PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kurikulum merupakan salah satu komponen pokok input pendidikan. Kualitas
Kurikulum menentukan kualitas proses pendidikan. Kurikulum adalah keseluruhan
program aktivitas pembelajaran baik terstruktur maupun hidden yang terdokumentasi
dengan rapi, digunakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran untuk memberikan
berbagai pengalaman belajar bermakna dan berdampak bagi peserta didik dan diatur oleh
sekolah. Pengalaman belajar harus terprogram dan berpusat pada peserta didik “student
is the central focus of the curriculum”. Keluasan dan kedalaman level kompetensi
sebagai pengalaman dan aktivitas pembelajaran terstruktur dan terukur dengan baik.
1. RASIONALISASI
a. TANTANGAN INTERNAL
1) Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil
yang berjumlah sekitar 17.500. Penduduk Indonesia berdasarkan pada Sensus
Penduduk tahun 2010 berjumlah lebih dari 238 juta jiwa.
2) Keragaman yang menjadi karakteristik dan keunikan Indonesia antara lain
keragaman geografis, keragaman demografis, keragaman potensi sumber daya
daerah, keragaman latar belakang dan kondisi sosial budaya,
3) Keragaman potensi SMK, keragaman ketersediaan sarana dan prasarana di
SMK, dan berbagai keragaman lainnya yang ada di setiap daerah. Keragaman
tersebut selanjutnya melahirkan perbedaan jenis kebutuhan, tingkat kebutuhan,
tingkat kesiapan, peluang dan tantangan pengembangan yang berbeda antar
daerah dan antar SMK. Keragaman tersebut harus diadaptasi dalam rangka
peningkatan relevansi mutu Pendidikan Menengah Kejuruan sebagai upaya
mencerdaskan dan meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat di
setiap daerah.
b. TANTANGAN EKSTERNAL
1) Adanya globalisasi industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat
di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 1
Nations (ASEAN) Economic Community (AEC), Asia-Pacific Economic
Cooperation (APEC), dan ASEAN FreeTrade Area(AFTA).
2) Adanya pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas
teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.
Pendidikan Menengah Kejuruan ditantang turut memberi andil
menyiapkan modal manusia kompeten untuk bersaing di pasar tenaga kerja
global.
c. PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN
Ada beberapa Pola Pembelajaran :
1) Berpusat peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan
terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
2) Interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media
lainnya
3) Secara jejaring, peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari
mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet.
4) Aktif-mencari pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan
model pembelajaran pendekatan sains.
5) Kelompok : berbasis tim.
6) Berbasis alat multimedia;
7) Berbasis kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan
potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
8) Ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan kritis
d. PENGELOLAAN KURIKULUM
Ada beberapa Tata Kelola Kurikulum :
1) Tata kerja guru kerja yang bersifat kolaboratif;
2) Manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen Kepala
Sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader);
3) Sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.
4) Materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan
bagi peserta didik.
C. LANDASAN KURIKULUM
1. LANDASAN FILOSOFIS
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa
masa kini dan masa mendatang.
Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya
bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa
kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa
depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi
kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa.
Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas
utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa
depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang
memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi
yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 3
bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa
masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di
masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk
dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi
kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan
makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya
berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan
tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain
mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik,
Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk
menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan
pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan
pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu.
Dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap
sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat
dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).
Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi
peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian
masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat
demokratis yang lebih baik.
3. LANDASAN TEORITIS
a. Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
b. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan
untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
c. Kurikulum 2013 menganut :
1) Pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses
yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan
masyarakat; dan
2) Pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan
4. LANDASAN YURIDIS
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah
d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
e. Peraturan Presiden nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61
tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah
g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62
Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah
h. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63
Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler
Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79
tahun 2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013.
j. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 4 tahun 2018 tentang Penilaian
Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil belajar oleh Pemerintah.
k. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 tahun 2018 tentang
Penguatan Pendidikan Karakter di SMK.
l. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34
tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan;
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 6
m. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum
Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan;
n. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 07/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Struktur
Kurikulum Sekoah Menengah Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan.
o. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 464/D.D5/KR/2018 tentang Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A), Muatan
Kewilayahan (B), Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Program Keahlian (C2)
dan Kompetensi Keahlian (C3).
p. Keputusan Bersama 4 Menteri Nomor 01/Kb/2020, Nomor 516 Tahun 2020,
Nomor Hk.03.01/Menkes/363/2020, Nomor 440-882 Tahun 2020 Tentang
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 Dan
Tahun Akademik 2020/2021 Di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019
(Covid-19)
q. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan
dalam Kondisi Khusus.
r. Surat Edaran Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019 Tentang Penyederhanaan RPP
s. Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2o2o Tentang Pencegahan Corona virus D/Sease
(Covid-L9) Pada Satuan Pendidikan
t. Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2o2o Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan
Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus D/Sease (Covid- 19)
u. Surat Edaran Sesjen Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2o2o Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona
Virus D/Sease (Covid-19)
v. Perdirjen Dikdasmen No 97 Tahun 2019 Tentang Pendidikan Karakter Di Sekolah
Formal.
w. KEPPRES No. 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional
D. PENGEMBANGAN KURIKULUM
1. PENGERTIAN KURIKULUM
a. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraankegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
5. TUJUAN KURIKULUM
Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu : (a) tujuan; (b) materi; (c) strategi,
pembelajaran; (d) organisasi kurikulum dan (e) evaluasi. Kelima komponen tersebut
memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan.
a. TUJUAN
1) Tujuan Pendidikan Nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistrm Pendidikan Nasional, bahwa : ”
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
b. MATERI PEMBELAJARAN
1) Teori; seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling
berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan
menspesifikasi hubungan – hubungan antara variabel-variabel dengan maksud
menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.
2) Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan-
kekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.
3) Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber
dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.
Sahih (valid) dalam arti materi yang dituangkan dalam pembelajaran benar-
benar telah teruji kebenaran dan kesahihannya.
Aktual merupakan materi yang , tidak ketinggalan zaman, dan memberikan
kontribusi untuk pemahaman ke depan.
Sesuai kebutuhan adalah materi yang dipilih benar-benar diperlukan peserta
didik dan materi tersebut penting untuk dipelajari.
Kebermanfaatan materi yang dipilih dapat memberikan manfaat akademis
maupun non akademis. Manfaat akademis yaitu memberikan dasar-dasar
pengetahuan dan keterampilan yang akan dikembangkan lebih lanjut pada
jenjang pendidikan lebih lanjut. Sedangkan manfaat non akademis dapat
mengembangkan kecakapan hidup dan sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Layak dipelajari materi memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek
tingkat kesulitannya (tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit) maupun aspek
kelayakannya terhadap pemanfaatan materi dan kondisi setempat.
Menarik minat materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat
memotivasi peserta didik untuk mempelajari lebih lanjut, menumbuhkan rasa
ingin tahu sehingga memunculkan dorongan untuk mengembangkan sendiri
kemampuan mereka.
c. STRATEGI PEMBELAJARAN
1) Strategi pembelajaran progresivisme, yang seharusnya aktif dalam suatu
proses pembelajaran adalah peserta didik itu sendiri. Peserta didik secara aktif
menentukan materi dan tujuan belajarnya sesuai dengan minat dan
kebutuhannya, sekaligus menentukan bagaimana cara-cara yang paling sesuai
untuk memperoleh materi dan mencapai tujuan belajarnya. Pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik mendapat dukungan dari kalangan
rekonstruktivisme yang menekankan pentingnya proses pembelajaran melalui
dinamika kelompok.
2) Pembelajaran cenderung bersifat kontekstual, metode dan teknik pembelajaran
yang digunakan tidak lagi dalam bentuk penyajian dari guru tetapi lebih
bersifat individual, langsung, dan memanfaatkan proses dinamika kelompok
(kooperatif), seperti : pembelajaran moduler, obeservasi, simulasi atau role
playing, diskusi, dan sejenisnya.
3) Dalam hal ini, guru tidak banyak melakukan intervensi. Peran guru hanya
sebagai fasilitator, motivator dan guider. Sebagai fasilitator, guru berusaha
menciptakan dan menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 17
didiknya. Sebagai motivator, guru berupaya untuk mendorong dan
menstimulasi peserta didiknya agar dapat melakukan perbuatan belajar.
Sedangkan sebagai guider, guru melakukan pembimbingan dengan berusaha
mengenal para peserta didiknya secara personal.
