok panjang putih rempel sebatas mata kaki
3) Ikat pinggang warna hitam berlogo tunas kelapa Penegak
4) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkauskaki hitam
5) Bagi yang mengenakan jilbab, berwarna putih. Bagi yang tidak
berjilbab, rambut diikat rapi

Jumat
Putra :
1) Pakaian muslim ( baju koko putih )
2) Nonmuslim baju putih lengan panjang
3) panjang warna abu- abu sampai mata kaki dan bagian bawah tidak
mengecil
4) Ikat pinggang warna hitam berlogo OSIS SLTA
5) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkauskaki putih

Putri :
1) Pakaian muslimah ( berjilbab )
2) Non Muslim baju putih lengan panjang
3) Rok panjang warna abu-abu rempel sebatas mata kaki
4) Ikat pinggang warna hitam berlogo OSIS SLTA
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 73
5) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkaus kaki putih
6) Bagi yang meengenakan jilbab, berwarna putih
7) Bagi yang tidak berjilbab, rambut diikat rapi
8) Membuat identitas nama dibordir pada baju seragam, praktik, batik,
baju koko (berwarna putih) dan kaus olahraga sebelah kanan dengan
ukuran 11.5 cm x 2 cm
9) Khusus untuk hari Senin dan Selasa membuat nametag nama sebelah
kanan dengan ukuran 11.5 cm x 2 cm dan bendera merah putih 2 x 3
cm sebelah kiri
10) Pakaian olahraga dan praktik digunakan pada waktu mengikuti
pelajaran tersebut , berangkat dari rumah memakai seragam sekolah
sesuai ketentuan.
11) Putri menggunakan celana panjang/training spack pada pelajaran
olahraga dan praktik sesuai ketentuan.

b) RAMBUT, KUKU, TATO, TINDIK, DAN MAKE UP


Umum
Setiap peserta didik dilarang :
 Berkuku panjang dan atau dicat
 Mewarnai rambut alaminya
 Bertato
 Tidak menggunakan aksesoris yang berlebihan
Khusus peserta didik putra
 Berambut cepak ( depan 3 cm , tengah 2 cm , 1cm bawah /
belakang / samping)
 Rambut tidak berkucir, tidak punk,cambang tidak panjang
 Tidak mengenakan aksesoris kecuali untuk kesehatan.
 Tidak bertindik dan bertato
Khusus peserta didik putri
 Tidak berhias/ make up secara berlebihan
 Tidak bertindik kecuali di telinga ( satu lubang ).
 Rambut panjang, dikuncir rapi

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 74


c) DI DALAM DAN DI LUAR LINGKUNGAN SEKOLAH
1) Setelah tanda masuk berbunyi , setiap peserta didik harus segera masuk
kelas masing-masing.
2) Peserta didik harus mengikuti pelajaran dari jam pertama hingga jam
terakhir dengan tertib, tenang dan bersikap sopan/ hormat kepada guru.
3) Ketua kelas/pengurus kelas bertanggung jawab atas ketertiban kelas,
pengisian buku kemajuan kelas, buku absensi peserta didik, memimpin
doa sebelum dan sesudah pelajaran
4) Apabila di dalam kelas belum ada guru yang mengajar, ketua kelas
harus lapor pada piket untuk meminta tugas. Peserta didik wajib
mengerjakan tugas yang diberikan, belajar mandiri dengan tenang, dan
tidak mengganggu kelas lain. Ketua kelas wajib menyerahkan
pekerjaan peserta didik kepada guru piket.
5) Pada waktu istirahat semua peserta didik harus berada di luar kelas dan
tidak makan serta minum didalam kelas.
6) Semua peserta didik harus melaksanakan tugas piketnya untuk menjaga
kebersihan kelas / bengkel yang ditempati pada lingkungannya
7) Pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, peserta didik harus
mematikan handphone dan alat sejenisnya kecuali seizin guru yang
mengajar.
8) Peserta didik yang tidak dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar di
kelas karena alasan tugas yang diberikan sekolah, maka harus
dibuatkan surat tugas dari sekolah yang diketahui oleh wali kelas
9) Peserta didik harus menjaga barang pribadinya masing-masing. Jika
terjadi kehilangan menjadi tanggung jawab sendiri.

d) UPACARA
1) Setiap peserta didik wajib mengikuti upacara bendera dengan tertib dan
khidmat yang diselenggarakan tiap hari Senin dan hari-hari besar
nasional
2) Petugas upacara PASKIBRA SMK Nurtanio 1

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 75


3) Ketua kelas/ pengurus kelas wajib menyiapkan kelasnya untuk
mengikuti dan atau menjadi petugas paduan suara pada saat upacara
bendera.
4) Setiap peserta didik harus mengikuti upacara dengan khidmat
5) Setiap peserta didik wajib mengenakan pakaian lengkap pada saat
upacara bendera

e) KESADARAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA


SEKOLAH
1) Peserta didik wajib memelihara sarana prasarana sekolah , dan
menggunakan sebagaimana mestinya.
2) Penggunaan alat-alat bengkel / kelas / laboratorium, LCD, Televisi,
Kamera ,Komputer, Ipad dan alat-alat elektronika lainya harus seijin
dan sepengetahuan guru atau petugas penanggung jawab.
3) Setiap peserta didik harus hemat air, listrik dan lainnya.

f) KEBERSIHAN, KEDISIPLINAN, DAN KETERTIBAN


1) Setiap peserta didik wajib membuang sampah pada tempat sampah
yang telah disediakan.
2) Setiap peserta didik wajib menjaga ketenangan suasana belajar baik di
kelas, perpustakaan, laboratorium, ruang praktik, maupun di
lingkungan sekolah pada umumnya.
3) Setiap peserta didik wajib mengikuti jadwal, pelajaran, remedial/
pengayaan, ekstrakurikuler, penggunaan dan peminjaman buku
perpustakaan, penggunaan ruang praktik / laboratorium dan yang
lainnya sesuai ketetapan sekolah.
4) Setiap peserta didik wajib menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
oleh guru/ sekolah dengan baik dan penuh tanggung jawab.

g) SOPAN SANTUN PERGAULAN

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 76


1) Berperilaku senyum, salam, sapa, sopan dan santun terhadap
masyarakat sekolah.
2) Menggunakan bahasa yang santun pada saat bertutur kata.
3) Saling menghormati, menghargai pendapat orang lain dan tidak
membeda-bedakan SARA dalam berteman.
4) Berani menyampaikan sesuatu pendapat secara sopan,santun,jujur dan
bertanggung jawab.
5) Berani mengakui kesalahan yang telah dilakukan dan meminta maaf
baik secara lisan dan atau tertulis atas kesalahan yang dilakukannya.

h) LARANGAN – LARANGAN
1) Membawa alat / benda apa pun yang membahayakan dan tidak ada
hubungannya dengan pelajaran sekolah.
2) Merokok, minum minuman keras, dan narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya ( NAPZA ).
3) Membentuk organisasi selain OSIS dan mengikuti / melaksanakan
kegiatan yang bertentangan dengan kebijakan pemerintah.
4) Berkelahi di sekolah maupun di luar sekolah secara perorangan
maupun secara masal atau keroyokan.
5) Pelecehan, perundungan/bullying, dan kekerasan.
6) Membawa teman luar sekolah tanpa seizin guru piket.
7) Membawa, membaca, menonton, mengedarkan film pornoaksi,
pornografi, dan lain-lain yang bertentangan dengan kesusilaan.
8) Memakai topi ( bukan topi sekolah ), jaket , aksesoris, dan kalung di
lingkungan sekolah.
9) Gaduh dilingkungan sekolah atau perbuatan-perbuatan yang
diperkirakan mengganggu kelancaran kegiatan belajar mengajar
( KBM ).
10) Meninggalkan sekolah sebelum waktunya, kecuali sudah diizinkan oleh
petugas piket.
11) Menentang perintah guru, kepala sekolah, orang tua atau petugas
sekolah.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 77


12) Melakukan tindakan kriminalitas yang tidak sesuai dengan norma-
norma.
13) Memakai atribut sekolah lain.
14) Membuang ludah di dalam kelas.
15) Tindakan radikalisme dan vandalisme.

i) PELANGGARAN, SANKSI, DAN PENGHARGAAN


1) Peserta didik yang melakukan pelanggaran tata tertib dan tata krama
akan menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
2) Peserta didik yang mendapatkan prestasi akademik maupun
nonakademik akan menerima penghargaan sesuai dengan hasil yang
diperoleh.
j) SANKSI
1) Dicatat pada buku khusus, diberi skor poin, dibimbing dan dibina.
2) Membuat dan menandatangani surat pernyataan dan surat perjanjian.
3) Dikembalikan kepada orang tua.
k) TAHAPAN PEMBINAAN BERDASARKAN ANGKA POIN
1) Panggilan I terhadap orang tua, jika siswa mencapai angka poin
komulatif pelanggaran 25 ( peringatan I / P 1 ) oleh wali kelas.
2) Panggilan II terhadap orang tua, jika siswa mencapai angka poin
komulatif pelanggaran 50 ( peringatan II / P 2 ) oleh wali kelas dan
ketua program.
3) Panggilan III terhadap orang tua, jika siswa mencapai angka poin
komulatif pelanggaran 75 ( peringatan III / P 3 ) oleh wali kelas, ketua
program, dan wakil kesiswaan.
4) Panggilan IV terhadap orang tua, jika siswa mencapai angka poin
komulatif pelanggaran 100 sekaligus menyerahkan siswa kepada orang
tua atau wali murid.
5) Setiap proses panggilan orang tua atau wali murid didampingi BK dan
dibuat bukti fisik pernyataan pengakuan pelanggaran.

l) TAMBAHAN

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 78


1) Tata tertib dan tata krama ini bersifat mengikat sejak peserta didik
berangkat dari rumah ke sekolah / industri sampai di rumah kembali
2) Pemberian sanksi terhadap peserta didik yang terlibat tindak pidana
kriminalitas atau tindakan luar biasa lainya ditentukan oleh tim tata
tertib sekolah, wali kelas, BK, ketua program, Kepala Sekolah, dan
atau instansi terkait (alih tangan kasus).
3) Kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik di dalam maupun di luar
sekolah harus mendapat izin dari orang tua dan pihak sekolah.
4) Tata tertib dan tata krama yang belum tercantum akan diputuskan lebih
lanjut melalui rapat pengurus MPK, OSIS, Tim Tata Tertib Sekolah,
Dewan Guru, Kepala Sekolah, dan atau Komite Sekolah.
5) Peserta didik yang tinggal kelas direkomendasikan untuk pindah
sekolah
6) Apabila terjadi kecelakaan di lapangan olahraga / bengkel pada jam
pelajaran, sekolah hanya sebatas memberikan pertolongan pertama.
Selanjutnya, menjadi tanggung jawab orang tua peserta didik.
7) Kehilangan barang milik pribadi di lingkungan sekolah pada jam
belajar menjadi tanggung jawab peserta didik kecuali dititipkan kepada
guru, petugas piket atau satuan pengamanan (satpam).

m) PENUTUP
Tata tertib dan tata krama ini berlaku sejak ditetapkan dan akan dievaluasi
setiap tahun pelajaran.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 79


Tabel 8. TABULASI PELANGGARAN DAN POIN

A ASPEK KEDISIPLINAN POIN


1 Memicu perkelahian antarteman sekolah, dengan sekolah lain, dan kelompok 100
masyarakat
2 Minum-minuman keras atau mabuk yang disebabkan oleh benda cair, padat, 100
serbuk, ataupun gas
3 Bertindik atau bertato 100
4 Terlibat demonstrasi yang bersifat destruktif dan anarkis di sekolah maupun di 100
luar sekolah
5 Memalak , mencuri, berjudi, menipu 100
6 Melakukan tindakan asusila / pergaulan bebas, pelecehan seksual 100
dilingkungan sekolah / diluar sekolah
7 Melakukan pornoaksi dan pornografi 100
8 Membawa , menggunakan, mengedarkan NAPZA 100
9 Menyuruh, menggunakan senjata tajam / tumpul, senjata api, bahan peledak / 100
gas tanpa seijin pihak berwajib
10 Terlibat kriminalitas 100
11 Terbukti melawan / mengancam masyarakat sekolah 100
12 Membawa senjata tajam / tumpul, senjata api, bahan peledak / gas tanpa seijin 85
pihak berwajib dan tidak berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar
13 Membawa / mengedarkan buku, gambar, CD , flashdisk porno dan sejenisnya 75
14 Terbukti secara terpaksa (dibawah ancaman) menjadi partisipan dalam aksi 75
tindak kekerasan
15 Memukul, mendorong, menjambak, menggigit, menendang, mencubit, 50
mencakar, mengunci seseorang dalam ruangan
16 Buang air kecil tidak pada tempatnya 50
17 Pencemaran nama baik (mempermalukan, merendahkan, memaki, memanggil 50
nama panggilan yang merendahkan) teman, guru, masyarakat, dan sekolah
baik melalui media cetak atau elektronik / maya
18 Menghadang, melempar angkutan umum 50

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 80


19 Memalsukan tanda tangan guru 40
20 Tidak melaksanakan tugas yang diberikan oleh sekolah 30
21 Menggunakan kendaraan bermotor ke sekolah yang berkenalpot yang tidak 30
sesuai dengan standar dari pabrik dan tanpa plat nomor sesuai ketentuan pihak
yang berwajib.
22 Merusak barang / kendaraan orang lain 30
23 Merusak sarana prasarana dan lingkungan sekolah 30
24 Kabur pada saat proses belajar dan mengajar 30
25 Membawa / mengisap / mengedarkan rokok dan mendapatkan sanksi 25
tambahan (dicukur bagi putra dan membersihkan ruang selama satu minggu
bagi putri)
Tidak menyampaikan amanat sekolah pada orang tua / berbohong 25
26 Menggunakan HP saat KBM tanpa seijin guru yang mengajar 20
27 Membawa / menggunakan atribut lain tanpa seizin sekolah 15
28 Membawa orang luar tanpa izin petugas piket / satpam 15
29 Berbicara tidak sopan 15
30 Nongkrong terlalu lama di halte bus saat menunggu kendaraan 15
31 Menggunakan laptop pada saat belajar yang tidak ada kaitannya dengan 15
pelajaran berlangsung
32 Berdiri di atas kursi dan duduk di meja 10
33 Tidak taat perintah guru 10
34 Tidak ikut upacara pada peringaran hari besar tanpa keterangan 10
35 Berkeliaran pada saat jam pelajaran atau pergantian jam pelajaran tanpa izin 10
B ASPEK KERAJINAN POIN
1 Tidak mengikuti KBM dengan baik ( misalnya : membaca majalah / komik, 15
tidur, mengerjakan tugas lain) pada saat KBM berlangsung
2 Tidak mengikuti kegiatan hari-hari besar dan keagamaan 10
3 Tidak masuk ekstrakurikuler wajib (pramuka) tanpa keterangan 8
4 Tidak masuk tanpa keterangan 8
5 Terlambat datang ke sekolah 5
6 Terlambat masuk kelas/ bengkel / laboratorium/ lapangan olahraga / upacara 5
7 Tidak mengerjakan PR / tugas dari guru 5
C ASPEK KERAPIAN POIN

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 81


1 Membuat, mengedarkan, menjual, memakai topi, kaos / jaket atau atribut 50
lainya yang berlogo, bergambar atau bertuliskan yang mempunyai konotasi
negatif terhadap nama baik sekolah.
2 Merias wajah / make up yang berlebihan 30
3 Mencorat-coret di tempat yang tidak semestinya 20
4 Membuang sampah tidak pada tempatnya 10
5 Berpakaian tidak semestinya / kurang rapi 10
6 Tidak berpakaian sekolah/ olahraga/ praktik sesuai ketentuan 10
7 Mengikuti mode yang tidak pada tempatnya (rambut dicat, gondrong) 10
8 Memakai kalung / asesoris dan sejenisnya bagi siswa (putra) 10
9 Memakai kalung / asesoris dan sejenisnya yang berlebihan bagi siswa (putri) 10
10 Tidak memakai atribut sekolah (OSIS, bendera, name tag, ikat pinggang, kaos 10
kaki) serta topi saat upacara
11 Memakai sepatu tidak sesuai dengan aturan sekolah (sepatu disita sebelah dan 10
akan dimusnahkan)

J. PENILAIAN dan KRITERIA KETUNTASAN BELAJAR MINIMAL(KBM)


1. PENILAIAN

a. KONSEP
1) Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik mengandung
makna pengukuran, penilaian dan evaluasi. Pengukuran adalah
kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu kriteria atau
ukuran. Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi/bukti,
menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-bukti hasil
pengukuran. Sedangkan Evaluasi adalah proses mengambil keputusan
berdasarkan hasil-hasil penilaian.
2) Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik dalam ranah
sikap (spiritual dan sosial), ranah pengetahuan, dan ranah keterampilan
yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah
proses pembelajaran suatu kompetensi muatan pembelajaran untuk
kurun tertentu.
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 82
3) Penilaian hasil belajar berperan membantu peserta didik mengetahui
capaian pembelajaran (learning outcomes), memperoleh informasi
tentang kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan belajar. Dalam
pendidikan berbasis standar (standard-based education), kurikulum
bebasis kompetensi (competency-based curriculum), dan pendekatan
belajar tuntas (mastery learning) penilaian proses dan hasil belajar
merupakan parameter tingkat pencapaian kompetensi minimal yang
menjadi batas ketuntasan belajar.
4) Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan
pemerintah.
5) Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan
informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam
ranah sikap spiritual dan sikap sosial, ranah pengetahuan, dan ranah
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama
dan setelah proses pembelajaran.
6) Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan
hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian oleh pendidik
digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik; bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses
pembelajaran.
7) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai
pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran.
Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran
tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi, dilakukan dalam bentuk ujian nasional.

b. DESKRIPSI
1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki tujuan untuk mengetahui
tingkat penguasaan kompetensi, menetapkan ketuntasan penguasaan
kompetensi, menetapkan program perbaikan atau pengayaan

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 83


berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi, dan memperbaiki proses
pembelajaran.
2) Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan dalam bentuk
penilaian otentik. Penilaian otentik merupakan pendekatan utama
dalam penilaian hasil belajar oleh pendidik. Penilaian otentikadalah
bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap,
menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari
pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya.
3) Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan acuan kriteria.
Acuan kriteria merupakan penilaian kemajuan peserta didik
dibandingkan dengan kriteria capaian kompetensi yang ditetapkan.
Bagi yang belum berhasil mencapai kriteria, diberi kesempatan
mengikuti pembelajaran remedial yang dilakukan setelah suatu
kegiatan penilaian baik secara individual, kelompok, maupun kelas.
Bagi peserta didik yang berhasil dapat diberikan program pengayaan
sesuai dengan waktu yang tersedia baik secara individual maupun
kelompok. Program pengayaan merupakan pendalaman atau perluasan
dari kompetensi yang dipelajari. Acuan Kriteria menggunakan modus
untuk sikap, rerata untuk pengetahuan, dan capaian optimum untuk
keterampilan.
4) Penilaian hasil belajar oleh pendidik untuk ranah sikap, ranah
pengetahuan, dan ranah keterampilan menggunakan skala penilaian.
5) Nilai Kuantitatif dengan Skala 1 – 100 digunakan untuk Nilai
6) Pengetahuan (KI 3) dan Nilai Keterampilan (KI 4).
7) Sedangkan nilai kualitatif digunakan untuk Nilai Sikap Spiritual (KI
1), Sikap Sosial (KI 2), dan Kegiatan Ekstra Kurikuler, dengan
kualifikasi SB (Sangat Baik), B(Baik), C (Cukup), dan K (Kurang).

