Ponorogo,
HALAMAN PENGESAHAN
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Dengan ini kami memberitahukan bahwa makalah yang berjudul "TOKOH PENDIRI
ORGANISASI ISLAM KEMASYARAKATAN DI INDONESIA" telah di sahkan pada:
Hari/tanggal:
Dengan demikian halaman pengesahan makalah ini, semoga makalahnya bermanfaat. Atas
perhatiannya, kami ucapkan banyak-banyak terimakasih
Wassalamualaikum Wr.Wb
Mengetahui,
i
PENDAHULUAN
kebudayaan islam lebih tepatnya tokoh tokoh islam di Indonesia yang
meliputi K.H AHMAD DAHLAN dan K.H HASYIM ASY’ARI, Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, berkah rahmat dan karunianya,atas pembuatan
makalah tentang Tokoh pendiri organisasi kemasyarakatan islam di Indonesia.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca semua, kami selaku penulis
membuat makalah ini untuk menerangkan sejarah KH. Ahmad dahlan, dan KH.
Hasyim asy'ari. Banyak tokoh islam yang memberikan corak dalam
perkembangan peradaban islam diduina maupun di Indonesia. Sejarah
perkembangan Islam di Indonesia jauh sebelum zaman kemerdekaan
dipengaruhi oleh kerajaan-kerajaan Islam dan para wali yang menyebarkan di
Nusantara. Sedangkan perkembangan pada awal abad 20 hingga setelah zaman
kemerdekaa sangat dipengaruhi oleh massa, partai politik beraliansikan Islam,
serta tokoh perjuangan kemerdekaan.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah sejarah
kebudayaan islam. tentang " Biografi tokoh pendiri organisasi kemasyarakatan
islam di Indonesia "
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai
pihak.
iii
Daftar Isi
Halaman pengesahan
Pendahuluan
Kata pengantar
Daftar isi
BAB 1 PEMBAHASAN
A. KH Ahmad Dahlan.
B. KH Hasyim Asy Ari..
BAB 2 PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Daftar Pustaka
iv
K.H AHMAD DAHLAN
v
Kyai Haji Ahmad Dahlan (bahasa Arab: 1 ; أحمد دحالنAgustus 1868 – 23 Februari
1923, lahir dengan nama Muhammad Darwis) adalah seorang Ulama Besar bergelar
Pahlawan Nasional Indonesia yang merupakan pendiri Muhammadiyah. Beliau adalah putra
keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar. KH Abu Bakar adalah seorang
ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu, dan ibu
dari K.H. Ahmad Dahlan adalah putri dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu
Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada masa itu.
Informasi pribadi
Agama =Islam
Anak =7
Denominasi =Sunni
Pekerjaan =Kyai
KEHIDUPAN AWAL
Nama kecil K.H. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwis. Beliau merupakan anak
keempat dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhan saudaranya perempuan, kecuali adik
vi
bungsunya. Beliau termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, salah
seorang yang terkemuka di antara Walisongo, yaitu pelopor penyebaran agama Islam di Jawa.
Silsilahnya tersebut ialah Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishaq, Maulana 'Ainul Yaqin,
Maulana Muhammad Fadlullah (Sunan Prapen), Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig
(Djatinom), Demang Djurung Djuru Sapisan, Demang Djurung Djuru Kapindo, kiai Ilyas,
kiai Murtadla, KH. Muhammad Sulaiman, K.H. Abu Bakar, dan Muhammad Darwis (Ahmad
Dahlan). Nasab dari Syaikh Maulana Malik Ibrahim bersambung kepada nabi
Islam, Muhammad.
KARIER AGAMA
Pada umur 15 tahun, Beliau pergi haji dan tinggal di Makkah selama lima tahun. Pada
periode ini, Ahmad Dahlan mulai belajar agama dengan melandaskan pemikiran-pemikiran
pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Jamaluddin al-Afghani, Rasyid Ridha,
dan Ibnu Taimiyyah. Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun 1888, ia berganti nama
menjadi Ahmad Dahlan.
Pada tahun 1903, beliau bertolak kembali ke Makkah dan menetap selama dua tahun.