4) Selanjutnya, dengan munculnya pembelajaran berbasis teknologi yang
menekankan pentingnya penguasaan kompetensi membawa implikasi
tersendiri dalam penentuan strategi pembelajaran. Meski masih bersifat
penguasaan materi atau kompetensi seperti dalam pendekatan klasik, tetapi
dalam pembelajaran teknologis masih dimungkinkan bagi peserta didik untuk
belajar secara individual. Dalam pembelajaran teknologis dimungkinkan
peserta didik untuk belajar tanpa tatap muka langsung dengan guru, seperti
melalui internet atau media elektronik lainnya. Peran guru dalam pembelajaran
teknologis lebih cenderung sebagai director of learning, yang berupaya
mengarahkan dan mengatur peserta didik untuk melakukan perbuatan-
perbuatan belajar sesuai dengan apa yang telah didesain sebelumnya.
5) Konsep pembelajaran dengan isitilah PAKEM, yang merupakan akronim dari
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Oleh karena itu,
dalam prakteknya seorang guru seyogyanya dapat mengembangkan strategi
pembelajaran secara variatif, menggunakan berbagai strategi yang
memungkinkan siswa untuk dapat melaksanakan proses belajarnya secara
aktif, kreatif dan menyenangkan, dengan efektivitas yang tinggi.
d. ORGANISASI KURIKULUM
Setidaknya terdapat enam jenis pengorganisasian kurikulum, yaitu:
1) Mata pelajaran terpisah (isolated subject); kurikulum terdiri dari sejumlah
mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri-sendiri tanpa ada
hubungan dengan mata pelajaran lainnya. Masing-masing diberikan pada
waktu tertentu dan tidak mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan
kemampuan peserta didik, semua materi diberikan sama
2) Mata pelajaran berkorelasi; korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi
kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran. Prosedur
yang ditempuh adalah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi
guna memudahkan peserta didik memahami pelajaran tertentu.
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 18
3) Bidang studi (broad field); yaitu organisasi kurikulum yang berupa
pengumpulan beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-ciri
yang sama dan dikorelasikan (difungsikan) dalam satu bidang pengajaran.
Salah satu mata pelajaran dapat dijadikan inti subyek, dan mata pelajaran
lainnya dikorelasikan dengan inti tersebut.
4) Program yang berpusat pada anak (child centered), yaitu program kurikulum
yang menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata
pelajaran.
5) Inti program, yaitu suatu program yang berupa unit-unit masalah, dimana
masalah-masalah diambil dari suatu mata pelajaran tertentu, dan mata
pelajaran lainnya diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya
memecahkan masalahnya..
6) Ecletic Program, yaitu suatu program yang mencari keseimbangan antara
organisasi kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan peserta didik.
7) Berkenaan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tampaknya lebih
cenderung menggunakan pengorganisasian yang bersifat eklektik, yang terbagi
ke dalam lima kelompok mata pelajaran, yaitu :
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
kelompok mata pelajaran estetika; dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok-kelompok mata pelajaran tersebut selanjutnya dijabarkan lagi ke
dalam sejumlah mata pelajaran tertentu, yang disesuaikan dengan jenjang dan
jenis sekolah. Di samping itu, untuk memenuhi kebutuhan lokal disediakan mata
pelajaran muatan lokal serta untuk kepentingan penyaluran bakat dan minat
peserta didik disediakan kegiatan pengembangan diri.
e. EVALUASI KURIKULUM
1) Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam pengertian
terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan
nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2. Misi :
a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa melalui
pembelajaran dan pembiasaan
b. Melaksanakan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kompetensi
akademik
c. Mengembangkan kompetensi siswa dalam perusahaan sain dan teknologi
d. Meningkatkan program pengembangan diri guna mencapai prestasi non akademik
e. Mewujudkan kebiasaan positif yang berlandaskan nilai-nilai agama, budaya dan
sosial
B. Visi dan Misi Kompetensi Keahlian Teknik Tenaga Listrik dan Teknik
Instalasi Tenaga Listrik
1. Visi
Terciptanya insan cerdas yang beriman, bertaqwa, menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi serta mampu berkompetisi di dunia global khususnya di
bidang ketenagalistrikan
2. Misi
a. Membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan dan teknologi
yang sesuai dengan tantangan global di bidang Ketenagalistrikan
b. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan cerdas spiritual,
emosional dan intelektual, serta mengusai keahlian dasar di bidang
Ketenagalistrikan
Tujuan Kompetensi Keahlian Teknik Tenaga Listrik dan Teknik Instalasi Tenaga
Listrik adalah membekali peserta didik dengan keterampilan,
pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam bidang :
Dasar Pengukuran Listrik dan Elektromekanik
A. SPEKTRUM
Program
Nomor Pendidikan
No. Bidang Keahlian Program Keahlian Kompetensi Keahlian
Kode
3 Th 4 Th
1.6. Teknik Grafika 1.6.1. Desain Grafika 026
Program
Nomor Pendidikan
No. Bidang Keahlian Program Keahlian Kompetensi Keahlian
Kode
3 Th 4 Th
1.13. Teknik Elektronika 1.13.1. Teknik Audio Video 054
Ket : Spektrum PMK diatas diterapkan untuk kelas X Program 3 Tahun dan 4
Tahun
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 3 2 2 2 2
6 Bahasa Inggris 3 3 2 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 3 3 2 2 2 2
8 Prakarya dan Kewirausahaan - - 2 2 2 2
9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 2 2 3 3 3 3
Kelompok C (Kejuruan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
10 Fisika 3 3 2 2 - -
11 Kimia 3 3 2 2 - -
12 Gambar Teknik 3 3 2 2 - -
C2. Dasar Program Keahlian
13 Simulasi Digital 3 3 - - - -
14 Dasar Pengukuran Listrik 5 5 - - - -
15 Pekerjaan Dasar Elektromekanik 4 4 - - - -
TOTAL 48 48 48 48
Ket : Muatan Lokal Terintegrasi kedalam mapel Instalasi Motor Listrik, Seni
Budaya, Penjasorkes, dan Teknologi
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
Muatan Nasional
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6 Bahasa Inggris 3 3 3 3 4 4
Muatan Kewilayahan
7 Seni Budaya 3 3 - - - -
8 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 2 2 2 2 - -
Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
9 Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
10 Fisika 3 3 - - - -
11 Kimia 3 3 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
Teknik Instalasi Tenaga Listrik
12 Gambar Teknik Listrik 3 3 - - - -
13 Dasar Listrik dan Elektronika 5 5 - - - -
14 Pekerjaan Dasar Elektromekanik 4 4 - - - -
Teknik Tenaga Listrik
1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan 1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan
YME; YME;
2. jujur, disiplin, empati, dan pembelajar 2. jujur, disiplin, empati, dan pembelajar
sejati sepanjang hayat; sejati sepanjang hayat;
3. bangga dan cinta tanah air, bangga 3. bangga dan cinta tanah air, bangga
pada profesinya, dan berbudaya pada profesinya, dan berbudaya
nasional; nasional;
4. memelihara kesehatan jasmani, 4. memelihara kesehatan jasmani,
rohani, dan lingkungan; rohani, dan lingkungan;
5. berpikir kritis, kreatif, beretika-kerja, 5. berpikir kritis, kreatif, beretika-kerja,
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 33
Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan
Uraian Kompetensi Inti untuk program pendidikan 3 tahun dan 4 tahun pada
SMK/MAK disajikan dalam Tabel 4.
D. MUATAN KURIKULUM
1. MATA PELAJARAN
Struktur dan muatan KTSP SMK ditetapkan melalui Keputusan Dirjen Dikdasmen
Nomor 07/D.D5/KK/2018. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan berisi
Muatan Umum yang terdiri atas:
(A) Muatan Nasional
(B) Muatan Kewilayahan yang dikembangkan sesuai kebutuhan wilayah
(C) Muatan Peminatan Kejuruan yang terdiri atas Dasar Bidang Keahlian, Dasar
Program Keahlian, dan Kompetensi Keahlian.
E. MUATAN LOKAL
1. PENGERTIAN
a. Muatan lokal merupakan bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan
yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal.
b. Muatan lokal sebagai kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan
kearifan di daerah tempat tinggalnya.
c. Muatan lokal diajarkan untuk membekali peserta didik dengan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang diperlukan untuk:
1) Meningkatkan Kesadaran peserta didik akan potensi lingkungan alam, sosial,
budaya, dan spiritual di daerahnya, dan
2) Melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah yang berguna
bagi diri dan lingkungannya dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
2. TUJUAN
Tujuan pembelajaran Muatan lokal (Mulok) adalah untuk membekali peserta didik
agar mampu:
a. Mengidentifikasi berbagai potensi yang ada di daerah tempat tinggalnya;
b. Mengembangkan aspek lingkungan, social, budaya, dan seni yang dapat menjadi
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 38
nilai ekonomis, dan
c. Memanfaatkan sumber daya daerah untuk menunjang pembangunan nasional.
