Anda di halaman 1dari 136

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. KERANGKA DASAR KURIKULUM


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian
tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua
dimensi tersebut.

1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik
yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi
peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan
lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar
bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara
spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai
berikut :
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini
dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan
berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih
baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu
menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa.
Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama
suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta

18
didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi
kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang
peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi
ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang
harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan
adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan
kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat,
didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan
oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta
kematangan fisik peserta didik.
Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik,
Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk
menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan
pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan
akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi
kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu
(essentialism). Filosofi ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kecemerlangan akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik
dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi,
sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat
dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan
filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik
menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di
masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam
mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas,
berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang
peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia.
19
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan
rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan masyarakat,
bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. Dewasa ini
perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat,
dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan
kurikulum secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab
tuntutan perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan
mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat berbasis
pengetahuan (knowledge-based society).

3. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi
pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks kehidupannya
sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif. Konsepsi ini menuntut
bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan
perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks
lingkungan dan jamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang
kurikulum untuk jenjang pendidikan menengah khususnya SMA. Oleh karena itu
implementasi pendidikan di SMA yang selama ini lebih menekankan pada pengetahuan, perlu
dikembangkan menjadi kurikulum yang menekankan pada proses pembangunan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik melalui berbagai pendekatan yang mencerdaskan
dan mendidik. Penguasaan substansi mata pelajaran tidak lagi ditekankan pada pemahaman
konsep yang steril dari kehidupan masyarakat melainkan pembangunan pengetahuan melalui
pembelajaran otentik. Dengan demikian kurikulum dan pembelajaran selain mencerminkan
muatan pengetahuan sebagai bagian dari peradaban manusia, juga mewujudkan proses
pembudayaan peserta didik sepanjang hayat.

4. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based
curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai
kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar
20
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum
berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi
peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,
berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum)
dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan
masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar
langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

5. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional; dan
d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.

B. STRUKTUR KURIKULUM
Berdasarkan Permendikbud No 69 tahun 2013 tentang Struktur Kurikulum SMA.
Meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama 3
(tiga) tahun mulai kelas X sampai dengan XII. Untuk kelas X, XI, dan XII struktur kurikulum
disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti (KI), serta
Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai untuk semua mata pelajaran. Pengorganisasian kelas
pada SMA Negeri Grujugan yang melaksanakan kurikulum 2013 dengan peminatan
atematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.(MIPA), dan peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS), serta lintas minat yang didasarkan pada hasil pemilihan angket minat peserta didik.

21
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk
mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/mata
pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar
per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep
pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam
sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan adalah
sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran
berdasarkan jam pelajaran per semester.
Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai
posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang
pendidikan. Lebih lanjut, struktur kurikulum menggambarkan posisi belajar seorang siswa
yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam
struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan berbagai
pilihan.
Struktur kurikulum pendidikan menengah terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban
belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas:
1. Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada
setiap satuan atau jenjang pendidikan
2. Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan mereka.

Mata pelajaran wajib merupakan mata pelajaran yang harus diambil oleh setiap peserta
didik di SMA/MA dan SMK/MAK. Sedangkan mata pelajaran pilihan untuk SMA/MA
berbeda dengan untuk SMK/MAK. Untuk SMA/MA mata pelajaran pilihan bersifat
akademik, sedangkan SMK/MAK mata pelajaran pilihan bersifat akademik dan vokasi.

1. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) merupakan
tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki
seorang peserta didik SMA/MA pada setiap tingkat kelas. Kompetensi Inti dirancang untuk
setiap kelas. Melalui kompetensi inti, sinkronisasi horisontal berbagai kompetensi dasar
antarmata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal
berbagai kompetensi dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat
dijaga pula.

22
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SMA/MA dapat dilihat pada Tabel
berikut.
Tabel 1: Kompetensi Inti SMA/MA

KELAS X KELAS XI KELAS XII


1. Menghayati dan 1. Menghayati dan 1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya agama yang dianutnya agama yang dianutnya
2. Mengembangkan 2. Mengembangkan 2. Mengembangkan
perilaku (jujur, disiplin, perilaku (jujur, disiplin, perilaku (jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli, tanggungjawab, peduli, tanggungjawab, peduli,
santun, ramah santun, ramah santun, ramah
lingkungan, gotong lingkungan, gotong lingkungan, gotong
royong, kerjasama, cinta royong, kerjasama, cinta royong, kerjasama, cinta
damai, responsif dan damai, responsif dan damai, responsif dan
proaktif) dan proaktif) dan proaktif), menunjukkan
menunjukkan sikap menunjukkan sikap sikap sebagai bagian dari
sebagai bagian dari sebagai bagian dari solusi atas berbagai
solusi atas berbagai solusi atas berbagai permasalahan bangsa,
permasalahan bangsa permasalahan bangsa serta memosisikan diri
dalam berinteraksi secara dalam berinteraksi secara sebagai agen
efektif dengan efektif dengan transformasi masyarakat
lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan dalam membangun
alam serta dalam alam serta dalam peradaban bangsa dan
menempatkan diri menempatkan diri dunia
sebagai cerminan bangsa sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia dalam pergaulan dunia
3. Memahami dan 3. Memahami, menerapkan, 3. Memahami,
menerapkan dan menerapkan, dan
pengetahuan faktual, menjelaskanpengetahua menjelaskan
konseptual, prosedural n faktual, konseptual, pengetahuan faktual,
dalam ilmu pengetahuan, prosedural, dan konseptual, prosedural,
teknologi, seni, budaya, metakognitif dalamilmu dan metakognitif
dan humaniora dengan pengetahuan, teknologi, dalamilmu pengetahuan,

23
KELAS X KELAS XI KELAS XII
wawasan kemanusiaan, seni, budaya, dan teknologi, seni, budaya,
kebangsaan, kenegaraan, humaniora dengan dan humaniora dengan
dan peradaban terkait wawasan kemanusiaan, wawasan kemanusiaan,
fenomena dan kejadian, kebangsaan, kenegaraan, kebangsaan, kenegaraan,
serta menerapkan dan peradaban terkait dan peradaban terkait
pengetahuan prosedural penyebabfenomena dan penyebab fenomena dan
pada bidang kajian yang kejadian, serta kejadian, serta
spesifik sesuai dengan menerapkan pengetahuan menerapkan
bakat dan minatnya prosedural pada bidang pengetahuan prosedural
untuk memecahkan kajian yang spesifik pada bidang kajian yang
masalah sesuai dengan bakat dan spesifik sesuai dengan
minatnya untuk bakat dan minatnya
memecahkan masalah untukmemecahkan
masalah
4. Mencoba, mengolah, dan 4. Mencoba, mengolah, dan 4. Mencoba, mengolah,
menyaji dalam ranah menyaji dalam ranah menyaji, dan mencipta
konkret dan ranah konkret dan ranah dalam ranah konkret dan
abstrak terkait dengan abstrak terkait dengan ranah abstrak terkait
pengembangan dari yang pengembangan dari yang dengan pengembangan
dipelajarinya di sekolah dipelajarinya di sekolah dari yang dipelajarinya
secara mandiri, dan secara mandiri, di sekolah secara
mampu menggunakan bertindaksecara efektif mandiri serta bertindak
metoda sesuai kaidah dan kreatif, serta secara efektif dan kreatif,
keilmuan mampu menggunakan dan mampu
metoda sesuai kaidah menggunakan metoda
keilmuan sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas
yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang
terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang
harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata
pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak
selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi
esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang
dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut
filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam
kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi maka nama mata
pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat
pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme.
24
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas
yang diturunkan dari Kompetensi Inti.Kompetensi Dasar SMA/MA untuk setiap mata
pelajaran tercantum pada Lampiran 1A s.d. Lampiran 5F yang mencakup: mata pelajaran
Wajib Kelompok A, Wajib Kelompok B, Kelompok Peminatan Matematika dan Sains,
Kelompok Peminatan Sosial, dan Kelompok Peminatan Bahasa.

2. Mata Pelajaran
Struktur Kurikulum SMA/MA terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A, mata
pelajaran umum kelompok B, dan mata pelajaran peminatan akademik kelompok C. Mata
pelajaran peminatan akademik kelompok C dikelompokkan atas mata pelajaran Peminatan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, mata pelajaran Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial,
dan mata pelajaran Peminatan Bahasa dan Budaya. Khusus untuk MA, dapat ditambah
dengan mata pelajaran keagamaan yang diatur oleh Kementerian Agama.

3. Mata Pelajaran Pilihan


Mata Pelajaran Pilihan merupakan mata pelajaran yang dikembangkan berdasarkan
kebutuhan dan perkembangan keilmuan, teknologi, dan seni yang memiliki tingkat urgensi
yang tinggi dan memiliki manfaat jangka panjang bagi bangsa Indonesia.
Kurikulum SMA/MA dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk belajar berdasarkan minat mereka. Peserta didik diperkenankan memilih Mata Pelajaran
Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat dan/atau Mata Pelajaran Informatika.

4. Struktur Kurikulum
Kelas X, XI dan XII terdiri atas peminatan MIPA, IPS, dan Lintas Minat yang
didasarkan pada hasil angket pemilihan peminatan peserta didik dan disesuaikan dengan
kemampuan peserta didik, pengembangan diri melalui kegiatan ekstra dan BP/BK, serta
kegiatan pramuka sebagai ekstra wajib bagi semua peserta didik kelas X, XI, dan XII.
Jumlah pelajaran kelas X adalah 17 mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata pelajaran
umum A, 5 mata pelajaran umum B, 4 mata pelajaran Peminatan, dan 2 mata pelajaran Lintas
Minat. Jumlah pelajaran kelas XI adalah 15 mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata pelajaran
umum A, 4 mata pelajaran umum B, 4 mata pelajaran Peminatan, dan 1 mata pelajaran Lintas
Minat. Jumlah pelajaran kelas XII adalah 15 mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata pelajaran
umum A, 4 mata pelajaran umum B, 4 mata pelajaran Peminatan, dan 1 mata pelajaran Lintas
Minat.

25
Struktur kurikulum SMA/MA kelas X, XI , dan XII SMA Grujugan adalah sbb:

  ALOKASI WAKTU
MATA PELAJARAN BELAJAR
PER MINGGU
X XI XII
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Matematika 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Umum)
7. Seni Budaya 2 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
3 3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2

10 Bahasa Daerah (Madura) 2 2 2

Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu 24 24 24


Kelompok C (Peminatan)
Mata pelajaran peminatan akademik 9 atau 12 12 atau 16 12 atau 16
Mata pelajaran pilihan 6 atau 9 4 atau 8 4 atau 8
Jumlah jam pelajaran kelompok A, B, dan C per 44 46 46
minggu

Keterangan:
a. Mata pelajaran Kelompok A dan C merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan
dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
b. Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten lokal.
c. Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri
sendiri.
d. Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
e. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 45 menit.

26
f. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 60% dari waktu
kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
g. Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang
dianggap penting, namun yang diperhitungkan Pemerintah maksimal 2 (dua)
jam/minggu.
h. Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan,
satuan pendidikan wajib menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang
disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap
semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap semesternya.
i. Khusus untuk Madrasah Aliyah struktur kurikulum dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan yang diatur oleh Kementerian Agama.
j. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib), Palang Merah
Remaja (PMR), dan lainnya sesuai dengan kondisi dan potensi masing-masing satuan
pendidikan.
k. Mata pelajaran umum kelompok A merupakan program kurikuler yang bertujuan
mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan peserta didik sebagai dasar penguatan kemampuan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
l. Mata pelajaran umum kelompok B merupakan program kurikuler yang bertujuan
mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni.

27
Struktur kurikulum SMAN Grujugan disajikan sebagai berikut:

Kelas X MIPA

  ALOKASI WAKTU
MATA PELAJARAN BELAJAR
PER MINGGU
SMT 1 SMT 2
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Matematika 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2
Kelompok B (Umum)
7. Seni Budaya 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2

10 Muatan Lokal (Bahasa Daerah) 2 2

Kelompok C (Peminatan)
11 Biologi 3 3
12 Fisika 3 3
13 Kimia 3 3
Kelompok D (Lintas Minat)
14 Bahasa Jerman 3 3
15 Informatika 3 3
16 Geografi 3 3
Jumlah jam pelajaran kelompok A, B, C dan D per minggu 44 44

28
Kelas XI MIPA

  ALOKASI WAKTU
MATA PELAJARAN BELAJAR
PER MINGGU
SMT 3 SMT 4
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Matematika 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2
Kelompok B (Umum)
7. Seni Budaya 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2

10 Muatan Lokal (Bahasa Daerah) 2 2

Kelompok C (Peminatan)
11 Matematika 4 4
12 Biologi 4 4
13 Fisika 4 4
14 Kimia 4 4
Kelompok D (Lintas Minat)
15 Ekonomi 4 4
Jumlah jam pelajaran kelompok A, B, C dan D per minggu 46 46

Kelas XII MIPA


29
  ALOKASI WAKTU
MATA PELAJARAN BELAJAR
PER MINGGU
SMT 5 SMT 6
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Matematika 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2
Kelompok B (Umum)
7. Seni Budaya 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2

10 Muatan Lokal (Bahasa Daerah) 2 2

Kelompok C (Peminatan)
11 Matematika 4 4
12 Biologi 4 4
13 Fisika 4 4
14 Kimia 4 4
Kelompok D (Lintas Minat)
15 Bahasa Jerman 4 4
Jumlah jam pelajaran kelompok A, B, C dan D per minggu 46 46

Kelas X IPS

30
  ALOKASI WAKTU
MATA PELAJARAN BELAJAR
PER MINGGU
SMT 1 SMT 2
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Matematika 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2
Kelompok B (Umum)
7. Seni Budaya 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2

10 Muatan Lokal (Bahasa Daerah) 2 2

Kelompok C (Peminatan)
11 Geografi 3 3
12 Sosiologi 3 3
13 Ekonomi 3 3
Kelompok D (Lintas Minat)
14 Fisika 3 3
15 Biologi 3 3
16 Informatika 3 3
Jumlah jam pelajaran kelompok A, B, C dan D per minggu 44 44

Kelas XI IPS

  ALOKASI WAKTU
31
BELAJAR
MATA PELAJARAN PER MINGGU
SMT 3 SMT 4
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Matematika 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2
Kelompok B (Umum)
7. Seni Budaya 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2

10 Muatan Lokal (Bahasa Daerah) 2 2

Kelompok C (Peminatan)
11 Geografi 4 4
12 Sejarah 4 4
13 Sosiologi 4 4
14 Ekonomi 4 4
Kelompok D (Lintas Minat)
15 Bahasa Jerman 4 4
Jumlah jam pelajaran kelompok A, B, C dan D per minggu 46 46

Kelas XII IPS

  ALOKASI WAKTU

32
MATA PELAJARAN BELAJAR
PER MINGGU
SMT 5 SMT 6
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Matematika 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2
Kelompok B (Umum)
7. Seni Budaya 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2

10 Muatan Lokal (Bahasa Daerah) 2 2

Kelompok C (Peminatan)
11 Geografi 4 4
12 Sejarah 4 4
13 Sosiologi 4 4
14 Ekonomi 4 4
Kelompok D (Lintas Minat)
15 Fisika 4 4
Jumlah jam pelajaran kelompok A, B, C dan D per minggu 46 46

C. PEMINATAN DAN MATA PELAJARAN PILIHAN


1. Ketentuan / Kriteria Peminatan

33
Mata pelajaran peminatan akademik kelompok C merupakan program kurikuler yang
bertujuan mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik dalam
sekelompok mata pelajaran keilmuan

Kelas
MATA PELAJARAN
X XI XII
I. Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
1 Matematika 3 4 4
2 Biologi 3 4 4
3 Fisika 3 4 4
4 Kimia 3 4 4
II. Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial
1 Geografi 3 4 4
2 Sejarah 3 4 4
3 Sosiologi 3 4 4
4 Ekonomi 3 4 4
III. Peminatan Bahasa dan Budaya
1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4
2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4
3 Bahasa dan Sastra Asing Lain (Arab, Mandarin,
Jepang, Korea, Jerman, Perancis) 3 4 4

4 Antropologi 3 4 4
Mata Pelajaran Pilihan *)
Lintas minat dan/atau Pendalaman minat dan/atau 6 atau 9 4 atau 8 4 atau 8
Informatika

2. Pindah Peminatan
Peserta didik masih mungkin pindah peminatan paling lambat pada awal semester
kedua di Kelas X sepanjang daya tampung peminatan baru masih tersedia, berdasarkan hasil
pembelajaran berjalan pada semester pertama dan rekomendasi guru bimbingan dan
konseling, peserta didik yang pindah peminatan wajib mengikuti dan tuntas matrikulasi mata
pelajaran yang belum dipelajari sebelum pembelajaran pada peminatan baru dimulai.
Peserta didik dapat memilih minimal 3 mata pelajaran dari 4 mata pelajaran yang
terdapat pada satu peminatan, 1 mata pelajaran yang tidak diambil beban belajarnya dialihkan
ke mata pelajaran lintas minat. Selain mengikuti mata pelajaran di peminatan yang dipilihnya,
setiap peserta didik harus mengikuti mata pelajaran tertentu untuk lintas minat dan/atau
34
pendalaman minat. Bila peserta didik mengambil 3 mata pelajaran dari peminatan yang
dipilihnya, maka peserta didik tersebut dapat mengambil mata pelajaran lintas minat sebanyak
9 jam pelajaran (3 mata pelajaran) di Kelas X atau sebanyak 8 jam pelajaran (2 mata
pelajaran) di Kelas XI dan XII. Sedangkan bila peserta didik mengambil 4 mata pelajaran dari
peminatan yang dipilihnya, maka peserta didik tersebut dapat mengambil mata pelajaran
lintas minat sebanyak 6 jam pelajaran (2 mata pelajaran) di Kelas X atau sebanyak 4 jam
pelajaran (1 mata pelajaran) di Kelas XI dan XII.

3. Ketentuan/Kriteria Pemilihan Mata Pelajaran Pilihan


Pemilihan Peminatan dan Pemilihan Mata Pelajaran Lintas Minat dan/atau
Pendalaman Minat Kurikulum SMA/MA dirancang untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta
didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan peminatan dan pilihan mata pelajaran lintas
minat dan/atau pendalaman minat.
Memilih peminatan dapat peserta didik lakukan saat mendaftar pada SMA/MA
berdasarkan nilai rapor Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) atau
yang sederajat, nilai ujian nasional SMP/MTs atau yang sederajat, rekomendasi guru
bimbingan dan konseling/konselor di SMP/MTs atau yang sederajat, dan hasil tes penempatan
(placement test) jika dipandang perlu ketika mendaftar di SMA/MA, atau tes bakat dan minat
oleh psikolog.
Peserta didik masih mungkin pindah peminatan paling lambat pada awal semester
kedua di Kelas X sepanjang daya tampung peminatan baru masih tersedia, berdasarkan hasil
pembelajaran berjalan pada semester pertama dan rekomendasi guru bimbingan dan
konseling, peserta didik yang pindah peminatan wajib mengikuti dan tuntas matrikulasi mata
pelajaran yang belum dipelajari sebelum pembelajaran pada peminatan baru dimulai.
Peserta didik dapat memilih minimal 3 mata pelajaran dari 4 mata pelajaran yang
terdapat pada satu peminatan, 1 mata pelajaran yang tidak diambil beban belajarnya dialihkan
ke mata pelajaran lintas minat. Selain mengikuti mata pelajaran di peminatan yang dipilihnya,
setiap peserta didik harus mengikuti mata pelajaran tertentu untuk lintas minat dan/atau
pendalaman minat.
Bila peserta didik mengambil 3 mata pelajaran dari peminatan yang dipilihnya, maka
peserta didik tersebut dapat mengambil mata pelajaran lintas minat sebanyak 9 jam pelajaran
(3 mata pelajaran) di Kelas X, dan sebanyak 8 jam pelajaran (2 mata pelajaran) di Kelas
XI dan XII. Peserta didik yang mengambil 4 mata pelajaran dari peminatan yang dipilihnya,
maka peserta didik tersebut dapat mengambil mata pelajaran lintas minat sebanyak 6 jam
35
pelajaran (2 mata pelajaran) di Kelas X atau sebanyak 4 jam pelajaran (1 mata pelajaran) di
Kelas XI dan XII.

Peserta didik yang mengambil Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
atau Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial, lintas minatnya harus di luar peminatan yang
dipilihnya. Sedangkan peserta didik yang mengambil Peminatan Bahasa dan Budaya, dapat
mengambil mata pelajaran lintas minat: (1) di luar; (2) di dalam; atau (3) sebagian di dalam
dan sebagian di luar, peminatan yang dipilihnya.
Ilustrasi lintas minat dapat dilihat pada contoh berikut. Seorang calon siswa bercita-
cita untuk melanjutkan studinya setamat SMA ke Fakultas Kedokteran. Waktu masuk SMA ia
memilih peminatan MIPA. Namun demikian ia juga ingin berbisnis, karena itu ia tak
mengambil fisika, melainkan memilih mata pelajaran ekonomi. Di samping itu, ia juga ingin
memiliki hubungan baik dengan pabrik cerutu yang barang setengah jadinya diekspor ke
Jerman, maka ia memilih lintas minat bahasa Jerman.
Mata pelajaran lintas minat yang dipilih sebaiknya tetap dari Kelas X sampai dengan
XII. Sebagai contoh, peserta didik Kelas X yang memilih Peminatan Bahasa dan Budaya,
dapat mengambil 3 mata pelajaran yaitu Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra
Inggris, dan Antropologi. Lintas minatnya dapat mengambil mata pelajaran: (1) Biologi,
Fisika, dan Kimia; (2) Geografi, Sejarah, dan Ekonomi; (3) Matematika, Sosiologi, dan
Bahasa Jerman; atau (4) Bahasa Mandarin, Bahasa Arab, dan Bahasa Jepang. Alternatif (1),
(2), dan (3) merupakan contoh lintas minat di luar peminatan yang dipilihnya, sedangkan
alternatif (4) merupakan contoh lintas minat di dalam peminatan yang dipilihnya
Peserta didik dapat menentukan pilihannya masing-masing, sesuai dengan sumber
daya (ketersediaan guru dan fasilitas belajar) yang dimiliki SMA/MA. SMA/MA yang tidak
memiliki Peminatan Bahasa dan Budaya, dapat menyediakan pilihan mata pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, Antropologi atau salah satu mata pelajaran
dalam kelompok Bahasa Asing Lain sebagai pilihan mata pelajaran lintas minat yang dapat
diambil peserta didik dari Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam atau Kelompok
Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial, sesuai dengan sumber daya (ketersediaan guru dan
fasilitas belajar) yang dimilikinya.
Bagi peserta didik yang menggunakan pilihan untuk menguasai satu mata pelajaran
tertentu misalnya bahasa asing tertentu, dianjurkan untuk memilih mata pelajaran yang sama
sejak Kelas X sampai Kelas XII. Dianjurkan setiap SMA/MA memiliki ketiga peminatan
D. MUATAN KURIKULUM
1. Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup
36
Dalam usaha mencapai Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana telah ditetapkan
untuk setiap satuan dan jenjang pendidikan, penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan
menjadi Tingkat Kompetensi Pendidikan Dasar dan Tingkat Kompetensi Pendidikan
Menengah. Tingkat Kompetensi menunjukkan tahapan yang harus dilalui untuk mencapai
kompetensi lulusan yang telah ditetapkan dalam Standar Kompetensi Lulusan.
Tingkat Kompetensi merupakan kriteria capaian Kompetensi yang bersifat generik
yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap jenjang pendidikan dalam rangka
pencapaian Standar Kompetensi Lulusan.
Tingkat Kompetensi dikembangkan berdasarkan kriteria; (1) Tingkat perkembangan
peserta didik, (2) Kualifikasi kompetensi Indonesia, (3) Penguasaan kompetensi yang
berjenjang. Selain itu Tingkat Kompetensi juga memperhatikan tingkat
kerumitan/kompleksitas kompetensi, fungsi satuan pendidikan, dan keterpaduan antar jenjang
yang relevan. Untuk menjamin keberlanjutan antar jenjang, Tingkat Kompetensi dimulai dari
Tingkat Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini. Berdasarkan pertimbangan di atas, Tingkat
Kompetensi dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:
SDLB, SMPLB, dan SMALB yang dimaksud hanya diperuntukkan bagi tuna netra,
tuna rungu, tuna daksa, dan tuna laras yang intelegensinya normal. Bloom Taxonomy yang
pertama kali dikenalkan oleh sekelompok peneliti yang dipimpin oleh Benjamin Bloom pada
tahun 1956 dan dikembangkan lebih lanjut oleh Anderson and Krathwol pada tahun 2001
digunakan sebagai rujukan pada Standar Kompetensi Lulusan. Bloom Taxonomy
mengkategorikan capaian pembelajaran menjadi tiga domain, yaitu dimensi pengetahuan yang
terkait dengan penguasaan pengetahuan, dimensi sikap yang terkait dengan penguasaan sikap

