Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36

Ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan

dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah,

dan peserta didik. Juga Pasal 36 Ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai

dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

(a) Peningkatan iman dan takwa;

(b) Peningkatan akhlak mulia;

(c) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;

(d) Keragaman potensi daerah dan lingkungan;

(e) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional;

(f) Tuntutan dunia kerja; (g) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

(g) Agama;

(h) Dinamika perkembangan global; dan

(i) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

Terkait dengan pembangunan pendidikan, masing-masing daerah memerlukan

pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah.Begitu pula halnya dengan kurikulum

sebagai jantungnya pendidikan perlu dikembangkan dan diimplementasikan secara kontekstual

untuk merespon kebutuhan daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik.

Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

ayat tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa kurikulum

pendidikan dasar dan menengahdikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap

1
kelompok atau satuan pendidikan dan komite madrasah di bawah koordinasi dan supervisi

dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan

provinsi untuk pendidikan menengah.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan

pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi

yang ada di daerah. Kewenangan sekolah/ madrasah dalam menyusun kurikulum memungkinkan

sekolah/ madrasah menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa,keadaan sekolah,dan kondisi

daerah. Dengan demikian,daerah dan atau sekolah memiliki cukup kewenangan untuk merancang

dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan,pengelolaan pengalaman belajar,cara mengajar,dan

menilai keberhasilan belajar mengajar.

Dari amanat undang-undang tersebut ditegaskan bahwa kurikulum dikembangkan

dengan maksud agar memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan

dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah tertentu serta peserta didik. Selain itu,

kurikulum dikembangkan dan dilaksanakan di tingkat satuan pendidikan.

B. Tujuan Pengembangan KTSP

Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan

Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang

mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Serta untuk

mengembangkan pembelajaran dalam mencapai pendidikan yang bermutu dengan standar yang

jelas, target yang terukur dan budaya yang akan dicapai.

2
C. Landasan Hukum Penyusunan Kurikulum

1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas

peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses

pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik

dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.  

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan

dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia

berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.  

Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan

secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang

berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan

filosofi sebagai berikut.

1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa

masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013

dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk

membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa

yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa

depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa

kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi

muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi

tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa

depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang

3
memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang

diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan

tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang

yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.

2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan

filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah

sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.  Proses

pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan

kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat,

didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan

oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta

kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional

dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya

tersebut  dipelajari untuk  menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan

dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat

sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.

3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan

kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan

bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran

disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama

matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.

4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih

baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan

4
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun

kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social

reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk

mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif

bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan

masyarakat demokratis yang lebih baik.

Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas

dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni,

kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan

diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.

2. Landasan Yuridis Kurikulum 2013

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

(UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Untuk

mengembangkan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat,

pendidikan berfungsi mengembangkan segenap potensi peserta didik “menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta

bertanggungjawab” (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangan

kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan

kehidupan bangsa di masa mendatang.

Pendidikan berakar pada budaya bangsa. Proses pendidikan adalah suatu

proses pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka mampu menjadi pewaris

5
dan pengembang budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai nilai dan keunggulan

budaya di masa lampau diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya

dirinya, masyarakat, dan bangsa yang sesuai dengan zaman dimana peserta didik

tersebut hidup dan mengembangkan diri. Kemampuan menjadi pewaris dan

pengembang budaya tersebut akan dimiliki peserta didik apabila pengetahuan,

kemampuan intelektual, sikap dan kebiasaan, ketrampilan sosial memberikan dasar

untuk secara aktif mengembangkan dirinya sebagai individu, anggota masyarakat,

warganegara, dan anggota ummat manusia.

Pendidikan juga harus memberikan dasar bagi keberlanjutan kehidupan bangsa

dengan segala aspek kehidupan yang mencerminkan karakter bangsa masa kini dan

masa yang akan datang. Oleh karena itu, konten pendidikan yang dikembangkan

kurikulumi tidak berupa prestasi besar bangsa di masa lalu semata tetapi juga hal-hal

yang berkembang pada saat kini dan akan berkelanjutan ke masa mendatang. Berbagai

perkembangan baru dalam ilmu, teknologi, budaya, ekonomi, sosial, politik yang

dihadapi masyarakat, bangsa dan umat manusia dikemas sebagai konten pendidikan.

Konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini memberi landasan bagi pendidikan

untuk selalu terkait dengan kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan,

kemampuan berpartisipasi dalam membangun kehidupan bangsa yang lebih baik, dan

memposisikan pendidikan sebagai sesuatu yang tidak terlepas dari lingkungan sosial,

budaya, dan alam. Lagipula, konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini akan

memberi makna yang lebih berarti bagi keunggulan budaya bangsa di masa lalu untuk

digunakan dan dikembangkan sebagai bagian dari kehidupan masa kini.

Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan menggunakan apa

yang diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah menyelesaikan pendidikan 12

tahun dan berpartisipasi penuh sebagai warganegara. Atas dasar pikiran itu maka konten

6
pendidikan yang dikembangkan dari warian budaya dan kehidupan masa kini perlu

diarahkan untuk memberi kemampuan bagi peserta didik menggunakannya bagi

kehidupan masa depan terutama masa dimana dia telah menyelesaikan pendidikan

formalnya. Dengan demikian sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang menjadi konten

pendidikan harus dapat digunakan untuk kehidupan paling tidak satu sampai dua

dekade dari sekarang. Artinya, konten pendidikan yang dirumuskan dalam Standar

Kompetensi Lulusan dan dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi

peserta didik untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai

pribadi, anggota masyarakat, dan warganegara yang produktif serta bertanggungjawab

di masa mendatang.

Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa kini dan

masa akan datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan pretasi bangsa di

masa lalu, serta kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa

depan. Ketiga dimensi kehidupan bangsa, masa lalu-masa sekarang-masa yang akan

datang, menjadi landasan filosofis pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai dan

pretasi bangsa di masa lampau memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan individu

sebagai anggota masyarakat, modal yang digunakan dan dikembangkan untuk

membangun kualitas kehidupan bangsa dan individu yang diperlukan bagi kehidupan

masa kini, dan keberlanjutan kehidupan bangsa dan warganegara di amsa mendatang.

Dengan tiga dimensi kehidupan tersebut kurikulum selalu menempatkan peserta didik

dalam lingkungan sosial-budayanya, mengembangkan kehidupan individu peserta didik

sebagai warganegara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk kehidupan

masa kini yang lebih baik, dan membangun kehidupan masa depan yang lebih baik lagi.

Adapun Landasan Filosofis Kurikulum 2013 Adalah Sebagai Berikut


1. Undang - Undang Dasar 1945
2. Undang - Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

7
3. PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
4. PP No 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan tentang
perubahan atas PP tahun 2005 tentang SNP.
5. PP No 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas PP No. 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan.
6. PP no 74 tahun 2008, PP 19 tahun 2017 tentang perubahan atas PP tahun 2008 tentang
guru.
7. Permendiknas No 22, 23, dan 24 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian.
8. Permendikbud nomor 70 tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif.
9. Permendikbud nomor 61 tahun 2014 tentang KTSP.
10. Permendikbud nomor 62 tahun 2014 tentang Ekstra Kurikuler.
11. Permendikbud nomor 63 tahun 2014 tentang Kepramukaan.
12. Permendikbud nomor 68 tahun 2014 tentang Guru TIK, Permendikbud 45 tahun 2015
tentang Perubahan Permen 68 tahun 2014 tentang Peran Guru TIK.
13. Permendikbud nomor 79 tahun 2014 tentang Mulok.
14. Permendikbud nomor 111 tahun 2014 tentang BK.
15. Permendikbud nomor 23 tahun 2015 tentang Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti.
16. Permendikbud nomor 53 tahun 2015 tentang Penilaian.
17. Permendikbud nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
18. Permendikbud nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi
19. Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses.
20. Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian dan Pedoman Penilaian
K13 Revisi tahun 2017.
21. Permendikbud No 37 tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Permendikbud No. 24 tahun
2016 tentang KI/KD Mata Pelajaran pada Kurikulum 2013
22. Permendiknas No 6 Tahun 2007 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah.
23. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Keagamaan Islam.
24. Peraturan Menteri Agama Nomor 60 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Madrasah.

8
25. KMA no. 165 tahun 2014 tentang Pedoman Kurikulum madrasah 2013 Mata Pelajran
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab.
26. KMA no. 117 tahun 2014 tentang Implementasi Kurikulum 2013 di Madrasah..
27. KMA No. 103 tahun 2015 tentang Pedoman Pemenuhan Beban Kerja Guru Madrasah
yang Bersertifikat Pendidik.
28. SE Direktur Jendral Kemenag RI No. B-1368.1/Dj.I/ 06/2019 tentang Pendidikan Anti
Korupsi di Madrasah.
29. SK Dirjen Pendis no 2676 tahun 2013 Tentang Kurikulum 2013 Mapel Pendidikan
Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah
30. SK Dirjen Pendis No. 5161 Tahun 2018 tentang Juknis Penilaian Hasil Belajar MI.
31. SK Dirjen Pendis No. 5163 Tahun 2018 tentang Juknis Pengembangan Pembelajaran
pada Madrasah
32. SK Dirjen Pendis No. 5164 Tahun 2018 tentang Juknis Penyusunan RPP pada
Madrasah.
33. Peraturan Gubernur Nomor 19 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Bahasa Jawa.
34. Keputusuan LP Maarif Jawa Timur tentang pembelajaran ASWAJA.

D. Prinsip dan Acuan Konseptual Pengembangan KTSP

Penyusunan Dokumen 1 Kurikulum Madrasah merupakan bagian dari kegiatan

perencanaan Madrasah . Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya madrasah

dan/atau kelompok madrasah yang diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun

pelajaran baru.

Tahap kegiatan penyusunan Dokumen 1 kurikulum madrasah secara garis besar

meliputi: penyiapan dan penyusunan draf, reviu dan revisi, serta finalisasi, pemantapan dan

penilaian. Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan

oleh tim penyusun.

Berdasarkan uraian di atas, Madrasah KH.Hasyim Asy’ari menyusun dokumen 1

Kurikulum madrasah yang mencakup (a) visi, misi, dan tujuan, (b) muatan kurikulum

9
madrasah, (c) beban belajar, dan (d) kalender pendidikan. Selain itu, disusun juga pada

lampiran dokumen 1 Kurikulum MI KH. Hasyim Asy’ari sebuah panduan ekstrakurikuler.

Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013

Pelaksanaan pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum 2013 memiliki karakteristik

yang berbeda dari pelaksanaan kurikulum 2006. Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi

yang diharapkan terdapat maka dipeloleh 14 prinsip utama pembelajaran yang perlu guru

terapkan.

Ada pun 14 prinsip itu adalah:

1.  Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu; pembelajaran mendorong siswa

menjadi pembelajar aktif, pada awal pembelajaran guru tidak berusaha untuk

meberitahu siswa karena itu materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk final.

Pada awal pembelajaran guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu

fenomena atau fakta lalu mereka merumuskan ketidaktahuannya dalam bentuk

pertanyaan. Jika biasanya kegiatan pembelajaran dimulai dengan penyampaian

informasi dari guru sebagai sumber belajar, maka dalam pelaksanaan kurikulum 2013

kegiatan inti dimulai dengan siswa mengamati fenomena atau fakta tertentu. Oleh

karena itu guru selalu memulai dengan menyajikan alat bantu pembelajaran untuk

mengembangkan rasa ingin tahu siswa dan dengan alat bantu itu guru membangkitkan

rasa ingin tahu siswa dengan bertanya.

2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka

sumber; pembelajaran berbasis sistem lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran

membuka peluang kepada siswa  sumber belajar seperti informasi dari buku siswa, 

internet, koran, majalah, referensi dari perpustakaan yang telah disiapkan. Pada metode

10
proyek, pemecahan masalah, atau inkuiri siswa dapat memanfaatkan sumber belajar di

luar kelas. Dianjurkan pula untuk materi tertentu siswa memanfaatkan sumber belajar

di sekitar lingkungan masyarakat. Tentu dengan pendekatan ini pembelajaran tidak

cukup dengan pelaksanaan tatap muka dalam kelas.

3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan

pendekatan ilmiah; pergeseran ini membuat guru tidak hanya menggunakan sumber

belajar tertulis sebagai satu-satunya sumber belajar siswa dan hasil belajar siswa hanya

dalam bentuk teks. Hasil belajar dapat diperluas dalam bentuk teks, disain program,

mind maping, gambar, diagram, tabel, kemampuan berkomunikasi, kemampuan

mempraktikan sesuatu yang dapat dilihat dari lisannya, tulisannya, geraknya, atau

karyanya.

4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis

kompetensi;pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari aktivitas

dalam proses belajar. Yang dikembangkan dan dinilai adalah sikap, pengetahuan, dan

keterampilannya.

5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; mata pelajaran dalam

pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi komponen sistem yang terpadu. Semua

materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu untuk menghasilkan

kompetensi lulusan. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran bersama-

sama, menentukan karya siswa bersama-sama, serta menentukan karya utama pada tiap

mata pelajaran bersama-sama, agar beban belajar siswa dapat diatur sehingga tugas

yang banyak, aktivitas yang banyak, serta penggunaan waktu yang banyak tidak

menjadi beban belajar berlebih yang kontraproduktif terhadap perkembangan siswa.

6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran

dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; di sini siswa belajar menerima

11
kebenaran tidak tunggul. Siswa melihat awan yang sama di sebuah kabupaten. Mereka

akan melihatnya dari tempatnya berpijak. Jika ada sejumlah siswa yang melukiskan

awan pada jam yang sama dari tempat yangberjauhan, mereka akan melukiskannya

berbeda-beda, semua benar tentang awan itu, benar menjadi beragam.

7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; pada waktu lalu

pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu diungkapkan dalam bentuk lisan

guru, fakta disajikan dalam bentuk informasi verbal, sekarang siswa harus lihat

faktanya, gambarnya, videonya, diagaramnya, teksnya yang membuat siswa melihat,

meraba, merasa dengan panca indranya. Siswa belajar tidak hanya dengan mendengar,

namun dengan menggunakan panca indra lainnya.

8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan

keterampilan mental (softskills); hasil belajar pada rapot tidak hanya melaporkan

angka dalam bentuk pengetahuannya, tetapi menyajikan informasi menyangku

perkembangan sikapnya dan keterampilannya. Keterampilan yang dimaksud bisa

keterampilan membacan, menulis, berbicara, mendengar yang mencerminkan

keterampilan berpikirnya. Keterampilan bisa juga dalam bentuk aktivitas dalam

menghasilkan karya, sampai pada keterampilan berkomunikasi yang santun,

keterampilan menghargai pendapat dan yang lainnya.

9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan  dan pemberdayaan siswa

sebagai pembelajar sepanjang hayat; ini memerlukan guru untuk mengembangkan

pembiasaan sejak dini untuk melaksanakan norma yang baik sesuai dengan budaya

masyarakat setempat, dalam ruang lingkup yang lebih luas siswa perlu

mengembangkan kecakapan berpikir, bertindak, berbudi sebagai bangsa, bahkan

memiliki kemampuan untuk menyesusaikan dengan dengan kebutuhan beradaptasi

pada lingkungan global. Kebiasaan membaca, menulis, menggunakan teknologi, bicara

12
yang santun  merupakan aktivitas yang tidak hanya diperlukan dalam budaya lokal,

namun bermanfaat untuk berkompetisi dalam ruang lingkup global.

10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing

ngarso sung tulodo),  membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan

mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran (tut wuri

handayani); di sini guru perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat

menjadi teladan, meberi contoh bagaimana hidup selalu belajar, hidup patuh

menjalankan agama dan prilaku baik lain. Guru di depan jadi teladan, di tengah siswa

menjadi teman belajar, di belakang selalu mendorong semangat siswa tumbuh

mengembangkan pontensi dirinya secara optimal.

11. Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; karena itu

pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih banyak dan

memanfaatkan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran tidak hanya

memanfaatkan waktu dalam kelas.

12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja

adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. Prinsip ini menadakan bahwa ruang

belajar siswa tidak hanya dibatasi dengan dinding ruang kelas. Sekolah dan lingkungan

sekitar adalah kelas besar untuk siswa belajar. Lingkungan sekolah sebagai ruang

belajar yang sangat ideal untuk mengembangkan kompetensi siswa. Oleh karena itu

pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan sistem yang terbuka.

13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (tIK) untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pembelajaran; di sini sekolah perlu meningkatkan daya guru

dan siswa untuk memanfaatkan TIK. Jika guru belum memiliki kapasitas yang

mumpuni siswa dapat belajar dari siapa pun. Yang paling penting mereka harus dapat

menguasai TIK sebab mendapatkan pelajaran dengan dukungan TIK atau tidak siswa

13
tetap akan menghadapi tantangan dalam hidupnya menjadi pengguna TIK. Jika sekolah

tidak memfasilitasi pasti daya kompetisi siswa akan jomplang daripada  siswa yang

memeroleh pelajaran menggunakannya.

14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa; cita-cita,

latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan di rumah, cara pandang, cara

belajar, cara berpikir, keyakinan siswa berbeda-beda. Oleh karena itu pembelajaran

harus melihat perbedaan itu sebagai kekayaan yang potensial dan indah jika

dikembangkan menjadi kesatuan yang memiliki unsur keragaman. Hargai semua siswa,

kembangkan kolaborasi, dan biarkan siswa tumbuh menurut potensinya masing-masing

dalam kolobarasi kelompoknya.

Demikian materi tentang prinsip pembelajaran yang disarikan dari materi pelatihan

implementasi Kurikulum 2013.

14
BAB II
KARAKTERISTIK MADRASAH

1. Profil Madrasah:
Berikut ini profil Madrasah Ibtidaiyah KH. Hasyim Asy’ari Gubugklakah
1. Nama Madrasah : MI. KH. HASYIM ASY’ARI
2. Tahun Berdiri : 1986
3. Nomor Statistik Madrasah (NSM): 111235070194
4. NPSM : 60715178
5. Akriditasi Madrasah : Terakreditasi B
6. Alamat Lengkap Madrasah : Jl. Raya Coban Pelangi
Gubugklakah
7. Desa/Kecamatan : Gubugklakah / Poncokusumo
8. Kabupaten/Kota : Malang
9. Provinsi : Jawa Timur
10. Nomor Telepon : -
11. NPWP Madrasah : 00.517.504.7-623.000
12. Nama Kepala Madrasah : Diah Murtiningsih, S.Pd
13. Nomor Telepon/Hp : 082245458701
14. Nama Yayasan : LP. Ma’arif
15. Alamat Yayasan : Jl Raya Kebonagung Malang
16. Nomor Akta Pendirian Yayasan : 103 – Tgl. 15 Januari 1986
17. Kepemilikan Tanah : Milik Sendiri
18. Status tanah : Wakaf
19. Luas tanah : 529 m2
20. Status Bangunan : Milik Sendiri
21. Luas Bangunan : 514 m2

15
Data siswa dalam lima tahun terakhir

Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6 Jumlah


Tahun Ro Ro Ro Ro Ro Ro Ro
Sis Sis Sis Sis Sis Sis Sisw
Ajaran mb mb mb mb mb mb mb
wa wa wa wa wa wa a
el el el el el el el
2017/
24 1 26 1 18 1 16 1 16 1 15 1 115 6
2018
2018/
18 1 24 1 27 1 18 1 1 1 15 1 120 6
2019
2019/
18 1 19 1 25 1 27 1 19 1 17 1 125 6
2020
2020/
25 1 18 1 17 1 24 1 27 1 21 1 132 6
2021
2021/
34 1 27 1 19 1 18 1 27 1 27 1 151 6
2022

2. KONTEKS MASYARAKAT DAN KONTEKS MADRASAH

a. Analisis Lingkungan Strategis


Menghadapi globalisasi yang sedang bergulir pada saat ini, pengelola pendidikan
senantiasa harus tanggap terhadap dinamika kehidupan masyarakat sehingga dapat
menyusun strategi pengelolaan yang tepat demi terwujudnya pendidikan yang bermakna,
efisien, relevan, dan bermanfaat serta berdaya saing tinggi. Untuk menyikapi hal tersebut,
Satuan Pendidikan di MI. KH. Hasyim Asy’ari Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo
berupaya menyusun strategi yang dapat menghasilkan output pendidikan yang berkualitas
yang dilandasi IMTAQ dan kemajuan IPTEK. Strategi pengelolaan pendidikan ini akan
berjalan dengan baik apabila mempertimbangkan kondisi yang mempengaruhinya yaitu
faktor sosial, ekonomi, keadaan geografis, politik, keamanan, perkembangan IPTEK dan
lain-lain. Berikut ini beberapa gambaran hasil analisis faktor kondisi tersebut.
Letak MI. KH. Hasyim Asy’ari Gubugklakah berada di pedesaan daerah
pegunungan, pemukiman warga masyarakat juga berada di tengah pedesaan yang masih

16
banyak ladang dan lahan pertanian (dari tinjauan EDM). Hal ini juga dapat memberi
gambaran bahwa perkembangan kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan cukup
baik. Data Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk warga usia 7 s.d 12 tahun pada tahun 2018
telah menunjukkan APK lebih dari 90%. Kesadaran seperti ini perlu ditingkatkan agar
ketuntasan wajar Dikdas 9 tahun terealisasi. Dukungan MI. KH. Hasyim Asy’ari
Gubugklakah Poncokusumo dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada warga
masyarakat Gubugklakah memberi arti penting terhadap peran madrasah pada umumnya
dalam mewujudkan ketuntasan wajar dikdas 9 tahun. APK yang telah lebih dari 90% ini
mengacu dari sudut kuantitas peserta didik dan diikuti pula dengan pelayanan yang bermutu
sehingga kepercayaan warga masyarakat untuk melaksanakan pendidikan di MI. KH.
Hasyim Asy’ari Gubugklakah semakin baik. Hal seperti inilah yang menjadi faktor penting
mengapa minat warga untuk bersekolah di MI. KH. Hasyim Asy’ari Gubugklakah
tergolong cukup tinggi.
Warga masyarakat yang bersekolah di MI. KH. Hasyim Asy’ari Gubugklakah
memiliki pandangan bahwa MI. KH. Hasyim Asy’ari Gubugklakah memiliki pelayanan
yang memadai dari berbagai bidang dan didukung lingkungan yang kondusif untuk
kegiatan belajar siswa. Sehingga, harapan yang diinginkan warga adalah keluaran (output)
siswa yang bermutu. Dari berbagai tinjauan aspek-aspek yang telah ada, optimalisasi potensi
yang dimiliki oleh MI. KH. Hasyim Asy’ari Gubugklakah diberdayakan agar harapan
warga masyarakat dan siswa dapat terwujud.
Tingkat ekonomi masyarakat Gubugklakah termasuk kategori menengah, bahkan
sebagian besar termasuk kategori prasejahtera. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
kenyataan bahwa sebagian besar masyarakat tidak pernah memberikan sumbangan
partisipasi kepada madrasah sesuai dengan ketentuan, tapi ada pula yang memberikan
sumbangan walaupun jumlahnya sangat minim. Mata pencaharian masyarakat sebagian
besar adalah sebagai buruh tani dan sebagian kecil berprofesi sebagai Pengasuh pondok
pesantren, guru, PNS, wiraswasta dan kuli bangunan.
Kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Malang dibidang pendidikan dalam
pendanaan pendidikan yang dibebankan kepada orang tua, sementara ini dapat dikatakan
masih sangat kurang. Sedangkan masyarakat kurang memahami tentang kebutuhan
madrasah yang nyata. Peningkatan mutu pendidikan terus dituntut oleh masyarakat dari
berbagai elemen, tetapi partisipasi dan dukungan pendanaan pendidikan oleh masyarakat
terhadap madrasah masih rendah, akibatnya kondisi sarana prasarana pendidikan tidak

17
seimbang dengan kebutuhan. Namun kedepannya, kondisi ini memang perlu lebih disikapi
dengan bijak oleh stake holder karena proporsi kebijakan dibidang pendidikan dirasakan
masih kecil dan lebih cenderung mengarah pada kondisi yang mengakibatkan kurangnya
partisipasi masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam rangka pencapaian tujuan
peningkatan mutu pendidikan. Banyak faktor yang sangat berpengaruh untuk dapat
diinternalisasikan kedalam perencanaan pendidikan. Dengan demikian perencanaan yang
dibuat/ditetapkan merupakan perencanaan yang strategis untuk mencapai sasaran yang
diharapkan.

b. Analisis Kondisi Pendidikan Saat Ini


Kondisi nyata di MI. KH. Hasyim Asy’ari Gubugklakah Poncokusumo masih belum
sepenuhnya memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). SPM yang belum terpenuhi
terkait dengan ketersediaan akses pendidikan, peningkatan pelayanan mutu pendidikan dan
peningkatan mutu lulusannya.
Ketersediaan akses pendidikan berkaitan dengan kecukupan sarana dan prasarana
pendidikan untuk peningkatan mutu layanan bagi siswa masih belum sepenuhnya tersedia.
Dalam bidang sarana pendidikan, peralatan yang dimiliki oleh MI. KH. Hasyim Asy’ari
Gubugklakah masih belum seluruhnya memenuhi SPM misalnya, peralatan untuk kegiatan
olah raga, peralatan laboratorium dan kesenian. Sehingga masih perlu pengadaan sarana
pendidikan tersebut. Media pembelajaran multimedia yang belum ada juga perlu diusahakan
untuk segera memiliki, misalnya jumlah komputer masih 1 unit dan laboratorium internet
masih belum ada. Dalam bidang prasarana pendidikan, masih diperlukan penambahan ruang
kelas baru disamping untuk mempersiapkan kebutuhan program moving class juga untuk
memenuhi kekurangan yang sementara ini tersedia 6 ruang belajar dan satu kantor.
Peningkatan mutu pendidikan terkait dengan upaya untuk meningkatkan mutu proses
belajar siswa. Dalam bidang mutu proses belajar sekolah masih perlu mengembangkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), mengembangkan strategi pembelajaran,
pengembangan berbagai tekhnik penilaian, peningkatan profesionalitas guru, pengembangan
profesionalitas guru dan pengembangan alat penilaian. Dalam bidang hasil belajar, sekolah
masih perlu meningkatkan perolehan nilai melalui bimbingan belajar dan try out. Pembinaan
ekstra non akademik dari berbagai bidang perlu diadakan dan ditingkatkan. Madrasah masih
perlu mengadakan kerjasama dengan berbagai instansi dan komite madrasah dalam
melaksanakan pedoman pengelolaan madrasah dengan tertib dan melaksanakan pengawasan

18
baik internal maupun eksternal. Dalam hal pengadaan dana, madrasah masih perlu banyak
bantuan dan kucuran dana yang terkait dengan keperluan investasi pendidikan, rehabilitasi
gedung madrasah dan keperluan operasional madrasah.

c. Analisis Kondisi Pendidikan Masa Datang.


Pada masa yang akan datang, kondisi pendidikan di MI. KH. Hasyim Asy’ari
Gubugklakah Poncokusumo diharapkan mampu menjadi Madrasah unggulan dengan
indikasi mampu memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) sehingga dapat memberikan
pelayanan secara optimal melalui ketersediaan berbagai sarana, prasarana, tenaga, dan
lingkungan yang memadai. Dengan cara seperti memberikan layanan pendidikan secara
efisien, efektif, transparan, akuntabel, demokratis dan berdampak pada out put yang bermutu
serta mempunyai life skill yang tinggi.
Harapan yang diinginkan oleh MI. KH. Hasyim Asy’ari Gubugklakah dapat dicapai
dengan:
- mencukupi kekurangan kebutuhan akses pendidikan (sarana dan prasarana) seperti
adanya ruang laboratorium, komputer, sanggar pramuka dan ruang administrasi (TU)
- dapat melaksanakan kegiatan peningkatan mutu belajar dan hasil belajar,
- dapat meningkatkan mutu lulusannya, melalui perencanaan kinerja yang terencana
dalam Rencana Kerja Madrasah (RKM) baik jangka pendek maupun jangka panjang,
semoga apa yang diharapkan dapat terwujud.

3. Penyusunan KTSP

Prosedur operasional penyusunan KTSP adalah sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan
a. Pembentukan Tim Pengembang Kurikulum (TPK) sekolah
1) Kepala Madrasah membentuk Tim Pengembang Kurikulum (TPK) di satuan
pendidikan.
2) TPK terdiri atas Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum, guru, operator
madrasah, pengurus yayasan, serta pengarah dari Pengawas Madrasah Kecamatan
Poncokusumo dan Komite Sekolah.

19
3) TPK bertugas selama 1 (satu) tahun pelajaran dan dapat diperpanjang atau diubah
setiap tahunnya.

b. Penyusunan rencana program kegiatan


1) Kepala Madrasah bersama Pengawas madrasah memberikan arahan terhadap TPK
tentang program pengembangan KTSP.
TPK membuat rencana program pengembangan dari reviu, analisis konteks, pengembangan,
pengesahan hingga penetapan.

4. Penetapan
a. Pembahasan draf KTSP oleh TPK;
b. Revisi draf KTSP oleh TPK;
c. Finalisasi dokumen KTSP oleh TPK, dan
d. Penandatanganan dokumen KTSP oleh Kepala Madrasah, Komite Madrasah dan
Pengawas Madrasah.

5. Pengesahan
Terhadap dokumen KTSP yang sudah ditandatangani oleh Kepala Madrasah, Komite
Madrasah dan Pengawas Madrasah, perlu dilakukan pengesahan oleh serta Kepala Seksi
Pendidikan Madrasah

20
BAB III
TUJUAN

A. Tujuan Pendidikan

1. Tujuan Pendidikan Nasional

Adapun tujuan Pendidikan Nasional Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

bertanggungjawab, dan demokratis. Hal ini sesuai dengan UU Sistem Pendidikan Nasional

dan PP No 13 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

2. Tujuan Pendidikan Dasar

Adapun tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan dasar yang lebih lanjut.

B. Visi

MI KH. Hasyim Asy’ari sebagai lembaga pendidikan dasar berciri khas Islam perlu

mempertimbangkan harapan murid, orang tua murid, lembaga pengguna lulusan madrasah dan

masyarakat dalam merumuskan visinya. MI KH. Hasyim Asy’ari juga diharapkan merespon

perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi; era informasi

dan globalisasi yang sangat cepat. MI KH. Hasyim Asy’ari ingin mewujudkan harapan dan

respon dalam visi berikut :

Visi MI. KH. Hasyim Asy’ari Gubugklakah-Poncokusumo

“Membentuk madrasah yang religius, unggul dalam prestasi, disiplin, terampil, dan gemar

membaca dengan gerakan literasi madrasah”

Dengan indikator:

1) unggul dalam kegiatan keagamaan.

21
2) unggul dalam perolehan nilai UASBN.

3) unggul dalam berbagai kompetisi bidang akademis dan non akademis.

4) unggul dalam berprilaku disiplin.

5) unggul dalam program literasi madrasah

6) unggul dalam berbudaya yang berwawasan lingkungan.

Misi Madrasah

Misi MI. KH. Hasyim Asy’ari Gubugklakah-Poncokusumo

1. Mewujudkan pelaksanakan kegiatan keagamaan secara rutin dan terjadwal.

2. Mewujudkan peningkatan prestasi siswa dalam pencapaian nilai UASBN dengan

melaksanakan KBM dan bimbingan secara terjadwal, efektif dan efisien.

3. Mewujudkan pelaksanaan pembinaan dan motivasi dalam kompetisi di bidang akademik

dan non akademik.

4. Mewujudkan kesadaran berperilaku disiplin warga sekolah dalam bekerja, belajar dan

beribadah.

5. Mewujudkan kebiasaan membaca 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai dan

mengadakan pojok membaca di tiap kelas

6. Mewujudkan kondisi lingkungan yang mencerminkan nilai-nilai kearifan budaya, aman,

tertib, asri, bersih, lestari dan sejuk.

C. Tujuan Madrasah

Secara umum, Tujuan Pendidikan MI KH. Hasyim Asy’ari adalah meletakkan dasar

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut.

22
Bertolak dari tujuan umum pendidikan dasar tersebut, MI KH. Hasyim Asy’ari mempunyai

tujuan sebagai berikut :

1. Membimbing, membekali, mengawasi dan mengontrol anak didik dalam melaksanakan

ajaran agama dan beribadah kepada Allah SWT.

2. Lulusan memiliki aqidah yang kokoh dan tekun beribadah secara benar.

3. Lulusan memiliki karakter jujur, santun, disiplin, dan bertanggung jawab.

4. Lulusan memiliki karakter toleran, menghargai perbedaan, memiliki jiwa persatuan, peduli

dan berguna bagi sesama.

5. Lulusan memiliki budaya hidup bersih, sehat dan bugar.

6. Lulusan memiliki keterampilan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

7. Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran (ruang perpustakaan,

laboratorium, ruang kesenian) dan memanfaatkan media yang ada sebagai sarana

penunjang bakat dan minat, ketrampilan dan kesenian siswa.

8. Rata-rata Ujian Nasional mencapai nilai 8,00.

9. Mempersiapkan anak didik untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya.

10. Memiliki tim porseni minimal 3 cabang dan mampu menjadi finalis tingkat Kebupaten.

11. Memiliki tim olahraga dan mampu menjadi finalis Tk. Kabupaten.

12. Memiliki tim kesenian yang mampu tampil pada acara setingkat Kecamatan.

13. Kualifikasi akademik tenaga pendidik 100 % S1.

14. Menetapkan sistem manajemen yang transparan dan demokratis dengan mengutamakan

kebersamaan

15. Melakukan kerjasama yang harmonis antar komponen madrasah dan lembaga

kemasyarakatan menuju sekolah yang inovatif

16. Menggalakkan program literasi madrasah

23
D. PROGRAM PRIORITAS

Program prioritas MI. KH. Hasyim Asy’ari Gubugklakah adalah menyukseskan Gerakan

Literasi Madrasah yang mana gerakan ini bertujuan menumbuhkan budi pekerti siwa yang

bertujuan agar siswa memiliki budaya membacadan menulis sehingga tercipta pembelajaran

sepanjang hayat. Kegiatan rutin ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik

serta meningkatkan keterampilan membaca.

Gerakan Literasi Madrasah ini merupakan upaya menyeluruh yang melibatkan semua

warga madrasah baik guru, peserta didik, orang tua/walimurid, dan masyarakat sebagai bagian

dari ekosistem pendidikan sehingga membutuhkan dukungan kolaboratif berbagai elemen.

Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca yang dilakukan

dengan kegiatan 15 menit membaca.

24
BAB IV
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

Struktur dan mauatn kurikulum disusun berdasarkan Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013.

Struktur dan muatan Kurikulum MI KH. Hasyim Asy’ari dipaparkan berikut.

A. Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum merupakan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata

pelajaran, posisi mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi mata pelajaran dalam semester atau

tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap peserta didik.

Struktur kurikulum juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem

belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten

dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum 2013 adalah sistem semester sedangkan

pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.

Struktur kurikulum juga dapat digambarakan sebagai penerapan prinsip kurikulum

mengenai posisi seorang peserta didik dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau

jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi

belajar seorang peserta didik yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang

tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

menentukan berbagai pilihan. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, dan beban

belajar.

Selain jenis mata pelajaran yang diperlukan untuk membentuk kompetensi, juga diperlukan

beban belajar per minggu dan per semester atau per tahun. Beban belajar ini kemudian

didistribusikan ke berbagai mata pelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi yang diharapkan

dapat dihasilkan oleh tiap mata pelajaran.

25
Struktur Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah (MI) KH. Hasyim Asy’ari Gubugklakah

Beban belajar dan struktur kurikulum di Madrasah Ibtidaiyah pengguna Kurikulum 2013 adalah
sebagai berikut.

Kurikulum K13 K13 K13 K13 K13 K13


Kelas
Mata Pelajaran
1 2 3 4 5 6
Tematik Umum 18 20 22 24 24 24
Tematik Seni Budaya 4 4 4 5 5 5
Bahasa Indonesia - - - - - -
Matematika - - - - - -
Ilmu Pengetahuan Sosial - - - - - -
Ilmu Pengetahuan Alam - - - - - -
Pendidikan Pancasila dan - - - - - -
Kewarganegaraan
Seni Budaya dan Keterampilan - - - - - -
Tematik Bahasa Arab 2 2 2 2 2 2
Fiqih 2 2 2 2 2 2
Al-Qur’an Hadits 2 2 2 2 2 2
Akidah Akhlak 2 2 2 2 2 2
Bahasa Arab - - - - - -
Sejarah Kebudayaan Islam - - 2 2 2 2
Tematik PJOK 4 4 4 4 4 4
Pendidikan Jasmani, Olahraga, - - - - - -
dan Kesehatan
Jumlah 34 36 40 43 43 43
Kelebihan yang di izinkan - - - - - -
Total 34 36 40 43 43 43
Mapel Mulok
Bahasa Jawa 1 1 1 1 1 1
Bahasa Inggris 1 1 1 1 1 1
Aswaja - - - 1 1 1
Jumlah 2 2 2 3 3 3

Keterangan :

o Pembelajaran mata pelajaran umum (selain agama) dilakukan dengan tematik terpadu
o Untuk mapel umum pada tingkat (kelas) rendah MI (I, II, dan III) dapat diampu dengan
pendekatan "tematik" maupun "mata pelajaran". Untuk itu, di daftar mata pelajaran di
Simpatika disediakan juga mata pelajaran Tematik (PAI).

26
o Sesuai dengan KMA Nomor 165 Tahun 2014, mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
mulai diajarkan pada kelas III dengan 2 JTM perminggu.
o Pengembangan Diri tidak dihitung sebagai mata pelajaran.
o Mata pelajaran Muatan Lokal mendapat alokasi 2 JTM perminggu. Jika terdapat mapel
Muatan Lokal lainnya (lebih dari 2 JTM), dapat menggunakan prosedur tugas tambahan
melalui kegiatan ko-korikuler dan ekstrakurikuler sesuai yang diatur dalam KMA
Nomor 103 Tahun 2015.
o Di MI KH. Hasyim Asy’ari Bahasa Daerah sebagai muatan lokal diajarkan terpisah
dengan mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dengan menambah jam.
o Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per minggu untuk
tiap mata pelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai kebutuhan
peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.
o Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum di
atas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler yang diatur pada lampiran dokumen 1
berupa panduan kegiatan ekstra kurikuler pada lampiran

B. Muatan Kurikulum

Muatan kurikulum terdiri atas muatan kurikulum nasional, muatan kurikulum pada

tingkat daerah/ muatan lokal, dan muatan kekhasan satuan pendidikan. Muatan Kurikulum di

MI KH. Hasyim Asy’ari disusun berdasarkan peraturan tentang muatan nasional, muatan

daerah, dan muatan kekhasan madrasah.

1. Muatan Nasional

Pada Kurikulum 2013 kompetensi dasar mata pelajaran berfungsi untuk membentuk

Kompetensi Inti. Kedudukan SKL, KI, dan KD mata pelajaran pada Kurikulum MI KH.

Hasyim Asy’ari mengikuti Permendikbud 54 Tahun 2013, 67 Tahun 2013 serta Permenag

No. Tahun 2013.

Kompetensi lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi sikap religius dan sikap sosial.

Pertama, sikap spiritual yang terkait dengan tujuan pendidikan nasional membentuk peserta

didik yang beriman dan bertakwa. Kedua, sikap sosial yang terkait dengan tujuan

pendidikan nasional membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis,

dan bertanggung jawab.

27
Kompetensi Inti bukan untuk diajarkan melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran

berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan. Dalam hal ini mata

pelajaran diposisikan sebagai sumber kompetensi. Apapun yang diajarkan pada mata

pelajaran tertentu pada suatu jenjang kelas tertentu hasil akhirnya adalah Kompetensi Inti

yang harus dimiliki oleh peserta didik pada jenjang kelas tersebut. Tiap mata pelajaran harus

mengacu pada Kompetensi Inti yang telah dirumuskan. Karena itu, semua mata pelajaran

yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi terhadap pembentukan

Kompetensi Inti.

Muatan nasional dalam Kurikulum Madrasah Tempel mengikuti Permendikbud nomor

67 Tahun 2013 dan Permenag Tahun 2013. Muatan nasional, muatan lokal, muatan

kekhasan madrasah, dan ekstrakurikuler dirancang untuk mencapai SKL pada

Permendikbud nomor 54 Tahun 2013. Kompetensi Inti yang akan dicapai dipaparkan

berikut.

*)Tabel Kompetensi Inti Madrasah Ibtidaiyah (MI)


KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS I KELAS II KELAS III
1. Menerima dan 1. Menerima dan 1. Menerima dan
menjalankan ajaran menjalankan ajaran menjalankan ajaran
agama yang dianutnya. agama yang dianutnya. agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, 2. Menunjukkan perilaku 2. Menunjukkan perilaku
disiplin, tanggung jawab, jujur, disiplin, tanggung jujur, disiplin, tanggung
santun, peduli, dan jawab, santun, peduli, jawab, santun, peduli,
percaya diri dalam dan percaya diri dalam dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan berinteraksi dengan berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan keluarga, teman, dan keluarga, teman, guru
guru. guru. dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan 3. Memahami pengetahuan 3. Memahami pengetahuan
faktual dengan cara faktual dengan cara faktual dengan cara

28
mengamati (mendengar, mengamati [mendengar, mengamati [mendengar,
melihat, membaca) dan melihat, membaca] dan melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan menanya berdasarkan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang rasa ingin tahu tentang rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan dirinya, makhluk ciptaan dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, Tuhan dan kegiatannya, Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dan benda-benda yang dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dijumpainya di rumah dijumpainya di rumah
dan di sekolah. dan di sekolah. dan di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan 4. Menyajikan pengetahuan 4. Menyajikan


faktual dalam bahasa faktual dalam bahasa pengetahuan faktual
yang jelas dan logis, yang jelas dan logis, dalam bahasa yang jelas,
dalam karya yang estetis, dalam karya yang sistematis dan logis,
dalam gerakan yang estetis, dalam gerakan dalam karya yang
mencerminkan anak yang mencerminkan estetis, dalam gerakan
sehat, dan dalam tindakan anak sehat, dan dalam yang mencerminkan
yang mencerminkan tindakan yang anak sehat, dan dalam
perilaku anak beriman mencerminkan perilaku tindakan yang
dan berakhlak mulia. anak beriman dan mencerminkan perilaku
berakhlak mulia. anak beriman dan
berakhlak mulia.

*)Kompetensi Inti pada Kelas Tinggi


KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS IV KELAS V KELAS VI
1. Menerima, menjalankan, 1.Menerima, menjalankan, 1. Menerima, menjalankan,
dan menghargai ajaran dan menghargai ajaran dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya agama yang dianutnya. agama yang dianutnya

2. Menunjukkan perilaku 2. Menunjukkan perilaku 2. Menunjukkan perilaku


jujur, disiplin, tanggung jujur, disiplin, tanggung jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan jawab, santun, peduli, jawab, santun, peduli,
percaya diri dalam dan percaya diri dalam dan percaya diri dalam

29
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS IV KELAS V KELAS VI
berinteraksi dengan berinteraksi dengan berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan keluarga, teman, guru, keluarga, teman, guru,
tetangganya. dan tetangganya serta dan tetangganya serta
cinta tanah air. cinta tanah air.

3.Memahami pengetahuan 3. Memahami pengetahuan 3. Memahami pengetahuan


faktual dengan cara faktual dan konseptual faktual dan konseptual
mengamati dan menanya dengan cara mengamati dengan cara mengamati
berdasarkan rasa ingin tahu dan mencoba dan menanya
tentang dirinya, makhluk berdasarkan rasa ingin berdasarkan rasa ingin
ciptaan Tuhan dan tahu tentang dirinya, tahu tentang dirinya,
kegiatannya, dan benda- makhluk ciptaan Tuhan makhluk ciptaan Tuhan
benda yang dijumpainya di dan kegiatannya, dan dan kegiatannya, dan
rumah, di sekolah dan benda-benda yang benda-benda yang
tempat bermain. dijumpainya di rumah, dijumpainya di rumah,
di sekolah dan tempat di sekolah dan tempat
bermain. bermain.

Mata Pelajaran Muatan Nasional sesuai dengan Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013

muatan kurikulum mencakup nasional (kelompok A) dan muatan daerah (kelompok B).

Kelompok A merupakan muatan nasional yang terdiri atas beberapa mata pelajaran seperti

pada struktur kurikulum di atas. Kelompok B ditentukan dengan mengacu pada ketentuan

nasional dan disesuaikan dengan kondisi daerah dan kekhasan satuan pendidikan.

2. Muatan Lokal (Mulok)

Muatan Lokal dalam pembelajaran MI KH. Hasyim Asy’ari secara terperinci sebagai

berikut :

30
a. Bahasa Jawa

 Tujuan:

Mengembangkan kompetensi berbahasa jawa untuk melestarikan Bahasa Jawa Timur.

b. Baca Tulis Al-Qur’an (BTA)

 Tujuan:

Siswa memiliki keterampilan membaca, menghafal, dan menulis sederhana dalam

Bahasa Arab ( dengan penekanan pada keterampilan membaca dan menulis Arab

dengan khat standar penulisan).

c. Bahasa Inggris

1) Pengertian

Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis.

Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan,

dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan

berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni

kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang

direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara,

membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk

menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena

itu, mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-

keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam

bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.

Tingkat literasi mencakup performative, functional, informational, dan

epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu membaca, menulis,

mendengarkan, dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan. Pada tingkat

31
functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk. Pada tingkat

informational, orang mampu mengakses pengetahuan dengan kemampuan berbahasa,

sedangkan pada tingkat epistemic orang mampu mengungkapkan pengetahuan ke

dalam bahasa sasaran (Wells,1987).

Sehubungan dengan hal tersebut, perlu ditetapkan standar kompetensi bahasa

Inggris bagi SD/MI yang menyelenggarakan mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai

muatan lokal. Kompetensi lulusan SD/MI tersebut selayaknya merupakan kemampuan

yang bermanfaat dalam rangka menyiapkan lulusan untuk belajar bahasa Inggris di

tingkat SMP/MTs. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan berinteraksi dalam

bahasa Inggris untuk menunjang kegiatan kelas dan sekolah.

Pendidikan bahasa Inggris di SD/MI dimaksudkan untuk mengembangkan

kemampuan berbahasa yang digunakan untuk menyertai tindakan atau language

accompanying action. Bahasa Inggris digunakan untuk interaksi dan bersifat “here

and now”. Topik pembicaraannya berkisar pada hal-hal yang ada dalam konteks

situasi. Untuk mencapai kompetensi ini, peserta didik perlu dipajankan dan dibiasakan

dengan berbagai ragam pasangan bersanding (adjacency pairs) yang merupakan dasar

menuju kemampuan berinteraksi yang lebih kompleks.

2) Tujuan Pembelajaran Bahasa Inggris

Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut :

a) Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisansecara terbatas

untuk mengiringi tindakan (language accompanying action) dalam konteks sekolah

b) Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk

meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global

32
3) Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di SD/MI mencakup kemampuan

berkomunikasi lisan secara terbatas dalam konteks sekolah, yang meliputi aspek-aspek

sebagai berikut :

a) Mendengarkan

b) Berbicara

c) Membaca

d) Menulis.

Ketrampilan menulis dan membaca diarahkan untuk menunjang pembelajaran

komunikasi lisan.

 Tujuan:

1) Siswa memiliki keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis

sederhana dalam Bahasa Inggris dengan penekanan pada keterampilan komunikasi

melalui Unsur yang dipilih.

2) Siswa memiliki keterampilan menggunakan Unsur-unsur tata bunyi, kosa kata, tata

bahasa, tata tulis, dan tata budaya.

d. Bahasa Arab

 Tujuan :

Membekali pengetahuan dasar dan kosakata Bahasa Arab bagi kelas I, II, dan III untuk

persiapan ketika naik kelas IV.

e. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

 Tujuan :

 Membekali siswa dengan keterampilan ilmu komputer

 Memperkenalkan siswa terhadap perkembangan Teknologi Informasi Dan

Komunikasi

33
3. Kegiatan Pengembangan Diri

Pengembangan Diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,

bakat, minat peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.

Rambu-rambu dalam penyusunan program pengembangan diri:

a) Pengembangan diri merupakan kegiatan di luar mata pelajaran tetapi merupakan bagian

integral dari kurikulum madrasah.

b) Pemilihan pengembangan diri disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan madrasah

c) Tujuan khusus pengembangan diri adalah untuk menunjang pendidikan peserta didik

dalam mengembangkan bakat, minat, kreativitas, kompetensi dan kebiasaan dalam

kehidupan, kemampuan kehidupan beragama, kemampuan sosial, kemampuan belajar,

wawasan dan perencanaan karir, kemampuan memecahkan masalah, dan kemandirian.

d) Pemilihan pengembangan diri oleh madrasah ditentukan bakat dan minat peserta didik.

Penyebaran angket bisa dilakukan untuk mengetahui bakat dan minat peserta didik.

e) Mekanisme pelaksanaan pengembangan diri dapat dilakukan di lingkungan madrasah

maupun di luar lingkungan madrasah.

f) Bentuk penyelenggaraan pengembangan diri terprogram dilaksanakan dengan

perecanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan individual,

kelompok, maupun klasikal.

g) Alokasi waktu pengembangan diri setara dengan 2 jam pelajaran

h) kualitatif deskriptif. Penilai pengembangn diri dlakukan oleh pembimbing di bawah

koordinasi konselor

Jenis pengembangan diri mencakup: (1) layanan dan komponen pendukung bimbingan

konseling, (2) kegiatan ekstrakurikuler, dan (2) kegiatan lain dalam bentuk kurikulum

34
tersembunyi yang berupa kegiatan pembiasaan dan keteladanan.untuk membentuk perilaku-

perilaku positif siswa. Tiap-tiap jenis pengembangan diri diuraikan berikut :

3.1 Pengembangan Diri yang Berupa Pelayanan Bimbingan Konseling

Dasar pengembangan diri dalam bentuk bimbingan konseling :

Tujuan dari pada pengembangan diri dalam bentuk bimbingan konseling adalah

memberikan pelayanan/bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun

kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang

pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan

perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan

norma-norma yang berlaku

Pelayanan bimbingan konseling merupakan pelayanan bimbingan individual yang

berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan

pengembangan karir peserta didik. Isi atau materi layanan bimbingan konseling menurut

kelompok bidang bimbingan, disarankan menyesuaikan situasi, kondisi, dan kebutuhan

sekolah, serta perkembangan/tren ilmu pengetahuan dan perubahan sosial. Setiap

layanan dan kegiatan BK, termasuk materi bimbingan yang akan dilaksanakan harus

secara langsung mengacu pada satu atau lebih fungsi-fungsi BK agar hasil yang akan

dicapai secara jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi. Fungsi BK meliputi:

1) Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan pemahaman tentang

sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan siswa.

Fungi ini meliputi (1) pemahaman tentang diri siswa (oleh siswa sendiri, guru,

orangtua, teman, dan pembimbing), (2) pemahaman tentang lingkungan siswa dalam

hal lingkungan keluarga dan sekolah (oleh siswa sendiri, guru, orangtua, teman, dan

pembimbing), dan (3) pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas, yaitu

35
informasi pendidikan, informasi jabatan / pekerjaan, informasi budaya dan nilai-nilai

(oleh siswa).

2) Fungsi pencegahan, yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan tercegahnya dan

terhindarinya siswa dari berbagai permasalahan yang akan dapat mengganggu,

menghambat ataupun menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam proses

perkembangannya.

3) Fungsi perbaikan, yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan terpecahkan atau

teratasinya berbagai masalah yang dialami oleh siswa.

4) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi BK yang akanmenghasilkan

terpelihara dan terkembangnya berbagai potensi dan kondisi siswa dalam rangka

perkembangan secara mantap dan berkelanjutan. Bidang Bimbingan konseling

mencakup :

 Bidang bimbingan pribadi-sosial

 bidang bimbingan belajar, dan

 Bimbingan karir.

3.2 Bidang bimbingan pribadi-sosial

Tugas perkembangan (TP) dalam kelompok pribadi-sosial ini dimaksudkan agar

siswa mampu: (a) memiliki kesadaran diri , yaitu menggambarkan penampilan dan

mengenal kekhususan diri, (b) mengembangkan sikap positif & menggambarkan orang-

orang yang disenangi, (c) membuat pilihan secara sehat, (d) menghargai orang lain, (e)

bertanggungjawab, (f) mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi,

(g)menyelesaikan konflik, (h) membuat keputusan secara efektif, (i) bidang bimbingan

belajar, yaitu mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Contoh bimbingan

pribadi–sosial, antara lain mengendalikan /mengarahkan emosi, memiliki nilai – nilai

kehidupan untuk mengambil keputusan / pemecahan masalah, memahami

36
perkembangan psikoseksual yang sehat, memahami prasangka & mengkaji akibat-

akibatnya, manajemen waktu, lingkungan sekolah, rumah,dan masyarakat, serta

keterkaitannya, memahami situasi dan cara-cara mengendalikan konflik, membuat

keputusan dengan bermacam resiko, mengenal & menghargai keunikan diri, berpikir &

bersikap positip pada diri & orang lain, pemanfaatan waktu luang/keterampilan pribadi

untuk kesehatan fisik dan mental, menilai keadaan dan keefektifan hubungan sosial dan

keluarga, relasi/keterampilan komunikasi positip sepanjang hayat, dan lain-lain.

3.3 Bidang Bimbingan Belajar

TP dalam kelompok perkembangan belajar ini dimaksudkan agar siswa mampu:

(a) melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara efektif, (b) menetapkan tujuan

dan perencanaan pendidikan, (c) belajar secara efektif, (d) terampil dan mampu dalam

menghadapi evaluasi / ujian, (e) bidang bimbingan karir, yaitu mewujudkan pribadi

pekerja yang produktif. Contoh materi bimbingan belajar, antara lain: belajar efektif

untuk keberhasilan/prestasi demi masa depan, kekuatan diri dalam belajar, mengatur

dan menggunakan waktu untuk belajar, evaluasi keberhasilan dan kegagalan dalam

mengikuti ulangan/ujian/tes, mengumpulkan/mempelajari informasi penjurusan, mulai

mengenal perguruan tinggi/lembaga pendidikan yang lebih tinggi/studi lanjut, belajar

sepanjang masa/hayat, memahami tujuan pendidikan, siap memasuki perguruan tinggi,

dan lain-lain

3.4 Bidang Bimbingan Karir

TP dalam kelompok perkembangan karir ini dimaksudkan agar siswa mampu: (a)

membentuk identitas karir,mengenali ciri-ciri pekerjaan di dalam lingkungan kerja, (b)

merencanakan masa depan, (c) membentuk pola / kecenderungan arah karir dan (d)

mengenal keterampilan, kemampuan, dan bakat. Beberapa contoh materi/ isi layanan

bimbingan karir, antara lain: menilai pola karir, fleksibel dalam pemilihan karir,

37
merencanakan studi lanjut dan penjajagan pilihan karir, mengembangkan kecakapan

(bakat, minat, keterampilan) untuk keberhasilan hidup, memilih jurusan dan program

studi, serta pilihan karir secara realistis, mengembangkan keterampilan untuk antisipasi

perubahan, mengenal konfik peranan yang mungkin terjadi dalam lingkungan karir,

legalitas untuk keamanan dan kepastian bekerja, menata kembali tujuan-tujuan karir,

peranan dalam keluarga dan pekerjaan, menghadapi diskriminasi/pelecehan dalam dunia

kerja, mengenal kemampuan diri (keterampilan/kecakapan) sekarang dan yang akan

datang, dan lain-lain

Penyusunan Program Satuan Layanan atau Rencana Pelaksanaan Layanan BK

perlu memperhatikan Judul layanan, Jenis layanan, bidang bimbingan (pribadi, sosial,

belajar, karir), fungsi layanan (pemahaman, pencegahan, pengembangan,

pemeliharaan), tujuan layanan, hasil yang ingin dicapai, sasaran kegiatan, materi

layanan, tempat penyelenggaraan layanan, waktu/tanggal, semester, penyelenggara

layanan, pihak-pihak yang disertakan dan perannnya masing-masing, alat dan

perlegkapan yang digunakan, rencana penilaian dan tindak lanjut layanan.

4. Beban Belajar

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu

minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.

1. Beban belajar di Madrasah Ibtidaiyah dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu.

a. Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 34 jam pembelajaran.

b. Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 36 jam pembelajaran.

c. Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 40 jam pembelajaran.

d. Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 43 jam pembelajaran, Durasi

setiap satu jam pembelajaran adalah 35 menit.

38
2. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling sedikit 18 minggu dan

paling banyak 20 minggu.

3. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling banyak

20 minggu.

4. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling banyak

16 minggu.

5. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak 40

minggu.

Pengaturan beban belajar yang dilakukan oleh MI KH. Hasyim Asy’aridapat dilihat pada

tabel 3,4

Tabel 3.4.
Pengaturan Beban Belajar
Jumlah
Jumlah
Alokasi Waktu jam Minggu Jumlah jam
K jam
(1 jam pelajaran efektif dalam pelajaran
Kls pelajaran
pelajaran) per setahun dalam setahun
per hari
minggu

I 35 menit 6 34 38 1119

II 35 menit 6 36 38 1119

III 35 menit 7 40 38 1127

IV 35 menit 8 43 38 1338

V 35 menit 8 43 38 1338

VI 35 menit 8 43 38 1338
Catatan :

1. Hari Senin-Rabu Kelas I-III sampai jam ke-8

2. Hari Senin-Rabu Kelas IV-VI sampai jam ke-10

3. Hari Kamis Kelas I-II sampai jam ke-8

4. Hari Kamis Kelas III-VI sampai jam ke-10

39
5. Hari Jum’at Kelas I-VI sampai jam ke-4

6. Hari Sabtu Kelas I-II sampai jam ke-5

7. Hari Sabtu Kelas III-VI sampai jam ke-6

5.Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam kompetensi dasar berkisar

antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Namun sekolah

menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap K.I setiap mata pelajaran dengan

mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik (intake siswa), kompleksitas

kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran

yang dimiliki sekolah (alat peraga dan sarana belajar). KKM ditentukan oleh guru melalui rapat

bersama kepala sekolah dan komite sekolah. KKM masing-masing mata pelajaran dapat dilihat

pada tabel 3.5.

Tabel 3.5.
Kriteria Ketuntasan Minimal
Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas
Mata I II III IV V VI
No
Pelajaran
1 2 Rt 1 2 Rt 1 2 Rt 1 2 Rt 1 2 Rt 1 2 Rt

1 PAI
 QH 72 72 72 74 74 74 72 72 72 72 72 72 76 76 76 82 82 82
 AA 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
 Fiqih 70 70 70 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
 SKI - - - - - - 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

2 PKn 73 73 73 74 74 74 72 72 72 72 72 72 71 71 71 80 80 80
3 B. Ind. 71 71 71 71 71 71 71 71 71 71 71 71 71 71 71 71 71 71
4 B. Arab 70 70 70 - - - 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
5 MTK 71 71 71 71 71 71 70 70 70 71 71 71 70 70 70 70 70 70
6 IPA - - - - - - - - - 70 70 70 70 70 70 70 70 70
7 IPS - - - - - - - - - 70 70 70 70 70 70 70 70 70
8 SBK 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
9 PJOK 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 80 80 80 80 80 80

40
Muatan Lokal :
10 B Jawa 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 80 80 80
11 B.Ingg - - - - - - - - - 64 64 64 64 64 64 64 64 64
12 Ke-NU-an - - - - - - - - - 72 72 72 2 71 71 70 70 70
Pengemba-
Minimal mendapat nilai baik
ngan Diri

Siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal harus mengikuti perbaikan (remedial),

sampai mencapai ketuntasan kompetensi yang dipersyaratkan.

Penerapan prinsip ketuntasan belajar (Mastery Learning) adalah adanya perlakuan khusus

untuk peserta didik yang belum maupun sudah mencapai ketuntasan. Siswa yang belum

mencapai KKM harus mengikuti kegiatan remedial, sedangkan siswa yang sudah mencapai

KKM dapat mengikuti kegiatan pengayaan.

6. Kriteria Kenaikan Kelas


Kenaikan kelas dilaksanakan setiap akhir tahun pelajaran dengan kriteria, sebagai berikut :

a. Peserta didik menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester di kelas yang

diikuti;

b. Peserta didik memperoleh nilai mata pelajaran di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM)

tidak lebih dari 3 mata pelajaran.

c. Peserta didik memperoleh nilai minimal 71 pada penilaian kelompok pelajaran : 1) 1)

Pendidikan Agama Islam; 2) Baca Tulis Al Qur’an.

d. Peserta didik memperoleh nilai baik pada penilaian kepribadian.

7.Kriteria Kelulusan
Kelulusan sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 pasal 72 ayat (1) sebagai berikut :

Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah

setelah :

a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

41
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok

mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan

kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah

raga, dan kesehatan;

c. lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan

teknologi; dan

d. lulus Ujian Nasional.

Secara khusus, nilai minimal untuk lulus (KMK) adalah sbb:

No Mapel KMK Katagori Ket

1 Pendidikan Agama UM Kisi-kisi dan


a. QH 7,20 naskah ujian dari
b. AA 7,20 kanwil
c. Fiqih 7,20
d. SKI 5,00

2 PKn 6,50 UM
3 Bahasa Indonesia 3,00 US/M Rata-rata
4 Matematika 2,00 US/M minimal 3 mapel
5 IPA 2,50 US/M UN = 5,50
6 Bahasa Arab 4,00 UM
7 IPS 5,00 UM
8 SBK 7,50 UM
9 PJOK 7,00 UM
10 Mulok Bhs. Jawa 5,50 UM
11 Mulok BTA - UM
12 Bahasa Inggris 4,00 UM
13 Mulok TIK 4, 5, 6 6,10 UM

42
8. Program Remidial dan Pengayaan

Ketentuan program remedial sebagai berikut:

a. Remidial wajib diikuti oleh siswa yang belum mencapai KKM dalam setiap kompetensi

dasar dan/atau indicator

b. Kegiatan remedial dilaksanakan didalam/diluar jam pembelajaran

c. Kegiatan remedial meliputi : remedial pembelajaran dan remedial penilaian

d. Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun non tes

e. Kesempatan mengikuti kegiatan remedial sebanyak 3 kali

f. Nilai remedial dapat/tidak dapat melampaui KKM

Program Pengayaan

a. Pengayaan wajib/boleh diikuti oleh siswa yang telah mencapai KKM dalam setiap

kompetensi dasar

b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan didalam/diluar jam pembelajaran

c. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun non tes

d. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya yang bisa diperhitungkan

9. Mutasi Peserta Didik

Mutasi peserta didik di MI. KH. Hasyim Asy’ari dapat dilaksanakan antar

madrasah/sederajat. Mutasi peserta didik ada dua yaitu mutasi keluar dan mutasi masuk.

Persyaratan mutasi keluar adalah sebagai berikut:

43
1. Permohonan pindah sekolah dari orang tua/walimurid

2. Peserta didik sudah memenuhi kewajiban mengikuti pembelajaran akademik dan

non akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

3. Sudah memenuhi aturan administrasi sekolah/madrasah asal.

Mekanisme mutasi keluar yaitu permohonan pindah sekolah dari orang

tua/walimurid disampaikan ke MI. KH. Hasyim Asy’ari. Kemudian sekolah membuat surat

keterangan pindah yang ditandatangani oleh Kepala MI. KH. Hasyim Asy’ari. Selanjutnya

MI. KH. Hasyim Asy’ari menyerahkan surat keterangan pindah dari sekolah dan laporan

hasil belajar/rapor asli lengkap.

Persyaratan mutasi masuk adalah sebagai berikut:

1. Adanya surat permohonan untuk menjadi peserta didik di sekolah tujuan dari

orang tua/walimurid dengan melampirkan surat keterangan pindah dari sekolah asal

dan rapor (asli dan fotocopy) lengkap dari sekolah.

2. Bagi peserta didik yang berasal dari sekolah asing harus mendapatkan/membawa

rekomendasi dari Kementrian Pendidikan Nasional.

Mekanisme mutasi masuk MI. KH. Hasyim Asy’ari menerima dan melakukan

seleksi berkas usulan mutasi peserta didik sesuai dengan persyaratan dan validasi NISN

peserta didik.

10. Pendidikan Kecakapan Hidup

44
Pendidikan kecakapan hidup meliputi kecakapan personal di antaranya kesadaran

akan potensi diri, kecakapan sosial di antaranya kemampuan komunikasi dan kerja sama,

kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional.

Penerapan pendidikan kecakapan personal, sosial, dan akademik terintegrasi dengan

pembelajaran semua mata pelajaran, sedangkan kecakapan vokasional terintegrasi dalam

pembelajaran muatan lokal. Pendidikan Kecakapan hidup pada MI KH. Hasyim Asy’ari

secara tidak langsung dibagi menjadi dua :

a) Pendidikan Kecakapan hidup secara nyata dalam pendalaman ilmu Al-Qur`an (MTQ).

b) Sudah kami laksanakan pada kegiatan ekstrakulikuler Pramuka. Pada kegiatan ini siswa

dituntut dalam latihan kepemimpinan, hidup mandiri, dan kesetiakawanan.

11. Pendidikan Berwawasan Karakter

Pendidikan karakter adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana yang

dilakukan sekolah/madrasah, keluarga, dan komunitas untuk membantu generasi

mudanya dalam memahami, menumbuhkan, dan melaksanakan inti moral.

 Tujuan :

Tujuan dari pada pendidikan karakteri Islami ini diantaranya adalah :

 Untuk menanamkan, membiasakan, dan internalisasi nilai-nilai moral universal

bersumberkan reverensi-reverensi Islam;

 Untuk memfasilitasi peserta didik agar mampu menggunakan pengetahuan, mengkaji

dan mengiternalisasi (menghayati) serta mempersonalisasi nilai, mengembangkan

keterampilan sosial yang memungkinkan tumbuh dan dan berkembangnya akhlak

mulia dalam diri peserta didik serta terwujudnya dalam perilaku sehari-hari dalam

berbagai konteks sosial budaya yang berbhineka.

45
12. Strategi Pembelajaran dan Penilaian

Sekolah Dasar (Kelas 1-6) merupakan awal dari jenjang pendidikan dasar (SD 6

tahun dan SMP 3 tahun). Kurikulum SD memili karakteristik khusus, yaitu tematik-terpadu,

yaitu mengabungkan beberapa muatan mata pelajaran menjadi satu tema tertentu.

Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa

mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik.

Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari proses atau waktu, aspek kurikulum,

dan aspek belajar mengajar (Depdiknas, 2003:2)

Karakteristik dalam pembelajarn tematik antara lain: (1) berpusat kepada siswa

(student center), (2) memberikan p[engalaman langsung (direct experiences), misalnya

memalui observasi lapangan, (3) pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, (4)

menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, (5) bersifat fleksibel, artinya guru dapat

mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan bahan ajar dari mata pelajaran

lainnya, bahkan mengaitkannya dengan keadaan lingkungan sekolah atau siswa, dan (6)

menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Sejalan dengan pembelajaran Higher Order Thingking Skills (HOTS) yang saat ini

ditekankan untuk dilaksanakan oleh guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran, guru

harus mendesain skenario pembelajaran yang mendukung untuk hal tersebut secara

administratif tercantum dalam RPP. Guru harus menyiapkan bahan ajar, sumber belajar,

media pembelajaran/alat peraga, dan instrumen tes untuk mengukur hasil belajar siswa.

Pembelajaran HOTS bertujuan untuk mendorong siswa yang memiliki keterampilan

berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan mamlou menyelesaikan masalah. Saat ini, kreativitas

dan inovasi juga menjadikan sebuah bangsa memiliki daya saing dibandingkan dengan

bangsa yang lainnya.

46
Pembelajaran HOTS berfokus pada ranah C-4 (menganalisis), C-5 (mengevaluasi),

dan C-6 (mencipta/mengkreasi). Hal ini berimplikasi kepada pendekatan, model, strategi,

metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Guru didorong untuk

melaksanakan pembelajaran HOTS karena selama ini pembelajaran masih menggunakan

strategi kemampuan berpikir tingkat rendah atau LOTS (Lower Order Thingking Skills)

yaitu: C-1 (mengetahui), C-2 (memahami), dan C-3 (mengaplikasikan) sehingga siswa

hanya sekedar menghafal atau memahami fakta, konsep, atau prosedur saja, tetapi kurang

mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran HOTS ditindaklanjuti dengan penilaian HOTS yaitu penilaian otentik

oleh guru pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penilaian otentik adalah

penilain yang objektif, apa adanya, mengukur ketercapaian kompetensi siswa dengan

menggunakan instrumen tes yang tepat dan relevan.

13. Program Ekstra Kurikuler

Uraian kegiatan ekstrakulikuler secara terperinci sbb. :

a) Gerakan Pramuka

 Dasar :

Keputusan Presiden RI Nomor 104 tahun 2004 tentang pengesahan Anggaran Dasar

Gerakan Pramuka dan Keputusan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 086

tahun 2005 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

 Tujuan : (Pasal 4 ART Gerakan Pramuka) :

 Membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan yang beriman dan

bertaqwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi.

 Membentuk sikap dan perilaku yang positif, menguasai keterampilan dan

kecakapan serta memiliki ketahanan mental, moral spiritual, , emosional, sosial,

intelektual dan fisik sehingga dapat menjadi manusia yang berkepribadian

47
Indonesia yang percaya kepada kemampuan sendiri, sanggup dan mampu

mengembangkan dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas

pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.

b) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan Program Dokter Kecil

 Dasar :

Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan,

Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri RI, No.319/Men Kes RI/1984 tentang

Pokok Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan UKS.

 Tujuan UKS agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk

berperilaku hidup sehat.

 Tujuan Program Dokter Kecil, agar peserta didik: a) Dapat mendorong dirinya sendiri

dan orang lain untuk dapat hidup sehat, b) Dapat membina teman dan berperan sebagai

promotor dan motivator dalam menjalankan usaha kesehatan terhadap diri sendiri, c)

Dapat membantu guru, keluarga, masyarakat di sekolah dan di luar sekolah.

c) Bimbingan Belajar

 Tujuan :

 Peserta didik memiliki kemampuan untuk mencapai KKM yang telah disepakati

oleh warga sekolah

 Memecahkan kesulitan peserta didik dalam mempersiapkan diri menghadapi ujian

 Meningkatkan kinerja peserta didik dalam menghadapi ujian.

 Mempersiapkan mental peserta didik dalam menghadapi ujian.

d) Seni

Pengembangan Diri dalam bidang seni meliputi musik drumband dan BTQ

 Tujuan :

 Menggali bakat peserta didik dalam bidang seni.

 Meyalurkan bakat dan minat peserta didik terhadap seni

48
 Membangkitkan jiwa seni peserta didik terhadap seni

 Mempersiapkan peserta didik dalam bidang seni untuk momen-momen kejuaraan

tertentu.

 Membekali peserta didik terhadap keterampilan seni.

e) Olahraga

Pengembangan Diri Peserta Didik berupa kegiatan olahraga yang meliputi senam,

volly, sepak bola, dan bulu tangkis

 Tujuan :

 Menggali bakat siswa dalam bidang olahraga.

 Meyalurkan bakat dan minat siswa terhadap olahraga

 Mempersiapkan siswa dalam bidang olahraga untuk momen-momen kejuaraan

tertentu.

 Membekali siswa terhadap keterampilan cabang-cabang olahraga

 Membentuk siswa yang sehat jasmani dan rohani.

Program pengembangan diri yang berupa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk :

 Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan

kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.

 Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan

rasa tanggung jawab sosial peserta didik.

 Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan suasana rileks,

mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses

perkembangan.

 Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kesiapan

karir peserta didik.

 Kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dengan berdasarkan prinsip-prinsip :

49
 Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat

dan minat peserta didik masing-masing.

 Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan keinginan dan

diikuti secara sukarela peserta didik.

 Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang menuntut keikutsertaan

peserta didik secara penuh.

 Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler dalam suasana yang disukai

dan mengembirakan peserta didik.

 Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang membangun semangat peserta

didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.

 Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang dilaksanakan untuk

kepentingan masyarakat.

BAB VI

KALENDER PENDIDIKAN

A. Permulaan Tahun Ajaran Baru

50
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik

selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu

pembelajaran efektif dan hari libur.

Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di Madrasah menyusun kalender

pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran, minggu efektif belajar, waktu

pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di Madrasah/madrasah mengacu

kepada Standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik Madrasah/madrasah,

kebutuhan perserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah daerah.

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama

satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif, waktu penbelajaran

efektif, dan hari libur.

Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun

pelajaran. Permulaan Tahun Pelajaran Baru 2021/2022 dimulai pada tanggal 12 Juli 2020.

B. Minggu Efektif Belajar

Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun

pelajaran. Waktu pembelaran efektif adalah jumlah jam pelajaran setiap minggu, meliputi jumlah

jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran termasuk muatan local, ditambah jumlah jam untuk

kegiatan pengembangan diri. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan

kegiatan pembelajar. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur

akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan,hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional dan

hari libur khusus.

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya.

C.Waktu Pembelajaran Efektif

51
SUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN

MI KH. HASYIM ASY’ARI GUBUGKLAKAH KEC. PONCOKUSUMO

A. Alokasi Waktu

No. Kegiatan Alokasi Keterangan

Waktu

1. Permulaan Tahun 1 minggu Kelas I : MOS, Kelas II & VI

Pelajaran Orientasi program di jenjang kelas

baru

2. Minggu Efektif Belajar 34-38 Kegiatan pembelajaran efektif

minggu

3. Waktu Pembelajaran 38-39 jam Perminggu untuk seluruh mata

Efektif pelajaran, muatan lokal dan

kegiatan pengembangan diri,

tambahan maksimal 4 jam

35 menit Waktu pembelajaran tiap jam

4. Hari Libur :

a. Jeda tengah semester 1 minggu Untuk semester I dan II

b. Ulangan semester 4 minggu UAS : 2 minggu dan UKK : 2

minggu

c. Libur semester 1 minggu Antara semester I dan II

d. Hari libur Nasional 4 minggu a. Libur nasional & keagamaan :

dan keagamaan 2 minggu (berada dalam

52
minggu efektif)

b. Libur sekitar bulan Ramadhan

2 minggu

e. Hari libur khusus 3 minggu Kegiatan kesiswaan semester I, II,

dan HUT sekolah masing-masing 1

minggu.

f. Ujian 2 minggu Bagi siswa kelas VI

Nasional/Sekolah

g. Libur Akhir tahun 2 minggu Penyiapan kegiatan & administrasi

akhir dan awal tahun pelajaran

D.Hari Libur Nasional dan Keagamaan

1. Tahun baru Masehi

2. Tahun baru Hijriyah

3. Tahun baru Imlek

4. Hari Kemerdekaan RI

5. Hari raya Idul Fitri

6. Hari raya Idul Adha

7. Hari raya Natal

8. Hari raya Nyepi

9. Hari raya Waisak

10. Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW

11. Maulid Nabi Muhammad SAW

53
12. Wafat Isa Almasih

13. Kenaikan Isa Almasih

E.Kalender Pendidikan MI. KH. Hasyim Asy’ari Gubugklakah Kec. Poncokusumo


Malang

KALENDER PENDIDIKAN
MI KH. HASYIM ASY’ARI GUBUGKLAKAH
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Mg H a r i Tangg
No Bulan Kegiatan
ke Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb al

1 1 2 3
2 4 5 6 7 8 9 10
Juli PPDB dan MASA
1 3 11 12 13 14 15 16 17
2021 12-16 TA’ARUF MADRASAH

4 18 19 20 21 22 23 24
5 25 26 27 28 29 30 31

1 1 2 3 4 5 6 7
2 8 9 10 11 12 13 14 10 Tahun Baru 1443 H
2
3 15 16 17 18 19 20 21 17 HUUT RI
Agustus
2021 4 22 23 24 25 26 27 28
5 29 30 31

1 1 2 3 4
Septembe 2 5 6 7 8 9 10 11
3 r
3 12 13 14 15 16 17 18
2021
4 19 20 21 22 23 24 25
5 26 27 28 29 30

4 1 1 2
Oktober 2 3 4 5 6 7 8 9 4-9 PTS Ganjil
2021
3 10 11 12 13 14 15 16
4 17 18 19 20 21 22 23 19 Maulid nabi muhammad

5 24 25 26 27 28 29 30
31

54
Mg H a r i Tangg
No Bulan Kegiatan
ke Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb al

1 1 2 3 4 5 6
2 7 8 9 10 11 12 13
5 Nopember
3 14 15 16 17 18 19 20
2021
4 21 22 23 24 25 26 27
5 28 29 30

1 1 2 3 4
2 5 6 7 8 9 10 11
6 Desember
3 12 13 14 15 16 17 18
2021
4 19 20 21 22 23 24 25 25 Hari natal

5
26 27 28 29 30 31

1 1 1 Tahun baru masehi

7 Januari 2 2 3 4 5 6 7 8 3 HAB DEPAG


2021 3 9 10 11 12 13 14 15
4 16 17 18 19 20 21 22

5 24 25 26 27 28 29
23

30 31

1 1 2 3 4 5 1 Tahun baru imlek

2 6 7 8 9 10 11 12

8 Februari 3 13 14 15 16 17 18 19
2022 4 20 21 22 23 24 25 26
Isra Mi’raj Nabi
5 27 28 28 Muhammad

1 1 2 3 4 5 3 Hari raya nyepi

2 6 7 8 9 10 11 12
9 Maret
3 13 14 15 16 17 18 19
2022
4 20 21 22 23 24 25 26
5 27 28 29 30 31

1 1 2
2 3 4 5 6 7 8 9
April
3 10 11 12 13 14 15 16 15 Wafat yesus kristus

55
Mg H a r i Tangg
No Bulan Kegiatan
ke Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb al

4 17 18 19 20 21 22 23

5 24 25 26 27 28 29 30

1 hari buruh sedunia


1 1 2 3 4 5 6 7
2-3 Libur Hari Raya

2 8 9 10 11 12 13 14
11 Mei
3 15 16 17 18 19 20 21 16 Hari Raya Waisak
2022
4 22 23 24 25 26 27 28 26 Kenaikan Yesus Kristus

5 29 30 31
6

1 1 2 3 4 1 Hari Lahir Pancasila

2 5 6 7 8 9 10 11
12 3 12 13 14 15 16 17 18
JUNI 2022
4 19 20 21 22 23 24 25
5 26 27 28 29 30
1 – 10
JULI
13 Jul-2021 1-2 Libur semester 2019 LIBUR SEMESTER 2

PERHITUNGAN PEKAN DAN JAM EFEKTIF SEMESTER 1


1. Banyaknya Pekan 2. Banyaknya Pekan Tidak Efektif 3. Jumlah Pekan Efektif

3.1 Jumlah
No Bulan Pekan No. Kegiatan Pekan 25
. pekan
Pekan
3.2
1 Juli 3 1 MOS 1 tidak 8
.
efektif
Jumlah pekan
2 Agustus 4 2 HUT RI 1 17
efektif
L. Awal
3 September 5 3 1
Puasa
4 Oktober 4 4 Idul Fitri 2 4. Jumlah Jam Efektif
Pekan
UTS dan 4.1 17
5 Nopember 4 5 2
UAS efektif

56
4. Jam
Class 230)*
6 Desember 5 6 1
Meeting 2 pelajaran
Jumlah jam 3.910)
Jumlah 25 Jumlah 8
efektif **

PERHITUNGAN PEKAN DAN JAM EFEKTIF SEMESTER 2

1. Banyaknya Pekan 2. Banyaknya Pekan Tidak Efektif 3. Jumlah Pekan Efektif


3.1 Jumlah

No Bulan Pekan No. Bulan Pekan . pekan 26


3.2
Pekan
Ujian
1 Januari 4 1 Sekolah 1 . tidakefektif 8
Jumlah pekan
Ujian
2 Pebruari 4 2 Nasional 1 efektif 18

3 Maret 5 3 UTS 1
4. Jumlah Jam

4 April 4 4 UAS 2 Efektif


Pekan
Class
5 Mei 4 5 Meeting 1 4.1 efektif 18
Jam
pelajara

6 Juni 5 6 Lbr. Smt-2 2 4.2 n 230)*


Jumlah jam
Jumlah 26 Jumlah 8
efektif 4.140)**

Catatan:
*) diisi dengan jumlah jam mata pelajaran / minggu.
**) diisi (jumlah pekan efektif x jumlah jam pelajaran/minggu)

Kepala Madrasah Waka Kurikulum

57
DIAH MURTININGSIH, S.Pd AHMAD FAJAR BAHTIAR, S.PdI

BAB VI
PENUTUP

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan. Dengan diberlakukannya Kurikulum 2013, MI KH.

58
Hasyim Asy’arimenyusun dokumen 1 Kurikulum Madrasah sebagai Pedoman Operasional

Pelaksanaan Pendidikan. Dokumen 1 Kurikulum MI KH. Hasyim Asy’ari disusun sesuai

dengan Landasan Filosofis dan Peraturan dalam Kurikulum 2013. Kurikulum MI KH. Hasyim

Asy’arijuga disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan lingkungan MI KH. Hasyim

Asy’aripada khususnya dan Kecamatan Purwojati pada umumnya dan ke-Khasan madrasah.

Dengan adanya kurikulum yang dibuat oleh Madrasah ini, maka diharapkan terdapat

pedoman operasional yang jelas bagi seluruh warga madrasah dan pihak terkait sehingga

dapat mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Pada kesempatan yang indah ini kami ingin

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada tim

pengembang kurikulum MI. KH. Hasyim Asy’ari yang telah bekerja keras mereview

Dokumen 1 Kurikulum MI KH. Hasyim Asy’ari edisi 2021/2022 ini dan semua pihak yang

telah membantu. Semoga amal bhaktinya diterima oleh Allah SWT sebagai amalan shalihan

maqbulan.Amin.

Kami menyadari dalam penyusunan Dokumen 1 Kurikulum MI KH. Hasyim Asy’ari

ini masih sangat jauh dari harapan, oleh karena itu kami mohon saran dan kritik yang

membangun demi perbaikan dan kesempurnaannya. Akhirnya kami berharap semoga

dokumen 1 Kurikulum MI KH. Hasyim Asy’ari ini dapat bermakna dan dapat memberikan

manfaat bagi pelaksanaan dan peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah kami, amin, yaa

Rabbal Alamiin.

59

Anda mungkin juga menyukai