3. LANDASAN HUKUM
a. Permendikbud Republik Indonesia No. 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal
Kurikulum 2013.
b. Permendikbud Republik Indonesia No. 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan: Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
4. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN
Muatan lokal dikembangkan atas prinsip-prinsip:
a. Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik;
b. Keutuhan kompetensi;
c. Fleksibilitas jenis, bentuk, dan pengaturan waktu penyelenggaraan,
d. Kebermanfaatan untuk kepentingan nasional dan menghadapi tantangan global.
d. Muatan lokal yang bukan berdiri sebagai mata pelajaran tersendiri, harus
diintegrasikan di dalam salah satu atau lebih dari ketiga mata pelajaran Kelompok
Wajib B (Seni Budaya, Prakarya dan Kewirausahaan, dan Pendidikan Jasmani,
Olah raga dan Kesehatan) dengan waktu beban yang terintegrasi pada salah satu
atau lebih mata pelajaran tersebut.
Tanpa Listrik
Sedangkan kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di
suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan tarap kehidupan
masyarakat, yang disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah
yang bersangkutan.
Kebutuhan daerah tersebut adalah seperti kebutuhan untuk :
a. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah;
b. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah
c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu sesuai dengan
keadaan perekonomian daerah;
d. Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan peserta didik dan untuk
mendukung pengembangan potensi daerah, seperti potensi pariwisata, dan
e. Meningkatkan kemampuan berwirausaha.
Layanan Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan
berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan
Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai
kemandirian, dalam wujud kemampuan memahami, menerima, mengarahkan,
mengambil keputusan, dan merealisasikan diri secara bertanggung jawab sehingga
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupannya
Layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan secara langsung (tatap muka) antara
guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan konseli dan tidak langsung
(menggunakan media tertentu), dan diberikan secara individual (jumlah peserta
didik/konseli yang dilayani satu orang), kelompok (jumlah peserta didik/konseli yang
dilayani lebih dari satu orang), klasikal (jumlah peserta didik/konseli yang dilayani
lebih dari satuan kelompok), dan kelas besar atau lintas kelas (jumlah peserta
didik/konseli yang dilayani lebih dari satuan klasikal).
Pemahaman yaitu membantu konseli agar memiliki pemahaman yang lebih baik
terhadap dirinya dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, budaya, dan norma
agama).
Penyesuaian yaitu membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri
sendiri dan dengan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
Penyaluran yaitu membantu konseli merencanakan pendidikan, pekerjaan dan karir
masa depan, termasuk juga memilih program peminatan, yang sesuai dengan
kemampuan, minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadiannya.
Keterbukaan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling
yang bersifat terbuka dan tidak berpura-pura dalam memberikan dan
menerima informasi.
Keaktifan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada
peserta didik/konseling memerlukan keaktifan dari kedua belah pihak.
Kemandirian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling
yang merujuk pada tujuan agar peserta didik/ konseling mampu mengambil
keputusan pribadi, sosial, belajar, dan karir secara mandiri.
Kekinian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang
berorientasi pada perubahan situasi dan kondisi masyarakat di tingkat lokal,
Kedinamisan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling
yang berkembang dan berkelanjutan dalam memandang tentang hakikat manusia,
kondisi-kondisi perubahan perilaku, serta proses dan teknik bimbingan dan
konseling sejalan perkembangan ilmu bimbingan dan konseling.
Keterpaduan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang
terpadu antara tunjuan bimbingan dan konseling dengan tujuan pendidikan dan
nilai – nilai luhur yang dijunjung tinggi dan dilestarikan oleh masyarakat.
Keharmonisan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling
yang selaras dengan visi dan misi sekolah, nilai dan norma kehidupan yang
berlaku di masyarakat.
Keahlian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling
berdasarkan atas kaidah-kaidah akademik dan etika profesional, dimana layanan
bimbingan dan konseling hanya dapat diampu oleh tenaga ahli bimbingan dan
konseling.
e. Bidang Layanan
1) Tujuan
Rumusan tujuan yang akan dicapai disusun dalam bentuk perilaku
yang harus dikuasai peserta didik/ konseli setelah memperoleh layanan
bimbingan dan konseling.
2) Bidang layanan
1) Kegiatan Layanan
2. PENGERTIAN EKSTRAKULIKULER
a) Bersifat Wajib
b) Bersifat Pilihan
kegiatan ekstrakurikuler;
Penilaian
Evaluasi
2. Komite Sekolah/Madrasah
3. Orang tua
Memberikan kepedulian dan komitmen penuh terhadap keberhasilan kegiatan
Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan.
Tabel 6. PROGRAM EKSKUL TAHUN PELAJARAN 2020/2021
JADWAL
NO EKSKUL
SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU
1 Pramuka
2 Karate
3 Paskibra
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 58
4 Futsal
5 Basket
6 Bulutangkis
Pecinta
7
Alam
8 Band
9 KIR
10 Rohis
11 Volly
12 Mading
13 PMR/UKS
Catatan :
Kegiatan Ekskul Pramuka dilaksanakan setelah kegiatan belajar mengajar selesai
yaitu pukul 13.30 s/d 15.30
Sedangkan kegiatan ekskul lainnyadilaksanakan mulai pukul 15.00 s.d. 17.30 WIB.
1. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap
muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk
mencapai standar kompetensi lulusan serta kemampuan lainnya dengan
memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
1. KONSEP
a. Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan
pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara
pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat.
Proses tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi mereka menjadi semakin lama semakin meningkat
dalam sikap spiritual dan sosial, pengetahuan serta ketrampilan yang
diperlukan untuik kehidupan dirinya dan masyarakat. Guna merealisasikan
proses pembelajaran yang efektif dan efisien terutama dalam program
pembelajaran.
b. Program pembelajaran dapat berlangsung di sekolah, di lingkungan
keluarga, dan di masyarakat.
Program pembelajaran yang diprogramkan secara khusus untuk
diselenggarakan di masyarakat antara lain berupa Praktik Kerja Lapangan
(PKL).
Program PKL disusun bersama antara sekolah dan masyarakat (Institusi
Pasangan/Industri) dalam rangka memenuhi kebutuhan peserta didik, sekaligus
merupakan wahana berkontribusi bagi dunia kerja (DU/DI) terhadap upaya
pengembangan pendidikan di SMK.
2. TUJUAN
3. DESKRIPSI
a. PERENCANAAN PROGRAM PKL
1) Pemetaan Industri
1. PERATURAN AKADEMIK
a. KETENTUAN UMUM
b) KETENTUAN KHUSUS
Setiap peserta didik harus bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, sopan santun, berpengetahuan dan
berketerampilan serta sehat jasmani dan rohani.
Setiap peserta didik harus berjiwa Pancasila dan Undang Undang
Dasar 1945
Setiap peserta didik harus bertanggung jawab atas terciptanya 7 K
(Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan,
Kerindangan dan Kesehatan) .
Setiap peserta didik harus menciptakan ketahanan sekolah sebagai
wawasan Wiyata mandala
Setiap peserta didik harus melaksanakan Panca Tertib :
Tertib waktu datang dan pulang
Tertib mengikuti pelajaran
Tertib berseragam sekolah
Tertib bercakap
Tertib Bertingkah laku
e) PROSEDUR PENILAIAN
1) Pengamatan dilakukan oleh peserta didik, guru, wali kelas, guru
pembimbing ( BP/BK), Pembina OSIS, staf TU, Kepala Sekolah,
instansi terkait, dan warga masyarakat.
2) Secara periodik penilai mengadakan perhitungan jumlah angka poin
pelanggaran sebagai upaya pembinaan dan penilaian.
3) Penilaian dilaksanakan setiap akhir semester berdasarkan angka poin
komulatif pelanggaran pada semester yang berlangsung dan sebagai
bahan pertimbangan penempatan praktik kerja lapangan (PKL).
4) Jika peserta didik dalam waktu satu tahun pelajaran tidak mencapai
angka kredit komulatif 100 dan siswa tersebut naik tingkat / kelas
berikutnya, angka poin kembali 0, sejalan dengan penghargaan prestasi
yang diperoleh pada tahun pelajaran berjalan.