37
dan perilaku, serta dimensi ketrampilan yang terkait dengan penguasaan ketrampilan. Dimensi
pengetahuan diklasifikasikan menjadi faktual, konseptual, prosedural, serta metakognitif yang
penguasaannya dimulai sejak Tingkat Pendidikan Dasar hingga Tingkat Pendidikan
Menengah. Structure of Observed Learning Outcome (SOLO) Taxonomy yang pertama kali
dikembangkan oleh Biggs dan Collin (1982) dan telah diperbarui tahun 2003 digunakan
sebagai dasar untuk mengelompokkan Tingkat Kompetensi untuk aspek pengetahuan.
Menurut SOLO Taxonomy ada lima tahap yang dilalui oleh peserta didik untuk menguasai
suatu pengetahuan, yaitu tahah pre-struktural, uni-struktural, multi-struktural, relasional dan
abstrak yang diperluas. Kelima tahap ini dapat disederhanakan menjadi tiga tahap, yaitu
surface knowledge, deep knowledge dan conceptual atau constructed knowledge.
Tahap surface knowledge diperoleh pada Tingkat Pendidikan Dasar untuk Sekolah
Dasar, tahap deep knowledge diperoleh pada Tingkat Pendidikan Dasar untuk Sekolah
Menengah Pertama dan tahap conceptual/constructed knowledge diperoleh pada Tingkat
Pendidikan Menengah yaitu ada Sekolah Menengah Atas. Walaupun demikian, untuk jenis
pengetahuan tertentu, ketiga tahap ini dapat dicapai dalam satu jenjang pendidikan atau dalam
satu tingkat kelas.
Berdasarkan Tingkat Kompetensi tersebut ditetapkan Kompetensi yang bersifat
generik yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan Kompetensi dan
ruang lingkup materi yang bersifat spesifik untuk setiap mata pelajaran. Secara hirarkis,
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan untuk menetapkan Kompetensi yang
bersifat generik pada tiap Tingkat Kompetensi. Kompetensi yanag bersifat generik ini
kemudian digunakan untuk menentukan kompetensi yang bersifat spesifik untuk tiap mata
pelajaran. Selanjutnya, Kompetensi dan ruang lingkup materi digunakan untuk menentukan
Kompetensi Dasar pada pengembangan kurikulum tingkat satuan dan jenjang pendidikan.
Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap, pengetahuan
dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Pemilahan ini
diperlukan untuk menekankan pentingnya keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya
yang mencakup aspek spiritual dan aspek sosial sebagaimana diamanatkan dalam tujuan
pendidikan nasional. Dengan demikian, Kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4
(empat) dimensi yang merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan, yang selanjutnya disebut Kompetensi Inti (KI).
Setiap Tingkat Kompetensi berimplikasi terhadap tuntutan proses pembelajaran dan
penilaian. Penjabaran Tingkat Kompetensi lebih lanjut pada setiap jenjang pendidikan sesuai
pencapaiannya pada tiap kelas akan dilakukan oleh Pihak Pengembang Kurikulum. Tingkat
Kompetensi yang berbeda menuntut pembelajaran dan penilaian dengan fokus dan penekanan
38
yang berbeda pula. Semakin tinggi Tingkat Kompetensi, semakin kompleks intensitas
pengalaman belajar peserta didik dan proses pembelajaran serta penilaian.

a. Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup Materi pada SMA/MA/SMALB/PAKET C,


dan SMK/MAK.
Tingkat Kompetensi dan ruang lingkup materi diterapkan untuk setiap muatan
sebagaimana diatur dalam Pasal 77I ayat (1), Pasal 77C ayat (1), dan Pasal 77K ayat (2), ayat
(4) dan ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai
berikut.
1) Muatan Pendidikan Agama Islam pada SMA/MA/SMALB/PAKET C, dan
SMK/MAK.
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi

(Kelas X- XII) dan berpegang teguh terkait: Q.S. Al Anfal

kepada Alquran, (8) : 72); Q.S. Al-

Hadis, dan Ijtihad Hujurat (49) : 12;

sebagai pedoman dan QS Al-Hujurat

hidup dan hukum (49) : 10; Q.S. Al-Isra’

Islam. (17) : 32, dan Q.S. An

- Berpakaian sesuai Nur (24) : 2, Q.S. Al-

dengan ketentuan Maidah (5) : 48; Q.S.

syariat Islam dalam Az-Zumar (39) : dan

kehidupan sehari- Q.S. At-Taubah (9) :

hari. 105, Q.S. Yunus (10)

- Memahami dan : 40-41 dan Q.S. Al-

menerapkan Maidah (5) : 32.

ketentuan syariat - Bacaan ayat-ayat

Islam dalam Alquran pilihan.

penyelenggaraan - Hafalan ayat-ayat

jenazah, khotbah, Alquran pilihan.

tabligh, dan dakwah - Kandungan ayat-ayat

di masyarakat. Alquran pilihan dan

- Memahami manfaat hadis terkait.


39
dan menunjukkan - Perilaku yang

perilaku sesuai mencerminkan

dengan akhlakul pemahaman

karimah yang terhadap ayat-ayat

mencerminkan Alquran pilihan dan

kesadaran beriman. hadis terkait.

- Menganalisis dan

memahami makna Aqidah

Asmaul Husna, - Iman kepada


rukun iman, surah malaikat-malaikat

dan ayat pilihan Allah SWT.

serta hadis yang - Asmaul Husna: al-

terkait. Kariim, al- Mu’min,

- Memahami dan al-Wakiil, al-Matiin,

menelaah substansi al- Jaami’, al-‘Adl,

dan strategi dakwah dan al-Akhiir.

Rasulullah saw. di - Iman kepada kitab-

Mekah dan di kitab Allah SWT.

Madinah dan - Iman kepada rasul-

perkembangan Islam rasul Allah SWT.

pada masa kejayaan

dan masa modern Akhlak dan Budi Pekerti

(1800-sekarang). - Berpakaian Islami

- Menelaah dan - Jujur dan perilaku

mempresentasikan yang mencerminkan

prinsip-prinsip, sifat jujur.

praktik ekonomi - Hormat dan patuh

dalam Islam. kepada orangtua dan

- Membaca dan guru serta perilaku

mendemonstrasikan yang mencerminkan

hapalan surah dan sifat hormat dan

ayat pilihan sesuai patuh.

dengan kaidah tajwid - Perilaku kontrol diri

dan makhrajul huruf (mujahadah an nafs),

40
dengan lancar. prasangka baik

- Meneladani dan (husnuzzhan),

menceritakan tokoh- persaudaraan

tokoh teladan dalam (ukhuwah).

semangat mencari - Perilaku menghindari

ilmu. diri dari pergaulan

- Menyajikan dalil bebas dan perbuatan

tentang ketentuan zina.

dan pengelolaan - Semangat menuntut

wakaf. ilmu, menerapkan

- Mendeskripsikan dan

bahaya perilaku menyampaikannya

tindak kekerasan kepada sesama.

dalam kehidupan. - Sikap luhur budi,

kokoh pendirian,

pemberi rasa aman,

tawakal dan perilaku

adil.

- Sikap tangguh dan

menegakkan

kebenaran.
Fiqih

- Kebenaran hukum

Islam.

- Sumber hukum

Islam.

- Taat kepada hukum

Islam.

- Berpakaian sesuai

dengan ketentuan

syariat Islam dalam

kehidupan sehari-

hari.

- Ketentuan dan
41
pengelolaan wakaf.

- Ketentuan

penyelenggaraan

jenazah.

- Ketentuan

pelaksanaan

khotbah, tabligh dan

dakwah di

masyarakat.

- Prinsip-prinsip dan

praktik ekonomi

dalam Islam.

- Sejarah Peradaban

Islam.

- Substansi dan

strategi dakwah

Rasulullah saw. di

Mekah dan Madinah.

- Sikap tangguh dan

semangat

menegakkan

kebenaran.

- Sikap semangat

ukhuwwah

Islamiyah.

- Perkembangan

peradaban Islam

pada masa kejayaan

dan masa modern

(1800- sekarang).

- Sikap semangat

menumbuhkembang

kan ilmu

42
pengetahuan dan

kerja keras.

- Perilaku kreatif,

inovatif, dan

produktif.

- Menghayati dan Alquran dan Hadis

memahami makna - Ayat-ayat Alquran

nilai-nilai keimanan pilihan dan hadis

dari rukun iman. terkait.

- Menerapkan - Bacaan ayat-ayat

ketentuan syariat Alquran pilihan: Q.S.

Islam dalam Ali Imran (3): 190-

kehidupan sehari- 191, dan Q.S. Ali

hari. Imran (3): 159, Q.S.


- Menunjukkan Luqman (31): 13-14

perilaku akhlakul dan Q.S. Al-Baqarah

karimah yang (2): 83.

mencerminkan - Hafalan ayat-ayat

kesadaran beriman Alquran pilihan.

kepada Hari Akhir - Kandungan ayat-ayat

dan kepada Qadha Alquran pilihan dan

dan Qadar Allah hadis terkait.

SWT. - Perilaku yang

- Menganalisis surah mencerminkan

dan ayat pilihan pemahaman

dan hadis terkait. terhadap ayat-ayat

- Memahami dan Alquran pilihan dan

menyajikan hikmah hadis terkait.

dan manfaat saling

menasihati dan Aqidah

berbuat baik (ihsan) - Nilai-nilai iman

dalam kehidupan. kepada Hari Akhir

- Memahami dan perilaku yang

ketentuan dan mencerminkan iman

43
memperagakan tata kepada Hari Akhir.

cara pernikahan - Nilai-nilai iman

dalam Islam, hak kepada Qadha dan

dan kedudukan Qadar serta perilaku

wanita dalam yang mencerminkan

keluarga, iman kepada Qadha

pembagian waris dan Qadar.

berdasarkan

hukum Islam. Akhlak dan Budi Pekerti

- Membaca dan - Jujur dan perilaku

mendemonstrasikan yang mencerminkan

surah dan ayat sifat jujur.

pilihan sesuai - Hormat dan patuh

dengan kaidah kepada orangtua dan

tajwid, makhrajul guru serta perilaku

huruf, dan dengan yang mencerminkan

tartil dan lancar. sifat hormat dan

- Menganalisis dan patuh.

mendeskripsikan - Hikmah dan manfaat

strategi dakwah dan saling menasehati

perkembangan dan berbuat baik

Islam di Indonesia, (ihsan).

dan faktor-faktor - Perilaku kompetitif

kemajuan dan dalam kebaikan dan

kemunduran kerja keras.

peradaban Islam di - Sikap toleran, rukun

dunia. dan menghindarkan

diri dari tindak

kekerasan.

- Perilaku kreatif,

inovatif, dan

produktif.
Fiqih

- Ketentuan syariat
44
Islam dalam

melaksanakan

pernikahan dan

perawatan jenazah.

- Prinsip dan praktik

ekonomi Islam.

- Hak dan kedudukan

wanita dalam

keluarga.

- Ketentuan syariat

Islam dalam

melakukan

pembagian harta

warisan.

- Khotbah, tabligh dan

dakwah.
Sejarah Peradaban

Islam

- Sikap semangat

melakukan

penelitian di bidang

ilmu pengetahuan

sebagai implementasi

dari pemahaman dan

perkembangan Islam

di dunia.

- Strategi dakwah dan

perkembangan Islam

di Indonesia.

- Faktor-faktor

kemajuan dan

kemunduran

45
peradaban Islam di

dunia.

2) Muatan Pendidikan Kewarganegaraan pada SMA/MA/SMALB/PAKET C, dan SMK/MAK.


Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi

Tingkat - Menganalisis, dan - Dinamika kasus-

Pendidikan menyajikan kasus- kasus pelanggaran

Menengah (Kelas kasus pelanggaran HAM beserta

X-XII) HAM yang tidak penanganannya

sesuai dengan nilai- secara adil.

nilai Pancasila. - Nilai dan moral yang

- Menyajikan bentuk terkandung dalam

dan kedaulatan pasal-pasal Undang-

negara berdasarkan Undang Dasar Negara


Undang-Undang Republik Indonesia
Dasar Negara Tahun 1945.
Republik Indonesia - Semangat mengatasi
Tahun 1945. ancaman untuk
- Menunjukkan sikap membangun integrasi
positif terhadap NKRI nasional dalam
dilihat dari konteks bingkai Bhinneka
geopolitik. Tunggal Ika.
- Berinteraksi dengan - Dinamika kehidupan
teman dan orang lain berbangsa dan
berdasarkan prinsip bernegara sesuai
saling menghormati, konsep NKRI dan
dan menghargai geopolitik Indonesia.
dalam keberagaman
suku, agama, ras,
budaya dan gender.
- Mengamalkan dengan
dasar: kesadaran
nilai, moral, norma,
prinsip, spirit dan
tanggung jawab
keseluruhan entitas
kehidupan yang
berkeadaban.

- Menunjukkan sikap - Nilai ideal,


positif terhadap nilai instrumental, dan
fundamental, praksis sila-sila
instrumental, dan Pancasila.
praksis sila-sila - Dinamika
Pancasila. pelaksanaan pasal-
- Menganalisis pasal yang mengatur
pengelolaan tentang keuangan
kekuasaan Negara negara dan
sesuai dengan kekuasaan
46
Undang-Undang kehakiman.
Dasar Negara - Dinamika pengelolaan
Republik Indonesia dan penyalahgunaan
Tahun 1945. wewenang oleh
- Menganalisis strategi pejabat negara serta
yang diterapkan penanganannya
Indonesia dalam (Kolusi, Korupsi, dan
menyelesaikan Nepotisme).
ancaman dalam - Strategi yang
bingkai Bhinneka diterapkan dalam
Tunggal Ika. memperkokoh
- Menganalisis persatuan dengan
penyelenggaraan bingkai Bhinneka
Negara dalam konsep Tunggal Ika.
NKRI dan konsep - Dinamika
Negara federal penyelenggaraan
- Mengamalkan negara dalam konsep
(dengan dasar: NKRI dan konsep
kesadaran nilai, Negara federal.
moral, norma,
prinsip, spirit dan
tanggung jawab)
makna kehidupan
berbangsa dan
bernegara Indonesia
yang berkeadaban.

3) Muatan Bahasa Indonesia pada SMA/MA/SMALB/PAKET C, dan SMK/MAK.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi

Tingkat - Memiliki perilaku - Bentuk teks genre


Pendidikan jujur, tanggung cerita (teks anekdot,
Menengah (Kelas jawab, peduli, pantun, cerita ulang),
X-XII) responsif dan santun faktual (laporan hasil
dalam menggunakan observasi, eksposisi,
bahasa Indonesia prosedur kompleks,
untuk menanggapi eksplanasi kompleks),
fenomena alam dan dan tanggapan (teks
sosial. negosiasi dan reviu
- Mengenal konteks film/drama).
budaya dan konteks - Struktur teks bergenre
sosial, satuan cerita (teks anekdot,
kebahasaan, serta pantun, cerita ulang),
unsur paralinguistik faktual (laporan hasil
dalam penyajian observasi, prosedur
teks. kompleks, eksplanasi
- Memahami bentuk, kompleks), dan
struktur, dan kaidah tanggapan (teks
teks dalam genre negosiasi dan reviu
cerita, faktual, dan film/drama).
tanggapan. - Konteks budaya dan
- Membandingkan dan situasi yang

47
menganalisis teks melatarbelakangi
dalam genre cerita, lahirnya sebuah teks.
faktual, dan - Satuan bahasa
tanggapan. pembentuk teks: bunyi
- Mengklasifikasi teks bahasa, fonem, suku
dalam genre cerita, kata, morf, kata, kelas
faktual, dan kata, diksi, frasa.
tanggapan. - Penanda kebahasaan
- Memilih teks sesuai dalam teks.
dengan genre untuk - Paralinguistik (lafal,
mengungkapkan kelantangan, intonasi,
gagasan. tempo, gestur, dan
- Menemukan makna mimik).
teks dalam genre
faktual, tanggapan,
dan cerita.
- Menyajikan teks
dalam genre faktual,
tanggapan, dan
cerita secara lisan
dan tulis dan
menyuntingnya.
- Mengabstraksi teks
dalam genre faktual,
tanggapan, dan
cerita secara lisan
dan tulis.
- Mengalihkan teks
dalam genre faktual,
tanggapan, dan
cerita secara lisan
dan tulis ke dalam
bentuk lain.
- Memiliki sikap jujur, - Bentuk teks genre cerita
disiplin, dan peduli (teks cerita sejarah,
dalam menanggapi novel), faktual (berita),
fenomena alam dan dan tanggapan (teks
sosial. iklan, editorial/opini).
- Mengenal konteks - Struktur dan fitur
budaya dan konteks bahasa teks genre cerita
sosial, satuan (teks anekdot, pantun,
kebahasaan, serta cerita ulang ), faktual (
unsur paralinguistik laporan hasil observasi,
dalam penyajian prosedur kompleks,
teks. eksplanasi kompleks),
- Memahami bentuk, dan tanggapan (teks
struktur, dan kaidah negosiasi).
teks dalam genre - Konteks budaya dan
cerita, faktual, dan situasi yang
tanggapan. melatarbelakangi
- Membandingkan dan lahirnya sebuah teks.
menganalisis teks - Satuan bahasa
48
dalam genre cerita, pembentuk teks: klausa,
faktual, dan kalimat inti, kalimat
tanggapan. tunggal, kalimat
- Menemukan makna majemuk.
teks dalam genre - Penanda kebahasaan
faktual, tanggapan, dalam teks.

dan cerita. - Paralinguistik (lafal,

- Mengklasifikasi teks kelantangan, intonasi,

dalam genre cerita, tempo, gestur, dan

faktual, dan mimik).

tanggapan.

- Memilih teks dalam

genre faktual,

tanggapan, dan

cerita untuk

mengungkapkan

gagasan.

- Menyajikan teks

dalam genre faktual,

tanggapan, dan

cerita secara lisan

dan tulis dan

menyuntingnya.

- Mengabstraksi teks

dalam genre faktual,

tanggapan, dan

cerita secara lisan

dan tulis.

- Mengalihkan teks

dalam genre faktual,

tanggapan, dan

cerita secara lisan

dan tulis ke dalam

bentuk lain.

49
4.1. Muatan Matematika pada

SMA/MA/SMALB/PAKET C, dan SMK/MAK.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi Materi
Kompetensi

Tingkat - Menunjukkan sikap - Bilangan Real.

Pendidikan logis, kritis, analitis, - Aljabar.

Menengah kreatif, cermat dan - Geometri dan

(Kelas X-XII) teliti, bertanggung Transformasi.

jawab, responsif, dan - Dasar-dasar

tidak mudah Trigonometri.

menyerah dalam - Limit fungsi Aljabar.

memecahkan - Matriks.

masalah. - Kombinatorika.

- Memiliki rasa ingin - Statistika dan Peluang.

tahu, percaya diri, - Turunan Fungsi

semangat belajar yang Aljabar.

kontinu, pemikiran - Program Linear.

reflektif, dan

ketertarikan pada

matematika.

- Memiliki rasa percaya

pada daya dan

kegunaan

matematika, serta

sikap kritis yang

50
terbentuk melalui

pengalaman belajar.

- Memiliki sikap

terbuka, objektif, dan

menghargai karya

teman dalam interaksi

kelompok maupun

aktivitas sehari-hari.

- Memiliki kemampuan

mengkomunikasikan

gagasan matematika

dengan jelas dan

efektif.

- Menjelaskan pola dan

menggunakannya

untuk melakukan

prediksi dan

kecenderungan

jangka panjang;

menggunakannya

untuk memprediksi

kecenderungan (trend)

atau memeriksa

kesahihan argumen.

- Mengutarakan dan

menggali sifat-sifat

fungsi pangkat dan

logaritma, dengan

memanfaatkan

hubungan saling

inverse keduanya.

- Mengenal dan

menggunakan sifat-

51
sifat aljabar dalam

menyelesaikan

masalah sistem
persamaan dan
pertidaksamaan,
dibantu dengan
teknik geometri, dan
memberikan tafsiran
geometrinya.
- Memahami dan
menggunakan konsep
operasi aljabar fungsi
termasuk komposisi.
- Menggunakan sifat-
sifat transformasi
untuk menyelidiki
kesebangunan dan
kekongruenan dan
menggunakannya
untuk memahami
perbandingan
trigonometri.
- Memanfaatkan
pendekatan koordinat
dalam menyelesaikan
masalah geometri
(dan juga aljabar pada
umumnya).
- Menggunakan konsep
limit untuk
memahami
kecenderungan fungsi
dan menghampiri
fungsi.
- Menggunakan konsep
turunan untuk
memahami
kecenderungan dalam
laju perubahan serta
menggunakannya
dalam pemodelan.
- Memberi estimasi
dengan menggunakan
perhitungan mental
dan sifat-sifat aljabar
dan data statistik.
- Pemanfaatan rasio
dan proporsi dalam
menyederhanakan
(scaling) masalah,
mengestimasi dan
menghitung
perubahan rasio
(turunan).
- Membandingkan dan
menilai keefektifan
berbagai metoda
penyajian data.
- Memahami dan

52
menggunakan
berbagai teknik
menghitung, dengan
prinsip perkalian
sebagai prinsip
perkalian sentral.
- Memahami konsep
peluang yang
didasarkan frekuensi
relatif; memanfaatkan
teknik kombinatorika
dalam menentukan

peluang.

- Menentukan strategi

penyelesaian masalah

yang efektif,

mengevaluasi hasil,

dan melakukan

perumuman.

- Menunjukkan sikap - Bilangan Real.

logis, kritis, analitis, - Aljabar.

kreatif, cermat dan - Geometri Ruang.

teliti, bertanggung - Bunga majemuk,

jawab, responsif, dan Angsuran, Anuitas.

tidak mudah - Pertumbuhan, dan

menyerah dalam Peluruhan.

memecahkan - Matriks dan Vektor.

masalah. - Induksi matematika

- Memiliki rasa ingin - Integral.

tahu, percaya diri, - Logika.

semangat belajar yang

kontinu, pemikiran

reflektif dan

ketertarikan pada

matematika.

- Memiliki rasa percaya

pada daya dan

kegunaan

matematika, serta
53
sikap kritis yang

terbentuk melalui

pengalaman belajar.

- Memiliki sikap

terbuka, objektif, dan

menghargai karya

teman dalam interaksi

kelompok maupun

aktivitas sehari-hari.

- Memiliki kemampuan

mengkomunikasikan

gagasan matematika

dengan jelas dan

efektif.

- Menggunakan pola

untuk menjelaskan

kecenderungan

jangka panjang dan

menggunakannya

dalam konteks dunia

nyata, dan

memanfaatkannya

dalam pemecahan

masalah atau

berargumentasi.

- Memahami konsep

matriks dan

operasinya dan

menggunakannya

dalam pemecahan

masalah.

- Menganalisis sifat-

54
sifat sederhana dari

bangun ruang seperti

diagonal ruang,

diagonal bidang, dan

bidang diagonal.

- Menggunakan konsep

integral untuk

memahami masalah

akumulasi dan
menghampirinya,
dengan penerapan
misalnya pada
masalah luas dan
volume.
- Menggunakan
hubungan turunan
dan integral.
- Memberi estimasi
dengan menggunakan
perhitungan mental
dan sifat-sifat aljabar,
visualisasi geometris
dan data statistik.
- Pemanfaatan rasio
dan proporsi untuk
menyederhanakan
kompleksitas
perhitungan, dan
mengestimasi.
- Mengevaluasi
penyajian data
dengan cara
membandingkan
penyajian data,
statistik, dan data
aktual.
- Menentukan strategi
penyelesaian masalah
yang efektif,
mengevaluasi hasil,
dan melakukan
perumuman

5) Muatan Matematika untuk kelompok peminatan matematika dan ilmu-ilmu alam pada
SMA/MA/SMALB/PAKET C
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi

Tingkat - Menunjukkan sikap - Bilangan Real.

Pendidikan logis, kritis, analitis, - Eksponensial,

55
Menengah kreatif, cermat dan Logaritma dan

(Kelas X-XII) teliti, bertanggung Pertidaksamaannya.

jawab, responsif, dan - Aljabar.

tidak mudah - Geometri dan

menyerah dalam Transformasi.

memecahkan - Fungsi dan Persamaan.

masalah. - Trigonometri.

- Memiliki rasa ingin - Limit fungsi Aljabar.

tahu, percaya diri, - Matriks.

semangat belajar yang - Kombinatorika.

kontinu, pemikiran - Statistika dan Peluang.

reflektif dan - Turunan Fungsi

ketertarikan pada Aljabar.

matematika. - Program Linear.

- Memiliki rasa percaya - Irisan Kerucut.

pada daya dan

kegunaan

matematika, serta

sikap kritis yang

terbentuk melalui

pengalaman belajar.

- Memiliki sikap

terbuka, objektif, dan

menghargai karya

teman dalam interaksi

kelompok maupun

aktivitas sehari-hari.

- Memiliki kemampuan

mengkomunikasikan

gagasan matematika

dengan jelas dan

efektif.

- Menjelaskan pola dan

56
menggunakannya

untuk melakukan

prediksi dan

kecenderungan

jangka panjang;

menggunakannya

untuk memprediksi

kecenderungan atau

memeriksa kesahihan

argument.

- Mengutarakan dan

menggali sifat-sifat

fungsi pangkat dan

logaritma, dengan

memanfaatkan

hubungan saling

inverse keduanya.

- Menganalisis sifat

grafik eksponensial

dan logaritma, nilai

mutlak dan

memanfaatkannya

dalam menyelesaikan

persamaan logaritma,

nilai mutlak.

- Mengenal dan

menggunakan sifat-

sifat aljabar dalam

menyelesaikan

masalah sistem

persamaan linear dan

kuadrat dan

pertidaksamaan linear

57
dan kuadrat, dibantu

dengan teknik

geometri, dan

memberikan tafsiran

geometrinya.

- Memahami dan

menggunakan konsep

operasi aljabar fungsi

termasuk komposisi.

- Menggunakan sifat-

sifat transformasi

untuk menyelidiki

kesebangunan dan

kekongruenan dan

menggunakannya

untuk memahami

perbandingan

trigonometri,

persamaan

trigonometri.

- Memanfaatkan

pendekatan koordinat

dalam menyelesaikan

masalah geometri

(dan juga aljabar pada

umumnya).

