Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pembentukan Pemerintah
Negara Indonesia yaitu antara lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk
mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat (3) memerintahkan
agar Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,
yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.

Perwujudan dari amanat Undang-Undang dasar 1945 yaitu dengan diberlakukannya


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, yang
merupakan produk undang-undang pendidikan pertama pada awal abad ke 21. Undang-
Undang ini menjadi dasar hokum untuk membangun pendidikan nasional dengan
menerapkan prinsip demokrasi, desentralisasi, dan otonomi pendidikan yang menjunjung
tinggi hak asasi manusia. Sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, undang-undang
tentang system pendidikan nasinal telah mengalami beberapa kali perubahan.

Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor


20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses
berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa
depan, yang diyakini akan menjadi factor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan
Negara Indonesia sepanjang jaman.

Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur
yang bias memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa
kurikulum, yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sanagt diperlukan
sebagai instrument untuk mengarahkan peserta didik menjadi : (1) manusia berkualitas
yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2)
manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga Negara yang demokratis dan
bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi
merupakan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentnag Sistem Pendidikan
Nasional.

1
B. Landasan Penyempurnaan Kurikulum
1. Landasan Yuridis
Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan
masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsanya. Secara pedagogis,
kurikulum adalah rancangan pendidikan yang member kesempatan untuk peserta didik
mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan
sesuai dengan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan
bangsanya. Secara yuridis, kurikulum adalah suatu kebijakan public yang didasarkan kepada
dasar filisofi bangsa dan keputusan yuridis di bidang pendidikan.

Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Undang-
Unadang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah
nomor 19 tahun 2005, Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Permendikbud No.54 Tahun 3013 tentang Standar Kompetensi Kelulusan ,
Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi, Permendikbud No. 65 tentang
Standar Proses dan Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian.

2. Landasan Filosofis
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI nomor
20 tahun 2003 tentang Sisitem Pendidikan Nasional). Untuk mengembangkan dan
membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat, pendidikan berfungsi
mengembangkan segenap potensi peserta didik “menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab” (UU RI
nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional).

Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangan kurikulum


haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan
bangsa di masa mendatang.

Pendidikan berakar pada budaya bangsa. Proses pendidikan adalah suatu proses
pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka mampu menjadi pewaris dan
pengembang budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai nilai dan keunggulan budaya di
masa lampau diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya dirinya,
masyarakat, dan bangsa yang sesuai dengan zaman dimana peserta didik tersebut hidup

2
dan mengembangkan diri. Kemampuan menjadi pewaris dan pengembang budaya
tersebut akan dimiliki peserta didik apabila pengetahuan, kemampuan intelektual, sikap
dan kebiasaan, ketrampilan social memberikan dasar untuk seacar aktif mengembangkan
dirinya sebagai individu, anggota masyarakat, warganegara dan anggota umat manusia.

Pendidikan juga harus memberikan dasar bagi keberlanjutan kehidupan bangsa dengan
segala aspek kehidupan bangsa yang mencerminkan karakter bangsa masa kini. Oleh
karena itu, konten pendidikan yang mereka pelajari tidak semata berupa prestasi besar
bangsa dimasa lalu tetapi juga hal-hal yang berkembang pada saat kini dan akan
berkelanjutan ke masa mendatang. Berbagai perkembangan baru dalam ilmu, teknologi,
budaya, ekonomi,sosial, politik yang dihadapi masyarakat, bangsa dan umat manusia
dikemas sebagai konten pendidikan. Konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini
member landasan bagi pendidikan untuk selalu terkait dengan kehidupan masyarakat
dalam berbagai aspek kehidupan, kemampuan berpartisipasi dalam membangun
kehidupan bangsa yang lebih baik dan memosisikan pendidikan yang tidak terlepas dari
lingkungan social, budaya dan alam. Lagipula, konten pendidikan dari kehidupan bangsa
dimasa kini akan member makna yang lebih berarti bagi keunggulan budaya bangsa
dimasa lalu untuk digunakan dan dikembangkan sebagai bagian dari kehidupan masa
kini.

Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan menggunakan apa yang
diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah menyelesaikan pendidikan 12 tahun
dan berpartisipasi penuh sebagai warga negara. Atas dasar pikiran itu maka konten
pendidikan yang dikembangkan dari warisan budaya dan kehidupan masa kini perlu
diarahkan untuk member kemampuan bagi peserta didik menggunakannya bagi
kehidupan masa depan terutama masa dimana dia telah menyelesaikan pendidikan
formalnya. Dengan demikian sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang menjadi konten
pendidikan harus dapat digunakan untuk kehidupan paling tidak satu samapi dua decade
dari sekarang. Artinya, konten pendidikan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi
Lulusan dan dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi peserta didik
untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai pribadi, anggota
masyarakat, dan warganegara yang produktif serat bertanggungjawab di masa
mendatang.

3
3. Landasan Teoritis
Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standard dan teori
pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan
yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku
untuk setiap kurikulum. Standar kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap
kurikulum. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan.
Standar Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau
satuan pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan (PP nomor 19 tahun 2005)

Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan menjadi Standar Kompetensi Lulusan


Satuan Pendidkan yaitu SKL, SD, Standar Kompetensi Lulusan satuan pendidikan
berisiskan 3 (tiga) komponen yaitu kemampuan proses, konten, dan ruang lingkup
penerapan komponen proses dan konten. Komponen proses adalah kemampuan minimal
untuk mengkaji dan memproses konten menjadi sosok manusia yang dihasilkan dari
pendidikan. Komponen ruang lingkup adalah keluasan lingkungan minimal dimana
kompetensi tersebut digunakan, danmenunjukkan gradasi antara satu satuan pendidikan
dengan satuan pendidikan di atasnya serta jalur satuan pendidikan khusus.

Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk bersikap, menggunakan pengetahuan


dan keterampilan untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah, masyarakat, dan
lingkungan dimana yang bersangkutan berinteraksi. Kurikulum dirancang untuk
memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik untuk
mengembangkan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk
membangun kemampuan tersebut. Hasil dari pengalaman belajar tersebut adalah hasil
belajar peserta didik yang menggambarakan manusia dengan kualitas yang dinyatakan
dalam SKL.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU nomor 20 tahun 2003;PP
nomor 19 tahun 2005). Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang dirancang
baik dalam bentuk dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada Standar
Kompetensi Lulusan.

4
Konten pendidikan dalam SKL dikembangkan dalam bentuk kurikulum satuan
pendidikan dan jenjang pendidikan sebagai suatu rencana tertulis (dokumen) dan
kurikulum sebagai proses (implementasi). Dalam dimensi sebagai rencana tertulis,
kurikulum harus mengembangkan SKL menjadi konten kurikulum yang berasal dari
prestasi bangsa di masa lalu, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa
mendatang. Dalam dimensi rencana tertulis, konten kurikulum tersebut dikemas dalam
berbagai mata pelajaran terdapat konten spesifik yaitu pengetahuan dan konten berbagi
dengan mata pelajaran lain yaitu sikap dan keterampilan. Secara langsung mata pelajaran
menjadi sumber bahan ajar yang spesifik dan berbagi untuk dikembangkan dalam
diemnsi proses suatu kurikulum.

Kurikulum dalam dimensi proses adalah realisasi ide dan rancangan kurikulum menjadi
suatu proses pembelajaran. Guru adalah tenaga kependidikan utama yang
mengembangkan ide dan rancangan tersebut menjadi proses pembelajaran. Pemahaman
guru tentang kurikulum akan menentukan rancangan guru (Rencana Program
Pembelajaran /RPP) dan diterjemahkan ke dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Peserta
didik berhubungan langsung dengan apa yang dilakukan guru dalam kegiatan
pembelajaran dan menjadi pengalaman langsung peserta didik. Apa yang dialami peserta
didik akan menjadi hasil belajar pada dirinya dan menjadi hasil kurikulum. Oleh karena
itu proses pembelajaran harus memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik
untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi hasil belajar yang sama atau lebih tinggi
dari yang dinyatakan dalam Standar Kompetensi Lulusan.

Kurikulum berbasis kompetensi adalah “outcomes-basemd curriculum” dan oleh karena


itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan
dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari
pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian
kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik.

Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi adalah :


1) Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke dalam Kompetensi
Dasar (KD)
2) Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata
pelajaran.

5
3) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk
suatu mata pelajaran di kelas tertentu.
4) Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan
psikomotorik, dan pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata pelajaran
ditandai oleh banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk SD pengembangan ditandai
oleh banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk SD pengembangan sikap menjadi
kepedulian utama kurikulum
5) Kompetensi Inti menjadi unsure organisator kompetensi bukan konsep, generalisasi,
topic atau sesuatu yang berasal dari pendekatan “disciplinary-based curriculum”atau
“content-based curriculum”.
6) Kompeetnsi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.
7) Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada tingkat
yang memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten kompetensi dimana
pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas (mastery). Keterampilan kognitif
dan psikomotorik adalah kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan.
Sedangkan sikap adalah kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit
dikembangkan dan memerlukan proses pendidikan yang tidak langsung.
8) Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan
hasilnya segera diikuti dengan pembelajaarn remedial untuk memastikan
penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan
Minimal/KBM dapat dijadikan tingkat memuaskan).

4. Landasan Empiris
Pada saat ini perekonomian Indonesia terus tumbuh di tengah bayang-bayang resesi
dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai dengan 2012: 6.4%. pertumbuhan
ekonomi Indonesia tahun 2013 dan 2017 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan ekonomi Negara-negara ASEAN sebesar 6.5% - 6.9%. Momentum
pertumbuhan ekonomi ini harus terus dijaga dan ditingkatkan. Generasi muda berjiwa
wirausaha yang tangguh, kreatif, ulet, jujur dan mandiri, sangat diperlukan untuk
memantapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Generasi seperti ini
seharusnya tidak muncul karena hasil seleksi alam, namun karena hasil gemblengan
pada tiap jenjang satuan pendidkan dengan kurikulum sebagai pengarahnya.