Tabel 7. Predikat Poin Peserta Didik
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 69
Nilai Jumlah angka poin pelanggaran tiap
Komulatif aspek
BAIK 0 – 25
CUKUP 26 – 74
KURANG 75 – 100
f) PENGHARGAAN
1) Peserta didik yang berprestasi akan diberikan penghargaan :
2) Pengurangan poin
3) Pujian
4) Nilai
5) Piagam penghargaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
g) PEMBERIAN PENGHARGAAN MEKANISME
1) Peserta didik yang berprestasi akan diumumkkan pada waktu upacara
bendera dan mendapat ucapan selamat dari kepala sekolah, dewan
guru, dan karyawan serta perwakilan / semua peserta didik
2) Peserta didik yang memiliki prestasi namun memiliki pelanggaran
maka skor akan dikurangi dengan ketentuan sebagai berikut :
3) Berprestasi di tingkat sekolah : poin dikurangi 15
4) Berprestasi di tingkat kecamatan : poin dikurangi 20
5) Berprestasi di tingkat kabupaten : poin dikurangi 25
/kotamadya
6) Berprestasi di tingkat propinsi : poin dikurangi 30
7) Berprestasi di tingkat nasional : poin dikurangi 35
8) Berprestasi di tingkat intenasional : poin dikurangi 50
9) Peserta didik yang tidak terlambat selama satu bulan maka point
dikurangi 10 (rekomendasi guru BK)
10) Penghargaan yang berupa uang pembinaan akan diatur oleh sekolah
sesuai ketentuan yang berlaku.
h) PKL
1) Peserta didik belajar selama tiga tahun dari kelas X sampai dengan
kelas XII di sekolah, pada tahun ketiga (tingkat 3) semester ganjil
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 70
peserta didik melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di
industri dengan ketentuan / kewajiban sebagai berikut :
2) Memiliki nilai rapor sesuai ketuntasan belajar di kelas X dan XI.
3) Membuat surat pernyataan sesuai MOU dunia usaha dan industri.
4) Membuat laporan setelah selesai melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan ( PKL ) dan dipresentasikan di hadapan peserta didik kelas X
atau kelas XI.
2. TATA TERTIB
a) PAKAIAN SERAGAM SEKOLAH
Senin
Putra :
1) Seragam putih-putih
2) Memakai dasi berlogo SMK Nurtanio 1
3) Memakai topi bertuliskan SMK Nurtanio 1 (pada saat upacara)
4) Celana panjang sampai mata kaki dan bagian bawah tidak mengecil
(ukuran lebar minimal 18 cm)
5) Memakai badge OSIS SLTA, bendera merah putih dan Nametag
6) Ikat pinggang warna hitam berlogo OSIS SLTA
7) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkaus kaki putih
Putri :
1) Seragam putih abu-abu,
2) Rok panjang rempel sebatas mata kaki, kecuali pada saat pelajaran
bengkel dapat menggunakan celana panjang
3) Memakai dasi berlogo SMK Nurtanio 1
4) Memakai topi bertuliskan SMK Nurtanio 1 (pada saat upacara)
5) Memakai badge OSIS SLTA, bendera merah putih dan Nametag
6) Ikat pinggang warna hitam berlogo OSIS SLTA
7) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkaus kaki putih
8) Bagi yang mengenakan jilbab, berwarna putih
9) Bagi yang tidak berjilbab dan berambut panjang wajib diikat rapi
Selasa
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 71
Putra :
1) Seragam putih abu-abu,
2) Celana panjang sampai mata kaki dan bagian bawahtidak mengecil
3) Memakai badge OSIS SLTA, bendera merah putih dan Nametag
4) Ikat pinggang warna hitam berlogo OSIS SLTA
5) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkaus kaki putih
Putri :
1) Seragam putih abu-abu,
2) Rok panjang rempel sebatas mata kaki
3) Memakai badge OSIS SLTA, bendera merah putih dan Nametag Ikat
pinggang warna hitam berlogo OSIS SLTA
4) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkauskaki putih
5) Bagi yang meengenakan jilbab, berwarna putih
6) Bagi yang tidak berjilbab, rambut diikat rapi
Rabu
Putra :
1) Seragam pramuka warna coklat
2) Celana panjang sampai mata kaki dan bagian bawah tidak mengecil
3) Memakai atribut Pramuka Penegak dan Nametag ( dasar coklat tulisan
hitam ) ukuran 11,5 x 2 cm
4) Ikat pinggang warna hitam berlogo tunas kelapa Penegak
5) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkauskaki hitam
Putri :
1) Seragam pramuka warna coklat
2) Rok panjang rempel sebatas mata kaki
3) Memakai atribut Pramuka Penegak dan Nametag ( dasar coklat tulisan
hitam ) ukuran 11,5 x 2 cm
4) Ikat pinggang warna hitam berlogo tunas kelapa Penegak
5) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkauskaki hitam
6) Bagi yang mengenakan jilbab, berwarna coklat tua. Apabila jilbab di
luar maka kacu di taruh di luar, apabila jilbab dimasukkan ke dalam
kerah maka kacu di taruh di kerah baju
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 72
7) Bagi yang tidak berjilbab, rambut diikat rapi
Kamis
Putra :
1) Seragam batik khas SMK Nurtanio 1
2) Celana panjang putih sampai mata kaki dan bagian bawah tidak
mengecil
3) Ikat pinggang warna hitam berlogo tunas kelapa Penegak
4) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkauskaki hitam
Putri :
1) Seragam pramuka warna coklat
2) Rok panjang putih rempel sebatas mata kaki
3) Ikat pinggang warna hitam berlogo tunas kelapa Penegak
4) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkauskaki hitam
5) Bagi yang mengenakan jilbab, berwarna putih. Bagi yang tidak
berjilbab, rambut diikat rapi
Jumat
Putra :
1) Pakaian muslim ( baju koko putih )
2) Nonmuslim baju putih lengan panjang
3) panjang warna abu- abu sampai mata kaki dan bagian bawah tidak
mengecil
4) Ikat pinggang warna hitam berlogo OSIS SLTA
5) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkauskaki putih
Putri :
1) Pakaian muslimah ( berjilbab )
2) Non Muslim baju putih lengan panjang
3) Rok panjang warna abu-abu rempel sebatas mata kaki
4) Ikat pinggang warna hitam berlogo OSIS SLTA
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 73
5) Sepatu hitam bertali hitam / putih dan berkaus kaki putih
6) Bagi yang meengenakan jilbab, berwarna putih
7) Bagi yang tidak berjilbab, rambut diikat rapi
8) Membuat identitas nama dibordir pada baju seragam, praktik, batik,
baju koko (berwarna putih) dan kaus olahraga sebelah kanan dengan
ukuran 11.5 cm x 2 cm
9) Khusus untuk hari Senin dan Selasa membuat nametag nama sebelah
kanan dengan ukuran 11.5 cm x 2 cm dan bendera merah putih 2 x 3
cm sebelah kiri
10) Pakaian olahraga dan praktik digunakan pada waktu mengikuti
pelajaran tersebut , berangkat dari rumah memakai seragam sekolah
sesuai ketentuan.
11) Putri menggunakan celana panjang/training spack pada pelajaran
olahraga dan praktik sesuai ketentuan.
d) UPACARA
1) Setiap peserta didik wajib mengikuti upacara bendera dengan tertib dan
khidmat yang diselenggarakan tiap hari Senin dan hari-hari besar
nasional
2) Petugas upacara PASKIBRA SMK Nurtanio 1
h) LARANGAN – LARANGAN
1) Membawa alat / benda apa pun yang membahayakan dan tidak ada
hubungannya dengan pelajaran sekolah.
2) Merokok, minum minuman keras, dan narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya ( NAPZA ).
3) Membentuk organisasi selain OSIS dan mengikuti / melaksanakan
kegiatan yang bertentangan dengan kebijakan pemerintah.
4) Berkelahi di sekolah maupun di luar sekolah secara perorangan
maupun secara masal atau keroyokan.
5) Pelecehan, perundungan/bullying, dan kekerasan.
6) Membawa teman luar sekolah tanpa seizin guru piket.
7) Membawa, membaca, menonton, mengedarkan film pornoaksi,
pornografi, dan lain-lain yang bertentangan dengan kesusilaan.
8) Memakai topi ( bukan topi sekolah ), jaket , aksesoris, dan kalung di
lingkungan sekolah.
9) Gaduh dilingkungan sekolah atau perbuatan-perbuatan yang
diperkirakan mengganggu kelancaran kegiatan belajar mengajar
( KBM ).
10) Meninggalkan sekolah sebelum waktunya, kecuali sudah diizinkan oleh
petugas piket.
11) Menentang perintah guru, kepala sekolah, orang tua atau petugas
sekolah.
l) TAMBAHAN
m) PENUTUP
Tata tertib dan tata krama ini berlaku sejak ditetapkan dan akan dievaluasi
setiap tahun pelajaran.
a. KONSEP
1) Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik mengandung
makna pengukuran, penilaian dan evaluasi. Pengukuran adalah
kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu kriteria atau
ukuran. Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi/bukti,
menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-bukti hasil
pengukuran. Sedangkan Evaluasi adalah proses mengambil keputusan
berdasarkan hasil-hasil penilaian.
2) Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik dalam ranah
sikap (spiritual dan sosial), ranah pengetahuan, dan ranah keterampilan
yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah
proses pembelajaran suatu kompetensi muatan pembelajaran untuk
kurun tertentu.
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 82
3) Penilaian hasil belajar berperan membantu peserta didik mengetahui
capaian pembelajaran (learning outcomes), memperoleh informasi
tentang kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan belajar. Dalam
pendidikan berbasis standar (standard-based education), kurikulum
bebasis kompetensi (competency-based curriculum), dan pendekatan
belajar tuntas (mastery learning) penilaian proses dan hasil belajar
merupakan parameter tingkat pencapaian kompetensi minimal yang
menjadi batas ketuntasan belajar.
4) Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan
pemerintah.
5) Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan
informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam
ranah sikap spiritual dan sikap sosial, ranah pengetahuan, dan ranah
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama
dan setelah proses pembelajaran.
6) Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan
hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian oleh pendidik
digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik; bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses
pembelajaran.
7) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai
pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran.
Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran
tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi, dilakukan dalam bentuk ujian nasional.
b. DESKRIPSI
1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki tujuan untuk mengetahui
tingkat penguasaan kompetensi, menetapkan ketuntasan penguasaan
kompetensi, menetapkan program perbaikan atau pengayaan
NILAI PENGETAHUAN
PREDIKAT
PENGETAHUAN KETERAMPILAN SIKAP
B 71 – 85 71 – 85 Baik
C 56 – 70 56 – 70 Cukup
Teknik
Bentuk Instrumen Keterangan
Penilaian
Penilaian unjuk
Daftar cek, dengan
kerja/kinerja/praktik disebut
menggunakan daftar cek,
juga penilaian tugas yang
peserta didik mendapat nilai
dilakukan dengan cara
bila kriteria penguasaan
mengamati kegiatan peserta
kompetensi tertentu dapat
didik dalam melakukan
diamati oleh penilai.
sesuatu.
Unjuk Penilaian ini cocok
kerja/kinerja/ Skala Penilaian (Rating Scale). digunakan untuk menilai
praktik Penilaian kinerja yang ketercapaian kompetensi
menggunakan skala penilaian yang menuntut peserta didik
memungkinkan penilai melakukan tugas tertentu.
memberi nilai tengah terhadap Penilaian Tugas adalah
penguasaan kompetensi penilaian atas proses dan
tertentu, karena pemberian nilai hasil pengerjaan tugas yang
secara kontinum dimana pilihan dilakukan langsung secara
kategori nilai lebih dari dua. individu atau kelompok.
Projek Penilaian projek dilakukan Penilaian projek dapat
mulai dari perencanaan, digunakan untuk mengetahui
pelaksanaan, sampai pelaporan. pemahaman, mengaplikasi,
menyelidiki dan
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 87
Teknik
Bentuk Instrumen Keterangan
Penilaian
Untuk menilai setiap tahap menginformasikan suatu hal
perlu disiapkan kriteria secara jelas.
penilaian atau rubrik. Penilaian projek dilakukan
mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, sampai
pelaporan.
Daftar cek atau skala penilaian Penilaian produk menilai
(rubrik) kemampuan peserta didik
Produk
membuat produk-produk,
teknologi, dan seni.
Daftar cek atau skala penilaian Penilaian portofolio pada
(rubrik) dasarnya menilai karya-
Portofolio karya peserta didik secara
individu pada satu periode
untuk suatu mata pelajaran.
Tes tulis, daftar cek atau skala Penilaian tulis juga
penilaian (rubrik) digunakan untuk menilai
ranah keterampilan, seperti
Tulis
menulis karangan, menulis
laporan, dan menulis
surat,laporan keuangan, dsb.
2) Hasil penilaian setiap KD keterampilan dilaporkan dalam bentuk nilai
optimum (nilai tertinggi) dari indikator pencapaian kompetensi (IPK)
dengan catatan tidak ada IPK yang mendapat nilai di bawah batas
ketuntasan (2,67) atau kurang dari 3 bila menggunakan rentang 1-4.
Sedangkan Nilai akhir untuk ranah keterampilan yang dilaporkan
pendidik kepada satuan pendidikan diambil dari rerata nilai optimal
ranah keterampilan (Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 Pasal 6
ayat (5))
f. REMEDIAL DAN PENGAYAAN
KELAS
1 2 1 2 1 2
Kelompok A (Wajib)
3 Bahasa Indonesia 75 75 75 75 75 75
4 Matematika 75 75 75 75 75 75
5 Sejarah Indonesia 78 78 79 79 80 80
6 Bahasa Inggris 75 75 75 75 75 75
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 78 78 79 79 80 80
Kelompok C (Kejuruan)
10 Fisika 78 78 79 79 - -
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 91
KELAS
1 2 1 2 1 2
11 Kimia 78 78 79 79 - -
15 Gambar Listrik 78 78 - - - -
16 - - 78 78 79 79
Instalasi Penerangan Listrik
17 - - 78 78 79 79
Instalasi Tenaga Listrik
18 - - 78 78 79 79
Instalasi Motor Listrik
3. Pelaporan hasil ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan dalam bentuk
ijazah.
4. Ijazah adalah pengakuan terhadap prestasi dan penyelesaian belajar peserta didik
setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan terakreditasi.
5. Pelaporan hasil ujian nasional yang dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk
Sertifikat Hasil Ujian Nasional (SHUN).
10. Pelaporan hasil penilaian RPL dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan
ketentuan dalam bentuk surat keterangan pengakuan kompetensi yang dimiliki
peserta didik.
Pelaporan hasil penilaian teaching factory atau technopark dilakukan oleh satuan
pendidikan dan/atau DUDI dalam bentuk paspor keterampilan atau sertifikat
kompetensi (teaching factory atau technopark).
a. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah pada hasil karya berbentuk jasa
atau produk;
f. Pembelajaran Mandiri;
KBM yang memposisikan peserta didik sebagai subyek yang mampu
mengelola proses pembelajaran secara swakelola (mandiri). Dalam
pembelajaran mandiri, peserta didik harus mampu menyiapkan,
mengorganisasikan, melaksana kan, mengendalikan dan menilai proses
dan hasil pembelajaran, dengan cirri sebagai berikut:
Alokasi waktu belajar berkisar antara 1044 jam pelajaran untuk selama waktu
pendidikan. Durasi pembelajaran 45 menit per jam pelajaran dan praktik kerja
industri dilaksanakan selama 4 sampai 12 bulan dengan menggunakan alokasi
waktu pembelajaran program produktif.
4) Orientasi Kerja;
Sekolah memberi tugas kepada peserta didik tingkat I pada setiap liburan
untuk mengikuti kegiatan kerja yang dilakukan oleh ORTU/lingkungan
yang ada dimasyarakat dan penulisan Laporan Hasil Praktek Orientasi
Kerja yang dilakukan selama liburan akhir semester gasal/genap.
5) Replikasi Industri;
Untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dikalangan peserta didik dan
mempersiapkan peserta didik memiliki ketrampilan dalam memasuki
kehidupan, sekolah mengadakan program replikasi bekerjasama dengan
Perusaahaan sebagai suplay produk dan jasa.
P. PROGRAM PEMINATAN/PENJURUSAN
1. KONSEP PEMINATAN
2. TUJUAN
3. DESKRIPSI
Saran Orangtua
Calon Siswa Minat Siswa
Pilihan Program Nilai rapor SMP
Keahlian Nilai UN SMP
Rekomendasi guru BK SMP
2. Datang ke
Sekolah
3. Mengambil dan
mengisi formulir
pendaftaran
4. Mendaftar dan
Mengembalikan
formulir
Tabel 15.
Seleksi Wawancar
2. Seleksi Administrasi Seleksi a 0lehGuru
fisik tim PPDB Akademik oleh
tim PPDB BK
3.