- Memahami sifat

geometri bidang yang

menyangkut dalil titik

berat segitiga, dalil

intersep, dalil segmen

garis dan

menggunakannya

58
dalam membuktikan

sifat geometri.

- Mendeskripsikan

konsep fungsi

trigonometri dan

hubungan

diantaranya.

- Memahami

persamaan berbagai

irisan kerucut dan

grafiknya dan

kaitannya.

- Menggunakan konsep

limit untuk

memahami

kecenderungan fungsi

dan menghampiri

fungsi.

- Menggunakan konsep

turunan untuk

memahami

kecenderungan dalam

laju perubahan serta

menggunakannya

dalam pemodelan.

- Memberi estimasi

dengan menggunakan

perhitungan mental

dan sifat-sifat aljabar

dan data statistik.

- Pemanfaatan rasio

dan proporsi dalam

menyederhanakan

59
(scaling) masalah,

mengestimasi dan

menghitung

perubahan rasio

(turunan).

- Membandingkan dan

menilai keefektifan

berbagai metoda

penyajian data.

- Memahami dan

menggunakan

berbagai teknik

menghitung, dengan

prinsip perkalian

sebagai prinsip

perkalian sentral.

- Memahami konsep

peluang yang

didasarkan frekuensi

relatif; memanfaatkan

teknik kombinatorika

dalam menentukan

peluang

- Menentukan strategi

penyelesaian masalah

yang efektif,

mengevaluasi hasil,

dan melakukan

perumuman.

- Menunjukkan sikap - Aljabar.

logis, kritis, analitis, - Bilangan Real.

kreatif, cermat dan - Aljabar.

teliti, bertanggung - Geometri Ruang.

60
jawab, responsif, dan - Bunga majemuk,

tidak mudah Angsuran,

menyerah dalam Anuitas.

memecahkan - Pertumbuhan, dan

masalah. Peluruhan.

- Memiliki rasa ingin - Matriks dan Vektor.

tahu, percaya diri, - Induksi matematika.

dan ketertarikan pada - Integral dan Teknik

matematika. (Substitusi dan

- Memiliki rasa percaya Parsial).

diri dan semangat - Logika dan

belajar yang kontinu, Penyimpulan.

pemikiran reflektif,

kegunaan

matematika, serta

sikap kritis yang

terbentuk melalui

pengalaman belajar.

- Memiliki sikap

terbuka, objektif, dan

menghargai karya.

- Memiliki sikap

terbuka, objektif, dan

menghargai karya

teman dalam interaksi

kelompok maupun

aktivitas sehari-hari.

- Memiliki kemampuan

mengkomunikasikan

gagasan matematika

dengan jelas dan

efektif.

- Menggunakan pola

untuk menjelaskan

61
kecenderungan

jangka panjang dan

menggunakannya

dalam konteks dunia

nyata, dan

memanfaatkannya

dalam pemecahan

masalah atau

berargumentasi.

- Memahami konsep

matriks dan vektor

serta operasinya

skalar dan vektor

(termasuk hasil kali

titik, hasil kali silang)

serta

menggunakannya

untuk menganalisis

geometri bidang dan

ruang.

- Menganalisis sifat-

sifat sederhana dari

bangun ruang seperti

diagonal ruang,

diagonal bidang, dan

bidang diagonal, jarak

antar objek geometri

ruang.

- Menggunakan

berbagai identitas

trigonometri dalam

penyelesaian

masalah.

62
- Menggunakan konsep

integral untuk

memahami masalah

akumulasi dan

menghampirinya,

dengan penerapan

misalnya pada

masalah luas dan

volume.

- Menggunakan

hubungan turunan

dan integral.

- Menentukan integral

dengan teknik

pengintegralan

substitusi dan parsial.

- Memberi estimasi

dengan menggunakan

perhitungan mental

dan sifat-sifat aljabar,

visualisasi geometris

dan data statistik.

- Pemanfaatan rasio

dan proporsi untuk

menyederhanakan

kompleksitas

perhitungan, dan

mengestimasi.

- Mengevaluasi

penyajian data

dengan cara

membandingkan

penyajian data,

63
statistik, dan data

aktual.
Menentukan strategi penyelesaian
masalah

yang efektif, mengevaluasi hasil,


dan melakukan perumuman

6) Muatan Biologi untuk kelompok peminatan matematika dan ilmu-ilmu alam pada
SMA/MA/SMALB/PAKET C
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi

Tingkat - Memahami ruang - Keanekaragaman

Pendidikan lingkup biologi dan hayati Indonesia.

Menengah aplikasinya di era - Ciri dan karakteristik

(Kelas X-XII) konseptual abad XXI virus, archaebateria

dan menerapkannya dan eubactaeria,

dalam perencanaan protista, jamur,

karir di masa depan. tumbuhan, hewan

- Menerapkan proses invertebrata dan

kerja ilmiah dan peranannya dalam

keselamatan kerja di kehidupan.


laboratorium biologi - Ekologi: ekosistem,

dalam pengamatan dan aliran energi,

percobaan untuk siklus/daur

memahami biogeokimia, dan

permasalahan biologi interaksi dalam

pada berbagai objek dan ekosistem.

bioproses, serta - Perubahan

mengaitkan biologi lingkungan/iklim dan

dengan lingkungan, daur ulang limbah.

teknologi, dan - Sel, struktur dan

masyarakat di abad fungsi sel penyusun

XXI. jaringan pada

64
- Mengkomunikasikan tumbuhan dan hewan

hasil pengamatan dan pada sistem gerak,

percobaan secara lisan sirkulasi, pencernaan,

melalui berbagai media pernapasan/ respirasi,

dan secara tulisan ekskresi, koordinasi,

dengan bentuk laporan reproduksi, dan sistem

dengan menggunakan pertahanan tubuh.

kaidah penulisan yang

benar.

- Menyajikan data

berbagai objek dan

bioproses berdasarkan

pengamatan dan

percobaan dengan

menerapkan prosedur

ilmiah dan

memperhatikan aspek

keselamatan kerja.

- Menerapkan prinsip,

konsep, dan hukum

dalam bidang biologi

untuk memecahkan

permasalahan nyata
dan lingkungan hidup.
- Menganalisis berbagai
keanekaragaman hayati
di Indonesia, bioproses
yang berlangsung pada
berbagai tingkat
organisasi seluler pada
sistem hidup,
menganalisis perilaku
negatif dan dampak dari
perubahan lingkungan
terhadap kehidupan.
- Menunjukkan
kemampuan
metakognitif terhadap
permasalahan pada
berbagai objek dan
tingkat organisasi
kehidupan dan
menerapkannya dalam
65
kehidupan sebagai
warga negara yang baik
dan wujud cinta tanah
air dan bangsa.

- Menerapkan proses - Struktur dan fungsi


kerja ilmiah dan DNA, gen dan
keselamatan kerja di kromosom dalam
laboratorium biologi pembentukan dan
dalam pengamatan dan pewarisan sifat serta
percobaan, untuk regulasi proses pada
memahami mahluk hidup.
permasalahan biologi - Proses kelangsungan
pada berbagai objek dan hidup di bumi melalui
bioproses, serta mutasi dan evolusi.
mengaitkan biologi - Penerapan bioproses
dengan lingkungan, pada bioteknologi.
teknologi, dan
masyarakat di abad XII.
- Mengkomunikasikan
hasil pengamatan dan
percobaan secara lisan
melalui berbagai media
dan secara tulisan
dengan bentuk laporan
menggunakan kaidah
penulisan yang benar.
- Menyajikan data
berbagai objek dan
bioproses berdasarkan
pengamatan dan
percobaan dengan
menerapkan prosedur
ilmiah dan
memperhatikan aspek
keselamatan kerja.
- Menerapkan prinsip,
konsep, dan hukum
dalam bidang biologi
untuk memecahkan
permasalahan nyata
yang relevan, serta
permasalahan
lingkungan hidup.
- Memahami struktur dan
fungsi enzim dan materi
genetik dalam bioproses
dan pewarisan sifat
pada makhluk hidup,
serta kelangsungan
hidup organisme di
bumi melalui proses
mutasi dan evolusi
dengan melakukan
investigasi literatur dan
mengkomunikasikannya
secara lisan dan tulisan.
- Menganalisis dan
menyajikan data
tentang aplikasi
bioproses pada
bioteknologi di berbagai
66
bidang kehidupan dan
menyajikannya secara
lisan dan tulisan.
- Menunjukkan
kemampuan
metakognitif terhadap
proses metabolisme,
pewarisan sifat, dan
kelangsungan hidup di
bumi dan
menerapkannya dalam
kehidupan sebagai
warga negara yang baik
dan wujud cinta tanah
air dan bangsa.

7) Muatan Fisika untuk kelompok peminatan matematika dan ilmu-ilmu alam pada
SMA/MA/SMALB/PAKET C.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi

Tingkat - Mengembangkan sikap - Hakikat fisika dan

Pendidikan rasa ingin tahu, jujur, pengukuran

Memengah tanggung jawab, logis, besaran fisis.

(Kelas X-XII) kritis, analitis, dan kreatif - Kinematika gerak.

melalui pembelajaran - Dinamika gerak.

fisika. - Elastisitas dan

- Merumuskan hukum Hooke.

permasalahan yang - Fluida statik dan

berkaitan dengan dinamik.

fenomena fisika benda, - Suhu, kalor, gejala

merumuskan hipotesis, pemanasan global

mendesain dan (penyebab, dampak,

melaksanakan dan solusi

eksperimen, melakukan pemecahan).

pengukuran secara teliti, - Teori inetik gas.

mencatat dan menyajikan - Persamaan

hasil dalam bentuk tabel gelombang.

dan grafik, - Cahaya dan alat-

menyimpulkan, serta alat optik.

melaporkan hasilnya - Bunyi.

secara lisan maupun

67
tertulis.

- Menganalisis konsep,

prinsip, dan hukum

mekanika, fluida,

termodinamika,

gelombang, dan optik

serta menerapkan

metakognisi dalam

menjelaskan fenomena

alam dan penyelesaian


masalah kehidupan.
- Memodifikasi atau
merancang proyek
sederhana berkaitan
dengan penerapan konsep
mekanika, fluida,
termodinamika,
gelombang, atau optik.

- Mengembangkan sikap - Rangkaian listrik


rasa ingin tahu, jujur, searah (DC).
tanggung jawab, logis, - Rangkaian arus
kritis, analitis, dan kreatif bolak-balik (AC).
melalui pembelajaran - Induksi Faraday.
fisika. - Radiasi
- Merumuskan elektromagnetik.
permasalahan yang - Teknologi digital.
berkaitan dengan - Konsep dan
fenomena fisika, fenomena kuantum.
merumuskan hipotesis, - Inti atom,
mendesain dan radioaktivitas,
melaksanakan dan
eksperimen, melakukan pemanfaatannya
pengukuran secara teliti, dalam
mencatat dan menyajikan kehidupan.
hasil dalam bentuk tabel
dan grafik,
menyimpulkan, serta
melaporkan hasilnya
secara lisan maupun
tertulis.
- Menganalisis konsep,
prinsip, dan hukum
kelistrikan, kemagnetan,
dan fisika modern serta
masalah kehidupan.
- Memodifikasi atau
merancang proyek
sederhana berkaitan
dengan penerapan konsep
mekanika, fluida,
termodinamika,
gelombang, atau optik.

68
- Mengembangkan sikap - Rangkaian listrik
rasa ingin tahu, jujur, searah (DC).
tanggung jawab, logis, - Rangkaian arus
kritis, analitis, dan kreatif bolak-balik (AC).
melalui pembelajaran - Induksi Faraday.
fisika. - Radiasi
- Merumuskan elektromagnetik.
permasalahan yang - Teknologi digital.
berkaitan dengan - Konsep dan
fenomena fisika, fenomena kuantum.
merumuskan hipotesis, - Inti atom,
mendesain dan radioaktivitas,
melaksanakan dan
eksperimen, melakukan pemanfaatannya
pengukuran secara teliti, dalam
mencatat dan menyajikan kehidupan.
hasil dalam bentuk tabel
dan grafik,
menyimpulkan, serta
melaporkan hasilnya
secara lisan maupun
tertulis.
- Menganalisis konsep,
prinsip, dan hukum
kelistrikan, kemagnetan,
dan fisika modern serta

8) Muatan Kimia untuk kelompok peminatan matematika dan ilmu-ilmu alam pada
SMA/MA/SMALB/PAKET C

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi

Tingkat - Mengembangkan sikap - Hakikat dan peran

Pendidikan ilmiah: rasa ingin tahu, kimia

Menengah berpikir logis dan analitis, dalamkehidupan.

(Kelas X-XII) tekun, ulet, jujur, disiplin, - Struktur atom dan

tanggung jawab, dan peduli Sistem periodik.

melalui kimia. - Ikatan kimia dan

- Memahami struktur atom Bentuk molekul.

dan molekul, ikatan kimia, - Larutan elektrolit

sifat fisik dan kimia unsur, dan larutan non-

keperiodikan sifat unsur, elektrolit.

dan dapat mengkaitkan - Konsep reaksi

struktur atom, jenis ikatan, oksidasi reduksi

struktur molekul dan dan bilangan

interaksi antar molekul oksidasi.

dengan sifat fisik dan - Tatanama senyawa


69
kimianya yang teramati. anorganik dan

- Menerapkan hukum- organik.

hukum dasar kimia, - Stoikiometri.


energetika, kinetika dan - Termokimia.
kesetimbangan untuk - Laju reaksi.
menjelaskan fenomena - Kesetimbangan
yang terkait seperti kimia.
kespontanan reaksi dan - Sifat larutan asam
faktor-faktor yang basa dan pH
mempengaruhi jalannya larutan.
suatu reaksi. - Kesetimbangan
- Merancang dan melakukan Ion.
percobaan kimia yang
mencakup perumusan
masalah, mengajukan
hipotesis, menentukan
variabel, memilih
instrumen,
mengumpulkan, mengolah
dan menganalisis data,
menarik kesimpulan, dan
mengkomunikasikan hasil
percobaan secara lisan dan
tertulis.
- Menganalisis dan
menyelesaikan
permasalahan yang
berkaitan dengan sifat-sifat
molekul, reaksi kimia,
kesetimbangan kimia,
kinetika kimia, dan
energetika, serta
menerapkan pengetahuan
ini pada berbagai bidang
ilmu dan teknologi.

- Mengembangkan sikap - Sifat koligatif


ilmiah: rasa ingin tahu, larutan.
berpikir logis dan analitis, - Redoks dan
tekun, ulet, jujur, disiplin, elektrokimia.
tanggung jawab, dan peduli - Unsur-unsur
melalui kimia. golongan gas
- Menerapkan prinsip- mulia, halogen,
prinsip dasar kimia, alkali dan alkali
struktur dan energetika tanah, periode 3.
untuk menganalisis - Unsur golongan
feneomena fisik dan kimia transisi periode 4
yang berkaitan dengan sifat dan senyawanya.
fisik larutan, interaksi - Senyawa alkana
energi listrik dengan dan derivat (halo
perubahan kimia, dan sifat alkana, alkanol,
fisikokimia unsur dan alkoksi alkana,
senyawa. alkanal, alkanon,
- Menjelaskan berlakunya asam alkanoat,
prinsip- prinsip dasar dan alkil alkanoat).
kimia dalam fenomena - Benzena dan
alam dan pada produk. turunannya.
- Makromolekul
(polimer,

70
karbohidratdan
protein).
- Lemak.
- Hidrokarbon dan
minyak bumi.
- Sistem koloid.

9) Muatan Sejarah Indonesia untuk Kelompok Wajib

pada SMA/MA/SMALB/PAKET C dan SMK/MAK.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Memahami nilai-nilai yang - Prinsip dasar ilmu

Pendidikan terkandung dalam suatu sejarah.

Menengah peristiwa sejarah. - Zaman Kuno.

(Kelas X-XII) - Meneladani kepemimpinan - Zaman

tokoh sejarah dalam Pertengahan.

kehidupan masa kini. - Zaman Pergerakan

- Membangun semangat Daerah.

kebangsaan, persatuan, dan - Zaman Modern.

kesatuan. - Tokoh sejarah.

- Menganalisis peristiwa

sejarah berdasarkan

hubungan sebab- akibat.

- Menulis cerita sejarah.

- Mengamalkan keteladanan - Demokrasi Liberal.

dari tokoh sejarah dalam - Demokrasi

kehidupan masa kini. Terpimpin.

- Menunjukkan sikap peduli - Orde Baru.

terhadap benda-benda - Reformasi.

peninggalan sejarah. - Indonesia dalam

- Mengevaluasi suatu Konteks pergaulan

71
peristiwa sejarah dunia.

berdasarkan kesahihan

sumber dan penafsiran

penulisnya.

- Melakukan penelitian

sederhana tentang suatu

peristiwa sejarah.

- Menulis cerita sejarah.

10) Muatan Geografi untuk Peminatan Ilmu-ilmu Sosial pada SMA/MA/SMALB/PAKET C dan
SMK/MAK.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi

Tingkat - Menjelaskan konsep dasar, - Pengetahuan dasar

Pendidikan prinsip, dan pendekatan geografi.

Menengah Geografi. - Pola persebaran

(Kelas X-XII) - Menganalisis unsur-unsur spasial serta

geosfer, pola persebaran dinamika litosfer,

spasial, serta dinamikanya. atmosfer, hidrosfer,

- Menganalisis pola dan antroposfer.

persebaran spasial, serta - Mitigasi dan

dinamika sumber daya adaptasi bencana.

alam dan sumber daya - Persebaran sumber

manusia di Indonesia dan daya alam dan

dunia. sumber daya

- Menganalisis upaya-upaya manusia di

pelestarian lingkungan Indonesia dan

hidup dan pembangunan dunia.

berkelanjutan. - Pelestarian

- Mengamati, menganalisis, lingkungan hidup

merancang, dan dan pembangunan

mengkomunikasikan kajian berkelanjutan

dan atau penelitian


72
berbagai gejala geosfer.

- Menganalisis peta, citra - Informasi

penginderaan jauh, dan keruangan gejala

Sistem Informasi Geografis dalam bentuk Peta,

(SIG) serta pemanfaatannya Citra penginderaan

dalam pembangunan jauh, dan Sistem

nasional. Informasi Geografis

- Menganalisis Pola (SIG), dan

persebaran dan interaksi pemanfaatannya

keruangan antara desa dan dalam

kota, kaitannya dengan pembangunan

pembangunan wilayah. nasional.

- Menganalisis kerjasama - Pola persebaran

antar wilayah di dalam dan interaksi

Negara dan kerjasama keruangan antara

internasional untuk desa dan kota.

terjalinnya hubungan yang - Kerjasama antar

saling menguntungkan. wilayah di dalam

- Mengamati, menganalisis, negara dan

merancang, melaksanakan kerjasama

kajian, serta mengevaluasi internasional untuk

kerjasama antar wilayah terjalinnya

yang saling hubungan yang

menguntungkan. saling

- menguntungkan.

11) Muatan Sejarah untuk kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial pada SMA/MA/SMALB/
PAKET C

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi

Tingkat - Menghayati makna suatu - Cara Berpikir

Pendidikan peristiwa sejarah untuk Sejarah.

Menengah kehidupan masa kini. - Prinsip dasar ilmu

73
(Kelas X-XII) - Meneladani sikap dan sejarah.

keteladanan tokoh sejarah - Peradaban awal

dalam pergaulan di manusia.

masyarakat. - Perkembangan

- Mengevaluasi suatu negara-negara

peristiwa sejarah tradisional di

berdasarkan kesahihan Indonesia.

sumber dan bias penafsiran - Revolusi besar

sejarawan. dunia dan

- Mengkaji peristiwa masa pengaruhnya.

kini berdasarkan latar - Heroisme dan

belakang sejarah. kebangsaan

- Menulis suatu peristiwa Indonesia.

sejarah dari sumber yang - Proklamasi dan

memiliki penafsiran yang perkembangan

sama. negara kebangsaan

Indonesia.

- Menerapkan perilaku - Dunia pada masa

keteladanan tokoh sejarah. Perang Dingin dan

- Mengembangkan kegiatan perubahan politik

pemeliharaan benda-benda global.

peninggalan sejarah. - Perjuangan

- Menerapkan prosedur mempertahankan

penelitian sejarah. kemerdekaan

- Menggunakan konsep- Indonesia.

konsep sejarah secara kritis - Indonesia pada

dalam mengevaluasi masa Orde Baru

sebuah karya sejarah. dan Reformasi.

- Mengevaluasi penafsiran - Indonesia dan

sejarah dari sejarawan Dunia pada masa

yang berbeda sudut Revolusi Teknologi

pandang dan penafsiran Informasi dan

sejarahnya. Komunikasi.

74
- Merekonstruksi peristiwa

sejarah berdasarkan

sumber sejarah yang

berbeda dalam tafsiran

sejarah.

12) Muatan Sosiologi untuk kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial pada


SMA/MA/SMALB/PAKET C.
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi

Tingkat - Membangun toleransi dan - Individu, kelompok

Pendidikan empati dalam hubungan dan hubungan

Menengah sosial. sosial.

(Kelas X-XII) - Memiliki tanggung jawab - Ragam kelompok

publik serta menjunjung sosial di dalam

tinggi keharmonisan sosial. masyarakat.

- Mengamati dan - Masalah sosial,

menganalisis masalah- konflik, kekerasan

masalah sosial. dan

- Melaksanakan prosedur penyelesaiannya,

dan mengkomunikasikan serta kesetaraan

kajian dan atau penelitian dalam

berbagai gejala sosial. keberagaman.

- Metode penelitian

sosial.
- Membangun toleransi dan - Perubahan sosial

empati sosial dengan dan globalisasi.

penyesuaian diri terhadap - Ketimpangan

perubahan global. sosial dan

- Mengamati dan pemberdayaan

menganalisis ketimpangan komunitas.

sosial dengan solusi

75
pemecahannya.

- Melaksanakan prosedur

kajian untuk praktik

pemberdayaan komunitas.

- Mengevaluasi praktik

pemberdayaan komunitas

dan merumuskan alternatif

solusinya.

13) Muatan Ekonomi untuk kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial pada SMA/MA/SMALB/PAKET C.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi

Tingkat - Memahami dan menyajikan Konsep dasar ilmu

Pendidikan konsep ilmu ekonomi, ekonomi

Menengah prinsip ekonomi, - Prinsip ekonomi.

(Kelas X-XII) permasalahan ekonomi, - Permasalahan

peran pelaku kegiatan ekonomi.

ekonomi, serta pasar dan - Pelaku ekonomi.

terbentuknya harga pasar.

- Memahami dan menyajikan Pasar uang dan pasar

peran bank, lembaga modal

keuangan bukan bank,

bank sentral dan Otoritas Pengelolaan koperasi

Jasa Keuangan (OJK), Pembangunan

serta menyimulasikan ekonomi

sistem pembayaran dan - Pertumbuhan

alat pembayaran. ekonomi.

- Memahami dan - Ketenagakerjaan

menerapkan konsep - Pendapatan

manajemen, koperasi dan nasional.

pengelolaan koperasi. - APBN.

- Memahami dan menyajikan - APBD.

76
konsep pembangunan - Pajak.

ekonomi dan pertumbuhan - Inflasi.

ekonomi. - Kebijakan moneter

- Menganalisis dan dan fiskal.

menyajikan hasil analisis - Perdagangan

ketenagakerjaan, internasional.

pendapatan nasional, - Kerjasama ekonomi

APBN dan APBD, serta internasional.

peran, fungsi dan manfaat

pajak dalam

pembangunan.

- Menganalisis dan

menyajikan perhitungan

indeks harga dan inflasi,

serta kebijakan moneter

dan fiskal.

- Menganalisis dan

mengevaluasi peran pelaku

ekonomi dan pasar modal

dalam sistem

perekonomian Indonesia.

- Memahami konsep dan

mengevaluasi kebijakan

perdagangan internasional

dan kerjasama ekonomi

internasional.

- Memahami konsep Sistem akuntansi

akuntansi sebagai sistem - Sistem informasi

informasi dan menyajikan akuntansi.

persamaan dasar - Persamaan dasar

akuntansi. akuntansi.

- Memahami konsep dan - Siklus akuntansi

mampu menerapkan siklus perusahaan jasa.

77
akuntansi perusahaan jasa - Siklus akuntansi

dan dagang. perusahaan

dagang.

14) Muatan Bahasa Inggris pada SMA/MA/SMALB/PAKET C.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Mengidentifikasi fungsi - Teks-teks :
Pendidikan sosial, struktur teks dan pemberitahuan,
Menengah unsur kebahasaan dari recount, naratif,
(Kelas X-XII) teks pendek dalam deskriptif, lagu,
kehidupan dan kegiatan teks-teks : factual
siswa sehari-hari. report, ilmiah
- Berkomunikasi secara prosedur,
interpersonal, undangan, surat
transaksional, dan pribadi, factual
fungsional tentang diri report, eksposisi
sendiri, keluarga, orang analitis, ilmiah,
lain, dan objek kongkrit dan biografi,
dan imajinatif, yang dalam wacana
terdekat dengan interpersonal,
kehidupan dan kegiatan transaksional, dan
siswa sehari-hari di fungsional pada
rumah, sekolah, dan tataran literasi
masyarakat, serta terkait informasional.
dengan mata pelajaran - Struktur teks
lain. interpersonal,
- Menyusun teks lisan dan transaksional, dan

tulis pendek, dengan fungsional.

menggunakan struktur - Keterampilan

teks secara urut dan mendengarkan,

runtut serta unsur berbicara,

kebahasaan secara membaca, dan

akurat, berterima, dan menulis teks

lancar. interpersonal,

- Menyunting teks tulis, transaksional, dan

pendek, dengan fungsional yang

78
menggunakan struktur tercakup.

teks secara urut dan - Unsur-unsur

runtut serta unsur kebahasaan.

kebahasaan secara - Frasa pendek

akurat, berterima, dan - Modalitas: dengan

lancar. batasan makna

yang jelas.

