Anda di halaman 1dari 31

KEMENTERIAN AGAMA

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI JETIS PONOROGO


Jl. Jendral Sudirman No.24 A Jetis Ponorogo Telp. (0352) 311866
E-mail: mtsn1ponorogo@gmail.com. Website: https://mtsn1ponorogo.sch.id/

Ponorogo,

HALAMAN PENGESAHAN
Assalamu'alaikum Wr.Wb

Dengan ini kami memberitahukan bahwa makalah yang berjudul "TOKOH PENDIRI
ORGANISASI ISLAM KEMASYARAKATAN DI INDONESIA" telah di sahkan pada:

Hari/tanggal:

Penyusun :1. Muhammad Tangguh Setyo Mukti

2. Dhendy Nugroho Zhiqo Ferdilan

3. Resa Abbiyu Nur Rizqi

4. Rizqi Ifrotul Hiday

Sebagai : Tugas Sejarah Kebudayaan Islam

Dengan demikian halaman pengesahan makalah ini, semoga makalahnya bermanfaat. Atas
perhatiannya, kami ucapkan banyak-banyak terimakasih

Wassalamualaikum Wr.Wb

Mengetahui,

Kepala MTSN 1 Ponorogo Bapak guru Pembimbing

H.Agus Darmanto, S.Pd, M.Pd Muh.Khoiruddin.S.Pd.IM

i
PENDAHULUAN
kebudayaan islam lebih tepatnya tokoh tokoh islam di Indonesia yang
meliputi K.H AHMAD DAHLAN dan K.H HASYIM ASY’ARI, Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, berkah rahmat dan karunianya,atas pembuatan
makalah tentang Tokoh pendiri organisasi kemasyarakatan islam di Indonesia.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca semua, kami selaku penulis
membuat makalah ini untuk menerangkan sejarah KH. Ahmad dahlan, dan KH.
Hasyim asy'ari. Banyak tokoh islam yang memberikan corak dalam
perkembangan peradaban islam diduina maupun di Indonesia. Sejarah
perkembangan Islam di Indonesia jauh sebelum zaman kemerdekaan
dipengaruhi oleh kerajaan-kerajaan Islam dan para wali yang menyebarkan di
Nusantara. Sedangkan perkembangan pada awal abad 20 hingga setelah zaman
kemerdekaa sangat dipengaruhi oleh massa, partai politik beraliansikan Islam,
serta tokoh perjuangan kemerdekaan.

Data-data sejarah telah banyak menunjukkan bahwa sejak awal


perkembangannya, Agama Islam di Indonesia telah menanamkan akar yang
dalam, dengan adanya para tokoh yang memperjuangkan pendidikan agama
Islam. Namun, dalam perkembangannya peran-peran itu tidak lagi menjadi
pemahaman masyarakat secara layak, terutama di generasi muda. Banyak
generasi muda yang tidak tahu siapa tokoh-tokoh Islam di pentas sejarah
pergerakan nasional dalam rangka melahirkan bangsa ini.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah sejarah
kebudayaan islam. tentang " Biografi tokoh pendiri organisasi kemasyarakatan
islam di Indonesia "

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai
pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,


baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini.
Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah Tokoh pendiri organisasi


kemasyarakatan islam di Indonesia, yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

iii
Daftar Isi

Halaman pengesahan

Pendahuluan

Kata pengantar

Daftar isi

BAB 1 PEMBAHASAN

Tokoh pendiri organisasi kemasyarakatan islam di Indonesia

A. KH Ahmad Dahlan.
B. KH Hasyim Asy Ari..

BAB 2 PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Daftar Pustaka

BAB 3 BIOGRAFI PENULIS

A. Muhammad Tangguh Setyo Mukti


B. Dhendy Nugroho Zhiqo Ferdilan
C. Resa Abbiyu Nur Rizqi
D. Rizqi Ifrotul Hidayah

iv
K.H AHMAD DAHLAN

v
Kyai Haji Ahmad Dahlan (bahasa Arab: 1 ;‫ أحمد دحالن‬Agustus 1868 – 23 Februari
1923, lahir dengan nama Muhammad Darwis) adalah seorang Ulama Besar bergelar
Pahlawan Nasional Indonesia yang merupakan pendiri Muhammadiyah. Beliau adalah putra
keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar. KH Abu Bakar adalah seorang
ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu, dan ibu
dari K.H. Ahmad Dahlan adalah putri dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu
Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada masa itu.

Ketua Umum Muhammadiyah ke-1

Masa jabatan =18 November 1912 – 23 Februari 1923

Informasi pribadi

Lahir =Muhammad Darwis,1 Agustus 1868, Kauman, Yogyakarta,


Kesultanan Yogyakarta, Hindia Belanda

Meninggal =23 Februari 1923 (umur 54), Yogyakarta, Kesultanan Yogyakarta,


Hindia Belanda

Makam =Makam Karangkajen, Yogyakarta

Agama =Islam

Pasangan =Siti Walidah

Anak =7

Orang tua =Haji Abu Bakar (ayah)

Siti Aminah (ibu)

Denominasi =Sunni

Dikenal sebagai= Pendiri Muhammadiyah

Pekerjaan =Kyai

KEHIDUPAN AWAL

Nama kecil K.H. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwis. Beliau merupakan anak
keempat dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhan saudaranya perempuan, kecuali adik
vi
bungsunya. Beliau termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, salah
seorang yang terkemuka di antara Walisongo, yaitu pelopor penyebaran agama Islam di Jawa.
Silsilahnya tersebut ialah Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishaq, Maulana 'Ainul Yaqin,
Maulana Muhammad Fadlullah (Sunan Prapen), Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig
(Djatinom), Demang Djurung Djuru Sapisan, Demang Djurung Djuru Kapindo, kiai Ilyas,
kiai Murtadla, KH. Muhammad Sulaiman, K.H. Abu Bakar, dan Muhammad Darwis (Ahmad
Dahlan). Nasab dari Syaikh Maulana Malik Ibrahim bersambung kepada nabi
Islam, Muhammad.

KARIER AGAMA

Pada umur 15 tahun, Beliau pergi haji dan tinggal di Makkah selama lima tahun. Pada
periode ini, Ahmad Dahlan mulai belajar agama dengan melandaskan pemikiran-pemikiran
pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Jamaluddin al-Afghani, Rasyid Ridha,
dan Ibnu Taimiyyah. Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun 1888, ia berganti nama
menjadi Ahmad Dahlan.

Pada tahun 1903, beliau bertolak kembali ke Makkah dan menetap selama dua tahun.
Pada masa ini, dia sempat berguru kepada Syekh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri
NU, K.H. Hasyim Asyari dan pendiri PERTI, Syekh Sulaiman Arrasuli. Pada tahun 1912, ia
mendirikan Muhammadiyah di kampung Kauman, Yogyakarta. Muhammadiyah didirikan
untuk mencapai cita-cita pembaruan Islam di bumi Nusantara. Ahmad Dahlan ingin
mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama
Islam. Dia ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-
Qur'an dan hadis. Perkumpulan ini berdiri bertepatan pada tanggal 18 November 1912. Dan
sejak awal Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi
bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.

Sebagai seorang yang aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan mempunyai gagasan-
gagasan cemerlang, Dahlan juga dengan mudah diterima dan dihormati di tengah kalangan
masyarakat, sehingga dia juga dengan cepat mendapatkan tempat di organisasi Jam'iyatul
Khair, Budi Utomo, Syarikat Islam dan Comite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad (‫)ﷺ‬.

vii
Gagasan pendirian Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan ini juga mendapatkan
resistensi, baik dari keluarga maupun dari masyarakat sekitarnya. Berbagai fitnahan, tuduhan
dan hasutan datang bertubi-tubi kepadanya. Beliau dituduh hendak mendirikan agama baru
yang menyalahi agama Islam. Ada yang menuduhnya kiai palsu, karena sudah meniru-niru
bangsa Belanda yang Kristen, mengajar di sekolah Belanda, serta bergaul dengan tokoh-
tokoh Budi Utomo yang kebanyakan dari golongan priyayi, dan bermacam-macam tuduhan
lain. Saat itu Ahmad Dahlan sempat mengajar agama Islam di sekolah OSVIA Magelang,
yang merupakan sekolah khusus Belanda untuk anak-anak priayi. Bahkan ada pula orang
yang hendak membunuhnya. Namun Belaiu berteguh hati untuk melanjutkan cita-cita dan
perjuangan pembaruan Islam di tanah air bisa mengatasi semua rintangan tersebut.

Pada tanggal 20 Desember 1912, Ahmad Dahlan mengajukan permohonan kepada


Pemerintah Hindia Belanda untuk mendapatkan badan hukum. Permohonan itu baru
dikabulkan pada tahun 1914, dengan Surat Ketetapan Pemerintah No. 81 tanggal 22 Agustus
1914. Izin itu hanya berlaku untuk daerah Yogyakarta dan organisasi ini hanya boleh bergerak
di daerah Yogyakarta. Dari Pemerintah Hindia Belanda timbul kekhawatiran akan
perkembangan organisasi ini. Maka dari itu kegiatannya dibatasi. Walaupun Muhammadiyah
dibatasi, tetapi di daerah lain seperti Srandakan, Wonosari, Imogiri dan lain-Iain telah berdiri
cabang Muhammadiyah. Hal ini jelas bertentangan dengan keinginan pemerintah Hindia
Belanda. Untuk mengatasinya, maka KH. Ahmad Dahlan menyiasatinya dengan
menganjurkan agar cabang Muhammadiyah di luar Yogyakarta memakai nama lain. Misalnya
Nurul Islam di Pekalongan, Al-Munir di Ujung Pandang, Ahmadiyah di Garut. Sedangkan di
Solo berdiri perkumpulan Sidiq Amanah Tabligh Fathonah (SATF) yang mendapat pimpinan
dari cabang Muhammadiyah. Bahkan dalam kota Yogyakarta sendiri ia menganjurkan adanya
jama'ah dan perkumpulan untuk mengadakan pengajian dan menjalankan kepentingan Islam.

Berbagai perkumpulan dan jama'ah ini mendapat bimbingan dari Muhammadiyah, di


antaranya ialah Ikhwanul-Muslimin, Taqwimuddin, Cahaya Muda, Hambudi-Suci, Khayatul
Qulub, Priya Utama, Dewan Islam, Thaharatul Qulub, Thaharatul-Aba, Ta'awanu alal birri,
Ta'ruf bima kanu wal- Fajri, Wal-Ashri, Jamiyatul Muslimin, Syahratul Mubtadi.

viii
Dahlan juga bersahabat dan berdialog dengan tokoh agama lain seperti Pastur van
Lith pada 1914-1918. Van Lith adalah pastur pertama yang diajak dialog oleh Dahlan. Pastur
van Lith di Muntilan yang merupakan tokoh di kalangan keagamaan Katolik. Pada saat itu
Kiai Dahlan tidak ragu-ragu masuk gereja dengan pakaian hajinya.

Gagasan pembaharuan Muhammadiyah disebarluaskan oleh Ahmad Dahlan dengan


mengadakan tabligh ke berbagai kota, di samping juga melalui relasi-relasi dagang yang
dimilikinya. Gagasan ini ternyata mendapatkan sambutan yang besar dari masyarakat di
berbagai kota di Indonesia. Ulama-ulama dari berbagai daerah lain berdatangan kepadanya
untuk menyatakan dukungan terhadap Muhammadiyah. Muhammadiyah makin lama makin
berkembang hampir di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, pada tanggal 7 Mei 1921 Dahlan
mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan cabang-
cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Permohonan ini dikabulkan oleh pemerintah
Hindia Belanda pada tanggal 2 September 1921.

Sebagai seorang yang demokratis dalam melaksanakan aktivitas gerakan dakwah


Muhammadiyah, Dahlan juga memfasilitasi para anggota Muhammadiyah untuk proses
evaluasi kerja dan pemilihan pemimpin dalam Muhammadiyah. Selama hidupnya dalam
aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, telah diselenggarakan dua belas kali pertemuan
anggota (sekali dalam setahun), yang saat itu dipakai istilah AIgemeene Vergadering
(persidangan umum).

KARIER LAINNYA

Di samping aktif dalam menggulirkan gagasannya tentang gerakan dakwah


Muhammadiyah, Beliau juga dikenal sebagai seorang wirausahawan yang cukup berhasil
dengan berdagang batik yang saat itu merupakan profesi wiraswasta yang cukup
menggejala di masyarakat.

KEHIDUPAN PRIBADI

ix
Sepulang dari Makkah, Beliau menikah dengan Siti Walidah, sepupunya sendiri, anak
kiai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang
Pahlawan Nasional dan pendiri Aisyiyah. Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, Dahlan
mendapat enam orang anak yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti
Aisyah, Siti Zaharah. Di samping itu, Dahlan pernah pula menikahi Nyai Abdullah, janda H.
Abdullah. Dia juga pernah menikahi Nyai Rum, adik kiai Munawwir Krapyak. Dahlan juga
mempunyai putra dari perkawinannya dengan Nyai Aisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur
yang bernama Dandanah. Dia pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman
Yogyakarta.

Diantara kitab-kitab yang menjadi kegemaran serta mengilhami beliau dalam hidup
dan perjuangannya adalah:

1) Kitab Tauhid karangan Syeikh Muhammad Abduh.

2) Kitab Tafsir Juz ’Amma karangan Syeikh Muhammad Abduh.

3) Kitab Kanzul ’Ulum (Gudang Ilmu-ilmu).

4) Kitab Dairatul Ma’arif karangan Farid Wajdi.

5) Kitab-kitab fil Bid’ah karangan Ibnu Taimiyah, diantaranya ialah: Kitab At-Tawasul wal-
Washilah karangan Ibnu Taimiyah.

6) Kitab Al-Islam wan-Nashraniyyah karangan Syeikh Muhammad Abduh.

7) Kitab Izhharul-Haqq karangan Rahmatullah Al Hindi.

8) Kitab-kitab Hadish karangan ulama’ Madzhab Hambali.

9) Kitab-kitab Tafsir Al Manar karangan Syyid Rasyid Ridha dan majalah Al ’Urwatul-
Wutsqa. 10) Tafshilun-Nasjatain Tashilus-Syahadatain.

11) Matan Al Hikam li Ibn Athailah.

12) Al-Qashaid ath-Thasyiah Abdullah al-Aththas, dan lain-lain.

Dahlan meninggal pada tahun 1923 dan dimakamkan di pemakaman Karangkajen,


Yogyakarta.

Atas jasa-jasa K.H. Ahmad Dahlan dalam membangkitkan kesadaran bangsa


Indonesia melalui pembaharuan Islam dan pendidikan, maka Pemerintah Republik Indonesia

x
menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional dengan surat Keputusan Presiden no. 657 tahun
1961. Dasar-dasar penetapan itu ialah sebagai berikut:

KH. Ahmad Dahlan telah mempelopori kebangkitan ummat Islam untuk menyadari
nasibnya sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar dan berbuat;

Dengan organisasi Muhammadiyah yang didirikannya, telah banyak memberikan


ajaran Islam yang murni kepada bangsanya. Ajaran yang menuntut kemajuan, kecerdasan,
dan beramal bagi masyarakat dan umat, dengan dasar iman dan Islam;

Dengan organisasinya, Muhammadiyah telah mempelopori amal usaha sosial dan


pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran
Islam; dan

Dengan organisasinya, Muhammadiyah bagian wanita (Aisyiyah) telah mempelopori


kebangkitan wanita Indonesia untuk mengecap pendidikan dan berfungsi sosial, setingkat
dengan kaum pria.

PEMIKIRAN DAN AJARAN

Pemikiran K.H Ahmad Dahlan dalam berbagai bidang baik itu sosialpendidikan
maupun dakwah banyak melihat dari berbagai kejadian atau fenomena yang dianggapnya
tidak sesuai dengan ajaran Agama Islam.Sehingga fenomena tersebut mempengaruhi pola
pikir K.H Ahmad Dahlan, beliau bertekat untuk melakukan pemurnian ajaran Islam kembali.

Pemikiran atau ide-ide K.H. Ahmad Dahlan tidak terlepas dari hasil petualangannya
dalam rangka menimba ilmu di berbagai tempat seperti Mekah dan Kairo. Maka saat K.H.
Ahmad Dahlan menimba ilmu inilah dia banyak bertemu dengan tkoh-tokoh pembaru
Islam.15 Yang nantinya menjadi pendorong munculnya ide-ide dan gagasan pembaruan Islam
yang dilakukan oleh K.H Ahmad Dahlan.

Hampir seluruh pemikiran K.H Ahmad Dahlan berangkat dari keprihatinan terhadap
situasi dan kondisi global umat Islam waktu itu yang tenggelam dalam kejumudan,
kebodohan, dan keterbelakangan. Kondisi ini semakin di perparah dengan politik kolonial
belanda yang sangat merugikan bangsa Indonesia.Dengan realitas yang seperti itu, maka
tidak heran bila Muhammadiyah yang mengusung seluruh pemikiran dan ide menitik
tekankan pada pemurnian ajaran Islam dan bidang pendidikan.

xi
Pemikiran Ahmad Dahlan dalam bidang pendidikian, “bahwa pendidikan Islam
hendaknya diarahkan pada usaha membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti luhur,
alim dalam agama,luas pandangan dan paham masalah ilmu ilmu keduniaan, serta bersedia
berjuang untuk kemajuan masyarakatnya”. K.H. Ahmad Dahlan adalah pembaharu di bidang
pendidikan, yang saat itu ada dualisme yang terjadi di dunia pendidikan, yaitu pendidikan
pesantren dan pendidikan sekolah model Belanda16.

Menurut Dahlan, upaya strategis untuk menyelamatkan umat Islam daripola berpikir
yang statis menuju pada pemikiran yang dinamis adalah melalui pendidikan. Oleh karena itu,
pendidikan hendaknya ditempatkan pada skala proritas utama dalam proses pembangunan
umat. Mereka hendaknya dididik agar cerdas,kritis dan memiliki daya analisis yang tajam
dalam memetadinamika kehidupannya pada masa depan.Maka dari itu K.H Ahmad Dahlan
sangat memfokuskan pembaruannya dalam bidang pendidikan dan agama agar dapat
menghasilkan anak bangsa yang memiliki daya juang yang tinggi untuk bangsanya.

Salah satu usaha yang dilakukan K.H Ahmad Dahlan untuk memajukan masyarakat
Islam pada saat itu, ialah berusaha memasukkan pendidikan agama kedalam pendidikan
umum.Dan dialah tokoh yang telah berhasil mengembangkan dan menyebarluaskan gagasan
pendidikan modern ke seluruh pelosok tanah air.

Pandangan K.H Ahmad Dahlan dalam bidang pendidikan, memiliki pandangan yang
sama dengan Ahmad Khan (tokoh pembaru Islam di India) mengenai pentingnya
pembentukan kepribadian. Ahmad Khan sangat bangga dengan pendidikan para
pendahulunya dan mengakui bahwa meniru metode pendidikan para pendahulunya tidak akan
membuahkan hasil yang diinginkan. Ahmad Khan berpandangan bahwa pendidikan sanga
penting dalam pembentukan kepribadian. Setidaknya pemikiran Ahmad Khan memiliki
kemiripan dengan K.H Ahmad Dahlan, dimana K.H Ahmad Dahlan tidak meniru metode
pendidikan pendahulunya, tetapi ia berusaha membuat metode pendidikan sesuai dengan apa
yang ia inginkan.

K.H Ahmad Dahlan memberikan rumusan metode mengajar yang ideal.Ia


menawarkan sebuah metode sintesis antara metode pendidikan Barat dengan metode
xii
pendidikan pesantren. Dengan metode ini K.H Ahmad Dahlan berharap dapat melahirkan
kader yang memiliki wawasan luas bukan hanya dalam segi keagamaan namun juga dalam
pendidikan umum, yang nantinya bisa menjadi pemimpin yang shalih dan berwawasan luas
dimasa depan.

Pembaharuan yang dilakukan K.H. Ahmad Dahlan dalam hal pendidikan pada masa
itu, banyak mendapat tantangan dari masyarakat sekitar, namun karena kegigihannya ia tetap
berusaha mempertahankan ide pembaharuannya hingga bisa terkenal sampai saat ini. Dalam
hal ini, K.H. Ahmad Dahlan menginginkan umat Islam tidak menutup diri terhadap segala
bentuk kemajuan yang datangnya dari pihak luar “bangsa Barat”.Benteng diri kita justru
dengan adanya keimanan, disinilah letak keimanan kita sedang diuji, mampukah kita
membedakan yang mana yang baik dan yang buruk. Seperti halnya dengan K.H Ahmad
Dahlan yang tetap mempertahankan dan menanamkan agama yang kuat pada setiap santri-
santrinya.

Munir Mulkhan menyimpulkan garis besar pokok pikiran K.H. Ahmad Dahlan
sebagai berikut:

1. Persatuan umat manusia adalah prinsip utama kebahagiaan

2. Perpecahan umat manusia disebabkan, sempitnya wawasan pemikiran yang

disebabkan rendahnya pengetahuan, terjebak pada perdebatan lisan dan

mengabaikan tindakan nyata, ekslusifisme atau wawasan fanatisme golongan

yang sempit

3. Persatuan umat manusia akan diperoleh dengan jalan, memahami kondisi

obyektif umat, bekerja atas kemampuan sendiri, tidak tergesa-gesa menolak

atau menerima sesuatu sebelum memahami

4. Kebenaran diperoleh melalui, bersikap terbuka terhadap penemuan baru,

berfikir kritis, luas dan dalam.

5. Penolakan kebenaran sebagai akibat, kebodohan, sikap ekslusif, fanatisme


xiii
pada tradisi dan kebiasaan, takut kehilangan teman, harta dan kehormatan

6. Keputusan yang benar adalah keputusan menurut akal-pikiran dengan hati

yang suci.

7. Manusia wajib memajukan ilmu pengetahuan dan berbuat berdasarkan

pengetahuan.

8. Akal sehat adalah jalan mencapai tujuan manusia danpengetahuan adalah

kebutuhan akal.

9. Pendidikan akal adalah kebutuhan pokok manusia lebih dari kebutuhan

makan dan minum.

10. Ilmu mantiq atau logika (filsafat) merupakan pendidikan tertinggi bagi akal.

11. Orang paling baik adalah orang menghidup-hidupkan perkataan orang yang

bijaksana dan ilmuan.

12. Kebahagiaan dunia dan akhirat harus dicapai secara profesional (tidak

sembarangan).

13. Tidak benci kepada orang yang berbeda pendapat.

14. Orang yang cerdas adalah orang kreatif, selalu berusaha mencari jalan keluar

dari penderitaan, dan selalu ingat kepada Allah.

Garis pokok pemikiran K.H. Ahmad Dahlan diatas merupakan bukti bahwa, begitu
banyak pokok pemikiran dari Ahmad Dahlan, namun pokok pemikirannya bukan hanya
sebuah teori tetapi dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

xiv
K.H HASYIM ASY’ARI

xv
K.H HASYIM ASY’ARI

M. Hasyim Asy’ari adalah salah satu ulama besar Indonesia yang dikenal sebagai
pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan Pesantren Tebuireng Jombang. Beliau juga merupakan
pahlawan nasional yang berperan aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Dilahirkan= Muhammad Hasyim, 14 Februari 1871 / 10 April 1875 ,Jombang , Hindia


Belanda

Meninggal= 25 Juli 1947 (umur 76/72),Jombang, Indonesia

Kebangsaan= bangsa Indonesia

Pekerjaan= Ulama

Dikenal sebagai= Rais Akbar Nahdlatul Ulama

Hasyim Asy'ari lahir dengan nama Muhammad Hasyim di Gedang, Kabupaten


Jombang pada tanggal 10 April 1875. Orang tuanya adalah Asy'ari dan Halimah. Kakeknya,
Kiai Usman adalah pendiri Pesantren Gedang dan kakek buyutnya adalah pendiri Pesantren
Tambakberas. Dia adalah anak ketiga dari sepuluh bersaudara.

Nenek moyang Hasyim Asy'ari dapat ditelusuri hingga Sultan Hadiwijaya dari
Pajang , dan selanjutnya hingga Brawijaya VI ( Girindrawardhana ), raja terakhir Majapahit .
[ kutipan diperlukan

Pada usia dua puluh tahun, ia menikah dengan Khadijah, putri pimpinan Pesantren
Siwalan Panji. Setahun kemudian, mereka berangkat ke Mekah . Setelah tujuh bulan, istrinya
meninggal dan juga putranya, Abdullah dua bulan kemudian. Pada tahun 1899, ia mendirikan
Pesantren Tebuireng, yang kemudian menjadi pesantren terbesar di Jawa pada awal abad ke-
20 dengan empat ribu santri pada tahun 1947. Pesantren juga menjadi pusat reformasi ajaran
Islam tradisional.