Tabel 9 : Nilai Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap

NILAI PENGETAHUAN
PREDIKAT
PENGETAHUAN KETERAMPILAN SIKAP

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 84


SB 86 – 100 86 – 100 Sangat Baik

B 71 – 85 71 – 85 Baik

C 56 – 70 56 – 70 Cukup

K < 55 < 55 Kurang

c. TEKNIK PENILAIAN RANAH SIKAP


1) Penilaian ranah sikap bertujuan membentuk sikap dan karakter peserta
didik yang dilaksanakan selama kegiatan proses pembelajaran
berlangsung. Penilaian ranah sikap dilakukan melalui pengamatan,
menggunakan lembar pengamatan atau ceklis pengamatan yang
memuat aspek sikap yang diamati. Rincian aspek sikap yang diamati
merujuk pada KD dari KI-1 dan KI-2.
2) Penilaian sikap dilakukan sebagai upaya mengembangkan sikap sosial
dan sikap spiritual dalam rangka pengembangan nilai karakter
bangsa.Oleh karena itu, pengembangan rubrik penilaian sikap pada
seluruh mata pelajaran di satuan pendidikan fokus pada bagian dari
upaya pencapaian ranah sikap (spiritual dan sosial). Setiap satuan
pendidikan menyepakati dan menetapkan aspek dan rubrik penilaian
sikap yang akan digunakan oleh semua pendidik. Satuan pendidikan
dalam mengembangkan aspek dan rubrik penilaian sikap hendaknya
memperhatikan sikap yang dituntut berdasarkan KD dari KI-1 dan KI-
2. Bila dimungkinkan pada tingkat daerah (kabupaten atau kota)
dikembangkan aspek dan rubrik penilaian sikap yang digunakan oleh
seluruh satuan pendidikan.
3) Setiap pendidik memetakan aspek sikap yang
dikembangkan/ditekankan pada kegiatan pembelajarannya sesuai
dengan relevansi dan karakteristik, baik yang tersurat maupun yang
tersirat pada rumusan KI-3 dan KI-4, serta menggunakan rubrik
penilaian sikap yang disepakati pada satuan pendidikan
4) Untuk peserta didik yang bermasalah (belum menunjukkan sikap yang
diinginkan), terlebih dahulu dilakukan pembinaan selama proses

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 85


pembelajaran oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Frekuensi
perubahan sikap yang ditunjukkan oleh peserta didik selama kurun
waktu inilah yang disebut dengan modus. Nilai akhir yang dilaporkan
oleh pendidik kepada satuan pendidikan adalah nilai modus yang
diperoleh/nilai yang terbanyak muncul (Permendikbud Nomor 104
Tahun 2014 Pasal 6 ayat (3)).

Tabel 10. Teknik dan Instrumen Penilaian Sikap


Teknik
Bentuk Instrumen Keterangan
Penilaian
Daftar cek Dilakukan selama proses
Observasi
Skala penilaian sikap pembelajaran.
Daftar cek
Penilaian diri Dilakukan pada akhir semester.
Skala penilaian sikap
Dilakukan pada akhir semester,
Penilaian antar Daftar cek
setiap peserta didik dinilai oleh 3
peserta didik Skala penilaian sikap peserta didik lainnya.
Catatan pendidik tentang
sikap dan perilaku positif Berupa catatan guru tentang sikap
atau negatif, selama dan dan perilaku positif atau negatif
Jurnal
di luar proses peserta didik yang tidak berkaitan
pembelajaran mata dengan mata pelajaran.
pelajaran.

d. TEKNIK PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN


Penguasaan siswa pada ranah pengetahuan dapat diukur melalui tes tulis,
observasi dan penugasan, dikembangkan berdasarkan kompetensi yang
harus dicapai oleh peserta didik. Pendidik dapat memilih salah satu teknik
dan bentuk penilaian ranah pengetahuan yang paling sesuai dengan
karakteristik kompetensi dasar yang dinilai.
Nilai akhir pengetahuan diambil dari nilai rerata perolehan nilai ranah
pengetahuan Permendikbud no 104 Th. 2014 pasal 6 ayat 4.

Tabel 11. Teknik dan Instrumen Penilaian Pengetahuan


Teknik
Bentuk Instrumen
Penilaian
Tes tulis  Memilih jawaban (pilihan ganda, dua pilihan benar-salah, ya-
tidak), menjodohkan, sebab-akibat.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 86


 Mensuplai jawaban (isian atau melengkapi, jawaban singkat
atau pendek, uraian).
 Daftar cek observasi guru terhadap diskusi, tanya jawab dan
Observasi
percakapan.
 Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek
Penugasan yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan
karakteristik tugas.
e. TEKNIK PENILAIAN RANAH KETRAMPILAN
1) Penilaian keterampilan meliputi keterampilan abstrak dan keterampilan
konkret. Keterampilan abstrak cenderung pada keterampilan seperti
mengamati, menanya, mengolah, menalar, dan mengomunikasikan
yang lebih dominan pada kemampuan mental (berpikir). Sedangkan
untuk keterampilan kongkret cenderung pada kemampuan fisik seperti
menggunakan alat, mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta
dengan bantuan alat.

Tabel 12. Teknik dan Instrumen Penilaian Keterampilan

Teknik
Bentuk Instrumen Keterangan
Penilaian
Penilaian unjuk
 Daftar cek, dengan
kerja/kinerja/praktik disebut
menggunakan daftar cek,
juga penilaian tugas yang
peserta didik mendapat nilai
dilakukan dengan cara
bila kriteria penguasaan
mengamati kegiatan peserta
kompetensi tertentu dapat
didik dalam melakukan
diamati oleh penilai.
sesuatu.
Unjuk Penilaian ini cocok
kerja/kinerja/  Skala Penilaian (Rating Scale). digunakan untuk menilai
praktik Penilaian kinerja yang ketercapaian kompetensi
menggunakan skala penilaian yang menuntut peserta didik
memungkinkan penilai melakukan tugas tertentu.
memberi nilai tengah terhadap Penilaian Tugas adalah
penguasaan kompetensi penilaian atas proses dan
tertentu, karena pemberian nilai hasil pengerjaan tugas yang
secara kontinum dimana pilihan dilakukan langsung secara
kategori nilai lebih dari dua. individu atau kelompok.
Projek  Penilaian projek dilakukan Penilaian projek dapat
mulai dari perencanaan, digunakan untuk mengetahui
pelaksanaan, sampai pelaporan. pemahaman, mengaplikasi,
menyelidiki dan
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 87
Teknik
Bentuk Instrumen Keterangan
Penilaian
 Untuk menilai setiap tahap menginformasikan suatu hal
perlu disiapkan kriteria secara jelas.
penilaian atau rubrik. Penilaian projek dilakukan
mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, sampai
pelaporan.
 Daftar cek atau skala penilaian Penilaian produk menilai
(rubrik) kemampuan peserta didik
Produk
membuat produk-produk,
teknologi, dan seni.
 Daftar cek atau skala penilaian Penilaian portofolio pada
(rubrik) dasarnya menilai karya-
Portofolio karya peserta didik secara
individu pada satu periode
untuk suatu mata pelajaran.
 Tes tulis, daftar cek atau skala Penilaian tulis juga
penilaian (rubrik) digunakan untuk menilai
ranah keterampilan, seperti
Tulis
menulis karangan, menulis
laporan, dan menulis
surat,laporan keuangan, dsb.
2) Hasil penilaian setiap KD keterampilan dilaporkan dalam bentuk nilai
optimum (nilai tertinggi) dari indikator pencapaian kompetensi (IPK)
dengan catatan tidak ada IPK yang mendapat nilai di bawah batas
ketuntasan (2,67) atau kurang dari 3 bila menggunakan rentang 1-4.
Sedangkan Nilai akhir untuk ranah keterampilan yang dilaporkan
pendidik kepada satuan pendidikan diambil dari rerata nilai optimal
ranah keterampilan (Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 Pasal 6
ayat (5))
f. REMEDIAL DAN PENGAYAAN

Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar wajib mengikuti


kegiatan remedial pada semester berjalan hingga mencapai ketuntasan
belajar. Sedangkan bagi peserta didik yang telah mencapai ketuntasan
belajar dan memiliki kecepatan belajar diatas rata-rata yang telah
ditetapkan dapat diberikan pengayaan dan pendalaman materi.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 88


2. KRITERIA KETUNTASAN BELAJAR MINIMAL

Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal merupakan kriteria ketuntasan belajar


untuk setiap indikator dalam suatu kompetensi dasar yang ditentukan oleh
satuan pendidikan, berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk
masing-masing indikator kompetensi normatif dan adaptif adalah 75%.

a. KKBM KOMPETENSI NORMATIF DAN ADAPTIF


KKBM kompetensi normatif dan adaptif ditentukan dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik,
kompleksitas kompetensi dan kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran dengan rincian sebagai berikut:

1) Tingkat Kemampuan rata-rata peserta didik


 Rata-rata nilai 80 – 100, diberi skor 3
 Rata-rata nilai 60 - 79, diberi skor 2
 Rata-rata nilai < 60 , diberi skor 1
2) Tingkat kompleksitas/kesulitan kompetensi
 Kompleksitas/kesulitan rendah, diberi skor 3
 Kompleksitas/kesulitan sedang, diberi skor 2
 Kompleksitas/kesulitan tinggi, diberi skor 1
3) Sumber daya pendukung pembelajaran (SDM, alat dan bahan)
 Dukungan tinggi, diberi skor 3
 Dukungan sedang, diberi skor 2
 Dukungan rendah, diberi skor 1

b. KKBM PROGRAM PRODUKTIF


KKM program produktif mengacu kepada standar minimal penguasaan
kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang bersangkutan. Kriteria ideal
ketuntasan untuk masing-masing indikator pada KD program produktif
pada dasarnya adalah lulus/tidak lulus atau kompeten/tidak kompeten.
Peserta didik yang mencapai kompetensi minimal diberi skor 75 atau 7,5.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 89


Penentuan nilai ketuntasan belajar program produktif dapat dilakukan
melalui langkah-langkah sebagai berikut :

Tentukan proporsi pembobotan untuk pengetahuan, keterampilan dan


sikap sesuai dengan indikator/ kompetensi dasar/standar kompetensi
mengarah pada kebutuhan ranah taksonomi.
Tentukan batas kompeten untuk pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Batas kompeten adalah cerminan penguasaan indikator yang
dipersyaratkan pada setiap SK/KD/indikator yang merupakan kemampuan
minimal. Peserta didik dinyatakan kompeten jika memenuhi persyaratan
minimal berikut :
 Pengetahuan : sesuai dengan kisi-kisi soal teori.
 Keterampilan dan sikap : sesuai dengan indikator yang
dijabarkan menjadi aspek penilaian pada lembar observasi
(lihat lampiran RPP Perangkat Penilaian).
Menghitung perolehan nilai untuk setiap ranah dan menggabungkannya
sesuai dengan bobot yang telah ditentukan.
Peserta didik yang telah mencapai standar minimal sesuai dengan indikator
dinyatakan kompeten dan memperoleh nilai konversi 75. Gradasi nilai
hanya diberikan kepada peserta didik yang telah dinyatakan kompeten,
yang berarti nilai 75 telah dimiliki peserta didik. Jika peserta didik
memiliki performansi/unjuk kerja melebihi standar minimal yang
ditetapkan dalam aspek penilaian seperti : Lebih cepat, lebih presisi, lebih
indah, lebih kreatif, lebih bersih, dan lebih teliti, maka peserta didik dapat
memperoleh nilai lebih dari 75

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 90


Tabel 13. KKBM SMK Nurtanio 1 Tahun 2017-2018

Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik dan Teknik Tenaga


Listrik

KELAS

MATA PELAJARAN X XI XII

1 2 1 2 1 2

Kelompok A (Wajib)

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 78 78 79 79 80 80

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 78 78 79 79 80 80

3 Bahasa Indonesia 75 75 75 75 75 75

4 Matematika 75 75 75 75 75 75

5 Sejarah Indonesia 78 78 79 79 80 80

6 Bahasa Inggris 75 75 75 75 75 75

Kelompok B (Wajib)

7 Seni Budaya 78 78 79 79 80 80

8 Prakarya dan Kewirausahaan 79 79 80 80

9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 78 78 79 79 80 80

Kelompok C (Kejuruan)

C1. Dasar Bidang Keahlian

10 Fisika 78 78 79 79 - -
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 91
KELAS

MATA PELAJARAN X XI XII

1 2 1 2 1 2

11 Kimia 78 78 79 79 - -

12 Simulasi dan Komunikasi Digital 80 80 - -

C2. Dasar Program Keahlian

Teknik Instalasi Tenaga Listrik

13 Gambar Teknik Listrik 78 78 - - - -

14 Dasar Listrik dan Elektronika 78 78 - - - -

15 Pekerjaan Dasar Elektromekanik 78 78 - - - -

Teknik Tenaga Listrik

13 Dasar dan Pengukuran Listrik 78 78 - - - -

14 Pekerjaan Dasar Elektromekanik 78 78 - - - -

15 Gambar Listrik 78 78 - - - -

C3. Paket Keahlian

Teknik Instalasi Tenaga Listrik

16 - - 78 78 79 79
Instalasi Penerangan Listrik

17 - - 78 78 79 79
Instalasi Tenaga Listrik

18 - - 78 78 79 79
Instalasi Motor Listrik

K. PELAPORAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK


Konsep
1. Pengolahan hasil belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengetahui
tingkat pencapaian hasil belajar peserta didik dengan caramenghitung perolehan
nilai akhir, baik kompetensi sikap, pengetahuan, maupun keterampilan pada setiap

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 92


mata pelajaran, yang selanjutya digunakan untuk membuat laporan hasil belajar
untuk disampaikan kepada pihak-pihak terkait.
2. Pelaporan hasil belajar adalah bentuk laporan hasil pengolahan nilai proses dan
hasil belajar siswa pada kurun waktu tertentu yang dilakukan oleh pendidik, yang
selanjutnya digunakan oleh satuan pendidikan untuk mengisi rapor. Rapor adalah
laporan capaian hasil belajar siswa dalam bentuk angka dan deskripsi.

3. Pelaporan hasil ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan dalam bentuk
ijazah.

4. Ijazah adalah pengakuan terhadap prestasi dan penyelesaian belajar peserta didik
setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan terakreditasi.

5. Pelaporan hasil ujian nasional yang dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk
Sertifikat Hasil Ujian Nasional (SHUN).

6. Pelaporan hasil penilaian UUK dilakukan oleh satuan pendidikan terakreditasi


dalam bentuk paspor keterampilan sesuai dengan unit kompetensi yang telah
dicapai.
7. Paspor Keterampilan (Skill Passport) adalah dokumen rekaman pengakuan atas
kompetensi yang telah dicapai oleh peserta didik..Dokumen ini berisi tentang
kompetensi dasar-kompetensi dasar yang sudah dipelajari dan diujikan dan
keterangan lain yang diperlukan.
8. Pelaporan hasil penilaian UKK dilakukan oleh LSP-P1 atau satuan pendidikan
terakreditasi bersama DUDI dalam bentuk sertifikat kompetensi keahlian dengan
memperhatikan paspor keterampilan.

9. Pelaporan hasil penilaian Skema Sertifikasi Profesi dilakukan oleh satuan


pendidikan terakreditasi atau LSP-P1 dalam bentuk paspor keterampilan dan/atau
sertifikat kompetensi sesuai dengan unit kompetensi yang telah dicapai.

10. Pelaporan hasil penilaian RPL dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan
ketentuan dalam bentuk surat keterangan pengakuan kompetensi yang dimiliki
peserta didik.
Pelaporan hasil penilaian teaching factory atau technopark dilakukan oleh satuan
pendidikan dan/atau DUDI dalam bentuk paspor keterampilan atau sertifikat
kompetensi (teaching factory atau technopark).

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 93


L. PROSEDUR DAN KRITERIA KENAIKAN KELAS
Yang dimaksud dengan kenaikan kelas adalah pernyataan yang menegaskan
bahwa peserta didik telah kompeten dan berhak melanjutkan ke jenjang
kompetensi-kompetensi tahun selanjutnya. Pernyataan kompeten atau yang berarti
dapat melanjutkan, ditetapkan berdasarkan pertimbangan kinerja peserta didik
yang meliputi aspek :

1) Akademik : sesuai dengan KKM


2) Nonakademik :
 Kehadiran ≥ 80%
 Sikap/kepribadian minimal B
Syarat naik tingkat / mengikuti program semester tahun berikutnya
adalah ;

1) Kehadiran Komulatifnya minimal 80 %.


2) Minimal Tidak ada 6 SKS (± 3 mata pelajaran ) yang
sampai batas akhir tahun ajaran belum mencapai Ketuntasan Kompetensi
Minimal (KKM),
3) Nilai Mata pelajaran Pendidikan Agama dan Akhlak Mulia
minimal (7,0) BAIK
4) Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun
pelajaran

M. PROSEDUR DAN KRITERIA KELULUSAN


Yang dimaksud kelulusan menurut ketentuan PP Nomor 13 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Kedua atas PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
pendidikan Pasal 72 Ayat (1) adalah bahwa peserta didik dinyatakan lulus dari
satuan pendidikan dasar dan menengah setelah:
 menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
 memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran ;
 lulus ujian sekolah/madrasah ;
Kelulusan Peserta Didik dari satuan/program pendidikan ditetapkan oleh
satuan/program pendidikan yang bersangkutan.
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 94
N. PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Strategi Pembelajaran di SMK Nurtanio 1, agar berjalan efektif maka diterapkan


pola pendekatan pembelajaran sebagai berikut:

a. Pelaksanaan Pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran berpendekatan saintifik harus dapat dipadukan


secara sinkron dengan langkah-langkah kerja (syntax) model pembelajaran.
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk
mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip
reaksi dan sistem pendukung (Joice&Wells).

Tujuan penggunaan model pembelajaran sebagai strategi bagaimana belajar


yang membantu peserta didik mengembangkan dirinya baik berupa informasi,
gagasan, keterampilan nilai dan cara-cara berpikir dalam meningkatkan
kapasitas berpikir secara jernih, bijaksana dan membangun keterampilan sosial
serta komitmen (Joice & Wells).

Pada Kurikulum 2013 dikembangkan 3 (tiga) model pembelajaran utama yang


diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta
mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah: model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), model
Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning), dan model
Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning).
Tidak semua model pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/materi
pembelajaran. Model pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk
materi pembelajaran tertentu pula. Demikian sebaliknya mungkin materi
pembelajaran tertentu akan dapat berhasil maksimal jika menggunakan model
pembelajaran tertentu. Untuk itu guru harus menganalisis rumusan pernyataan
setiap KD, apakah cenderung pada pembelajaran penyingkapan
(Discovery/Inquiry Learning) atau pada pembelajaran hasil karya (Problem
Based Learning dan Project Based Learning).

