Anda di halaman 1dari 9

LITERASI DASAR

Penyusun :

Kelompok 3

1. Almaidah Widianti
2. Annisa Intan Diliani Mustopa
3. Iftah Miftahul Jannah
4. Mirna Wilela
5. Nisa Nurul Khafiyyani
6. Rahma Nur Ismi
7. Inda Assaidah

PROGRAM PROFESI GURU PRAJABATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

2022
LITERASI DASAR

A. Literasi Baca Tulis


1. Pengertian Literasi Baca-Tulis
Literasi Baca-Tulis adalah kemampuan untuk:
a. Memahami isi teks tertulis baik yang tersirat maupun tersurat dan
menggunakannya untuk mengembangkan pengetahuan dan potensi diri.
b. Menuangkan gagasan ide ke dalam tulisan dengan susunan yang baik untuk
berpartisipasi di lingkungan sosial.
2. Tujuan Literasi Baca-Tulis
Secara sederhana, tujuan literasi baca-tulis yaitu dengan memiliki kemampuan
seseorang dapat menjalani hidupnya dengan persaingan yang ketat dan pergerakan
yang cepat.
3. Proses Literasi Baca-Tulis
a. Membaca Baca-Tulis bersuara
b. Membaca Baca-Tulis terpandu
c. Membaca Baca-Tulis bersama
d. Membaca Baca-Tulis mandiri
4. Aspek Literasi Baca-Tulis
a. Keutuhan dan kemenyeluruhan (holistik)
b. Keterpaduan (terintegrasi)
c. Keberlanjutan (sustainbilitas)
d. Kontekstualitas
e. Responsif kearifan lokal

B. Literasi Numerasi
1. Pengertian Literasi Numerasi
Literasi numerasi adalah kemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan
keterampilan operasi hitung dalam kehidupan sehari-hari (misalnya, di rumah,
pekerjaan, dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat dan sebagai warga negara) dan
kemampuan untuk menginterpretasi informasi kuantitatif yang terdapat di sekeliling
kita. Literasi numerasi dapat juga diartikan sebagai kemampuan atau kecakapan dalam
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan menggunakan matematika dengan
percaya diri di seluruh aspek kehidupan. Numerasi berbeda dengan kompetensi
matematika. Numerasi dan matematika pada dasarnya berlandaskan pada pengetahuan
dan keterampilan yang sama, namun memiliki perbedaan pada pemberdayaan
pengetahuan dan keterampilan tersebut. Memiliki pengetahuan mengenai matematika
saja tidak membuat seseorang memiliki kemampuan numerasi. Kemampuan numerasi
cakupannya meliputi keterampilan mengaplikasikan konsep dan kaidah matematika
dalam situasi nyata sehari-hari, saat permasalahannya sering kali tidak terstruktur,
memiliki cara penyelesaian yang beragam, atau bahkan tidak ada penyelesaian yang
tuntas, serta berhubungan dengan faktor non-matematis.
2. Tujuan Mempelajari Literasi Numerasi
Tujuan mempelajari literasi numerasi bagi peserta didik adalah sebagai berikut:
a. Mengasah dan menguatkan pengetahuan dan keterampilan numerasi peserta
didik dalam menginterpretasikan angka, data, tabel, grafik, dan diagram.
b. Mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan literasi numerasi untuk
memecahkan masalah dan mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari
berdasarkan pertimbangan yang logis.
c. Membentuk dan menguatkan sumber daya manusia Indonesia yang mampu
mengelola kekayaan sumber daya alam (SDA) hingga mampu bersaing serta
berkolaborasi dengan bangsa lain untuk kemakmuran dan kesejahteraan bangsa
dan negara.
3. Aspek Literasi Numerasi
Literasi numerasi meliputi beberapa aspek, diantaranya:
a. Pengetahuan
b. Keterampilan
c. Perilaku
d. Perilaku positif
4. Prinsip Dasar Literasi Numerasi
a. Bersifat kontekstual.
b. Selaras dengan cakupan matematika dalam kurikulum 2013.
c. Saling bergantung dan memperkaya unsur literasi lainnya.

C. Literasi Sains
1. Pengertian Literasi Sains
Literasi sains dapat diartikan sebagai pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu
mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena
ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta, memahami karakteristik sains,
kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual,
dan budaya, serta kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains
(OECD, 2016). Dengan kata lain, literasi sains yaitu kecakapan atau kemampuan
dalam memahami fenomena alam dan sosial yang ada di lingkungan sekitar.
2. Tujuan Literasi Sains
Literasi sains bertujuan untuk memberikan suatu pemahaman dan kesadaran yang
menggerakan individu untuk mengetahui potensi dari kemajuan produk atau teknologi,
gaya hidup pada kehidupan masyarakat sehari-hari.
3. Aspek Literasi Sains
a. Kontekstual sesuai kearifan lokal dan kemajuan zaman.
b. Pemenuhan kebutuhan sosial budaya dan kenegaraan.
c. Sesuai dengan standar mutu pembelajaran
d. Holistik dan terintegrasi dengan beragam literasi lainnya.
e. Kolaboratif dan partisipatif.

D. Literasi Finansial
1. Pengertian Literasi Finansial
Literasi finansial merupakan kemampuan dari individu dalam memahami, mengelola
dan mengaplikasikan pemahaman tentang konsep finansial dan resiko agar dapat
membuat keputusan dalam finansialnya.
2. Tujuan Literasi Finansial
Tujuan dari literasi finansial adalah untuk meningkatkan kesejahteraan finansial
individu, sosial dan lingkungan masyarakat. Sementara dalam konteks lingkungan
sekolah dasar tujuan literasi finansial adalah untuk mengenalkan uang, pengelolaan
uang, belajar bertransaksi dan memiliki jiwa kewirausahaan. Literasi finansial dapat
dipelajari dengan cara mengintegrasikannya pada mata pelajaran di sekolah, salah satu
contohnya adalah mata pelajaran matematika dan IPS.

E. Literasi Digital
1. Pengertian Literasi Digital
Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital,
alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan,
membuat informasi dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, dan
patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan
sehari-hari. Literasi digital juga merupakan kemampuan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) konten informasi dengan kecakapan kognitif dan
teknikal. Digital literasi lebih cenderung pada hal-hal yang terkait dengan keterampilan
teknis dan berfokus pada aspek kognitif dan sosial emosional dalam dunia dan
lingkungan digital.
2. Tujuan Literasi Digital
a. Menghemat Waktu
Dengan literasi digital, saat mencari referensi di internet dapat dilakukan secara
realtime yang dapat dilakukan kapan dan dimana saja.
b. Lebih Hemat Biaya
c. Memperluas Jaringan
Dengan cakap dalam literasi digital, dapat menambah teman baru dari berbagai
wilayah bahkan berbagai negara lain melalui media sosial.
d. Membuat Keputusan yang Lebih Baik
Literasi digital juga membantu seseorang membuat keputusan yang lebih baik
dengan adanya referensi informasi yang beragam, dengan banyaknya referensi
seseorang dapat membandingkan, menganalisis dan menyaring informasi tersebut
untuk membuat keputusan yang lebih baik.
e. Belajar Lebih Cepat dan Efisien
Literasi digital tentunya sangat membantu bagi pendidik maupun peserta didik
dalam kegiatan belajar dan mengajar dengan memudahkan akses informasi.
f. Ramah Lingkungan
Saat kita cakap berliterasi digital, kita secara tidak langsung dapat menghemat
kertas karena menggunakan buku elektronik. Dengan demikian, cakap
menggunakan literasi digital juga usaha untuk lebih ramah terhadap lingkungan.
g. Memperkaya Keterampilan
Kecakapan dalam literasi digital dapat menambah dan memperkaya keterampilan
dengan sumber edukasi informasi yang bisa bebas diakses di internet.
3. Aspek Literasi Digital
Literasi digital cenderung dipahami secara sempit yang terbatas pada penguasaan
dalam penggunaan teknologi saja. Literasi semestinya juga meliputi aspek-aspek kritis
antara lain sebagai berikut:
a. Kesadaran Data (data awerenes)
Data menjadi sebuah komponen vital dalam setiap sistem aplikasi yang saling
berinteraksi dan bertransaksi dalam dunia siber. Hanya dengan mendaftarkan diri
kesebuah platform, data kita akan secara otomatis disinkronisasikan ke dalam
sistem. Dari proses sinkronisasi data pastinya ada konsekuensi-konsekuensi lain
yang harus dipertimbangkan. Misalnya, dengan memberikan nomor rekening bank
pada suatu perusahaan niaga elektronik, maka kita telah memberi persetujuan
kepada pemberi layanan untuk menarik transaksi atau berlangganan rutin sesuai
dengan kesepakatan yang dibuat. Hal ini berlaku pula pada data-data pribadi lain
seperti nomor kartu tanda penduduk, nomor kepegawaian, alamat, dan kontak
pribadi.
b. Kemampuan Analisis Data
Kita tidak hanya melek dalam memahami konsekuensi dari diseminasi digital, tapi
juga memahami data yang masuk agar menjadi informasi yang berguna. Pada era
internet menjadi tantangan tersendiri untuk mencerna data yang masuk dengan
volume, kecepatan, dan varietas yang besar. Analisis data berarti bagaimana kita
berusaha menerjemahkan kondisi dari data yang ada dan membuat keputusan yang
lebih akurat.
c. Kemampuan Untuk Fokus (deep work)
Argumen distraksi ini juga diperkuat oleh studi lembaga riset Qualtrics and Accel
yang menemukan bahwa rata-rata generasi milenial mengecek telepon pintarnya
sebanyak 150 kali setiap hari. Perilaku ini menjadikan mereka untuk tidak bisa
fokus untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan di depan mata. Akibatnya, ponsel
digital yang seharusnya membantu manusia untuk meningkatkan dan mempercepat
produktivitas malah menjadi penghambat kinerja.

Teknologi pada dasarnya diciptakan untuk memudahkan urusan manusia agar menjadi
lebih efektif dan efisien. Namun, apa yang ditawarkan oleh fitur teknologi hari ini
membutuhkan kompetensi khusus agar dapat mengoptimalkan fungsinya. Literasi
digital sebagai kompetensi bukan hanya kemampuan penggunaan teknologi tapi juga
meliputi kemampuan menganalisis, berpikir kritis, sampai dengan kontrol dari
penggunaannya yang adiktif.
F. Literasi Budaya & Kewargaan
1. Pengertian Literasi Budaya & Kewargaan
Literasi budaya merupakan kemampuan dalam memahami dan bersikap terhadap
kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Sementara itu, literasi kewargaan
adalah kemampuan dalam memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara.
Dengan demikian, literasi budaya dan kewargaan merupakan kemampuan individu dan
masyarakat dalam bersikap terhadap lingkungan sosialnya sebagai bagian dari suatu
budaya dan bangsa. Literasi budaya dan kewargaan menjadi hal yang penting untuk
dikuasai di abad ke-21 salah satnya karena Indonesia memiliki beragam suku bangsa,
bahasa, kebiasaaan, adat istiadat, kepercayaan, dan lapisan sosial. Sebagai bagian dari
dunia, Indonesia pun turut terlibat dalam kancah perkembangan dan perubahan global.
Oleh karena itu, kemampuan untuk menerima dan beradaptasi, serta bersikap secara
bijaksana atas keberagaman ini menjadi sesuatu yang mutlak.
2. Tujuan Literasi Budaya & Kewargaan
a. Memperkaya pengetahuan.
b. Untuk menghadapi tantangan abad 21.
c. Meningkatkan toleransi akan perbedaan sehingga menjalin hubungan kewargaan
secara baik dan beradab.
d. Bersifat terbuka dengan mengambil sikap yang menghormati perbedaan sesuai
dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki masing-masing individu.
e. Menyelamatkan dan mengembangkan budaya nasional.
f. Turut membangun identitas bangsa Indonesia di tengah masyarakat global.
3. Aspek Literasi Budaya & Kewargaan
a. Budaya sebagai Alam Pikir melalui Bahasa dan Perilaku
Bahasa daerah dan tindak laku yang beragam menjadi kekayaan budaya yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia. Budaya sebagai alam pikir melalui bahasa dan
perilaku berarti budaya menjadi jiwa dalam bahasa dan perilaku yang dihasilkan
oleh suatu masyarakat. Bahasa daerah dan tindak laku yang beragam menjadi
kekayaan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
b. Kesenian sebagai Produk Bangsa
Kesenian merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dihasilkan oleh suatu
masyarakat. Indonesia sebagai negara kepulauan yang besar tentunya
menghasilkan berbagai bentuk kesenian dari berbagai daerah dengan membawa
ciri khas kebudayaan dari daerahnya masing-masing. Berbagai macam bentuk
kesenian yang dihasilkan oleh setiap daerah di Indonesia harus dikenalkan kepada
masyarakat terutama generasi muda agar mereka tidak tercerabut dari akar
budayanya dan kehilangan identitas kebangsaannya.
c. Kewargaan Multikultural dan Partisipatif
Indonesia memiliki beragam suku bangsa, bahasa, kebiasaaan, adat istiadat,
kepercayaan, dan lapisan sosial. Dengan kondisi seperti ini, dibutuhkan suatu
masyarakat yang mampu berempati, bertoleransi, dan bekerja sama dalam
keberagaman. Semua warga masyarakat dari berbagai lapisan, golongan, dan latar
belakang budaya memiliki kewajiban dan hak yang sama untuk turut berpartisipasi
aktif dalam kehidupan bernegara.
d. Nasionalisme
Kesadaraan akan kebangsaan adalah hal penting yang harus dimiliki oleh setiap
warga negara. Dengan kecintaan terhadap bangsa dan negaranya, setiap individu
akan bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku dan menjunjung tinggi martabat
bangsa dan negaranya.
e. Inklusivitas
Di tengah kondisi masyarakat Indonesia yang beragam, pandangan dan perayaan
inklusivitas sangat berperan untuk membangun kesetaraan warga. Terbangunnya
sikap inklusif akan mendorong setiap anggota masyarakat untuk mencari
keuniversalan dari budaya baru yang dikenalnya untuk menyempurnakan
kehidupan mereka.
f. Pengalaman Langsung
Untuk membangun kesadaran sebagai warga negara, pengalaman langsung dalam
bermasyarakat adalah sebuah laku yang besar artinya untuk membentuk ekosistem
yang saling menghargai dan memahami.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai