KLS : M2P20
NIM : 22030115
Definisi
Paul Gilster mendefinisikan literasi digital sebagai kemampuan untuk
memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari
berbagai sumber dengan sangat luas yang diakses melalui piranti
komputer.[8] UNESCO sendiri menguraikan bahwa literasi digital adalah
kecakapan yang tidak hanya melibatkan kemampuan penggunaan
perangkat teknologi, informasi dan komunikasi, tetapi juga melibatkan
kemampuan untuk dalam pembelajaran bersosialisasi, sikap berpikir kritis,
kreatif, serta inspiratif sebagai kompetisi digital.
Latar belakang
Literasi media dimulai di Inggris dan Amerika Serikat masing-masing
sebagai akibat dari propaganda perang pada tahun 1930-an dan
munculnya iklan pada tahun 1960.[10] Pesan manipulasi dan proliferasi
berbagai bentuk media telah menarik lebih banyak perhatian dari para
pendidik. Mempromosikan pendidikan media untuk mengajar individu
bagaimana menilai dan mengevaluasi pesan media yang mereka terima.
Kemampuan untuk mengkritik konten digital dan multimedia
memungkinkan individu untuk mengidentifikasi bias dan menilai pesan
secara mandiri.[11]
Literasi digital sama pentingnya dengan membaca, menulis, berhitung, dan
disiplin ilmu lainnya.[12] Agar seseorang dapat menilai pesan digital dan
multimedia secara mandiri, mereka harus menunjukkan keterampilan
literasi digital dan memanfaatkan aplikasi digital secara bijak.[13] Renee
Hobbs telah menyusun daftar keterampilan yang menunjukkan
keterampilan literasi digital dan media. Literasi digital dan media mencakup
kemampuan untuk menelaah dan memahami makna pesan, menilai
kredibilitas, dan menilai kualitas sebuah karya digital.[14] Literasi digital tidak
hanya tentang membaca dan menulis di perangkat digital, tetapi juga
melibatkan mengetahui produksi kekuatan media lain, seperti merekam
dan mengunduh video
Prinsip
Kerangka
1. Perpusnas
Program literasi informasi telah menjadi bagian dari program layanan perpustakan
di wilayah Indonesia. Dari adanya kemajuan teknologi membuat sumber daya
informasi digital semakin melimpah karena banyaknya sumber-sumber yang
menyediakan informasi tersebut.
Saat ini pemerintah telah ikut berkontribusi dalam upaya peningkatan literasi
digital dengan meluncurkan berbagai program.
2. ePerpus
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital dengan konsep B2B (Business to
Business) yang diusung oleh Kompas Gramedia. ePerpus menawarkan pengelolaan
pepustakaan digital untuk sekolah, perusahaan, instansi, hingga
komunitas. https://www.eperpus.com/home/
3. Gramedia Digital
Gramedia Digital adalah aplikasi ebook dengan koleksi buku, koran dan majalah
terlengkap dari penulis dan penerbit ternama. Gramedia Digital dapat diakses
melalui smartphone atau tablet Android ataupun
Apple. https://ebooks.gramedia.com/
Upaya-upaya tersebut dilakukan dengan tujuan dapat memberikan kontribusi
positif terhadap peningkatan kemampuan literasi informasi terutama peserta didik
yang terbiasa melakukan pencarian informasi melalui Google.
Contoh yang saat ini sering terjadi adalah kasus pencemaran nama baik, bullying,
bahkan prostitusi yang pasti memicu depresi remaja. Mengapa hal tersebut bisa
terjadi?
Dalam internet, banyak pengguna yang tidak segan untuk menghina bahkan
mengetik tulisan yang bermakna kasar kepada pengguna lain. Itulah contoh dari
dampak negatif literasi digital saat ini. Fenomena tersebut apabila diterima oleh
remaja yang pada umunya kondisi psikologisnya belum stabil, dapat berpengaruh
pada perkembangan emosinya kelak.
Lalu apa yang harus dilakukan supaya para remaja saat ini tidak mudah depresi
saat melakukan literasi digital dengan sosial media? Tentu saja peran orang tua
sangatlah penting. Mereka harus cermat untuk mengawasi tingkah laku remaja.
Selain itu, para orang tua seharusnya memberikan pemahaman mengenai literasi
digital. Jangan sampai adanya kemajuan teknologi ini terutama keberadaan literasi
digital ini membuat keadaan psikologis remaja terganggu bahkan hingga depresi.
Maka dari itu, yuk jadi pengguna internet yang cerdas! ^^
Supaya kamu lebih memahami mengenai literasi digital di era globalisasi ini, kamu
bisa membaca beberapa buku atau referensi yang membahas literasi digital. Yuk,
jadi agen perubahan untuk masa di yang akan datang