Rambu-rambu penentuan model penyingkapan/penemuan:


Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 95
a. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah ke pencarian atau penemuan;

b. Pernyataan KD-3 lebih menitikberatkan pada pemahaman pengetahuan


faktual, konseptual, dan procedural; dan

c. Pernyataan KD-4 pada taksonomi mengolah dan menalar.

Rambu-rambu penemuan model hasil karya (Problem Based Learning dan


Project Based Learning):

a. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah pada hasil karya berbentuk jasa
atau produk;

b. Pernyataan KD-3 pada bentuk pengetahuan metakognitif;

c. Pernyataan KD-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, dan

d. Pernyataan KD-3 dan KD-4 yang memerlukan persyaratan penguasaan


pengetahuan konseptual dan prosedural.

Masing-masing model pembelajaran tersebut memiliki urutan langkah kerja


(syntax) tersendiri, yang dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Model Pembelajaran Penyingkapan (Penemuan dan


pencarian/penelitian)

Model Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan


hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu
kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu
terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk
menemukan beberapa konsep dan prinsip.

Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran,


prediksi, penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive
process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of
assimilating concepts and principles in the mind (Robert B. Sund
dalam Malik, 2001:219).

1) Sintaksis model Discovery Learning


Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 96
a) Pemberian rangsangan (Stimulation);
b) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
c) Pengumpulan data (Data Collection);
d) Pembuktian (Verification), dan
e) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).

2) Sintaksis model Inquiry Learning Terbimbing


Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam
proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting
waktu yang singkat (Joice &Wells, 2003).

Merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal


seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu
secara sistematis kritis dan logis sehingga mereka dapat merumuskan
sendiri temuannya.

Sintaksis/tahap model inkuiri meliputi:


a) Orientasi masalah;
b) Pengumpulan data dan verifikasi;
c) Pengumpulan data melalui eksperimen;
d) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
e) Analisis proses inkuiri.

b. Model Pembelajaran Hasil Karya Problem Based Learning (PBL)

Merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan


berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta
lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna,
relevan, dan kontekstual (Tan Onn Seng, 2000).

Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam


menerapkan konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata,
pengintegrasian konsep High Order Thinking Skills (HOTS),
keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri dan
keterampilan (Norman and Schmidt).
1) Sintaksis model Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam
Jamie Kirkley, 2003:3) terdiri atas:

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 97


a) Mengidentifikasi masalah;
b) Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menseleksi
informasi-informasi yang relevan;
c) Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif,
tukar-pikiran dan mengecek perbedaan pandang;
d) Melakukan tindakan strategis, dan
e) Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang
dilakukan.
2) Sintaksis model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting (David H.
Jonassen, 2011:93) terdiri atas:
a) Merumuskan uraian masalah;
b) Mengembangkan kemungkinan penyebab;
c) Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan
d) Mengevaluasi.
c. Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).
Pembelajaran otentik menggunakan proyek nyata dalam kehidupan
yang didasarkan pada motivasi yang tinggi, pertanyaan yang
menantang, tugas-tugas atau permasalahan untuk membentuk
penguasaan kompetensi yang dilakukan secara kerjasama dalam upaya
memecahkan masalah (Barel, 2000 and Baron 2011).
Tujuan PjBL adalah meningkatkan motivasi belajar, team work,
keterampilan kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik level
tinggi/taksonomi tingkat kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21
(Cole & Wasburn Moses, 2010).

Sintaksis/tahapan model pembelajaran Project Based Learning,


meliputi:
1) Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question);
2) Mendesain perencanaan proyek;
3) Menyusun jadwal (Create a Schedule);
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 98
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan projek (Monitor the
Students and the Progress of the Project);
5) Menguji hasil (Assess the Outcome), dan
6) Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience).

d. Pembelajaran Tuntas (mastery learning);


Pembelajaran tuntas merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
menekankan penguasaan materi (topik/kompetensi) yang dipersyaratkan
untuk tingkat kemampuan tertentu. Peserta didik boleh pindah pada materi
lain bila materi yang dipelajari sudah dikuasai secara tuntas, jika peserta
didik belum mencapai kriteria minimal kompeten, harus mengulangi
sampai berhasil.
Agar ketuntasan belajar mencapai 100 %, maka dilakukan program
remedial dan perbaikan secara terjadual dengan menyedia kan jam ke ; 9-
10 sebagai jam perbaikan dan pengayaan atau diwaktu/bulan yang lain
atas dasar kesepakatan bersama antara guru dan peserta didik.
e. Pembelajaran berbasis Produksi;
Pembelajaran berbasis produksi merupakan interaksi antara guru dan
peserta didik dari KBM yang mengacu pada proses produksi untuk
mencapai kompe tensi/sub kompetensi tertentu. Pendekatan pembelajaran
ini akan memiliki muatan ganda, yaitu ketrampilan dan menghasilkan
komoditi/jasa mupun produk. Ini yang diarahkan untuk mengisi
kebutuhan pasar dan penjual. Pendekatan ini menggabungkan tiga aspek
secara sistimatik dan sistimatis yaitu; Aspek pembelajaran dalam proses
pemelajaran di sekolah, Aspek ekonomi yang menca kup pengenalan
dunia bisnis berupa harga “delivery time”, efisiensi bahan, kepuasan
pelanggan, dsb.Aspek industri dalam bentuk penguasaan ketrampilan,
sikap dan sikap kerja industri yang terstandar.

f. Pembelajaran Mandiri;
KBM yang memposisikan peserta didik sebagai subyek yang mampu
mengelola proses pembelajaran secara swakelola (mandiri). Dalam
pembelajaran mandiri, peserta didik harus mampu menyiapkan,
mengorganisasikan, melaksana kan, mengendalikan dan menilai proses
dan hasil pembelajaran, dengan cirri sebagai berikut:

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 99


a) Guru memberikan asistensi jika diperlukan
b) Peserta didik lebih aktif dan dinamis
c) Kegiatan pemelajaran bersifat swakelola

g. Pembelajaran berbasis Kompetensi;


Interaksi antara guru dan peserta didik dalam KBM yang mengacu pada
penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan sikap secara utuh dan
menyuluruh. Untuk itu ditempuh program pemelajaran sebagai berikut :
Tabel 14. Program Pembelajaran
Tahun Waktu
No. Program Tempat Belajar
Ke Belajar

5 hari disekolah, 1 hari di


1. I Semua program 6 hari
masyarakat

5 hari disekolah, 1 hari


2. II Semua program 6 hari
melakukan replikasi kerja

5 hari disekolah, 1 hari di


3. III Semua program 6 hari
Institusi Pasangan

h. Pembelajaran berwawasan lingkungan;

Proses KBM yang memasukkan dasar-dasar pendidikan lingkungan


hidup secara terintegrasi dalam setiap materi pembelajaran.

i. Pembelajaran berbasis normative dan adaptif;


Pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses pembentukan
watak, sikap, kepribadian, ekonomi. Dengan pendekatan ini diharapkan
dapat menghasilkan tamatan yang memiliki norma-norma sebagai
makhluk sosial dan kematangan, serta memiliki potensi dalam
mengembangkan diri sesuai dengan tuntutan perkembangan
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 100
IPTEK/Global.Untuk itu dikembangkan Pendidikan Dakwah Sistem
Langsung.

j. Pembelajaran sepanjang hari;


Merupakan pendekatan KBM yang mengacu pada proses dan karakter
obyek yang dipelajari secara alamiah, cirinya antara lain ; Waktu
pembelajaran boleh jadi terjadwal dan tidak terjadwal, KBM di
laksanakan secara bersela sesuai dengan kebutuhan baik pada waktu
pagi atau siang, waktu pembelajaran khususnya praktik sangat
ditentukan oleh kebutuhan obyek yang dipelajari, dan waktu belajar
peserta didik tidak harus belajar selama 24 jam terus menerus.

Proses pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran berpendekatan


saintifik, meliputi lima langkah sebagai berikut:

1. Mengamati, yaitu kegiatan siswa untuk mengidentifikasi


melalui indera penglihat (membaca, menyimak), pembau, pendengar,
pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu objek dengan
ataupun tanpa alat bantu. Alternatif kegiatan mengamati antara lain
observasi lingkungan, mengamati gambar, video, tabel dan grafik data,
menganalisis peta, membaca berbagai informasi yang tersedia di media
masa dan internet maupun sumber lain. Bentuk hasil belajar dari
kegiatan mengamati adalah siswa dapat mengidentifikasi masalah.

2. Menanya, yaitu kegiatan siswa untuk mengungkapkan apa


yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu objek,
peristiwa, suatu proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, siswa
membuat pertanyaan secara individu atau kelompok tentang apa yang
belum diketahuinya. Siswa dapat mengajukan pertanyaan kepada guru,
nara sumber, siswa lainnya dan atau kepada diri sendiri dengan
bimbingan guru hingga siswa dapat mandiri dan menjadi kebiasaan.
Pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tulisan serta harus dapat
membangkitkan motivasi siswa untuk tetap aktif dan gembira.
Bentuknya dapat berupa kalimat pertanyaan dan kalimat hipotesis.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 101


Hasil belajar dari kegiatan menanya adalah siswa dapat merumuskan
masalah dan merumuskan hipotesis.

3. Mengumpulkan data, yaitu kegiatan siswa untuk mencari


informasi sebagai bahan untuk dianalisis dan disimpulkan. Kegiatan
mengumpulkan data dapat dilakukan dengan cara membaca buku,
mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, uji coba
(eksperimen), wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Hasil
belajar dari kegiatan mengumpulkan data adalah siswa dapat menguji
hipotesis.

4. Mengasosiasi, yaitu kegiatan siswa mengolah data dalam


bentuk serangkaian aktivitas fisik dan pikiran dengan bantuan peralatan
tertentu. Bentuk kegiatan mengolah data antara lain melakukan
klasifikasi, pengurutan (sorting), menghitung, membagi, dan menyusun
data dalam bentuk yang lebih informatif, serta menentukan sumber data
sehingga lebih bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data
misalnya membuat tabel, grafik, bagan, peta konsep, menghitung, dan
pemodelan. Selanjutnya siswa menganalisis data untuk
membandingkan ataupun menentukan hubungan antara data yang telah
diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik simpulan dan
atau ditemukannya prinsip dan konsep penting yang bermakna dalam
menambah skema kognitif, meluaskan pengalaman, dan wawasan
pengetahuannya. Hasil belajar dari kegiatan menalar/mengasosiasi
adalah siswa dapat menyimpulkan hasil kajian dari hipotesis.

5. Mengomunikasikan yaitu kegiatan siswa mendeskripsikan dan


menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan dan mengolah data, serta mengasosiasi yang ditujukan
kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk
diagram, bagan, gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat
teknologi sederhana dan atau teknologi informasi dan komunikasi.
Hasil belajar dari kegiatan mengomunikasikan adalah siswa dapat
memformulasikan dan mempertanggungjawabkan pembuktian
hipotesis.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 102


O. TEMPAT PEMBELAJARAN

Susunan Kurikulum SMK Nurtanio 1 terdiri dari program normatif, adaptif,


produktif , program pengembangan diri dan muatan lokal dengan pengembangan.
Kompetensi lulusannya sesuai dengan standar kompetensi lulusan masing-masing
program keahlian yang mengacu pada standar kompetensi nasional (SKN) dan
level-level kopetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum SMK Nurtanio 1 .

Masa pendidikan di SMK Nurtanio 1 untuk program reguler adalah 3 tahun


dan dapat diperpanjang menjadi 4 tahun, sedang untuk program akselarasi dapat
kurang dari 3 tahun. Pengurangan waktu dan perpanjangan masa pendidikan
tersebut berdasarkan atas tuntutan pencapaian standar kompetesi dan kompetensi
dasar yang harus dikuasai pada satu program keahlian.

Alokasi waktu belajar berkisar antara 1044 jam pelajaran untuk selama waktu
pendidikan. Durasi pembelajaran 45 menit per jam pelajaran dan praktik kerja
industri dilaksanakan selama 4 sampai 12 bulan dengan menggunakan alokasi
waktu pembelajaran program produktif.

Pola penyelenggaraan pembelajaran dilaksanakan secara terpadu melalui pola


pendidikan sistem ganda dengan pengaturan sebagai berikut ;
a) Pemb
elajaran di sekolah
Melakukan pembelajaran prograan normatif, adaptif dan produktif, untuk
pembelajaran produktif ditekankan pada penguasaan dasar-dasar keahlian serta
penguasaan alat dan teknik bekerja yang tepat, bila memungkinkan dapat
melibatkan unsur industri dalam proses pembelajarannya. Disamping itu
dikembangkan kelas wirausaha dan pengelolaan Unit Produksi.
b) Pemb
elajaran di Industri / dunia kerja
Kegiatan pelatihan di industri / dunia usaha dilaksanakan sesuai program
bersama yang telah disepakati dan dilengkapi dengan jurnal kegiatan, daftar
kemajuan pelatihan, perangkat monitoring dan asuraansi kecelakaan kerja.
Untuk pelaksanaannya dilakukan langkah-langkah berikut ;

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 103


1) Pengkondisian Prakerin;
Sebelum peserta didik melaksanakan praktik industri, peserta didik
melaksanakan praktik disekolah dan atau sekolah mendatangkan guru
tamu dari industri atau dunia usaha.
2) Pemprograman Bersama;
Program Prakerin dibuat bersama antara sekolah (PKS Bidang
PSG/Humas) dengan DU/DI agar apa yang akan dikerjakan peserta didik
selama praktek industri bisa diketahui bersama.
3) Guru Tamu;
Sekolah secara priodik mendatangkan guru tamu yang akan memberi
informasi tentang dunia industri untuk menambah wawasan peserta didik.

4) Orientasi Kerja;
Sekolah memberi tugas kepada peserta didik tingkat I pada setiap liburan
untuk mengikuti kegiatan kerja yang dilakukan oleh ORTU/lingkungan
yang ada dimasyarakat dan penulisan Laporan Hasil Praktek Orientasi
Kerja yang dilakukan selama liburan akhir semester gasal/genap.
5) Replikasi Industri;
Untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dikalangan peserta didik dan
mempersiapkan peserta didik memiliki ketrampilan dalam memasuki
kehidupan, sekolah mengadakan program replikasi bekerjasama dengan
Perusaahaan sebagai suplay produk dan jasa.

P. PROGRAM PEMINATAN/PENJURUSAN

1. KONSEP PEMINATAN

Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi


pilihan minat, bakat, dan/atau kemampuan peserta didik dengan orientasi
pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran atau muatan
kejuruan. Peminatan akademik adalah program kurikuler yang disediakan
untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat, dan/atau kemampuan akademik
peserta didik dengan orientasi penguasaan kelompok mata pelajaran keilmuan.
Peminatan kejuruan adalah program kurikuler yang disediakan untuk

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 104


mengakomodasi pilihan minat, bakat, dan/atau kemampuan vokasional peserta
didik dengan orientasi penguasan kelompok mata pelajaran kejuruan.

Lintas minat adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi


perluasan pilihan minat, bakat, dan/atau kemampuan akademik atau
vokasional peserta didik dengan orientasi penguasaan kelompok mata
pelajaran keilmuan atau vokasional di luar pilihan minat.

Pendalaman minat adalah program kurikuler yang disediakan untuk


mengakomodasi pendalaman pilihan minat akademik atau vokasional peserta
didik dengan orientasi pendalaman kelompok mata pelajaran keilmuan atau
vokasional dalam lingkup pilihan minat (Permendikbud No. 64 Th. 2014,
Pasal 1).

2. TUJUAN

Peminatan pada SMK/MAK dimaksudkan untuk memberikan kesempatan


kepada peserta didik untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan minat, bakat, dan/atau kemampuan dalam bidang
Kejuruan, program Kejuruan, dan paket Kejuruan (Permendikbud Nomor 64
Tahun 2014, Pasal 2 ayat (2)).

3. DESKRIPSI

a) Peminatan pada SMK/MAK dilaksanakan mengacu pada Spektrum


Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pendidikan Menengah (SK Dirjen Dikmen Nomor
7013/D/KP/2013). Spektrum Keahlian mencakup: Bidang Keahlian,
Program Keahlian, dan Paket Keahlian. Bidang Keahlian merupakan
pengelompokan sejumlah Program Keahlian yang memiliki karakteristik
Keahlian serumpun. Program Keahlian merupakan bagian dari Bidang
Keahlian dalam bentuk satu atau lebih Paket Keahlian serumpun. Paket
Keahlian merupakan kemasan keahlian spesifik dalam lingkup Program
Keahlian (Permendikbud No. 64 Tahun 2014, Pasal 8).

b) Peminatan Bidang Keahlian SMK Nurtanio 1 terdiri atas:


Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 105
 Teknologi dan Rekayasa,
 Teknologi Informasi dan Komunikasi,
c) Mata pelajaran peminatan kejuruan Kelompok C merupakan program
kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan/atau kemampuan
dalam Bidang Keahlian, Program Keahlian, dan Paket Keahlian
(Permendikbud No. 60 Tahun 2014, pasal 3 ayat (4)).

d) Setiap Peminatan Bidang Keahlian berisi kelompok mata pelajaran Dasar


Bidang Keahlian (C1), sebagai contoh: Fisika, Kimia, dan Gambar Teknik
untuk Peminatan Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa (Permendikbud
No. 64 Tahun 2014, Pasal 9).

e) Setiap Program Keahlian berisi kelompok mata pelajaran Dasar Program


Keahlian (C2). Setiap Paket Keahlian berisi kelompok mata pelajaran Paket
Keahlian (C3). Mata pelajaran Dasar Program Keahlian dan mata pelajaran
Paket Keahlian ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Menengah.
Setiap peserta didik dapat memilih mata pelajaran lintas Paket Keahlian
(Permendikbud No. 64 Tahun 2014, Pasal 10).

f) Struktur kurikulum SMK/MAK memperkenankan peserta didik melakukan


pilihan dalam bentuk pilihan peminatan dan pilihan mata pelajaran lintas
minat dan/atau pendalaman minat. Mata pelajaran lintas minat dan/atau
pendalaman minat diambil sesuai dengan beban belajar minimal yang
diperlukan (Permendikbud No. 60 Tahun 2014 Lampiran I Bagian III B3).

4. Proses Pemilihan Peminatan

Pemilihan peminatan pada SMK/MAK dilakukan untuk:


 Program Keahlian;
 Paket Keahlian, dan
 Lintas Minat dan Pendalaman Minat.
Pelaksanaan proses pemilihan peminatan ini dilakukan dalam dua tahapan,
yaitu pada saat peserta didik mendaftar dan setelah menyelesaikan proses
pembelajaran kelas X (akhir smester 2).
5. Pemilihan Peminatan Program Keahlian

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 106


Pemilihan peminatan Program Keahlian dilakukan peserta didik pada saat
mendaftar, didasarkan atas:
1) nilai Rapor SMP/MTs atau yang sederajat;
2) nilai Ujian Nasional SMP/MTs atau yang sederajat, dan
3) rekomendasi guru Bimbingan dan Konseling/Konselor di SMP/MTs atau
yang sederajat

Diagram 1. Mekanisme Pemilihan Peminatan Program Keahlian


(Peserta Didik Baru)

Saran Orangtua
Calon Siswa Minat Siswa
Pilihan Program Nilai rapor SMP
Keahlian Nilai UN SMP
Rekomendasi guru BK SMP
2. Datang ke
Sekolah

3. Mengambil dan
mengisi formulir
pendaftaran

4. Mendaftar dan
Mengembalikan
formulir

Tabel 15.