Sebagai negara yang besar dari segi geografis, suku bangsa, potensi ekonomi dan
beragamnya kemajuan pembangunan dari satu daerah ke daerah lain, sekecil apapun

6
ancaman disintegrasi bangsa masih tetap ada. Kurikulum harus mampu membentuk
manusia Indonesia yang mampu menyeimbangkan kebutuhan individu dan
masyarakat untuk memajukan jatidiri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan
kebutuhan untuk berintegrasi sebagai satu entitas bangsa Indonesia.

Dewasa ini, kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan kasus


pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia. Kecenderungan ini juga menimpa
generasi muda, misalnya pada kasus-kasus perkelahian massal. Walaupun belum ada
kajian ilmiah bahwa kekerasan tersebut bersumber dari kurikulum, namun beberapa
ahli pendidikan dan tokoh masyarakat menyatakan bahwa salah satu akar
masalahnya adalah implementasi kurikulum yang terlalu menekankan aspek kognitif
dan keterkungkungan peserta didik di ruang belajarnya dengan kegiatan yang kurang
menantang peserat didik. Oleh karena itu, kurikulum perlu direorientasi dan
direorganisasi terhadap beban belajar dan kegiatan pembelajaran yang dapat
menjawab kebutuhan ini.

Berbagai elemen masyarakat telah memberikan kritikan, komentar dan saran


berkaitan dengan beban belajar siswa, khususnya siswa sekolah dasar. Beban belajar
ini bahkan secaar kasatmata terwujud pada beratnya beban buku yang harus dibawa
ke sekolah. Beban belajar ini salah satunya berhulu dari banyaknya mata pelajaran
yang ada di tingkat sekolah dasar. Oleh karena itu kurikulum pada tingkat sekolah
dasar perlu diarahkan kepada peningkatan 3 (tiga) kemampuan dasar, yakni baca,
tulis, dan hitung serta pembentukan karakter.

Berbagai kasus yang berkaitan dengan penyalahgunaan wewenang, manipulasi,


termasuk masih adanya kecurangan di dalam Ujian Nasioanl. UN menunjukkan
mendesaknya upaya menumbuhkan budaya jujur dan antikorupsi melalui kegiatan
pembelajaran di dalam satuan pendidikan. Maka kharus mampu memandu upaya
karakterisasi nilai-nilai kejujuran pada peserta didk.

Pada saat ini, upaya pemenuhan kebutuhan manusia telah seacar nayat
mempengaruhi secara negatif lingkungan alam. Pencemaran, semakin berkurangnya
sumber air bersih, adanya potensi rawan pangan pada berbagai belahan dunia, dan
pemanasan global merupakan tantangan yang harus dihadapi generasi muda dimasa
kini dan di masa yang akan datang. Kurikulum seharusnya juga diarahkan untuk
membangun kesadaran dan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan alam dan

7
menumbuhkan kemampuan untuk merumuskan pemecahan masalah secara kreatif
terhadap isu-isu lingkungan dan ketahanan pangan.

Dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai, mutu pendidikan Indonesia harus
terus ditingkatkan. Hasil studi PISA (Program For International Student Assessment),
yaitu studi yang memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan IPA,
menunjukkan peringkat Indonesia baru bias menduduki 10 besar terbawah dari 65
negara. Hasil studi TIMSS (Trend In International Mathematics and Science Study)
menunjukkan siswa Indonesia berada pada rangking amat rendah dalam kemampuan
(1) memahami informasi yang komplek, (2) teori analisis dan pemecahan masalah,
(3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan (4) melakukan investigasi.
Hasil studi ini menunjukkan perlu ada perubahan orientasi kurikulum dengan tidak
membebani peserat didik dengan konten namun pada aspek kemampuan esensial
yang diperlukan semua warga negaar untuk berperan serta dalam membangun
Negara pada masa mendatang.

C. Prinsip – Prinsip Pengembangan Kurikulum SMP Negeri 215


Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut :
1. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata
pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah
rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik
setelah menyelesaikan pendidikannya di satu satuan jenjang pendidikan tertentu.
Kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu
satuan jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang
dalam rencana. Hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam
menerapkan perolehannya di masyarakat.
2. Standar Kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang
pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai
Wajib Belajar 12 tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar
pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik
setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi
dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan
maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan
pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar Kompetensi satuan
pendidikan.

8
3. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi
berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik
yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk
pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang
termasuk sikap dan ketrampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat
lintas mata pelajaran dan diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan
(organisasi horizontal) dan berkelanjutan (organisasi vertical) sehingga memenuhi
prinsip akumulasi dalam pembelajaran.
4. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan
pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan dasar dapat
dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah
kurikulum berbasis kompetensi.
5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Atas dasar prinsip
perbedaan kemampuan individual peserta didik, kurikulum memberikan
kesemapatan kepada peserta didik untuk memiliki tingkat penguasaan di atas
standar yang telah ditentukan (dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan). Oleh
karena itu beragam program dan pengalaman belajar disediakan sesuai dengan minat
dan kemampuan awal peserta didik.
6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik serta lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip
bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.
7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya,
teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, budaya, teknologi dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu
konten kurikulum harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, budaya,
teknologi dan sni; membangun rasa ingin tahu dan kemampuan nbagi peserta didik
untuk mengikuti dan mmemanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.
8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak boleh
memisahkan peserat didik dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum
didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan
hidup. Artinya, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mempelajari permasalahan di lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum
dan kesempatan untuk mengaplikasikan yang dipelajari di kelas dalam kehidupan di
masyarakat.

9
9. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pemberdayaan
peseta didik untuk belajar sepanjang hayat dirumuskan dalam sikap, keterampilan,
dan pengetahuan dasar yang dapat digunakan untuk mengembangkan budaya
belajar.
10. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan melalui penentuan struktur
kurikulum, Standar Kemampuan / SK dan Kemampuan Dasar / KD serta silabus.
Kepentingan daerah dikembangkan untuk membangun manusia yang tidak tercabut
dari akar budayanya dan mampu berkontribusi langsung kepada masyarakat di
sekitarnya. Kedua kepentingan ini saling mengisi dan memberdayakan keragaman
dan kebersatuan yang dinyatakan dalam Bhinneka Tunggal Ika untuk membangun
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
11. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian
kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui
kekurangan yang dimilki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik.
Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses perbaikan terhadap
kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta
didik.

BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL, VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH

A. Tujuan Pendidikan Nasional


Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang : beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warag Negara yang berdemokratis
serta bertanggung jawab.
B. Visi
Dengan menganalisa potensi yang ada di SMP Negeri 215 Jakarta baik dari segi input /
peserta didik baru. Kompetensi tenaga pendidik, tenaga kependidikan, lingkungan
sekolah, peran serta masyarakat, dan out come/keberhasilan lulusan SMP Negeri 215
Jakarta serta masyarakat sekitar sekolah yang religious, serta melalui komunikasi dan
koordinasi yang intensif antar sekolah dengan warga sekolah maupun dengan
stakeholder, tersusunlah visi sekolah.

10
Adapun Visi SMP Negeri 215 Jakarta adalah : “ Mewujudkan Peserta Didik Yang
Beriman, Berkarakter dan Berwawasan Lingkungan”

Dengan indikator :

1. Terwujudnya Penghayatan dan mengamalkan agama dalam kehidupan sehari- hari.


2. Terlaksananya program intra kurikuler dan ekstra kurikuler secara optimal
3. Terciptanya Lingkungan sekolahyang bersih, hijau, nyaman dan ramah
lingkungan.
4. Terwujudnya peningkatan prestasi akademik dan non akademik
5. Tercapainya keunggulan management informasi global melalui penguasaan IPTEK.
6. Terwujudnya pembelajaran yang kondusif, efektif dan efisien.
7. Terwujudnya media pembelajaran yang interaktif.
8. Terwujudnya peningkatan SDM warga sekolah
9. Terwujudnya peningkatan layanan pendidikan
10.Terwujudnya budaya silaturrahmi antar warga sekolah
11.Terwujudnya sistem penilaian yang utuh
12.Terwujudnya sumber pembiayaan yang memadai

C. Misi
a. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang berakhlak, berkarakter
dan berwawasan IPTEK.
b. Mengembangkan sumber daya secara optimal dalam rangka mempersiapkan siswa
berkompetisi di era global.
c. Menciptakan linkungan Sekolah yang asri, bersih, hijau dan nyaman
berwawasan wiyatamandala.
d. Mengadakan layanan publik berupa informasi kegiatan sekolah yang berbasis
informasi komunikasi dan tekhnologi (ICT)

D. Tujuan sekolah
Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, tujuan
sekolah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut ini
a. Mampu mewujudkan delapan Standar Nasional Pendidikan yaitu meliputi standar
isi.standar Kelulusan, standar sumberdaya tenaga pendidik dan
kependidikan.standar proses pembelajaran, standar sarana dan prasarana,standar
mutu kelembagaan dan manajemen sekolah,standar penilaian dan standar
pembiayaan

11
b. Mampu mempertahankan dan meningkatkan prestasi yang diperoleh.
c. Menjadi sekolah pilihan utama (favorit) dan kebanggaan masyrakat Jakarta Barat dan
sekitarnya dan DKI Jakarta pada umumnya.
d. Mampu menerapkan manejemen sekolah yang demokratis,transparan,dan
akuntabel,serta mampu memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat luas
secara maksimal sehingga tercipta kepuasan masyarakat.
e. Mampu meningkatkan kualitas sumber daya guru dan pegawai,sehingga tercipta
profesionalisme dan kometensi serta terciptanya kedisiplinan peserta
didik,guru,pegawai,sehingga mampu mendorong suasana belajar-mengajar yng
kondusif
f. Mempunyai lingkungan sekolah yang sehat, bersih, dan nyaman serta fasilitas
pembelajaran yang memadai sehingga dapat terselenggaranya proses
pembelajaran secara optimal.
g. Tercapainya tingkat kelulusan 100% dengan rata-rata nilai ujian nasional 8,50
(jumlah empat mata pelajaran 34,00) di tahun pelajaran 2017-2018
h. Terlaksananya pelayanan yang optimal sesuai SNP (Standar Nasional Pendidikan)
i. Tersedianya sarana dan prasarana yang dapat menunjang terlaksananya
pembelajaran yang memadai.
j. Menanamkan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dapat direalisasikan
dalam kehidupan sehar-hari.