Pada masa ini, dia sempat berguru kepada Syekh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri
NU, K.H. Hasyim Asyari dan pendiri PERTI, Syekh Sulaiman Arrasuli. Pada tahun 1912, ia
mendirikan Muhammadiyah di kampung Kauman, Yogyakarta. Muhammadiyah didirikan
untuk mencapai cita-cita pembaruan Islam di bumi Nusantara. Ahmad Dahlan ingin
mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama
Islam. Dia ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-
Qur'an dan hadis. Perkumpulan ini berdiri bertepatan pada tanggal 18 November 1912. Dan
sejak awal Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi
bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.
Sebagai seorang yang aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan mempunyai gagasan-
gagasan cemerlang, Dahlan juga dengan mudah diterima dan dihormati di tengah kalangan
masyarakat, sehingga dia juga dengan cepat mendapatkan tempat di organisasi Jam'iyatul
Khair, Budi Utomo, Syarikat Islam dan Comite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad ()ﷺ.
vii
Gagasan pendirian Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan ini juga mendapatkan
resistensi, baik dari keluarga maupun dari masyarakat sekitarnya. Berbagai fitnahan, tuduhan
dan hasutan datang bertubi-tubi kepadanya. Beliau dituduh hendak mendirikan agama baru
yang menyalahi agama Islam. Ada yang menuduhnya kiai palsu, karena sudah meniru-niru
bangsa Belanda yang Kristen, mengajar di sekolah Belanda, serta bergaul dengan tokoh-
tokoh Budi Utomo yang kebanyakan dari golongan priyayi, dan bermacam-macam tuduhan
lain. Saat itu Ahmad Dahlan sempat mengajar agama Islam di sekolah OSVIA Magelang,
yang merupakan sekolah khusus Belanda untuk anak-anak priayi. Bahkan ada pula orang
yang hendak membunuhnya. Namun Belaiu berteguh hati untuk melanjutkan cita-cita dan
perjuangan pembaruan Islam di tanah air bisa mengatasi semua rintangan tersebut.
viii
Dahlan juga bersahabat dan berdialog dengan tokoh agama lain seperti Pastur van
Lith pada 1914-1918. Van Lith adalah pastur pertama yang diajak dialog oleh Dahlan. Pastur
van Lith di Muntilan yang merupakan tokoh di kalangan keagamaan Katolik. Pada saat itu
Kiai Dahlan tidak ragu-ragu masuk gereja dengan pakaian hajinya.
KARIER LAINNYA
KEHIDUPAN PRIBADI
ix
Sepulang dari Makkah, Beliau menikah dengan Siti Walidah, sepupunya sendiri, anak
kiai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang
Pahlawan Nasional dan pendiri Aisyiyah. Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, Dahlan
mendapat enam orang anak yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti
Aisyah, Siti Zaharah. Di samping itu, Dahlan pernah pula menikahi Nyai Abdullah, janda H.
Abdullah. Dia juga pernah menikahi Nyai Rum, adik kiai Munawwir Krapyak. Dahlan juga
mempunyai putra dari perkawinannya dengan Nyai Aisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur
yang bernama Dandanah. Dia pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman
Yogyakarta.
Diantara kitab-kitab yang menjadi kegemaran serta mengilhami beliau dalam hidup
dan perjuangannya adalah:
5) Kitab-kitab fil Bid’ah karangan Ibnu Taimiyah, diantaranya ialah: Kitab At-Tawasul wal-
Washilah karangan Ibnu Taimiyah.
9) Kitab-kitab Tafsir Al Manar karangan Syyid Rasyid Ridha dan majalah Al ’Urwatul-
Wutsqa. 10) Tafshilun-Nasjatain Tashilus-Syahadatain.
x
menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional dengan surat Keputusan Presiden no. 657 tahun
1961. Dasar-dasar penetapan itu ialah sebagai berikut:
KH. Ahmad Dahlan telah mempelopori kebangkitan ummat Islam untuk menyadari
nasibnya sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar dan berbuat;
Pemikiran K.H Ahmad Dahlan dalam berbagai bidang baik itu sosialpendidikan
maupun dakwah banyak melihat dari berbagai kejadian atau fenomena yang dianggapnya
tidak sesuai dengan ajaran Agama Islam.Sehingga fenomena tersebut mempengaruhi pola
pikir K.H Ahmad Dahlan, beliau bertekat untuk melakukan pemurnian ajaran Islam kembali.
Pemikiran atau ide-ide K.H. Ahmad Dahlan tidak terlepas dari hasil petualangannya
dalam rangka menimba ilmu di berbagai tempat seperti Mekah dan Kairo. Maka saat K.H.
Ahmad Dahlan menimba ilmu inilah dia banyak bertemu dengan tkoh-tokoh pembaru
Islam.15 Yang nantinya menjadi pendorong munculnya ide-ide dan gagasan pembaruan Islam
yang dilakukan oleh K.H Ahmad Dahlan.
Hampir seluruh pemikiran K.H Ahmad Dahlan berangkat dari keprihatinan terhadap
situasi dan kondisi global umat Islam waktu itu yang tenggelam dalam kejumudan,
kebodohan, dan keterbelakangan. Kondisi ini semakin di perparah dengan politik kolonial
belanda yang sangat merugikan bangsa Indonesia.Dengan realitas yang seperti itu, maka
tidak heran bila Muhammadiyah yang mengusung seluruh pemikiran dan ide menitik
tekankan pada pemurnian ajaran Islam dan bidang pendidikan.
xi
Pemikiran Ahmad Dahlan dalam bidang pendidikian, “bahwa pendidikan Islam
hendaknya diarahkan pada usaha membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti luhur,
alim dalam agama,luas pandangan dan paham masalah ilmu ilmu keduniaan, serta bersedia
berjuang untuk kemajuan masyarakatnya”. K.H. Ahmad Dahlan adalah pembaharu di bidang
pendidikan, yang saat itu ada dualisme yang terjadi di dunia pendidikan, yaitu pendidikan
pesantren dan pendidikan sekolah model Belanda16.
Menurut Dahlan, upaya strategis untuk menyelamatkan umat Islam daripola berpikir
yang statis menuju pada pemikiran yang dinamis adalah melalui pendidikan. Oleh karena itu,
pendidikan hendaknya ditempatkan pada skala proritas utama dalam proses pembangunan
umat. Mereka hendaknya dididik agar cerdas,kritis dan memiliki daya analisis yang tajam
dalam memetadinamika kehidupannya pada masa depan.Maka dari itu K.H Ahmad Dahlan
sangat memfokuskan pembaruannya dalam bidang pendidikan dan agama agar dapat
menghasilkan anak bangsa yang memiliki daya juang yang tinggi untuk bangsanya.
Salah satu usaha yang dilakukan K.H Ahmad Dahlan untuk memajukan masyarakat
Islam pada saat itu, ialah berusaha memasukkan pendidikan agama kedalam pendidikan
umum.Dan dialah tokoh yang telah berhasil mengembangkan dan menyebarluaskan gagasan
pendidikan modern ke seluruh pelosok tanah air.
Pandangan K.H Ahmad Dahlan dalam bidang pendidikan, memiliki pandangan yang
sama dengan Ahmad Khan (tokoh pembaru Islam di India) mengenai pentingnya
pembentukan kepribadian. Ahmad Khan sangat bangga dengan pendidikan para
pendahulunya dan mengakui bahwa meniru metode pendidikan para pendahulunya tidak akan
membuahkan hasil yang diinginkan. Ahmad Khan berpandangan bahwa pendidikan sanga
penting dalam pembentukan kepribadian. Setidaknya pemikiran Ahmad Khan memiliki
kemiripan dengan K.H Ahmad Dahlan, dimana K.H Ahmad Dahlan tidak meniru metode
pendidikan pendahulunya, tetapi ia berusaha membuat metode pendidikan sesuai dengan apa
yang ia inginkan.
Pembaharuan yang dilakukan K.H. Ahmad Dahlan dalam hal pendidikan pada masa
itu, banyak mendapat tantangan dari masyarakat sekitar, namun karena kegigihannya ia tetap
berusaha mempertahankan ide pembaharuannya hingga bisa terkenal sampai saat ini. Dalam
hal ini, K.H. Ahmad Dahlan menginginkan umat Islam tidak menutup diri terhadap segala
bentuk kemajuan yang datangnya dari pihak luar “bangsa Barat”.Benteng diri kita justru
dengan adanya keimanan, disinilah letak keimanan kita sedang diuji, mampukah kita
membedakan yang mana yang baik dan yang buruk. Seperti halnya dengan K.H Ahmad
Dahlan yang tetap mempertahankan dan menanamkan agama yang kuat pada setiap santri-
santrinya.
Munir Mulkhan menyimpulkan garis besar pokok pikiran K.H. Ahmad Dahlan
sebagai berikut:
yang sempit
yang suci.
pengetahuan.
kebutuhan akal.
10. Ilmu mantiq atau logika (filsafat) merupakan pendidikan tertinggi bagi akal.
11. Orang paling baik adalah orang menghidup-hidupkan perkataan orang yang
12. Kebahagiaan dunia dan akhirat harus dicapai secara profesional (tidak
sembarangan).
14. Orang yang cerdas adalah orang kreatif, selalu berusaha mencari jalan keluar
Garis pokok pemikiran K.H. Ahmad Dahlan diatas merupakan bukti bahwa, begitu
banyak pokok pemikiran dari Ahmad Dahlan, namun pokok pemikirannya bukan hanya
sebuah teori tetapi dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
xiv
K.H HASYIM ASY’ARI
xv
K.H HASYIM ASY’ARI
M. Hasyim Asy’ari adalah salah satu ulama besar Indonesia yang dikenal sebagai
pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan Pesantren Tebuireng Jombang. Beliau juga merupakan
pahlawan nasional yang berperan aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Pekerjaan= Ulama
Nenek moyang Hasyim Asy'ari dapat ditelusuri hingga Sultan Hadiwijaya dari
Pajang , dan selanjutnya hingga Brawijaya VI ( Girindrawardhana ), raja terakhir Majapahit .
[ kutipan diperlukan
Pada usia dua puluh tahun, ia menikah dengan Khadijah, putri pimpinan Pesantren
Siwalan Panji. Setahun kemudian, mereka berangkat ke Mekah . Setelah tujuh bulan, istrinya
meninggal dan juga putranya, Abdullah dua bulan kemudian. Pada tahun 1899, ia mendirikan
Pesantren Tebuireng, yang kemudian menjadi pesantren terbesar di Jawa pada awal abad ke-
20 dengan empat ribu santri pada tahun 1947. Pesantren juga menjadi pusat reformasi ajaran
Islam tradisional.
xvi
Ia meninggal mendadak pada tanggal 25 Juli 1947 akibat penyakit hipertensi, setelah
mendengar kabar pasukan Belanda memenangkan pertempuran di Malang .
M. Hasyim Asy’ari lahir pada 14 Februari 1871 (24 Dzulqaidah 1287H) di Pesantren
Gedang, Tambakrejo, Jombang . Hasyim adalah putra ketiga dari 11 bersaudara dari pasangan
KH. Asy’ari pemimpin Pesantren Keras, Jombang dan Nyai Halimah .
Dari nasab ayahnya, KH. Hasyim Asy’ari memiliki garis keturunan sampai dengan
Rasulullah. Beliau juga merupakan keturunan dari Sunan Giri, salah satu wali penyebar Islam
xvii
di Jawa . Dari nasab ibunya, KH. Hasyim Asy’ari merupakan keturunan dari Raja Brawijaya
VI (Lembu Peteng), raja terakhir Kerajaan Majapahit yang kemudian masuk Islam dan
berganti nama menjadi Pangeran Benawa atau Jaka Tingkir .
Dengan demikian, KH. Hasyim Asy’ari mewarisi darah biru (ningrat) dan darah putih
(ulama) dalam dirinya.
Sejak masa kanak-kanak, KH. Hasyim Asy’ari hidup dalam lingkungan pesantren
tradisional. Beliau belajar dasar-dasar agama Islam dari ayahnya di Pesantren Keras. Pada
usia 15 tahun, beliau mulai merantau untuk menuntut ilmu di berbagai pesantren ternama di
Jawa, seperti Pesantren Siwalan Panji (Sidoarjo), Pesantren Tambakberas (Jombang),
Pesantren Langitan (Tuban), Pesantren Cepoko (Ngawi), dan Pesantren Sarang (Rembang) .
Pada usia 21 tahun, KH. Hasyim Asy’ari menikah dengan Nafisah, putri dari Kiai
Ya’qub Siwalan Panji . Tidak lama kemudian, beliau bersama istri dan mertuanya berangkat
ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Di sana, beliau melanjutkan belajar kepada ulama-
ulama terkemuka, seperti Syaikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, Syaikh Muhammad Salih
al-Samarqandi, Syaikh Thahir al-Ja’fari, Syaikh Ahmad Zaini Dahlan, dan Syaikh
Muhammad Mahfuzh al-Tarmasi .
Selama di Makkah, KH. Hasyim Asy’ari juga mengajar di Masjidil Haram dan
mendapat gelar Syaikhul Haram. Beliau juga menulis beberapa karya ilmiah, seperti Risalah
Ahlussunnah wal Jama’ah dan Al-Imam al-Ghazali wa Arauhu al-Kalamiah. Setelah 4 tahun
di Makkah, beliau kembali ke tanah air dan mendirikan Pesantren Tebuireng pada tahun 1899
.
Hasyim Asy’ari tidak hanya dikenal sebagai ulama yang menguasai berbagai bidang
ilmu, tetapi juga sebagai pejuang yang gigih membela agama dan bangsa. Beliau aktif
menghadapi penjajahan kolonial Belanda dengan cara-cara yang sesuai dengan syariat Islam.
Salah satu perjuangan KH. Hasyim Asy’ari adalah mendirikan organisasi Nahdlatul
Ulama (NU) pada tahun 1926 . Organisasi ini bertujuan untuk menjaga kemurnian ajaran
xviii
Islam Ahlussunnah wal Jama’ah, mempererat persatuan umat Islam, dan menggalang
perlawanan terhadap penjajah . NU kemudian berkembang menjadi organisasi Islam terbesar
di Indonesia dengan jutaan anggota dan ratusan ribu pengurus di seluruh pelosok negeri.
Selain itu, KH. Hasyim Asy’ari juga turut serta dalam pergerakan nasional untuk
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia . Beliau menjadi anggota Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP) yang merupakan lembaga legislatif pertama Republik Indonesia.
Beliau juga mengeluarkan fatwa jihad untuk melawan agresi militer Belanda pada tahun
1948. Fatwa ini menjadi semangat bagi para pejuang kemerdekaan untuk berjuang sampai
titik darah penghabisan.
Hasyim Asy’ari wafat pada tanggal 25 Juli 1947 (7 Jumadil Akhir 1366H) di
Surabaya karena sakit . Jenazah beliau dimakamkan di kompleks Pesantren Tebuireng yang
menjadi saksi bisu perjuangan dan pengabdian beliau selama hidupnya .
Selain itu, KH. Hasyim Asy’ari juga meninggalkan warisan berupa generasi-generasi
ulama dan pemimpin bangsa yang lahir dari Pesantren Tebuireng dan NU. Beberapa di
antaranya adalah KH. Wahid Hasyim (putra beliau yang menjadi menteri agama RI pertama),
KH. Abdurrahman Wahid (cucu beliau yang menjadi presiden RI ke-4), KH. Sahal Mahfudz
(mantan ketua PBNU), KH. Mustofa Bisri (mantan rais aam PBNU), dan masih banyak lagi.
Hasyim Asy’ari adalah sosok ulama yang patut dicontoh dan diteladani oleh umat
Islam Indonesia. Beliau telah memberikan sumbangsih besar bagi agama dan bangsa dengan
ilmu, amal, dan jihadnya.
Kealiman dan keilmuan yang dimiliki Kiai Hasyim yang didapat selama berkelana
menimba ilmu ke berbagai tempat dan ke beberapa guru dituangkan dalam berbagai tulisan.
xix
Sebagai seorang penulis yang produktif, beliau banyak menuangkannya ke dalam bahasa
Arab, terutama dalam bidang tasawuf, fiqih dan hadits. Sebagian besar kitabkitab beliau
masih dikaji diberbagai pesantren, terutama pesantrenpesantren salaf (tradisional).
Di antara karya-karya beliau yang berhasil didokumentasikan, terutama oleh cucu beliau,
yaitu KH. Ishamuddin Hadziq sebagai berikut:
Menjelaskan tentang etika seorang murid yang menuntut ilmu dan etika guru dalam
menyampaikan ilmu. Kitab ini diadaptasi dari kitab Tadzkiratu al-Sami’ wa alMutakallim
karya Ibnu Jamaah al-Kinani.
Membahas tentang beragam topik seperti kematian dan hari pembalasan, arti sunnah dan
bid’ah, dan sebagainya.
Karangan ini berisi pemikiran dasar NU, terdiri dari ayat-ayat AlQur’an, Hadits, dan pesan-
pesan penting yang melandasi berdirinya organisasi NU.