KETERANGAN DIAGRAM ALIR KODE


Calon peserta didik didampingi/bersama orangtua menggali informasi
secara detail tentang peminatan program kejuruan yang tersedia, dan
prosedur peminatan (tata cara, kuota, syarat pendaftaran, dll.) di
sekolah yang akan dituju.
1
Calon peserta didik mempersiapkan salinan rapor.
Calon peserta didik meminta rekomendasi dari guru BK, mengenai
minat yang sesuai.
Calon peserta didik, membawa keseluruhan berkas dokumen yang
2
sudah disiapkan ke sekolah tujuan.
Calon peserta didik, mengambil formulir peminatan belajar di ruang 3
yang disediakan sekolah. Pengisian formulir dapat dilakukan di rumah

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 107


dan dilakukan pencermatan secara teliti.
Calon peserta didik mendaftar dan menyerahkan formulir yang telah
diisi lengkap serta berkas dokumen yang dipersyaratkan di ruang 4
pengembalian formulir di sekolah

Setelah calon peserta didik mengembalikan formulir Pendaftaran - serta


seluruh dokumen yang dipersyaratkan, selanjutnya tim Penerimaan Peserta
Didik Baru (PPDB) melakukan seleksi lanjutan sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan oleh sekolah yang bersangkutan.
Diagram 2. Mekanisme Penerimaan Peserta Didik Baru
1. Formulir Pendaftaran
dan dokumen siswa

Seleksi Wawancar
2. Seleksi Administrasi Seleksi a 0lehGuru
fisik tim PPDB Akademik oleh
tim PPDB BK

3.
Penetapan
Penerimaan

Y/T

5. Lapor
4. Pengumuman Diri/Daftar ulang

6. Menetapkan
dan
melaksanakan
MOS/OSPEK

7. Proses Pembelajaran

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 108


Tabel 16

KETERANGAN DIAGRAM ALIR KODE


Formulir dan persyaratan pendaftaran yang sudah dikembalikan
1
oleh calon peserta didik dicek kelengkapannya oleh tim PPDB.
Tim melakukan seleksi sesuai dengan proseur yang ditetapkan. 2
Penetapan penerimaan dan pengumuman. 3, 4
Calon peserta didik yang diterima melakukan lapor diri/
pendaftaran ulang, dan yang tidak diterima kembali ke orang tua 5
masing-masing.
Penetapan jadwal pelaksanaan program pengenalan kampus. 6
Pelaksanaan proses pembelajaran. 7
6. Pemilihan Peminatan Paket Keahlian

Pemilihan peminatan Paket Keahlian dilakukan peserta didik pada akhir


semester 2 (dua) Kelas X, didasarkan atas:
1) Nilai Rapor semester 1 (satu) dan semester 2 (dua) Kelas X, dan
2) Rekomendasi guru Bimbingan dan Konseling/Konselor.
(Permendikbud No. 64 Tahun 2014, Pasal 11).

Apabila dalam Program Keahlian yang ada memiliki lebih dari satu Paket
Keahlian, peserta didik diberikan kesempatan untuk mengubah Paket
Keahlian pilihannya ketika mendaftar dengan memenuhi ketentuan di atas.
Untuk memperkuat pilihan Paket Keahlian, sebaiknya meminta pendapat
dari kepala Progam Keahlian.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 109


Diagram 3. Peminatan Paket Keahlian

Peserta Didik Nilai rapor kls X


Rekomendasi guru BK
Paket Keahlian Saran Kaprog. Keahlian
Awal

Prog. Keahlian Tidak


(Siswa)

Paket Keahlian 1 Ya/


Tidak
Ya berubah
Paket Keahlian 2

Paket Keahlian n

7. Lintas Minat dan Pendalaman Minat

Pilihan lintas minat atau pendalaman minat di SMK/MAK dapat dilakukan


sesuai dengan sumber daya pendidikan. Lintas minat dapat dilakukan pada
Program Keahlian dan Paket Keahlian. Pilihan lintas minat Program Keahlian
dapat dilakukan dengan mengambil mata pelajaran di luar Program Keahlian
yang sudah dipilih, dalam Bidang Keahlian yang sama. Pilihan lintas minat
Program Keahlian dilaksanakan di Kelas X dengan beban paling banyak 4 jam
pelajaran per minggu.

Pilihan lintas minat Paket Keahlian dapat dilakukan dengan mengambil mata
pelajaran di luar Paket Keahlian yang sudah dipilih, dalam Program Keahlian
yang sama. Pilihan lintas minat Paket Keahlian dilaksanakan di Kelas XI dan
Kelas XII dengan beban paling banyak 4 jam pelajaran per minggu.

Beban belajar per minggu jika mengambil mata pelajaran lintas minat Program
Keahlian atau Paket Keahlian adalah jam wajib (48 jp) ditambah jam lintas
minat (4 jp), sehingga menjadi 52 jp per minggu.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 110


Diagram 4. Pilihan Lintas Minat Kelas X

BIDANG KEAHLIAN

Program Keahlian I
(Siswa) Prog. Keahlian II
Mapel: 1. …..
2.
Pilihan Lintas Minat (4 jp/mg)
…..
3.
…..
4..
….
Diagram 5. Pilihan Lintas Minat Kelas XI
n…….
PROGRAM

Paket Keahlian A
Paket Keahlian B
(Siswa)
Mapel: 1. …..
2.
Pilihan Lintas Minat (4 jp/mg)
…..
3.
…..
4. .
….
Mata pelajaran lintas minat yang diambil oleh peserta didikn.pada kelas X, kelas
…..
XI, dan kelas XII masing-masing sejumlah satu atau lebih mata pelajaran sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.

Pilihan pendalaman minat dapat dilakukan dengan memperdalam mata pelajaran


pada Paket Keahlian yang sudah dipilih. Mata pelajaran pendalaman minat yang
diambil oleh peserta didik pada kelas XII sejumlah satu atau lebih mata pelajaran
sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Pendalaman minat pada SMK
diselenggarakan oleh satuan pendidikan melalui kerja sama dengan dunia usaha
dan dunia industri atau perguruan tinggi (untuk lebih jelasnya tentang lintas minat
atau pendalaman minat ini dapat ditelaah lebih lanjut pada Permendikbud Nomor
64 Tahun 2014, Pasal 12).

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 111


Pendalaman minat dapat dilakukan dalam program praktik kerja lapangan, yang
sudah dirancang khusus untuk program pendalaman minat.Program pendalaman
minat pada praktik kerja lapangan dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar
peminatannya (Paket Keahlian) dan sebaiknya dirancang sebagai program
sertifikasi yang keberhasilannya ditandai dengan pemberian sertifikat dari industri
yang kredibel atau asosiasi profesi.

Diagram 6. Pendalaman Minat Kelas XII

Disesuaikan dengan
tugas jabatan yang
disertifikasi

Program Pendalaman
Tugas/pekerjaan 1
Paket Prog. Ya
Tugas/pekerjaan 2 Du/Di Pendalaman
Tidak Sertifikasi
Keahlian Tuntas
Tugas/pekerjaan 3
Tidak

Tugas/pekerjaan 4 Surat
Keterangan
…………………………

Tugas/pekerjaan n
Peserta didik SMA/MA dan SMK/MAK pada dasarnya dapat pindah antara
kelompok peminatan akademik ke kelompok peminatan kejuruan atau sebaliknya,
paling lambat pada akhir semester 1 (satu). Perpindahan kelompok peminatan
akademik ke kelompok peminatan kejuruan atau sebaliknya didasarkan pada hasil
pembelajaran pada semester berjalan dan rekomendasi guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor. Peserta didik yang pindah ke kelompok peminatan kejuruan
atau sebaliknya harus mengikuti program matrikulasi pada peminatan yang dipilih
(Permendikbud No. 64 Tahun 2014, Pasal 13).

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 112


Q. PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP

1. PENGERTIAN

Pendidikan kecakapan hidup pada dasarnya merupakan suatu upaya pendidikan


untuk meningkatkan kecakapan hidup setiap warga negara. Pengertian kecakapan
hidup adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk berani menghadapi
problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian
secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi, sehingga akhirnya
mampu mengatasinya.
Secara operasional, program kecakapan hidup dalam pendidikan non formal
dipilih menjadi empat jensi yaitu :
1. Kecakapan pribadi (personal skill), yang mencakup kecakapan mengenal diri
sendiri, kecakapan berpikir rasional, dan percaya diri.
2. Kecakapan sosial (social skill), seperti kecakapan melakukan kerjasama,
bertenggang rasa, dan tanggung jawab sosial.
3. Kecakapan akademik (academic skill), seperti kecakapan dalam berfikir secara
ilmiah, melakukan penelitian, dan percobaan-percobaan dengan pendekatan
ilmiah.
4. Kecakapan vokasional (vocational skill) adalah kecakapan yang dikaitkan
dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat. Seperti di bidang
jasa (perbengkelan, jahit menjahit), dan produksi barang tertentu (peternakan,
pertanian, perkebunan).
Keempat jenis kecakapan hidup di atas, dilandasi oleh kecakapan spritual, yakni;
keimanan, ketakwaan, moral, etika dan budi pekerti yang luhur sebagai salah satu
pengamalan dari sila pertama Pancasila. Dengan demikian, pendidikan kecakapan
hidup diarahkan pada pembentuka manusia yang berakhlak mulia, cerdas,
terampil, sehat, mandiri serta memiliki produktivitas dan etos kerja yang tinggi.
Penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup pada satuan dan program
pendidikan nonformal, utamanya dalam rangka pengentasan kemiskinan dan
penanggulangan pengangguran lebih ditekankan pada upaya pembelajaran yang
dapat memberikan penghasilan (learning and earning).
Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup dengan pendekatan
"broad based education (BBE)" pada jalur pendidikan non formal (Malik Fadjar,
2001), ditandai oleh:

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 113


a. Kemampuan membaca dan menulis secara fungsional, baik dalam bahasa
Indonesia maupun salah satu bahasa asing (inggris, arab, mandarin,
jepang, dan lainnya).
b. Kemampuan merumuskan dan memecahkan masalah yang dihadapi
melalui proses pembelajaran berpikir kritis dan ilmiah, penelitian,
penemuan dan penciptaan.
c. Kemampuan menghitung dengan atau tanpa bantuan teknologi guna
mendukung kedua kemampuan tersebut di atas.
d. Kemampuan memanfaatkan keanekaragaman teknologi diberbagai
lapangang kehidupan (pertanian, perikanan, peternakan, kerajinan,
kerumahtangga, kesehatan, komunikasi informasi, manufaktur dan
industri, perdagangan, kesenian, dan olahraga).
e. Kemampuan mengelola sumber daya alam, sosial, budaya dan lingkungan
f. Kemampuan bekerja dalam tim baik dalam sektor formal maupun
informal.
g. Kemampuan memahami diri sendiri, orang lain dan lingkungannya.
h. Kemampuan berusaha secara terus menerus dan menjadi manusia belajar
dan pembelajar
i. Kemampuan mengintegrasikan pendidikan dan pembelajaran dengan etika
sosio-religius bangsa berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

Muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum adalah: pendidikan agama,
pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga,
keterampilan/kejuruan, pembiasaan dan muatan lokal. Masing-masing muatan
memiliki tujuan pendidikan yang berbeda dan peluang untuk memasukkan
kecakapan hidup secara terintegratif seperti berikut :

a. Pendidikan agama    Membentuk peserta didik menjadi manusia yang


beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME               
b. Pendidikan Kewargane-garaan    Membentuk peserta didik menjadi warga
negara yang memiliki wawasan dan rasa kebersamaan, cinta tanah air,
serta bersikap dan berperilaku demokratis               
c. Bahasa    Membentuk peserta didik mampu berkomunikasi secara efektif
dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun
tulisan    
d. Matematika    Mengembangkan logika dan kemampuan berpikir peserta
didik               
e. Ilmu Pengetahuan Alam    Mengembangkan pengetahuan, dan kemampuan
analisis peserta didik terhadap lingkungan alam dan sekitarnya   
f. Ilmu Pengetahuan Sosial    Mengembangkan pengetahuan, pemahaman,
dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial
masyarakat   

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 114


g. Seni dan Budaya    Membentuk karakter peserta didik menjadi manusia
yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya               
h. Pendidikan Jasmani dan Olahraga    Membentuk karakter peserta didik
agar sehat jasmani dan rohani, serta menumbuhkan rasa sportivitas               
i. Keterampilan/Bahasa Asing/TIK    Membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki keterampilan               
j. Muatan Lokal    Membentuk pemahaman terhadap potensi sesuai dengan
ciri khas di daerah tempat tinggalnya                
k. Pengembangan Diri    Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
minat, dan bakat   
          
2. PENDIDIKAN KARAKTER BUDAYA BANGSA

a. Pengertian
 Menurut Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa “pendidikan merupakan
daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin,
karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Jadi sedah jelas, bahwa
pendidikan merupakan kunci utama untuk menumbuhkembangkan
karakter bangsa menjadi baik.
 Menurut Suyanto (2009) : Pendidikan karakter adalah cara berfikir dan
berprilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja
sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun Negara.
 Menurut Kertajaya (2010) : Pendidikan karakter adalah ciri khas yang
dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan
mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan
“mesin” yang mendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap,
berucap, dan merespon sesuatu.

b. Tujuan
 Mengembangkan potensi hati nurani peserta didik sebagai manusia dan
warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa
 Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan
sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius
 Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan
 Menanamkan jiwa keteladanan, kepemimpinan dan tanggung jawab
peserta didik sebagai generasi penerus bangsa
 Mengembangkan lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar yang
aman, jujur, penuh kreativitas, persahabatan serta dengan rasa kebangsaan
yang tinggi

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 115


c. Nilai Inti dan 18 Nilai Pendidikan Karakter
 Agama: artinya masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama,
sehingga nilai-nilai karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan
kaidah yang berasal dari agama
 Pancasila: artinya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi
nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi,
kemasyarakatan, budaya dan seni
 Budaya: artinya nilai-nilai komunikasi antar masyarakat mengharuskan
budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan karakter bangsa

Ada 18 nilai-nilai pendidikan karakter, yaitu :

1. Religius : Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran


agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,
dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
3. Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin : Indakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
6. Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis : Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan : Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air : Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
12. Menghargai Prestasi : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 116


13. Bersahabat/Komunikatif : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui,
serta menghormati keberhasilan orang lain.
14. Cinta Damai : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
15. Gemar Membaca : Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan
upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.
Dibutuhkan penguatan yang bisa secara terencana dan tersistem dengan
baik dalam mengajarkan mengenai nilai-nilai pendidikan karakter . Di sinilah
pendidikan berperan penting dalam penguatan karakter bangsa indonesia. Bangsa
indonesia telah memiliki karakter yang bernilai luhur dan diwariskan secara turun-
temurun. Akan tetapi pewarisan dengan cara yang konservatif saja tidaklah cukup.
Perlu dilakukan pewarisan dan pembentukan karakter bangsa yang bisa mencetak
generasi penerus berkarakter dan bermartabat dan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Oleh sebab itulah dilakukan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai
pendidikan karakter.

Pendidikan karakter ini sendiri menurut desain induk pendidikan karakter


yang diterbitkan oleh kemendiknas pada tahun 2010, merupakan pendidikan yang
berfokus pada “moral absolute”. Pendidikan karakter menekankan pada suatu nilai
moral yang universal yang bisa diterima baik oleh berbagai kalangan di seluruh
kelompok sosial. Pendidikan karakter berfokus bukan lagi pada sesuatu yang salah
dan benar saja tapi sudah pada tingkat baik dan buruk hal yang diajarkan. Tujuan
dari pendidikan karakter ini ialah mencetak Individu yang berkarakter. Individu
baru bisa dikatakan berkarakter apabila dirinya sudah mampu melaksanakan
segala keputusan yang diambilnya dengan pertimbangan moral.

SISWA SISWI BERKARAKTER

Seperti diterangkan di atas bahwa dalam diri siswa siswi SMK Nurtanio
1terdapat perasaan, pikiran dan perilaku, sama halnya dalam desain induk milik
kemendiknas ini yang menyebutkan ciri Individu yang berkarakter ialah :

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 117


 Moral Knowing, Ialah memahami dan mengetahui hal yang baik dan
buruk sesuai dengan kaidah moral. Penerapan dari hal ini ialah memahami
bahaya narkoba bagi generasi muda dan mengerti dampak korupsi bagi
negara. Individu yang bermoral akan memahami dengan baik konsekuensi
dari contoh kedua kasus tadi bagi dirinya, keluarga, dan lingkungannya.
 Moral Feeling, atau disebut juga “loving the good”, yakni menyukai hal-
hal yang bersifat baik dan cenderung menarik diri menuju kebaikan.
Semisal memiliki keinginan kuat untuk mempelajari cara melestarikan
budaya lokal ditengah gempuran invasi budaya asing atau semisal
memiliki perasaan ingin senantiasa menaati peraturan yang berlaku karena
dirinya takut bila peraturan tidak ditaati dengan baik maka akan timbul
bahaya akibat jika tidak ada keadilan di masyarakat.
 Moral Action, Pada tahap ini perasaan dan pikiran yang baik akan
mewujudkan perilaku yang baik di dalam diri individu. Ketika menangkap
realita yang ada individu akan bergerak dan memberikan respons yang
baik terhadap permasalahan yang ada. Ini terjadi semisal pada individu
yang tidak hanya menyadari kemajemukan di lingkungan sosialnya tapi
juga mengupayakan cara merawat kemajemukan  bangsa indonesia.
Integrasi antara pikiran dan perasaan serta perilaku yang diwujudkan ini
bahkan tidak hanya berada pada tahap mengupayakan pemecahan masalah,
Individu dengan moral action juga akan memikirkan dengan matang
berbagai potensi faktor penyebab konflik sosial dan cara penyelesaiannya.

PELAKSANAAN

Realisasi Pendidikan Karakter :

Secara umum untuk mewujudkan pendidikan karakter bangsa dapat dilakukan


melalui pendidikan formal, non formal, dan informal yang saling melengkapi dan
mempercayai dan diatur dalam peraturan dan undang-undang. Pendidikan formal
dilaksanakan secara berjenjang dan pendidikan tersebut mencakup pada
pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, evokasi keagamaan dan khusus.
Dalam pelaksanaan pendidikan karakter bangsa dapat dilakukan melalui jenjang
pendidikan yang diimplementasikan pada kurikulum di tingkat satuan pendidikan
yang memuat pelajaran normatif, adaptif, produktif, muatan lokal, dan
pengembangan diri. Pendidikan karakter bangsa di sekolah yang
diimplementasikan pada pendidikan pengembangan diri antara lain; melalui
kegiatan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, semisal : pengurus OSIS, Pramuka,
PMR, PKS, KIR, Olahraga, Seni, Keagamaan dan lainnya. Dengan kegiatan

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 118


ekstrakurikuler ini sangat menyentuh, mudah dipahami, dan dilakukan siswa
sebagai bagian penyaluran minat dan dilakukan siswa sebagai bagian penyaluran
minat dan bakat yang dapat dikembangkan sebagai perwujudan pendidikan
karakter bangsa.

TERINTEGRASI DALAM SELURUH MATA PELAJARAN

Yang dimaksud dengan pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam proses 


pembelajaran adalah penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam
pembelajaran sehingga hasilnya diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-
nilai, terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan
ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik
yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada
dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai
kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk
menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi
nilai-nilai kewirausahaan dan menjadikannya perilaku. Langkah ini dilakukan
dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran di
seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah. Langkah pengintegrasian ini bisa
dilakukan pada saat menyampaikan materi, melalui metode pembelajaran maupun
melalui sistem penilaian.

Dalam pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan ada banyak nilai yang dapat


ditanamkan pada peserta didik. Apabila semua nilai-nilai kewirausahaan tersebut
harus ditanamkan dengan intensitas yang sama pada semua mata pelajaran, maka
penanaman nilai tersebut menjadi sangat berat. Oleh karena itu penanaman nilai
nilai kewirausahaan dilakukan secara bertahap dengan cara memilih sejumlah
nilai pokok sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya. Selanjutnya
nilai-nilai pokok tersebut diintegrasikan pada semua mata pelajaran. Dengan
demikian setiap mata pelajaran memfokuskan pada penanaman nilai-nilai pokok
tertentu yang paling dekat dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan.
Nilai-nilai pokok kewirausahaan yang diintegrasikan ke semua mata pelajaran
pada langkah awal ada Enam nilai pokok : mandiri, kreatif pengambil resiko,
kepemimpinan, orientasi pada tindakan dan kerja keras.

Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mata pelajaran dilaksanakan mulai


dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata
pelajaran. Pada tahap perencanaan, silabus dan RPP dirancang agar muatan
maupun kegiatan pembelajarannya memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-
nilai kewirausahaan. Cara menyusun silabus yang terintegrsi nilai-nilai
kewirausahaan dilakukan dengan mengadaptasi silabus yang telah ada dengan
menambahkan satu kolom dalam silabus untuk mewadahi nilai-nilai
kewirausahaan yang akan diintegrasikan. Sedangkan cara menyususn RPP yang

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 119


terintegrasi dengan nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi
RPP yang sudah ada dengan menambahkan pana materi, langkah-langkah
pembelajaran atau penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan.

Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan


kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-
nilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan
yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan
pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri.
Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan
berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai
kewirausahaan.

Integrasi Nilai Nilai Kewirausahaan :

 Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan dalam silabus dan RPP dapat


dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
 Mengkaji SK dan KD untuk menentukan apakah nilai-nilai kewirausahaan
sudah tercakup didalamnya.
 Mencantumkan nilai-nilai kewirausahaan yang sudah tercantum di dalam
SKdan KD kedalam silabus.
 Mengembangkan langkah pembelajaran peserta didik aktif yang
memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan integrasi
nilai dan menunjukkannya dalam perilaku.
 Memasukan langkah pembelajaran aktif yang terintegrasi nilai-nilai
kewirausahaan ke dalam RPP.

TERPADU DALAM KEGIATAN EKTRAKURIKULER

Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan
pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan
dan berkewenangan di sekolah/madrasah. Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 120


berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya
kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri,
keluarga dan masyarakat. Misi ekstra kurikuler adalah :
1) Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka;
2) Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik
mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau
kelompok.

TERINTEGRASI MELALUI PENGEMBANGAN DIRI

Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai


bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri
merupakan upaya pembentukan karakter termasuk karakter wirausaha dan
kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling
berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan
pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler.

Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan pengembangan 


kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan
kondisi sekolah/madrasah.

Pengembangan diri secara khusus bertujuan menunjang pendidikan peserta didik


dalam mengembangkan: bakat, minat, kreativitas, kompetensi, dan kebiasaan
dalam kehidupan, kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan sosial,
kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan pemecahan
masalah, dan kemandirian. Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan
tidak terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti
oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan
tidak terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga
kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua peserta didik. Dalam
program pengembangan diri, perencanaan dan pelaksanaan pendidikan
kewirausahaan dapat dilakukan melalui pengintegrasian kedalam kegiatan sehari-
hari sekolah misalnya kegiatan ‘business day’ (bazar, karya peserta didik, dll)

3. PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN EKONOMI KREATIF


Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh
(holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan
sebagai wirausaha. Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan dapat
diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 121


sekolah. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah,
guru, tenaga kependidikan (konselor), peserta didik secara bersama-sama sebagai
suatu  komunitas pendidikan. Pendidikan kewirausahaan diterapkan ke dalam
kurikulum dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang
dapat merealisasikan pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan peserta didik
dalam kehidupan sehari-hari.  Dalam hal ini, program pendidikan kewirausahaan
di sekolah dapat diinternalisasikan melalui berbagai aspek.

TERINTEGRASI DALAM SELURUH MATA PELAJARAN

Yang dimaksud dengan pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam proses 


pembelajaran adalah penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam
pembelajaran sehingga hasilnya diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-
nilai, terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan
ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik
yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada
dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai
kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk
menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi
nilai-nilai kewirausahaan dan menjadikannya perilaku. Langkah ini dilakukan
dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran di
seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah. Langkah pengintegrasian ini bisa
dilakukan pada saat menyampaikan materi, melalui metode pembelajaran maupun
melalui sistem penilaian.
Dalam pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan ada banyak nilai yang dapat
ditanamkan pada peserta didik. Apabila semua nilai-nilai kewirausahaan tersebut
harus ditanamkan dengan intensitas yang sama pada semua mata pelajaran, maka
penanaman nilai tersebut menjadi sangat berat. Oleh karena itu penanaman nilai
nilai kewirausahaan dilakukan secara bertahap dengan cara memilih sejumlah
nilai pokok sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya. Selanjutnya
nilai-nilai pokok tersebut diintegrasikan pada semua mata pelajaran. Dengan
demikian setiap mata pelajaran memfokuskan pada penanaman nilai-nilai pokok
tertentu yang paling dekat dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan.
Nilai-nilai pokok kewirausahaan yang diintegrasikan ke semua mata pelajaran
pada langkah awal ada Enam nilai pokok : mandiri, kreatif pengambil resiko,
kepemimpinan, orientasi pada tindakan dan kerja keras.

Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mata pelajaran dilaksanakan mulai


dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata
pelajaran. Pada tahap perencanaan, silabus dan RPP dirancang agar muatan
maupun kegiatan pembelajarannya memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-
nilai kewirausahaan. Cara menyusun silabus yang terintegrsi nilai-nilai

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 122


kewirausahaan dilakukan dengan mengadaptasi silabus yang telah ada dengan
menambahkan satu kolom dalam silabus untuk mewadahi nilai-nilai
kewirausahaan yang akan diintegrasikan. Sedangkan cara menyususn RPP yang
terintegrasi dengan nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi
RPP yang sudah ada dengan menambahkan pana materi, langkah-langkah
pembelajaran atau penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan.
Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan
kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-
nilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan
yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan
pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri.
Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan
berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai
kewirausahaan.

Integrasi Nilai Nilai Kewirausahaan :


Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan dalam silabus dan RPP dapat dilakukan
melalui langkah-langkah berikut:
Mengkaji SK dan KD untuk menentukan apakah nilai-nilai kewirausahaan sudah
tercakup didalamnya.
Mencantumkan nilai-nilai kewirausahaan yang sudah tercantum di dalam SKdan
KD kedalam silabus.
Mengembangkan langkah pembelajaran peserta didik aktif yang memungkinkan
peserta didik memiliki kesempatan melakukan integrasi nilai dan
menunjukkannya dalam perilaku.
Memasukan langkah pembelajaran aktif yang terintegrasi nilai-nilai
kewirausahaan ke dalam RPP.

TERPADU DALAM KEGIATAN EKTRAKURIKULER


Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan
pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan
dan berkewenangan di sekolah/madrasah. Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah
berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya
kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri,
keluarga dan masyarakat. Misi ekstra kurikuler adalah (1) menyediakan sejumlah
kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, dan minat mereka; (2) menyelenggarakan kegiatan yang memberikan
kesempatan peserta didik mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan
mandiri dan atau kelompok.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 123


TERINTEGRASI MELALUI PENGEMBANGAN DIRI
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai
bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri
merupakan upaya pembentukan karakter termasuk karakter wirausaha dan
kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling
berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan
pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler.
Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan pengembangan 
kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan
kondisi sekolah/madrasah.
Pengembangan diri secara khusus bertujuan menunjang pendidikan peserta didik
dalam mengembangkan: bakat, minat, kreativitas, kompetensi, dan kebiasaan
dalam kehidupan, kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan sosial,
kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan pemecahan
masalah, dan kemandirian. Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan
tidak terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti
oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan
tidak terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga
kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua peserta didik. Dalam
program pengembangan diri, perencanaan dan pelaksanaan pendidikan
kewirausahaan dapat dilakukan melalui pengintegrasian kedalam kegiatan sehari-
hari sekolah misalnya kegiatan ‘business day’ (bazar, karya peserta didik, dll)

PERUBAHAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


ENTREPRENEURSHIP TEORI DAN PRAKTEK

Dengan cara ini, pembelajaran kewirausahaan diarahkan pada pencapaian tiga


kompetansi yang meliputi penanaman karakter wirausaha, pemahaman konsep
dan skill, dengan bobot yang lebih besar pada pencapaian kompetensi jiwa dan
skill dibandingkan dengan pemahaman konsep. Dalam struktur kurikulum SMA,
pada mata pelajaran ekonomi ada beberapa Kompetensi Dasar yang terkait
langsung dengan pengembangan pendidikan kewirausahaan. Mata pelajaran
tersebut merupakan mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan
nilai-nilai kewirausahaan, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik
peduli dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut. Salah satu contoh model
pembelajaran kewirausahaan yang mampu menumbuhkan karakter dan perilaku
wirausaha dapat dilakukan dengan cara mendirikan kantin kejujuran.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 124


4. PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN GLOBAL

PENGERTIAN
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan global dalam  aspek ekonomi, seni budaya,
SDM, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain ke
dalam kurikulum sekolah yang akhirnya bermanfaat bagi pengembangan
kompetensi peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk persaingan global.
Keunggulan lokal adalah hasil bumi, kreasi seni, tradisi, budaya, pelayanan, jasa,
sumber daya alam, sumber daya manusia atau lainnya yang menjadi keunggulan
suatu daerah.
Keunggulan yang dimiliki suatu daerah dapat lebih memberdayakan penduduknya
sehingga mampu meningkatkan pendapatan atau meningkatkan PAD (Pendapatan
Asli Daerah). Karena manfaat dan pendapatan yang diperoleh menjadikan
penduduk daerah tersebut berupaya untuk melindungi, melestarikan dan
meningkatkan kualitas keunggulan lokal yang dimiliki daerahnya sehingga
bermanfaat bagi penduduk  daerah setempat serta mampu mendorong persaingan
secara kompetitif pada tingkat nasional maupun global.

TUJUAN
Tujuan penyelenggaraan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah
agar siswa mengetahui keunggulan lokal daerah dimana dia tinggal, memahami
berbagai aspek yang berhubungan dengan keunggulan lokal daerah tersebut,
selanjutnya siswa mampu mengolah sumber daya, terlibat dalam pelayanan / jasa
atau kegiatan lain yang berkaitan dengan keunggulan lokal sehingga memperoleh
pendapatan dan melestarikan budaya / tradisi / sumber daya yang menjadi ungulan
daerah  serta  mampu bersaing secara nasional maupun global.
Supaya keunggulan yang dimiliki daerah dapat dipahami siswa dan keunggulan
daerah dapat menyejahterakan masyarakatnya diharapkan keunggulan daerah
dapat menjadi kebanggaan bagi masyarakat pada umumnya.
Sehingga masyarakat dapat menjaga kelestarian potensi daerahnya dan dapat
memanfaatkan potensi daerahnya sendiri dengan semaksimal mungkin, sehingga
bermanfaat bagi hidupnya, dan bagi masyarakat pada umumnya.

RUANG LINGKUP

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 125


Ruang lingkup penyelenggaraan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan
global :
1.  Lingkup situasi dan kondisi daerah adalah segala sesuatu yang terdapat di
daerah tersebut yang berkaitan dengan lingkungan alam, sosial, ekonomi, seni dan
budaya atau lainnya yang berupa  hasil bumi, tradisi, pelayanan/jasa, tenaga kerja
atau lainnya yang menjadi keunggulan suatu daerah.
2.   Lingkup keunggulan lokal dan global, adalah mencakup potensi keunggulan
lokal,
bagaimana mengelola, mengolah/mengemas, menggali, meningkatkan,
mengoptimalkan, mempromosikan, memasarkan atau proses lainnya yang mampu
menghasilkan nilai tambah bagi daerah sehingga dapat meningkatkan tarap
hidup /  kesejahteraan maupun Pendapatan Asli daerah  (PAD) dan mampu
bersaing secara global. Maka dipandang perlu Penyelenggaraan Pendidikan
berbasis keunggulan lokal dan global dikembangkan di smk Negeri 1 Jakarta.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan global dalam  aspek ekonomi, seni budaya,
SDM, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain ke
dalam kurikulum sekolah yang akhirnya bermanfaat bagi pengembangan
kompetensi peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk persaingan global.
Kurikulum keunggulan berbasis lokal yang dikembangkan di SMK Nurtanio 1
berupa solat Berjamaah di masjid sekolah Al Mujahidin dan Kultum setelah solat
Dhuhur. Sistem pembacaan / tilawah Alquran di awal pembelajaran dan hafalan
surat-surat pendek (juz Amma) pada setiap akhir semester dan bersertifikat bagi
yang lulus hafalan. Materi hafalan dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Kelas X, Materi Hafalan Juz Ama
Kelas XI, Materi Tajwid Surat Yaasiin
Kelas XII, Materi Makhroj Surat Yaasiin
Kurikulum keunggulan berbasis global yang dikembangkan di SMK Nurtanio 1
adalah kemampuan berbahasa Inggris dan penguasaan Teknologi Informasi.
Bentuk pembinaan keunggulan berbasis global berupa:
a. Kegiatan English Club
b. Kegiatan perakitan dan trouble shuting komputer
c. Desain Web

5. GERAKAN LITERASI SEKOLAH

KONSEP DAN TUJUAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS)

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 126


 Memahami bahwa literasi tidak hanya sekadar membaca dan menulis namun
mencakup keterampilan berfikir dengan menggunakan sumber-sumber
pengetahuan baik dalam bentuk cetak, visual, digital dan auditori.
 Tujuannya adalah menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik memlalui
pembudayaan ekosistem literasi SMK Nurtanio dengan memanfaatkan sumber
sumber literasi yang ada.

PRINSIP PRINSIP PELAKSANAAN GLS


 Perkembangan literasi berjalan sesuai tahapan yang bisa diprediksi
 Program literasi yang baik bersifat berimbang
 Program literasi berlangsung di semua kurikulum
 Tidak ada istilah terlalu banyak untuk membaca dan menulis yang
 bermakna
 Diskusi dan Bahasa lisan sangat penting
 Keberagaman perlu dirayakan di kelas dan sekolah

TAHAPAN PELAKSANAAN GLS


 Penumbuhan minat baca melalui kegiatan membaca 15 menit
 Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku
pengayaan
 Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran

PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI


Dilakukan secara berjenjang oleh semua pemangku kepentingan sesuai dengan
perannya, seperti Kemendikbud, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dan Satuan Pendidikan

PRAKTIK SISWA SMK Nurtanio 1


 Gerakan membaca buku 15 menit sebelum pelajaran jam pertama dimulai
 Menambah koleksi buku non mata pelajaran

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 127


 Mewajibkan setiap kelas untuk membuat pojok baca di ruang kelasnya
dengan menyediakan sendiri buku dan materi bacaan lain
 Peserta didik membuat resensi dari buku yang dibaca kemudian dibukukan
menjadi kumpulan buku hasil literasi sekolah

TINDAK LANJUT
 Konsisten melaksanakan gerakan membaca 15 menit sebelum jam pertama
pelajaran dimulai
 Akan menambah koleksi pustaka /buku baik fiksi dan non fiksi serta
materi bacaan lain yang dibutuhkan peserta didik

6. PENDIDIKAN ANTI BULLYING (ANTI KEKERASAN)

SMK Nurtanio 1 telah berusaha menciptakan lingkungan yang kondusif bebas


dari aksi-aksi tidak terpuji tersebut. Dan selain itu SMK Nurtanio 1 senantiasa
menegakkan tata tertib dan disiplin sekolah secara terus menerus . Sekolah juga
telah membuat tim pemantau bullying, tim sweeping siswa siswi di sepanjang ring
perjalanan kepulangan siswa sisw. Tim anti bullying sekolah telah
mengembangkan perlindungan total terhadap bullying, di mana siswa yang
dianggap lemah dapat terlindungi oleh ancaman-ancaman bullying dan bisa
belajar dengan nyaman.

PENGERTIAN BULLYING
School “bullying” adalah perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh
seorang/sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan terhadap siswa/siswi lain
yang lebih lemah dengan tujuan menyakiti orang tersebut (Riauskina, Djuwita,
dan Soesetio, 2005).

BENTUK PERILAKU BULLYING  

Kekerasan fisik (mendorong, menendang, memukul, menampar).


Kekerasan verbal (Misalnya panggilan yang bersifat mengejek atau
celaan).Kekerasan mental (mengancam, intimidasi, pemerasan,
pemalakan).Kekerasan sosial, misalnya menghasut dan mengucilkan.
AKIBAT KORBAN BULLYING

Menurut Ida dan Komang (2014), dalam penelitiannya, bahwa korban bullying
terjadi perubahan dalam tingkah laku seperti berikut :

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 128


Mengalami kesulitan dalam bergaul, Merasa takut datang ke sekolah sehingga
absensi mereka tinggi dan tertinggal pelajaran,
Mengalami kesulitan berkonsentrasi sehingga akan berdampak pada prestasi
belajarnya. Pertahanan tubuhnya rendah (Newman, 2004).

GEJALA SISWA YANG MENJADI KORBAN BULLYING

Menurut hasil penelitian Tisna, 2010 danTine, 2012


 Mengalami luka (berdarah, memar,goresan).
 Sakit kepala/sakit perut.
 Barang miliknya mengalamikerusakan.
 Tidak mau pergi ke sekolah,merubahrute pergi ke sekolah.
 Prestasi akademiknya menurun.
 Menarik diri dari pergaulan ataumerasa malu.
 Tidak mau berpartisipasi lagi dalamkegiatan yang biasanya disukainya.
 Gelisah, muram, dan menjadi agresifdengan melakukan bullying kepada
saudara kandung.
 Mengancam atau mencoba melakukan bunuh diri

METHODE PENCEGAHAN BULLYING

Usaha usaha pencegahan bullying yang dilakukan di SMK Nurtanio 1 antara


lain :
1) PENDEKATAN DENGAN PERILAKU DISIPLIN
 Guru memanggil siswa yang melakukan perilaku kekerasan
 Menjelaskan kepada siswa tentang perilaku kekerasan yang terjadi.
 Minta penjelasan dari siswa tersebut terhadap kejadian perilaku kekerasan
yang dilakukan.
 Jelaskan kepada siswa jika ada peraturan sekolah yang dapat memberikan
hukuman atau sanksi bagi pelaku perilaku kekerasan
 Berikan hukuman dan sanksi kepada pelaku kekerasan
 Motivasi agar tidak melakukan kembali perilaku kekerasan
 Berikan penekanan dengan ancaman hukuman yang lebih berat jika
perilaku kekerasan terjadi kembali di masa yang akan datang. 