Pada tanggal 31 Januari 1926, ia bersama beberapa tokoh Islam tradisional


mendirikan Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama). Pada masa pendudukan Jepang ia
ditangkap, beberapa bulan kemudian dibebaskan dan menjadi Kepala Urusan Agama.

xvi
Ia meninggal mendadak pada tanggal 25 Juli 1947 akibat penyakit hipertensi, setelah
mendengar kabar pasukan Belanda memenangkan pertempuran di Malang .

LATAR BELAKANG KELUARGA DAN KETURUNAN

M. Hasyim Asy’ari lahir pada 14 Februari 1871 (24 Dzulqaidah 1287H) di Pesantren
Gedang, Tambakrejo, Jombang . Hasyim adalah putra ketiga dari 11 bersaudara dari pasangan
KH. Asy’ari pemimpin Pesantren Keras, Jombang dan Nyai Halimah .

Dari nasab ayahnya, KH. Hasyim Asy’ari memiliki garis keturunan sampai dengan
Rasulullah. Beliau juga merupakan keturunan dari Sunan Giri, salah satu wali penyebar Islam

xvii
di Jawa . Dari nasab ibunya, KH. Hasyim Asy’ari merupakan keturunan dari Raja Brawijaya
VI (Lembu Peteng), raja terakhir Kerajaan Majapahit yang kemudian masuk Islam dan
berganti nama menjadi Pangeran Benawa atau Jaka Tingkir .

Dengan demikian, KH. Hasyim Asy’ari mewarisi darah biru (ningrat) dan darah putih
(ulama) dalam dirinya.

Pendidikan dan Perjalanan Ilmiah

Sejak masa kanak-kanak, KH. Hasyim Asy’ari hidup dalam lingkungan pesantren
tradisional. Beliau belajar dasar-dasar agama Islam dari ayahnya di Pesantren Keras. Pada
usia 15 tahun, beliau mulai merantau untuk menuntut ilmu di berbagai pesantren ternama di
Jawa, seperti Pesantren Siwalan Panji (Sidoarjo), Pesantren Tambakberas (Jombang),
Pesantren Langitan (Tuban), Pesantren Cepoko (Ngawi), dan Pesantren Sarang (Rembang) .

Pada usia 21 tahun, KH. Hasyim Asy’ari menikah dengan Nafisah, putri dari Kiai
Ya’qub Siwalan Panji . Tidak lama kemudian, beliau bersama istri dan mertuanya berangkat
ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Di sana, beliau melanjutkan belajar kepada ulama-
ulama terkemuka, seperti Syaikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, Syaikh Muhammad Salih
al-Samarqandi, Syaikh Thahir al-Ja’fari, Syaikh Ahmad Zaini Dahlan, dan Syaikh
Muhammad Mahfuzh al-Tarmasi .

Selama di Makkah, KH. Hasyim Asy’ari juga mengajar di Masjidil Haram dan
mendapat gelar Syaikhul Haram. Beliau juga menulis beberapa karya ilmiah, seperti Risalah
Ahlussunnah wal Jama’ah dan Al-Imam al-Ghazali wa Arauhu al-Kalamiah. Setelah 4 tahun
di Makkah, beliau kembali ke tanah air dan mendirikan Pesantren Tebuireng pada tahun 1899
.

Peran dan Perjuangan

Hasyim Asy’ari tidak hanya dikenal sebagai ulama yang menguasai berbagai bidang
ilmu, tetapi juga sebagai pejuang yang gigih membela agama dan bangsa. Beliau aktif
menghadapi penjajahan kolonial Belanda dengan cara-cara yang sesuai dengan syariat Islam.

Salah satu perjuangan KH. Hasyim Asy’ari adalah mendirikan organisasi Nahdlatul
Ulama (NU) pada tahun 1926 . Organisasi ini bertujuan untuk menjaga kemurnian ajaran
xviii
Islam Ahlussunnah wal Jama’ah, mempererat persatuan umat Islam, dan menggalang
perlawanan terhadap penjajah . NU kemudian berkembang menjadi organisasi Islam terbesar
di Indonesia dengan jutaan anggota dan ratusan ribu pengurus di seluruh pelosok negeri.

Selain itu, KH. Hasyim Asy’ari juga turut serta dalam pergerakan nasional untuk
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia . Beliau menjadi anggota Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP) yang merupakan lembaga legislatif pertama Republik Indonesia.
Beliau juga mengeluarkan fatwa jihad untuk melawan agresi militer Belanda pada tahun
1948. Fatwa ini menjadi semangat bagi para pejuang kemerdekaan untuk berjuang sampai
titik darah penghabisan.

Wafat dan Warisan

Hasyim Asy’ari wafat pada tanggal 25 Juli 1947 (7 Jumadil Akhir 1366H) di
Surabaya karena sakit . Jenazah beliau dimakamkan di kompleks Pesantren Tebuireng yang
menjadi saksi bisu perjuangan dan pengabdian beliau selama hidupnya .

Hasyim Asy’ari meninggalkan warisan berupa karya-karya ilmiah yang mencapai


ratusan judul dalam berbagai bidang ilmu. Beberapa karyanya yang terkenal adalah Al-Imam
al-Ghazali wa Arauhu al-Kalamiah, Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah, Nadzom al-Ibanah ‘an
Usul al-Diyanah, Al-Tahrir fi Usul al-Fiqh, dan Nadzom Jawahir al-Tauhid.

Selain itu, KH. Hasyim Asy’ari juga meninggalkan warisan berupa generasi-generasi
ulama dan pemimpin bangsa yang lahir dari Pesantren Tebuireng dan NU. Beberapa di
antaranya adalah KH. Wahid Hasyim (putra beliau yang menjadi menteri agama RI pertama),
KH. Abdurrahman Wahid (cucu beliau yang menjadi presiden RI ke-4), KH. Sahal Mahfudz
(mantan ketua PBNU), KH. Mustofa Bisri (mantan rais aam PBNU), dan masih banyak lagi.

Hasyim Asy’ari adalah sosok ulama yang patut dicontoh dan diteladani oleh umat
Islam Indonesia. Beliau telah memberikan sumbangsih besar bagi agama dan bangsa dengan
ilmu, amal, dan jihadnya.

Karya-Karya KH. Hasyim Asy’ari

Kealiman dan keilmuan yang dimiliki Kiai Hasyim yang didapat selama berkelana
menimba ilmu ke berbagai tempat dan ke beberapa guru dituangkan dalam berbagai tulisan.
xix
Sebagai seorang penulis yang produktif, beliau banyak menuangkannya ke dalam bahasa
Arab, terutama dalam bidang tasawuf, fiqih dan hadits. Sebagian besar kitabkitab beliau
masih dikaji diberbagai pesantren, terutama pesantrenpesantren salaf (tradisional).

