PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36
Ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah,
dan peserta didik. Juga Pasal 36 Ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai
dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
(f) Tuntutan dunia kerja; (g) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
(g) Agama;
pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah.Begitu pula halnya dengan kurikulum
Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
ayat tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa kurikulum
1
kelompok atau satuan pendidikan dan komite madrasah di bawah koordinasi dan supervisi
dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan
pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi
yang ada di daerah. Kewenangan sekolah/ madrasah dalam menyusun kurikulum memungkinkan
daerah. Dengan demikian,daerah dan atau sekolah memiliki cukup kewenangan untuk merancang
dengan maksud agar memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan
dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah tertentu serta peserta didik. Selain itu,
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Serta untuk
mengembangkan pembelajaran dalam mencapai pendidikan yang bermutu dengan standar yang
2
C. Landasan Hukum Penyusunan Kurikulum
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa
yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa
depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa
muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi
tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa
3
memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan
tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses
pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan
oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta
bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran
matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
4
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan
diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta
kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan
proses pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka mampu menjadi pewaris
5
dan pengembang budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai nilai dan keunggulan
dirinya, masyarakat, dan bangsa yang sesuai dengan zaman dimana peserta didik
dengan segala aspek kehidupan yang mencerminkan karakter bangsa masa kini dan
masa yang akan datang. Oleh karena itu, konten pendidikan yang dikembangkan
kurikulumi tidak berupa prestasi besar bangsa di masa lalu semata tetapi juga hal-hal
yang berkembang pada saat kini dan akan berkelanjutan ke masa mendatang. Berbagai
perkembangan baru dalam ilmu, teknologi, budaya, ekonomi, sosial, politik yang
dihadapi masyarakat, bangsa dan umat manusia dikemas sebagai konten pendidikan.
Konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini memberi landasan bagi pendidikan
untuk selalu terkait dengan kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan,
kemampuan berpartisipasi dalam membangun kehidupan bangsa yang lebih baik, dan
memposisikan pendidikan sebagai sesuatu yang tidak terlepas dari lingkungan sosial,
budaya, dan alam. Lagipula, konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini akan
memberi makna yang lebih berarti bagi keunggulan budaya bangsa di masa lalu untuk
Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan menggunakan apa
tahun dan berpartisipasi penuh sebagai warganegara. Atas dasar pikiran itu maka konten
6
pendidikan yang dikembangkan dari warian budaya dan kehidupan masa kini perlu
kehidupan masa depan terutama masa dimana dia telah menyelesaikan pendidikan
formalnya. Dengan demikian sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang menjadi konten
pendidikan harus dapat digunakan untuk kehidupan paling tidak satu sampai dua
dekade dari sekarang. Artinya, konten pendidikan yang dirumuskan dalam Standar
Kompetensi Lulusan dan dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi
peserta didik untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai
di masa mendatang.
Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa kini dan
masa akan datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan pretasi bangsa di
masa lalu, serta kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa
depan. Ketiga dimensi kehidupan bangsa, masa lalu-masa sekarang-masa yang akan
pretasi bangsa di masa lampau memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan individu
membangun kualitas kehidupan bangsa dan individu yang diperlukan bagi kehidupan
masa kini, dan keberlanjutan kehidupan bangsa dan warganegara di amsa mendatang.
Dengan tiga dimensi kehidupan tersebut kurikulum selalu menempatkan peserta didik
sebagai warganegara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk kehidupan
masa kini yang lebih baik, dan membangun kehidupan masa depan yang lebih baik lagi.
7
3. PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
4. PP No 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan tentang
perubahan atas PP tahun 2005 tentang SNP.
5. PP No 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas PP No. 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan.
6. PP no 74 tahun 2008, PP 19 tahun 2017 tentang perubahan atas PP tahun 2008 tentang
guru.
7. Permendiknas No 22, 23, dan 24 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian.
8. Permendikbud nomor 70 tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif.
9. Permendikbud nomor 61 tahun 2014 tentang KTSP.
10. Permendikbud nomor 62 tahun 2014 tentang Ekstra Kurikuler.
11. Permendikbud nomor 63 tahun 2014 tentang Kepramukaan.
12. Permendikbud nomor 68 tahun 2014 tentang Guru TIK, Permendikbud 45 tahun 2015
tentang Perubahan Permen 68 tahun 2014 tentang Peran Guru TIK.
13. Permendikbud nomor 79 tahun 2014 tentang Mulok.
14. Permendikbud nomor 111 tahun 2014 tentang BK.
15. Permendikbud nomor 23 tahun 2015 tentang Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti.
16. Permendikbud nomor 53 tahun 2015 tentang Penilaian.
17. Permendikbud nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
18. Permendikbud nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi
19. Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses.
20. Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian dan Pedoman Penilaian
K13 Revisi tahun 2017.
21. Permendikbud No 37 tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Permendikbud No. 24 tahun
2016 tentang KI/KD Mata Pelajaran pada Kurikulum 2013
22. Permendiknas No 6 Tahun 2007 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah.
23. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Keagamaan Islam.
24. Peraturan Menteri Agama Nomor 60 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Madrasah.
8
25. KMA no. 165 tahun 2014 tentang Pedoman Kurikulum madrasah 2013 Mata Pelajran
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab.
26. KMA no. 117 tahun 2014 tentang Implementasi Kurikulum 2013 di Madrasah..
27. KMA No. 103 tahun 2015 tentang Pedoman Pemenuhan Beban Kerja Guru Madrasah
yang Bersertifikat Pendidik.
28. SE Direktur Jendral Kemenag RI No. B-1368.1/Dj.I/ 06/2019 tentang Pendidikan Anti
Korupsi di Madrasah.
29. SK Dirjen Pendis no 2676 tahun 2013 Tentang Kurikulum 2013 Mapel Pendidikan
Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah
30. SK Dirjen Pendis No. 5161 Tahun 2018 tentang Juknis Penilaian Hasil Belajar MI.
31. SK Dirjen Pendis No. 5163 Tahun 2018 tentang Juknis Pengembangan Pembelajaran
pada Madrasah
32. SK Dirjen Pendis No. 5164 Tahun 2018 tentang Juknis Penyusunan RPP pada
Madrasah.