Penetapan
Penerimaan
Y/T
5. Lapor
4. Pengumuman Diri/Daftar ulang
6. Menetapkan
dan
melaksanakan
MOS/OSPEK
7. Proses Pembelajaran
Apabila dalam Program Keahlian yang ada memiliki lebih dari satu Paket
Keahlian, peserta didik diberikan kesempatan untuk mengubah Paket
Keahlian pilihannya ketika mendaftar dengan memenuhi ketentuan di atas.
Untuk memperkuat pilihan Paket Keahlian, sebaiknya meminta pendapat
dari kepala Progam Keahlian.
Paket Keahlian n
Pilihan lintas minat Paket Keahlian dapat dilakukan dengan mengambil mata
pelajaran di luar Paket Keahlian yang sudah dipilih, dalam Program Keahlian
yang sama. Pilihan lintas minat Paket Keahlian dilaksanakan di Kelas XI dan
Kelas XII dengan beban paling banyak 4 jam pelajaran per minggu.
Beban belajar per minggu jika mengambil mata pelajaran lintas minat Program
Keahlian atau Paket Keahlian adalah jam wajib (48 jp) ditambah jam lintas
minat (4 jp), sehingga menjadi 52 jp per minggu.
BIDANG KEAHLIAN
Program Keahlian I
(Siswa) Prog. Keahlian II
Mapel: 1. …..
2.
Pilihan Lintas Minat (4 jp/mg)
…..
3.
…..
4..
….
Diagram 5. Pilihan Lintas Minat Kelas XI
n…….
PROGRAM
Paket Keahlian A
Paket Keahlian B
(Siswa)
Mapel: 1. …..
2.
Pilihan Lintas Minat (4 jp/mg)
…..
3.
…..
4. .
….
Mata pelajaran lintas minat yang diambil oleh peserta didikn.pada kelas X, kelas
…..
XI, dan kelas XII masing-masing sejumlah satu atau lebih mata pelajaran sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.
Disesuaikan dengan
tugas jabatan yang
disertifikasi
Program Pendalaman
Tugas/pekerjaan 1
Paket Prog. Ya
Tugas/pekerjaan 2 Du/Di Pendalaman
Tidak Sertifikasi
Keahlian Tuntas
Tugas/pekerjaan 3
Tidak
Tugas/pekerjaan 4 Surat
Keterangan
…………………………
Tugas/pekerjaan n
Peserta didik SMA/MA dan SMK/MAK pada dasarnya dapat pindah antara
kelompok peminatan akademik ke kelompok peminatan kejuruan atau sebaliknya,
paling lambat pada akhir semester 1 (satu). Perpindahan kelompok peminatan
akademik ke kelompok peminatan kejuruan atau sebaliknya didasarkan pada hasil
pembelajaran pada semester berjalan dan rekomendasi guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor. Peserta didik yang pindah ke kelompok peminatan kejuruan
atau sebaliknya harus mengikuti program matrikulasi pada peminatan yang dipilih
(Permendikbud No. 64 Tahun 2014, Pasal 13).
1. PENGERTIAN
Muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum adalah: pendidikan agama,
pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga,
keterampilan/kejuruan, pembiasaan dan muatan lokal. Masing-masing muatan
memiliki tujuan pendidikan yang berbeda dan peluang untuk memasukkan
kecakapan hidup secara terintegratif seperti berikut :
a. Pengertian
Menurut Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa “pendidikan merupakan
daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin,
karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Jadi sedah jelas, bahwa
pendidikan merupakan kunci utama untuk menumbuhkembangkan
karakter bangsa menjadi baik.
Menurut Suyanto (2009) : Pendidikan karakter adalah cara berfikir dan
berprilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja
sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun Negara.
Menurut Kertajaya (2010) : Pendidikan karakter adalah ciri khas yang
dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan
mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan
“mesin” yang mendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap,
berucap, dan merespon sesuatu.
b. Tujuan
Mengembangkan potensi hati nurani peserta didik sebagai manusia dan
warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa
Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan
sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius
Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan
Menanamkan jiwa keteladanan, kepemimpinan dan tanggung jawab
peserta didik sebagai generasi penerus bangsa
Mengembangkan lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar yang
aman, jujur, penuh kreativitas, persahabatan serta dengan rasa kebangsaan
yang tinggi
Seperti diterangkan di atas bahwa dalam diri siswa siswi SMK Nurtanio
1terdapat perasaan, pikiran dan perilaku, sama halnya dalam desain induk milik
kemendiknas ini yang menyebutkan ciri Individu yang berkarakter ialah :
PELAKSANAAN
Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan
pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan
dan berkewenangan di sekolah/madrasah. Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah
PENGERTIAN
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan global dalam aspek ekonomi, seni budaya,
SDM, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain ke
dalam kurikulum sekolah yang akhirnya bermanfaat bagi pengembangan
kompetensi peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk persaingan global.
Keunggulan lokal adalah hasil bumi, kreasi seni, tradisi, budaya, pelayanan, jasa,
sumber daya alam, sumber daya manusia atau lainnya yang menjadi keunggulan
suatu daerah.
Keunggulan yang dimiliki suatu daerah dapat lebih memberdayakan penduduknya
sehingga mampu meningkatkan pendapatan atau meningkatkan PAD (Pendapatan
Asli Daerah). Karena manfaat dan pendapatan yang diperoleh menjadikan
penduduk daerah tersebut berupaya untuk melindungi, melestarikan dan
meningkatkan kualitas keunggulan lokal yang dimiliki daerahnya sehingga
bermanfaat bagi penduduk daerah setempat serta mampu mendorong persaingan
secara kompetitif pada tingkat nasional maupun global.
TUJUAN
Tujuan penyelenggaraan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah
agar siswa mengetahui keunggulan lokal daerah dimana dia tinggal, memahami
berbagai aspek yang berhubungan dengan keunggulan lokal daerah tersebut,
selanjutnya siswa mampu mengolah sumber daya, terlibat dalam pelayanan / jasa
atau kegiatan lain yang berkaitan dengan keunggulan lokal sehingga memperoleh
pendapatan dan melestarikan budaya / tradisi / sumber daya yang menjadi ungulan
daerah serta mampu bersaing secara nasional maupun global.
Supaya keunggulan yang dimiliki daerah dapat dipahami siswa dan keunggulan
daerah dapat menyejahterakan masyarakatnya diharapkan keunggulan daerah
dapat menjadi kebanggaan bagi masyarakat pada umumnya.
Sehingga masyarakat dapat menjaga kelestarian potensi daerahnya dan dapat
memanfaatkan potensi daerahnya sendiri dengan semaksimal mungkin, sehingga
bermanfaat bagi hidupnya, dan bagi masyarakat pada umumnya.
RUANG LINGKUP
TINDAK LANJUT
Konsisten melaksanakan gerakan membaca 15 menit sebelum jam pertama
pelajaran dimulai
Akan menambah koleksi pustaka /buku baik fiksi dan non fiksi serta
materi bacaan lain yang dibutuhkan peserta didik
PENGERTIAN BULLYING
School “bullying” adalah perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh
seorang/sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan terhadap siswa/siswi lain
yang lebih lemah dengan tujuan menyakiti orang tersebut (Riauskina, Djuwita,
dan Soesetio, 2005).
Menurut Ida dan Komang (2014), dalam penelitiannya, bahwa korban bullying
terjadi perubahan dalam tingkah laku seperti berikut :
3) MEDIASI
4) RESTORASI PRAKTIS
1) LANGKAH LANGKAH
Beberapa hal yang harus ada dalam rencana program anti-bullying adalah:
Tujuan program anti-bullying
Strategi untuk mencegah terjadinya bullying
Cara pelaporan ketika terjadi bullying
Penanganan bullying
Tanggung jawab guru, staf, siswa, orang tua, pihak terkait dalam
pelaksanaan program anti-bullying
Metode monitoring dan evaluasi pelaksanaan program anti bullying
Program anti-bullying yang telah disempurnakan melalui konsultasi,
siap disahkan oleh sekolah dan mulai diimplementasikan
dilingkungan sekolah
2) PELAKSANAAN
3) KEGIATAN
a) Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah pencegahan yang ditujukan kepada siswa/i yang
belum pernah menyalahgunakan Narkoba. Kegiatan pencegahan primer
terutama dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan, penerangan dan pendidikan.
Kegiatan pencegahan primer terutama dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan,
penerangan dan pendidikan.seperti:
Kegiatan penyuluhan antara lain dalam bentuk ceramah, diskusi, sarasehan
dan seminar di sekolah.
Pemasangan himbauan dalam bentuk leaflet, brosur, spanduk, poster dan
sticker.
b) Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang ditujukan kepada
siswa siswi yang sudah mulai mencoba-coba menyalahgunakan narkoba.