Di antara karya-karya beliau yang berhasil didokumentasikan, terutama oleh cucu beliau,
yaitu KH. Ishamuddin Hadziq sebagai berikut:

1) Adabul ‘Alim wal Muta’alim.

Menjelaskan tentang etika seorang murid yang menuntut ilmu dan etika guru dalam
menyampaikan ilmu. Kitab ini diadaptasi dari kitab Tadzkiratu al-Sami’ wa alMutakallim
karya Ibnu Jamaah al-Kinani.

2) Risalah Ahlu al-Sunnah Wa al-Jama’ah (kitab lengkap).

Membahas tentang beragam topik seperti kematian dan hari pembalasan, arti sunnah dan
bid’ah, dan sebagainya.

3) Al-Tibyan Fi Nahyi ‘An Muqatha’ati’ Al-Arkam wa Al-‘Aqarib Wa Al-Ikhwan.

Berisi tentang pentingnya menjaga silaturrahmi dan larangan memutuskannya. Dalam


wilayah sosial politik, kitab ini merupakan salah satu bentuk kepedulian Kiai Hasyim dalam
masalah Ukhuwah Islamiyah.

4) Muqaddimah al-Qanun al-Asasi li jam’iyyat Nahdhatul Ulama’.

Karangan ini berisi pemikiran dasar NU, terdiri dari ayat-ayat AlQur’an, Hadits, dan pesan-
pesan penting yang melandasi berdirinya organisasi NU.

5) Risalah Fi Ta’kid al-Akhdzi bi Madzhab al-A’immah al-Arba’ah.

Karangan ini berisi tentang pentingnya berpedoman kepada empat mazhab, yaitu Syafi’i,
Maliki, Hanafi dan Hambali.

6) Mawai’idz.

Karangan berisi tentang nasihat bagaimana menyelesaikan masalah yang muncul di tengah
umat akibat hilangnya kebersamaan dalam membangun pemberdayaan.

7) Arba’ina Haditsan Tata’allaqu bi Mabadi’i Jamiyyah Nahdlatul Ulama’.

Karya ini berisi 40 Hadits tentang pesan ketakwaan dan kebersamaan dalam hidup yang harus
menjadi fondasi kuat bagi umat dalam mengarungi kehidupan.
xx
8) An-Nur Al-Mubin Fi Mahabbati Sayyid Al-Mursalin.

Menjelaskan tentang arti cinta kepada Rasul dengan mengikuti dan menghidupkan
sunnahnya. Kitab ini diterjemahkan oleh Khoiron Nahdhiyin dengan judul Cinta Rasul
Utama.

9) Ziyadah Ta’liqat.

Berisi tentang penjelasan atau jawaban terhadap kritikan KH. Abdullah bin Yasin Al-
Fasuruwani yang mempertanyakan pendapat Kiai Hasyim memperbolehkan, bahkan
menganjurkan perempuan mengenyam pendidikan. Pendapat Kiai Hasyim tersebut banyak
disetujui oleh ulama-ulama saat ini, kecuali KH. Abdullah bin Yasin Al-Fasuruwani yang
mengkritik pendapat tersebut.

10) Al-Tanbihat Al-Wajibah Liman Yashna’ Al-Maulid bi Al-Munkarat.

Berisi tentang nasehat-nasehat penting bagi orang-orang yang merayakan hari kelahiran Nabi
dengan cara-cara yang dilarang agama.

11) Dhau’ul Misbah fi Bayani Ahkam al-Nikah.

Kitab ini berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan pernikahan, mulai dari aspek hukum,
syarat rukun, hingga hak-hak dalam pernikahan.

12) Risalah bi al-Jasus fi Ahkam al-Nuqus.

Menerangkan tentang permasalahan hukum memukul kentongan pada waktu masuk waktu
sholat.

13) Risalah Jami’atul Maqashid.

Menjelaskan tentang dasar-dasar aqidah Islamiyyah dan Ushul ahkam bagi orang mukallaf
untuk mencapai jalan tasawuf dan derajat wusul ila Allah.

14) Al-Manasik al-shughra li qashid Ummu al-Qura.

Menerangkan tentang permasalahan Haji dan Umrah.

Selain karangan tersebut, juga terdapat karya yang masih dalam bentuk manuskrip
dan belum diterbitkan. Karya tersebut antara lain, AlDurar Al Munqatirah Fi Al-Masa’il Tis’a
‘Asyara, Hasyiyat ala Fathal-Rahman bi Syarh Risalat al-Wali Ruslan li Syaikh al-

xxi
IslamZakariyya al al Anshari, al-Risalat al- Tauhidiyyah, al-Qalaid fi Bayan ma Yajib min al
Aqaid, al Risalat al-Jama’ah, Tamyuz al-Haqq min alBathil.

Kiprah dan Perjuangan Hasyim Asy’ari Dalam Mewujudkan Kemerdekaan


Indonesia Dan Agama Islam

Kalau berbicara tentang Hasyim Asy‟ari pasti yang terlintas dibenak kita adalah
organisasi keagamaan NahdhatulUlama‟. Ia adalah pencetus dan Raisam pertama Nahdatul
Ulama. Nahdatul Ulama‟ berdiri 31 Januari 1926 M di Jawa Timur. Alasan Hasyim Asy‟ari
mendirikan organisasi Nahdhatul ulama‟ adalah akibat dari tindakan penguasa baru Arab
Saudi yang berfaham wahabi telah berlebihan dalam menerapkan program pemurnian agama
Islam, seperti menggusur petilasan sejarah Islam, membongkar makam pahlawan Islam
dengan dalih mencegah kultus individu, melarang mengikuti madzhab empat dan harus
mengikuti mahdzhab wahabi. Bahkan mereka juga melarang kegiatan mauludan, bacaan
berzanji, dibaan dan sebagainya.

Seluruh kehidupan Hasyim Asy‟ari di dedikasi untuk perkembangan umat Islam dan
persatuan bangsa. Berdirinya organisasi Nahdatul ulama bukan semata-mata untuk mencari
popularitas dan kekuasaan semata. Lebih dari itu, organisasi Nahdatul ulama berusaha
mempertahankan nilai-nilai tradisional Islam yang selama ini di ikuti yang sudah mulai
tergerus dengan adanya pemikiran-pemikiran modern.

