Anda di halaman 1dari 6

NAMA : SASKIA SAHAB

KLS : M2P20

NIM : 22030115

TUGAS FINAL RESUME LITERASI DIGITAL

Literasi digital atau kemelekan digital (melek digital)


adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital,
alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi,
menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat,
bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum sesuai dengan kegunaannya
dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-
hari.[1] Literasi digital juga dapat didefinisikan sebagai "kemampuan untuk
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menemukan,
mengevaluasi, membuat, dan mengkomunikasikan informasi, yang
membutuhkan keterampilan kognitif dan teknis".[2][3] Literasi digital juga
merupakan kemampuan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) untuk engkomunikasikan konten/informasi dengan
kecakapan kognitif dan teknikal.[4] Literasi digital lebih cenderung pada hal
hal yang terkait dengan keterampilan teknis dan berfokus pada aspek
kognitif dan sosial emosional dalam dunia dan lingkungan digital.[5] Literasi
digital merupakan respons terhadap perkembangan teknologi dalam
menggunakan media untuk mendukung masyarakat memiliki kemampuan
membaca serta meningkatkan keinginan masyarakat untuk membaca.
[6]
 Literasi digital adalah bagaimana kita dapat membaca cara kerja mesin
aplikasi teknologi seperti: programing, artificial intelligence, engineering
principle dan lain-lain.

Definisi
Paul Gilster mendefinisikan literasi digital sebagai kemampuan untuk
memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari
berbagai sumber dengan sangat luas yang diakses melalui piranti
komputer.[8] UNESCO sendiri menguraikan bahwa literasi digital adalah
kecakapan yang tidak hanya melibatkan kemampuan penggunaan
perangkat teknologi, informasi dan komunikasi, tetapi juga melibatkan
kemampuan untuk dalam pembelajaran bersosialisasi, sikap berpikir kritis,
kreatif, serta inspiratif sebagai kompetisi digital.
Latar belakang
Literasi media dimulai di Inggris dan Amerika Serikat masing-masing
sebagai akibat dari propaganda perang pada tahun 1930-an dan
munculnya iklan pada tahun 1960.[10] Pesan manipulasi dan proliferasi
berbagai bentuk media telah menarik lebih banyak perhatian dari para
pendidik. Mempromosikan pendidikan  media untuk mengajar individu
bagaimana menilai dan mengevaluasi pesan media yang mereka terima.
Kemampuan untuk mengkritik konten digital dan multimedia
memungkinkan individu untuk mengidentifikasi bias dan menilai pesan
secara mandiri.[11]
Literasi digital sama pentingnya dengan membaca, menulis, berhitung, dan
disiplin ilmu lainnya.[12] Agar seseorang dapat menilai pesan digital dan
multimedia secara mandiri, mereka harus menunjukkan keterampilan
literasi digital dan memanfaatkan aplikasi digital secara bijak.[13] Renee
Hobbs telah menyusun daftar keterampilan yang menunjukkan
keterampilan literasi digital dan media. Literasi digital dan media mencakup
kemampuan untuk menelaah dan memahami makna pesan, menilai
kredibilitas, dan menilai kualitas sebuah karya digital.[14] Literasi digital tidak
hanya tentang membaca dan menulis di perangkat digital, tetapi juga
melibatkan mengetahui produksi kekuatan media lain, seperti merekam
dan mengunduh video

ElemenKultural, yaitu pemahaman ragam konteks pengguna dunia


digital;

 Kognitif, yaitu daya pikir dalam menilai konten;

 Konstruktif, yaitu reka cipta sesuatu yang ahli dan aktual;

 Komunikatif, yaitu memahami kinerja jejaring dan komunikasi di dunia


digital;

 Kepercayaan diri yang bertanggung jawab;

 Kreatif, melakukan hal baru dengan cara baru;


 Kritis dalam menyikapi konten; dan bertanggung jawab secara sosial

Prinsip

1. Pemahaman untuk mengekstrak ide secara eksplisit dan implisit dari


media;
2. Saling ketergantungan antara media yang satu dengan media yang
lain;
3. Faktor sosial menentukan keberhasilan jangka panjang media yang
membentuk ekosistem organik untuk mencari informasi, berbagi
informasi, menyimpan informasi dan akhirnya membentuk ulang
media itu sendiri;
4. Kurasi atau kemampuan untuk menilai sebuah informasi,
menyimpannya agar dapat di akses kembali

Kerangka

1. Proteksi (safeguard), yaitu perlunya kesadaran atas keselamatan dan


kenyamanan pengguna internet, yaitu perlindungan data pribadi,
keamanan daring serta privasi individu dengan layanan teknologi
enkripsi sebagai salah satu solusi yang disediakan;
2. Hak-hak (right), yaitu hak kebebasan berekspresi yang dilindungi,
hak atas kekayaan intelektual, dan hak berserikat dan berkumpul;
3. Pemberdayaan (empowerment), yaitu pemberdayaan internet untuk
menghasilkan karya produktif, jurnalisme warga, dan kewirausahaan
serta hal -hal terkait etika informasi

Gerakan Literasi Digital Nasional

Menyasar literasi digital di sekolah dengan indikator;

 Menyasar literasi digital di keluarga dengan indikator;


 Menyasar literasi digital di bermasyarakat dengan indikato
Upaya Peningkatan Kemampuan Literasi Digital

1. Perpusnas
Program literasi informasi telah menjadi bagian dari program layanan perpustakan
di wilayah Indonesia. Dari adanya kemajuan teknologi membuat sumber daya
informasi digital semakin melimpah karena banyaknya sumber-sumber yang
menyediakan informasi tersebut.

