Anda di halaman 1dari 3

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul KB 3)

Nama : Jamaludin
Kelas : SKI 3-2-2

A. Judul Modul : Perkmabnag Islam di Nusantara dan Asia Tenggara


B. Kegiatan Belajar : Tokoh-tokoh Islam Nusantara Modern Kontemporer (KB 3)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


Profil Tokoh-tokoh Islam Nusantara Modern Kontemporer
- Hasyim Asyari, KH. Muhammad Hasyim Asy’ari adalah
pendiri pesantren Tebu Ireng, tokoh ulama pendiri
organisasi NU. Ia lahir di Gedang desa Tambakrejo 2 km ke
arah utara kota Jombang Jawa Timur, pada hari selasa
kliwon, 24 Dzulqaidah 1287 H bertepatan dengan 14
Februari 1871
- Ahmad Dahlan, Ahmad Dahlan lahir pada tanggal 1
Agustus 1868 di desa Kauman, kota Yogyakarta dan
meninggal 23 Februari tahun 1923. Dimasa kecil nama
Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwis, Ayahnya
bernama K.H Abu Bakar bin Sulaiman dan ibunya adalah
putri Haji Ismail. Muhammad Darwis pada masa kecilnya
terkenal sebagai seorang anak yang pintar, rajin, jujur dan
suka menolong, Ahmad Dahlan meninggal pada tanggal 23
Februari 1923 di Kauman Yogyakarta
- Haji Abdul Malik Karim Amrullah, (Hamka) lahir di sungai
Batang, Maninjau (Sumatera Barat) pada hari Minggu,
tanggal 16 Februari 1908 M/13 Muharram 1326 H dari
kalangan keluarga yang taat beragama. Ayahnya bernama
Konsep (Beberapa istilah Haji Abdul Karim Amrullah
1
dan definisi) di KB - Nurcholish Madjid, dilahirkan tepat pada tanggal 17 Maret
1939 M (26 Muharram 1358 H). Di sudut kampung kecil
Desa Mojoanyar, Jombang, Jawa Timur. Ayahnya KH. Abdul
Madjid, Cak Nur yang biasa disapa, genap pada usia 66
tahun kembali ke pangkuan Ilahi, Senin 29 Agustus 2005,
bertepatan dengan tanggal 24 Rajab 1426 H
- K.H. Abdurrahman Wahid, akrab dipanggil Gus Dur, lahir
di Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 dari pasangan
Wahid Hasyim dan Solichah. Sebelum menjabat ketua
PBNU 1984, Gus Dur menjabat ketua Dewan Kesenian
Jakarta (DKJ). Tahun 1989 dan 1994 berturut- turut terpilih
sebagai Ketua Umum PB NU hingga menjadi Presiden RI
keempat Oktober 1999.

Pemikiran Tokoh-tokoh Islam Nusantara Modern


Kontemporer
- Ada tiga dimensi yang hendak dicapai dalam konsep
pendidikan KH. Hasyim Asy’ari, di antaranya dimensi
keilmuan, pengamalan dan religius, tujuan pendidikan
menurut KH. Hasyim Asy’ari adalah menjadi insan purna
yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Menurut Ahmad Dahlan, tujuan pendidikan Islam diarahkan
pada usaha untuk membentuk manusia yang beriman,
berakhlak, memahami ajaran agama Islam, memiliki
pengetahuan yang luas dan kapasitas intelektual yang dapat
diperlukan di dalam kehidupan sehari-hari. wajib mencari
ilmu setinggi mungkin dan dengan ilmu yang dicapainya
agar diamalkan dalam bentuk karya nyata. Konsep inilah
yang diberikan oleh Ahmad Dahlan di dalam pendidikan
Muhammadiyah.
- Pandangan Hamka tentang pendidikan adalah bahwa
pendidikan sebagai sarana yang dapat menunjang dan
menimbulkan serta menjadi dasar bagi kemajuan dan
kejayaan hidup manusia dalam berbagai keilmuan, melalui
akalnya, manusia dapat menciptakan peradaban yang lebih
baik, orientasi pendidikan Hamka tidak hanya mencakup
pada pengembangan intelektualitas berpikir tetapi
pembentukan akhlaq al-karimah dan akal budi peserta didik
- Gagasan dan pemikiran Nurcholish Madjid tentang
pembaharuan pesantren sebagai seorang cendekiawan
yang dibesarkan di lingkungan pesantren diperluaskah
suatu tinjauan kembali sehingga ajaran-ajaran agama yang
diberikan kepada setiap pribadi merupakan jawaban yang
komprehensif atas persoalan makna hidup dan
weltanschauung Islam, Nurcholish Madjid membedakan
istilah materi pelajaran “agama” dan “keagamaan”.
Perkataan agama lebih tertuju pada segi formal dan ilmunya
saja. Sedangkan perkataan “keagamaan” lebih mengenai
semangat dan rasa agama (religiusitas).
- Gus Dur fokus mereformasi sistem pendidikan pesantren
dan berhasil meningkatkan kualitas sistem pendidikan
pesantren sehingga menandingi sekolah umum, Gus Dur
dinilai memiliki semangat, visi, dan komitmen dalam
memperjuangkan kebebasan berekspresi, persamaan hak,
semangat keberagaman, dan demokrasi di Indonesia.
Pemikiran Gus Dur :
1. Hubungan Islam dan Negara, Hal yang terpenting bagi
Gus Dur adalah terpenuhinya tiga kreteria, yaitu:
pertama, mengedepangkan prinsip-prinsip
permusyawaratan. Kedua, ditegakkan keadilan. Ketiga,
adanya jaminan kebebasan, Gus Dur malah dengan
tegas mengatakan tanpa Pancasila, kita akan berhenti
sebagai negara
2. Pluralisme, sebuah paham yang mengakui dan
mempercayai adanya perbedaan dalam masyarakat
yang meliputi perbedaan agama, ras, kelompok, suku
budaya, dan adat istiadat, Gagasan Gus Dur mengenai
toleransi dan dialog antar agama atau antar iman
tersingkronisasi dalam pemikirannya mengenai
pluralisme.
3. Demokratisasi, Dalam konteks keindonesiaan, Gus Dur
memandang demokrasi sebagai suatu proses atau
budaya yang terus menerus dan tidak hanya diukur dari
segi kelembagaannya. Masyarakat demokratis menurut
Gus Dur adalah semua warga negara mempunyai
kedudukannya yang sama di muka hukum, kebebasan
berpendapat,
4. Pribumisasi, Pribumisasi Islam lahir dalam konteks
perhatian Gus Dur untuk tidak menjadikan Islam
sebagai alternatif terhadap persoalan-persoalan
kenegaraan dan kebangsaan

Semangat perjuangan Tokoh-tokoh Islam Nusantara


Modern Kontemporer
- Meneladani semangat perjuangan melalui beberapa hal, di
antaranya adalah terus bersikap mandiri, mempunyai jiwa
wirausaha, mempunyai rasa nasionalisme yang kuat

Kontekstualisasi Nilai-nilai Moderasi Beragama pada Materi


Tokohtokoh Islam Nusantara Modern Kontemporer
- Konsep moderasi atau wasatiyah dalam ajaran Hasyim
Asy'ari merupakan pandangan bahwa agama harus
dijalankan dengan penuh kesederhanaan dan tengah-
tengah (tidak ekstrem). Hasyim Asy'ari memandang bahwa
sikap moderat dalam beragama sangat penting untuk
menjaga kerukunan antarumat beragama di Indonesia, yang
merupakan negara yang memiliki beragam suku, agama,
dan budaya
- Pemikiran Tokoh-tokoh Islam Nusantara Modern
Kontemporer
- Pendapat Hamka, Potensi akal yang demikian dipengaruhi
oleh kebebasan berpikir dinamis, sehingga akan sampai
Daftar materi pada KB
2 pada perubahan dan kemajuan pendidikan.
yang sulit dipahami
- pemahaman agama dan kebudayaan yang berkaitan
dengan tokoh-tokoh tersebut. Ini melibatkan aspek-aspek
seperti ajaran agama, nilai-nilai budaya, dan praktik
keagamaan.

- kebebasan berpikir dan pembentukan karakter, agar peserta


didik dapat berkembang secara intelektualitas dan
Daftar materi yang sering
spritualitas
3 mengalami miskonsepsi
dalam pembelajaran - konsep tentang bagaimana Islam Nusantara menanggapi
isu-isu kontemporer seperti radikalisasi atau ekstremisme
seringkali juga bisa salah dipahami

Anda mungkin juga menyukai