Karangan ini berisi tentang pentingnya berpedoman kepada empat mazhab, yaitu Syafi’i,
Maliki, Hanafi dan Hambali.
6) Mawai’idz.
Karangan berisi tentang nasihat bagaimana menyelesaikan masalah yang muncul di tengah
umat akibat hilangnya kebersamaan dalam membangun pemberdayaan.
Karya ini berisi 40 Hadits tentang pesan ketakwaan dan kebersamaan dalam hidup yang harus
menjadi fondasi kuat bagi umat dalam mengarungi kehidupan.
xx
8) An-Nur Al-Mubin Fi Mahabbati Sayyid Al-Mursalin.
Menjelaskan tentang arti cinta kepada Rasul dengan mengikuti dan menghidupkan
sunnahnya. Kitab ini diterjemahkan oleh Khoiron Nahdhiyin dengan judul Cinta Rasul
Utama.
9) Ziyadah Ta’liqat.
Berisi tentang penjelasan atau jawaban terhadap kritikan KH. Abdullah bin Yasin Al-
Fasuruwani yang mempertanyakan pendapat Kiai Hasyim memperbolehkan, bahkan
menganjurkan perempuan mengenyam pendidikan. Pendapat Kiai Hasyim tersebut banyak
disetujui oleh ulama-ulama saat ini, kecuali KH. Abdullah bin Yasin Al-Fasuruwani yang
mengkritik pendapat tersebut.
Berisi tentang nasehat-nasehat penting bagi orang-orang yang merayakan hari kelahiran Nabi
dengan cara-cara yang dilarang agama.
Kitab ini berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan pernikahan, mulai dari aspek hukum,
syarat rukun, hingga hak-hak dalam pernikahan.
Menerangkan tentang permasalahan hukum memukul kentongan pada waktu masuk waktu
sholat.
Menjelaskan tentang dasar-dasar aqidah Islamiyyah dan Ushul ahkam bagi orang mukallaf
untuk mencapai jalan tasawuf dan derajat wusul ila Allah.
Selain karangan tersebut, juga terdapat karya yang masih dalam bentuk manuskrip
dan belum diterbitkan. Karya tersebut antara lain, AlDurar Al Munqatirah Fi Al-Masa’il Tis’a
‘Asyara, Hasyiyat ala Fathal-Rahman bi Syarh Risalat al-Wali Ruslan li Syaikh al-
xxi
IslamZakariyya al al Anshari, al-Risalat al- Tauhidiyyah, al-Qalaid fi Bayan ma Yajib min al
Aqaid, al Risalat al-Jama’ah, Tamyuz al-Haqq min alBathil.
Kalau berbicara tentang Hasyim Asy‟ari pasti yang terlintas dibenak kita adalah
organisasi keagamaan NahdhatulUlama‟. Ia adalah pencetus dan Raisam pertama Nahdatul
Ulama. Nahdatul Ulama‟ berdiri 31 Januari 1926 M di Jawa Timur. Alasan Hasyim Asy‟ari
mendirikan organisasi Nahdhatul ulama‟ adalah akibat dari tindakan penguasa baru Arab
Saudi yang berfaham wahabi telah berlebihan dalam menerapkan program pemurnian agama
Islam, seperti menggusur petilasan sejarah Islam, membongkar makam pahlawan Islam
dengan dalih mencegah kultus individu, melarang mengikuti madzhab empat dan harus
mengikuti mahdzhab wahabi. Bahkan mereka juga melarang kegiatan mauludan, bacaan
berzanji, dibaan dan sebagainya.
Seluruh kehidupan Hasyim Asy‟ari di dedikasi untuk perkembangan umat Islam dan
persatuan bangsa. Berdirinya organisasi Nahdatul ulama bukan semata-mata untuk mencari
popularitas dan kekuasaan semata. Lebih dari itu, organisasi Nahdatul ulama berusaha
mempertahankan nilai-nilai tradisional Islam yang selama ini di ikuti yang sudah mulai
tergerus dengan adanya pemikiran-pemikiran modern.
Nilai- nilai tradisional yang di pandang oleh sejumlah kalangan merupakan ajaran
dan metode yang sukses di lakukan oleh walisongo sudah mulai di usik kemapanannya. Oleh
sebab itu, Hasyim Asy‟ari dan sejumlah ulama di Jawa Timur dan Jawa Tengah membuat
organisasi yang berusaha melestarikan ajaran tradisional dan tetap bernafaskan ahlus sunnah
wal jamaah. Hal tersebut berhasil dan sampai sekarang organisasi ini menjadi salah satu
organisasi terbesar di Indenesia.
Hasyim Asy‟ari juga di pandang sebagai salah seorang tokoh yang berjasa dalam
mempertahankan Indonesia, berkat jasa-jasanya melawan penjajah Belanda dan Jepang,
Hasyim Asy‟ari di anugrahi gelar pahlawan kemerdekan oleh presiden Republik Indonesia,
tetapi ia menolaknya. Hasyim Asy‟ari takut kalau menerima gelar pahlawan niatnya berubah,
xxii
karena memang tujuan ia membela tanah air bukan karena ingin mendapat penghargaan atau
gelar pahlawan.
Hasyim Asy‟ari memang tidak kontak fisik secara langsung melawan penjajah, tetapi
pengaruh dan posisinya sebagai ulama‟ besar dalam memberikan fatwa jihad memerangi
penjajah menjadi pelecut semangat para santri dan rakyat untuk jihad membela Islam dan
Indonesia. Selain itu, Hasyim Asy‟ari juga menjadi tempat minta pendapat atau rujukan bagi
para pemimpin perang saat itu, seperti bung Tomo dan jendral Sudirman tatkala dalam
bertindak dan meminta pendapat dalam menghadapi permasalahan.
Hasyim Asy‟ari merupakan pribadi yang cakap dalam hal menulis, Ia telah menulis
beberapa kitab dalam berbagai macam disiplin ilmu. Salah satu kitab yang sampai saat ini
masih dipelajari di berbagai lembaga pendidikan di Indonesia adalah kitab Adāb al ‘Ᾱlim wa
al Muta‘allim. Kitab tersebut selesai disusun hari ahad tanggal 22 Jumadil al-Tsani tahun
1343 H/ 1924 M.
Kitab ini di tulis sebagai respon atas perkembangan ilmu pendidikan Islam Indonesia
khususnya Pesantren Tebuireng yang pada saat itu mulai terpengaruh dengan pendidikan
kaum modernis dan memasukkan ilmu umum pada mata pelajaran madrasah pada tahun 1919
M. Agar tetap berpegang pada prinsip-prinsip Islam, Hasyim Asy‟ari menulis sebuah kitab
sebagai pedoman pendidikan Islam tradisionalis yang berdasarkan al quran dan al hadis, qaul
sahabat dan nilai-nilai sufistik sehingga pengaruh-pengaruh pendidikan modern tidak
langsung berperan penuh dalam merubah sistem pendidikan Islam Indonesia.
xxiii
Kitab Adāb al ‘Ᾱlim Wa al Muta‘allim menjadi menarik untuk dikaji kembali, dengan
berbagai alasan. Pertama, Adāb Al ‘Ᾱlim Wa Al Muta‘Allim karya ulama‟ besar Indonesia
Hasyim Asy‟ari, Kedua, berbagai macam tingkah laku pelaku pendidikan baik guru maupun
peserta didik abad 21 atau abad Modern tidak sesuai dengan tuntunan Islam seperti budaya
hidup hedonis, maraknya maksiat pelaku pendidikan terjadi dimana-mana, dan penulis
percaya isi kitab tersebut mampu meminimalisir pelaku pendidikan yang bertindak tidak
sepatutnya dilakukan.