Saat ini pemerintah telah ikut berkontribusi dalam upaya peningkatan literasi
digital dengan meluncurkan berbagai program.

Salah satunya adalah adanya program yang dikembangkan dari Perpustakaan


Nasional Republik Indonesia (PNRI) dengan layanan e-sources yang beralamat
di http://e-resources.perpusnas.go.id/.
Tidak hanya itu, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) juga
menyediakan layanan digital yang tentu saja berisi berbagai sumber informasi
berupa jurnal, e-book, multimedia, naskah manuskrip, dan lain-lain.

2. ePerpus
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital dengan konsep B2B (Business to
Business) yang diusung oleh Kompas Gramedia. ePerpus menawarkan pengelolaan
pepustakaan digital untuk sekolah, perusahaan, instansi, hingga
komunitas.  https://www.eperpus.com/home/
3. Gramedia Digital
Gramedia Digital adalah aplikasi ebook dengan koleksi buku, koran dan majalah
terlengkap dari penulis dan penerbit ternama. Gramedia Digital dapat diakses
melalui smartphone atau tablet Android ataupun
Apple. https://ebooks.gramedia.com/
Upaya-upaya tersebut dilakukan dengan tujuan dapat memberikan kontribusi
positif terhadap peningkatan kemampuan literasi informasi terutama peserta didik
yang terbiasa melakukan pencarian informasi melalui Google.

Namun, upaya-upaya tersebut tidak boleh berhenti begitu saja, harus


dikembangkan sehingga dapat terwujud generasi masa depan yang “handal” dalam
budaya membaca, menulis, mengolah, dan mengevaluasi informasi pada era digital
ini.
Pengaruh Literasi Digital terhadap Psikologi Anak dan
Remaja
Media digital saat ini memudahkan kita untuk memperoleh informasi secara cepat
karena setiap penggunanya dapat saling berbagi informasi. Tidak dapat dibantah
bahwa hal tersebut memberikan dampak positif dan dampak negatif kepada
penggunanya, terutama yang berusia remaja.

Di Indonesia, jumlah pengguna internet didominiasi oleh kalangan remaja


sehingga kemungkinan dampak yang paling dirasakan adalah remaja. Menurut
Retnowati (2015, dalam Pratiwi) penggunaan internet yang baik dapat
meningkatkan prestasi penggunanya, tetapi apabila digunakan secara buruk pasti
dapat mengakibatkan efek negatif terhadap diri remaja.

Contoh yang saat ini sering terjadi adalah kasus pencemaran nama baik, bullying,
bahkan prostitusi yang pasti memicu depresi remaja. Mengapa hal tersebut bisa
terjadi?

Karena mereka belum memahami seutuhnya mengenai konsekuensi dari adanya


penggunaan media digital. Memang mereka (remaja) telah menguasai literasi
berupa kemampuan baca dan tulis, tetapi mereka belum memiliki kemampuan
literasi digital.

Dalam internet, banyak pengguna yang tidak segan untuk menghina bahkan
mengetik tulisan yang bermakna kasar kepada pengguna lain. Itulah contoh dari
dampak negatif literasi digital saat ini. Fenomena tersebut apabila diterima oleh
remaja yang pada umunya kondisi psikologisnya belum stabil, dapat berpengaruh
pada perkembangan emosinya kelak.

Ketidakmampuan remaja dalam memaknai literasi digital dapat dilihat dari


tindakan mereka yang segera berkomentar menghina saat terdapat informasi
negatif, lalu apabila terdapat informasi positif mereka langsung membagikannya di
akun miliknya.

Lalu apa yang harus dilakukan supaya para remaja saat ini tidak mudah depresi
saat melakukan literasi digital dengan sosial media? Tentu saja peran orang tua
sangatlah penting. Mereka harus cermat untuk mengawasi tingkah laku remaja.
Selain itu, para orang tua seharusnya memberikan pemahaman mengenai literasi
digital. Jangan sampai adanya kemajuan teknologi ini terutama keberadaan literasi
digital ini membuat keadaan psikologis remaja terganggu bahkan hingga depresi.
Maka dari itu, yuk jadi pengguna internet yang cerdas! ^^

Supaya kamu lebih memahami mengenai literasi digital di era globalisasi ini, kamu
bisa membaca beberapa buku atau referensi yang membahas literasi digital. Yuk,
jadi agen perubahan untuk masa di yang akan datang

Anda mungkin juga menyukai