0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
57 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang rendahnya budaya literasi di sekolah-sekolah di Indonesia, khususnya SDN 1 Setu Kulon. Sekolah tersebut memiliki minat baca siswa yang rendah bahkan ada siswa kelas tinggi yang masih kesulitan membaca. Hal ini disebabkan karena sekolah tidak memiliki program untuk membiasakan siswa membaca dan menumbuhkan minat baca. Sekolah juga kekurangan sarana seperti perpustakaan yang
Dokumen tersebut membahas tentang rendahnya budaya literasi di sekolah-sekolah di Indonesia, khususnya SDN 1 Setu Kulon. Sekolah tersebut memiliki minat baca siswa yang rendah bahkan ada siswa kelas tinggi yang masih kesulitan membaca. Hal ini disebabkan karena sekolah tidak memiliki program untuk membiasakan siswa membaca dan menumbuhkan minat baca. Sekolah juga kekurangan sarana seperti perpustakaan yang
Dokumen tersebut membahas tentang rendahnya budaya literasi di sekolah-sekolah di Indonesia, khususnya SDN 1 Setu Kulon. Sekolah tersebut memiliki minat baca siswa yang rendah bahkan ada siswa kelas tinggi yang masih kesulitan membaca. Hal ini disebabkan karena sekolah tidak memiliki program untuk membiasakan siswa membaca dan menumbuhkan minat baca. Sekolah juga kekurangan sarana seperti perpustakaan yang
MK : Literasi Dasar T4 Elaborasi Pemahaman Essai Lingkungan Literasi
Menghidupkan Literasi di Lingkungan Sekolah
Budaya literasi di Indonesia khususnya di sekolah yang saya temui
saat ini belum menggembirakan. Kebiasaan membaca dikalangan sekolah masih sangat rendah salah satunya di SDN 1 Setu Kulon yang memiliki minat baca yang rendah bahkan terdapat siswa di kelas tinggi yang masih kesulitan dalam membaca. Salah satu faktor penyebabnya yaitu sekolah tidak memiliki program pembiasaan untuk menumbuhkan budaya literasi dan minat baca peserta didik di Sekolah. Sekolah kesulitan dalam memenuhi sarana untuk meningkatkan kemampuan literasi diantaranya perpustakaan yang tidak berjalan dikarenakan sekolah tidak memiliki buku-buku ilmu pengetahuan sebagai penunjang program pembiasaan literasi. Namun terlepas dari perpustakaan, sekolah tetap berupaya untuk membuat pojok baca disetiap kelas akan tetapi pojok baca juga tidak berjalan dengan baik karena tidak memiliki penggerak untuk menumbuhkan program budaya literasi. Diantara enam kelas yang menumbuhkan pembiasaan literasi hanya ada satu kelas yaitu dikelas tiga, wali kelas tiga memberikan pembiasaan membaca buku yang beliau sediakan sendiri yaitu buku cerita dan kisah-kisah serta buku pengetahuan meski hanya satu kali dalam satu minggu guru tersebut memiliki upaya untuk menumbuhkan minat baca peserta didik. Permasalahan-permasalahan ini dapat diatasi dengan yang paling utama kesadaran terlebih dahulu pada guru dan peserta didik akan pentingnya literasi. Guru yang sadar akan pentingnya literasi akan selalu berupaya untuk menumbuhkan minat baca peserta didik. Hal-hal yang bisa dilakukan oleh guru diantaranya bisa dengan melakukan pembiasaan kepada peserta didik dalam melaksanakan kegiatan literasi dengan memanfaatkan bahan-bahan bacaan yang disediakan oleh sekolah atau memberikan fasilitas kepada peserta didik agar kegiatan literasi lebih menyenangkan. Dalam melaksanakan pembelajaran guru juga harus mampu menarik minat baca peserta didik salah satunya dengan menyediakan media pembelajaran yang lebih menarik. Guru bisa menggunakan power point yang penuh warna dan gambar ataupun canva agar pembelajaran menjadi lebih bervariatif.