2. Garis Besar Isi Adāb Al ‘Ᾱlim Wa Al Muta‘Allim Adapun isi Kitab Adāb al ‘Ᾱlim wa al
Muta‘allim secara keseluruhan memuat delapan bab meliputi :
Bab pertama, berisi tentang keutamaan ilmu, orang yang berilmu, pengajar dan pelajar
yang di dasari al quran, al hadis, perkataan sahabat seperti : bahwa Allah akan mengangkat
derajat orang yang memiliki ilmu, orang-orang alim merupakan pewaris para nabi, barang
siapa di kehendaki oleh Allah kebaikan maka ia akan difahamkan Allah dengan ilmu-ilmu
agama, belajar ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim dan muslimah dan orang yang
belajar ilmu di mintakan ampunan Allah oleh penduduk lautan, barang siapa keluar rumah
untuk menuntut ilmu maka orang tersebut dimintakan ampunan oleh Malaikat dan diberi
berkah dalam kehidupannya, jadilah orang yang berilmu, penuntut ilmu, menengarkan ilmu
atau menyukai orang yang berilmu tetapi jangan menjadi yang kelima yaitu orang yang suka
berbuat kerusakan, terdapat tiga orang yang pada hari kiamat mampu memberikan syafaat
yaitu para nabi, ulama‟ dan syuhada‟, barang siapa shalat di belakang orang alim maka ia
seakan akan shalat di belakang nabi, dan barang siapa shalat di belakang nabi maka dosanya
diampuni oleh Allah swt , orang alim yang mengajarkan ilmunya mereka senantiasa di
panggil oleh penduduk langit, dll. Jika ingin melihat isi dari bab-bab selanjutnya anda bias
mencari di internet atau dari sumber lainnya.
xxiv
KESIMPULAN
KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari adalah dua tokoh ulama besar Indonesia
yang memiliki peran penting dalam menggiring perkembangan Islam dan perjuangan
nasional di awal abad ke-20. Mari kita bahas lebih lanjut tentang perbedaan dan kontribusi
masing-masing tokoh:
KH Ahmad Dahlan:
KH Hasyim Asy'ari:
Pendiri Nahdlatul Ulama (NU): Hasyim Asy'ari mendirikan NU pada tahun 1926.
Organisasi ini berfokus pada pemeliharaan ajaran Islam yang tradisional, termasuk ajaran-
ajaran agama dan budaya lokal. Pelestarian Budaya dan Keagamaan: NU mementingkan
tradisi dan kepercayaan lokal, memadukan Islam dengan budaya Jawa. Ini memungkinkan
Islam berkembang di berbagai etnis dan budaya di Indonesia. Peran Selama Perjuangan
Kemerdekaan: NU mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Hasyim Asy'ari adalah
bagian dari delegasi Islam yang berkontribusi dalam pembentukan Pancasila, dasar negara
Indonesia.
xxv
perkembangan Islam dan kemerdekaan Indonesia. Mereka mencerminkan spektrum
pemikiran Islam yang luas di Indonesia dan memengaruhi masyarakat dalam cara yang
berbeda namun signifikan. Organisasi mereka, yaitu Muhammadiyah dan NU, tetap
berpengaruh hingga hari ini dan menjadi bagian integral dari kehidupan sosial dan agama di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.iainpare.ac.id/2369/3/16.1400.034%20BAB%202.pdf
http://repo.uinsatu.ac.id/25507/6/BAB%20III.pdf
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Dahlan
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Dahlan#:~:text=Kyai%20Haji%20Ahmad
%20Dahlan%20(bahasa,dari%20keluarga%20K.H.%20Abu%20Bakar
https://digilib.uin-suka.ac.id/5496/2/BAB%20II%2CIII.pdf
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Hasyim_Asy%27ari
https://eprints.walisongo.ac.id/6631/4/BAB%20III.pdf
xxvi
Biografi penulis
1.
No. Hp : 082266596223
Cita-Cita : Dokter
Hobi : Game
Zodiak : Leo
xxvii
Makanan Favorit : Sate gule
E-mail : tangguhthunder@gmail.com
Instagram : tangguh_tyo
Whatsapp : 082266596223
Moto Hidup : Sebaik-baik manusia adalah yang terbaik budi pekertinya dan yang paling
bermanfaat bagi manusia lainnya
No. Hp : 081515698761
xxviii
Zodiak : Pisces
E-mail : Edwardvirgonius@gmail.com
Instagram : Dhenzyjet
Whatsapp : 081515698761
Moto Hidup : Jangan malu dengan kegagalanmu, belajarlah darinya dan mulai lagi.
No. Hp : 081234987520
Hobi : game
Zodiak : cancer
E-mail : resaabiyyu2@gmail.com
xxix
Instagram : resa_abiyyu
Whatsapp : 081234987520
No. Hp : 083135162109
Cita-Cita : Gamer
Hobi : Game
Zodiak : pisces
xxx
Makanan Favorit : Bakso
E-mail : topariski32@gmail.com
Instagram : RizIpro
Whatsapp : 083135162109
Moto Hidup : Jika Anda takut gagal, Anda tidak pantas untuk sukses!”
xxxi