33. Peraturan Gubernur Nomor 19 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Bahasa Jawa.
34. Keputusuan LP Maarif Jawa Timur tentang pembelajaran ASWAJA.
perencanaan Madrasah . Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya madrasah
dan/atau kelompok madrasah yang diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun
pelajaran baru.
meliputi: penyiapan dan penyusunan draf, reviu dan revisi, serta finalisasi, pemantapan dan
penilaian. Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan
Kurikulum madrasah yang mencakup (a) visi, misi, dan tujuan, (b) muatan kurikulum
9
madrasah, (c) beban belajar, dan (d) kalender pendidikan. Selain itu, disusun juga pada
yang berbeda dari pelaksanaan kurikulum 2006. Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi
yang diharapkan terdapat maka dipeloleh 14 prinsip utama pembelajaran yang perlu guru
terapkan.
1. Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu; pembelajaran mendorong siswa
menjadi pembelajar aktif, pada awal pembelajaran guru tidak berusaha untuk
meberitahu siswa karena itu materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk final.
Pada awal pembelajaran guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu
informasi dari guru sebagai sumber belajar, maka dalam pelaksanaan kurikulum 2013
kegiatan inti dimulai dengan siswa mengamati fenomena atau fakta tertentu. Oleh
karena itu guru selalu memulai dengan menyajikan alat bantu pembelajaran untuk
mengembangkan rasa ingin tahu siswa dan dengan alat bantu itu guru membangkitkan
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
membuka peluang kepada siswa sumber belajar seperti informasi dari buku siswa,
internet, koran, majalah, referensi dari perpustakaan yang telah disiapkan. Pada metode
10
proyek, pemecahan masalah, atau inkuiri siswa dapat memanfaatkan sumber belajar di
luar kelas. Dianjurkan pula untuk materi tertentu siswa memanfaatkan sumber belajar
belajar tertulis sebagai satu-satunya sumber belajar siswa dan hasil belajar siswa hanya
dalam bentuk teks. Hasil belajar dapat diperluas dalam bentuk teks, disain program,
mempraktikan sesuatu yang dapat dilihat dari lisannya, tulisannya, geraknya, atau
karyanya.
kompetensi;pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari aktivitas
dalam proses belajar. Yang dikembangkan dan dinilai adalah sikap, pengetahuan, dan
keterampilannya.
materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu untuk menghasilkan
kompetensi lulusan. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran bersama-
sama, menentukan karya siswa bersama-sama, serta menentukan karya utama pada tiap
mata pelajaran bersama-sama, agar beban belajar siswa dapat diatur sehingga tugas
yang banyak, aktivitas yang banyak, serta penggunaan waktu yang banyak tidak
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; di sini siswa belajar menerima
11
kebenaran tidak tunggul. Siswa melihat awan yang sama di sebuah kabupaten. Mereka
akan melihatnya dari tempatnya berpijak. Jika ada sejumlah siswa yang melukiskan
awan pada jam yang sama dari tempat yangberjauhan, mereka akan melukiskannya
guru, fakta disajikan dalam bentuk informasi verbal, sekarang siswa harus lihat
meraba, merasa dengan panca indranya. Siswa belajar tidak hanya dengan mendengar,
pembiasaan sejak dini untuk melaksanakan norma yang baik sesuai dengan budaya
masyarakat setempat, dalam ruang lingkup yang lebih luas siswa perlu
12
yang santun merupakan aktivitas yang tidak hanya diperlukan dalam budaya lokal,
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
handayani); di sini guru perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat
menjadi teladan, meberi contoh bagaimana hidup selalu belajar, hidup patuh
menjalankan agama dan prilaku baik lain. Guru di depan jadi teladan, di tengah siswa
pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih banyak dan
12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. Prinsip ini menadakan bahwa ruang
belajar siswa tidak hanya dibatasi dengan dinding ruang kelas. Sekolah dan lingkungan
sekitar adalah kelas besar untuk siswa belajar. Lingkungan sekolah sebagai ruang
belajar yang sangat ideal untuk mengembangkan kompetensi siswa. Oleh karena itu
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; di sini sekolah perlu meningkatkan daya guru
dan siswa untuk memanfaatkan TIK. Jika guru belum memiliki kapasitas yang
mumpuni siswa dapat belajar dari siapa pun. Yang paling penting mereka harus dapat
menguasai TIK sebab mendapatkan pelajaran dengan dukungan TIK atau tidak siswa
13
tetap akan menghadapi tantangan dalam hidupnya menjadi pengguna TIK. Jika sekolah
tidak memfasilitasi pasti daya kompetisi siswa akan jomplang daripada siswa yang
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa; cita-cita,
latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan di rumah, cara pandang, cara
belajar, cara berpikir, keyakinan siswa berbeda-beda. Oleh karena itu pembelajaran
harus melihat perbedaan itu sebagai kekayaan yang potensial dan indah jika
dikembangkan menjadi kesatuan yang memiliki unsur keragaman. Hargai semua siswa,
Demikian materi tentang prinsip pembelajaran yang disarikan dari materi pelatihan
14
BAB II
KARAKTERISTIK MADRASAH
1. Profil Madrasah:
Berikut ini profil Madrasah Ibtidaiyah KH. Hasyim Asy’ari Gubugklakah
1. Nama Madrasah : MI. KH. HASYIM ASY’ARI
2. Tahun Berdiri : 1986
3. Nomor Statistik Madrasah (NSM): 111235070194
4. NPSM : 60715178
5. Akriditasi Madrasah : Terakreditasi B
6. Alamat Lengkap Madrasah : Jl. Raya Coban Pelangi
Gubugklakah
7. Desa/Kecamatan : Gubugklakah / Poncokusumo
8. Kabupaten/Kota : Malang
9. Provinsi : Jawa Timur
10. Nomor Telepon : -
11. NPWP Madrasah : 00.517.504.7-623.000
12. Nama Kepala Madrasah : Diah Murtiningsih, S.Pd
13. Nomor Telepon/Hp : 082245458701
14. Nama Yayasan : LP. Ma’arif
15. Alamat Yayasan : Jl Raya Kebonagung Malang
16. Nomor Akta Pendirian Yayasan : 103 – Tgl. 15 Januari 1986
17. Kepemilikan Tanah : Milik Sendiri
18. Status tanah : Wakaf
19. Luas tanah : 529 m2
20. Status Bangunan : Milik Sendiri
21. Luas Bangunan : 514 m2
15
Data siswa dalam lima tahun terakhir
16
banyak ladang dan lahan pertanian (dari tinjauan EDM). Hal ini juga dapat memberi
gambaran bahwa perkembangan kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan cukup
baik. Data Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk warga usia 7 s.d 12 tahun pada tahun 2018
telah menunjukkan APK lebih dari 90%. Kesadaran seperti ini perlu ditingkatkan agar
ketuntasan wajar Dikdas 9 tahun terealisasi. Dukungan MI. KH. Hasyim Asy’ari
Gubugklakah Poncokusumo dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada warga
masyarakat Gubugklakah memberi arti penting terhadap peran madrasah pada umumnya
dalam mewujudkan ketuntasan wajar dikdas 9 tahun. APK yang telah lebih dari 90% ini
mengacu dari sudut kuantitas peserta didik dan diikuti pula dengan pelayanan yang bermutu
sehingga kepercayaan warga masyarakat untuk melaksanakan pendidikan di MI. KH.
Hasyim Asy’ari Gubugklakah semakin baik. Hal seperti inilah yang menjadi faktor penting
mengapa minat warga untuk bersekolah di MI. KH. Hasyim Asy’ari Gubugklakah
tergolong cukup tinggi.
Warga masyarakat yang bersekolah di MI. KH. Hasyim Asy’ari Gubugklakah
memiliki pandangan bahwa MI. KH. Hasyim Asy’ari Gubugklakah memiliki pelayanan
yang memadai dari berbagai bidang dan didukung lingkungan yang kondusif untuk
kegiatan belajar siswa. Sehingga, harapan yang diinginkan warga adalah keluaran (output)
siswa yang bermutu. Dari berbagai tinjauan aspek-aspek yang telah ada, optimalisasi potensi
yang dimiliki oleh MI. KH. Hasyim Asy’ari Gubugklakah diberdayakan agar harapan
warga masyarakat dan siswa dapat terwujud.
Tingkat ekonomi masyarakat Gubugklakah termasuk kategori menengah, bahkan
sebagian besar termasuk kategori prasejahtera. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
kenyataan bahwa sebagian besar masyarakat tidak pernah memberikan sumbangan
partisipasi kepada madrasah sesuai dengan ketentuan, tapi ada pula yang memberikan
sumbangan walaupun jumlahnya sangat minim. Mata pencaharian masyarakat sebagian
besar adalah sebagai buruh tani dan sebagian kecil berprofesi sebagai Pengasuh pondok
pesantren, guru, PNS, wiraswasta dan kuli bangunan.
Kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Malang dibidang pendidikan dalam
pendanaan pendidikan yang dibebankan kepada orang tua, sementara ini dapat dikatakan
masih sangat kurang. Sedangkan masyarakat kurang memahami tentang kebutuhan
madrasah yang nyata. Peningkatan mutu pendidikan terus dituntut oleh masyarakat dari
berbagai elemen, tetapi partisipasi dan dukungan pendanaan pendidikan oleh masyarakat
terhadap madrasah masih rendah, akibatnya kondisi sarana prasarana pendidikan tidak
17
seimbang dengan kebutuhan. Namun kedepannya, kondisi ini memang perlu lebih disikapi
dengan bijak oleh stake holder karena proporsi kebijakan dibidang pendidikan dirasakan
masih kecil dan lebih cenderung mengarah pada kondisi yang mengakibatkan kurangnya
partisipasi masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam rangka pencapaian tujuan
peningkatan mutu pendidikan. Banyak faktor yang sangat berpengaruh untuk dapat
diinternalisasikan kedalam perencanaan pendidikan. Dengan demikian perencanaan yang
dibuat/ditetapkan merupakan perencanaan yang strategis untuk mencapai sasaran yang
diharapkan.
18
baik internal maupun eksternal. Dalam hal pengadaan dana, madrasah masih perlu banyak
bantuan dan kucuran dana yang terkait dengan keperluan investasi pendidikan, rehabilitasi
gedung madrasah dan keperluan operasional madrasah.
3. Penyusunan KTSP
1. Tahap Persiapan
a. Pembentukan Tim Pengembang Kurikulum (TPK) sekolah
1) Kepala Madrasah membentuk Tim Pengembang Kurikulum (TPK) di satuan
pendidikan.
2) TPK terdiri atas Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum, guru, operator
madrasah, pengurus yayasan, serta pengarah dari Pengawas Madrasah Kecamatan
Poncokusumo dan Komite Sekolah.
19
3) TPK bertugas selama 1 (satu) tahun pelajaran dan dapat diperpanjang atau diubah
setiap tahunnya.
4. Penetapan
a. Pembahasan draf KTSP oleh TPK;
b. Revisi draf KTSP oleh TPK;
c. Finalisasi dokumen KTSP oleh TPK, dan
d. Penandatanganan dokumen KTSP oleh Kepala Madrasah, Komite Madrasah dan
Pengawas Madrasah.