Kegiatan pencegahan sekunder menitikberatkan pada kegiatan deteksi secara
dini terhadap siswa siswi yang menyalahgunakan narkoba, konseling dengan
memanggil siswa/I dan orang tuanya, bimbingan sosial melalui kunjungan
rumah (home visit). Namun, penerangan dan pendidikan pencegahan tentang
c) Pencegahan tertier
Pencegahan tertier ditujukan kepada siswa/I korban narkoba atau bekas korban
narkoba.
Kegiatan pencegahan tertier dilaksanakan dalam bentuk bimbingan sosial dan
konseling terhadap siswa siswi yang bersangkutan dan keluarga serta
kelompok sebayanya, penciptaan lingkungan sosial dan pengawasan sosial
yang menguntungkan bekas korban untuk memantapkan kesembuhan dan
pada akhirnya masyarakat dimana siswa siswi korban tinggal agar siap
menerima bekas korban dengan baik.
1) TUJUAN
3) PERAN GURU
Pembinaan siswa-siswi SMK Nurtanio 1 tentang kesadaran dan pengertian
tentang penggunaan obat secara tepat.
Penambahan kegiatan-kegiatan fisik (olah raga) dan mental motivasi) yang
menarik dan bermanfaat.
Mendidik siswa-siswi SMK Nurtanio 1 mengembangkan keterampilan
kejuruan lain yang menjadi talenta untuk menolak tekanan teman terdekat
dari lingkungan pergaulannya.
Penegakan tata tertib yang terus menerus tentang Narkoba.
Adakan sistem pengawasan perilaku siswa-siswi SMK Nurtanio 1 yang
lebih ketat dan intensif.
Pembentukan jaringan orang tua melalui POMG yang kuat dengan tujuan
menstimulasi komunikasi orang tua dan sekolah tetap berjalan .
Masalah penyalahgunaan narkoba bisa ditanggulangi melalui pendekatan
yang seimbang antara penegakan hukum dan pencegahan.
Penyalahgunaan narkoba adalah sangat kompleks yang disebabkan oleh
berbagai faktor, maka pencegahan dan penanggulangannya secara
terintegrasi, terpadu, terarah, berencana dan berkelanjutan.
Merencanakan dan melaksanakan kursus pelatihan untuk guru mata pelajaran, wali
kelas, guru BK, Walas, Kaprog, Waka, tentang strategi-strategi pencegahan,
keterampilan menangani siswa siswi yang terkena narkoba, pelatihan kerja untuk
memenej kasus penyalahgunaan narkoba.
Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan menyusun kebijakan
dan peraturan tentang penanggulangan dan pencegahan narkoba dan zat adiktif
lainnya.
Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, tim manajemen
sekolah menyusun tata tertib terkait hukuman/penalty penyalahgunaan narkotika di
SMk Negeri 1 Jakarta.
Kegiatan Sekolah
Kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, walas dan tim guru BK
mendorong dan menggerakkan siswa siswi untuk bergiat dalam kegiatan-kegiatan
yang positif dan kegiatan ektrakurikuler serta kegiatan sekolah seperti kerja bakti,
pemeliharaan kebersihan, kesehatan dan penghijauan lingkungan setiap hari Jum,at
setiap minggu di SMK Nurtanio 1
Kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, walas dan tim guru BK ,
guru olah raga menyusun program hidup sehat seperti: gerak jalan, lomba olahraga,
senam bersama, rekreasi bersama.
Sistem Rujukan
Kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, walas dan tim guru BK ,
guru olah raga, Sudin Pendidikan Jakarta Pusat 1, BNN tingkat kota, membantu
mereka yang rawan atau korban narkoba untuk mendapatkan pelayanan
pengobatan, perawatan atau rehabilitasi sosial melalui sistem rujukan atau tata
cara/prosedur yang disepakati bersama.
Unit Kerja
TUJUAN
Tujuan pengintegrasian pendidikan antikorupsi dalam pembelajaran PKn di SMK
Nurtanio 1secara umum adalah :
1) Menganalisis substansi dan hubungan korupsi sebagai pesan-pesan
konstitusional dengan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar
PKn.
2) Mengintegrasikan aspek dan indikator korupsi serta nilai acuan antikorupsi ke
dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar PKn
3) Menyusun model integrasi pendidikan antikorupsi dalam silabus pembelajaran
PKn
4) Menyusun model integrasi pendidikan antikorupsi ke dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) PKn.
MANFAAT
Dengan adanya pengintegrasian pendidikan antikorupsi dalam pembelajaran PKn
di SMK Nurtanio 1akan member manfaat antara lain :
1) Membangun kehidupan sekolah sebagai lingkungan bebas korupsi dengan
2) Mengembangkan kebiasaan (habit) antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan sekolah
3) Membina warga sekolah agar memiliki kompetensi kewarganegaraan yang
meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), sikap dan watak
kewarganegaraan (civic dispositions), dan keterampilan kewarganegaraan
(civic skill)
4) Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah melalui
pendidikan antikorupsi yang diintegrasikan secara sistematis dan sistemik
dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
RUANG LINGKUP
DIMENSI KORUPSI
Dimensi korupsi yang bukan merupakan dimensi formal, dan saling melengkapi
antara satu dengan lainnya antara lain :
1) DIMENSI POLITIK
Membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan umum/bersama (adil,
berani)
Melaksanakan kebijakan didasari pada sikap menjunjung tinggi
kebenaran (jujur, berani)
Melaksanakan pengawasan kebijakan secara tidak tebang pilih (adil,
berani)
2) DIMENSI SOSIOLOGI
Menepati janji (tanggung jawab)
Tidak diskriminatif dalam memberikan layanan (adil)
Tidak nepotisme (adil, mandiri)
Tidak kolusi (jujur, mandiri)
KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/ kedudukan, sebanding,
sepadan, seimbang.
KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti rasa
persaudaraan/kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan merasa
menjadi satu kesatuan (integritas),
KOMITMEN: Perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu (yang
telah disepakati), kontrak.
KONSEKUEN: Sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat, berwatak
teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan
KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan
HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak boros, cermat.
BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan
pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat,
teliti, dsb.)
IKHLAS:bersih hati, tulus hati.
3) DIMENSI EKONOMI
Melakukan persaingan secara sehat (tanggung jawab, jujur, kerja
keras)
Tidak menyuap (jujur)
Tidak boros dalam menggunakan sumberdaya (sederhana, tanggung
jawab)
Tidak melakukan penyimpangan alokasi dan distribusi (jujur, peduli,
tanggung jawab)
4) DIMENSI HUKUM
Tidak melakukan penggelapan dana, pajak, barang, dan sebagainya
(jujur, tanggung jawab)
Tidak melakukan pemalsuan dokumen, surat, tanda tangan, dan
sebagainya (jujur, tanggung jawab)
Tidak melakukan pencurian dana, barang, waktu, ukuran yang
merugikan pihak lain, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab, disiplin)
Tidak melakukan penipuan terhadap pihak lain (jujur)
Tidak melakukan persekongkolan dalam membuat putusan (tanggung
jawab)
Tidak melakukan perusakan terhadap barang/fasilitas milik negara
(tanggung jawab, peduli)
Tidak memberikan atau menerima gratifikasi (jujur, sederhana)
Tidak menyalahi/melanggar aturan (disiplin, tanggung jawab) bekerja,
selalu berusaha giat, terus menerus.
SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian, tetap
memegang keadilan).
TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya
(kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb.
Misalnya berani dan siap menerima resiko, amanah, tidak mengelak,
dan berbuat yang
terbaik), hak fungsi menerima pembebanan sebagai akibat sikap pihak
sendiri atau pihak lain, melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan
sungguh-sungguh.
9. PENDIDIKAN ADIWIYATA
Recycle adalah tindakan membuat suatu barang baru dari bahan lama
(sampah) dengan jalan mengubah kandungan kimia dan fisik barang.
SMKN 1 Jakarta telah melakukan pengelolaan sampah, baik sampah
organik maupun anorganik yang ditangani oleh siswa/i dari exskul.Dalam
penyusunan RKAS telah dimasukkan ke dalam draf usulan sebesar 10%
s.d.20% untuk alokasi pembiayaanadiwiyata / penataan lingkungan
sekolah.
b) Kegiatan Ekstrakurikuler :
Pembiasaan perilaku siswa/I adalah kegiatan pemeliharaan kebersihan
lingkungan dengan cara setiap pasca kegiatan ektrakurikuler, siswa
selalu membersihkan tempat kegiatan tersebut sampai bersih seperti
semula.
d) Penghematan Energi
Penghematan energy tak terbarukan listrik adalah setiap selesai kegiatan
di ruangan maka siswa/I berkewajiban mematikan lampu, AC, Komputer
dan peralatan lain yang berkaitan dengan listrik.