2) MEMBENTENGI DIRI UNTUK DAPAT MELAWAN BULLYING


 Korban “bullying” diberi penguatan untuk dapat melawan dan
mempertahankan diri dengan berbagai macam aktifitas seperti bela diri.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 129


 Agar korban “bullying” mampu beradaptasi terhadap stressor yang
dialami, maka perlu dilakukan latihan “management stress” sehingga anak
memiliki kemampuan koping yang baik.

3) MEDIASI

Mediasi merupakan cara penyelesaian konflik yang terjadi antara siswa


dengan melibatkan guru sebagai mediator.
Mediasi dapat terjadi jika kedua pihak, pelaku dan korban sepakat untuk
mencari bantuan terhadap masalah yang mereka hadapi.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mediasi :

 Guru meminta penjelasan dari setiap siswa secara bergantian, tentang


kejadian  atau masalah yang terjadi.
 Siswa lain diminta mendengarkan tanpa memberikan pendapat,
memotong pembicaraan sampai siswa tersebut selesai menyampaikan
pendapatnya.
 Guru kemudian meminta saran tentang penyelesaian masalah kepada
setiap murid kemudian mencatatnya tanpa memberikan pendapat
terhadap saran yang disampaikan oleh setiap siswa.
 Saranyang disampaikan oleh setiap siswa dibuatkan daftar dan
didiskusikan dengan kedua siswa, memilih saran yang disepakati
bersama untuk mengatasi masalah yang ada.

4) RESTORASI PRAKTIS

Pendekatan ini mencoba memperbaiki hubungan yang tidak harmonis


antara pelaku dan korban, dengan saling memaafkan dan tindakan
kompensasi.
Kegiatan ini diterapkan dengan meningkatkan komunikasi dengan
melibatkan orang tua kedua belah pihak atau di kelas dengan teman mereka.

5) PEMBERIAN SUPORT (DUKUNGAN)

Ada 7 langkah dalam metoda ini yaitu :


 Wawancara terhadap korban untuk mengidentifikasi kejadian secara
detail, termasuk nama-nama pelaku yang melakukan perilaku kekerasan

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 130


atau yang menyaksikan perilaku kekerasan terjadi. Yakinkan kepada
korban bahwa tidak ada pelaku yang akan mendapatkan hukuman.
 Nama-nama yang teridentifikasi, dikumpulkan dalam sebuah group 6 – 8
orang.
 Kemudian diskusikan tentang perilaku kekerasan dan jelaskan situasi
yang dialami oleh korban tanpa menyebutkan secara spesifik identitas
korban atau waktu serta lokasi kejadian perilaku kekerasan
 Pastikan dan yakinkan bahwa tidak ada yang akan dihukum agar pelaku
mau terlibat dalam diskusi dan bertanggung jawab terhadap kejadian
yang terjadi.
 Tanyakan kepada setiap individu apa yang bisa dilakukan untuk dapat
membuat korban perilaku kekerasan menjadi lebih baik lagi.
 Ingatkan kepada peserta akan tanggung jawab yang harus dilakukan agar
korban menjadi lebih baik. Berikan penghargaan karna sudah mau
terlibat dalam diskusi dan membuat situasi menjadi lebih baik lagi.
Jelaskan bahwa pertemuan berikutnya akan dilakukan sesuai dengan
kesepakatan bersama untu mendiskusikan tindak lanjut.
 Seminggu kemudian, setiap siswa dari grup di wawancara secara
individu untuk mengidentifikasi perkembangan tanggungjawab yang
telah dilakukannya. Korban juga diwawancara untuk melihat perbaikan
situasi yang telah dilakukan oleh para pelaku.
 Selama metode ini diterapkan, penting untuk tidak menyalahkan salah
satu pihak atau individu.

6) MELAKUKAN SHARING (CURHAT DUA ARAH)

Langkah langkah melakukan sharing 2 arah seperti berikut :

 Mengidentifikasi dengan cara mengobservasi  dan wawancara siswa


yang dicurigai menjadi korban dan pelaku perilaku kekerasan.
 Motivasi siswa agar mau menjelaskan kejadian yang terjadi dan
yakinkan bahwa tidak ada satu pun yang akan mendapatkan hukuman
termasuk dengan menyebutkan pelaku kekerasan.
 Temui siswa yang dicurigai secara individual, jika respon siswa positif,
rencanakan untuk bertemu antaraa pelaku dan korban dalam sebuah
diskusi.
 Dalam pertemuan kedua belah pihak, cari solusi penyelesaian terhadap
masalah yang dihadapi.

a. PROGRAM PENCEGAHAN BULLYING DI SMK NURTANIO 1

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 131


Program anti “bullying di SMK Nurtanio 1 sebagai berikut :
Meskipun tidak ada peraturan yang mewajibkan sekolah harus memiliki kebijakan
program anti “bullying”, tapi dalam undang-undang perlindungan anak No.23
Tahun 2002 pasal 54 dinyatakan
"Anak wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru,
pengelola sekolah atau temannya di dalam sekolah yang bersangkutan, atau
lembaga pendidikan lainnya."
Dengan kata lain, siswa mempunyai hak untuk mendapat pendidikan dalam
lingkungan yang aman dan bebas dari rasa takut. Pengelola Sekolah dan pihak lain
yang bertanggung jawab dalam penyelengaraan pendidikan mempunyai tugas
untuk melindungi siswa dari intimidasi, penyerangan, kekerasan atau gangguan.

Di beberapa negara lain, disetiap sekolah dan perguruan tingginya diadakan


kebijakan program anti-”bullying”. Program tersebut melibatkan pihak sekolah,
konselor, orang tua dan siswa dengan memberikan penyuluhan tentang apa itu
perilaku “bullying” dan akibatnya serta bagaimana strategi pencegahan dan cara
menghadapi kejadian “bullying”(Craig, 2009).

Sekolah harus mampu membuat kebijakan atau menciptakan program “anti-


bullying” untuk mencegah terjadinya perilaku kekerasan di lingkungan sekolah.
Kebijakan atau program meliputi pencegahan dan intervensi terhadap perilaku
kekerasan. Seluruh komponen sekolah harus dilibatkan dalam membuat dan
menerapkan program anti-bullying.

1) LANGKAH LANGKAH

Langkah-langkah yang dilakukan Program anti-bullying di SMK Negeri 1


Jakarta yaitu :

 Mengumpulkan materi tentang bullying melalui sumber informasi


yang benar dan terpercaya, baik buku, pakar atau media massa dan
teknologi informasi.
 Berikan informasi tentang bullying melalui pelatihan dan seminar
kepada guru, staf, siswa dan orang tua, dengan melibatkan pihak
terkait seperti aparat pemerintah, puskesmas, kepolisian dll.
 Bentuk tim kerja atau panitia untuk menyusun rencana kerja
pembentukan program anti-bullying di sekolah.
 Tim melakukan survey, mengumpulkan pendapat tentang program
anti-bullying yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik di
lingkungan sekolah.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 132


 Hasil survey dan meminta pendapat kemudian dikemas menjadi
sebuah rencana program anti bullying untuk dipresentasikan secara
internal di sekolah kepada guru dan staf.
 Konsultasikan rencana program anti bullying dengan pihak terkait
seperti aparat kepolisian, petugas kesehatan (perawat dan dokter),
psikolog, tokoh agama serta aparat pemerintahan setempat. Libatkan
juga orang tua dalam konsultasi rencana program anti-bullying.

Beberapa hal yang harus ada dalam rencana program anti-bullying adalah:
 Tujuan program anti-bullying
 Strategi untuk mencegah terjadinya bullying
 Cara pelaporan ketika terjadi bullying
 Penanganan bullying
 Tanggung jawab guru, staf, siswa, orang tua, pihak terkait dalam
pelaksanaan program anti-bullying
 Metode monitoring dan evaluasi pelaksanaan program anti bullying
 Program anti-bullying yang telah disempurnakan melalui konsultasi,
siap disahkan oleh sekolah dan mulai diimplementasikan
dilingkungan sekolah

2) PELAKSANAAN

Pelaksanaan program anti-bullying di SMK Nurtanio 1

Sekolah memerlukan waktu dan proses untuk membuat program anti


bullying dan melaksanakannya dengan baik. Sosialisasi tentang program
anti bullying dengan komunikasi yang baik, sangat diperlukan agar
lingkungan sekolah siap melaksanakan seluruh program sesuai dengan yang
telah ditentukan bersama.

3) KEGIATAN

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan program anti


bullying yaitu :

 Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dengan bekerja sama


dengan petugas kesehatan setempat (puskesmas).
 Melakukan survey tingkat bullying yang terjadi di sekolah.
 Memberikan penyuluhan tentang bullying dan dampaknya terhadap
siswa sekolah.
 Mengadakan pelatihan tentang manajemen penatalaksanaan
penanganan bullying di sekolah kepada guru dan staf.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 133


 Memasukan program anti bullying ke dalam kurikulum sekolah
dengan menekankan perilaku asertif, kerjasama, tolongmenolong,
manajemen konflik dan manajemen stres.
 Mengadakan wadah bagi siswa untuk berkompetisi secara sehat di
bidang ekstrakurikuler.
 Mengawasi secara rutin lokasi yang rawan terjadinya bullying
(pergunakan kamera pengawas jika diperlukan).
 Meningkatkan peran guru wali dalam memantau perkembangan
siswa di sekolah.
 Menyediakan wadah pelaporan terjadinya bullying oleh siswa di
sekolah.
 Menciptakan lingkungan kondusif dengan melengkapi sarana dan
prasaran bagi siswa untuk berativitas dan berkarya.

7. PENDIDIKAN PENCEGAHAN TERHADAP NARKOBA DI SEKOLAH

PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

a) Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah pencegahan yang ditujukan kepada siswa/i yang
belum pernah menyalahgunakan Narkoba. Kegiatan pencegahan primer
terutama dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan, penerangan dan pendidikan.
Kegiatan pencegahan primer terutama dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan,
penerangan dan pendidikan.seperti:
Kegiatan penyuluhan antara lain dalam bentuk ceramah, diskusi, sarasehan
dan seminar di sekolah.
Pemasangan himbauan dalam bentuk leaflet, brosur, spanduk, poster dan
sticker.
b) Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang ditujukan kepada
siswa siswi yang sudah mulai mencoba-coba menyalahgunakan narkoba.
Kegiatan pencegahan sekunder menitikberatkan pada kegiatan deteksi secara
dini terhadap siswa siswi yang menyalahgunakan narkoba, konseling dengan
memanggil siswa/I dan orang tuanya, bimbingan sosial melalui kunjungan
rumah (home visit). Namun, penerangan dan pendidikan pencegahan tentang

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 134


bahaya narkoba dan pendidikan pengembangan individu seperti keterampilan
berkomunikasi, keterampilan menolak tekanan teman sebaya dan keterampilan
mengambil keputusan yang baik, tetap terus dilakukan oleh tim konselor
pencegahan narkoba di SMK Negeri 1 Jakarta.

c) Pencegahan tertier
Pencegahan tertier ditujukan kepada siswa/I korban narkoba atau bekas korban
narkoba.
Kegiatan pencegahan tertier dilaksanakan dalam bentuk bimbingan sosial dan
konseling terhadap siswa siswi yang bersangkutan dan keluarga serta
kelompok sebayanya, penciptaan lingkungan sosial dan pengawasan sosial
yang menguntungkan bekas korban untuk memantapkan kesembuhan dan
pada akhirnya masyarakat dimana siswa siswi korban tinggal agar siap
menerima bekas korban dengan baik.

PROGRAM PENCEGAHAN NARKOBA DI SEKOLAH

1) TUJUAN

Tujuan umum pencegahan narkoba adalah :


Pendidikan pencegahan untuk meningkatkan pengetahuan tentang bahaya Narkoba.
Peran aktif sekolah dalam upaya-upaya pencegahan penyalahgunaan Narkoba.

Tujuan khusus pencegahan narkoba adalah :


 Meningkatkan kemampuan siswa siswi SMK Nurtanio 1 mengatasi
kesulitan/permasalahan.
 Meningkatkan kemampuan siswa siswi SMK Nurtanio 1 untuk mengambil
keputusan yang baik.
 Meningkatkan harga diri dan rasa percaya diri siswa siswi SMK.
 Meningkatkan budaya hidup sehat siswa siswi SMK Nurtanio 1 baik fisik
maupun mental, berlandaskan keimanan dan ketaqwaan.
 Meningkatkan kemampuan bekomunikasi siswa siswi SMK Nurtanio 1
Meningkatkan kemampuan siswa siswi SMK Nurtanio 1 menolak tekanan
untuk menyalahgunakan Narkoba.
 Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan sekolah dan wali murid tentang
bahaya Narkoba dan pencegahannya.
 Meningkatkan peran serta sekolah dan wali murid dalam penanggulangan
pencegahan masalah Narkoba.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 135


2) TAHAPAN SOSIALISASI PROGRAM PENCEGAHAN NARKOBA
 Melaksanakan tatap muka dan berbicara secara terbuka tentang program
pencegahan narkoba antara tim manajemen sekolah, guru BK, wali murid,
terhadap siswa siswi
 Perlu dilaksanakan rapat kerja dalam penyusunan program pencegahan
narkoba
 Melibatkan tim manajemen sekolah, guru BK, wali murid, komite sekolah,
dinas pendidikan terkait, BNN tingkat kota Jakarta Pusat dan relawan serta
lembaga peduli pencegahan narkoba
 Memberi pengertian tentang penyalahgunaan narkoba, dimana masalah
tersebut bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah,guru, dan orang tua
tapi juga siswa-siswi

3) PERAN GURU
 Pembinaan siswa-siswi SMK Nurtanio 1 tentang kesadaran dan pengertian
tentang penggunaan obat secara tepat.
 Penambahan kegiatan-kegiatan fisik (olah raga) dan mental motivasi) yang
menarik dan bermanfaat.
 Mendidik siswa-siswi SMK Nurtanio 1 mengembangkan keterampilan
kejuruan lain yang menjadi talenta untuk menolak tekanan teman terdekat
dari lingkungan pergaulannya.
 Penegakan tata tertib yang terus menerus tentang Narkoba.
 Adakan sistem pengawasan perilaku siswa-siswi SMK Nurtanio 1 yang
lebih ketat dan intensif.
 Pembentukan jaringan orang tua melalui POMG yang kuat dengan tujuan
menstimulasi komunikasi orang tua dan sekolah tetap berjalan .
 Masalah penyalahgunaan narkoba bisa ditanggulangi melalui pendekatan
yang seimbang antara penegakan hukum dan pencegahan.
 Penyalahgunaan narkoba adalah sangat kompleks yang disebabkan oleh
berbagai faktor, maka pencegahan dan penanggulangannya secara
terintegrasi, terpadu, terarah, berencana dan berkelanjutan.

4) STRATEGI PENCEGAHAN DI SEKOLAH

Pelatihan dan Pendidikan

Merencanakan dan melaksanakan kursus pelatihan untuk guru mata pelajaran, wali
kelas, guru BK, Walas, Kaprog, Waka, tentang strategi-strategi pencegahan,
keterampilan menangani siswa siswi yang terkena narkoba, pelatihan kerja untuk
memenej kasus penyalahgunaan narkoba.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 136


Kebijakan Kepala Sekolah

Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan menyusun kebijakan
dan peraturan tentang penanggulangan dan pencegahan narkoba dan zat adiktif
lainnya.

Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, tim manajemen
sekolah menyusun tata tertib terkait hukuman/penalty penyalahgunaan narkotika di
SMk Negeri 1 Jakarta.

Kegiatan Sekolah

Kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, walas dan tim guru BK
mendorong dan menggerakkan siswa siswi untuk bergiat dalam kegiatan-kegiatan
yang positif dan kegiatan ektrakurikuler serta kegiatan sekolah seperti kerja bakti,
pemeliharaan kebersihan, kesehatan dan penghijauan lingkungan setiap hari Jum,at
setiap minggu di SMK Nurtanio 1

Promosi Hidup Sehat

Kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, walas dan tim guru BK ,
guru olah raga menyusun program hidup sehat seperti: gerak jalan, lomba olahraga,
senam bersama, rekreasi bersama.

Sistem Rujukan

Kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, walas dan tim guru BK ,
guru olah raga, Sudin Pendidikan Jakarta Pusat 1, BNN tingkat kota, membantu
mereka yang rawan atau korban narkoba untuk mendapatkan pelayanan
pengobatan, perawatan atau rehabilitasi sosial melalui sistem rujukan atau tata
cara/prosedur yang disepakati bersama.

Pembentukan Kelompok Konseling

Pembentukan kelompok konseling dari unsure kepala sekolah, wakil kepala


sekolah bidang kesiswaan, walas dan tim guru BK , guru olah raga, Sudin
Pendidikan Jakarta Pusat 1, BNN tingkat kota,serta lembaga masyarakat yang
lain , sebagai relawan, untuk memberikan konsultasi/konseling siswa siswi yang
memiliki masalah pribadi atau memiliki kerawanan atau telah menjadi korban
narkoba.

Unit Kerja

Kepala sekolah mengesyahkan dan menetapkan prosedur penanganan siswa siswi


bermasalah yang terkena narkoba oleh tim penanggulangan dan pencegahan
penyalahgunaan narkoba menjadi sangat penting untuk memperlancar dan

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 137


meningkatkan koordinasi dalam penanggulangan dan pencegahan penyalahgunaan
narkoba di lingkungan SMK Nurtanio 1.

8. PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

TUJUAN
Tujuan pengintegrasian pendidikan antikorupsi dalam pembelajaran PKn di SMK
Nurtanio 1secara umum adalah :
1) Menganalisis substansi dan hubungan korupsi sebagai pesan-pesan
konstitusional dengan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar
PKn.
2) Mengintegrasikan aspek dan indikator korupsi serta nilai acuan antikorupsi ke
dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar PKn
3) Menyusun model integrasi pendidikan antikorupsi dalam silabus pembelajaran
PKn
4) Menyusun model integrasi pendidikan antikorupsi ke dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) PKn.