12
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SEKOLAH

A. Struktur Kurikulum 2013


Struktur kurikulum pada SMP Negeri 215 Jakarta tahun 2017/2018 untuk kelas 7
menggunakan Kurikulum 2013 yang tertuang dalam Standar Isi meliputi lima kelompok
mata pelajaran sebagai berikut ini
a. Kelompok maat pelajaran agama dan akhlak mulia
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Kelompok mata pelajaran estetika
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok mata pelajaran tersebut memiliki cakupan dan kegiatan masing-masing seperti
diungkapkan di dalam PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal
6 ayat (1) pasal 7 sebagai berikut ini

Kelompok Mata
NO Cakupan
Pelajaran
1 Agama dan Akhlak Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
Mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup
etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari
pendidikan agama.
2 Kewarganegaraan dan Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran
dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai
manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan,
jiwa dan patriostisme bela Negara, penghargaan terhadap
hak-hak asasi manusia,kemajemukan bangsa, pelestarian
lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung
jawab social, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar
pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi dan

13
nepotisme.
3 Ilmu Pengetahuan dan Kelompok maat pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
Teknologi pada SMP Negeri 215 Jakarta dimaksudkan untuk
memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan
teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara
kritsi, kreatif dan mandiri
4 Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk
meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan
dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan
keindahan serfta harmoni mencakup apresiasi dan
ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu
menikamti dan mensyukuri hidup, maupun dalam
kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan
kebersamaan yang harmonis.
5 Jasmani, Olahraga dan Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kesehatan pada SMP Negeri 215 Jakarta dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta mnembudayakan
sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan
perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang
bersfat kolektif kemasyarakaatn seperti keterbatasan dari
perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS,
demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang
potensial untuk mewabah.

Struktur kurikulum 2013 berlaku untuk kelas VII tahun pelajaran 2017-2018, dengan
mengacu bahwa standar kompetensi lulusan SMP Negeri 215 Jakarta adalah insan yang
memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
a. Dimensi Sikap
Kompetensi lulusan memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalamjangkauan pergaulan dan keberadaannya.

b. Dimensi Pengetahuan

14
Kompetensi lulusan memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkaitfenomena dan kejadian yang tampak mata.
c. Dimensi Keterampilan
Kompetensi lulusan memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari di sekolah atau sumber lain sejenis.
Struktur Kurikulum 2013, terdiri atas kompetensi inti dan matapelajaran. Kompetensi inti
disesuaikan dengan peningkatan usia peserta didik,dengan rumusan menggunakan notasi
sebagai berikut:
Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan

Struktur Kurikulum SMP Negeri 215 Jakarta kelas 7 adalah sebagai berikut :

Alokasi Waktu Belajar


Mata pelajaran Per Minggu
VII
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3
3 Bahasa Indonesia 6
4 Matematika 5
5 Ilmu Pengetahuan Alam 5
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4
7 Bahasa Inggris 4
Kelompok B
1 Seni Budaya (termasuk muatan lokal) 3
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan 3
(termasuk muatan lokal)
3 Prakarya ( termasuk muatan lokal) 2
Kelompok C
1 Bimbingan Konseling
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 38 Jam Pelajaran

15
Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada
aspek kognitif dan efektif kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada
aspek afektif dan psikomotor.

IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan integrative social
studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidkan berorientasi
aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan
pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan social dan alam.
Disamping itu, tujuan pendidikan IPS menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya,
semangat kebangsaan, patriotism, serta aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam
ruang atau space wilayah NKRI. IPA juga ditujukan untuk pengenalan lingkungan biologi dan
alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai keunggulan wilayah nusantara.

B. Struktur Kurikulum KTSP


Struktur kurikulum pada SMP Negeri 215 Jakarta tahun 2017/2018 untuk kelas 7
menggunakan kurikulum 2006 KTSP untuk jenjang SMP/MTs yang diatur dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.

Struktur kurikulum SMP/MTs meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII sampai dengan Kelas IX. Struktur
kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata
pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Kurikulum SMP/MTs memuat 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan


diri. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah,
yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.

Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Pengembangan diri


bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri
bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolah yang bersangkutan. 

16
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau
tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan  pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir peserta didik.
b.    Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SMP/MTs merupakan “IPA Terpadu” dan “IPS
Terpadu”.
c.    Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat
jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
d.   Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
e.   Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.

Struktur dan muatan kurikulum untuk kelas 8 dan 9 tahun pelajaran 2017/2018
sebagai berikut :

No Komponen Alokasi waktu per Alokasi waktu per


minggu minggu
A. Mata Pelajaran Kelas VIII Kelas IX
1. Pendidikan Agama 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
Tambahan * 1 1
4. Bahasa Inggris 4 4
5. Matematika 4 4
Tambahan* 1 1
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4
8. Seni Budaya 2 2
9. Pendidikan Jasmani Olah raga 2 2
dan Kesehatan
10. Teknologi Informasi dan 2 2
komunikasi
11. Bimbingan Konseling Tidak klasikal Tidak Klasikal
B. Muatan Lokal
1. Mulok Wajib :PLKJ 1 1
2. Mulok Pilihan:Tata 1 1
Busana
Jumlah Tatap Muka 34 34
Keterangan Tambahan * untuk peningkatan mutu

17
C. Beban Belajar
Dalam struktur kurikulum SMP Negeri 215 Jakarta ada penambahan jam belajar per minggu
adalah 38 jam untuk masing-masing kelas VII. Sedangkan lama belajar untuk setiap jam
belajar di SMP Negeri 215 Jakarta tetap yaitu 40 menit.

o Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran adalah 37 minggu (semester satu 21
minggu, semester dua 16 minggu)

o Jumlah hari efektif selama 1 tahun 175 hari ( semester satu 103 hari, semester dua
72 hari)

o Jumlah jam pelajaran efektif selama 1 tahun 1406 jp ( semester satu 798 jp, semester
dua 208 jp )

Dalam struktur kurikulum SMP Negeri 215 Jakarta ada penambahan jam belajar per minggu
adalah 34 jam untuk masing-masing kelas VIII dan IX sebagai berikut :

o Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit

o Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran adalah 37 minggu (semester satu 21
minggu, semester dua 16 minggu)

o Jumlah hari efektif selama 1 tahun 177 hari ( semester satu 105 hari, semester dua
72 hari)

o Jumlah jam pelajaran efektif selama 1 tahun 1258 jp ( semester satu 714 jp, semester
dua 544 jp)

Di SMP Negeri 215 Jakarta, terdapat program intrakurikuler seperti tabel tersebut di
atas dan ekstrakurikuler yang dikembangkan dalam program Pengembangan Diri. Hari
belajar ditetapkan selama 5 hari mulai hari Senin sampai Jumat.

Waktu belajar dilaksanakan :

pagi dimulai pukul 06.30 hingga pukul 15.00

Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru
memiliki keluasaan waktu untuk mngembangkan proses pmbelajaran yang berorientasi
siswa aktif belajar. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang
dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk
melakukan pengamatan, menanya, asosiasi, dan komunikasi. Proses pembelajran yang
dikembangkan guru menghendaki kesabaran dalam menunggu respon peserta didik karena

18
mereka belum terbiasa. Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru
melakukan penialian proses dan hasil belajar.
D. Organisasi Kompetensi Dasar Dalam Mata Pelajaran
Mata pelajaran adalah unit organisasi terkecil dari Kompetensi Dasar. Sesuai ketetapan
Mendikbud, maka untuk kurikulum SMP Negeri 215 Jakarta organisasi Kompetensi Dasar
Kurikulum dilakukan dengan cara mempertimbangkan kesinambungan antar kelas dan
keharmonisan antar mata pelajaran yang diikat dengan Kompetensi Inti. Berdasarkan
pendekatan ini maka terjadi reorganisasi Kompetensi Dasar mata pelajaran sehingga
struktur Kurikulum SMP/MTs menjadi lebih sederhana karena jumlah mata pelajaran dan
jumlah materi berkurang.

Khusus untuk muatan lokal, Kompetensi Dasar yang berkenaan dengan seni budaya, dan
keterampilan, serta bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan
Prakarya. Sedangkan Kompetensi Dasar muatan local yang berkenaan dengan olahraga serta
permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan.

E. Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar


Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas
yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidkan
tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang
dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan
psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata
pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimabng antara
pencapaian hard skills dan soft skills.

Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organizing element) kompetensi


dasar. Sebagai unsure pengorganisasi, Kompetensi Inti emrupakan pengikat untuk
organisasi vertical dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertical
Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atay
jenjang pendidikan ke kelas /jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu
terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa.
Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata
pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu
pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.

19
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling saling terkait yaitu
berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap social (kompetensi 2),
pengetahuan (kompetensi inti 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4). Keempat
kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap
keagamaan dan social dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada
waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan
pengetahuan (kompetensi Inti Kelompok 4).

Kompetensi Inti SMP Negeri 215 Jakarta adalah sebagai berikut :

Kelas VII

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya


2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun percaya diri, dalam berinterkasi secara efektif dengan
lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (factual, konseptual dan procedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis,membaca,menghitung,menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang
terdiri atas sikap, penegtahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang
harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta cirri dari suatu mata pelajaran. Mata
pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan
tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat beririentasi hanya pada
filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dijadikan organisasi konten yang
dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan
menurut filosofi rekonstruksi social, progresif atau pun humanism. Karena filosofi yang
dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi
maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan
dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme.