5. Pengesahan
Terhadap dokumen KTSP yang sudah ditandatangani oleh Kepala Madrasah, Komite
Madrasah dan Pengawas Madrasah, perlu dilakukan pengesahan oleh serta Kepala Seksi
Pendidikan Madrasah
20
BAB III
TUJUAN
A. Tujuan Pendidikan
Adapun tujuan Pendidikan Nasional Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
bertanggungjawab, dan demokratis. Hal ini sesuai dengan UU Sistem Pendidikan Nasional
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
B. Visi
MI KH. Hasyim Asy’ari sebagai lembaga pendidikan dasar berciri khas Islam perlu
mempertimbangkan harapan murid, orang tua murid, lembaga pengguna lulusan madrasah dan
masyarakat dalam merumuskan visinya. MI KH. Hasyim Asy’ari juga diharapkan merespon
perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi; era informasi
dan globalisasi yang sangat cepat. MI KH. Hasyim Asy’ari ingin mewujudkan harapan dan
“Membentuk madrasah yang religius, unggul dalam prestasi, disiplin, terampil, dan gemar
Dengan indikator:
21
2) unggul dalam perolehan nilai UASBN.
Misi Madrasah
4. Mewujudkan kesadaran berperilaku disiplin warga sekolah dalam bekerja, belajar dan
beribadah.
C. Tujuan Madrasah
Secara umum, Tujuan Pendidikan MI KH. Hasyim Asy’ari adalah meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
22
Bertolak dari tujuan umum pendidikan dasar tersebut, MI KH. Hasyim Asy’ari mempunyai
2. Lulusan memiliki aqidah yang kokoh dan tekun beribadah secara benar.
4. Lulusan memiliki karakter toleran, menghargai perbedaan, memiliki jiwa persatuan, peduli
laboratorium, ruang kesenian) dan memanfaatkan media yang ada sebagai sarana
10. Memiliki tim porseni minimal 3 cabang dan mampu menjadi finalis tingkat Kebupaten.
11. Memiliki tim olahraga dan mampu menjadi finalis Tk. Kabupaten.
12. Memiliki tim kesenian yang mampu tampil pada acara setingkat Kecamatan.
14. Menetapkan sistem manajemen yang transparan dan demokratis dengan mengutamakan
kebersamaan
15. Melakukan kerjasama yang harmonis antar komponen madrasah dan lembaga
23
D. PROGRAM PRIORITAS
Program prioritas MI. KH. Hasyim Asy’ari Gubugklakah adalah menyukseskan Gerakan
Literasi Madrasah yang mana gerakan ini bertujuan menumbuhkan budi pekerti siwa yang
bertujuan agar siswa memiliki budaya membacadan menulis sehingga tercipta pembelajaran
sepanjang hayat. Kegiatan rutin ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik
Gerakan Literasi Madrasah ini merupakan upaya menyeluruh yang melibatkan semua
warga madrasah baik guru, peserta didik, orang tua/walimurid, dan masyarakat sebagai bagian
Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca yang dilakukan
24
BAB IV
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
Struktur dan mauatn kurikulum disusun berdasarkan Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013.
A. Struktur Kurikulum
pelajaran, posisi mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi mata pelajaran dalam semester atau
tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap peserta didik.
Struktur kurikulum juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem
belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten
dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum 2013 adalah sistem semester sedangkan
pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.
mengenai posisi seorang peserta didik dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau
jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi
belajar seorang peserta didik yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang
tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menentukan berbagai pilihan. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, dan beban
belajar.
Selain jenis mata pelajaran yang diperlukan untuk membentuk kompetensi, juga diperlukan
beban belajar per minggu dan per semester atau per tahun. Beban belajar ini kemudian
didistribusikan ke berbagai mata pelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi yang diharapkan
25
Struktur Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah (MI) KH. Hasyim Asy’ari Gubugklakah
Beban belajar dan struktur kurikulum di Madrasah Ibtidaiyah pengguna Kurikulum 2013 adalah
sebagai berikut.
Keterangan :
o Pembelajaran mata pelajaran umum (selain agama) dilakukan dengan tematik terpadu
o Untuk mapel umum pada tingkat (kelas) rendah MI (I, II, dan III) dapat diampu dengan
pendekatan "tematik" maupun "mata pelajaran". Untuk itu, di daftar mata pelajaran di
Simpatika disediakan juga mata pelajaran Tematik (PAI).
26
o Sesuai dengan KMA Nomor 165 Tahun 2014, mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
mulai diajarkan pada kelas III dengan 2 JTM perminggu.
o Pengembangan Diri tidak dihitung sebagai mata pelajaran.
o Mata pelajaran Muatan Lokal mendapat alokasi 2 JTM perminggu. Jika terdapat mapel
Muatan Lokal lainnya (lebih dari 2 JTM), dapat menggunakan prosedur tugas tambahan
melalui kegiatan ko-korikuler dan ekstrakurikuler sesuai yang diatur dalam KMA
Nomor 103 Tahun 2015.
o Di MI KH. Hasyim Asy’ari Bahasa Daerah sebagai muatan lokal diajarkan terpisah
dengan mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dengan menambah jam.
o Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per minggu untuk
tiap mata pelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai kebutuhan
peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.
o Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum di
atas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler yang diatur pada lampiran dokumen 1
berupa panduan kegiatan ekstra kurikuler pada lampiran
B. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum terdiri atas muatan kurikulum nasional, muatan kurikulum pada
tingkat daerah/ muatan lokal, dan muatan kekhasan satuan pendidikan. Muatan Kurikulum di
MI KH. Hasyim Asy’ari disusun berdasarkan peraturan tentang muatan nasional, muatan
1. Muatan Nasional
Pada Kurikulum 2013 kompetensi dasar mata pelajaran berfungsi untuk membentuk
Kompetensi Inti. Kedudukan SKL, KI, dan KD mata pelajaran pada Kurikulum MI KH.
Hasyim Asy’ari mengikuti Permendikbud 54 Tahun 2013, 67 Tahun 2013 serta Permenag
Kompetensi lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi sikap religius dan sikap sosial.
Pertama, sikap spiritual yang terkait dengan tujuan pendidikan nasional membentuk peserta
didik yang beriman dan bertakwa. Kedua, sikap sosial yang terkait dengan tujuan
pendidikan nasional membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis,
27
Kompetensi Inti bukan untuk diajarkan melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran
berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan. Dalam hal ini mata
pelajaran diposisikan sebagai sumber kompetensi. Apapun yang diajarkan pada mata
pelajaran tertentu pada suatu jenjang kelas tertentu hasil akhirnya adalah Kompetensi Inti
yang harus dimiliki oleh peserta didik pada jenjang kelas tersebut. Tiap mata pelajaran harus
mengacu pada Kompetensi Inti yang telah dirumuskan. Karena itu, semua mata pelajaran
yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi terhadap pembentukan
Kompetensi Inti.
67 Tahun 2013 dan Permenag Tahun 2013. Muatan nasional, muatan lokal, muatan
Permendikbud nomor 54 Tahun 2013. Kompetensi Inti yang akan dicapai dipaparkan
berikut.
28
mengamati (mendengar, mengamati [mendengar, mengamati [mendengar,
melihat, membaca) dan melihat, membaca] dan melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan menanya berdasarkan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang rasa ingin tahu tentang rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan dirinya, makhluk ciptaan dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, Tuhan dan kegiatannya, Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dan benda-benda yang dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dijumpainya di rumah dijumpainya di rumah
dan di sekolah. dan di sekolah. dan di sekolah.
29
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS IV KELAS V KELAS VI
berinteraksi dengan berinteraksi dengan berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan keluarga, teman, guru, keluarga, teman, guru,
tetangganya. dan tetangganya serta dan tetangganya serta
cinta tanah air. cinta tanah air.
Mata Pelajaran Muatan Nasional sesuai dengan Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013
muatan kurikulum mencakup nasional (kelompok A) dan muatan daerah (kelompok B).
Kelompok A merupakan muatan nasional yang terdiri atas beberapa mata pelajaran seperti
pada struktur kurikulum di atas. Kelompok B ditentukan dengan mengacu pada ketentuan
nasional dan disesuaikan dengan kondisi daerah dan kekhasan satuan pendidikan.
Muatan Lokal dalam pembelajaran MI KH. Hasyim Asy’ari secara terperinci sebagai
berikut :
30
a. Bahasa Jawa
Tujuan:
Tujuan:
Bahasa Arab ( dengan penekanan pada keterampilan membaca dan menulis Arab
c. Bahasa Inggris
1) Pengertian
Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis.
31
functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk. Pada tingkat
Inggris bagi SD/MI yang menyelenggarakan mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai
yang bermanfaat dalam rangka menyiapkan lulusan untuk belajar bahasa Inggris di
accompanying action. Bahasa Inggris digunakan untuk interaksi dan bersifat “here
and now”. Topik pembicaraannya berkisar pada hal-hal yang ada dalam konteks
situasi. Untuk mencapai kompetensi ini, peserta didik perlu dipajankan dan dibiasakan
dengan berbagai ragam pasangan bersanding (adjacency pairs) yang merupakan dasar
Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki
32
3) Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Inggris
berkomunikasi lisan secara terbatas dalam konteks sekolah, yang meliputi aspek-aspek
sebagai berikut :
a) Mendengarkan
b) Berbicara
c) Membaca
d) Menulis.
komunikasi lisan.
Tujuan:
2) Siswa memiliki keterampilan menggunakan Unsur-unsur tata bunyi, kosa kata, tata
d. Bahasa Arab
Tujuan :
Membekali pengetahuan dasar dan kosakata Bahasa Arab bagi kelas I, II, dan III untuk
Tujuan :
Komunikasi
33
3. Kegiatan Pengembangan Diri
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
a) Pengembangan diri merupakan kegiatan di luar mata pelajaran tetapi merupakan bagian
c) Tujuan khusus pengembangan diri adalah untuk menunjang pendidikan peserta didik
d) Pemilihan pengembangan diri oleh madrasah ditentukan bakat dan minat peserta didik.
Penyebaran angket bisa dilakukan untuk mengetahui bakat dan minat peserta didik.
perecanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan individual,
koordinasi konselor
Jenis pengembangan diri mencakup: (1) layanan dan komponen pendukung bimbingan
konseling, (2) kegiatan ekstrakurikuler, dan (2) kegiatan lain dalam bentuk kurikulum
34
tersembunyi yang berupa kegiatan pembiasaan dan keteladanan.untuk membentuk perilaku-
Tujuan dari pada pengembangan diri dalam bentuk bimbingan konseling adalah
kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang
perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir peserta didik. Isi atau materi layanan bimbingan konseling menurut
layanan dan kegiatan BK, termasuk materi bimbingan yang akan dilaksanakan harus
secara langsung mengacu pada satu atau lebih fungsi-fungsi BK agar hasil yang akan
Fungi ini meliputi (1) pemahaman tentang diri siswa (oleh siswa sendiri, guru,
orangtua, teman, dan pembimbing), (2) pemahaman tentang lingkungan siswa dalam
hal lingkungan keluarga dan sekolah (oleh siswa sendiri, guru, orangtua, teman, dan
pembimbing), dan (3) pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas, yaitu
35
informasi pendidikan, informasi jabatan / pekerjaan, informasi budaya dan nilai-nilai
(oleh siswa).
perkembangannya.
terpelihara dan terkembangnya berbagai potensi dan kondisi siswa dalam rangka
mencakup :
Bimbingan karir.
siswa mampu: (a) memiliki kesadaran diri , yaitu menggambarkan penampilan dan
mengenal kekhususan diri, (b) mengembangkan sikap positif & menggambarkan orang-
orang yang disenangi, (c) membuat pilihan secara sehat, (d) menghargai orang lain, (e)
(g)menyelesaikan konflik, (h) membuat keputusan secara efektif, (i) bidang bimbingan
belajar, yaitu mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Contoh bimbingan
36
perkembangan psikoseksual yang sehat, memahami prasangka & mengkaji akibat-
keputusan dengan bermacam resiko, mengenal & menghargai keunikan diri, berpikir &
bersikap positip pada diri & orang lain, pemanfaatan waktu luang/keterampilan pribadi
untuk kesehatan fisik dan mental, menilai keadaan dan keefektifan hubungan sosial dan
(a) melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara efektif, (b) menetapkan tujuan
dan perencanaan pendidikan, (c) belajar secara efektif, (d) terampil dan mampu dalam
menghadapi evaluasi / ujian, (e) bidang bimbingan karir, yaitu mewujudkan pribadi
pekerja yang produktif. Contoh materi bimbingan belajar, antara lain: belajar efektif
untuk keberhasilan/prestasi demi masa depan, kekuatan diri dalam belajar, mengatur
dan menggunakan waktu untuk belajar, evaluasi keberhasilan dan kegagalan dalam
dan lain-lain
TP dalam kelompok perkembangan karir ini dimaksudkan agar siswa mampu: (a)
merencanakan masa depan, (c) membentuk pola / kecenderungan arah karir dan (d)
mengenal keterampilan, kemampuan, dan bakat. Beberapa contoh materi/ isi layanan
bimbingan karir, antara lain: menilai pola karir, fleksibel dalam pemilihan karir,
37
merencanakan studi lanjut dan penjajagan pilihan karir, mengembangkan kecakapan
(bakat, minat, keterampilan) untuk keberhasilan hidup, memilih jurusan dan program
studi, serta pilihan karir secara realistis, mengembangkan keterampilan untuk antisipasi
perubahan, mengenal konfik peranan yang mungkin terjadi dalam lingkungan karir,
legalitas untuk keamanan dan kepastian bekerja, menata kembali tujuan-tujuan karir,
perlu memperhatikan Judul layanan, Jenis layanan, bidang bimbingan (pribadi, sosial,
pemeliharaan), tujuan layanan, hasil yang ingin dicapai, sasaran kegiatan, materi
4. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu
1. Beban belajar di Madrasah Ibtidaiyah dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu.
d. Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 43 jam pembelajaran, Durasi
38
2. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling sedikit 18 minggu dan
3. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling banyak
20 minggu.
4. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling banyak
16 minggu.
5. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak 40
minggu.
Pengaturan beban belajar yang dilakukan oleh MI KH. Hasyim Asy’aridapat dilihat pada
tabel 3,4
Tabel 3.4.
Pengaturan Beban Belajar
Jumlah
Jumlah
Alokasi Waktu jam Minggu Jumlah jam
K jam
(1 jam pelajaran efektif dalam pelajaran
Kls pelajaran
pelajaran) per setahun dalam setahun
per hari
minggu
I 35 menit 6 34 38 1119
II 35 menit 6 36 38 1119
IV 35 menit 8 43 38 1338
V 35 menit 8 43 38 1338
VI 35 menit 8 43 38 1338
Catatan :
39
5. Hari Jum’at Kelas I-VI sampai jam ke-4
5.Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam kompetensi dasar berkisar
antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Namun sekolah
menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap K.I setiap mata pelajaran dengan
yang dimiliki sekolah (alat peraga dan sarana belajar). KKM ditentukan oleh guru melalui rapat
bersama kepala sekolah dan komite sekolah. KKM masing-masing mata pelajaran dapat dilihat
Tabel 3.5.
Kriteria Ketuntasan Minimal
Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas
Mata I II III IV V VI
No
Pelajaran
1 2 Rt 1 2 Rt 1 2 Rt 1 2 Rt 1 2 Rt 1 2 Rt
1 PAI
QH 72 72 72 74 74 74 72 72 72 72 72 72 76 76 76 82 82 82
AA 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
Fiqih 70 70 70 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
SKI - - - - - - 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
2 PKn 73 73 73 74 74 74 72 72 72 72 72 72 71 71 71 80 80 80
3 B. Ind. 71 71 71 71 71 71 71 71 71 71 71 71 71 71 71 71 71 71
4 B. Arab 70 70 70 - - - 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
5 MTK 71 71 71 71 71 71 70 70 70 71 71 71 70 70 70 70 70 70
6 IPA - - - - - - - - - 70 70 70 70 70 70 70 70 70
7 IPS - - - - - - - - - 70 70 70 70 70 70 70 70 70
8 SBK 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
9 PJOK 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 80 80 80 80 80 80
40
Muatan Lokal :
10 B Jawa 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 80 80 80
11 B.Ingg - - - - - - - - - 64 64 64 64 64 64 64 64 64
12 Ke-NU-an - - - - - - - - - 72 72 72 2 71 71 70 70 70
Pengemba-
Minimal mendapat nilai baik
ngan Diri
Siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal harus mengikuti perbaikan (remedial),
Penerapan prinsip ketuntasan belajar (Mastery Learning) adalah adanya perlakuan khusus
untuk peserta didik yang belum maupun sudah mencapai ketuntasan. Siswa yang belum
mencapai KKM harus mengikuti kegiatan remedial, sedangkan siswa yang sudah mencapai
a. Peserta didik menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester di kelas yang
diikuti;
b. Peserta didik memperoleh nilai mata pelajaran di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM)
7.Kriteria Kelulusan
Kelulusan sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 pasal 72 ayat (1) sebagai berikut :
Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah
setelah :
41
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok
mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah
c. lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi; dan
2 PKn 6,50 UM
3 Bahasa Indonesia 3,00 US/M Rata-rata
4 Matematika 2,00 US/M minimal 3 mapel
5 IPA 2,50 US/M UN = 5,50
6 Bahasa Arab 4,00 UM
7 IPS 5,00 UM
8 SBK 7,50 UM
9 PJOK 7,00 UM
10 Mulok Bhs. Jawa 5,50 UM
11 Mulok BTA - UM
12 Bahasa Inggris 4,00 UM
13 Mulok TIK 4, 5, 6 6,10 UM
42
8. Program Remidial dan Pengayaan
a. Remidial wajib diikuti oleh siswa yang belum mencapai KKM dalam setiap kompetensi
d. Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun non tes
Program Pengayaan
a. Pengayaan wajib/boleh diikuti oleh siswa yang telah mencapai KKM dalam setiap
kompetensi dasar
c. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun non tes
d. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya yang bisa diperhitungkan
Mutasi peserta didik di MI. KH. Hasyim Asy’ari dapat dilaksanakan antar
madrasah/sederajat. Mutasi peserta didik ada dua yaitu mutasi keluar dan mutasi masuk.
43
1. Permohonan pindah sekolah dari orang tua/walimurid
tua/walimurid disampaikan ke MI. KH. Hasyim Asy’ari. Kemudian sekolah membuat surat
keterangan pindah yang ditandatangani oleh Kepala MI. KH. Hasyim Asy’ari. Selanjutnya
MI. KH. Hasyim Asy’ari menyerahkan surat keterangan pindah dari sekolah dan laporan
1. Adanya surat permohonan untuk menjadi peserta didik di sekolah tujuan dari
orang tua/walimurid dengan melampirkan surat keterangan pindah dari sekolah asal
2. Bagi peserta didik yang berasal dari sekolah asing harus mendapatkan/membawa
Mekanisme mutasi masuk MI. KH. Hasyim Asy’ari menerima dan melakukan
seleksi berkas usulan mutasi peserta didik sesuai dengan persyaratan dan validasi NISN
peserta didik.
44
Pendidikan kecakapan hidup meliputi kecakapan personal di antaranya kesadaran
akan potensi diri, kecakapan sosial di antaranya kemampuan komunikasi dan kerja sama,
pembelajaran muatan lokal. Pendidikan Kecakapan hidup pada MI KH. Hasyim Asy’ari
a) Pendidikan Kecakapan hidup secara nyata dalam pendalaman ilmu Al-Qur`an (MTQ).
b) Sudah kami laksanakan pada kegiatan ekstrakulikuler Pramuka. Pada kegiatan ini siswa
Pendidikan karakter adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana yang
Tujuan :
mulia dalam diri peserta didik serta terwujudnya dalam perilaku sehari-hari dalam
45
12. Strategi Pembelajaran dan Penilaian
Sekolah Dasar (Kelas 1-6) merupakan awal dari jenjang pendidikan dasar (SD 6
tahun dan SMP 3 tahun). Kurikulum SD memili karakteristik khusus, yaitu tematik-terpadu,
yaitu mengabungkan beberapa muatan mata pelajaran menjadi satu tema tertentu.
mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik.
Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari proses atau waktu, aspek kurikulum,
Karakteristik dalam pembelajarn tematik antara lain: (1) berpusat kepada siswa
memalui observasi lapangan, (3) pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, (4)
menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, (5) bersifat fleksibel, artinya guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan bahan ajar dari mata pelajaran
lainnya, bahkan mengaitkannya dengan keadaan lingkungan sekolah atau siswa, dan (6)
Sejalan dengan pembelajaran Higher Order Thingking Skills (HOTS) yang saat ini
ditekankan untuk dilaksanakan oleh guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran, guru
harus mendesain skenario pembelajaran yang mendukung untuk hal tersebut secara
administratif tercantum dalam RPP. Guru harus menyiapkan bahan ajar, sumber belajar,
media pembelajaran/alat peraga, dan instrumen tes untuk mengukur hasil belajar siswa.
berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan mamlou menyelesaikan masalah. Saat ini, kreativitas
dan inovasi juga menjadikan sebuah bangsa memiliki daya saing dibandingkan dengan
46
Pembelajaran HOTS berfokus pada ranah C-4 (menganalisis), C-5 (mengevaluasi),
dan C-6 (mencipta/mengkreasi). Hal ini berimplikasi kepada pendekatan, model, strategi,
metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Guru didorong untuk
strategi kemampuan berpikir tingkat rendah atau LOTS (Lower Order Thingking Skills)
yaitu: C-1 (mengetahui), C-2 (memahami), dan C-3 (mengaplikasikan) sehingga siswa
hanya sekedar menghafal atau memahami fakta, konsep, atau prosedur saja, tetapi kurang
oleh guru pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penilaian otentik adalah
penilain yang objektif, apa adanya, mengukur ketercapaian kompetensi siswa dengan
a) Gerakan Pramuka
Dasar :
Keputusan Presiden RI Nomor 104 tahun 2004 tentang pengesahan Anggaran Dasar
Gerakan Pramuka dan Keputusan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 086
Membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan yang beriman dan
47
Indonesia yang percaya kepada kemampuan sendiri, sanggup dan mampu
Dasar :
Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri RI, No.319/Men Kes RI/1984 tentang
Tujuan UKS agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk
Tujuan Program Dokter Kecil, agar peserta didik: a) Dapat mendorong dirinya sendiri
dan orang lain untuk dapat hidup sehat, b) Dapat membina teman dan berperan sebagai
promotor dan motivator dalam menjalankan usaha kesehatan terhadap diri sendiri, c)
c) Bimbingan Belajar
Tujuan :
Peserta didik memiliki kemampuan untuk mencapai KKM yang telah disepakati
d) Seni
Pengembangan Diri dalam bidang seni meliputi musik drumband dan BTQ
Tujuan :
48
Membangkitkan jiwa seni peserta didik terhadap seni
tertentu.
e) Olahraga
Pengembangan Diri Peserta Didik berupa kegiatan olahraga yang meliputi senam,
Tujuan :
tertentu.
kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.
Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan
Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan suasana rileks,
perkembangan.
Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kesiapan
49
Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat
Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan keinginan dan
Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang menuntut keikutsertaan
Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler dalam suasana yang disukai
Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang membangun semangat peserta
Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang dilaksanakan untuk
kepentingan masyarakat.
BAB VI
KALENDER PENDIDIKAN
50
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di Madrasah menyusun kalender
pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di Madrasah/madrasah mengacu
kepada Standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik Madrasah/madrasah,
kebutuhan perserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah daerah.
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama
satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif, waktu penbelajaran
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun
pelajaran. Permulaan Tahun Pelajaran Baru 2021/2022 dimulai pada tanggal 12 Juli 2020.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran. Waktu pembelaran efektif adalah jumlah jam pelajaran setiap minggu, meliputi jumlah
jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran termasuk muatan local, ditambah jumlah jam untuk
kegiatan pengembangan diri. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan
kegiatan pembelajar. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur
akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan,hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional dan
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya.
51
SUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN
A. Alokasi Waktu
Waktu
baru
minggu
4. Hari Libur :
minggu
52
minggu efektif)
2 minggu
minggu.
Nasional/Sekolah
4. Hari Kemerdekaan RI
53
12. Wafat Isa Almasih
KALENDER PENDIDIKAN
MI KH. HASYIM ASY’ARI GUBUGKLAKAH
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Mg H a r i Tangg
No Bulan Kegiatan
ke Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb al
1 1 2 3
2 4 5 6 7 8 9 10
Juli PPDB dan MASA
1 3 11 12 13 14 15 16 17
2021 12-16 TA’ARUF MADRASAH
4 18 19 20 21 22 23 24
5 25 26 27 28 29 30 31
1 1 2 3 4 5 6 7
2 8 9 10 11 12 13 14 10 Tahun Baru 1443 H
2
3 15 16 17 18 19 20 21 17 HUUT RI
Agustus
2021 4 22 23 24 25 26 27 28
5 29 30 31
1 1 2 3 4
Septembe 2 5 6 7 8 9 10 11
3 r
3 12 13 14 15 16 17 18
2021
4 19 20 21 22 23 24 25
5 26 27 28 29 30
4 1 1 2
Oktober 2 3 4 5 6 7 8 9 4-9 PTS Ganjil
2021
3 10 11 12 13 14 15 16
4 17 18 19 20 21 22 23 19 Maulid nabi muhammad
5 24 25 26 27 28 29 30
31
54
Mg H a r i Tangg
No Bulan Kegiatan
ke Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb al
1 1 2 3 4 5 6
2 7 8 9 10 11 12 13
5 Nopember
3 14 15 16 17 18 19 20
2021
4 21 22 23 24 25 26 27
5 28 29 30
1 1 2 3 4
2 5 6 7 8 9 10 11
6 Desember
3 12 13 14 15 16 17 18
2021
4 19 20 21 22 23 24 25 25 Hari natal
5
26 27 28 29 30 31
5 24 25 26 27 28 29
23
30 31
2 6 7 8 9 10 11 12
8 Februari 3 13 14 15 16 17 18 19
2022 4 20 21 22 23 24 25 26
Isra Mi’raj Nabi
5 27 28 28 Muhammad
2 6 7 8 9 10 11 12
9 Maret
3 13 14 15 16 17 18 19
2022
4 20 21 22 23 24 25 26
5 27 28 29 30 31
1 1 2
2 3 4 5 6 7 8 9
April
3 10 11 12 13 14 15 16 15 Wafat yesus kristus
55
Mg H a r i Tangg
No Bulan Kegiatan
ke Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb al
4 17 18 19 20 21 22 23
5 24 25 26 27 28 29 30
2 8 9 10 11 12 13 14
11 Mei
3 15 16 17 18 19 20 21 16 Hari Raya Waisak
2022
4 22 23 24 25 26 27 28 26 Kenaikan Yesus Kristus
5 29 30 31
6
2 5 6 7 8 9 10 11
12 3 12 13 14 15 16 17 18
JUNI 2022
4 19 20 21 22 23 24 25
5 26 27 28 29 30
1 – 10
JULI
13 Jul-2021 1-2 Libur semester 2019 LIBUR SEMESTER 2
3.1 Jumlah
No Bulan Pekan No. Kegiatan Pekan 25
. pekan
Pekan
3.2
1 Juli 3 1 MOS 1 tidak 8
.
efektif
Jumlah pekan
2 Agustus 4 2 HUT RI 1 17
efektif
L. Awal
3 September 5 3 1
Puasa
4 Oktober 4 4 Idul Fitri 2 4. Jumlah Jam Efektif
Pekan
UTS dan 4.1 17
5 Nopember 4 5 2
UAS efektif
56
4. Jam
Class 230)*
6 Desember 5 6 1
Meeting 2 pelajaran
Jumlah jam 3.910)
Jumlah 25 Jumlah 8
efektif **
3 Maret 5 3 UTS 1
4. Jumlah Jam
Catatan:
*) diisi dengan jumlah jam mata pelajaran / minggu.
**) diisi (jumlah pekan efektif x jumlah jam pelajaran/minggu)
57
DIAH MURTININGSIH, S.Pd AHMAD FAJAR BAHTIAR, S.PdI
BAB VI
PENUTUP
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
58
Hasyim Asy’arimenyusun dokumen 1 Kurikulum Madrasah sebagai Pedoman Operasional
dengan Landasan Filosofis dan Peraturan dalam Kurikulum 2013. Kurikulum MI KH. Hasyim
Asy’arijuga disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan lingkungan MI KH. Hasyim
Asy’aripada khususnya dan Kecamatan Purwojati pada umumnya dan ke-Khasan madrasah.
Dengan adanya kurikulum yang dibuat oleh Madrasah ini, maka diharapkan terdapat
pedoman operasional yang jelas bagi seluruh warga madrasah dan pihak terkait sehingga
dapat mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Pada kesempatan yang indah ini kami ingin
pengembang kurikulum MI. KH. Hasyim Asy’ari yang telah bekerja keras mereview
Dokumen 1 Kurikulum MI KH. Hasyim Asy’ari edisi 2021/2022 ini dan semua pihak yang
telah membantu. Semoga amal bhaktinya diterima oleh Allah SWT sebagai amalan shalihan
maqbulan.Amin.
ini masih sangat jauh dari harapan, oleh karena itu kami mohon saran dan kritik yang
dokumen 1 Kurikulum MI KH. Hasyim Asy’ari ini dapat bermakna dan dapat memberikan
manfaat bagi pelaksanaan dan peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah kami, amin, yaa
Rabbal Alamiin.
59