MANFAAT
Dengan adanya pengintegrasian pendidikan antikorupsi dalam pembelajaran PKn
di SMK Nurtanio 1akan member manfaat antara lain :
1) Membangun kehidupan sekolah sebagai lingkungan bebas korupsi dengan
2) Mengembangkan kebiasaan (habit) antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan sekolah
3) Membina warga sekolah agar memiliki kompetensi kewarganegaraan yang
meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), sikap dan watak
kewarganegaraan (civic dispositions), dan keterampilan kewarganegaraan
(civic skill)
4) Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah melalui
pendidikan antikorupsi yang diintegrasikan secara sistematis dan sistemik
dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

RUANG LINGKUP

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 138


Ruang lingkup pengintegrasian pendidikan anti korupsi ke dalam mata pelajaran
PPKn secara pedagogis adalah :
1) Lingkup penyusunan dan pengembangan integrasi pendidikan antikorupsi
pada Standar Isi mata pelajaran PPKn
2) Lingkup penyusunan dan pengembangan integrasi pendidikan antikorupsi
pada silabus mata pelajaran PPKn
3) Lingkup penyusunan dan pengembangan integrasi pendidikan antikorupsi
pada Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PPKn

DIMENSI KORUPSI
Dimensi korupsi yang bukan merupakan dimensi formal, dan saling melengkapi
antara satu dengan lainnya antara lain :
1) DIMENSI POLITIK
 Membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan umum/bersama (adil,
berani)
 Melaksanakan kebijakan didasari pada sikap menjunjung tinggi
kebenaran (jujur, berani)
 Melaksanakan pengawasan kebijakan secara tidak tebang pilih (adil,
berani)
2) DIMENSI SOSIOLOGI
 Menepati janji (tanggung jawab)
 Tidak diskriminatif dalam memberikan layanan (adil)
 Tidak nepotisme (adil, mandiri)
 Tidak kolusi (jujur, mandiri)
 KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/ kedudukan, sebanding,
sepadan, seimbang.
 KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti rasa
persaudaraan/kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan merasa
menjadi satu kesatuan (integritas),
 KOMITMEN: Perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu (yang
telah disepakati), kontrak.
 KONSEKUEN: Sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat, berwatak
teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan
 KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan
 HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak boros, cermat.
 BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan
pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat,
teliti, dsb.)
 IKHLAS:bersih hati, tulus hati.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 139


 BERBAGI: membagi sesuatu bersama, membagi diri, saling memberi
pengalaman.
 RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.), tekun, sungguh-sungguh

3) DIMENSI EKONOMI
 Melakukan persaingan secara sehat (tanggung jawab, jujur, kerja
keras)
 Tidak menyuap (jujur)
 Tidak boros dalam menggunakan sumberdaya (sederhana, tanggung
jawab)
 Tidak melakukan penyimpangan alokasi dan distribusi (jujur, peduli,
tanggung jawab)

4) DIMENSI HUKUM
 Tidak melakukan penggelapan dana, pajak, barang, dan sebagainya
(jujur, tanggung jawab)
 Tidak melakukan pemalsuan dokumen, surat, tanda tangan, dan
sebagainya (jujur, tanggung jawab)
 Tidak melakukan pencurian dana, barang, waktu, ukuran yang
merugikan pihak lain, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab, disiplin)
 Tidak melakukan penipuan terhadap pihak lain (jujur)
 Tidak melakukan persekongkolan dalam membuat putusan (tanggung
jawab)
 Tidak melakukan perusakan terhadap barang/fasilitas milik negara
(tanggung jawab, peduli)
 Tidak memberikan atau menerima gratifikasi (jujur, sederhana)
 Tidak menyalahi/melanggar aturan (disiplin, tanggung jawab) bekerja,
selalu berusaha giat, terus menerus.
 SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian, tetap
memegang keadilan).
 TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya
(kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb.
 Misalnya berani dan siap menerima resiko, amanah, tidak mengelak,
dan berbuat yang
 terbaik), hak fungsi menerima pembebanan sebagai akibat sikap pihak
sendiri atau pihak lain, melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan
sungguh-sungguh.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 140


 DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan, tepat
waktu, tertib, dan konsisten.
 JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat dipercaya, berkata dan
bertindak benar, mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kenyataan
(tidak berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap setiap tindakan.
 SEDERHANA: bersahaja, sikap dan perilaku yang tidak berlebihan,
tidak banyak seluk-beluknya, tidak banyak pernik, lugas, apa adanya,
hemat, sesuai kebutuhan, dan rendah hati.
 KERJA KERAS: kegiatan melakukan sesuatu dengan sungguh-
sungguh, pantang menyerah/ulet dan semangat dalam berusaha.
 MANDIRI: dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung
dengan orang lain, percaya pada kemampuan diri sendiri, mampu
mengatur dirinya sendiri, dan mengambil inisiatif.
 ADIL: sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak /tidak pilih
kasih, berpihak/ berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, tidak
sewenang-wenang, seimbang, netral, objektif dan proporsional.
 BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang
besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar,
kecut) dan pantang mundur.
 PEDULI: mengindahkan, memperhatikan (empati), menghiraukan,
menolong, toleran, setia kawan, membela, memahami, menghargai,
dan memperlakukan orang lain sebaik-baiknya.

9. PENDIDIKAN ADIWIYATA

KEUNTUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN


ADIWIYATA
1) Mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompetensi dasar dan standar
kompetensi lulusan (SKL) pendidikan SMK.
2) Meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui
penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan
energi.
3) Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang
lebih nyaman dan kondusif.
4) Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan
masyarakat sekitar.
5) Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui
kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian
fungsi lingkungan di sekolah.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 141


PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN ADIWIYATA

1) Pengembangan Kebijakan Sekolah yang Berwawasan Lingkungan


Kebijakan peduli dan berwawasan lingkungan sudah dimasukkan dalam misi
dan tujuan SMKN 1 Jakarta.
a) Misi:
Mewujudkan warga sekolah yang sadar dan peduli terhadap lingkungan
Mewujudkan suasana pembelajaran yang bersih , nyaman dan ramah
lingkungan
b) Tujuan :
Menghasilkan output siswa yang berkarakter, berbudaya, mampu
menguasai IPTEK dan peduli lingkungan
Menghasilkan output siswa yang memiliki skill ekonomi kreatif dengan
memanfaatkan lingkungan
Menerapkan perilaku yang disiplin, peduli dan bertanggung jawab
terhadap lingkungan
c) Budaya 3R (Reduce, Reuse,Recycle) sebagai sekolah Adiwiyata yang
meliputi:

Reduce merupakan suatu cara menjaga lingkungan dengan mengurangi


pemakaian sampah. Untuk mengurangi penggunaan plastik kantin sekolah
disarankan menggunakan gelas dan piring sebagai tempat makanan dan
minuman.

Reuse merupakan suatu cara menjaga lingkungan dengan tindakan


menggunakan barang secara berulang-ulang. Membiasakan penggunaan
botol minuman atau tempat makanan yang permanen, kemudian dicuci
kembali berarti telah menjaga lingkungan dari sampah.

Recycle adalah tindakan membuat suatu barang baru dari bahan lama
(sampah) dengan jalan mengubah kandungan kimia dan fisik barang.
SMKN 1 Jakarta telah melakukan pengelolaan sampah, baik sampah
organik maupun anorganik yang ditangani oleh siswa/i dari exskul.Dalam
penyusunan RKAS telah dimasukkan ke dalam draf usulan sebesar 10%
s.d.20% untuk alokasi pembiayaanadiwiyata / penataan lingkungan
sekolah.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 142


2) Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan
a) Penyusunan Kurikulum SMKN 1 Jakarta mengintegrasikan lingkungan
pada semua mata pelajaran.
b) Setiap Mata Pelajaran dikaitkan selalu dengan lingkungant yang
dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
menyatu dengan metode, model,dan pendekatan, serta penggunaan
media pembelajaran.
c) Pembelajaran di luar ruangan dengan media lingkungan sekitar dapat
meningkatkan kecintaan dan kepedulian lingkungan, karena siswa
langsung merasakan manfaatnya.
d) Penanaman karakter peduli lingkungan pada siswa, baik pada penugasan
harian (PR), penugasan praktik / teori, pada penyusunan laporan
pelaksanaan PKL.
e) Pemberian sangsi oleh piket kepada siswa/I yang terlambat datang,
berupa penugasan membersihkan taman, kamar mandi, tembok yang
dipilok atau meja yang ada coretannya.

3) Pengembangan Kegiatan Berbasis Pertisipatif


a) Kegiatan Intrakurikuler :
Kegiatan rutin yang meliputi piket kebersihan kelas, kegiatan jumat
bersih, serta kegiatan rutin tiap pagi piket bengkel secara bergiliran.
Kegiatan terjadwal antara lain lomba kebersihan kelas, lomba puisi,
lomba yel-yel, dan lomba meng gambar yang semuanya bertemakan
lingkungan.

b) Kegiatan Ekstrakurikuler :
Pembiasaan perilaku siswa/I adalah kegiatan pemeliharaan kebersihan
lingkungan dengan cara setiap pasca kegiatan ektrakurikuler, siswa
selalu membersihkan tempat kegiatan tersebut sampai bersih seperti
semula.

Menjalin kerjasama dengan pihak luar seperti, dinas lingkungan


hidup,dinas kebersihan, dan dinas pendidikan, serta swasta, dalam
bentuk kegiatan kebersihan, penghijauan, dan bakti lingkungan baik di
dalam sekolah ataupun di luar sekolah.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 143


4) Pengembangan dan Pengelolaan Sarana Pendukung Sekolah
Berwawasan Lingkungan
a) Tahapan Pengembangan dan Pengelolaan Sarana Pendukung
Pengadaan dan pembelian peralatan kebersihan, bibit tanaman, komposter,
pembuatan taman, pembuatan biopori dan green house. Pengadaan dan
pembelian buku-buku dan majalah, serta gambar-gambar himbauan yang
bertemakan lingkungan hidup.
Melaksanakan kegiatan workshop, pelatihan, penataan dan perbaikan-
pemeliharaan lingkungan.Pemeriksaan kelancaran sarana air diantaranya
sumur / sumber air, pipa air, bak radar / tampungan air serta kolam kamar
mandi.Pemeriksaan kualitas air yaitu kejernihan, warna dan rasa
air.Pengaturan pembuangan air dan penataan halaman terbuka sehingga
air cepat surut bila banjir.

b) Penyediaan Sarana Tempat Sampah


Tempat Sampah Warna Hijau untuk sampah organik,
Tempat Sampah Warna Kuning untuk sampah anorganik,
Tempat Sampah Warna Merah untuk sampah B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun) seperti zat-zat kimia yang digunakan untuk praktek, atau
pembersih ruangan yang mengandung bahan kimia berbahaya.
Sampah organik biasanya digunakan untuk kompos.
Sampah plastik dapat dijual atau didaur ulang menjadi bahan produk
prakarya / kerajinan

c) Pemanfaatan Lahan Sekolah


Penanaman tanaman warung hidup / apotik hidup sebagai tempat kegiatan
karya ilmiah remaja (KIR) yang dapat dapat dimanfaatkan untuk obat
herbal atau makanan hygienis.
Penciptaan taman sekolah adalah penanaman tanaman hias di semua lahan
kosong sekolah.

d) Penghematan Energi
Penghematan energy tak terbarukan listrik adalah setiap selesai kegiatan
di ruangan maka siswa/I berkewajiban mematikan lampu, AC, Komputer
dan peralatan lain yang berkaitan dengan listrik.
Penghematan energy terbarukan air adalah setiap selesai memakai air,
wudhu, cuci tangan / kaki maka siswa/I berkewajiban mematikan kran,
pompa air, wastafel dan peralatan lain yang berkaitan dengan air.
Penghematan kertas dengan memanfaatkan kertas bekas untuk amplop
surat, serta menghindari pemakaian yang berlebihan.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 144


10. PEMBELAJARAN AKTIF (STUDENT CENTER)

PENGERTIAN

Pengertian Pembelajaran Aktif - Dalam beberapa kesempatan ini dalam kalangan


pendidik banyak yang mengusulkan pembelajaran aktif ditingkatkan kembali.
Bagi orang awam memahami dengan pembelajaran disekolah sudah merupakan
pembelajaran aktif. Ternyata dalam dunia pendidikan pembelajaran aktif tidak
diartikan dengan sederhana.

Dalam karya ilmiahnya A.Y. Soegeng memberikan pengertian pembelajaran aktif


suatu kegiatan pembelajaran dimana terdapat keterlibatan pelajar dalam
melakukan kegiatan dan memikirkan apa yang sedang dilakukan. Pembelajaran
aktif secara tidak langsung menganjurkan untuk menciptakan inovasi dalam
proses pembelajaran supaya lebih menyenangkan dan mudah diterima. Hal ini
harus diperhatikan mengingat cara belajar dan memahami setiap orang berbeda,
namun dalam belajar siswa didik harus aktif untuk menggali pengetahuan.
Menurur Bonwell, memberikan gambaran tentang Karakteristik pembelajaran
aktif sebagai berikut :

1) Pengembangan keterampilan, pemikiran dan daya analisis yang menjadi


tujuan utama bukan penyampaian informasi yang dilakukan pengajar.
2) Mengerjakan tugas yang berkaitan dengan materi lebih baik supaya siswa
tidak menjadi pasif.
3) Eksplorasi nilai dan sikap yang dimiliki siswa yang berkaitan dengan
materi yang telah disampaikan.
4) Menekankan daya berpikir yang kritis, analisis, dan mampu memberikan
evaluasi.
5) Terjadinya umpan balik lebih cepat terjadi pada proses pembelajaran.

Karekateristik ini lebih memudahkan tenaga pendidik untuk menerapkan


pembelajaran aktif dan akan lebih tepat sasaran dan tercapai hasil yang
diinginkan. Pembelajaran aktif memiliki beberapa strategi yang dapat anda
gunakan:

Siswa menjadi pusat perhatian. Maka dengan ini siswa justru akan lebih
mengeksplor kemampuannya, dari pada terpusat oleh pengajar

LANGKAH LANGKAH

Langkah langkah pembelajaran aktif yang sudah dilaksanakan oleh guru SMK
Nurtanio 1seperti berikut :
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 145
1) Merencanakan dan mendesain tahap skenario pembelajaran yang akan
dilaksanakan di dalam kelas.
2) Membuat strategi pembelajaran apa yang ingin dipakai (strategi yang
umum dipakai adalah belajar dengan bekerja sama)
3) Membayangkan interaksi apa yang mungkin akan terjadi antara guru dan
siswa selama pembelajaran berlangsung.
4) Mencari keunikan siswa, dalam hal ini berusaha mencari sisi cerdas dan
modalitas belajar siswa dengan demikian sisi kuat dan sisi lemah siswa
menjadi perhatian yang setara dan seimbang
5) Menilai siswa dengan cara yang tranparan dan adil dan harus merupakan
penilaian kinerja serta proses dalam bentuk kognitif, afektif, dan skill
(biasa disebut psikomotorik)
6) Melakukan macam-macam penilaian misalnya tes tertulis, performa
(penampilan saat presentasi, debat dll) dan penugasan atau proyek

Membuat portofolio pekerjaan siswa.

1) Merencanakan dan mendesain tahap skenario pembelajaran yang akan


dilaksanakan di dalam kelas.
2) Membuat strategi pembelajaran apa yang ingin dipakai (strategi yang
umum dipakai adalah belajar dengan bekerja sama)
3) Membayangkan interaksi apa yang mungkin akan terjadi antara guru dan
siswa selama pembelajaran berlangsung.
4) Mencari keunikan siswa, dalam hal ini berusaha mencari sisi cerdas dan
modalitas belajar siswa dengan demikian sisi kuat dan sisi lemah siswa
menjadi perhatian yang setara dan seimbang
5) Menilai siswa dengan cara yang tranparan dan adil dan harus merupakan
penilaian kinerja serta proses dalam bentuk kognitif, afektif, dan skill
(biasa disebut psikomotorik)
6) Melakukan macam-macam penilaian misalnya tes tertulis, performa
(penampilan saat presentasi, debat dll) dan penugasan atau proyek

Interaksi siswa siswi terhadap tahapan pembelajaran aktif yang dilakukan oleh
guru SMK Nurtanio 1seperti berikut :
1) Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir
2) Melakukan riset sederhana
3) Mempelajari ide-ide serta konsep-konsep baru dan menantang.
4) Memecahkan masalah (problem solving),
5) Melajar mengatur waktu dengan baik,
6) Melakukan kegiatan pembelajaran secara sendiri atau berkelompok
(belajar menerima pendapat orang lain, siswa belajar menjadi team player)
7) Mengaplikasikan hasil pembelajaran lewat tindakan atau action.
8) Melakukan interaksi sosial (melakukan wawancara, survey, terjun ke
lapangan, mendengarkan guest speaker)
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 146
9) Banyak kegiatan yang dilakukan dengan berkelompok
10) Media menjadi sarana belajar yang fungsional. Selagi untuk memberikan
kemampuan analisis dan daya kritis.

a. CARA MEMBUAT SISWA AKTIF

Methode untuk membuat kelas pembelajaran aktif menjadi tempat yang


menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa dalam belajar sehingga
tercipta kelas yang aktif dan dinamis, perlu didesain pelaksanaannya sebagai
berikut :

1) Untuk memulai pelajaran jelaskan pada siswa apa yang akan dipelajari pada
saat itu dan apa manfaatnya bagi siswa kalau memahami dan mengerti tema / hal
yang akan dipelajari. Dengan menyampaikan hal hal seperti ini, guru bukan saja
telah mencoba manarik perhatian siswa agar fokus pada pelajaran, tapi sudah
mulai mengajak siswa untuk menggunakan pikiran. Karena fungsi dan manfaat
tema adalah hasil ulah pikir yang akan dicerna oleh siswa dengan pikiran juga.

2) Mulailah pelajaran bukan dengan menerangkan tapi mulailah dengan


pertanyaan. Edarkan pertanyaan ke seluruh kelas, harapakan semua siswa
berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan tersebut, maka semua siswa sudah
tergerak untuk berfikir mandiri.

3) Kumpulkan semua jawaban yang diberikan siswa dan diskusikan dengan


seluruh siswa kebenaran dari semua jawaban yang diberikan. Mintalah alasan
kenapa satu jawaban bisa diterima dan yang lain tidak. Maka akan terjadi sharing
pengetahuan antara siswa, siswa saling memberi informasi dan semua siswa
terlibat dalam belajar.

4) Kalau ada siswa siswi yang bertanya pada guru, janganlah guru jawab sendiri,
lemparkan ke kelas biar dijawab oleh siswa yang lain. Maka siswa di kelas
tersebut tidak akan sempat ngantuk karena semua siswa siswi terdorong untuk
selalu berfikir.

5) Jaga terus atmosphir berfikir dalam kelas dengan melempar lempar pertanyaan
dan jadikan suasana belajar mengajar anda lebih mirip percakapan antar siswa
dengan siswa dan dengan guru, bukan pengajaran yang kaku dengan guru
bercerita siswa siswi mendengarkan.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 147


6) Beri waktu siswa siswi untuk bertanya tentang seuatu yang belum jelas, atau
beri siswa siswi waktu untuk mengungkapkan ide atau pandangan siswa siswi
yang belum terungkap.

7) Akhiri pelajaran dengan meminta siswa siswi membuat resume atas apa yang
siswa siswi pahami dan mereka bicarakan selama pelajaran dalam bentuk tertulis.

11. GERAKAN PENUMBUHAN BUDI PEKERTI DAN SEKOLAH AMAN

LATAR BELAKANG
 Masih sering terjadi tindak kekerasan baik fisik maupun fsikis pada
pesertadidik baik dari senior ke yunior atau sesame level
 Masih rendahnya tingkat kedisiplinan peserta didik
 Masih rendahnya integritas moral seperti kejujuran, tanggung jawab,
sopan santun dll.

KONSEP PENUMBUHAN BUDI PEKERTI


 Diajarkan di sekolah
 Dibiasakan sehingga menjadi karakter
 Dilatih konsisten sehingga menjadi kebiasaan

LEMBAGA YANG BERPERAN SEBAGAI PEMANGKU KEPENTINGAN


 Pemerintah baik Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota
 DPR/DPRD DKI JAKARTA
 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Jakarta
 Keluarga/ Orang Tua Peserta Didik
 Lingkungan Masyarakat
 Lingkungan Dunia Usaha/ Industri
 LSM Peduli Pendidikan dan Media

WUJUD PEMBIASAAN NILAI NILAI KEBANGSAAN DAN


KEMANUSIAAN

 Interaksi sikap moral dan spiritual


 Keteguhan menjaga semangat kebangsaan dan kebhinekaan untuk
merekatkan persatuan bangsa
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 148
 Interaksi sosial positif antara peserta didik dengan figure orang dewasa di
lingkungan SMK Nurtanio 1dan rumah
 Interaksi sosila positif antar peserta didik
 Memelihara lingkungan sekolah
 Penghargaan terhadap potensi peserta didik untuk dikembangkan
 Penguatan peran orang tua dan unsur masyarakat yang terkait

BENTUK PEMANTAUAN DAN EVALUASI


 Wawancara terhadap sumber/ pelaku utama
 Observasi langsung terhadap proses
 Membentuk Forum Group Discussion (FGD)

TINDAK LANJUT

Menerapkan secara konsisten kegiatan penumbuhan, kegiatan pembiasaan dan


gerakan penumbuhan budi pekerti di SMK Nurtanio 1dengan mengajak seluruh
warga sekolah.
Desiminasi ke semua warga sekolah

12. PENDIDIKAN BERBASIS KEMITRAAN SEKOLAH DAN KELUARGA

LATAR BELAKANG PENGUATAN KEMITRAAN SEKOLAH DAN


KELUARGA
 Bermanfaat bagi peserta didik untuk mendukung prestasi akademik,
kehadiran, kesadaran hidup sehat dan perilaku positif
 Bermanfaat bagi orang tua siswa dalam memperbaiki pandangan
terhadap SMK Nurtanio 1terhadap kepuasan dan mempererat hubungan
dengan peserta didik
 Bermanfaat bagi SMK Nurtanio 1meningkatkan kualitas sekolah dan
kedisiplinan
ANCAMAN DI SEKITAR PESERTA DIDIK
 Ancaman dari kekerasan dan perilaku menyimpang
 Ancaman dari degradasi moral dan budi pekerti
 Ancaman Ketergantungan narkoba

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 149


TAHAPAN PEMBINAAN KELUARGA HEBAT
 Melakukan sosialisasi kemitraan SMK Nurtanio 1dan keluarga
 Membangun kemitraan SMK Nurtanio 1dan keluarga yang didukung
oleh komite sekolah, mitra sekolah, dinas pendidikan propinsi dan
kota
 Melakukan evaluasi dan pembinaan program kemitraan

PERAN SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN KEMITRAAN


 Melakukan analisis kebutuhan dan menyusun program tahunan
pendidikan keluarga
 Melakukan pertemuan dengan orang tua/wali peserta didik
 Melaksanakan program pendidikan keluarga, melakukan supervisi dan
evaluasi

STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN


 Penguatan komunikasi dua arah
 Pendidikan orang tua
 Kolaborasi dengan masyarakat
 Kegiatan suka rela dan belajar di rumah

TINDAK LANJUT
 Melakukan desiminasi kepada pendidik dan tenaga kependidikan
 Mendukung program kemitraan di SMK Nurtanio 1masing-masing
 Melakukan evaluasi dan pengembangan program kemitraan di SMK
Nurtanio 1masing-masing

BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 150


Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.Permulaan tahun pelajaran adalah waktu
dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan
pendidikan.Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam
pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran
termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.Waktu libur
adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada
satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda
antarsemester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk
hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

Kalender pendidikan ditetapkan oleh sekolah, apabila ada perubahan sekolah


melaporkan kepada dinas pendidikan

C. HARI BELAJAR EFEKTIF

1. Perhitungan Minggu Efektif/Semester

Perhitungan minggu efektif pembelajaran per semester atau per tahun mengikuti kalender
pendidikan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan setempat. Kalender pendidikan
merupakan pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu
tahun yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif, dan hari libur.

a. Permulaan tahun pelajaran

Permulaan tahun pelajaranadalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal


tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

b. Pengaturan waktu belajar efektif

1) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 151


tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

2) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan
lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan
pendidikan, yang pengaturannya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah.

c. Pengaturan waktu libur

Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku
tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda
tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan,
hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya terkait kalender
pendidikan tertera pada Tabel berikut.

Tabel 17: Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan

NO. KEGIATAN ALOKASIWAKTU KETERANGAN

1. Minggu efektif belajar Minimal 36 minggu Digunakan untuk


reguler setiap tahun (X- kegiatan pembelajaran
XI) efektif pada setiap
satuan pendidikan.
2. Minggu efektif semester Minimal 18 minggu
ganjil tahun terakhir
setiap satuan
pendidikan (XII)

3. Minggu efektif semester Minimal 14 minggu


genap tahun terakhir
setiap satuan pendidikan
(XII)

4. Jeda tengah semester Maksimal 2 minggu Satu minggu setiap


semester.
5. Jeda antarsemester Maksimal 2 minggu AntarasemesterIdanII.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 152


NO. KEGIATAN ALOKASIWAKTU KETERANGAN

6. Libur akhir tahun Maksimal 3 minggu Digunakan untuk


pelajaran penyiapan kegiatan dan
administrasi akhir dan
7. Hari libur keagamaan Maksimal 4 minggu awal tahunkhusus
Daerah pelajaran.
yang
memerlukan libur
keagamaan lebih
panjang dapat mengatur
sendiri tanpa
mengurangi jumlah
minggu efektif belajar
dan waktu
pembelajaran efektif.

8. Hari libur Maksimal 2 minggu Disesuaikan dengan


umum/nasional Peraturan Pemerintah.

9. Hari libur khusus Maksimal 1 minggu Untuk satuan


pendidikan sesuai
dengan ciri kekhususan
masing-masing.

10. Kegiatan khusus satuan Maksimal 3 minggu Digunakan untuk


pendidikan kegiatan yang
diprogramkan secara
khusus oleh satuan
pendidikan tanpa
mengurangi jumlah
minggu efektif belajar
dan waktu
pembelajaran efektif.

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 153


Berdasarkan kalender pendidikan yang diperoleh dari Dinas Pendidikan setempat, guru
menghitung jumlah minggu efektif di setiap semester, sehingga dapat diketahui jumlah
minggu efektif dan minggu libur di setiap bulan

Contoh perhitungannya dapat dilihat pada Table berikut.


Tabel 18. Perhitungan Jumlah Minggu Efektif/Semester

Jumlah Minggu Jumlah Minggu


Bulan Semester 1 Bulan Semester 2

Total Libur Efektif Total Libur Efektif

Juli 4 2 2 Januari 5 3 2

Agustus 4 1 3 Februari 4 0 4

September 5 0 5 Maret 5 2 3

Oktober 5 1 4 April 5 1 4

November 4 1 3 Mei 5 2 3

Desember 5 3 2 Juni 4 2 2

Jumlah 27 8 19 Jumlah 28 10 18

Berdasarkan hasil perhitungan minggu efektif yang tertera pada Tabel 2, jumlah minggu
efektif semester ganjil adalah 19 minggu dan semester genap adalah 18 minggu. Jumlah
minggu efektif hasil perhitungan selanjutnya akan digunakan untuk menyusun program
semester termasuk didalamnya ulangan tengah semester (UTS) dan ulangan akhir
semester (UAS). Setelah perhitungan minggu efektif, guru perlu mengetahui beban
belajar yang ada di setiap semester/tahun.

A. Perhitungan Beban Belajar

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 154


Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam
satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. Beban belajar di SMK diatur
sebagai berikut:

1. Beban belajar di SMK/MAK dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu. Beban
belajar satu minggu adalah minimal 48 jam pelajaran.
2. Beban belajar di Kelas X dan XI dalam satu semester minimal 18 minggu.
3. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil minimal 18 minggu
4. Beban belajar di kelas XII pada semester genap minimal 14 minggu.

Perhitungan beban belajar per KD akan dijelaskan pada langkah-langkah penyusunan


program semester berikut.
1. Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap Program
Keahlian. Program Keahlian yang memerlukan waktu lebih, jam tambahannya
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama di luar jumlah jam yang
dicantumkan.
2. Kejuruan terdiri atas berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan
kebutuhan program keahlian.
3. Jumlah jam Kompetensi Kejuruan sesuai dengan kebutuhan standard kompetensi
kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari 1000 jam.
4. Pengembangan Diri ekuivalen dengan 2 jam pembelajaran per minggu.
5. Durasi jam yang tertulis pada struktur kurikulum adalah jumlah jam pembelajaran
tatap muka. Dua jam pembelajaran praktik di sekolah atau empat jam pembelajaran
praktik di DU/DI setara dengan satu jam tatap muka.
6. Alokasi waktu untuk Praktik Kerja Industri (Prakerin) diambil dari durasi waktu mata
pelajaran Kompetensi Kejuruan (1044 jam).

B. ALOKASI WAKTU

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya diuraikan sebagai berikut;

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1. Minggu efektif Minimum 36 Digunakan untuk kegiatan


belajar minggu dan pembelajaran efektif pada setiap satuan
maksimum 38

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 155


No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

minggu pendidikan

2. Jeda tengah semester Maksimum 1 Satu minggu setiap semester


minggu

3. Jeda antarsemester Maksimum 2 Antara semester I dan II


minggu

4. Libur akhir tahun Maksimum 3 Digunakan untuk penyiapan kegiatan


pelajaran minggu dan administrasi akhir dan awal tahun
pelajaran

5. Hari libur keagamaan 2 – 3 minggu Daerah khusus yang memerlukan libur


keagamaan lebih panjang dapat
mengaturnya sendiri tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif

6. Hari libur Maksimum 2 Disesuaikan dengan Peraturan


umum/nasional minggu Pemerintah

7. Hari libur khusus Maksimum 1 Untuk satuan pendidikan sesuai dengan


minggu ciri kekhususan masing-masing

8. Kegiatan khusus Maksimum 3 Digunakan untuk kegiatan yang


sekolah/madrasah minggu dikelompokkan secara khusus oleh
sekolah/madrasah tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif

Alokasi Waktu Program Semester 01

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 156


I. Jumlah (∑) Minggu/Semester ;

No. Nama Bulan Jumlah Minggu

1 Juli 4 Minggu

2 Agustus 5 Minggu

3 September 4 Minggu

4 Oktober 4 Minggu

5 November 5 Minggu

6 Desember 4 Minggu

Jumlah 26 Minggu

II. Jumlah (∑) Minggu tidak Efektif ;

No. Nama Bulan Jumlah Minggu

1 Juli 1 Minggu

2 Agustus 0 Minggu

3 September 0 Minggu

4 Oktober 1 Minggu

5 November 0 Minggu

6 Desember 4 Minggu

Jumlah 6 Minggu

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 157


III. Jumlah (∑) minggu efektif riil = ∑ minggu/semester –∑ minggu tidak efektif = 26 –
6 = 20 minggu/jam tatap muka

IV. Jumlah (∑) jam efektif/semester 1 = 20 x 48 jam tatap muka = 960 jam tatap muka.

Catatan:

1. Jumlah jam tatap muka disesuaikan dengan jumlah SKS masing-masing Mata
Pelajaran/kompetensi yang tertera pada Jadual tatap muka, tiap semester jumlah SKS
satu Mata Pelajaran/kompetensi kemungkinan berbeda.
2. Untuk menentukan jumlah SKS dari masing-masing Mata Pelajaran/kompetensi
bedasarkan analisis/pemetaan kurikulum implementatif yang telah divalidasi.

Alokasi Waktu Program Semester 02


I. Jumlah (∑) Minggu/Semester ;

No. Nama Bulan Jumlah Minggu

1 Januari 5 Minggu

2 Februari 4 Minggu

3 Maret 4 Minggu

4 April 4 Minggu

5 Mei 5 Minggu

6 Juni 4 Minggu

Jumlah 26 Minggu

II. Jumlah (∑) Minggu tidak Efektif ;

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 158


No. Nama Bulan Jumlah Minggu

1 Januari 1 Minggu

2 Februari 0 Minggu

3 Maret 2 Minggu

4 April 2 Minggu

5 Mei 0 Minggu

6 Juni 3 Minggu

Jumlah 8 Minggu

III. Jumlah (∑) minggu efektif riil = ∑ minggu/semester – ∑ minggu tidak efektif
= 26-8 = 18 minggu/jam tatap muka
IV. Jumlah (∑) jam efektif/semester 1 = 18 x 48 jam tatap muka = 864 jam tatap muka.

C. KALENDER AKADEMIK SEKOLAH

Kalender akademik SMK Nurtanio 1terbagi kedalam dua (2) semester yaitu semester
gasal dan semester genap.

Kalender akademik semester gasal diatur sebagai berikut ;

No BULAN KEGIATAN

1. Juli-Des Kegiatan Belajar Mengajar Smt. Gasal


Hari Pertama Masuk Sekolah
1.1. Upacara Bendera
1.2. Tingkat X MPLS
1.3. Tingkat XI &XII mencatat Jadwal dan Pengarahan
Kaprog.
1.4. Rapat Awal Tahun Guru dan Karyawan
2. Juli 1.1. Tingkat X MPLS
1.2. Tingkat XI dan XII Mulai Belajar Sesuai Jadwal

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 159


No BULAN KEGIATAN

3. Agustus 1.1. Upacara prolamasi kemerdekaan RI

4. September. Rapat Dinas Evaluasi Program, Pembinaan SDM &


Supervisi Kelas
5. Oktober 1.1. Pekan Ulangan Bersama Semester Gasal sesuai jadwal
KBM
1.2. Batas Penyerahan Nilai PUB Semester Gasal dari Guru
6. November. KBM

7. Desember a. Test Kendali Mutu (TKM) & Ulangan Umum Semester


Gasal
b. Pengolahan Nilai dan Entri Data
c. Remedial Kelas X, XI, XII
d. Penyerahan Raport Semester Gasal
e. LIBUR SEMESETER GASAL
8. Januari LIBUR SEMESETER GASAL

Kalender akademik semester genap diatur sebagai berikut ;

No BULAN KEGIATAN

1. Jan – Jun KBM semester Genap

KBM, Ujian Kompetensi Keahlian dan Ujian Praktek Mapel


2. Februari
A & B Tingkat XII

Maret –
3. Program Remedial/Pemantapan Materi Tk. XII
April

4. Maret Pembinaan SDM/Rapat dinas

5. Maret Pekan Ulangan Bersama Tingkat X dan XII dan Ujian


Tk.XII semester 6

6. April Penyerahan Nilai PUB Tingkat X, XI dan Nilai smt. 6


Tingkat. XII
7. April Ujian Nasional Teori Utama

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 160


8. April Ujian Nasional Susulan

9. Mei Rapat Kelulusan


Penilaian Akhir Tahun
10. Juni Remedial Tk. Xdan Tk.XI

11. Juni Penyerahan Raport

12. Juni Libur Smt. Genap

13. Juli 2018 Penerimaan Peserta didik Baru

14. Juni 2018 Raker Sekolah

15. Juli 2018 KBM Tahun Pelajaran 2018/2019

BAB V

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

1. Gambaran Konsep Inti Kurikulum SMK Nurtanio 1

a. Bahwa Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap,


pengetahuan, dan keterampilan dan hasil belajar melahirkan peserta didik
yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 161


b. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu mengapa”.
c. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar
agar peserta didik “tahu bagaimana”.
d. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar
agar peserta didik “tahu apa.”
e. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan
untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki
kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari
peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
f. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
g. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana
dimaksud meliputi mengamati, (Observing) menanya (Questioning),
menalar (Associating) , mencoba (Experimenting) membentuk jejaring
(Networking) untuk semua mata pelajaran.
h. SMK Nurtanio 1masih dalam proses mengubah paradigm guru untuk
mengadopsi model pembelajaran menuju kearah penguatan sikap,
ketrapilan dan pengetahuan yang terintegrasi dengan Scientific Approach
terhadap mata pelajaran masing.-masing dengan mulai melakukan
perubahan pada Silabus dan RPP yang ada di KTSP serta
mengimplementasikan dalam pembelajaran di kelas.
i. Kurikulum SMK Nurtanio 1penekanannya pada paradigma baru dan
pelaksanaan di dalam kelas yakni : pembelajarannya berpusat pada siswa
tidak pada guru , siswa harus dipancing untuk kreatif , konten materi
adalah kompetensi dan pengajaran guru yang variatif, kontektual, dan
tematik, serta bermuatan local. seterusnya
2. Masalah Dalam Pelaksanaan Kurikulum SMK Nurtanio 1

a. Sebenarnya kendala yang terjadi adalah didalam kelas, dimana tidak


semua guru mahir mengajar yg memotivasi dan merangsang siswa untuk
kreatif.
b. Buku – buku yg diterbitkan pemerintahpun kurang memamncing guru
pada pengajaran yang kreatif (kekurangan dalam latihan soal).
c. Pelaksanaan penilaian autentik ( pengetahuan, sikap,ketrampilan) ,
masih belum sepenuhnya dilaksanakan
d. Belum seragamnya dalam menentukan Batas Ketuntasan (BK/KKM),
dikarenakan jumlah mata pelajaran di SMK Negeri 1 yang variatif.
e. Lemahnya peserta didik dalam beradaptasi terhadap pelaksanaan
Kurikulum SMK Nurtanio 1terutama dalam : mengamati, menanya,
menalar, mencoba/mengaitkan dan membuat jejaring sosial

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 162


B. SARAN (USUL)

1. Untuk Manajemen Kurikulum Sekolah

a. Perlunya monitoring dan evaluasi berkelanjutan dalam pelaksanaan


pembelajaran (KBM) dengan Kurikulum 2013- SMK
b. Adanya standar dan format penilaian serta rentang nominal penilaian yang
sudah disepakati (baku) sehingga memudahkan pelaksanaan penilaian dalam
pembelajaran Kurikulum 2013- SMK.

2. Untuk Manajemen Sarana Prsarana Sekolah

a. Perbanyak jenis dan jumlah buku-buku penunjang sebagai sumber belajar


yang berkualitas sesuai tuntutan kebutuhan Kurikulum 2013- SMK.
b. Perlunya penambahan sarana-prasarana LCD, Laptop dan Instalasi Internet
(Wifi, Hot Spot)) penunjang pembelajaran Kurikulum 2013- SMK.
c. Ketersediaanya sarana-prasarana sumber listrik yang cukup dan kapasitas
pelayanan internet sekolah untuk menunjang pembelajaran Kurikulum 2013-
SMK.

3. Untuk Guru / Pendidik dan Tenaga Pendidik

a. Perlunya pendalaman serta pendampingan yang berkelanjutan bagi guru guru


mengenai Implementasi Kurikulum 2013
b. Peningkatan kompetensi guru dalam mengelola jumlah alokasi waktu
pembelajaran dengan banyaknya materi yang harus disampaikan kepada
peserta didik.
c. Perlunya kompetensi guru dalam memahami karakteristik dan permasalahan
peserta didik di dalam kelas maupun diluar pembelajaran.

4. Untuk Siswa / Peserta Didik

a. Perlu ditingkatkan pembelajaran berpusat pada peserta didik (student center),


sehingga perubahan kemandirian siswa semakin kuat.
b. Perlunya ditingkatkan dorongan atau motivasi untuk peserta didik
dalam pelaksanaan pencapaian penilaian autentik

Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 163


Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 164

Anda mungkin juga menyukai