20
F. Muatan Kurikulum 2013
Muatan Kurikulum SMP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan
kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik dan materi muatan lokal.
1. Mata Pelajaran
Mata Pelajaran wajib yang diselenggarakan di SMP Negeri 215 Jakarta sesuai dalam SI
terdiri atas mata-mata pelajaran sebagai berikut ini.
Kelompok A
1) Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti yang diselenggarakan di SMP Negeri 215 Jakarta
meliputi agama Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu.
Tujuan :
 Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik sesuai keyakinan agamanya
masing-masing
 Memberikan wawasan terhadap keberagaman agama di Indonesia;dan
 Menumbuhkembangkan sikap toleransi antar umat beragama

Ruang lingkup :
Pendidikan Agama Islam
 Membaca Al-Qur’an menurut tajwid, mulai dari cara membaca “AL –Syamsiah dan “
Al – Qomariyah sampai menerapkan hukum bacaan mad dan waqof
 Aspek-aspek rukun iman mulai dari iman Kepada Alloh sampai kepada iman pada
Qadha dan Qadar serta asmaul Husna
 Perilaku terpuji seperti qanaah dan tasawuh dan menjauhkan diri dari perilaku
tercela seperti ananiah, hasad, ghadab dan namimah
 Tata cara mandi wajib dan shalat-shalat munfirid dan jamaah baik sholat wajib
maupun shalat sunat
 Sejarah Nabi Muhammad dan para sahabat serta menceritakan sejarah masuk dan
berkembangnya Islam di Nusantara
Pendidikan Agama Kristen :
 Menjelaskan karya Allah dan penyelamatan bagi manusia dan seluruh ciptaan
 Menginternalisasi nilai-nilai kristiani dengan menanggapinya secara nyata
 Bertanggung jawab terhadap diri dan sesamanyaa, masyarakat dan gereja sebagai
orang yang sudah diselamatkan
Pendidikan Agama Katholik

21
 Peserta didik dapat menguraiakn pemahaman tentang pribadinya sebagai pria dan
wanita yang memiliki rupa-rupa kemampuan dan keterbatasan untuk berelasi
dengan sesama dan lingkupnya.
 Peserta didik dapat menguraikan pemahamannya tentang Yesus Kritus dan
bagaimana meneladani Yesus yang mewartakan Bapa dan Kerajaan Allah
 Peserta didik dapat menguraikan makna Gereja sebagai sakramen keselamatan dan
bagaimana mewujudkannya dalam hidup nyata
 Peserta didik dapat menguraikan pemahaman tentang hidup bermasyarakat dan
bagaimana melaksanakan kehidupan bermasyarakat sesuai ajaran firman Allah dan
pengajaran Yesus Kritus,
Pendidikan Agama Hindu, Budha, dan Konghucu diserahkan pada yang berwenang
masing-masing.

2) Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan


Tujuan :
Memberikan pemahaman terhadap peserta didik tentang kesadaran hidup berbangsa
dan bernegara dan pentingnya penanaman rasa persatuan dan kesatuan, kepedulian,
demokrasi, kebersamaan dan kesadaarn akan hak dan kewajiban diri dan orang lain.
Ruang Lingkup :
a) Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi : hidup rukun dalam perbedaan, cinta
lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumaph Pemmuda, Keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan Negara, sikap
positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan
keadilan.
b) Norma hukum, dan peraturan yang meliputi :tertib dalam kehidupan keluarga, tata
tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah,
norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, system hukum dan
peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.
c) Hak asasi manusia meliputi : hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota
masyarakat, instrument nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan
dan perlindungan HAM
d) Kebutuhan warga Negara meliputi : hidup gotong royong, harga diri sebagai warga
masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat,
menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warganegara

22
e) Konstitusi Negara, meliputi : proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama,
konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar Negara
dengan konstitusi
f) Kekuasaan dan politik, meliputi : pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan
daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan system politik, budaya politik,
budaya demokrasi menuju masyarakat madani, system pemerintahan, pers dalam
masyarakat demokrasi.
g) Pancasila, meliputi : keedudukan Pancasila sebagai dasar Negara dan ideology
Negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara, pengamalan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideology terbuka
h) Globalisasi, meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era
globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, serta mengevaluasi
globalisasi.
3) Bahasa Indonesia
Tujuan :
Membina keterampilan berbahasa secara lisan dan tertulis serta dapat menggunakan
bahasa sebagai alat komunikasi dan sarana pemahaman terhadap IPTEK. Dan
menumbuhkan kecerdasan, berfikir logis, kritis, kreatif, inovatif dan bertanggung
jawab.
Ruang lingkup :
a) Mendengarkan
b) Berbicara
c) Membaca
d) Menulis

4) Matematika
Tujuan :
Memberikan pemahaman logika dan kemampuan dasar Matematika dalam
rangka penguasaan IPTEK. Serta menumbuhkan kecerdasan, kejujuran, berfikir
logis, kritis, keingintahuan, percaya diri dan kemandirian
Ruang lingkup :
a) Bilangan
b) Aljabar
c) Geometri dan Pengukuran
d) Statistika dan Peluang

23
5) Ilmu Penegtahuan Alam
Tujuan :
Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik untuk
menguasai dasar-dasar sains dalam rangka penguasaan IPTEK. Serta
menumbuhkan kecerdasan. Keingintahuan, berpikir logis, kritis, kreatif, gaya
hidup sehat, menghargai keragaman, cinta ilmu, dan bertanggung jawab
Ruang lingkup :
a) Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
b) Materi dan Sifatnya
c) Energy dan Perubahannya
d) Bumi dan Alam Semesta

6) Ilmu Pengetahuan Sosial


Tujuan :
Memberikan pengetahuan sosiokultural masyarakat yang majemuk,
mengembangkan kesadaran bermasyarakat serta memilki keterampilan hidup
secara mandiri.
Ruang lingkup :
a) Manusia, Temapt, dan Lingkungan
b) Waktu, Keberlanjutan dan Perubahan

c) Sistem Sosial dan Budaya


d) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan

7) Bahasa Inggris
Tujuan :
Membina keterampilan berbahasa dan berkomunikasi secara lisan dan tertulis
untuk menghadapi perkembangan IPTEK dalam menyongsong era globalisasi.
Serta menumbuhkan nilai kecerdasan, ketangguhan, keberagaman, percaya diri,
kemandirian dan kepatuhan pada aturan social.
Ruang Lingkup :
a) Kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan /atau
menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat
keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi functional.

24
b) Kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek
dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative
dan report. Gradasi bahan ajar tampak dalam penggunaan kosa kata, tata
bahasa, dan langkah-langkah retorika
c) Kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistic (menggunakan tata
bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi sosiokultural
(menggunakan ungkapan dan tindak bahasa secara berterina dalam berbagai
konteks komunikasi), kompetensi strategi (mengatasi masalah yang timbul
dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap
berlangsung), dan kompetensi pembentuk wacana (menggunakan piranti
pembentuk wacana).

Kelompok B (Muatan Lokal)


8) Seni Budaya
Tujuan :
Mengembangkan apresiasi seni, daya kreasi dan kecintaan pada seni buadaya
nasional, menghargai keberagaman, menghargai karya orang lain, dan
nasionalisme.
Ruang lingkup :
a) Seni Rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam
menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan
sebagainya
b) Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vocal, memainkan
alat music, apresiasi karya musik
c) Seni Tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan
tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.
d) Seni Teater, mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir dan olah suara
yang pementasannya memadukan unsur seni music, seni tari dan seni peran.

9) Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan


Tujuan :
Menanamkan kebiasaan hidup sehat, meningkatkan kebugaran dan keterampialn
dalam bidang olah raga, menanamkan rasa sportifitas, tanggung jawab disiplin
dan percaya diri pada peserta didik.
Ruang lingkup :

25
a) Permainan dan olahraga, meliputi : olah raga tradisional, permainan,
eksplorasi gerak, keetrampilan lokomotor nonlokomotor, dan manipulative,
atletik, kasti, rounders, kippers, sepakbola, bola basket, bola voli, tenis meja,
tenis lapangan, bulu tangkis, dan bela diri serta aktivitas lainnya.
b) Aktivitas pengembangan, meliputi : mekanika sikap tubuh, komponen
kebugaran, jasmani, dan bentuk tubuh serta aktivitas lainnya
c) Aktivitas senam, meliputi : ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat,
ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya
d) Aktivitas ritmik, meliputi : gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic
serta aktivitas lainnya.

Disamping itu, beberapa mata pelajaran muatan local dipilih dan ditetapkan
berdasarkan ciri khas, potensi dan keunggulan daerah, serta keterdiaan lahan, sarana
prasrana dan tenaga pendidik. Sasaran pembelajaran muatan local adalah
pengembangan jiwa kewirausahaan dan penanaman nila-nilai budaya sesuai dengan
lingkungan. Nilai-nilai kewirausahaan yang dikembangkan antara lain : inovasi, kreatif,
berpikir kritis, eksplorasi, komunikasi, kemandirian dan memiliki etos kerja. Nilai-nilai
budaya yang dimaksud antara lain kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kepekaan
terhadap lingkungan dan kerja sama. Penanaman nilai-nilai kewirausahaan dan
budaya tersebut diintegrasikan di dalam proses pembelajaran yang dikondisikan
supaya nilai-nilai tersebut menjadi sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Muatan Lokal lain yang diselenggarakan di SMP Negeri 215 Jakarta adalah terintegrasi
dengan mata pelajaran Seni Budaya, Pendidikan Olahraga Jasmani dan Kesehatan dan
Prakarya.
Contohnya Sebagai berikut :
1. Seni Budaya, melalui pelajaran ini dapat dikembangkan nilai-nilai seni budaya
lokal Betawi diantaranya tari topeng,ondel-ondel, lenong,gambang kromong.
2. Pendidikan Olah raga Jasmani dan Kesehatan, dapat dikembangkan olahraga lokal
seperti Pencak silat dan Engrang
3. Prakarya, melalui pelajaran ini dapat dikembangkan nilai lokal seperti ketrampilan
yang berkaitan dengan busana dan kuliner Betawi/Jakarta
Tujuan :
Memberikan pengetahuan tentang budaya lokalnya dan mengembangkannya sebagai
bekal hidup. Sehingga timbul rasa memiliki,mencintai dan melestarikan budayanya.

26
G. Muatan Kurikulum KTSP

Muatan kurikulum SMP Negeri 215 Jakarta untuk kelas 8 dan 9 masih menggunakan kurikulum
2006, meliputi sejumlah mata pelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama
tiga tahun mulai kelas VII, VIII dan kelas IX. Materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan
diri merupakan bagian dari muatan kurikulum. Adapun muatan kurikulum tersebut adalah:

1. Mata Pelajaran

Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan
dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan
tertentu.

Sesuai dengan ketentuan standar isi, maka SMP Negeri 215 Jakarta dalam
pembelajaran melaksanakan secara konsisten mata pelajaran sesuai dengan standar
isi untuk yang muatan nasional dan SI serta SKL Mulok mengacu pada Keputusan
Kepala Dinas DKI Jakarta Nomor 162/2008, yang meliputi :

a. Mata Pelajaran Pendidikan Agama

1) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam yang diperuntukkan bagi peserta didik yang


menganut agama Islam dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan
membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup
etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama.

Pendidikan Agama Islam di SMP bertujuan untuk:

a) Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan


pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,
serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya
kepada Allah SWT;

b) mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia


yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif,
jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara
personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam
komunitas sekolah.

27
2) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen

Pendidikan Agama Kristen yang diperuntukkan bagi peserta didik yang


menganut agama Kristen dimaksudkan untuk peningkatan potensi spritual
dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti yang luhur, dan moral sebagai perwujudan dari
pendidikan agama.

Mata pelajaran PAK di SMP bertujuan:

Memperkenalkan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus dan karya-karyanya agar
peserta didik bertumbuh iman percayanya dan meneladani Allah Tritunggal
dalam hidupnya

Menanamkan pemahaman tentang Allah dan karya-Nya kepada peserta didik,


sehingga mampu memahami dan menghayatinya
(a) Menghasilkan manusia Indonesia yang mampu menghayati imannya
secara bertanggungjawab serta berakhlak mulia di tengah masyarakat
yang pluralistik.

b. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan


Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945.

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik


memiliki kemampuan sebagai berikut.

1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi issu


kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.

28
c. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan
benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap
hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulis
2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara
3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan
4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial
5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa

6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya


dan intelektual manusia Indonesia.

d. Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :

1) Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis


untuk mencapai tingkat literasi functional

2) Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk


meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global

3) Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara


bahasa dengan budaya.

4) Pembelajaran bahasa Inggris di SMP ditargetkan agar peserta didik dapat


mencapai tingkat functional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari.

e. Mata Pelajaran Matematika

29
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai
dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir
logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada
keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan


sebagai berikut.

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan


mengaplikasikan konsep atau logoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi


matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,


merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain


untuk memperjelas keadaan atau masalah

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu


memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

f. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry)


untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek yang sangat penting bagi

peserta didik yang merupakan bagian dari pembekalan kecakapan hidup. Oleh
karena itu pembelajaran IPA di SMP menekankan pada pemberian

pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan


keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Mata pelajaran IPA di SMP bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut.

30
1) Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya

2) Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep


dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap


adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat

4) Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,


bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga,


dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya


sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7) Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar


untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.

g. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial


Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam
proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di
masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan
memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang
berkaitan.

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut.

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan


lingkungannya

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan


kemanusiaan

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam


masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

h. Mata Pelajaran Seni Budaya

31
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan memiliki peranan dalam pembentukan pribadi
peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak
dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal,
interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis serta
kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan
kecerdasan emosional.

Mata pelajaran Seni Budaya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut.

1) Memahami konsep dan pentingnya seni budaya

2) Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya

3) Menampilkan kreativitas melalui seni budaya

4) Menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat lokal,


regional, maupun global.

i. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong


pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik,

pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-


spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan


pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas
jasmani dan olahraga yang terpilih

2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.

3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar

4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang
terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan

5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya


diri dan demokratis

6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain


dan lingkungan

7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai

32
informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan
kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif

j. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

Mata pelajaran ini perlu diperkenalkan, dipraktikkan dan dikuasai peserta didik sedini
mungkin agar mereka memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan global
yang ditandai dengan perubahan yang sangat cepat. Untuk menghadapi perubahan
tersebut diperlukan kemampuan dan kemauan

belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas. Hasil-hasil teknologi informasi dan
komunikasi banyak membantu manusia untuk dapat belajar secara cepat. Dengan
demikian selain sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, teknologi informasi dan
komunikasi dapat dimanfaatkan untuk merevitalisasi proses belajar yang pada akhirnya
dapat mengadaptasikan peserta didik dengan lingkungan dan dunia kerja.

Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.

1) Memahami teknologi informasi dan komunikasi

2) Mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan


komunikasi

3) Mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan


teknologi informasi dan komunikasi

4) Menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi dan komunikasi.

1. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang


disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak
sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh
sekolah, tidak terbatas pada mata pelajaran seni-budaya dan keterampilan, tetapi juga mata
pelajaran lainnya. Di SMP Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga sekolah harus
mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal
yang diselenggarakan. Sekolah dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal
setiap semester, atau dua mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun.

Muatan lokal yang menjadi ciri khas daerah (Provinsi DKI Jakarta) dan diterapkan di SMP
Negeri 215 Jakarta Jakarta adalah:

No. Mata Pelajaran Kelas VIII Kelas IX

33
Muatan Lokal (per minggu) (per minggu)

1 Muatan Lokal Wajib :

PLKJ 1 jam 1 jam

2 Muatan Lokal Pilihan :

a) Ketr.Tata Busana 1 jam 1 jam

2,1 Pendidikan Lingkungan Kehidupan Jakarta (PLKJ) adalah salah satu bagian dari muatan lokal
yang mengacu pada keadaan kebutuhan lingkungan serta merupakan kajian lanjutan dari
pelajaran PLKJ di Sekolah Dasar (SD). PLKJ mengacu pada kebiasaan hidup sehat dan teratur,
baik secara individu maupun kelompok dalam menciptakan kondisi, sesuai dengan keadaan
dan kebutuhan lingkungan wilayah DKI Jakarta.

Penyampaian pelajaran PLKJ ini bertujuan membantu peserta didik dalam membentuk
kebiasaan hidup sehat dan teratur melalui pengertian, pemahaman, dan pembiasaan sehingga
peserta didik dapat :

a. menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan secara baik

b. mengembangkan kebiasaan hidup sesuai dengan norma-norma yang berlaku

c. memahami pentingnya keakraban dengan IPTEK dan lingkungan

d. menumbuhkan sikap positip terhadap peraturan yang berlaku.

Mata pelajaran ini disajikan dengan alokasi waktu 1 jam pelajaran atau 1 X 40 menit per
minggu dan diajarkan kepada peserta didik kelas VIII dan IX

2.2. Keterampilan Tata Busana adalah jenis pendidikan keterampilan yang mempelajari tentang :

Pendidikan keterampilan yang bahan kajiannya meliputi bahan pelajaran dasar-dasar


menjahit dengan memperhatikan estetika dan etika berbusana.

Fungsi pelajaran ini memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar tentang menjahit,
menghias kain, pemeliharaan pakaian, lenan rumah tangga, dan piranti menjahit.

Tujuan pelajaran ini memberi bekal kepada peserta didik pengetahuan dan keterampilan dasar
estetika, beretika busana, pembuatan pakaian, pemeliharaan pakaian, lenan rumah tangga, dan
piranti menjahit agar mampu mengembangkan diri di bidang busana dan lenan rumah rumah
tangga.

34
Ruang lingkup tata busana adalah :
a. disain menghias kain dan disain pakaian
b. pengenalan, pemakaian dan perawatan mesin jahit
c. pembuatan benda-benda sederhana
d. etika berbusana
e. pengenalan bahan pakaian
f. pengenalan pola jadi
g. pembuatan serta perawatan macam-macam pakaian dan lenan rumah tangga
h. pameran hasil pekerjaan / karya peserta didik
Mata pelajaran ini disajikan dengan alokasi waktu 1 jam pelajaran (1 X 40 menit), dan
diajarkan kepada peserta didik kelas VIII dan kelas IX

H. Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan bakat, dan minat. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan dalam bentuk
bimbingan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler.
1) Jenis-jenis Pengembangan Diri
Pengembangan diri terdiri atas 2 (dua) bentuk kegiatan yaitu ter[rogram dan tidak
terprogram
a. Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan perencanaan
khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara
individual, kelompok, dan atau klasikal melalui penyelenggaraan kegiatan sebagai
berikut ini.
Kelompok C Pengembangan Diri
1 Bimbingan Konseling 1 Jam Pelajaran
2 Kegiatan Ekstrakurukuler
a. Pendidikan Kepramukaan 120 Menit
b. Pramuka 120 Menit
c. Bola Basket 120 Menit
d. Futsal 120 Menit
e. Karate 120 Menit
f. Pencak Silat 120 Menit
g. PMR (Palang Merah Remaja) 120 Menit
h. Paskibra 120 Menit
i. Marching Band 120 Menit
j. KIR (Karya Ilmiah Remaja) 120 Menit

35
k. Rohis ( Rohani Islam ) 120 Menit
l. Rokris ( Rohani Kristen ) 120 Menit
m. English Club 120 Menit
n. Ansamble 120 Menit
o. Seni Tari 120 Menit
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 1800Menit/30 Jam

b. Kegiatan Pengembangan diri secara tidak terprogram dapat dilaksanakan sebagai


berikut.
KEGIATAN CONTOH
Rutin, yaitu kegiatan  Kebersihan lingkungan diadakan piket kelas senin-Jumat
yang dilakukan setelah jam belajar berakhir,dan Setiap Juma’t minggu
terjadwal keempat dilakukan kerja bakti bersama semua warga
sekolah
 Ibadah / Sholat Dzuhur /Sholat duha dan Jum’at
berjamaah
 Tadarus Alqur’an dan berdoa sebelum dan sesudah
pembelajaran di kelas dan membaca Surat Yasin tiap
Jum’at
 Upacara bendera setiap Senin
 Kebaktian dan do’a pagi bagi yang non muslim
 Kunjungan wajib perpustakaan
 Senam Bersama pada Jum’at minggu ke ketiga
Spontan adalah  Memberi dan menjawab salam
kegiatan tidak  Meminta maaf
terjadwal dalam  Berterima kasih
kejadian khusus  Mengunjungi kerabat yang sakit
 Membuang sampah pada tempatnya
 Mengumumkan barang temuan
 Melerai pertengkaran
 Mengumpulkan infaq untuk masjid
Keteladanan adalah  Perilaku guru selalu positif
kegiatan dalam  Mengambil sampah yang berserakan
bentuk perilaku  Cara berbicara yang sopan
sehari-hari  Mengucapkan terima kasih
 Meminta maaf

36
 Menghargai pendapat orang lain
 Memberikan kesempatan kepada orang tua
 Penugasan peserta didik secara bergilir
 Menaati tata tertib (disiplin, taat waktu, taat pada
peraturan)
 Memberi salam ketika bertemu
 Berpakaian rapid an bersih
 Menepati janji
 Memberikan penghargaan kepada orang yang berprestasi
 Berperilaku santun
 Pengendalian diri yang baik
 Memuji pada orang yang jujur
 Mengakui kebenaran orang lain
 Mengakui kesalahan diri sendiri
 Berani mengambil keputusan
 Berani berkata benar
 Melindungi kaum yang lemah
 Membantu kaum yang fakir
 Sabar mendengarkan orang lain
 Mengunjungi teman yang sakit
 Menunjukkan budaya gemar membaca
 Mengembalikan barang yang bukan miliknya
 Antri
 Mendamaikan
 Semangat tinggi dalam bekerja

Jenis, nilai-nilai yang ditanamkan dan Strategi yang digunakan pada Pengembangan Diri di
SMP Negeri 215 Jakarta adalah sebagai berikut ini.
Jenis Pengembangan Diri Nilai-Nilai yang ditanamkan Strategi
A. Bimbingan Konseling Kemandirian, Percaya Diri,  Pembentukan karakter
(BK) Kerjasama, Demokratis, atau kepribadian
Peduli Sosial, Komunikatif,  Pemberian motivasi
Jujur  Bimbingan karier
B. Kegiatan Demokratis, Disiplin,  Latihan terprogram
Ekstrakurikuler : Kerjasama, Rasa (kepemimpinan

37
1. Kepramukaan Kebangsaan, Toleransi, berorganiasi)
Peduli sosial dan lingkungan,
cinta damai, kerja keras
2. PMR Peduli sosial, Toleransi  Latihan terprogram
Disiplin Komunikatif
3. KIR, English Club Komunikatif, rasa ingin tahu,  Pembinaan Rutin
Indonesia,Mading kerja keras, senang  Mengikuti perlombaan
Sekolah membaca, menghargai  Pameran atau Pekan
prestasi, jujur Ilmiah
 Publikasi Ilmiah secara
Internal
4. Olah raga Sportifitas, Menghargai  Melalui latihan rutin
Prestasi, Kerja Keras, Cinta ( anatara lain : bola
Damai, Disiplin Jujur Volly, basket, tenis
meja, badminton,
pencak silat, outbond)
 Perlombaan Olahraga
5. Kerohanian Religius, rasa kebangsaan,  Beribadah Rutin
cinta tanah air  Peringatan hari besar
agama
 Kegiatan keagamaan
6. Seni budaya / Sanggar Disiplin, Jujur, Peduli  Latihan Rutin
Seni Budaya, Peduli Sosial, Cinta  Mengikuti Vokal Group
Tanah Air, Semangat  Berkompetisi Internal
Kebangsaan dan Eksternal
 Pagelaran Seni
7. Kepemimpinan Tanggungjawab, Keberanian,  Kegiatan OSIS
(Kepramukaan, Tekun, Sportivitas, Disiplin,  Kepramukaan
Paskibra) Mandiri, Demokratis, Cinta  Kegiatan Kerohanian
Damai, Cinta Tanah
Air,  Kegiatan KIR
Peduli Lingkungan, Peduli  Kegiatan PMR
Sosial, Keteladanan, Sabar,
Toleransi, Kerja Keras,
Pantang Menyerah,
Kerjasama

38
c. Mekanisme Pelaksanaan Pengembangan Diri
1) Pengembangan diri dilaksanakan diluar jam pembelajaran dan dibina oleh pendidik dari
dalam maupun dari luar SMP Negeri 215 Jakarta yang mempunyai kualifikasi yang baik
berdasarkan surat keputusan kepala sekolah.
2) Jadwal kegiatan
NO JENIS KEGIATAN HARI PUKUL PEMBINA
1. Darmanto, S.Pd.
1 Pendidikan Kepramukaan Rabu 14.00-15.00
2. Dyah K, S.Pd.
2 Karate Kamis 14.00-17.00 Drs. Alisandre
3 Pencak Silat Kamis 14.00-17.00 Triyanta, S.Pd
4 Futsal Senin 14.00-17.00 M.Nurhasyim, S.Pd.
5 Ansamble Senin 13.00-15.00 Muzaenah, S.Pd
6 Seni Tari Kamis 13.00-15.00 Harsiza, S.Pd
Rohis ( Putra ) Jum’at 13.30-15.30 Samsu S.PdI.
7
Rohis ( Putri ) 11.30-13.30 Rosiah S.Pd.
8 Rokris Jum’at 13.00-15.00 Supartini, S.Pd.
9 Marching Band Selasa 13.00-15.00 Atih, S.Pd
10 PMR Jum’at 13.00-15.00 Hj. Enung Y, S.Pd
11 KIR Kamis 13.00-15.00 Yuni T, S.Pd
12 English Club Senin 13.00-15.00 Nida Nuraisah, M.Pd
13 Basket Senin 14.00-17.00 Purhayanto, S.Pd

d. Penilaian
Kegiatan pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala kepada Kepala Sekolah
dan Orang tua dalam bentuk kuantitatif dan kualitatif

I. Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter


Pada prinsipnya, pengembangan pendidikan karakter bangsa tidak dimasukkan sebagai
pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya
sekolah. Guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam
pendidikan karakter bangsa ke dalam Kurikulum 2013, silabus dan RPP yang sudah ada.
Adapun nilai-nilai pendidikan karakter yang akan diintegrasikan dalam mata Pelajaran akan
mengacu atau berpedoman pada Panduan Pendidikan yang dikeluarkan Direktorat PSMP,
yakni pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa serta kewirausahaan melalui
integrasi mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah.
MATA PELAJARAN NILAI POKOK DAN NILAI UTAMA

39
1. Pendidikan Agama Religious, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, santun, ,
dan Budi Pekerti bertanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri,
menghargai keberagaman, patuh pada aturan social, bergaya
hidup sehat, sadar akan hak dan kewajiban, kerja keras.
2. PPKN Religious, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis,
nasionalisme, patuh pada aturan social, menghargai
keberagaman, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
3. Bahasa Indonesia Religious, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, berfikir
logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri, bertanggung jawab,
ingin tahu, santun, nasionalis
4. Matematika Religious, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, berfikir
logis, kritis, kerja keras, ingin tahu, mandiri, percaya diri
5. IPS Religious, jujur, cerdas, tangguh, demokratis, nasionalis,
menghargai keberagaman, berfikir logis, kritis, kreatif dan
inovatif, peduli social dan lingkungan, berjiwa wirausaha, kerja
keras dan santun
6. IPA Religious, jujur, cerdas, tangguh, demokratis, ingin tahu, berfikir
logis, kritis, kreatif dan inovatif, jujur, bergaya hidup sehat,
menghargai keberagaman, disiplin, mandiri, bertanggung jawab,
cinta ilmu
7. Bahasa Inggris Religious, jujur, cerdas, tangguh, demokratis, menghargai
keberagaman, santun, percaya diri, mandiri, bekerjasama, patuh
pada aturan sosial
Muatan local Religious, jujur, cerdas, tangguh, demokratis, menghargai
8. Seni Budaya keberagaman, nasionalis dan menghargai karya orang lain, ingin
tahu, disiplin
9. Penjasorkes Religious, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, bergaya
hidup sehat, kerja keras, disiplin, percaya diri, mandiri,
menghargai karya dan prestasi orang lain
10. TIK / Ketrampilan Religious, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, berfikir
logis, kritis, kreatif dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab, dan
menghargai karya orang lain
11. Muatan Lokal Religious, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, menghargai
Lainnya keberagaman, menghargai karya orang lain, nasionalis

Pengembangan Nilai Kewirusahaan dalam setiap mata pelajaran meliputi :

40
1. Mandiri 7. Jujur 13. Komitmen
2. Kreatif 8. Disiplin 14. Realistis
3. Berani mengambil risiko 9. Inovatif 15. Rasa ingin tahu
4. Berorientasi pada 10. Tanggung Jawab 16. Komunikatif
tindakan 11. Kerjasama 17. Motivasi kuat untuk
5. Kepemimpinan 12. Pantang menyerah sukses
6. Kerja keras

Indicator nilai-nilai karakter bangsa ada dua jenis yaitu (1) Indikator sekolah dan kelas, dan
(2) indicator untuk mata pelajaran. Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang
digunakan oleh Kepala Sekolah, Guru, dan Personalia Sekolah dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya
dan karakter bangsa. Indicator ini berkenaan juga dengan kegiatan sekolah yang
diprogramkan dan kegiatan sekolah sehari-hari (rutin). Indicator mata pelajaran
menggambarkan perilaku afektif seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran
tertentu. Perilaku yang dikembangkan dalam indicator pendidikan budaya dan karakter
bangsa bersifat progresif, artinya, perilaku tersebut berkembang semakin komplek antara
satu jenjang kelas dengan jenjang kelas di atasnya, bahkan dalam jenjang kelas yang sama.
Guru memiliki kebebasan dalam menentukan berapa lama suatu perilaku harus
dikembangkan sebelum ditingkatkan ke perilaku yang lebih kompleks.

Adapun untuk mengetahui bahwa suatu sekolah itu telah melaksanakan pembelajaran yang
mengembangkan budaya dan karakter bangsa, maka ditetapkan indicator sekolah dan kelas
antara lain seperti berikut ini.

Indikator Sekolah dan Kelas


1. Religius 10. Semangat Kebangsaan
2. Jujur 11. Cinta Tanah Air
3. Toleransi 12. Menghargai Prestasi
4. Disiplin 13. Bersahabat / Komunikatif
5. Kerja keras 14. Cinta Damai
6. Kreatif 15. Gemar Membaca
7. Mandiri 16. Peduli Lingkungan
8. Demokratis 17. Peduli Sosial
9. Rasa ingin tahu 18. Tanggung Jawab
Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan pendekatan proses
belajar aktif dan berpusat pada anak. Dilakukan melalui berbagai kegiatan di kelas, sekolah

41
dan masyarakat. Di kelas dikembangkan melalui kegiatan belajar yang biasa dilakukan guru
dengan cara integrasi. Di sekolah dikembangkan dengan upaya pengkondisian atau
perencanaan sejak awal tahun pelajaran dan dimasukkan ke Kalender Akademik dan yang
dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari budaya sekolah sehingga peserta didik memiliki
kesempatan untuk memunculkan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa. Di masyarakat dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler dengan
melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang menumbuhkan rasa cinta tanah air dan
melakukan pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian dan kesetiakawanan
social.

Adapun penilaian dilakukan secara terus menerus oleh guru dengan mengacu pada indicator
pencapaian nilai-nilai budaya dan karakter, melalui pengamatan guru ketika seorang peserta
didik melakukan suatu tindakan di sekolah, mosel anecdotal record (catatan yang dibuat
guru ketika melihat adanya perilaku yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan),
maupun memberikan tugas yang berisikan suatu persoalan atau kejadian yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan nilai yang dimlikinya.
Dari hasil pengamatan, catatan anecdotal, tugas, laporan, dan sebagainya guru dapat
memberikan kesimpulannya / pertimbangannya yang dinyatakan dalam pernyataan
kualitatif sebagai berikut ini.
BT : Belum Terlihat ( apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indicator )
MT : Mulai Terlihat ( apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indicator tetapi belum
konsisten )
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indicator dan mulai konsisten )
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku
yang dinyatakan dalam indicator dan secara konsisten )
Setiap tahun diharapkan ada peningkatan dari BT hingga ke MK, wilayah yang di amati juga
diharapkan semakin melebar ke semua sektor.

Kegiatan nyata yang dilakukan di SMP Negeri 215 Jakarta adalah sebagai berikut :
NO NILAI KEGIATAN YANG DILAKUKAN

42
1 Bersih dan Nyaman  Membentuk piket harian
 Melakukan pagi bersih setiap hari oleh seluruh
warga sekolah mulai 06.30 s.d 06.50
 Pembuatan taman kelas
 Penanaman pohon-pohon besar maupun pohon
produktif

2 Disiplin  Menerapkan absen pagi dan siang untuk tenaga


pendidik dan kependidikan
 Menggalakan piket pintu gerbang
 Membuat aturan yang dimusyawarahkan
seluruh warga sekolah tentang kehadiran di
sekolah pukul 06.30 tepat
3 Sopan  Membiasakan salam setiap bertemu dengan
warga sekolah
 Membudayakan pakaian yang rapi
 Membiasakan menyapa kepada setiap orang
yang berada di sekolah
4 Religius  Membaca Al – Qur’an dan ber do’a setiap hari
sebelum pembelajaran
 Sholat Dhuha berjamaah setiap hari Jum’at pagi
 Sholat Dzuhur berjamah setiap hari
 Merayakan peringatan hari besar
 Mengadakan pesantren romadhon

J. Gerakan Literasi Sekolah


 Prinsip-prinsip gerakan literasi sekolah

1. Sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik berdasarkan karakteristiknya


2. Dilaksanakan secara berimbang; menggunakan berbagai ragam teks dan
memperhatikan kebutuhan peserta didik
3. Berlangsung secara terintegrasi dan holistik di semua area kurikulum
4. Kegiatan literasi dilakukan secara berkelanjutan
5. Melibatkan kecakapan berkomunikasi lisan
6. Mempertimbangkan keberagaman

 Tahapan pelaksanaan gerakan literasi sekolah :


1. Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca (Permendikbud No. 23
Tahun 2015)

43
2. Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan
3. Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran: menggunakan buku
pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran

 Jadwal Pelaksanaan Literasi di SMPN 215


1. Kegiatan Literasi dilaksanakan setiap hari (Senin – Jumat) dengan durasi 15 menit.
2. Siswa memiliki buku referensi untuk dibaca
3. Siswa memberikan hasil baca dalam bentuk laporan sesuai dengan format yang sudah
ditentukan

K. Pengaturan Beban Belajar


Beban belajar ditentukan mengacu pada ketentuan standar pengelolaan pendidikan yang
berlaku di satuan pendidikan.

Pengaturan beban belajar di SMP Negeri 215 Jakarta dengan sistem paket yang didasarkan
pada struktur dan muatan kurikulum dengan alokasi waktu sebagai berikut ini.
 Beban belajar untuk peserta didik kelas 7 adalah 38 jam pelajaran per minggu,
sedangkan untuk kelas VII dan IX adalah 34 jam pelajaran per minggu.
 Alokasi waktu 40 menit untuk setiap mata pelajaran

Kelas Jam Tatap Jml Jam / Minggu Efektif Waktu Pembelajaran /


muka (menit) Minggu per tahun jam per tahun
VII 40 38 37 1406 Jam
VIII 40 34 38 1444 Jam
IX 40 34 34 1156 Jam

Selain tatap muka, beban belajar yang harus diikuti peserta didik adalah penugasan
terstruktur (TT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT) yang waktunya
maksimal lima puluh persen (50%) dari jumlah jam tatap muka. Penugasan terstruktur
di SMP 215 Jakarta diberikan alokasi waktu setelah siswa melakukan soal jamah dzuhur.
Contoh TT diantaranya pembelajaran remidi dan pengayan, sedangkan contoh KMTT
adalah pekerjaan rumah yang sifatnya mendalami KD dengan metode investigasi dan
penemuan. Penugasan mandiri tidak terstruktur terdiri dari tugas-tugas individu atau
kelompok yang disesuaikan dengan potensi, minat, dan bakat peserta didik.

L. Ketuntasan Belajar

44
Dalam penetapan ketuntasan belajar, sekolah menetapkan kriteria ketuntasan minimal
dengan mempertimbangkan tingkat kompleksitas, daya dukung, dan tingkat kemampuan
awal peserta didik (intake) dalam penyelenggaraan pembelajaran
Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan menetapkan Ketuntasan Belajar Minimal (KBM)
untuk mencapai ketuntasan ideal.
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik dan hasil analisi yang berbeda. Oleh karena itu,
maka ditetapkan KBM sebagai berikut ini.

KBM SMP Negeri 215 Jakarta Tahun Pelajaran 2017-2018 adalah;


No Mata Pelajaran Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
Angka Huruf Angka Huruf Angka Huruf
1. Pendidikan Agama -- - 75 Tujuh puluh 75 Tujuh puluh
lima lima
2. Pendidikan Agama dan 75 Tujuh puluh - - - -

Budi Pekerti lima

3. Pendidikan - - 75 Tujuh puluh 75 Tujuh puluh

Kewarganegaraan lima lima

4. Pendidikan PancaSila 75 Tujuh puluh - - - -

dan Kewarganegaraan lima

5. Bahasa Indonesia 75 Tujuh puluh 75 Tujuh puluh 76 Tujuh puluh


lima lima enam
6. Matematika 75 Tujuh puluh 75 Tujuh puluh 75 Tujuh puluh
lima lima dua
7. Ilmu Pengetahuan 75 Tujuh puluh 75 Tujuh puluh 75 Tuju puluh

Alam lima lima empat

8. Ilmu Pengetahuan 75 Tujuh puluh 75 Tujuh puluh 75 Tujuh puluh

Sosial lima lima dua

9. Bahasa Inggris 75 Tujuh puluh 75 Tujuh puluh 74 Tujuh puluh


lima lima empat
10. Seni Budaya 75 Tujuh puluh 76 Tujuh puluh 76 Tujuh puluh
lima enam enam
11 Penjasorkes 75 Tujuh puluh 76 Tujuh puluh 76 Tujuh puluh
elima enam enam
12. Prakarya 75 Tujuh puluh - - - -
lima
13. Teknologi Informasi - - 76 Tujuh puluh 76 Tujuh puluh

Komunikasi (TIK) enam enam

14. Muatan Lokal

a. PLKJ - - 76 Tujuh puluh 76 Tujuh puluh

45
enam enam
b. Tata Busana - - 76 Tujuh puluh 76 Tujuh puluh
enam enam

Kegiatan Ekstrakurukuler

SMP Negeri 215 Jakarta berusaha menggunakan prinsip mastery learning (ketuntasan
belajar) walaupun sistem paket. Artinya setiap peserta didik harus mengikuti kegiatan
kenaikan kelas bersana-sama, sedangkan untuk yang belum tuntas KBM harus mengikuti
pembelajaran remidi, dan peserta didik yang sudah mencapai KBM mengikuti kegiatan
pengayaan.

1. Program Remedial (perbaikan)


a. Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KBM dalam setiap
kompetensi dasar dan / atau indicator
b. Kegiatan remedial dilaksanakan di luar jam pembelajaran
c. Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian
d. Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun nontes
e. Kesempatan mengikuti kegiatan remedial dibatasi maksimal 2 kali
f. Nilai remedial maksimum sama dengan nilai KBM

2. Program Pengayaan
a. Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KBM dalam setiap
kompetensi dasar
b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di luar jam pembelajaran
c. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun non tes
d. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan

M. Penilaian Hasil Belajar


Kurikulum SMP Negeri 215 Jakarta pada tahun pelajaran 2017-2018 mengatur penilaian
hasil belajar sesuai dengan standar penilaian yang berlaku yaitu sebagai berikut:

Penilaian Pencapaian Kompetensi sikap (Spiritual dan Sosial); menggunakan berbagai


teknik dan bentuk penilaian yang bervariasi dan berkelanjutan (melalui observasi, penialian
diri, penilaian antar teman,dan jurnal) agar menghasilkan penilaian otentik secara utuh dan
akurat.
Nilai sikap diperoleh melalui proses pengolahan nilai sikap. Beberapa hal yang diperhatikan
dalam pengolahan nilai sikap adalah:1) dilakukan pada akhir periode tertentu, yakni setelah

46
selesai satu siklus penilaian sikap, pada akhir bab, atau pada akhir bulan;2) bersumber pada
nilai-nilai yang diperoleh melalui berbagai teknik dan bentuk instrumen penilaian; 3)
mengutamakan teknik penilaian observasi dalam penilaian sikap;4) untuk menentukan
predikat nilai capaian menggunakan dasar sebagaimana ditunjukkan tabel di bawah ini.
Berikut ini tabel konversi penilaian kompetensi sikap:
No SKALA 0 – 100 PREDIKAT
1. 92 -100 A ( Sangat Baik )
2. 83 – 91 B ( Baik )
3. 75 – 82 C ( Cukup )

Penilaian Pencapaian Kompetensi Pengetahuan; Penilaian pencapaiankompetensi


pengetahuan peserta didik merupakan penilaian potensiintelektual yang terdiri dari
tingkatan mengetahui, memahami,menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan melalui tes tulis, teslisan, dan
penugasan.

Penilaian Pencapaian Kompetensi Keterampilan; Penilaianpencapaian kompetensi


keterampilan merupakan penilaian yangdilakukan terhadap peserta didik untuk menilai
sejauh mana pencapaian SKL, KI, dan KD khusus dalam dimensi keterampilan. SKL
keterampilan untuk satuan pendidikan tingkat SMP adalah lulusan memiliki kualifikasi
kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain sejenis (Permendikbud 54 tahun
2013 tentang SKL). SKL ini merupakan tagihan kompetensi minimal setelah peserta didik
menempuh pendidikan selama 3 tahun atau lebih dan dinyatakan lulus. Kompetensi Inti
(KI) merupakan gambaran mengenai kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk
suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi Dasar (KD) merupakan
kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu.
Pencapaian KI dan KD keterampilan mencakup keterampilan pikir dan tindak dalam ranah
abstrak dan konkret. Berikut ini tabel konversi penilaian pencapaian kompetensi
pengetahuan

Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan

47
N. Kriteria Kenaikan Kelas, dan Kelulusan

a) Kriteria kenaikan Kelas

1. Kenaikan kelas dilaksanakan satuan pendidikan pada setiap akhir tahun


Pelajaran.
2. Peserta didik dinyatakan naik,apabila mempunyai nilai sikap dan
kepribadian minimal baik.
3. Peserta didik dinyatakan harus mengulang di kelas yang sama apabila:
a. Peserta didik tidak menuntaskan lebih dari 3 mata pelajaran (K3)
sampai pada batas akhir tahun pelajaran.
b. Kehadiran kurang dari 90 % ( Alpa lebih dari 10 %)
4. Ketika mengulang di kelas yang sama, nilai peserta didik untuk semua
indikator, kompetensi dasar dan standar kompetensi yang ketuntasan
Skala 0 - 100 Predikat ( Penegetahuan dan keterampilan)

92 - 100 A
83 - 91 B
75 - 82 C

belajar minimumnya sudah dicapai, minimal sama dengan yang dicapai


pada tahun sebelumnya.

b) Kriteria Kelulusan Kelulusan


Peserta didik dinyatakan lulus dari SMP Negeri 215 Jakarta apabila telah:

1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran dari kelas VII sampai kelas 9


2) memperoleh nilai minimal Baik pada penilaian akhir

3) Lulus ujian sekolah dengan ketentuan sebagai berikut:


a. nilai kelulusan setiap mata pelajaran serendah-rendahnya 55 yang
diperoleh dari hasil ujian sekolah tulis dan / atau praktik dan rata-rata
nilai seluruh mata pelajaran minimal 60.
b. nilai ujian sekolah diperoleh dari 50 % nilai praktik dan 50 % nilai ujian
tulis.

4) hal-hal yang belum tertulis pada kriteria tersebut akan diputuskan


kemudian sesuai dengan hasil musyawarah dewan guru dalam pleno

BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

48
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, efektif fakultatif, dan hari libur. Berikut adalah
kalender tersebut secara rinci.

A. Jumlah Minggu Efektif Tahun Pelajaran 2017-2018


Semester I
NO BULAN Jumlah Pekan Pekan tidak efektif

1 JULI 2017 4 1(Libur Semester)

2 AGUSTUS 2017 5

3 SEPTEMBER 2017 4 1(MID SemesterI)

4 OKTOBER 2017 4

5 NOVEMBER 2017 5

6 DESEMBER 2017 4 3(UAS dan Libur SemesterI)

JUMLAH 26 5

Minggu efektif 26-5 = 21

Semester II Kelas VII dan VIII


NO BULAN Jumlah Pekan Pekan tdk efektif

1 JANUARI 2017 4 1 (Libur Semester 1)

2 FEBRUARI 2017 4

3 MARET 2017 4 1 (MID Semester)

4 APRIL 2017 4

5 MEI 2017 4 2 (UN dan libur awal ramadhan)

6 JUNI 2017 4 4 ( UAS dan Libur Idul fitri)

JUMLAH 24 8

Minggu efektif 24-8 = 16

Semester II Kelas IX
NO BULAN Jumlah Pekan Pekan tdk efektif
1 JANUARI 2017 4 1 ( Libur Semester )

49
2 FEBRUARI 2017 4
3 MARET 2017 4 1 (UAS Semester 2)
4 APRIL 2017 4 2 (UP dan US)
5 MEI 2017 1 1 (UNBK)
JUMLAH 17 5
Minggu efektif 17-5 = 12

KALENDER KEGIATAN SMP NEGERI 215 JAKARTA TAHUN


PELAJARAN 2017-2018
NO TANGGAL KEGIATAN KET

1. 06-07 Juli 2017 Rapat Kerja Guru dan Pegawai

2. 10 Juli 2017 Hari pertama masus sekolah th.pelajaran


2017-2018

3. 10-12 Juli 2017 MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik


Baru Kelas 7)

4. 14-18 Agustus 2017 Pekan UH 1

5. 17 Agustus 2017 HUT RI

6. 18 Agustus 2017 Rapat Dewan Guru

7. 1 September 2017 Hari Raya Idul Adha

8. 25-29 September 2017 Ulangan Tengah Semester I

9 6 Oktober 2017 Pembagian nilai Mid Semester I

11. 6-10 Nopember 2017 Pekan U H 3

12. 25 Nopember 2017 Hari Guru Nasional

13. 11-15 Desember 2017 Ulangan Akhir Semester I

14. 20 Desember 2017 Rapat Dinas Laporan Penilaian Semester


I

15. 22 Desember 2017 Pembagian Rapor Semester I

16. 23 Des 2017 – 6 Jan 2018 Libur Semester I

17. 8 Januari 2018 Hari Pertama masuk sekolah Semester II

18. 5-9 Februari 2018 Pekan Ulangan Harian I

19. 19 – 22 Februari 2018 Perkiraan Try Out 1 kelas 9

50
20. 12-16 Maret 2018 Ulangan Tengah Semester II/ UAS kelas 9

21 26 – 29 Maret 2018 Perkiraan Try Out 2 kelas 9

22. 2-6 April 2018 Ujian Praktik Kelas 9

23. 16 – 20 April 2018 Perkiraan Ujian Sekolah Kelas 9

24. 30 April – 7 Mei 2018 Perkiraan UNBK

25. 16 – 18 Mei Libur Awal Ramadhan

26. 4-8 Juni 2018 Ulangan Kenaikan Kelas 7 dan 8

27. 8 Juni 2018 Perkiraan Pelepasan Siswa Kelas 9

28. 8 Juni 2018 Perkiraan Rapat Kelulusan

29. 9 Juni 2018 Perkiraan Pengumuman Kelulusan

30. 11-22 Juni 2018 Libur Idul Fitri

31. 26 Juni 2018 Rapat Kenaikan Kelas 7 dan 8

32. 29 Juni 2018 Pembagian Rapor kelas 7 dan 8

33. 2-13 Juli 2018 Libur Semester II

34. 2-3 Juli 2018 Rapat Kerja Guru Th 2018-2019

35. 16 Juli 2018 Hari Pertama Masuk Sekolah

Kalender Pendidikan Provinsi DKI Jakarta

51
BAB. V
PENUTUP

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 215 Jakarta berisi tentang profil
sekolah, visi, misi, dan tujuan sekolah berdasarkan tujuan pendidikan dasar, struktur dan
muatan kurikulum, dan kalender pendidikan yang merupakan penjabaran dari peraturan
menteri pendidikan nasional nomor 22, 23, dan 24 tahun 2006 tentang standar isi, standar
kelulusan, dan pelaksanaan kurikulum. Selain itu kurikulum ini disusun berdasarkan
permendikbud nomor 54,65, 66, dan 68 tahun 2013. Implementasi kurikulum di SMP Negeri
215yang terkait dengan penilaian dan proses pembelajaran, mengacu kepada peraturan
menteri pendidikan nasional tentang standar penilaian dan standar proses. Sedangkan
pengelolaan dan pelaksanaannya juga memperhatikan peraturan pemerintah nomor 19
tahun 2005 dan peraturan pemerintah nomor 32 tahun 2013 tentang standar nasional
pendidikan.
Kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 215 Jakarta,dibuat dan
dikembangkan sebagai ruh yang dapat dijadikan dasar pijakan dalam penyelenggaraan
pendidikan di SMP Negeri 215 Jakarta. Kurikulum ini antara lain mengatur hal-hal yang
berkaitan dengan proses pembelajaran, proses bimbingan, penilaian, dan pengembangan
diri, peraturan akademik, dan pengembangan mutu sekolah, sehingga dapat mencapai
standar kompetensi lulusan, tujuan sekolah, misi sekolah, dan visi sekolah yang telah
ditetapkan oleh komunitas pendidikan di SMP Negeri 215 Jakarta. Akhirnya kami berharap
kurikulum sekolah ini dapat mendorong dan memberi inspirasi bagi seluruh warga sekolah.
Tak ada gading yang tak retak ,demi penyempurnaan kurikulum di sekolah kami ,kami
sangat terbuka atas saran dan kritik yang membangun dari semua warga
sekolah,stakeholder dan masyarakat.

52
53

Anda mungkin juga menyukai