Penghematan energy terbarukan air adalah setiap selesai memakai air,
wudhu, cuci tangan / kaki maka siswa/I berkewajiban mematikan kran,
pompa air, wastafel dan peralatan lain yang berkaitan dengan air.
Penghematan kertas dengan memanfaatkan kertas bekas untuk amplop
surat, serta menghindari pemakaian yang berlebihan.
PENGERTIAN
Siswa menjadi pusat perhatian. Maka dengan ini siswa justru akan lebih
mengeksplor kemampuannya, dari pada terpusat oleh pengajar
LANGKAH LANGKAH
Langkah langkah pembelajaran aktif yang sudah dilaksanakan oleh guru SMK
Nurtanio 1seperti berikut :
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 145
1) Merencanakan dan mendesain tahap skenario pembelajaran yang akan
dilaksanakan di dalam kelas.
2) Membuat strategi pembelajaran apa yang ingin dipakai (strategi yang
umum dipakai adalah belajar dengan bekerja sama)
3) Membayangkan interaksi apa yang mungkin akan terjadi antara guru dan
siswa selama pembelajaran berlangsung.
4) Mencari keunikan siswa, dalam hal ini berusaha mencari sisi cerdas dan
modalitas belajar siswa dengan demikian sisi kuat dan sisi lemah siswa
menjadi perhatian yang setara dan seimbang
5) Menilai siswa dengan cara yang tranparan dan adil dan harus merupakan
penilaian kinerja serta proses dalam bentuk kognitif, afektif, dan skill
(biasa disebut psikomotorik)
6) Melakukan macam-macam penilaian misalnya tes tertulis, performa
(penampilan saat presentasi, debat dll) dan penugasan atau proyek
Interaksi siswa siswi terhadap tahapan pembelajaran aktif yang dilakukan oleh
guru SMK Nurtanio 1seperti berikut :
1) Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir
2) Melakukan riset sederhana
3) Mempelajari ide-ide serta konsep-konsep baru dan menantang.
4) Memecahkan masalah (problem solving),
5) Melajar mengatur waktu dengan baik,
6) Melakukan kegiatan pembelajaran secara sendiri atau berkelompok
(belajar menerima pendapat orang lain, siswa belajar menjadi team player)
7) Mengaplikasikan hasil pembelajaran lewat tindakan atau action.
8) Melakukan interaksi sosial (melakukan wawancara, survey, terjun ke
lapangan, mendengarkan guest speaker)
Buku1 SMK Nurtanio 1 Page 146
9) Banyak kegiatan yang dilakukan dengan berkelompok
10) Media menjadi sarana belajar yang fungsional. Selagi untuk memberikan
kemampuan analisis dan daya kritis.
1) Untuk memulai pelajaran jelaskan pada siswa apa yang akan dipelajari pada
saat itu dan apa manfaatnya bagi siswa kalau memahami dan mengerti tema / hal
yang akan dipelajari. Dengan menyampaikan hal hal seperti ini, guru bukan saja
telah mencoba manarik perhatian siswa agar fokus pada pelajaran, tapi sudah
mulai mengajak siswa untuk menggunakan pikiran. Karena fungsi dan manfaat
tema adalah hasil ulah pikir yang akan dicerna oleh siswa dengan pikiran juga.
4) Kalau ada siswa siswi yang bertanya pada guru, janganlah guru jawab sendiri,
lemparkan ke kelas biar dijawab oleh siswa yang lain. Maka siswa di kelas
tersebut tidak akan sempat ngantuk karena semua siswa siswi terdorong untuk
selalu berfikir.
5) Jaga terus atmosphir berfikir dalam kelas dengan melempar lempar pertanyaan
dan jadikan suasana belajar mengajar anda lebih mirip percakapan antar siswa
dengan siswa dan dengan guru, bukan pengajaran yang kaku dengan guru
bercerita siswa siswi mendengarkan.
7) Akhiri pelajaran dengan meminta siswa siswi membuat resume atas apa yang
siswa siswi pahami dan mereka bicarakan selama pelajaran dalam bentuk tertulis.
LATAR BELAKANG
Masih sering terjadi tindak kekerasan baik fisik maupun fsikis pada
pesertadidik baik dari senior ke yunior atau sesame level
Masih rendahnya tingkat kedisiplinan peserta didik
Masih rendahnya integritas moral seperti kejujuran, tanggung jawab,
sopan santun dll.
TINDAK LANJUT
TINDAK LANJUT
Melakukan desiminasi kepada pendidik dan tenaga kependidikan
Mendukung program kemitraan di SMK Nurtanio 1masing-masing
Melakukan evaluasi dan pengembangan program kemitraan di SMK
Nurtanio 1masing-masing
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Perhitungan minggu efektif pembelajaran per semester atau per tahun mengikuti kalender
pendidikan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan setempat. Kalender pendidikan
merupakan pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu
tahun yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif, dan hari libur.
1) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
2) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan
lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan
pendidikan, yang pengaturannya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah.
Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku
tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda
tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan,
hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya terkait kalender
pendidikan tertera pada Tabel berikut.
Juli 4 2 2 Januari 5 3 2
Agustus 4 1 3 Februari 4 0 4
September 5 0 5 Maret 5 2 3
Oktober 5 1 4 April 5 1 4
November 4 1 3 Mei 5 2 3
Desember 5 3 2 Juni 4 2 2
Jumlah 27 8 19 Jumlah 28 10 18
Berdasarkan hasil perhitungan minggu efektif yang tertera pada Tabel 2, jumlah minggu
efektif semester ganjil adalah 19 minggu dan semester genap adalah 18 minggu. Jumlah
minggu efektif hasil perhitungan selanjutnya akan digunakan untuk menyusun program
semester termasuk didalamnya ulangan tengah semester (UTS) dan ulangan akhir
semester (UAS). Setelah perhitungan minggu efektif, guru perlu mengetahui beban
belajar yang ada di setiap semester/tahun.
1. Beban belajar di SMK/MAK dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu. Beban
belajar satu minggu adalah minimal 48 jam pelajaran.
2. Beban belajar di Kelas X dan XI dalam satu semester minimal 18 minggu.
3. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil minimal 18 minggu
4. Beban belajar di kelas XII pada semester genap minimal 14 minggu.
B. ALOKASI WAKTU
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya diuraikan sebagai berikut;
minggu pendidikan
1 Juli 4 Minggu
2 Agustus 5 Minggu
3 September 4 Minggu
4 Oktober 4 Minggu
5 November 5 Minggu
6 Desember 4 Minggu
Jumlah 26 Minggu
1 Juli 1 Minggu
2 Agustus 0 Minggu
3 September 0 Minggu
4 Oktober 1 Minggu
5 November 0 Minggu
6 Desember 4 Minggu
Jumlah 6 Minggu
IV. Jumlah (∑) jam efektif/semester 1 = 20 x 48 jam tatap muka = 960 jam tatap muka.
Catatan:
1. Jumlah jam tatap muka disesuaikan dengan jumlah SKS masing-masing Mata
Pelajaran/kompetensi yang tertera pada Jadual tatap muka, tiap semester jumlah SKS
satu Mata Pelajaran/kompetensi kemungkinan berbeda.
2. Untuk menentukan jumlah SKS dari masing-masing Mata Pelajaran/kompetensi
bedasarkan analisis/pemetaan kurikulum implementatif yang telah divalidasi.
1 Januari 5 Minggu
2 Februari 4 Minggu
3 Maret 4 Minggu
4 April 4 Minggu
5 Mei 5 Minggu
6 Juni 4 Minggu
Jumlah 26 Minggu
1 Januari 1 Minggu
2 Februari 0 Minggu
3 Maret 2 Minggu
4 April 2 Minggu
5 Mei 0 Minggu
6 Juni 3 Minggu
Jumlah 8 Minggu
III. Jumlah (∑) minggu efektif riil = ∑ minggu/semester – ∑ minggu tidak efektif
= 26-8 = 18 minggu/jam tatap muka
IV. Jumlah (∑) jam efektif/semester 1 = 18 x 48 jam tatap muka = 864 jam tatap muka.
Kalender akademik SMK Nurtanio 1terbagi kedalam dua (2) semester yaitu semester
gasal dan semester genap.
No BULAN KEGIATAN
No BULAN KEGIATAN
Maret –
3. Program Remedial/Pemantapan Materi Tk. XII
April
BAB V
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN