Nah, apa saja itu? Apa tujuan dilakukannya asesmen? Bagaimana langkah-langkah
untuk melakukan asesmen dalam Kurikulum Merdeka? Berikut ulasan selengkapnya.
Pengertian Asesmen
Kata asesmen berasal dari serapan bahasa Inggris, yaitu assessment yang artinya
penilaian. Dalam dunia pendidikan, asesmen adalah serangkaian kegiatan yang
meliputi pengumpulan data, analisis data, hingga interpretasi data yang bertujuan
untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kinerja siswa selama proses
pembelajaran.
Asesmen ini tidak hanya dilakukan di akhir pembelajaran saja, tapi juga selama proses
pembelajaran berlangsung. Biasanya, asesmen terhadap siswa ini dilakukan oleh
masing-masing guru pengampu mata pelajaran.
Nantinya, hasil evaluasi ini bisa menjadi acuan guru dalam membantu meningkatkan
hasil belajar siswa.
Adapun tujuan lain dari asesmen Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut.
▪ Memberikan ruang kepada guru untuk dapat memberikan umpan balik kepada
siswa.
Asesmen Formatif
Asesmen formatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memberikan informasi atau
umpan balik kepada guru maupun siswa agar dapat memperbaiki proses belajar.
Asesmen ini dilakukan di awal pembelajaran, pertengahan pembelajaran, akhir
pembelajaran, maupun sepanjang pembelajaran berlangsung.
Jika siswa sudah berhasil mencapai tujuan pembelajaran, maka guru dapat
melanjutkan ke tujuan pembelajaran berikutnya. Namun, jika tujuan pembelajaran
belum tercapai, maka guru perlu melakukan penguatan terlebih dahulu sebelum lanjut
ke tujuan pembelajaran.
Dilansir dari Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kemendikbud, asesmen formatif
adalah asesmen yang diutamakan daripada asesmen sumatif. Hal ini dikarenakan,
asesmen ini lebih berfokus pada perkembangan kompetensi siswa daripada hasil
akhir.
Asesmen Sumatif
Asesmen sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memastikan tercapai tujuan
pembelajaran secara keseluruhan. Itulah mengapa, asesmen ini sering dilakukan di
akhir proses pembelajaran, seperti di akhir semester, akhir tahun ajaran, atau akhir
jenjang pendidikan.
Berbeda dengan asesmen formatif, asesmen sumatif dapat mempengaruhi nilai rapor
siswa dan menentukan kelanjutan proses belajar siswa di kelas atau jenjang
pendidikan berikutnya. Itu artinya, siswa yang tidak dapat mencapai tujuan
pembelajaran atau tidak memenuhi standar pencapaian pembelajaran yang telah
ditetapkan, bisa saja tidak naik kelas atau tidak bisa melanjutkan ke jenjang
pendidikan berikutnya.
Perlu diketahui bahwa guru tidak hanya dapat menggunakan teknik atau instrumen
tertentu untuk melakukan asesmen sumatif, seperti tes tertulis, tapi juga bisa
menggunakan teknik lain, seperti observasi, praktik, mengerjakan proyek, dan
membuat portofolio.
▪ Mengetahui tingkat penguasaan materi dan kelemahan serta unit materi yang belum
dikuasai siswa.
▪ Mengetahui tingkat pemahaman siswa sekaligus memudahkan guru untuk
meramalkan seberapa jauh tingkat keberhasilan siswa saat asesmen sumatif.
▪ Menjadi bahan evaluasi untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih baik.
▪ Memudahkan siswa untuk mengetahui tantangan atau hal-hal apa saja yang
membuatnya kesulitan dalam memahami materi pelajaran.
▪ Membuat siswa lebih menghargai proses pembelajaran dan tidak hanya berfokus
pada hasil saja.
Sama seperti asesmen formatif, asesmen sumatif dalam Kurikulum Merdeka juga
dapat memberikan manfaat untuk siswa maupun guru. Berikut adalah beberapa
manfaat asesmen sumatif untuk guru.
▪ Memudahkan guru dalam menentukan nilai atau grade setiap siswa agar dapat
membandingkannya dengan siswa yang lain.
▪ Sebagai dasar untuk menentukan kenaikan kelas atau kelulusan siswa di jenjang
pendidikan.
▪ Sebagai informasi kemajuan belajar siswa sekaligus bahan laporan ke orang tua dan
tenaga kependidikan lainnya.
▪ Sebagai umpan balik untuk siswa agar dapat meningkatkan atau mempertahankan
hasil belajarnya.
▪ Memberikan informasi pada siswa apakah dapat naik kelas atau lanjut ke jenjang
pendidikan berikutnya.
▪ Sebagai bukti apa saja yang sudah berhasil dikuasai siswa selama pembelajaran
tertentu.
▪ Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan
keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif
mencapai tujuan pembelajaran.
▪ Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable)
untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan
sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya.
▪ Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan
informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi
yang dicapai, serta strategi tindak lanjut.
▪ Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan
orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
▪ Guru memilih atau mengembangkan instrumen asesmen sesuai tujuan. Misalnya, tes
tertulis.
▪ Selanjutnya, guru memberikan pertanyaan tes tertulis kepada siswa. Setelah selesai,
guru memberikan kunci jawaban kepada siswa sebagai acuan melakukan penilaian
diri, penilaian antarteman, pemberian umpan balik antar teman dan refleksi.
▪ Jika dari hasil asesmen formatif ini, banyak siswa yang berhasil menguasai materi
pelajaran, maka dapat dilanjutkan ke materi berikutnya.
▪ Jika dari hasil asesmen formatif masih banyak atau ada beberapa siswa yang masih
belum menguasai materi pelajaran, maka guru dapat melakukan perbaikan.
▪ Setelah itu, guru menyusun instrumen yang akan digunakan untuk menilai proses dan
hasil belajar siswa.
▪ Selanjutnya, guru akan memeriksa tugas atau tes yang sudah dikerjakan siswa
sehingga diperoleh sebuah data yang dapat diolah dan dianalisis.
Asesmen dalam Kurikulum Merdeka terdiri dari dua macam, yakni asesmen
formatif dan sumatif yang mana keduanya memiliki tujuan yang berbeda. Maka
dari itu, sebelum memutuskan teknik atau instrumen apa yang akan digunakan,
Bapak/Ibu guru harus mengetahui dulu tujuan dilakukannya asesmen sehingga
dapat memilih teknik atau instrumen yang paling sesuai dengan kebutuhan.
Tak hanya itu saja, teknik atau instrumen yang digunakan juga perlu disesuaikan
dengan karakteristik siswa dan kemudahannya dalam memberikan umpan balik
pada guru maupun siswa.
Teknik asesmen tidak hanya sebatas tes tertulis atau tes lisan saja, tapi ada
berbagai teknik asesmen yang bisa guru gunakan, seperti observasi, penilaian diri
dan penilaian antarteman (self- dan peer-assessment), kuis konstruktif,
penugasan proyek, dan sebagainya.
3. Manfaatkan teknologi
Saat ini, ada berbagai aplikasi kuis online yang bisa Bapak/Ibu guru manfaat untuk
melakukan asesmen, seperti Quizizz, Kahoot, dan masih banyak lagi.