- Teks-teks: lagu,

- Mengidentifikasi fungsi caption, factual

sosial, struktur teks dan report, ilmiah,

unsur kebahasaan dari news item, dan

teks pendek dalam prosedur, dalam

kehidupan dan kegiatan wacana

siswa sehari-hari. interpersonal,

- Berkomunikasi secara, transaksional, dan

transaksional, dan fungsional pada

fungsional tentang diri tataran literasi

sendiri, keluarga, orang informasional.

lain, dan objek kongkrit - Struktur teks

dan imajinatif, yang interpersonal,

terdekat dengan transaksional, dan

kehidupan dan kegiatan fungsional.

siswa sehari-hari di - Keterampilan

rumah, sekolah, dan mendengarkan,


masyarakat, serta terkait berbicara,

dengan mata pelajaran membaca, dan

lain dan dunia kerja. menulis teks

- Menyusun teks lisan dan interpersonal,

tulis, pendek, dengan transaksional, dan

menggunakan struktur fungsional yang

teks secara urut dan tercakup.

runtut serta unsur - Unsur-unsur

kebahasaan secara kebahasaan.

akurat, berterima, dan - Frasa pendek.

79
lancar. - Modalitas: dengan

- Menyunting teks tulis, batasan makna

pendek, dengan yang jelas.

menggunakan struktur

teks secara urut dan

runtut serta unsur

kebahasaan secara

akurat, berterima, dan

lancar.

15) Muatan Seni Budaya pada SMA/MA/SMALB/Paket C

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi

Tingkat - Menunjukkan perilaku rasa - Apresiasi dan

Pendidikan ingin tahu, peduli kreasi karya seni

Menengah lingkungan, kerjasama, rupa (seni rupa

(Kelas X-XII) jujur, percaya diri, dan dua dan tiga

mandiri dalam berkarya seni dimensi, kritik

budaya. seni rupa, dan

- Memahami keberagaman dan pameran seni

nilai estetis karya seni rupa).

budaya. - Apresiasi dan

- Membandingkan masing- kreasi karya seni

masing karya seni dan nilai musik (gubahan

seni budaya untuk lagu dan musik,

menemukenali/merasakan kritik musik, dan

keunikan/keindahan serta pertunjukan

nilai estetis. musik).

- Menerapkan dan - Apresiasi dan

memodifikasi konsep, teknik, kreasi karya seni

prosedur, bahan, media tari (penciptaan

dalam proses berkarya seni tari, kritik tari,

budaya. dan pertunjukan

80
- Menganalisis konsep, teknik, tari).

prosedur, bahan, media - Apresiasi dan

dalam proses berkarya seni kreasi seni teater

budaya. (rancangan karya

- Menganalisis keberagaman teater, kritik

dan keunikan karya seni teater, dan

budaya. pertunjukan

- Menyajikan hasil analisis teater).

dalam bentuk karya dan

telaah seni budaya yang

bernilai estetis.
- Menunjukkan perilaku rasa - Apresiasi dan
ingin tahu, peduli kreasi karya seni
lingkungan, kerjasama, jujur, rupa dua dan
percaya diri, dan mandiri tiga dimensi,
dalam berkarya seni budaya. kritik seni rupa
- Menunjukkan keberagaman dan pameran
dan nilai estetis karya seni seni rupa.
budaya. - Apresiasi dan
- Membandingkan masing- kreasi karya seni
masing karya dan nilai seni musik (musik
budaya untuk kreasi, kritik
menemukenali/merasakan musik, dan
keunikan/nilai estetis. pertunjukan
- Mencipta karya seni budaya musik).
yang orisinal. - Apresiasi dan
- Mengevaluasi keberagaman kreasi karya seni
dan keunikan kreasi karya tari (Kreasi tari
seni. sesuai iringan,
- Menyajikan hasil evaluasi kritik tari dan
dalam bentuk karya dan pertunjukan tari).
telaah seni budaya original - Apresiasi dan
yang bernilai estetis. kreasi karya seni
teater (naskah
teater, kritik seni
teater, dan
pertunjukan seni
teater).

16) Muatan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan pada SMA/MA/ SMALB /PAKET C, dan
SMK/MAK

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat - Menganalisis dan Aktivitas fisik

Pendidikan memperbaiki kesalahan olahraga permainan

Menengah variasi dan kombinasi dan atletik

81
(Kelas X-XII) keterampilan gerak salah - Pemainan bola

satu permainan dan olahraga. besar, sepak

- Menganalisis variasi, bola, bola voli,

kombinasi dan memperbaiki bola basket.

kesalahan keterampilan - Permainan bola

olahraga beladiri. kecil, dan atletik:

- Menganalisis konsep dan softball,

mempraktikkan latihan, bulutangkis,

pengukuran komponen tenis meja.

kebugaran jasmani. - Aktivitas fisik

- Menganalisis dan gerakan jalan

mempraktikkan rangkaian cepat, lari,

keterampilan senam lantai. lompat, dan

- Menganalisis dan lempar atau

mempraktikkan variasi dan permainan

kombinasi keterampilan tradisional

rangkaian gerak ritmik. sejenis.

- Menganalisis dan - Menguasai

memperbaiki kesalahan aktivitas fisik

keterampilan tiga gaya beladiri: pencak

renang yang berbeda dan silat, karate,

penyelamatan aktivitas di air. taekwondo atau

- Memiliki perilaku hidup sehat beladiri

dalam memilih makanan dan tradisional

minuman dan menghindari sejenis.

diri dari tindakan merugikan - Menguasai

diri sendiri. rangkaian

- Mengamalkan perilaku Aktivitas fisik

sportif, bertanggung jawab, melalui: latihan

pengembangan
kekuatan, daya

tahan,

kelentukan,

kecepatan, dan

82
koordinasi.
- Menguasai
aktivitas fisik
rangkaian :
senam lantai dan
senam alat.
- Menguasai
rangkaian
gerakan aktivitas
fisik ritmik:
senam aerobik
dan SKJ secara
harmonis.
- Menguasai
gerakan aktivitas
fisik di air:
renang gaya
bebas, gaya
punggung, gaya
dada dan
penyelamatan
dalam aktivitas
air.
Kesehatan
- Makanan dan
minuman sehat,
pencegahan dan
penanggulangan

penyakit, bahaya

penggunaa

NARKOBA dan

psikotropika

serta upaya

pencegahan dan

penanggulangan

nya, dampak

seks bebas, cara

mencegah HIV

dan AIDS serta

cara

penanggulangan

nya.

- Menganalisis dan Menguasai gerakan

memperbaiki kesalahan aktivitas fisik

variasi dan kombinasi melalui permainan,

keterampilan gerak salah atletik dan olahraga


83
permainan dan olahraga - Pemainan bola

dengan koordinasi yang lebih besar, sepak

baik. bola, bola voli,

- Menganalisis variasi, bola basket.

kombinasi dan memperbaiki - Permainan bola

kesalahan keterampilan kecil, softball,

olahraga beladiri dengan bulutangkis,

koordinasi yang lebih baik. tenis meja.

- Menganalisis konsep dan - Aktivitas fisik

mempraktikkan latihan, gerakan jalan

pengukuran komponen cepat, lari,

kebugaran jasmani. lompat, dan

- Menganalisis dan lempar atau

mempraktikkan rangkaian permainan

keterampilan senam lantai tradisional

untuk menghasilkan sejenis dengan


koordinasi gerak yang baik. baik dan benar.
- Menganalisis variasi, - Menguasai
kombinasi dan gerakan aktivitas
mempraktikkan keterampilan fisik beladiri:
rangkaian aktivitas gerak pencak silat,
ritmik untuk menghasilkan karate,
koordinasi gerak yang baik. taekwondo atau
- Menganalisis dan permainan
memperbaiki kesalahan tradisional
keterampilan tiga gaya sejenis.
renang yang berbeda dan - Menguasai
penyelamatan dalam aktivitas rangkaian
air dengan koordinasi yang gerakan aktivitas
lebih baik. fisik: latihan
- Membiasakan pola hidup pengembangan
sehat secara konsisten kekuatan, daya
- Menghayati dan tahan,
mengamalkan perilaku kelentukan,
sportif, bertanggung jawab, kecepatan, dan
menghargai perbedaan, koordinasi.
toleransi, bekerja sama, - Menguasai
disiplin, dan menerima rangkaian
kekalahan dengan sikap gerakan aktivitas
positif dan mengekspresikan fisik : senam
kemenanga dengan wajar. lantai dan senam
alat dengan baik
dan benar.
- Menguasai
rangkaian
gerakan aktivitas
fisik ritmik:
senam aerobik
dan SKJ baik dan
84
benar.

- Menguasai

gerakan aktivitas

fisik di air:

renang gaya

bebas, gaya

punggung, gaya

dada dan

penyelamatan

dalam aktivitas

air.

Kesehatan

- STDS (Sexually

Transmitted

Disease), AIDS,

Penyakit Menular

Seksual (PMS).

- Peraturan

perundangan

berkaitan

NARKOBA dan

psikotropika.

17) Muatan Prakarya pada SMA/MA/SMALB/Paket C

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi

Tingkat - Menunjukkan perilaku Apresiasi dan kreasi

Pendidikan rasa ingin tahu, peduli prakarya (Kerajinan)

Menengah lingkungan, kerjasama, - Kerajinan tekstil dan

( Kelas X-XII) jujur, percaya diri, dan limbah tekstil.

mandiri dalam berkarya - Kerajinan dari

prakarya. bahan lunak dan


85
- Menganalisis desain bahan keras.

produk, sumber daya, dan

proses pembuatan karya. Apresiasi dan kreasi

- Mendesain produk dan prakarya (Rekayasa)

proses pembuatan karya. - Rekayasa alat

- Membuat dan mengolah komunikasi

karya. sederhana dan alat

- Menyajikan pengalaman pengatur gerak

wirausaha. sederhana.
- Rekayasa pembangkit

listrik sederhana dan

inovatif menggunakan

teknologi tepat guna.

Apresiasi dan kreasi

prakarya (Budidaya)

- Budidaya tanaman

hias dan tanaman

pangan.

- Usaha budidaya

pembenihan ikan

konsumsi dan ikan

hias.

Apresiasi dan kreasi

prakarya (Pengolahan)

- Pengawetan bahan

pangan nabati dan

hewani menjadi

produk pangan khas

daerah dan

nusantara.

- Pengolahan bahan

nabati dan hewani


86
menjadi produk non

pangan pembersih

dan kosmetik.

Apresiasi dan kreasi

prakarya

(kewirausahaan)

- Nilai dan peluang

wirausaha, serta

aspek-aspek

perencanaan usaha.

- Menunjukkan perilaku Apresiasi dan kreasi

rasa ingin tahu, peduli prakarya (Kerajinan)

lingkungan, kerjasama, - Kerajinan fungsi

jujur, percaya diri, dan hias dan pakai dari

mandiri dalam berkarya limbah.

prakarya.

- Menganalisis dan Apresiasi dan kreasi

mengevaluasi desain prakarya (Rekayasa)

produk, sumber daya, - Rekayasa elektronika

dan proses pembuatan praktis dan dengan

karya. kendali elektronika

- Mendesain produk dan Apresiasi dan kreasi

proses pembuatan karya prakarya (Budidaya)

- Mencipta, mengolah, dan - Budidaya ternak

mempraktekkan karya. unggas petelur dan

- Menyajikan dan pedaging.

mengevaluasi usaha.

Apresiasi dan kreasi

prakarya (Pengolahan)

- Pengolahan bahan

nabati dan hewani

menjadi makanan

khas daerah dan

87
produk non pangan kesehatan

18) Muatan Bahasa Jerman untuk kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Bahasa dan Budaya pada SMA/MA/
Paket C.

Tingkat Ruang Lingkup


Kompetensi
Kompetensi Materi

Tingkat - Memiliki kemampuan -Wacana

Pendidikan berkomunikasi interpersonal,

Menengah interpersonal, transaksional, dan

(Kelas X-XII) transaksional, dan fungsional sebagai

fungsional. wahana komunikasi

- Memiliki kemampuan dan pengembangan

memilih dan potensi akademik

melaksanakan tindakan dalam ragam wacana

dan strategi komunikasi fungsional seperti

secara lisan dan tulis. mendeskripsikan,

- Memiliki kemampuan menarasikan,

menggunakan bahasa menceritakan

dalam konteks kembali,

sosiokultural sebagai memaparkan dan

wahana untuk membuat laporan

penanaman nilai sederhana terkait

karakter bangsa. topik Identitas diri

- Menerapkan unsur- (Kennenlernen),

unsur kebahasaan Kehidupan sekolah

secara akurat dan (Schule), Keluarga

berterima. (Familie), dan

88
- Memahami teks-teks Kehidupan sehari-

sastra Jerman. hari (Alltagsleben).

- Keterampilan

mendengarkan,

berbicara, membaca,

dan menulis.

- Nilai-nilai

sosiokultural dan

karakter bangsa.

- Bunyi, kosakata, tata

bahasa, tekanan kata,

intonasi, ejaan, tanda

baca dan pemarkah

wacana.

-Teks-teks karya

sastra Jerman.

- Memiliki kemampuan - Wacana

berkomunikasi interpersonal,

interpersonal, transaksional, dan

transaksional, dan fungsional sebagai

fungsional yang efektif. wahana

- Memiliki kemampuan komunikasi dan


memilih dan pengembangan
melaksanakan tindakan potensi akademik
dan strategi komunikasi dalam ragam
secara lisan dan tulis. wacana fungsional
- Memiliki kemampuan seperti
menggunakan bahasa mendeskripsikan,
dalam konteks menarasikan,
sosiokultural sebagai menceritakan
wahana untuk kembali,
penanaman nilai memaparkan dan
karakter bangsa. membuat laporan
- Menerapkan unsur- sederhana terkait
unsur kebahasaan topik Kegiatan
secara akurat dan pada waktu
berterima. senggang/Hobi
- Memahami teks-teks (Freizeitbeschäftigu
sastra Jerman. ng/ Hobby) dan
Wisata (Reise).
- Keterampilan
mendengarkan,
berbicara, membaca,

89
dan menulis.
- Nilai-nilai
sosiokultural dan
karakter bangsa
- Bunyi, kosakata, tata
bahasa, tekanan kata,
intonasi, ejaan, tanda
baca dan pemarkah
wacana.
- Teks-teks karya
sastra Jerman.

2. Muatan Nasional
Muatan kurikulum pada tingkat nasional dikembangkan oleh pemerintah pusat, terdiri
atas kelompok mata pelajaran kelompok Umum A, kelompok mata pelajaran kelompok
umum B, dan kelompok mata pelajaran peminatan (C), termasuk bimbingan konseling dan
ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan. Muatan kurikulum pada tingkat nasional yang
dimuat dalam KTSP adalah sebagaimana yang diatur dalam ketentuan, untuk SMA mengacu
pada Permendikbud No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
SMA/MA; yang diperbaharui dengan Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 tentang Struktur
Kurikulum SMA/MA.

3. Muatan Lokal
Muatan Kurikulum pada Tingkat Daerah (Muatan lokal) yang dikembangkan oleh
pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya dan/atau
satuan pendidikan dapat berbentuk sejumlah bahan kajian terhadap keunggulan dan kearifan
daerah tempat tinggalnya yang menjadi: 1) bagian mata pelajaran kelompok B; dan/atau 2)
mata pelajaran yang berdiri sendiri pada kelompok B sebagai mata pelajaran muatan lokal
dalam hal pengintegrasian tidak dapat dilakukan. Muatan kurikulum pada tingkat daerah yang
dimuat dalam KTSP terdiri atas sejumlah bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran
muatan lokal yang ditentukan oleh daerah yang bersangkutan. Penetapan muatan lokal
didasarkan pada keunggulan dan kearifan serta kebutuhan dan kondisi setiap daerah, baik
untuk provinsi maupun kabupaten/kota, bahkan satuan pendidikan.
a. Muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah provinsi ditetapkan dengan peraturan
gubernur, kemudian disiapkan Kurikulumnya (KD dan Silabus dengan mengacu pada
Kompetensi Inti (KI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) kurikulum 2013.
b. Muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah kabupaten/kota ditetapkan dengan
peraturan bupati/walikota, kemudian disiapkan Kurikulumnya (KD dan Silabus dengan

90
mengacu pada Kompetensi Inti (KI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) kurikulum
2013.
c. Muatan lokal yang berlaku hanya untuk satuan pendidikan (mulok sekolah) ditetapkan
Yayasan (bagi sekolah swasta).

Muatan Lokal dapat berbentuk : 1) bagian mata pelajaran kelompok B (terintegrasi


kedalam mata pelajaran yang sudah ada); dan/atau 2) mata pelajaran yang berdiri sendiri pada
kelompok B sebagai mata pelajaran muatan lokal dalam hal apabila pengintegrasian ke dalam
mapel yang sudah ada
Program muatan lokal dasar hukumnya peraturan Gubernur Jawa Timur No 19 Tahun
2014 tentang pelaksanaan tentang bahasa, sastra, dan aksara jawa/madura. Berdasarkan hasil
analisis keunggulan daerah Kabupaten Bondowoso maka jenis muatan yang dilaksanakana di
SMAN Grujugan seperti terdapat dalam struktur kurikulum pada tabel di atas adalah Bahasa
Daerah Madura.
Strategi pelaksanaan muatan lokal tersebut adalah sebagai berikut:
a. Untuk Bahasa Madura muatan lokal titipan Provinsi yang harus dilaksanakan di setiap
sekolah di Propinsi Jawa Timur dengan KI/KD sudah dibuat di provinsi, khusus untuk
kelas X, XI, dan XII menjadi mata pelajaran umum B.
b. Untuk TIK/Informatika muatan lokal sekolah khusus kelas X menjadi mata pelajaran
Lintas minat
Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dan karakteristik sekolah. Muatan lokal bahasa Madura telah
dimasukkan dalam struktur kurikulum kelas X, XI, dan XII dengan alokasi waktu 2 jam
pelajaran per minggu untuk semua kelas. SKL, KI, dan KD Kurikulum 2013 Muatan Lokal
Bahasa Madura (Provinsi Jawa Timur), Kabupaten atau yang dikembangkan oleh sekolah
(terlampir).

E. PENGATURAN BEBAN BELAJAR


Pengaturan beban belajar berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar dan
Menengah di SMAN Grujugan, beban belajar menggunakan sistem Paket.
1. Alokasi waktu untuk tatap muka setiap jam pelajaran 45 menit, dengan penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri maksimal 60 %.
2. Jumlah jam pelajaran perminggu adalah sebagai berikut:
a. Kelas X : 44 Jam pelajaran
91
b. Kelas XI : 46 Jam pelajaran
c. Kelas XII : 46 Jam pelajaran
Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran menjadi
semester 1 (satu) dan semester 2 (dua) dengan waktu pembelajaran sebagai berikut:
HARI WAKTU BELAJAR
Senin 07.00- 15.45
Selasa 07.00- 15.45
Rabu 07.00- 15.00
Kamis 07.00- 15.00
Jumat 17.00-11.00

Beban belajar dalam KTSP jenjang SMA diatur dalam bentuk Sistem Kredit Semester
(SKS) atau Sistem Paket
1. Ketentuan tentang Beban belajar tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan
mandiri untuk SKS dan Sistem Paket disesuaikan dengan ketentuan masing-masing
2. Beban belajar tambahan disesuaikan dengan hasil analisis kondisi riil sekolah yang
menjadi tanggungjawab sekolah masing-masing.
3. Pengaturan pola belajar harus memperhatikan 14 prinsip pembelajaran sesuai Lampiran
Permendikbud No. 65 Tahun 2013 halaman 1 – 2 yang mencakup domain sikap,
pengetahuan, dan keterampilan .
4. Proses pembelajaran mencakup pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural (untuk
kelas X) ditambah dengan metakognitif (untuk kelas XI dan XII) dengan menggunakan
pendekatan saintifik (Scientific Approach) dan penilaian autentik (authentic
assessment).
5. Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 Tentang pembelajaran Pada pendidikan dasar
dan Pendidikan menengah harus dijadikan salah satu acuan;
6. Perlu diperhatikan pula permendikbud Nomor 59 tahun 2014 dan Permendikbud Nomor
61 tahun 2014 Jumlah minggu efektif dan alokasi waktu jam tatap muka yang
digunakan.
7. Beban belajar untuk SMA diatur dalam Sistem Paket atau Sistem Kredit Semester.

b. Sistem Paket
Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur kurikulum
setiap satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran
yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun ajaran. Beban belajar pada
sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan
92
mandiri. Satu jam tatap muka 45 menit. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan
mandiri, maksimal 60% untuk SMA/MA/SMK/MAK dari waktu kegiatan tatap muka mata
pelajaran yang bersangkutan. Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus
diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
1. Beban belajar di SMA dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu.
a. Beban belajar satu minggu Kelas X adalah minimal 42 jam pe-lajaran (nasional)
sedangkan di Jawa Tengah ditambah 2 jam pelajaran untuk Mulok Bahasa Jawa,
sehingga jumlah seluruhnya minimal menjadi 44 jam per minggu.
b. Beban belajar satu minggu Kelas XI dan XII adalah minimal 44 jam pelajaran (secara
nasional) dan di Jawa Tengah ditambah 2 jam pelajaran untuk Mulok Bahasa Jawa,
sehingga jumlah seluruhnya minimal menjadi 46 jam per minggu.
2. Beban belajar di Kelas X dan XI dalam satu semester minimal 18 minggu.
3. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil minimal 18 minggu.
4. Beban belajar di kelas XII pada semester genap minimal 14 minggu.

Pemanfaatan 60 % dari jumlah waktu kegiatan tatap muka pada mata pelajaran
tertentu, untuk penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri (KM), PT dan KM
merupakan kegiatan yang dirancang oleh guru namun tidak dicantumkan dalam jadwal
pelajaran. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah discoveri inkuiri dengan metode
seperti penugasan, observasi lingkungan, proyek, dan problem solving.
Peminatan diatur dalam Permendikbud Nomor 64 tahun 2014. Kelompok mata
pelajaran peminatan bertujuan 1) untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
mengembangkan minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat
keilmuannya di perguruan tinggi, dan 2) untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu
disiplin ilmu atau keterampilan tertentu.
Pemilihan kelompok peminatan dilakukan sejak peserta didik mendaftar ke SMA
sesuai dengan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik peserta didik, didasarkan pada
nilai rapor, nilai UN SMP/MTS, dan rekomendasi guru BK SMP/MTS atau yang sederajat.
Mata pelajaran lintas minat diambil dari luar kelompok peminatan akademiknya, kecuali
untuk kelompok peminatan bahasa dan budaya dapat diambil dari luar dan/atau dari dalam
kelompok peminatan akademiknya pada satuan pendidikan yang sama. Peserta didik wajib
mengambil 4 mata pelajaran peminatan yang tersedia setelah mendapat rekomendasi dari guru
BK. Peserta didik dapat mengambil 2 mata pelajaran dari 4 mata pelajaran peminatan yang
tersedia setelah mendapat rekomendasi dari guru BK.

93
Program penelusuran bakat, minat, dan prestasi peserta didik kelas X berdasarkan nilai
UN SMP/MTS, nilai rapor, tes IQ, dan angket peminatan. Berdasarkan penelusuran SMAN
Grujugan membuka peminatan MIPA dan IPS.
Lintas minat untuk kelas X sebanyak 2 mata pelajaran @ 3 jam pelajaran per minggu
dan dipilih dari mapel-mapel pada 2 peminatan lainnya. Lintas minat untu kelas XI sebanyak
1 mata pelajaran @ 4 jam pelajaran per minggu dipilih dari 2 mata pelajaran lintas minat di
kelas X. Lintas minat untuk kelas XII adalah melanjutkan dari kelas XII dengan alokasi waktu
pelajaran @ 4 jam pelajaran per minggu.
Di SMAN Grujugan tidak dilaksanakan Pendalaman Minat tetapi Pilihan Lintas
Minat. Dengan melihat kondisi riil yang ada maka pilihan mata pelajaran Lintas Minat untuk
kelas X peserta di masing-masing peminatan dapat memilih dua mata pelajaran di peminatan
lain, untuk kelas XI, XII di masing-masing peminatan dapat memilih satu mata pelajaran
Lintas Minat dikelas X, dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel Kelompok Mata Pelajaran Lintas Minat SMAN Grujugan


No Kelas Mata Pelajaran Lintas Minat
1 X MIPA 1. Bahasa Jerman
2. Geografi
3. Informatika
2 X IPS 1. Fisika
2. Biologi
3. Informatika
3 XI MIPA Ekonomi
4 XI IPS Bahasa Jerman
5 XII MIPA Bahasa Jerman
6 XII IPS Fisika

F. PANDUAN AKADEMIK
1. Pelaksanaan Program Pembelajaran Saintifik
Inti dari kurikulum 2013 ada pada upaya penyederhanaan dan sifatnya yang tematik
integrated. kurikulum 2013 untuk menciptakan manusia yang mampu menghadapi tantangan
masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk menghadapi masa depan. Dimana kurikulum
yang berpusat pada siswa (studend centered) yang mengharuskan siswa untuk aktif dengan
Pendekatan Saintifik. siswa dituntuk untuk bisa mengobservasi, bertanya (wawancara),
bernalar dan mengkomunikasikan apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah
mengikuti pembelajaran. Mereka dituntuk untuk berpikir Ilmiah.
94
Pendekatan saintifik/ ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas fenomena
atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan
sebelumnya (Materi Diklat Guru Implementasi Kurikulum 2013, 2013: 2, diunduh dari
www.puskurbuk.net). 
Sedangkan menurut M. Lazim (2013: 1), Pendekatan saintifik didefinisikan sebagai
berikut:  Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-
tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan
masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai
teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau
prinsip yang “ditemukan”.
Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik/ ilmiah
adalah suatu teknik pembelajaran yang menempatkan siswa menjadi subjek aktif melalui
tahapan-tahapan ilmiah sehingga mampu mengkonstruk pengetahuan baru atau memadukan
dengan pengetahuan sebelumnya. Pendekatan saintifik/ ilmiah terbukti lebih efektif dalam
pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. 
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian sebagai berikut (Materi Diklat Guru
Implementasi Kurikulum 2013, 2013: 2, diunduh dari www.puskurbuk.net): 
Retensi informasi dari guru pada pembelajaran tradisional sebesar 10% setelah 15 menit dan
perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25%, sedangkan pada pembelajaran berbasis
pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90% setelah dua hari dan
perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70%. 
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses
seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan
menyimpulkan (M. Lazim, 2013:2). 
Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Kemendikbud melalui Materi Diklat Guru
Implementasi Kurikulum 2013 (2013: 2-5, diunduh dari www.puskurbuk.net) sebagai
berikut. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud
meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring (5M). Pendekatan
ini merujuk kepada teknik-teknik investigasi atas suatu fenomena, cara memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan dengan pengetahuan sebelumnya.
1) Mengamati 
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran.
Keunggulan metode mengamati adalah peserta didik senang dan tertantang dan
mudah pelaksanaannya.
95
2) Menanya 
Menanya menurut Kemendikbud mempunyai fungsi sebagai berikut:
(a) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian  peserta didik. 
(b) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. 
(c) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan
ancangan untuk mencari solusinya. 
(d) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas
substansi pembelajaran yang diberikan.
(e) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan
pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan
menggunakan bahasa yang baik dan benar. 
(f) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
mengembangkan kemampuan berpikir,  dan menarik  simpulan. 
(g) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima
pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan
toleransi sosial dalam hidup berkelompok. 
(h) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam
merespon persoalan yang tiba-tiba muncul. 
(i) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan
berempati satu sama lain.
3) Mengumpulkan data/ Mengekplorasi 
Mengumpulkan data artinya siswa diajak untuk mengumpulkan pengetahuan
sebanyak dari berbagai sumber pengetahuan
4) Menalar
Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta empiris
yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. 
Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk
mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. 
5) Mengkomunikasikan 
Situasi kolaboratif peserta didik akan dilatih berinteraksi dengan empati, saling
menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing.

