Anda di halaman 1dari 2

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (STKIP PGRI) TRENGGALEK
STATUS TERAKREDITASI

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2021/2022


Mata Kuliah : Pendidikan Literasi
Dosen Pengampu : Dhestyn Ervina SC
Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Semester/ Offering : 8
Hari/ Tanggal : Selasa, 28 Juni 2022
Waktu : 60 Menit

Petunjuk :
1. Kerjakan soal-soal di bawah ini secara berurutan pada kertas yang telah disediakan!
2. Tulislah Nama, NPM, Mata Kuliah/ Mata Ujian, Nomor Absen, dan Tanda Tangan pada kolom
lembar jawab yang tersedia!
3. Selamat bekerja, semoga sukses!

Soal :

1. Literasi secara harfiah diterjemahkan sebagai kemampuan membaca dan menulis. Dalam
perkembangannya, kemampuan membaca dan menulis saja ternyata tidak cukup untuk
menjadikan manusia agar mampu berfungsi sepenuhnya dalam sebuah masyarakat.
Kemampuan baca tulis hakikatnya merupakan sarana bagi seseorang untuk terlibat dalam aspek
kehidupan yang jauh lebih luas, seperti melakukan aktivitas yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan, melakukan transaksi ekonomi, terlibat dalam kehidupan politik, dan sebagainya.
Sesuai dengan konteksnya, maka literasi sebagai ‘keaksaraan’ berkembang menjadi beragam
jenis literasi, seperti literasi politik, literasi finansial, literasi hukum, termasuk literasi media,
literasi informasi, dan literasi digital. Jelaskan perbedaan masing-masing jenis literasi tersebut.

2. Beragam persoalan seperti informasi hoaks, pelanggaran privacy, cyberbullying, konten


kekerasan dan pornografi, dan adiksi media digital dianggap sebagai persoalan masyarakat
digital terkini. Pertanyaannya, apakah problem tersebut muncul karena rendahnya literasi di
Indonesia? Jelaskan.

Berkaitan dengan kasus pada soal sebelumnya, Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) melakukan
pemetaan gerakan literasi digital di Indonesia. Dengan metode desk study dan case study, penelitian
melibatkan 56 peneliti dari 28 prodi yang berasal dari 26 perguruan tinggi. Kajian mencakup 342
kegiatan literasi digital di 9 kota di Indonesia memetakan setidaknya 342 kegiatan. Temuan utama
penelitian ini antara lain: perguruan tinggi adalah pelaku utama atau motor dalam gerakan literasi
digital, sosialisasi adalah kegiatan yang paling sering dilakukan, kaum muda merupakan kelompok
sasaran yang paling dominan, dan mitra yang paling adalah sekolah.

3. Jelaskan mengapa perguruan tinggi adalah motor penggerak dalam literasi digital.

4. Jelaskan kenapa disebutkan bahwa mitra yang paling dominan adalah sekolah.

5. Sebutkan contoh nyata penerapan literasi digital di lingkungan keluarga, sekolah, dan negara.
1. Macam literasi:
 literasi politik ialah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berpartisipasi secara aktif dan efektif,
kritis, bertanggungjawab yang dapat memengaruhi urusan pemerintahan di semua tingkatan.
 Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang
konsep dan risiko, keterampilan agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial
untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi
dalam lingkungan masyarakat
 Literasi hukum adalah kemampuan seseorang untuk memahami keseluruhan peraturan, menjalankan
norma dan menghindari sanksi yang jelas tertulis.
 Pengertian literasi media adalah kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan
mengkomunikasikan informasi dalam berbagai bentuk media
 Literasi informasi merupakan kemampuan untuk menemukan dan menggunakan informasi dalam
kehidupan. Beberapa organisasi kepustakawanan memiliki definisi berbeda mengenai konsep literasi
informasi.
 Literasi digital juga dapat didefinisikan sebagai "kemampuan untuk menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi untuk menemukan, mengevaluasi, membuat, dan mengkomunikasikan
informasi, yang membutuhkan keterampilan kognitif dan teknis".

2. Iya, apaliagi Indonesia memiliki tingkat kualitas pendidikan yang rendah dibandingkan dengan
negara-negara yang lain di dunia yang menyebabkan Indonesia tidak bisa maju. Salah satu
penyebab nya yaitu kurangnya minat baca anak2 dan orang dewasa. Masyarakat Indonesia lebih
memilih memainkan hp atau menonton video, main game yang tidak berfaedah dari pada membaca
sehingga mengakibatkan kebodohan masyarakat yang terus menerus. Padahal pada zaman yang
semakin maju ini anak-anak sekolah bisa dengan mudah membaca dengan menggunakan HP,
banyak sekolah maupun kampus yang menyediakan perpustakaan online yang bisa diakses kapan
saja. Dari kemudahan2 tersebut ada dampak negatif bagi penggunanya yaitu banyak orang yang
menyalahgunakan teknologi internet untuk mengakses hal-hal berbau porno, penyebaran informasi
yang tidak benar, pornografi, perjudian, penipuan, tayangan kekerasan

3. di perguruan tinggi baik cara kerja, proses belajar dan strategi pembelajaran yang mayoritas sudah ‘melek’
digital dan media, sehingga mau tidak mau menuntut institusi untuk ikut memanfaatkan teknologi yang ada
agar dibawa keruang digital dengan tetap mempertahankan bahkan meningkatkan cara berfikir kritis serta
kecakapan dalam penyampaiannya. Dengan demikian, Pendidikan tinggi perlu meningkatkan dan
memperluas kapasitas semua civitas akademika baik dosen, pustakawan, dan mahasiswa untuk berpartisipasi
aktif bukan hanya sebagai konsumen melainkan berkonstribusi sebagai produsen dalam konten digital.

Selain itu dalam hal penerapan tri dharma perguruan tinggi khususnya pada program pengabdian masyarakat.
Berkaca pada analisis situasi yang ada, maka para pegiat literasi digital kalangan kampus ini pun
menyertakan literasi digital sebagai bagian program pengabdian masyarakat. Maraknya program semacam
ini akhirnya memosisikan perguruan tinggi sebagai motor gerakan literasi digital di kotanya masing-masing.

4. Sekolah menjadi mitra yang paling banyak diajak melakukan gerakan literasi digital karena
kelompok sasaran yang paling dominan adalah remaja dan pelajar.

5. lingkungan keluarga: live streaming video/music, melakukan pencarian hal apapun lewat browser

Lingkungan sekolah: mengirim tugas lewat e-mail, komunikasi dengan guru menggunakan media
social, pembelajaran online

Lingkungan negara: menggunakan media internet untuk menyebarkan informasi misal informasi
bencana alam, memakai aplikasi untuk rapat

Anda mungkin juga menyukai