Nilai- nilai tradisional yang di pandang oleh sejumlah kalangan merupakan ajaran
dan metode yang sukses di lakukan oleh walisongo sudah mulai di usik kemapanannya. Oleh
sebab itu, Hasyim Asy‟ari dan sejumlah ulama di Jawa Timur dan Jawa Tengah membuat
organisasi yang berusaha melestarikan ajaran tradisional dan tetap bernafaskan ahlus sunnah
wal jamaah. Hal tersebut berhasil dan sampai sekarang organisasi ini menjadi salah satu
organisasi terbesar di Indenesia.

Hasyim Asy‟ari juga di pandang sebagai salah seorang tokoh yang berjasa dalam
mempertahankan Indonesia, berkat jasa-jasanya melawan penjajah Belanda dan Jepang,
Hasyim Asy‟ari di anugrahi gelar pahlawan kemerdekan oleh presiden Republik Indonesia,
tetapi ia menolaknya. Hasyim Asy‟ari takut kalau menerima gelar pahlawan niatnya berubah,

xxii
karena memang tujuan ia membela tanah air bukan karena ingin mendapat penghargaan atau
gelar pahlawan.

Hasyim Asy‟ari memang tidak kontak fisik secara langsung melawan penjajah, tetapi
pengaruh dan posisinya sebagai ulama‟ besar dalam memberikan fatwa jihad memerangi
penjajah menjadi pelecut semangat para santri dan rakyat untuk jihad membela Islam dan
Indonesia. Selain itu, Hasyim Asy‟ari juga menjadi tempat minta pendapat atau rujukan bagi
para pemimpin perang saat itu, seperti bung Tomo dan jendral Sudirman tatkala dalam
bertindak dan meminta pendapat dalam menghadapi permasalahan.

Garis Besar Isi Kitab Adāb al ‘Ᾱlim wa al Muta’allim

1. Latar Belakang Penulisan Adāb al ‘Ᾱlim wa al Muta‘allim

Hasyim Asy‟ari merupakan pribadi yang cakap dalam hal menulis, Ia telah menulis
beberapa kitab dalam berbagai macam disiplin ilmu. Salah satu kitab yang sampai saat ini
masih dipelajari di berbagai lembaga pendidikan di Indonesia adalah kitab Adāb al ‘Ᾱlim wa
al Muta‘allim. Kitab tersebut selesai disusun hari ahad tanggal 22 Jumadil al-Tsani tahun
1343 H/ 1924 M.

35 Kitab ini berisikan pandangan-pandangan Hasyim As‟ari tentang Pendidikan


Islam. Seorang ulama atau ilmuan dalam menulis sebuah kitab atau karangan bukan tanpa
alasan. Pasti terdapat sebab yang melatar belakangi sebuah penulisan tersebut. Penulisan
kitab Adābal ‘Ᾱlim wa al Muta‘allim bisa jadi di dorong oleh situasi kondisi pendidikan yang
pada saat itu mengalami perubahan dan perkembangan yang pesat, dari kebiasaan lama
(tradisional) yang sudah mapan kedalam bentuk baru modern akibat dari pengaruh sistem
pendidikan barat yang diterapkan di Indonesia.

Kitab ini di tulis sebagai respon atas perkembangan ilmu pendidikan Islam Indonesia
khususnya Pesantren Tebuireng yang pada saat itu mulai terpengaruh dengan pendidikan
kaum modernis dan memasukkan ilmu umum pada mata pelajaran madrasah pada tahun 1919
M. Agar tetap berpegang pada prinsip-prinsip Islam, Hasyim Asy‟ari menulis sebuah kitab
sebagai pedoman pendidikan Islam tradisionalis yang berdasarkan al quran dan al hadis, qaul
sahabat dan nilai-nilai sufistik sehingga pengaruh-pengaruh pendidikan modern tidak
langsung berperan penuh dalam merubah sistem pendidikan Islam Indonesia.

xxiii
Kitab Adāb al ‘Ᾱlim Wa al Muta‘allim menjadi menarik untuk dikaji kembali, dengan
berbagai alasan. Pertama, Adāb Al ‘Ᾱlim Wa Al Muta‘Allim karya ulama‟ besar Indonesia
Hasyim Asy‟ari, Kedua, berbagai macam tingkah laku pelaku pendidikan baik guru maupun
peserta didik abad 21 atau abad Modern tidak sesuai dengan tuntunan Islam seperti budaya
hidup hedonis, maraknya maksiat pelaku pendidikan terjadi dimana-mana, dan penulis
percaya isi kitab tersebut mampu meminimalisir pelaku pendidikan yang bertindak tidak
sepatutnya dilakukan.

2. Garis Besar Isi Adāb Al ‘Ᾱlim Wa Al Muta‘Allim Adapun isi Kitab Adāb al ‘Ᾱlim wa al
Muta‘allim secara keseluruhan memuat delapan bab meliputi :
Bab pertama, berisi tentang keutamaan ilmu, orang yang berilmu, pengajar dan pelajar
yang di dasari al quran, al hadis, perkataan sahabat seperti : bahwa Allah akan mengangkat
derajat orang yang memiliki ilmu, orang-orang alim merupakan pewaris para nabi, barang
siapa di kehendaki oleh Allah kebaikan maka ia akan difahamkan Allah dengan ilmu-ilmu
agama, belajar ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim dan muslimah dan orang yang
belajar ilmu di mintakan ampunan Allah oleh penduduk lautan, barang siapa keluar rumah
untuk menuntut ilmu maka orang tersebut dimintakan ampunan oleh Malaikat dan diberi
berkah dalam kehidupannya, jadilah orang yang berilmu, penuntut ilmu, menengarkan ilmu
atau menyukai orang yang berilmu tetapi jangan menjadi yang kelima yaitu orang yang suka
berbuat kerusakan, terdapat tiga orang yang pada hari kiamat mampu memberikan syafaat
yaitu para nabi, ulama‟ dan syuhada‟, barang siapa shalat di belakang orang alim maka ia
seakan akan shalat di belakang nabi, dan barang siapa shalat di belakang nabi maka dosanya
diampuni oleh Allah swt , orang alim yang mengajarkan ilmunya mereka senantiasa di
panggil oleh penduduk langit, dll. Jika ingin melihat isi dari bab-bab selanjutnya anda bias
mencari di internet atau dari sumber lainnya.