96
2. Program Tahunan dan Program Semester
Program tahunan merupakan serangkat kegiatan yang terintegrasi dengan penetapan
alokasi waktu satu tahun agar seluruh kompetensi dasar dalam kurikulum dapat siswa kuasai.
Program tahunan wajib guru persiapkan sebelum tahun pelajaran dimulai dengan
mengidentifikasi KD yang harus disampaikan dengan jumlah waktu efektif yang tersedia
sehingga dapat digunakan sebagai dasar penetapan program semester.
Program semester adalah turunan dari program tahunan yang memuat rencana kegiatan
pelaksanaan kurikulum dalam rentang satu semester. Dengan tugas guru yang selalu
terintegrasi dengan program tahunan adalah merumuskan pengaturan kegiatan tiap semester
yang mengundung komponen yang sama dengan program tahunan.

Komponen Program Tahunan


Program tahunan wajib memuat :
a. Identitias mata pelajaran
b. Tahun pelajaran
c. Kelas
d. Kompetensi inti yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan
e. Tema/KD Alokasi waktu

Prosedur Perumusan
Prosedur penyusunan program tahunan meliputi langkah-langkah berikut ini :
a. Mengidentifikasi kompetensi dasar dan indikator tiap tahun.
b. Mengindentifikasi keluasan dan kedalaman kompetensi dasar dan indikator nya.
c. Melakukan pemetaan kompetensi dasar pada tiap semester.
d. Menentukan alokasi waktu yang tersedia untuk tiap kompetensi pada tiap semester
berdasarkan hari efektif belajar.
e. Menjabarkan progam tahunan ke dalam program semester dengan memperhatikan
kalender pendidikan.

3. Pengembangan Silabus
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar,
perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus disesuaikan
pendekatan pembelajaran yang digunakan.
97
Silabus paling sedikit memuat :
a. Identitas mata pelajaran;
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
d. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
e. Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A) :
1) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi;
2) Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
3) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
4) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum
untuk satu semester atau satu tahun; dan
5) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar
atau sumber belajar lain yang relevan.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun
ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
Silabus dapat dikembangkan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan satuan
pendidikan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Dibuktikan dengan
kelengkapan komponen dan isi silabus yang dimiliki sekolah/madrasah untuk semua mata
pelajaran.
Guru wajib menjelaskan silabus pada tiap awal semeter yang dibuktikan dengan adanya
jurnal kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan tugas ini bertujuan agar siswa memahami cukupan
kompetensi yang harus mereka kuasai dan memahami materi belajar yang akan mereka
dapatkan dalam tiap semester.

4. Perencanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap
98
muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan
kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap
pendidik pada satuan pendidikan wajib menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.

a. Komponen RPP
RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam beberapa kali
pertemuan atau lebih. Komponen RPP terdiri atas:
1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
2) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
3) Kelas/semester;
4) Materi pokok;
5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
pemenuhan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang
tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
6) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
8) Materi pembelajaran, yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian
kompetensi;
9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan
materi pelajaran;
11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
sumber belajar lain yang relevan;
12) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, penutup
dan penilaian hasil pembelajaran.

99
2. Prinsip Penyusunan RPP
Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Perbedaan individual peserta didik, antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual,
bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik.
b. Partisipasi aktif peserta didik.
c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan
kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai
bentuk tulisan.
e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian
umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar.
g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas
aspek belajar, dan keragaman budaya.
h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif
sesuai dengan situasi dan kondisi.
i. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif
sesuai dengan situasi dan kondisi
j. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif
sesuai dengan situasi dan kondisi.
k. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif
sesuai dengan situasi dan kondisi

5. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran pada dasarnya dilaksanakan untuk mendorong siswa aktif
memenuhi kebutuhan mewujudkan kompetensinya yang meliputi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Ketiga kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis)
yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat,

100
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta”. Keterampilan diperoleh
melalui aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”.
Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi
karakteristik standar proses.
Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antar
matapelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran
berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong
kemampuan peserta didik agar menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun
kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
Rincian gradasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan adalah sebagai berikut :
Sikap Pengetahuan Ketrampilan
menerima mengingat mengamati
menjalankan memahami menanya
menghargai menerapkan mencoba
menghayati menganalisis menalar
mengamalkan mengevaluasi menyaji
mencipta mencipta

Untuk mendukung pembelajaran yang efektif diperlukan suasana belajar yang


mendukung sesuai dengan Permendikbud 22 Tahun 2016, yaitu:
1) Alokasi Waktu Jam Tatap Muka Pembelajaran (1) SD/MI : 35 menit (2) SMP/MTs :
40 menit (3) SMA/MA : 45 menit, dan (4) SMK/MAK : 45 menit .
2) Jumlah rombongan belajar per satuan pendidikan dan jumlah maksimum peserta
didik dalam setiap rombongan belajar dinyatakan dalam tabel berikut :

no Satuan pendidikan Jumlah rombongan Jumlah maksimum


belajar pendidik per
rombongan belajar
1 SD/MI 6-24 28
2 SMP/MTs 3-33 32
3 SMA/MA 3-36 36
4 SMK 3-72 36
5 SDLB 6 5
6 SMPLB 3 8
7 SMALB 3 8

Pelaksanaan pembelajaran semestinya berlandaskan RPP yang mencakup kegiatan


pendahuluan, inti dan penutup.

1. Kegiatan Pendahuluan
101
Urut-urutan kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.
b. Memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi
materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan
lokal, nasional dan internasional.
c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari.
d. Menyajikan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai, dan;
e. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. Langkah
kegiatan ini sebaiknya dituangkan catatan pelaksanaan kegiatan mengajar untuk
membuktikan bahwa guru melakukan 5 langkah kegiatan dalam pendahuluan.

2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan pendekatan pembelajaran, model pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang sesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu
dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan
karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan. Karakteristik proses pembelajaran
hendaknya diarahkan untuk mewujudkan kompetensi berikut :
a. Dalam mewujudkan kompetensi sikap siswa, guru hendaknya memilih perilaku;
menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh
aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang menambah
pengalaman peserta didik untuk melakuan aktivitas yang sesuai.
Dalam mengembangkan kompetensi pengetahuan guru hendaknya memilih aktivitas
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga
mencipta. Untuk memperkuat pendekatan saintifik,
b. tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong peserta didik
menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok,
disarankan yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning).
c. Dalam mengembangan keterampilan guru hedaknya memilih aktivias mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Jika diperhatikan secara
seksama keterampilan yang dikembangkan merpkan bertuk softskill Seluruh isi materi
102
(topik dan sub topik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus siswa
kuasai. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang
menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry
learning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah
(project based learning).

3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup guru bersama peserta didik melakukan refleksi untuk
mengevaluasi dengan melakukan beberapa langkah kegiatan berikut :
a. Mengevaluasi rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk
selanjutnya secara bersama menemukan manfaat pembelajaran yang telah berlangsung;
b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas, baik tugas individual atau
maupun kelompok;
d. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

6. Penilaian Autentik
a. Prinsip penilaian hasil belajar
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur;
2) objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai;
3) adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender;
4) terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
5) terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
6) menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup
semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang
sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik;

103
7) sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku;
8) beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan; dan
9) akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.

b. Tujuan penilaian
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik memiliki tujuan untuk:
1) mengetahui tingkat penguasaan kompetensi;
2) menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi;
3) menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan
kompetensi; dan
4) memperbaiki proses pembelajaran.

c. Ruang lingkup penilaian


Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik mencakup aspek sikap, aspek
pengetahuan, dan aspek keterampilan.
Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan mencakup aspek pengetahuan
dan aspek keterampilan.

d. Nilai ketuntasan
KKM ditentukan oleh satuan pendidikan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran,
dan kondisi satuan pendidikan. KKM dirumuskan setidaknya dengan memperhatikan 3 (tiga)
aspek, yaitu kompleksitas materi/kompetensi, intake (kualitas peserta didik), serta guru dan
daya dukung satuan pendidikan.
1) Aspek karakteristik materi/kompetensi yaitu memperhatikan kompleksitas KD
dengan mencermati kata kerja yang terdapat pada KD tersebut dan berdasarkan
data empiris dari pengalaman guru dalam membelajarkan KD tersebut pada waktu
sebelumnya. Semakin tinggi aspek kompleksitas materi/kompetensi, semakin
menantang guru untuk meningkatkan kompetensinya.
2) Aspek intake yaitu memperhatikan kualitas peserta didik yang dapat diidentifikasi
antara lain berdasarkan hasil ujian nasional pada jenjang pendidikan sebelumnya,

104
hasil tes awal yang dilakukan oleh sekolah, atau nilai rapor sebelumnya. Semakin
tinggi aspek intake, semakin tinggi pula nilai KKMnya.
3) Aspek guru dan daya dukung antara lain memperhatikan ketersediaan guru,
kesesuaian latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diampu,
kompetensi guru (misalnya hasil Uji Kompetensi Guru), rasio jumlah peserta
didik dalam satu kelas, sarana prasarana pembelajaran, dukungan dana, dan
kebijakan sekolah. Semakin tinggi aspek guru dan daya dukung, semakin tinggi
pula nilai KKM-nya.
KKM sebaiknya dibuat sama untuk semua mata pelajaran pada semua tingkat kelas,
artinya nilai KKM sama untuk semua mata pelajaran pada suatu sekolah. Nilai KKM ditulis
dalam dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan disosialisasikan kepada
semua warga sekolah.
Secara teknis prosedur penentuan KKM mata pelajaran pada Satuan Pendidikan
dapat digambarkan pada alur sebagai berikut:

1) Menetapkan KKM setiap kompetensi dasar (KD), yang menggunakan kriteria


analisis dengan mempertimbangkan aspek karakteristik peserta didik (intake),
karakteristik mata pelajaran (kompleksitas materi/kompetensi), serta guru dan
kondisi satuan pendidikan (daya dukung);
2) Menetapkan KKM mata pelajaran yang merupakan rata-rata dari semua KKM
kompetensi dasar yang terdapat dalam satu mata pelajaran;
3) Menetapkan KKM pada tingkatan kelas yang merupakan rata-rata dari semua
KKM mata pelajaran pada setiap tingkatan kelas; dan
4) Menetapkan KKM satuan pendidikan yang merupakan rata-rata dari semua KKM
pada setiap tingkatan kelas X, XI, dan XII dalam satu semester atau satu tahun
pembelajaran.

Contoh kriteria dan skala penilaian penetapan KKM


Untuk memudahkan analisis setiap KD, perlu dibuat skala penilaian yang disepakati
oleh guru mata pelajaran.

Dalam menetapkan nilai KKM per KD, pendidik/satuan pendidikan dapat juga
memberikan bobot berbeda untuk masing-masing aspek.Atau dengan menggunakan skor
pada setiap kriteria yang ditetapkan.

105
Setelah satuan pendidikan menentukan KKM selanjutnya satuan pendidikan
membuat interval predikat untuk menggambarkan kategori kualitas sekolah. Kategori
kualitassekolah dalam bentuk predikat D, C, B dan A. Nilai KKM merupakan nilai minimal
untuk predikat C dan secara bertahap satuan pendidikan meningkatkan kategorinya sesuai
dengan peningkatan mutu satuan pendidikan. Predikat untuk pengetahuan dan keterampilan
ditentukan berdasarkan interval angka pada skala 0-100 yang disusun dan ditetapkan oleh
satuan pendidikan. Penetapan tabel interval predikat untuk KKM dibuat seperti contoh pada
tabel berikut. Misalnya KKM satuan pendidikan = N (besar nilai N adalah bilangan asli <
100)
Tabel 2.3. Penetapan Interval Predikat

KKM Predikat
D C B A
N <N N ≤ .... ... .... ≤ 100

Satuan pendidikan menentukan satu KKM untuk semua mata pelajaran baik pada
satu tingkat kelas maupun tingkat sekolah. Setelah KKM setiap mata pelajaran ditentukan,
satuan pendidikan dapat menetapkan satu KKM yang sama dengan mempertimbangkan nilai
terendah, rata-rata, atau modus dari seluruh KKM mata pelajaran.
Kriteria untuk KKM kelas X adalah 70

Interval Predikat
90 – 100 A
80 – 89 B
70 – 79 C
< 70 D
Kriteria untuk KKM kelas XI dan XII adalah 75
Interval Predikat
91 – 100 A
83 – 90 B
75 – 82 C
< 75 D

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang
ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan untuk
kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas
ambang kompetensi. KKM ditetapkan oleh sekolah pada awal tahun pelajaran dengan
memperhatikan : Intake (kemampuan rata-rata peserta didik); Kompleksitas (mengidentifikasi
indikator sebagai penanda tercapainya kompetensi dasar); Kemampuan daya pendukung
(berorientasi pada sumber belajar).

106
Ketuntasan minimal ditentukan oleh masing-masing Guru Mata Pelajaran dengan
berpedoman kepada nilai input atau rata-rata nilai terakhir yang diperoleh peserta didik pada
setiap jenjang kelas. Setiap guru mata pelajaran di SMA Negeri Grujugan berusaha
meningkatkan kriteria ketuntasan minimal secara terus menerus untuk mencapai kriteria
ketuntasan ideal dengan cara Analisis ketuntasan untuk mengetahui tingkat ketercapaian
KKM yang telah ditetapkan. Hasil analisis tersebut ditindaklanjuti dengan memberikan
perbaikan (remedial) bagi peserta didik yang belum tuntas dan pengayaan (enrichment) bagi
yang sudah tuntas.Manfaat Analisis: (1) Sebagai dasar untuk menetapkan KKM pada tahun
berikutnya. (2).Perbaikan proses pembelajaran. Ketuntasan minimal di SMA Negeri
Grujugan diserahkan kepada guru mata pelajaran dan dilaporkan kepada pihak yang terkait.
Dengan memperhatikan kemampuan peserta didik dari hasil test awal sekolah
menetapkan Analisis dan identifikasi per SK/KD mata pelajaran untuk menetapkan Kriteria
Ketuntasan Minimal melalui MGMP intern sekolah. Kriteria Ketuntasan Minimal dapat
dianalis sebagai dasar untuk menetapkan KKM pada tahun berikutnya. Penetapan KKM
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan KKM Indikator .
2. Menentukan KKM Kompetensi Dasar
3. Menentukan KKM Standar Kompetensi
4. Menentukan KKM Mata Pelajaran
Dengan mempertimbangkan Kriteria Penetapan KKM yaitu:
1. Kompleksitas (Kesulitan dan Kerumitan)
2. Daya dukung
3. Intake siswa.
Strategi pencapaian KKM ideal (100%) akan dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Perbaikan seleksi input dalam PPDB melalui seleksi nilai ujian nasional .
2. Peningkatan mutu pengelolaan proses pembelajaran lewat pemenuhan sarana
pembelajaran antara lain pusat sumber belajar, perpustakaan, laboratorium, dan PBM
berbasis IT.
3. Peningkatan SDM terutama tenaga pendidik lewat kegiatan workshop, MGMP, In
House Training, Seminar, Lesson Study dan kegiatan yang mengarah pada
peningkatan dan kegiatan lain yang mengarah pada peningkatan kompetensi dalam
mengelola proses pembelajaran.
4. Tambahan jam pelajaran untuk pendalaman materi dengan membahas soal-soal yang
ada dalam buku pendalaman materi yang telah disediakan.
107
Kriteri ketuntasan minimal untuk kelas X, XI dan XII di SMA Negeri Grujugan
mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar, daya dukung dan karakteristik peserta
didik dengan memperhatikan nilai pada SHUN, maka untuk tahun pelajaran 2018/2019
diputuskan bahwa KKM untuk semua mata pelajaran Wajib A, Wajib B, Peminatan, dan
Lintas Minat adalah 75%.
Dari hasil analisis dan identifikasi per SK/KD pada dan mempertimbangkan kriteria
penetapan KKM, maka ditetapkan KKM pada masing-masing mata pelajaran dengan contoh
sebagai berikut :
Penetapan KKM
Mata Pelajaran : …………….
Kelas / Semester : …………….

Standar Kompetensi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)


No. Indikator Indikator KD SK Mapel
Kompetensi Dasar 1 2 3 R

Rata-rata
KKM Mata Pelajaran per Semester

Target Ketuntasan Belajar Peserta DidikTahun Pelajaran 2018/2019

Mata Pelajaran KKM


Kelas X, XI dan
XII
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 70
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 70
3. Bahasa Indonesia 70
4. Matematika Wajib 70
5. Sejarah Indonesia 70
6. Bahasa Inggris 70
7. Seni Budaya 70
8. Pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan 70
9. Prakarya dan Kewirausahaan 70
10 Matematika Peminatan 70
11. Biologi 70
12. Fisika 70
13. Kimia 70
14. Geografi 70
15. Sejarah 70
16. Sosiologi 70
17. Ekonomi 70
18. Bahasa Jerman 70
19. Bahasa Daerah 70
Pengembangan Diri B

108
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi dengan Kompetensi
Dasar (KD) sebagai kompetensi minimal yang harus dicapai oleh peserta didik. Untuk
mengetahui ketercapaian KD, guru harus merumuskan sejumlah indikator sebagai acuan
penilaian dan sekolah juga harus menentukan ketuntasan belajar minimal atau kriteria
ketuntasan minimal (KKM) untuk memutuskan seorang peserta didik sudah tuntas atau
belum. KKM menggambarkan mutu satuan pendidikan, oleh karena itu KKM setiap tahun
perlu dievaluasi dan diharapkan secara bertahap terjadi peningkatan KKM.

e. Teknik dan instrument penilaian


Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik menggunakan berbagai instrumen penilaian
berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai
dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
Instrumen penilaian yang digunakan oleh Satuan Pendidikan dalam bentuk Penilaian
Akhir dan/atau Ujian Sekolah/Madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan
bahasa serta memiliki bukti validitas empirik

f. Penilaian hasil belajar


Pelaksanaan penilaian diawali dengan kegiatan pendidik melakukan analisis
kompetensi pada aspek pengetahuan dan keterampilan yang diturunkan dari Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) ke dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
kemudian dirumuskan menjadi indikator. pencapaian kompetensi (IPK) pada setiap mata
pelajaran. IPK untuk KD pada KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik
yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn termasuk
perumusan indikator sikap dari KD-KD pada KI-1 dan KI-2. IPK dikembangkan menjadi
indikator soal yang diperlukan untuk penyusunan instrumen penilaian. Indikator soal
merupakan rambu-rambu dalam penyusunan butir soal atau tugas.

Pelaksanaan Penilaian Sikap


Pelaksanaan penilaian sikap meliputi penilaian sikap spiritual dan sikap sosial.
1) Sikap Spiritual
Penilaian sikap spiritual dilakukan untuk mengetahui perkembangan sikap peserta
didik dalam menghargai, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya serta
109
toleransi terhadap agama lain. Indikator sikap spiritual pada mata pelajaran Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti dan PPKn diturunkan dari KD pada KI-1 dengan memperhatikan
butir-butir nilai sikap yang tersurat. Sementara itu, penilaian sikap spiritual yang dilakukan
oleh guru mata pelajaran lain dirumuskan dalam perilaku beragama secara umum.
Berikut contoh indikator sikap spiritual yang dapat digunakan untuk semua mata
pelajaran dalam penilaian sikap spiritual:
a) Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan;
b) Menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut;
c) Memberi salam pada saat awal dan akhir kegiatan;
d) Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa;
e) Mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri;
f) Bersyukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu;
g) Berserah diri (tawakal) kepada Tuhan

2). Sikap Sosial


Penilaian sikap sosial untuk menghimpun informasi mengenai perkembangan sikap
sosial peserta didik dalam menghargai, menghayati, dan berperilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya.
a) Indikator untuk KD dari KI-2 mata pelajaran PABP dan PPKn dirumuskan dalam
perilaku spesifik sebagaimana tersurat di dalam rumusan KD mata pelajaran tersebut.
Sementara indikator sikap sosial mata pelajaran lainnya dirumuskan dalam perilaku
sosial secara umum dan dikembangkan terintegrasi dalam pembelajaran KD dari KI-3
dan KI-4. Berikut contoh butir-butir sikap sosial :
b) Jujur, yaitu perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, antara
lain: (a) tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan; (b) tidak menjadi plagiat
(mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber); (c) menyerahkan
kepada yang berwenang barang yang ditemukan; (d) membuat laporan berdasarkan data
atau informasi apa adanya; dan (e) mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki.
c) Disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan, antara lain: (a) patuh pada tata tertib atau aturan
bersama/satuan pendidikan; dan (b) mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan
waktu yang ditentukan.
d) Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
110
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa, antara lain:
(a) menerima risiko dari tindakan yang dilakukan; (b) tidak menyalahkan/menuduh
orang lain tanpa bukti akurat; (c) mengembalikan barang pinjaman; (d) mengakui dan
meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan; (e) tidak menyalahkan orang lain untuk
kesalahan tindakan sendiri; dan
e) Toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman latar belakang,
pandangan, dan keyakinan, antara lain: (a) tidak mengganggu teman yang berbeda
pendapat; (b) menerima kesepakatan
f) Meskipun ada perbedaan pendapat; (c) dapat menerima kekurangan orang lain; (d)
dapat memaafkan kesalahan orang lain; (e) mampu dan mau bekerja sama dengan siapa
pun yang memiliki keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan. dan (f)
terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru.
g) Gotong royong, yaitu bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama
dengan saling berbagi tugas dan tolong-menolong secara ikhlas, antara lain: (a) terlibat
aktif dalam kerja bakti membersihkan kelas atau lingkungan sekolah; (b) bersedia
membantu orang lain tanpa mengharap imbalan; (c) aktif dalam kerja kelompok; (d)
tidak mendahulukan kepentingan pribadi; (e) mencari jalan untuk mengatasi perbedaan
pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan orang lain; dan (f) mendorong orang lain
untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama.
h) Santun atau sopan, yaitu sikap baik dalam pergaulan, baik dalam berbicara maupun
bertingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya yang dianggap baik/santun
pada tempat dan waktu tertentu bisa berbeda pada tempat dan waktu yang lain, antara
lain: (a) menghormati orang yang lebih tua; (b) tidak meludah di sembarang tempat; (c)
mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain; (d) member salam,
senyum, dan menyapa; (e) meminta izin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau
menggunakan barang milik orang lain; dan (f) memperlakukan orang lain dengan baik
sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan baik.
i) Percaya diri, yaitu suatu keyakinan atas kemampuan sendiri untuk melakukan kegiatan
atau tindakan, antara lain: (a) tidak mudah putus asa; (b) tidak canggung dalam
bertindak; (c) berani presentasi di depan kelas; dan (d) berani berpendapat, bertanya,
atau menjawab pertanyaan.

Penilaian sikap dilakukan oleh guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada
jam pelajaran) dan/atau di luar jam pembelajaran, guru bimbingan konseling (BK), wali kelas
(selama peserta didik di luar jam pelajaran), warga sekolah (peserta didik).
111
Penilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan secara terus-menerus selama satu
semester. Guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas mengikuti perkembangan sikap
spiritual dan sosial, serta mencatat perilaku peserta didik yang sangat baik atau kurang baik
dalam jurnal segera setelah perilaku tersebut teramati atau menerima laporan tentang perilaku
peserta didik. Apabila seorang peserta didik pernah memiliki catatan sikap yang kurang baik,
namun pada kesempatan lain peserta didik tersebut telah menunjukkan perkembangan sikap
(menuju atau konsisten) baik, maka di dalam jurnal harus ditulis bahwa sikap peserta didik
tersebut telah baik atau bahkan sangat baik.
Pencatatan pada jurnal tidak hanya sikap yang sangat baik atau kurang baik saja, tetapi
juga perubahan sikap dari kurang baik menjadi baik atau sangat baik. Sikap dan perilaku
peserta didik yang teramati oleh pendidik dan tercacat dalam jurnal, akan lebih baik jika
dikomunikasikan kepada peserta didik yang bersangkutan.

2. Pelaksaaan Penilaian Pengetahuan


Penilaian kompetensi pengetahuan berdasarkan indikator untuk pengetahuan yang
diturunkan dari KD pada KI-3 dengan menggunakan kata kerja operasional. Beberapa kata
kerja operasional sesuai tingkat proses berpikir yang dapat digunakan antara lain:
a. mengingat: menyebutkan, memberi label, mencocokkan, memberi nama, memberi
contoh, meniru, dan memasangkan.
b. memahami: menggolongkan, menggambarkan, membuat ulasan, menjelaskan,
mengekspresikan, mengidentifikasi, menunjukkan, menemukan, membuat laporan,
mengemukakan, membuat tinjauan, memilih, dan menceritakan.
c. menerapkan: mendemonstrasikan, memperagakan, menuliskan penjelasan,
membuatkan penafsiran, mengoperasikan, mempraktikkan merancang persiapan,
menyusun jadwal, membuat sketsa, menyelesaikan masalah, dan menggunakan.
d. menganalisis: menilai, menghitung, mengelompokkan, menentukan, membandingkan,
membedakan, membuat diagram, menginventarisasi, memeriksa, dan menguji.
e. mengevaluasi: membuat penilaian, menyusun argumentasi atau alasan, menjelaskan
apa alasan memilih, membuat perbandingan, menjelaskan alasan pembelaan,
memperkirakan, dan memprediksi.dan
f. mencipta/mengkreasi: mengumpulkan, menyusun, merancang, merumuskan,
mengelola, mengatur, merencanakan, mempersiapkan, mengusulkan, dan mengulas.

Berikut contoh indikator pencapaian kompetensi yang dikembang- kan berdasarkan


kompetensi dasar Matematika Umum kelas X.
112
Model Mengembangkan indikator kompetensi
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
.
1. Menyusun sistem persama- an • Merumukan masalah nyata ke dalam
linear tiga variabel dari masalah sistem persamaan linear
kontekstual • Mengubah masalah kontektual ke dalam
bentuk persamaan linear
• Menentukan langkah-langkah
penyelesaian persamaan linear tiga variabel

Pelaksanaan penilaian pengetahuan dilakukan untuk menilai proses dan hasil belajar
peserta didik. Penilaian oleh pendidik dilakukan dalam bentuk penilaian harian dan dapat juga
dilakukan penilaian tengah semester melalui tes tertulis, tes lisan, maupun penugasan.
Cakupan penilaian harian meliputi seluruh indikator dari satu kompetensi dasar atau lebih
sedangkan cakupan penugasan disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dasar.

3. Pelaksanaan Penilaian Keterampilan


Indikator untuk keterampilan diturunkan dari KD pada KI-4 dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, antara lain: menggabungkan,
mengkontruksi, merancang, membuat sketsa, memperagakan, menulis laporan, menceritakan
kembali, mempraktikkan, mendemonstrasikan, dan menyajikan.
Pelaksanaan penilaian kinerja ditentukan oleh guru berdasarkan tuntutan KD dan
dapat dilakukan untuk satu atau beberapa KD.
Beberapa langkah pelaksanaan penilaian kinerja meliputi :
a. menjelaskan rubrik penilaian kepada peserta didik sebelum pelaksanaan penilaian;
b. memberikan tugas secara rinci kepada peserta didik; (c) memastikan ketersediaan dan
kelengkapan alat serta bahan yang digunakan;
c. melaksanakan penilaian selama rentang waktu yang direncanakan;
d. membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian;
e. melakukan penilaian secara individual;
f. mencatat hasil penilaian; dan
g. mendokumentasikan hasil penilaian.

Pelaksanaan Penilaian proyek dilakukan untuk satu atau beberapa KD pada satu mata
pelajaran atau lintas mata pelajaran.
Langkah pelaksanaan penilaian proyek :
a. menjelaskan rubrik penilaian kepada peserta didik sebelum pelaksanaan penilaian;
113
b. memberikan tugas kepada peserta didik;
c. memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang tugas yang harus
dikerjakan;
d. melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan proyek; (e)
memonitor pengerjaan proyek peserta didik dan memberikan umpan balik pada setiap
tahapan pengerjaan proyek;
e. membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian;
f. memetakan kemampuan peserta didik terhadap pencapaian kompetensi minimal;
g. memberikan umpan balik terhadap laporan yang disusun peserta didik; dan
h. mendokumentasikan hasil penilaian.

Pelaksanaan Penilaian portofolio


Penilaian portofolio dilakukan untuk melihat perkembangan pencapaian kompetensi
dan capaian akhir serta dapat digunakan untuk mendeskripsikan capaian keterampilan dalam
satu semester.
Langkah pelaksanaan penilaian portofolio :
a. Melaksanakan proses pembelajaran terkait tugas portofolio dan menilai pada saat
kegiatan tatap muka yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran;
b. Melakukan penilaian portofolio berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditetapkan atau
disepakati bersama dengan peserta didik;
c. Peserta didik mencatat hasil penilaian portofolionya untuk bahan refleksi diri;
d. Mendokumentasikan hasil penilaian portofolio sesuai format yang telah ditentukan;
e. Memberi umpan balik terhadap karya peserta didik secara berkesinambungan dengan
cara memberi keterangan kelebihan dan kekurangan karya tersebut, dan perbaikannya;
f. Memberi identitas (nama dan waktu penyelesaian tugas), mengumpulkan dan
menyimpan portofolio masing-masing peserta didik dalam satu map atau folder di
rumah atau di loker sekolah;
g. Memberi kesempatan peserta didik untuk memperbaiki karya yang dinilai belum
memuaskan dan perlu perbaikan;
h. Membuat “kontrak” atau perjanjian jangka waktu perbaikan dan penyerahan karya hasil
perbaikan kepada guru;
i. Memamerkan dokumentasi kinerja dan atau hasil karya terbaik portofolio dengan cara
memajangnya di kelas;

114
j. Mendokumentasikan dan menyimpan semua portofolio ke dalam map yang telah diberi
identitas masing-masing peserta didik untuk bahan laporan kepada sekolah dan orang
tua peserta didik;
k. Mencantumkan tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta
didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu sebagai bahan
laporan kepada sekolah dan/atau orang tua peserta didik; dan
l. Memberikan nilai akhir portofolio masing-masing peserta didik disertai umpan balik.

Berikut ini contoh perumusan indikator dari mata pelajaran Matematika kelas X
Umum :
No Kompetensi Dasar Indikator
1 4.3 menyelesaikan masalah 1. menyatakan masalah nyata ke dalam
kontekstual yang berkaitan dengan model matematika
persamaan lin 2. menentukan penyelesaian system
ear tiga variabel persamaan linear tiga variable
3. menginterpretasikan hasil penyelesaian
sesuai dengan masalah yang dimaksud

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian
kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran sebagai capaian pembelajaran. Penilaian
hasil belajar oleh satuan pendidikan adalah proses pengumpulan informasi/data tentang
capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek pengetahuan dan aspek keterampilan yang
dilakukan secara terencana dan sistematis. Penilaian bertujuan untuk menilai encapaian
Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran, dalam bentuk penilaian akhir dan
ujian sekolah.

g. Mekanisme penilaian
Dalam melaksanakan penilian hasil belajar oleh satuan pendidikan perlu dilakukan
beberapan langkah berikut
a. Menyusun perencanaan penilaian tingkat Satuan Pendidikan meliputi: penilaian akhir
semester, penilaian akhir tahun, ujian sekolah dan ujian sekolah berstandar nasional.

115
b. Penilaian akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester. Cakupan
penilaian meliputi indikator-indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester
tersebut.
c. Penilaian akhir tahun adalah kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir
semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir
semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan
materi pada penilaian akhir tahun meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
KD pada semester genap saja, atau seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada
semester ganjil dan semester genap pada tingkatan kelas yang sama.
d. Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) adalah kegiatan pengukuran capaian
kompetensi siswa terhadap standar kompetensi lulusan untuk mata pelajaran tertentu
dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan untuk memperoleh pengakuan atas
prestasi belajar.
e. Ujian Sekolah (US) adalah kegiatan pengukuran dan penilaian capaian kompetensi
siswa terhadap standar kompetensi lulusan untuk mata pelajaran yang tidak diujikan
dalam USBN. Ujian Sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh
pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari
satuan pendidikan. Pelaksanaannya diatur dalam POS Ujian Sekolah dan POS Ujian
Sekolah Berstandar Nasional.

Kebijakan di tingkat satuan pendidikan menetapkan


a. Penentuan KKM dengan memperhatikan standar kompetensi lulusan, karakteristik
peserta didik, karakteristik mata pelajaran, serta guru dan kondisi satuan pendidikan
melalui rapat dewan guru.
b. Penentuan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem
paket melalui rapat dewan guru.
c. Penentuan kriteria program pembelajaran melalui rapat dewan guru bagi satuan
pendidikan yang menggunakan sistem kredit semester.
d. Penentuan nilai akhir sikap spiritual dan sosial sebagai bahan pertimbangan kelulusan
melalui rapat dewan guru dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh semua guru
mata pelajaran, wali kelas, dan guru BK.
e. Laporan hasil penilaian semua mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang
tua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan (Rapor).

116
f. Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota.
g. Menentukan kriteria kelulusan ujian sekolah dan kriteria kelulusan dari satuan
pendidikan melalui rapat dewan guru.
h. Menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan satuan pendidikan.
i. Menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan guru
sesuai dengan kriteria minimal sebagai berikut:
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
2) Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik.
3) Lulus ujian sekolah dan ujian sekolah berstandar nasional.
4) Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan
Penilaian akhir yang dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester dan/atau akhir tahun, sedangkan
ujian sekolah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
Cakupan penilaian akhir semester adalah seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada
semester ganjil, sedangkan cakupan materi pada penilaian akhir tahun meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan KD pada semester genap. Materi ujian sekolah meliputi KD
yang merepresentasikan pencapaian SKL.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/data


tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis. Penilaian hasil belajar oleh
pendidik di SMA dilaksanakan untuk memenuhi fungsi formatif dan sumatif dalam bentuk
penilaian harian dan dapat juga dilakukan penilaian tengah semester. Penilaian tengah
semester merupakan penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang cakupan materinya terdiri
atas beberapa KD dan Panduan.
Pelaksanaannya tidak dikoordinasikan oleh satuan pendidikan. Penilaian harian dapat
berupa ulangan, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan yang
digunakan untuk:
a. mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik;
b. menetapkan program perbaikan dan/atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan
kompetensi;
c. memperbaiki proses pembelajaran; dan
117
d. menyusun laporan kemajuan hasil belajar.
Laporan penilaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk predikat (sangat
baik, baik, cukup, atau kurang) dan dilengkapi dengan deskripsi.

h. Mekanisme dan prosedur pelaporan hasil belajar peserta didik


Mekanisme Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi:
1) perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus;
2) Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dilakukan untuk memantau proses,
kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan pengukuran
pencapaian satu atau lebih Kompetensi Dasar;
3) penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan sebagai sumber
informasi utama dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali kelas atau guru
kelas;
4) hasil penilaian pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk
predikat atau deskripsi;
5) penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
6) penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio,
dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
7) hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik
disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi; dan
8) peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedi.

Konsekuensi dari pembelajaran tuntas adalah tuntas atau belum tuntas. Bagi peserta
didik yang belum mencapai KKM maka dilakukan tindakan remedial dan bagi peserta didik
yang sudah mencapai atau melampaui ketuntasan belajar diberikan pengayaan. Pembelajaran
remedial dan pengayaan dilaksanakan untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan,
sedangkan sikap tidak ada remedial atau pengayaan namun merupakan penumbuh-
kembangan sikap, perilaku, dan pembinaan karakter setiap peserta didik.
Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya
adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan
pembelajaran remedial dan pengayaan dapat dilakukan antara lain:
1). Remedial

118
Remedial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan bagi peserta didik
yang belum mencapai KKM dalam satu KD tertentu. Pembelajaran remedial diberikan segera
setelah peserta didik diketahui belum mencapai KKM. Pembelajaran remedial dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan/hak peserta didik. Dalam pembelajaran remedial, pendidik
membantu peserta didik untuk memahami kesulitan belajar yang dihadapi secara mandiri,
mengatasi kesulitan dengan memperbaiki sendiri cara belajar dan sikap belajarnya yang dapat
mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal. Dalam hal ini, penilaian merupakan
assessment as learning.
Metode yang digunakan pendidik dalam pembelajaran remedial juga dapat bervariasi
sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang dialami peserta didik.
Tujuan pembelajaran juga dirumuskan sesuai dengan kesulitan yang dialami peserta didik.
Pada pelaksanaan pembelajaran remedial, media pembelajaran juga harus betul-betul
disiapkan pendidik agar dapat mempermudah peserta didik dalam memahami KD yang dirasa
sulit. Dalam hal ini, penilaian tersebut merupakan assessment for learning. Jadi remedial
bukan kegiatan tes ulang atau mengulang tes bagi peserta didik yang belum mencapai KKM
namun merupakan pembelajaran remedial ketika peserta didik teridentifikasi oleh pendidik
mengalami kesulitan terhadap penguasaan materi pada KD tertentu yang sedang berlangsung.
strategi pelaksanaan pembelajaran remedial yang dapat disesuaikan dengan jenis dan
tingkat kesulitan.
a) Pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada beberapa peserta
didik yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda, sehingga memerlukan bimbingan
secara individual. Bimbingan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kesulitan
yang dialami oleh peserta didik. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya
bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik tertentu
mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian
bimbingan secara individual/perorangan. Pemberian bimbingan perorangan
merupakan implikasi peran guru sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana
terdapat satu atau beberapa orang peserta didik yang belum berhasil mencapai
ketuntasan
b) Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam pembelajaran
klasikal ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan sama.
c) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran
ulang dapat disampaikan dengan variasi cara penyajian dan penyederhanaan
tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua
peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar.
119
Guru perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau
media yang lebih tepat.
d) Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka pelaksanaan remedial,
tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan
dalam mengerjakan tes ulang. Peserta didik perlu diberi pelatihan intensif untuk
membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.
e) Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas atau kakak kelas yang
memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan
tutorial kepada rekan atau adik kelas yang mengalami kesulitan belajar. Melalui tutor
sebaya diharapkan hubungan antar peserta didik akan lebih akrab dan terbuka,
sehingga peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih mudah memahami
materi atau kompetensi yang harus dicapai.

Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan SMA Pelaksanaan


pembelajaran remedial dilakukan di luar jam pelajaran. Hal ini dilakukan agar hak peserta
didik yang sudah tuntas untuk mengikuti pembelajaran tidak terganggu. Oleh karena itu
pembelajaran remedial dapat dilakukan sebelum pembelajaran pertama dimulai, setelah
pembelajaran selesai, atau pada selang waktu tertentu yang tidak menggangu kegiatan
pembelajaran peserta didik yang lain disesuaikan dengan kondisi sekolah.
Selanjutnya setelah melakukan pembelajaran remedial diakhiri dengan penilaian untuk
melihat pencapaian peserta didik pada KD yang diremedial. Pembelajaran remedial pada
dasarnya difokuskan pada KD yang belum tuntas dan dapat diberikan berulang-ulang sampai
mencapai KKM dengan waktu hingga batas akhir semester. Apabila hingga akhir semester
pembelajaran remedial belum bisa membantu peserta didik mencapai KKM, pembelajaran
remedial bagi peserta didik tersebut dapat dihentikan. Pendidik tidak dianjurkan memaksakan
untuk memberi nilai tuntas (sesuai KKM) kepada peserta didik yang belum mencapai KKM.
Pemberian nilai KD bagi peserta didik yang mengikuti pembelajaran remedial yang
dimasukkan sebagai hasil penilaian harian sebagai berikut.
Peserta didik diberi nilai sesuai capaian yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti
remedial pembelajaran. Misalnya, suatu matapelajaran (Fisika) memiliki KKM 70. Seorang
peserta didik bernama Iwan memperoleh nilai harian-1 (KD 3.1) sebesar 50, karena ada
beberapa butir soal yang tidak dapat dijawanb dengan benar. Karena Iwan belum mencapai
KKM, maka Iwan mengikuti remedial untuk KD 3.1. Setelah Iwan mengikuti remedial dan
diakhiri dengan penilaian, Iwan memperoleh hasil penilaian 80. Berdasarkan ketentuan
tersebut, maka nilai harian-1 (KD 3.1) yang diperoleh Iwan adalah 80.
120
Manfaat dari ketentuan di atas adalah:
a) meningkatkan motivasi peserta didik selama mengikuti pembelajaran remedial karena
peserta didik mempunyai kesempatan untuk memperoleh nilai yang maksimal.
b) sesuai dengan prinsip belajar tuntas (mastery learning), sehingga setiap peserta didik
berhak untuk mendapatkan capaian kompetensi terbaiknya.

2). Pengayaan
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik
yang telah mencapai dan/atau melampaui KKM. Fokus pengayaan adalah pendalaman dan
perluasan dari kompetensi yang dipelajari. Pengayaan biasanya diberikan segera setelah
peserta didik diketahui telah mencapai KKM berdasarkan hasil penilaian harian. Pembelajaran
pengayaan biasanya hanya diberikan satu kali, tidak berulang kali sebagaimana pembelajaran
remedial. Pembelajaran pengayaan umumnya tidak diakhiri dengan penilaian. Jadi dalam hal
ini berbeda perlakuannya dengan remedial. Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan
Pendidikan SMA Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
a) Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberi
tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca di perpustakaan terkait dengan KD
yang dipelajari pada jam pelajaran sekolah atau di luar jam pelajaran sekolah.
Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik berupa pemecahan masalah
nyata. Selain itu, secara kelompok peserta didik dapat diminta untuk menyelesaikan
sebuah proyek atau penelitian ilmiah.
b) Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang
diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan. Kegiatan pemecahan masalah
nyata, tugas proyek, ataupun penelitian ilmiah juga dapat dilakukan oleh peserta didik
secara mandiri jika kegiatan tersebut diminati secara individu.
c) Pembelajaran berbasis tema, yaitu pembelajatan terpadu yang memadukan kurikulum
di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara
berbagai disiplin ilmu. Melalui pembelajaran tematik dapat mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik.
Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, peserta didik akan
memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.

G. KENAIKAN KELAS
Syarat dan Kriteria Kenaikan Kelas
121
Berdasarkan permendikbud No 53 tahun 2015 tentang penilaian. Kenaikan kelas
dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kenaikan kelas mengacu pada hasil belajar
siswa pada semester genap dengan mempertimbangkan hasil belajar mereka pada semester
ganjil. Kriteria kenaikan kelas berdasarkan ketuntasan hasil belajar pada setiap mata
pelajaran, meliputi : sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Ketuntasan belajar pada
kenaikan kelas adalah ketuntasan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Jika terdapat aspek
pengetahuan dan keterampilan, mata pelajaran yang tidak mencapai KKM pada semester
ganjil atau genap, maka:
1. Dihitung rerata nilai berdasarkan aspek mata pelajaran semester ganjil dan genap.
2. Nilai rerata setiap aspek dibandingkan dengan KKM pada mata pelajaran tersebut. Jika
hasil pada nilai rerata lebih dari nilai KKM, maka aspek mata pelajaran tersebut
dinyatakan TUNTAS, dan sebaliknya jika nilai rerata kurang dari nilai KKM, maka
aspek mata pelajaran tersebut dinyatakan BELUM TUNTAS. Selanjutnya jika rerata
kedua aspek tuntas dan nilai sikap baik maka mata pelajaran tersebut dikatakan
TUNTAS, dan sebaliknya minimal 1 (satu) aspek tidak tuntas maka mata pelajaran
tersebut dikatakan BELUM TUNTAS.
3. Kriteria kenaikan kelas pada satuan pendidikan yang menggunakan Sistem Paket.

Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam (dua) semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
2. Predikat sikap minimal BAIK yaitu memenuhi indikator kompetensi sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
3. Predikat kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan minimal BAIK sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
4. Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran yang masing-masing nilai pengetahuan
dan/atau keterampilan di bawah KKM dengan KKM 70 per mata pelajaran. Apabila ada
mata pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada semester ganjil dan/atau
semester genap, nilai akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap pada mata
pelajaran yang sama pada tahun pelajaran tersebut
5. Peserta didik dinyatakan tidak naik ke kelas yang lebih tinggi jika ketidakhadiran tanpa
keterangan (alpa) lebih atau sama dengan 10 % dari hari efektif pembelajaran dalam
satu tahun pelajaran (21 hari).

Berikut contoh analisis ketuntasan untuk kenaikan kelas.


122
Berdasarkan data pada tabel diperoleh data untuk bahan penentuan keputusan sebagai
berikut :
1. Dengan memperhatikan KKM pada semester 1, terdapat 3 mata pelajaran tidak tuntas
terdiri atas Bahasa Indonesia, Matematika, dan PJOK.
2. Pada semester 2, terdapat 2 mata pelajaran tidak tuntas yaitu Bahasa Indonesia dan
PJOK.
3. Untuk mengetahui banyaknya ketuntasan, yaitu merata-ratakan nilai setiap aspek pada
mata pelajaran yang sama pada contoh kasus di atas,
a. Nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia semester 1 pada aspek pengetahuan = 60
dan semester 2 aspek pengetahuan = 60, rerata = 60 (belum tuntas). Semester 1
pada aspek keterampilan = 65 dan semester 2 = 65, reratanya= 65 (tuntas). Maka
mata pelajaran Bahasa Indonesia belum tuntas.
b. Nilai mata pelajaran Matematika semester 1 pada aspek pengetahuan = 58 dan
semester 2 aspek pengetahuan = 65, reratanya =62 (belum tuntas). Semester 1
pada aspek keterampilan = 65 dan semester 2= 65, reratanya= 65 (tuntas). Maka
mata pelajaran Matematika belum tuntas
c. Nilai mata pelajaran PJOK semester 1 pada aspek pengetahuan= 64 dan semester
2 aspek pengetahuan= 70, reratanya =67 (tuntas). Semester 1 pada aspek
keterampilan= 63 dan semester 2= 65, reratanya= 64 (belum tuntas). Maka mata
pelajaran PJOK belum tuntas.

123
d. Kesimpulan : jumlah mata pelajaran yang tidak tuntas adalah 3 (tiga) yaitu Bahasa
Indonesia, Matematika, dan PJOK. Nilai aspek Sikap adalah Baik, maka peserta
didik yang bersangkutan diputuskan TIDAK NAIK KELAS.

Catatan:
 Keputusan kenaikan kelas bagi peserta didik dilakukan berdasarkan hasil rapat pleno
dewan guru dengan mempertimbangkan kebijakan satuan pendidikan,
 Kriteria kenaikan kelas dari satuan pendidikan harus tersurat dalam dokumen KTSP.
 Lembar kriteria kenaikan kelas dilampirkan pada rapor peserta didik.

H. KELULUSAN
1. Kriteria kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 jo PP 32/2013 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah :
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga, dan kesehatan;
3. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi; dan lulus Ujian Nasional.
4. Dalam pelaksanaan Ujian Sekolah, satuan pendidikan wajib membuat Prosedur
Operasional Standar (POS) sebagai rujukan teknis dalam pelaksanaan Ujian Sekolah.
Tujuan penyusunan POS untuk mengorganisasikan pelaksanaan Ujian Sekolah yang
efektif dan profesional, mewujudkan pelayanan yang berkualitas, memuaskan,
transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.
5. Berikut dijelaskan kriteria kelulusan Ujian Sekolah dan Ujian Sekolah Berstandar
Nasional serta kriteria kelulusan dari Satuan Pendidikan.
6. Kriteria Kelulusan Ujian Sekolah dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional.
7. Mengikuti Ujian Nasional.
8. Pembulatan Nilai Sekolah yang merupakan gabungan dari nilai Ujian Sekolah dan nilai
rata-rata raport dinyatakan dalam rentang 0 sampai dengan 100 dengan ketelitian satu
angka dibelakang koma.

124
9. Peserta didik dinyatakan lulus Ujian Sekolah (US) dan Ujian Sekolah Berstandar
Nasional (USBN) apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Kelulusan US dan USBN ditentukan berdasarkan nilai Ujian Sekolah (NUS).
b. Peserta didik dinyatakan lulus apabila rata-rata Nilai Sekolah mencapai paling
rendah 55. Dengan pembobotan Nilai Sekolah adalah 60% rata-rata nilai raport
semester I - VI dan 40% Ujian Sekolah.
10. Kelulusan peserta didik dari SMA ditetapkan oleh setiap Satuan Pendidikan yang
bersangkutan melalui rapat dewan guru

2. Pelaksanaan ujian nasional dan ujian sekolah


Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang
dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan
merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang
diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dan
aspek, sedangkan dalam aspek ketrampilan akan diatur dalam POS Ujian Sekolah.
Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standart
Nasional Pendidikan.

3. Target kelulusan
Untuk tahun pelajaran 2019/2020 sekolah mentargetkan peserta didik lulus 100 %.

4. Program2 sekolah dalam mmeningkatkan kualitas lulusan


Untuk mencapai kelulusan 100 % usaha yang dilakukan sekolah adalah melakukan 7
strategi sukses Ujian Nasional yang meliputi :
a. Efektifitas kegiatan pembelajaran
b. Diklat guru mata pelajaran UN kelas XII
c. Menciptakan lingkungan sekolah yang menyenangkan
d. Bimbingan belajar intensif mata pelajaran UN (pengayaan)
e. Try Out Ujian Nasioanl
f. Pelatihan motivasi UN
125
g. Istigosah menjelang UN

5. Program pasca ujian nasional dan kelulusan


Program kegiatan setelah ujian dan kelulusan adalah sebagai berikut:
a. Pelepasan siswa kelas XII
b. Penulisan Ijazah oleh petugas
c. Cap tiga jari dan tanda tangan ijazah
d. Penyerahan Ijazah kepada siswa

I. MUTASI PESERTA DIDIK


1. Mutasi Masuk
Sekolah dapat menerima peserta didik dari sekolah lain menjadi peserta didik di SMA
Negeri Grujugan, dengan syarat :
a. Mengacu pada peraturan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga.
b. Pagu untuk kelas yang bersangkutan masih ada (memenuhi).
c. Berasal dari sekolah sekolah negeri atau swasta yang berakreditasi A.
d. Mempunyai Nomor Induk siswa Nasional dan NPSN sekolah asal.
e. Memiliki nilai raport lengkap dan baik dengan KKM minimal 70.
f. Memenuhi kelengkapan administrasi sekolah.
g. Bagi peserta didik kelas XII yang sudah masuk daftar nominasi tetap ujian nasional
tidak diperkenankan mutasi.
h. Memiliki kepribadian, perilaku/akhlak yang baik.

2. Mutasi Keluar
Sekolah memberikan hak bagi peserta didik yang pindah ke sekolah lain karena suatu
sebab dengan syarat :
a. Atas permintaan orang tua/wali murid.
b. Yang bersangkutan sudah memperoleh surat persetujuan menerima dari sekolah yang
dituju.
c. Memenuhi administrasi mutasi termasuk tanggungan beaya operasional yang harus
dilunasi dan surat keterangan dari petugas perpustakaan sudah (bebas) mengembalikan
buku perpustakaan yang dipinjam.
126
J. PENUMBUHAN KARAKTER
Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti
(kekuatan batin, karakter), pikiran (intelectual) dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh
dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita. Demikian
dinyatakan oleh Ki Hajar Dewantara. Oleh karena itu, transformasi pendidikan nasional
Indonesia harus menempatkan karakter sebagai ruh atau dimensi terdalam pendidikan
nasional berdampingan dengan intelektualitas yang tercermin dalam kompetensi yang dapat
diwujudkan. Dengan karakter yang kuat-tangguh beserta kompetensi yang tinggi, yang
dihasilkan oleh pendidikan yang baik, berbagai kebutuhan, tantangan, dan tuntutan baru dapat
dipenuhi atau diatasi. Oleh karena itu, selain pengembangan intelektualitas, pengembangan
karakter peserta didik sangatlah penting, oleh karenanya pendidikan harus menempatkan
potensi-potensi intelektual dan karakter peserta didik sebagai tujuan.
Demikian juga laporan Delors untuk pendidikan abad XXI, sebagaimana tercantum
dalam buku Pembelajaran : “Harta karun di dalamnya”, menegaskan bahwa pendidikan abad
XXI bersandar pada lima tiang pembelajaran sejagat (five pillars of learning), yaitu : learning
to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be serta learning to
transform for oneself and society.
Selain itu, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional telah menegaskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab”.

1. Nilai Utama Dalam Penumbuhan Karakter


Lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai yang perlu
dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK (Penguatan Pendidikan Karakter). Kelima nilai
utama karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Religius, Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang
Maha Esa, yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan
kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan

127
damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini, meliputi tiga dimensi
relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan
individu dengan alam semesta (lingkungan).
b. Nasionalis; Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat
yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Sub-nilai
nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya
bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan,taat
hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku,dan agama.
c. Mandiri, Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada
orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan
harapan, mimpi dan cita-cita. Sub-nilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras),
tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
d. Gotong Royong, Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai
semangat kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin
komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang
membutuhkan. Sub-nilai gotong royong antara lain menghargai, kerjasama, inklusif,
komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, solidaritas,
empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
e. Integritas, Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai.

2. Prinsip Penumbuhan Karaker


Penumbuhan karakter di sekolah dapat dilaksanakan dengan menerapkan sembilan
prinsip sebagai berikut :
a. Nilai-nilai Moral Universal, penumbuhan karakter berfokus pada penguatan nilai-nilai
moral universal yang prinsip-prinsipnya dapat didukung oleh segenap individu dari
berbagai macam latar belakang agama, keyakinan, kepercayaan, sosial, dan budaya.
b. Holistik Gerakan PPK, upaya penumbuhan gerakan dimaksud dilaksanakan secara
holistik, dalam arti pengembangan fisik (olah raga), intelektual (olah pikir), estetika
(olah rasa), etika dan spiritual (olah hati) dilakukan secara utuh-menyeluruh dan
128
serentak, baik melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler, berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun melalui
kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan pendidikan.
c. Terintegrasi, pelaksanaan di sekolah dikembangkan dan dilaksanakan dengan
memadukan, menghubungkan, dan merangkai berbagai elemen pendidikan dalam satu
paket pembelajaran, dan bukan merupakan program tempelan dan tambahan dalam
proses pelaksanaan pendidikan.
d. Partisipasi, penumbuhan karakter dilakukan dengan mengikutsertakan dan melibatkan
publik seluas-luasnya sebagai pemangku kepentingan pendidikan sebagai suatu gerakan.
Kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan pihak-pihak lain
yang terkait menyepakati prioritas nilai-nilai utama karakter dan kekhasan sekolah yang
diperjuangakan, menyepakati bentuk dan strategi pelaksanaan Gerakan.
e. Kearifan Lokal, gerakan penumbuhan karakter dilaksanakan bertumpu dan responsif
pada kearifan lokal nusantara yang beragam dan majemuk agar pergerakan menjadi
kontekstual dan membumi.
f. Kecakapan Abad XXI, gerakan penumbuhan karakter merupakan usaha
mengembangkan kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk hidup
pada abad XXI, antara lain kecakapan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif
(creative thinking), kecakapan berkomunikasi (communication skill), termasuk
penguasaan bahasa internasional, dan kerja sama dalam pembelajaran (collaborative
learning).
g. Adil dan Inklusif, penumbuhan karakter dikembangkan dan dilaksanakan berdasarkan
prinsip keadilan, non-diskriminasi, non-sektarian, menghargai kebinekaan dan
perbedaan (inklusif), dan menjunjung harkat dan martabat manusia.
h. Selaras dengan Perkembangan Peserta Didik, Gerakan penumbuhan karakter
dikembangkan dan dilaksanakan selaras dengan perkembangan peserta didik baik
perkembangan biologis, psikologis, maupun sosial, agar tingkat kecocokan dan
keberterimaannya tinggi dan maksimal.
i. Terukur, gerakan penumbuhan karakter dikembangkan dan dilaksanakan agar dapat
dinikmati dan diketahui proses dan hasilnya secara objektif. Dalam hubungan ini
komunitas sekolah mendeskripsikan nilai-nilai utama karakter yang menjadi prioritas
pengembangan di sekolah dalam sebuah sikap dan perilaku yang dapat diamati dan
diukur secara objektif; mengembangkan program-program penguatan nilai-nilai
karakter bangsa yang mungkin dilaksanakan dan dicapai oleh sekolah, dan

129
mengerahkan sumber daya yang dapat disediakan oleh sekolah serta pemangku
kepentingan pendidikan.

3. Strategi Implementasi dan Penilaian Penumbuhan Karakter Dalam Kurikulum


Struktur Kurikulum penumbuhan karakter dilaksanakan melalui tiga cara, yaitu :
a. Mengintegrasikan pada mata pelajaran yang ada di dalam struktur kurikulum dan
mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) melalui kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler.
Sebagai kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler, setiap guru menyusun dokumen
perencanaan pembelajaran berupa Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) sesuai mata pelajarannya masing-masing. Nilai-nilai utama penumbuhan karakter
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
masing-masing. Misalnya, mata pelajaran IPA untuk SMP mengintegrasikan nilai
nasionalisme dengan mendukung konservasi energi pada materi tentang energi.
b. Mengimplementasikan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ditetapkan oleh
satuan pendidikan. Pada kegiatan ekstrakurikuler, satuan pendidikan melakukan
penguatan kembali nilai-nilai karakter melalui berbagai kegiatan.
c. Kegiatan pembiasaan melalui budaya sekolah dibentuk dalam proses kegiatan rutin,
spontan, pengkondisian, dan keteladanan warga sekolah. Kegiatan- kegiatan dilakukan
di luar jam pembelajaran untuk memperkuat pembentukan karakter sesuai dengan
situasi, kondisi, ketersediaan sarana dan prasarana di setiap satuan pendidikan. Struktur
pendukung lain yang terdiri atas: (a). Ekosistem dan budaya sekolah; mewujudkan tata
kelola yang sehat, hubungan antarwarga sekolah yang harmonis dan saling menghargai,
lingkungan sekolah yang bersih, ramah, sehat, aman, dan damai. (b) Pendidikan
keluarga dan masyarakat; menjalin keselarasan antara pendidikan di sekolah,
lingkungan keluarga, dan masyarakat.

d. Penilaian
Penilaian dilakukan pada tingkat pendidik dan evaluasi dilakukan pada tingkat satuan
pendidikan dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian sikap dan keterampilan.

K. PENGEMBANGAN LITERASI
1. Ketentuan Umum Pengembangan Literasi di Sekolah
Literasi merupakan kualitas atau kemampuan melek huruf/aksara yang di dalamnya,
meliputi kemampuan membaca dan menulis. Namun lebih dari itu, makna literasi juga
130
mencakup melek visual yang artinya "kemampuan untuk mengenali dan memahami ide-ide
yang disampaikan secara visual, melalui : adegan, video dan gambar (Wikipedia). Dengan
demikian melek membaca dan menulis dapat dikatakan menjadi ruh pada gerakan literasi di
sekolah. Pengembangan lebih lanjut, sekolah wajib memfasilitasi siswa untuk meningkatkan
melek budaya, tata nilai, lingkungan, maupun peradaban secara luas.
Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS (Gerakan Literasi Sekolah) adalah
kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui
berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara.
GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah
sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan
publik.
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembuda- yaan ekosistem
literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
Tujuan Khusus
1. Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
2. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
3. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak,
sehingga warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
4. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan
mewadahi berbagai strategi membaca.

Ferguson (www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf) menjabarkan kompo-nen literasi


informasi, yang terdiri atas : literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi
teknologi, dan literasi visual. Ke-5 komponen literasi tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut.
1. Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara,
membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis
untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving),
mengomunikasikan menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan
pengambilan kesimpulan pribadi.
2. Literasi Perpustakaan (Library Literacy) antara lain, memberikan pemahaman cara
membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal,
memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan yang memudahkan
dalam menggunakan Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas

131
perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki
pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan,
penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.
3. Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk
media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media
televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya.
4. Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami kelengkapan
yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software),
serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya, kemampuan dalam
memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet.
Dalam praktiknya, juga pemahaman menggunakan komputer (Computer Literacy) yang
di dalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan
mengelola data, serta mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan dengan
membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini, diperlukan
pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat.
5. Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media
dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan
memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan bermartabat. Tafsir
terhadap materi visual yang tidak terbendung, baik dalam bentuk cetak, auditori,
maupun digital (perpaduan ketiganya disebut teks multimodal), perlu dikelola dengan
baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak manipulasi dan hiburan yang benar- benar
perlu disaring berdasarkan etika dan kepatutan.

2. Model Program Literasi


Berberapa model yang ditawarkan Kemendikbud sebagai berikut:

132
Instrumen evaluasi keterlaksanaan dan ketercapaian target program perlu disiapkan
sekolah, saat program disusun atau sebelum program dilaksanakan.

Pentahapan Kegiatan

Kegiatan pengembangan literasi yang dilaksanakan berdasarkan panduan, merupakan


gerakan berkelanjutan yang dikelompokan dalam tiga tahap, yaitu :
a) Kegiatan Meningkatkan Pembiasaan
Melalui kegiatan yang difasilitasi guru dan diintegrasikan dalam pembelajaran.
Contoh :
o guru memberikan peluang membaca di awal pembelajaran

133
o guru memberi tugas siswa belajar di perpustakaan.
o siswa mencari bahan bacaan sendiri.
o guru menugaskan siswa menganalisis dan merumuskan resume
o meningkatkan daya baca siswa dengan dukungan buku, e-book, dan teknologi
digital

b) Kegiatan Pengembangan
Tahap pengembangan merupakan kelanjutan dari tahap pembiasaan, di mana sekolah
mengagendakan berbagai kegiatan seperti pada contoh berikut:
 Mengasah kemampuan peserta didik dalam menanggapi buku pengayaan secara lisan
dan tulisan dalam diskusi
 Membangun interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dalam agenda khusus
presentasi buku.
 Mengasah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, kreatif, dan
inovatif; seperti lomba menulis risensi atau menyajikan kritik buku.
 Mendorong peserta didik untuk selalu mencari keterkaitan antara buku dalam kegiatan
pengenalan alam sekitarnya.
 Lomba menyajikan jurnal membaca buku.

c) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan literasi pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan pengalaman belajar
siswa, baik yang dilakukan dalam proses pembelajaran maupun kegiatan mandiri. Kegiatan
pembelajaran ini bertujuan :
 Mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan
pengalaman pribadi sehingga terbentuk pribadi pembelajar sepanjang hayat;
 Mengembangkan kemampuan berpikir kritis; dan
 Mengolah dan mengelola kemampuan komunikasi secara kreatif (verbal, tulisan,
visual, digital) melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan dan buku pelajaran.
 Contoh kegiatan literasi yang diintegrasikan dalam pembelajaran:
 Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan
membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, dan/atau
membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik atau akademik.
 Kegiatan literasi dalam pembelajaran dengan tagihan akademik.

134
 Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata pelajaran
(misalnya, dengan menggunakan graphic organizers).
 Menggunakan lingkungan fisik, sosial dan afektif, dan akademik disertai beragam
bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi, di luar buku teks pelajaran
untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran.
 Penulisan biografi siswa-siswa dalam satu kelas sebagai proyek kelas.
 Aplikasi teknologi dalam pembelajaran.
 Pemanfaatan jejaring dalam kegiatan kolaborasi antar siswa dalam satuan pendidikan
dan antarsatuan pendidikan.

3. Evaluasi program literasi


Kegiatan-kegiatan yang dipersyaratkan dilengkapi program dalam pengelolaannya,
sekolah menyiapkan program dengan struktur sebagai berikut:

1 ) Model Program Literasi

No. Komponen Uraian


1) Perencanaan
1. Program : Gerakan Literasi
2. Deskripsi Kondisi Nyata :
3. Masalah Utama :
4. Kegiatan (Solusi) :
5. Tujuan :
6. Indikator Pencapaian :
7. Strategi Pelaksanaan :
8. Tim Pelaksana/ Uraian Tugas :

2) Pelaksanaan
No Komponen Kegiatan Pelaksanaan Tanggal
1. Pelaksana Kegiatan dan 1. Rapat pembahasan Program tgl.
Jadwal 2. Implementasi Kegiatan Pembiasan
tgl
3. Implementasi Pembelajaran
4. Evaluasi Kegiatan
2. Jurnal Kegiatan Uraian
Diisi dengan catatan dan bukti fisik kegiatan

3) Evaluasi Kegiatan

135
1. Evaluasi pelaksanaan Pelaksanaan Evaluasi dilakukan secara berkala dan
disampakan keforum dewan guru dalam rapat
evaluasi program.
2. Evaluasi Pencapaian Terlampir

J. INSTRUMEN EVALUASI
Evaluasi kegiatan literasi mencakup keterlaksanaan program dan keberhasilan program.
Indikator pencapaian tujuan yang terukur menjadi dasar perumusan instrumen. Target program
pada tiap satuan pendidikan mencerminkan karakteristik keunggulan satuan pendidikan.

Keterlaksanaan/
Pencapaian
No. Indikator
Ya Tidak
1) Evaluasi Keterlaksanan
a Sekolah membaharui bacaan siswa secara berkala.
b Sekolah menyediakan akses internet pendukung pembelajaran
c Sekolah menyediakan e-book.
d Guru melaksanakan pembiasaan membaca
e Guru memberikan peluang membaca di awal pembelajaran
f Mencapai target seluruh siswa mem-biasakan membaca.
g Guru meningkatkan potensi siswa meng-gunakan TIK dalam
pembelajaran
2) Evaluasi Pencapaian Hasil
h Siswa merumuskan resume materi yang dibaca di
perpustakaan.
i Lima % siswa yang menunjukan kompetensi yang
berkeunggulan, sehingga dapat

Instrumen evaluasi keterlaksanaan dan ketercapaian target program perlu disiapkan


sekolah, saat program disusun atau sebelum program dilaksanakan.

L. PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
Menjelaskan bagaimana bentuk pendidikan kewirausahaan dikembangkan di sekolah,
(dapat dilakukan dengan penanaman nilai-nilai kewirausahaan melalui integrasi berbagai
kegiatan sekolah, maupun kegiatan riil praktik wira usaha.
1. Sekolah melakukan analisis internal sekolah dan dukungan lingkungan (eksternal
sekolah) untuk memperoleh jenis kewirausahaan yang sesuai untuk dilaksanakan.
2. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dapat dipadukan pada mata pelajaran Prakarya
dan Kewirausahaan, dengan mengambil Kompetensi Dasar pada Kewirausahaan yang
sesuai dengan hasil analisis.

136
3. Dapat diwujudkan dalam kegiatan, misalnya Pameran seni. (lihat Panduan Pelaksanaan
Kewirausahaan di SMA).

M. BIMBINGAN KONSELING
1. Konsep Bimbingan Konseling
Bimbingan dan Konseling diatur dalam Permendikbub Nomor 111 Tahun 2014.
Bimbingan dan Konseling mencakup 4 program layanan dan 4 bidang layanan BK.
Sebagaimana diisyaratkan dalam Pasal 6 ayat 1 yang menyebutkan bahwa: “Komponen
layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup: 1) layanan
dasar; 2) layanan peminatan dan perencanaan individual; 3) layanan responsif; dan 4) layanan
dukungan sistem”.Melihat keempat komponen layanan yang dimaksud dalam pasal tersebut,
di sini tampak jelas bahwa konsep dan kerangka kerja layanan Bimbingan dan Konseling
yang dikehendaki oleh peraturan ini adalah Pola Bimbingan dan Konseling Komprehensif,
sebagaimana digagas oleh Gysber, dkk dan telah digunakan di berbagai negara lain.
Komponen layanan BK dituangkan dalam program tahunan dan semester dengan
mempertimbangkan komposisi, proporsi, dan alokasi waktu layanan di dalam dan di luar
kelas. Layanan BK di dalam kelas dengan beban belajar 2 jam per minggu. Layanan BK di
luar kelas, setiap kegiatan disetarakan dengan beban belajar 2 jam per minggu.
Peserta didik kini berada dalam situasi kehidupan yang kompleks, penuh dengan
tekanan, paradoks dan ketidakmenentuan sehingga memerlukan kompetensi hidup agar
berkembang secara efektif, produktif, bermartabat serta bermaslahat bagi diri sendiri dan
lingkungannya.
Layanan Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis,
berkelanjutan, dan terprogram oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk
memfasilitasi siswa/konseli mencapai kemandirian sehingga mampu, memahami, menerima,
mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan diri secara bertanggung jawab untuk
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidupnya.
Dalam implementasi kurikulum 2013, program BK dilaksanakan oleh guru bimbingan
dan konseling sesuai dengan tugas pokoknya dalam upaya membantu tercapainya tujuan
pendidikan nasional, dan khususnya membantu siswa/konseli mencapai perkembangan diri
yang optimal, mandiri, sukses, sejahtera dan bahagia dalam kehidupannya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan kolaborasi dan sinergitas kerja antarguru
bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran, pimpinan sekolah/madrasah, staf administrasi,

137
orang tua, dan pihak yang dapat membantu kelancaran proses dan pengembangan peserta
didik/konseli secara utuh dan optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.

2. Fungsi, Azas dan Prinsip Layanan BK


Layanan Program Bimbingan dan Konseling di sekolah bagi siswa berfungsi untuk :
a. Perluasan pemahaman diri dan lingkungan;
b. Pendorong pertumbuhan dan perkembangan;
c. Proses penyesuaian diri dengan diri sendiri dan lingkungan;
d. Penyaluran pilihan pendidikan, pekerjaan dan karir;
e. Solusi atas masalah;
f. Perbaikan dan penyembuhan;
g. Pemeliharaan kondisi pribadi dan situasi yang kondusif;
h. Pengembangan potensi dri secara optimal

Asas pelayanan yang harus dijadikan pertimbangan dalam layanan Bimbingan


meliputi:
a. Kerahasiaan sesuai kode etik bimbingan dan konseling;
b. Kesukarelaan dalam mengikuti layanan yang diperlukan;
c. Keterbukaan dalam memberikan dan menerima informasi;
d. Keaktifan dalam penyelesaian masalah;
e. Kemandirian dalam pengambilan keputusan;
f. Kekinian dalam penyelesaian masalah pada kehidupan konseli;
g. Kedinamisan dalam memandang konseli.
h. Keterpaduan kerja antarpemangku kepentingan pendidikan ;
i. Keharmonisan layanan dengan visi dan misi sekolah serta nilai dan norma kehidupan
yang berlaku;
j. Keahlian dalam pelayanan yang sesuai kaidah-akademik dan profesional;
k. Alih-tangan kasus untuk layanan di luar keahlian dan kewenangan;
l. Tut wuri handayani dalam memfasilitasi setiap peserta didik.

Prinsip Bimbingan dan Konseling


a. Pelayanan bimbingan dan konseling untuk semua siswa dan tidak diskriminatif.
138
b. Bimbingan sebagai proses pelayanan individu karena setiap peserta didik memiliki
keunikan masing-masing.
c. Bimbingan konseling memberikan bantuan untuk membangun pandangan positif pada
diri dan lingkungannya.
d. Bimbingan konseling berlangsung dalam konteks kehidupan.

3. Komponen Program BK
a. Program layanan Bimbingan dan Konseling
Program Layanan dalam kelas maupun di luar kelas yang dirumuskan dalam bentuk
program tahunan dan program semester meliputi kegiatan:
1) Layanan dasar (guidance curriculum) merupakan layanan penyiapan pengalaman
terstruktur dan sistematis agar dapat menyesuaikan diri dengan tugas-tugas
perkembangan secara alamiah dan normal.
2) Layanan peminatan perencanaan individual agar peserta didik belajar sesuai dengan
minatnya dan mengikuti proses sistematik untuk merencanakan masa depannya.
3) Layanan responsif, merupakan pemberi bantuan dalam menghadap masalah dalam
proses.
b. Bidang layanan;
1) BK Pribadi meliputi pemahaman diri, keselarasan perkembangan, cipta rasa, karsa;
kedewasaan, aktualisasi diri, dan tanggung jawab.
2) BK Sosial untuk memahami interaksi sosial yang positif, keterampilan berinteraksi,
dan mangatasi masalah dalam hubungan sosial.
3) BK Belajar merupakan bantuan untuk mengenali potensi diri, sikap dan keterampilan
belajar, keterampilan merencanakan pendidikan, kesiapan mental menghadapi ujian
sehingga mendapat hasil belajar yang optimal.
4) BK Karir merupakan bimbingan untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan,
eksplorsi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir secara rasional dan realistis.

4. Struktur Program
Program layanan meliputi program tahunan dan program semesteran dengan
mempertimbangkan komonen program berikut:
a. Rasional
b. Visi dan misi
c. Deskripsi Kebutuhan
d. Tujuan
139
e. Komponen Program
f. Bidang Layanan
g. Recana Kegiatan
h. Tema/Topik
i. Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling
j. Evaluasi, Pelaporan, dan Tindak Lanjut
k. Rencana Anggaran

5. Bentuk Layanan BK Dalam Kelas dan Luar Kelas Meliputi :


Bentuk layanan program Bimbingan dan Konseling di sekolah di laksanakan dalam
bentuk :
a. Tatap muka terjadwal.
b. Volume kegiatan klasikal 2 jam pelajaran per rombel per minggu.
c. Materi layanan meliputi : aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar, karir serta materi
lain yang peserta didik perlukan.
d. Materi dirumuskan dalam Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal
(RPLBK).

Layanan BK di luar kelas dilaksanakan dalam bentuk :


a. Konseling individual,
b. Kelompok,
c. Bimbingan kelompok,
d. Bimbingan kelas besar dan lintas kelas,
e. Konsultasi atau berbagi kepedulian konselor dengan konseli,

N. EKSTRAKURIKULER

Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik
di luar jam kegiatan intrakurikuler atau kegiatan kokurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler wajib
adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan
wajib diikuti oleh seluruh peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler pilihan adalah Kegiatan
Ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan
dapat diikuti oleh peserta didik sesuai bakat dan minatnya masing-masing.

140
Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler bertujuan bertujuan untuk mengembangkan
potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik
secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan pendidikan.

1. Ekstrakurikuler Wajib Kepramukaan


Penyelenggaraan kegiatan Pramuka berlandaskan aturan sebagai berikut :
a. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka.
b. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961 Tentang Gerakan
Pramuka.
c. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 tahun 1961 Tentang
Penganugerahan Pandji kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Pradja Muda karana.
d. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 Tentang Pengesahan
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
e. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 tahun 2009 Tentang
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
Pelaksanaan kegiatan kepramukaan di sekolah mengacu pada Pemendikbud Nomor 63
Tahun 2014 dan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2010, yang mengatur penyelenggaraan
pendidikan Kepramukaan.
Permendikbud mengatur tentang teknis penyelenggaran ekstrakurikuler wajib dan
Undang-Undang mengatur tentang kegiatan gerakan kepramukaan reguler. Mengacu pada
kedua aturan itu, maka sekolah menyelenggarakan kegiatan kepramukaan dalam tiga model
yaitu:
a. Model Blok
Sistem penyelenggaraan pendidikan kepramukaan sistem blok dilakukan dengan
menggunakan modul, sehingga setiap pendidik dapat mengajarkan pendidikan kepramukaan.
Pendidik yang menyampaikan materi pada system ini, sekurang-kurangnya telah mengikuti
Orientasi Pendidikan Kepramukaan (OPK), dan satuan pendidikan telah memiliki sarana dan
prasarana yang mendukung pelaksanaan kegiatan.
Model Blok diselenggarakan pada tiap awal tahun pelajaran seperti kegiatan Masa
Orientasi Siswa (MOS). Seluruh siswa wajib mengikuti program ini sebagai kegiatan orietasi
atau pengenalan pramuka yang dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan setiap
sebelum siswa memulai tahun pelajaran baru pada tiap tahun.

141
1) Tujuan Model Blok
Pelaksanaan pendidikan model blok bertujuan :
a) Meningkatnya pemahaman siswa tentang pendidikan kepramukaan sebagai proses
yang menyenangkan dan menantang dengan menambah wawasan tentang
keterampilan yang akan mereka kuasai dalam latihan selama satu tahun pelajaran.
b) Meningkatnya kompetensi (sikap dan keterampilan) peserta didik yang sejalan
dengan materi yang dipelajari dalam kegiatan tatap muka yang diadaptasi dengan
tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui:
- Aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga,
- Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma khususnya Darma ke-1 dan Darma ke-2
bagi peserta didik usia Penggalang dan Penegak.(sekolah akan
mengembangkankegiatan sesuai dengan kebutuhan peningkatan keterampilan
dan pematangan sikap secara berkelanjutan).

3) Perencanaan Sistem Blok


Perencanaan sistem blok dilakukan sebelum pelaksanaan penerimaan siswa baru,
dengan komponen perencanaan meliputi :
a) Nama kegiatan
b) Tujuan
c) Indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan
d) Materi pelatihan dan uraian secara ringkas
e) Strategi pelaksanaan pelatihan
f) Susunan Panitia
g) Pembina/Pelatih
h) Tempat pelatihan.
i) Jadwal pelatihan
j) Rencana Anggaran
k) Evaluasi dan Laporan

4) Jadwal Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan model blok menggunakan waktu 36 jam tatap muka sebagai
Kursus Orientasi Pendidikan Kepramukaan bagi peserta didik sesuai tingkat kelas dan
usianya. Materi kegiatan sekolah siapkan khusus dengan mengintegrasikan rencana kegiatan
tahunan kegiatan keprmukaan, materi kepramukaan, dan kecakapan berkolaborasi dalam kelas

142
maupun di luar kelas dalam meningkatkan pematangan sikap dan meningkatkan keterampilan
belajar siswa sebgai bagian diri indikator pencapaian visi sekolah.
Pelaksana kegiatan adalah tim pelaksana yang ditentukan berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Sekolah dengan mengkolaborasikan Pembina Pramuka, tim Pembina
Kesiswaan, dan Guru Mata Pelajaran yang relevan dengan rencana aktivitas latihan kegiatan
aktualisasi.
Program kegiatan disusun dalam bentuk proposal kegiatan yang dirumuskan oleh
panitia pelaksana dan disahkan oleh kepala sekolah. Biaya pelaksanaan kegiatan berasal dari
anggaran sekolah yang relevan serta sumbangan dari pihak lain yang tidak bertentangan
dengan aturan yang berlaku.
Dalam kegiatan blok siswa tidak wajib menggunakan atribut pramuka. Namun
demikian, jika sebelumnya siswa telah memiliki atribut dan seragam pramuka, maka kediatan
dapat dilaksanakan dengan menggunakan atribut kepramukaan.
5) Sistem Penilaian
Penilaian model blok dilakukan terhadap proses kegiatan dan hasil kegiatan sesuai
dengan indikator keberhasilan yang diharapkan dalam program kegiatan. Penilaian kegiatan
menjadi input kepada satuan pendidikan untuk perbaikan proses. Penilaian hasil belajar siswa
disesuaikan dengan materi yang dipelajari. Hasil penilaian hasil belajar disampaikan kepada
mata pelajaran yang relevan.
6) Evaluasi dan Laporan
Pengelola kegiatan model blok seusai melaksanakan kegiatan melakukan evaluasi dan
menyusun laporan. Evaluasi kegiatan meliputi pemenuhan dalam proses pelaksanaan kegaitan
dan mengukur pemenuhan tujuan. Evaluasi dilakukandengan menggunakan perangkat
instrumen yang dibuat khusus untuk keperluan pengukuran keterwujudan proses dan
ketercapaian tujuan.
b. Model Aktualisasi
Penyelenggaraan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler pada satuan
pendidikan dengan menerapkan sistem Aktualisasi adalah bentuk kegiatan pendidikan
kepramukaan yang dilaksanakan dengan mengaktualisasikan kompetensi dasar mata pelajaran
yang relevan dengan metode dan prinsip dasar kepramukaan.
Sistem penyelenggaraan pendidikan kepramukaan sistem Aktualisasi dilakukan
dengan mengaktualisasikan kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan. Oleh karena itu
pendidik harus terlebih dahulu melakukan pemetaan terhadap kompetensi dasar mata
pelajaran yang relevan untuk dapat diaktualisasikan dalam kegiatan pendidikan kepramukaan.
Pendidik yang menyampaikan materi pada sistem ini, sekurang-kurangnya telah mengikuti
143
Orientasi Pendidikan Kepramukaan (OPK), dan satuan pendidikan telah memiliki sarana dan
prasarana yang mendukung pelaksanaan kegiatan.Aktivitas Sistem Aktualisasi :
1) Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.
2) Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit.
3) Kegiatan sistem Aktualisasi merupakan kegiatan Latihan Ekstrakurikuler Pramuka.
4) Pembina kegiatan dilakukan oleh Guru Kelas /Guru Mata pelajaran selaku
pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka)
Tujuan pelaksanaan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler system
Aktualisasi adalah:
1) Pengenalan pendidikan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang kepada
seluruh peserta didik.
2) Media Aktualisasi kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan dengan metode
dan prinsip dasar kepramukaan. 3) Meningkatkan kompetensi (nilai-nilai dan
keterampilan) peserta didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui Aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi
peserta didik usia Siaga, dan Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma bagi peserta didik
usia Penggalang, dan Penegak

i. Perencanaan Program Aktualisasi


Perencanaan kegiatan aktualiasi secara ideal disusun untuk 3 (tiga) tahun dengan
menggunakan model silabus nasional. Dengan sistem perencanan untuk tiga tahun akan
memperjelas kompetensi, materi, strategi, serta tugas yang akan peserta latihan kerjakan,
maupuan perangkat penilaian akan yang sekolah gunakan. Pembina tiap level mendapat
tanggung jawab untuk merumuskannya dalam kurun waktu tahunan. Ada pun struktur
program minimal memuat komponen berikut :
• Nama kegiatan
• Tujuan kegiatan
• Silabus Pelatihan
• Materi pelatihan
• Pembina/Pelatih
• Jadwal pelatihan
• Sistem penilaian
• Perangkat evaluasi program.

144
ii. Pembina
Pembina dalam kegiatan aktualisasi adalah tenaga pendidik yang sekurang-kurangnya
telah mengikuti Orientasi Pendidikan Kepramukaan (OPK) Kursus Mahir Dasar (KMD).
Tujuan pelaksanaan pendidikan ekstrakurikuler wajib model aktualisasi adalah:
a) Meningkatnya pemahaman peserta didik tentang pendidikan Kepramukaan yang
menyenangkan dan menantang.
b) Meningkatnya keterampilan peserta didik dalam mengaktualisasikan kompetensi dasar
mata pelajaran yang relevan dengan metode dan prinsip dasar Pendidikan
Kepramukaan sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya pada masa kini dan
masa depannya.
c) Meningkatkan kompetensi (mengejewantahkan nilai-nilai dalam sikap dan
keterampilan) peserta didik sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, pada
- Penerapan Dwisatya dan Dwidarma bagi peserta didik usia Siaga,
- Penerapan Trisatya dan Dasadarma bagi peserta didik usia Penggalang, dan
Penegak.

iii. Pelaksanaan Aktualisasi


Pelaksanaan kegiatan aktualisasi :
a) Jadwal latihan satu minggu satu kali.
b) Setiap pelaksanaan kegiatan selama 2 jam pelajaran.
c) Model struktur kegiatan menggunakan model Latihan Ekstrakurikuler Pramuka.
d) Pembina kegiatan dilakukan oleh Guru Kelas /Guru Matapelajaran selaku Pembina
Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina
(Instruktur Muda/Instruktur Pramuka).
e) Dalam pelaksanaan kegiatan siswa tidak wajib mengenakan atribut kepramukaan.

iv. Penilaian
Penilaian proses dan hasil pencapaian kompetensi adalah tanggung jawab Pembina.
Adapun penilaian meliputi penilaian sikap dan keterampilan. Hasil penilaian disampaikan
kepada guru mata pelajaran yang relevan dengan materi yang menjadi bahan yang
diaktualisasikan siswa.

145
c. Model Reguler
Pelaksanaan kegiatan model reguler adalah kegiatan kepramukaan yang diatur
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Kepramukaan. Keikutsertaan dalam
kegiatan bersifat sukarela. Jika dalam kegiatan Blok dan Aktualisasi wajib diikuti oleh seluruh
siswa, maka dalam kegiatan reguler hanya siswa yang berminat saja yang mengikutinya dan
mereka tergabung dalam kegiatan Gugus Depan
Penyelenggaraan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler pada satuan
pendidikan dengan menerapkan sistem reguler adalah bentuk kegiatan pendidikan
kepramukaan yang dilaksanakan pada Gugus depan (Gudep) yang ada di satuan pendidikan
dan merupakan kegiatan pendidikan kepramukaan secara utuh. Oleh karena itu apabila satuan
pendidikan memilih sistem reguler dan belum memiliki Gudep, maka harus terlebih dahulu
menyiapkan sistem pengelolaan pendidikan kepramukaan melalui Gudep.Aktivitas Sistem
Reguler:
1) Bersifat sukarela sesuai dengan bakat dan minat peserta didik;
2) Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran;
3) Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali;
4) Sepenuhnya dikelola oleh Gugus Depan Pramuka pada satuan atau gugus satuan
pendidikan; dan
5) Pembina kegiatan adalah Guru Kelas/Guru Mata pelajaran selaku Pembina
Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina
(Instruktur Muda/Instruktur Pramuka) yang telah mengikuti Kursus Mahir Dasar
(KMD).
Tujuan pelaksanaan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler sistem reguler
adalah meningkatkan kompetensi (nilai-nilai dan keterampilan) peserta didik yang sejalan dan
sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memiliki minat
dan ketertarikan sebagai anggota pramuka, melalui: aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi
peserta didik usia Siaga, dan aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma bagi peserta didik usia
Penggalang dan Penegak.

2. Ekstrakurikuler Pilihan
Kegiatan Ekstrakurikuler diatur dalam Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengembangan diri.
Pengembangan diri bukan merupakan suatu pelajaran yang harus diasuh oleh tenaga
pendidik. Pengembangan diri bertujuan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap
146
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat dan minat setiap peserta didik yangs sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, tenaga pendidik atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah:


No Ekstrakurikule Nama Pembina Hari Waktu
r Pelaksanaan
1. PMR Nurul Choiriyah, S.Pd Selasa 16.00-17.30
2 PALL Kusaeri, S.Pd Rabu 15.00-17.00
3 MUSIK Mulyadi Jumat 15.00-17.00
4 FUTSAL Syaiful Rijal, S.Pd Minggu 08.00-11.00
5 TIK Edy Purwantono, S.Pd, S.Kom Kamis 15.00-17.00
6 ROHIS Siti Fatimah, S.Pd.I Jumat 06.00-07.00

Sistem penilaian ekstrakurikuler berdasarkan pada absen kehadiran peserta didik dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Jika kehadiran 60 % s.d 70 % tatap muka dalam satu semester nilai CUKUP (C).
b. Jika kehadiran 71 % s.d 85 % tatap muka dalam satu semester nilai BAIK (B).
c. Jika kehadiran 86 % s.d 100 % tatap muka dalam satu semester nilai AMAT BAIK (A).

Kegiatan ekstrakurikuler pilihan dilaksanakan dalam rangka mendukung pembentukan


karakter sesuai dengan norma spiritual dan sikap sosial siswa, serta menumbuhkan sikap
peduli terhadap orang lain dan lingkungan. Ekstrakurikuler juga sebagai wadah dalam
penguatan pembelajaran berbasis pengamatan maupun dalam usaha memperkuat kompetensi
keterampilannya dalam ranah konkret.
Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler pilihan dapat dirancang sebagai
pendukung kegiatan kurikuler. Jumlah alokasi waktu jam ekstrakurikuler yaitu maksimal 60%
dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler pilihan meliputi
kegiatan :
1. Keagamaan, misalnya : pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis Al-Quran, retreat
atau kegiatan keagamaan lainnya.
2. Kegiatan Krida, misalnya : Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja
(PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra),
pencinta alam, dan lainnya.
3. Latihan Kebakatan, misalnya : pengembangan bakat olahraga, bela diri, seni dan budaya,
pencinta alam, jurnalistik, teater, fotografi dan lain-lain.

147
4. Kegiatan Ilmiah, misalnya : Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan
keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, kelompok pencinta teknologi informasi
dan komunikasi, rekayasa, majalah dinding dan lainnya.
5. Kegiatan kebahasaan, misalnya : kolaborasi internasional, majalah didinding,
kemampuan berkarya sastra, musikalisasi puisi, penguatan berbahasa asing, dan lainnya.
6. Manajemen UKS, Kantin, Dewan Pengurus Masjid, dan lain sebagainya.
7. Pengembangan Prestasi, misalnya : kegiatan cerdas cemat, olimpade, debat bahasa
Inggris, dan lainnya.
8. Pengembangan Cinta Tanah Air, misalnya : Kepemimpinan dan kolaborasi lintas kelas
dan satuan pendidikan, dan lintas nusa.
9. Pengembangan keterampilan; rekayasa web, pemrograman, olimpiade TIK.
Untuk mengembangkan tata kelola yang efektif satuan pedidikan wajib memiliki
dokumen perencanaan, pelaksanaan, penilaian, evaluasi, dan laporan.

a. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan


Pelaksanaan ekstrkurikuler bertujuan untuk membangun karakter dan menguatkan
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan; mengembangkan potensi diri siswa
berbasis kebakatan, minat, dan prestasi yang diselenggarakan di luar jam tatap muka.

b. Perencanaan
Perencanaan sistem blok dilakukan sebelum pelaksanaan penerimaan siswa baru.
Komponen perencanaan meliputi :
1) Nama Kegiatan
2) Tujuan penyelenggaraan kegiatan
3) Indikator keberhasilan.
4) Deskripsi keberhasilan tahun sebelumnya.
5) Rumusan masalah yang dihadapi dalam mewujudkan tujuan
6) Strategi Pelaksanaan Kegiatan
7) Materi pelatihan diurai secara ringkas.
8) Susunan pembina dan uraian tugas
9) Tempat pelatihan
10) Jadwal Pelatihan
11) Tata tertib pelaksanaan kegiatan
12) Anggaran.
13) Instrumen Evaluasi Kegiatan
148
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan menggunakan waktu 60% dari kegiatan tatap muka. Kegiatan
diarahkan untuk mengembangkan kompetensi yang diharapkan serta disesuaikan dengan visi-
misi- dan tujuan sekolah. Pelaksana kegiatan adalah tim pelaksana yang ditentukan
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Sekolah dengan. Kegiatan dibuktikan dengan dokumen
catatan kegiatan atau jurnal, data kehadiran pembina, dan kehadiran peserta didik.

d. Penilaian
Penilaian ekstrakurikuler dilakukan terhadap proses kegiatan dan hasil kegiatan sesuai
dengan indikator keberhasilan yang diharapkan dalam program kegiatan. Penilaian kegiatan
menjadi input bagi satuan pendidikan untuk perbaikan proses. Penilaian hasil belajar siswa
disesuaikan dengan materi yang dipelajari. Hasil penilaian hasil belajar disampaikan kepada
mata pelajaran yang relevan.

e. Evaluasi dan Laporan


Pengelola kegiatan ekstrakurikuler seusai melaksanakan kegiatan melakukan evaluasi dan
menyusun laporan. Evaluasi kegiatan meliputi pemenuhan dalam proses pelaksanaan kegiatan
dan mengukur pemenuhan tujuan. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan perangkat
instrumen yang ringkas untuk keperluan pengukuran keterwujudan proses dan ketercapaian
tujuan.
Dengan mempertimbangkan segenap kaidah yang telah dirumuskan, maka sekolah
menetapkan layanan kegiatan ekstrakurikuler pilihan sebagai berikut :

No Bidang Ekstrakurikuler Kegiatan


1. Keagamaan Dakwah keagamaan, Baca tulis Al Quran, Pesantren
kilat.
2. Krida Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah
Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),
Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), Pecinta
Alam.
3 Pengembangan Bakat Olahraga, bela diri, seni dan budaya, pencinta alam,
jurnalistik, teater, fotografi bersepeda.
4 Kegiatan Ilmiah Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR),
kegiatan penguasaan keilmuan dan

149
kemampuan akademik, penelitian,
kelompok pencinta teknologi informasi dan
komu-nikasi, rekayasa.

5 Bahasa sastra
Debat berbahasa Indonesia Debat berbahasa asing
Menulis Karya Sastra Musikalisasi Puisi Drama
Kerja sama internasi-onal berbasis bahasa Ing-
gris.
6 Manajemen Masjid UKS Kantin Toilet Kebun Taman.
7 Keterampilan Literasi Membaca/Bedah Buku, Reka-yasa program TIK,
Olimpiade TIK, Pengembangan WEB
Pengembangan Bisnis On Line.
8 Pengembangan Prestasi Lomba karya ilmiah, Lomba debat, Cerdas
Cermat, Olim-piade.
9 Kepemimpinan Latihan dasar kepemimpinan (LDK), Kolaborasi
lintas sekolah..

Selanjutnya pembagian tugas dan bidang tugas kegiatan ekstrakurikuler pilihan


ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Sekolah, setelah menimbang jumlah siswa
peserta kegiatan Ekstrakurikuler, dan ditetapkan setelah mendapat pertimbangan rapat
dewan guru, yang dihadiri oleh komite sekolah. Pertimbangan juga didasari dengan data
jumlah siswa pemilih, ketersediaan pembina, daya dukung sarana-prasarana, ketersediaan
biaya, waktu dan kebermaknaan bagi pengembangan potensi siswa dalam mewujudkan
target mutu lulusan satuan pendidikan

f. Pengelolaan Layanan Peningakatan Keterampilan TIK


Peningkatan keterampilan TIK atau Keterampilan Komputer dan Pengelolaan
Informasi (KKPI) sekolah usahakan untuk dikelola oleh guru yang memiliki kualifikasi
akademik Sl/D-IV bidang teknologi informasi atau sejenisnya yang telah memiliki
sertifikat pendidik bidang TIK dan KKPI Beban guru TIK sesuai dengan ketentuan tidak
hanya memiliki beban kerja membimbing siswa, namun mereka memilliki beban kerja
yang jauh lebih luas dengan ruang lingkup tugas sebagai berikut:
1) Membimbing siswa untuk mencapai standar kompetensi lulusan pendidikan dasar
dan menengah.
2) Memfasilitasi sesama guru dalam menggunakan TIK untuk persiapan,
pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah;
150
3) Memfasilitasi tenaga kependidikan dalam mengembangkan sistem manajemen
sekolah berbasis TIK.

Secara umum Guru TIK mendapatkan tugas dan tanggung dalam memfasilitasi sekolah:
1) menyusun rancangan pelaksanaan layanan dan bimbingan TIK;
2) melaksanakan layanan dan bimbingan TIK per tahun;
3) menyusun alat ukur/lembar kerja program layanan dan bimbingan TIK;
4) mengevaluasi proses dan hasil layanan dan bimbingan TIK;
5) menganalisis hasil layanan dan bimbingan TIK;
6) melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi dengan memperbaiki layanan dan
bimbingan TIK;
7) menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar
tingkat sekolah dan nasional;
8) membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler;
9) membimbing guru dalam penggunaan TIK;
10) membimbing tenaga kependidikan dalam penggunaan TIK;
11) melaksanakan pengembangan diri; dan
12) melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau membuat karya inovatif.

Dalam tugasnya membimbing siswa guru TIK mendapatkan tugas minimal


melaksanakan bimbingan kepada 150 siswa dengan tugas sebagai berikut
1) mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, serta menyebarkan data dan
informasi dalam mendukung kelancaran proses belajar; dan
2) Mengembangkan siswa di sekolah sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
minat, dan kepribadiannya dengan memanfaatkan TIK sebagai
3) sarana untuk mengeksplorasi sumber belajarMemfasilitasi tenaga kependidikan
dalam mengembangkan sistem manajemen sekolah berbasis TIK.

Dalam melaksanakan tugas membimbing guru dan tenaga kependidikan, guru TIK
mengemban tugas berikut:
1) Memberikan palayanan kepada pendidik:
a) Mengembangkan sumber belajar dan media pembelajaran;
b) Mempersiapkan pembelajaran;
c) Memfasilitasi proses pembelajaran;
d) Memfasilitasi penilaian pembelajaran; dan

151
e) Memfasilitasi pelaporan hasil belajar.
2) Memfasilitasi tenaga kependidikan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas
sistem manajemen sekolah.

Penugasan ini menunjukkan adanya peningkatan tanggung jawab guru TIK tidak
hanya meningkatkan keterampilan siswa, namun berkembang dalam meningkatkan
keterampilan guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Perencanaan dan perancangan deskripsi tugas guru TIK dilaksanakan pada setiap awal
tahun pelajaran agar sinergis dengan kegiatan lainnya dalam pelaksanaan program
pembelajaran dan pengelolaan sekolah. Model deskripsi uraian tugas guru TIK yang akan
digunakannya sebagai dasar penyusunan program seperti contoh di bawah ini.
Pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip ketuntasan
secara individual. Dalam hal pemberian kebebasan belajar, serta untuk mengurangi kegagalan
peserta didik dalam belajar, strategi belajar tuntas menganut pendekatan individual, dalam arti
meskipun kegiatan belajar ditujukan kepada sekelompok peserta didik (klasikal), tetapi
mengakui dan melayani perbedaan-perbedaan perorangan peserta didik sedemikian rupa
sehingga dengan penerapan pembelajaran tuntas memungkinkan berkembangnya potensi
masing-masing peserta didik secara optimal. Dasar pemikiran dari belajar tuntas dengan
pendekatan individual ialah adanya pengakuan tehadap perbedaan individual masing-masing
peserta didik.
Untuk mencapai ketuntasan ideal sekolah mengoptimalkan peran guru dalam hal-hal berikut :
a. Menjabarkan/memecah KD (KompetensiDasar) ke dalam satuan-satuan (unit-unit)
b. yang lebih kecil dengan memperhatikan pengetahuan prasaratnya.
c. Mengembangkan indikator berdasarkan KI/KD.
d. Menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk yang bervariasi.
e. Memonitor seluruh pekerjaan peserta didik.
f. Menilai perkembangan peserta didik dalam mencapai kompetensi
g. (pengetahuan, keterampilan, dan sikap).
h. Menyediakan sejumlah alternatif strategi pembelajaran bagi peserta didik yang
mengalami kesulitan.
Kenaikan Kelas di SMAN Grujugan ditentukan antara lain dengan penilaian. Penilaian setiap
mata pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan, kompetensi ketrampilan, dan kompetensi
sikap. Kompetensi pengetahuan dan kompetensi ketrampilan menggunakan skala 0-100,
sedangkan kompetensi sikap menggunakan skala sangat (SB), Baik (B), Cukup (C), dan
kurang (K).
152
O. PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP
Pendidikan Kecakapan hidup yang dikembangkan di sekolah SMAN Grujugan, telah
terintegrasi dalam setiap kegiatan pembelajaran untuk setiap kegiatan pembelajaran untuk
seluruh mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri baik layanan BK maupun
kegiatan ekstrakurikuler. Misalnya : Kegiatan membatik masuk dalam kewirausahaan,
Pembuatan telur asin, pembuatan tape masuk dalam pembelajaran biologi, Kegiatan tari yang
sudah dilaksanakan dalam pengembangan diri.
Selain itu juga dilakukan pembiasan yang meliputi kegiatan:
a. Upacara bendera setiap hari Senin, dan hari besar nasional.
b. Membaca Asmaul Husnah dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya setiap awal pelajaran.
c. Peringatan hari besar keagamaan.
d. Kebersihan kelas dan lingkungan (Piket regu kerja, kebersihan bersama di setiap hari jumat
sebelum jam pelajaran).
e. Memulai dan mengakhiri pelajaran dengan doa bersama.
f. Membudayakan Salam, Salim,Sapa, Senyum dan Santun (5S) di lingkungan Sekolah.
g. Membudayakan tertib Waktu, tertib berpakaian, dan tertib belajar.
h. Membudayakan untuk berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan sekolah

153

Anda mungkin juga menyukai