xxiv
KESIMPULAN
KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari adalah dua tokoh ulama besar Indonesia
yang memiliki peran penting dalam menggiring perkembangan Islam dan perjuangan
nasional di awal abad ke-20. Mari kita bahas lebih lanjut tentang perbedaan dan kontribusi
masing-masing tokoh:

KH Ahmad Dahlan:

Pendiri Muhammadiyah: Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah pada tahun


1912. Organisasi ini bertujuan untuk mereformasi ajaran Islam, mempromosikan pendidikan
modern, dan memerangi praktik-praktik yang dianggap bid'ah (inovasi dalam agama).
Pendidikan dan Pemberdayaan: Beliau sangat vokal dalam memajukan pendidikan Islam
yang lebih modern. Sekolah-sekolah Muhammadiyah yang didirikan membantu mendidik
generasi muda Indonesia dan memerangi buta huruf. Nasionalisme dan Kemerdekaan:
Ahmad Dahlan adalah pendukung kemerdekaan Indonesia. Dia terlibat aktif dalam gerakan
nasionalis, dan organisasinya memainkan peran penting dalam mempersiapkan masyarakat
Indonesia untuk kemerdekaan.

KH Hasyim Asy'ari:

Pendiri Nahdlatul Ulama (NU): Hasyim Asy'ari mendirikan NU pada tahun 1926.
Organisasi ini berfokus pada pemeliharaan ajaran Islam yang tradisional, termasuk ajaran-
ajaran agama dan budaya lokal. Pelestarian Budaya dan Keagamaan: NU mementingkan
tradisi dan kepercayaan lokal, memadukan Islam dengan budaya Jawa. Ini memungkinkan
Islam berkembang di berbagai etnis dan budaya di Indonesia. Peran Selama Perjuangan
Kemerdekaan: NU mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Hasyim Asy'ari adalah
bagian dari delegasi Islam yang berkontribusi dalam pembentukan Pancasila, dasar negara
Indonesia.

Kesimpulannya, meskipun memiliki pendekatan yang berbeda terhadap Islam, baik


Ahmad Dahlan maupun Hasyim Asy'ari memiliki peran yang sangat penting dalam

xxv
perkembangan Islam dan kemerdekaan Indonesia. Mereka mencerminkan spektrum
pemikiran Islam yang luas di Indonesia dan memengaruhi masyarakat dalam cara yang
berbeda namun signifikan. Organisasi mereka, yaitu Muhammadiyah dan NU, tetap
berpengaruh hingga hari ini dan menjadi bagian integral dari kehidupan sosial dan agama di
Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
http://repository.iainpare.ac.id/2369/3/16.1400.034%20BAB%202.pdf

http://repo.uinsatu.ac.id/25507/6/BAB%20III.pdf

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Dahlan

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Dahlan#:~:text=Kyai%20Haji%20Ahmad
%20Dahlan%20(bahasa,dari%20keluarga%20K.H.%20Abu%20Bakar

https://digilib.uin-suka.ac.id/5496/2/BAB%20II%2CIII.pdf

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Hasyim_Asy%27ari

https://eprints.walisongo.ac.id/6631/4/BAB%20III.pdf

xxvi
Biografi penulis
1.

Nama Lengkap : Muhammad Tangguh


Setyo Mukti

Nama Panggilan : Tyo

Tempat Tanggal Lahir : Ponorogo 27


Juli 2008

Alamat : Dusun Kalisobo, Desa Grogol,


Kecamatan Sawoo, Kabupaten
Ponorogo

No. Hp : 082266596223

Cita-Cita : Dokter

Hobi : Game

Zodiak : Leo

xxvii
Makanan Favorit : Sate gule

Minuman Favorit : Es jeruk

Idola : Nabi Muhammad SAW

E-mail : tangguhthunder@gmail.com

Instagram : tangguh_tyo

Whatsapp : 082266596223

Lagu Favorit : Wellerman

Moto Hidup : Sebaik-baik manusia adalah yang terbaik budi pekertinya dan yang paling
bermanfaat bagi manusia lainnya

Nama Lengkap : Dhendy nugroho zhiqo


ferdilan

Nama Panggilan : Dhendy

Tempat Tanggal Lahir : 26 Februari 2009

Alamat : Jl. Mangga, Coper Kulon,Dukuh


Coper, Kec. Jetis, Kabupaten Ponorogo,
Jawa Timur 63473

No. Hp : 081515698761

Cita-Cita : Game developer

Hobi : Bermain Forex

xxviii
Zodiak : Pisces

Makanan Favorit Minuman Favorit : Ramen, Hokben

Idola : Cristiano Ronaldo

E-mail : Edwardvirgonius@gmail.com

Instagram : Dhenzyjet

Whatsapp : 081515698761

Lagu Favorit : December - Neck depp

Moto Hidup : Jangan malu dengan kegagalanmu, belajarlah darinya dan mulai lagi.

Nama Lengkap : Resa Abiyyu Nur rizki

Nama Panggilan : resa

Tempat Tanggal Lahir : ponorogo 21


juni 2008

Alamat : kori kidul. Sawoo, ponorogo

No. Hp : 081234987520

Cita-Cita : jadi orang sukses

Hobi : game

Zodiak : cancer

Makanan Favorit: Nasi goreng

Minuman Favorit : kopi kenangan

Idola : nabi muhammad SAW

E-mail : resaabiyyu2@gmail.com
xxix
Instagram : resa_abiyyu

Whatsapp : 081234987520

Lagu Favorit : cundamani

Moto Hidup : jangan takut gagal, gagal adalah sebuah tantangan

Nama Lengkap : Rizqi ifrotul hidayah

Nama Panggilan : Rizqi

Tempat Tanggal Lahir : Ponorogo 21


Februari 2008

Alamat : Jl. Kresno,


Sambilawang,dukuh bandang, kec.
Bungkal, Kabupaten Ponorogo, Jawa
Timur

No. Hp : 083135162109

Cita-Cita : Gamer

Hobi : Game

Zodiak : pisces

xxx
Makanan Favorit : Bakso

Minuman Favorit : air putih

Idola : Cristiano Ronaldo

E-mail : topariski32@gmail.com

Instagram : RizIpro

Whatsapp : 083135162109

Lagu Favorit : Indonesia raya

Moto Hidup : Jika Anda takut gagal, Anda tidak pantas untuk sukses!”

xxxi

Anda mungkin juga menyukai