Dosen Pengampu :
H. Ismail, S.Pd., M.Pd
DISUSUN OLEH :
Sawariah (202102033)
Nurhidayah H (202102029)
Aco Risal
Nur Idawati
Prodi Bisnis Digital
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan bapak
dosen kepada kami tepat pada waktunya. Paper ini kami susun untuk memenuhi tugas yang di berikan
oleh dosen mata kuliah “ AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAAN “.
Pada kesempatan ini, izinkanlah kami menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang dengan tulus dan ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan kepada kami
dalam menyelesaikan paper ini.
Kami menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan baik bentuk,isi,maupun
teknik penyajiannya.Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak kami
terima dengan tangan terbuka serta sangat di harapkan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu hal yang menarik bagi penelitian dan pengembangan agama adalah proses
interaksi antara keagamaan dengan kebudayaan lokal, bahkan dewasa ini juga dengan
kebudayaan nasional Indonesia. Interaksi antara dua lingkungan budaya tentu menimbulkan
proses saling mempengaruhi dan saling menyerap atau disebut akulturasi. Sebagaimana
sebelum agama-agama datang, penduduk Nusantara mempunyai kepercayaan bahwa
bukan hanya manusia yang berjiwa, tumbuh-tumbuhan dan hewan pun berjiwa. Mereka juga
mempercayai dan menyembah arwah orang yang sudah meninggal karena ada anggapan
bahwa orang yang sudah meninggal mempunyai pengaruh yang kuat dan langsung terhadap
orang-orang yang masih hidup.
Gerakan pembaharuan (modernisme) yang terjadi di Indonesia, lahir akibat kondisi
umat Islam Indonesia mengalami kemunduran secara sistematis, yang di tandai dengan
hilangnya semangat untuk menangani permasalahan yang terjadi dalam hidup keseharian,
seperti kebodohan, kemiskinan, ketertindasan, dan keterbelakangan.Untuk mengatasi
fenomena tersebut terbentuklah Persyarikatan Muhammadiyah yang bergerak di bidang
sosial-keagamaan pada tanggal 18 November 1912 M di Yogyakarta.
Persyarikatan ini didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan sebagai respon terhadap
kenyataan sosial-budaya dan sosial-keagamaan bangsa Indonesia saat itu. Penghayatan
yang mendalam terhadap sumber ajaran Islam yaitu al-Qur’an, telah memberikan inspirasi
dan juga semangat baginya untuk berdakwah.
Ada dua faktor yang melatarbelakangi lahirnya gerakan ini, yaitu faktor eksternal dan
faktor internal. Faktor eksternal, gagasan pembaharuan islam Timur Tengah yang
dikembangkan oleh Jamaludin al-Afghani, Syeikh M. Abduh dan penerusnya Rasyid Ridha
berkaitan dengan aliran “skrituralisme” yaitu aliran yang menyerukan kembali kepada al-
Qur’an dan Sunnah dalam menentukan hal yang merupakan ajaran dan praktik Islam yang
sesungguhnya.
Sedangkan faktor internal, berkaitan dengan kondisi kehidupan keagamaan kaum
Muslim Indonesia, yaitu Pertama, umat Islam tidak memegang teguh al-Qur’an dan Sunnah,
kultur setempat yang bertentangan dengan agama, yaitu mencampuradukkan antara tradisi
dan hukum agama, akibatnya banyak yang percaya tahayul, kufarat, dan bid’ah. Kedua,
kondisi politik bisa menjadi pemicu berdirinya Muhammadiyah. Pada saat itu PKI berusaha
merebut pengaruh dalam kehidupn masyarakat, buruh-buruh dan pedagang, karena itu
masyarakat Islam Jakarta Timur mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Ketiga,
kemiskinan menimpa rakyat Indonesia.Keempat, pendidikan juga menjadi pemicu lahirnya
Muhammadiyah di wilayah ini. Sekolah swasta Islam yang ada pada waktu itu cukup minim
jumlahnya, sedangkan kondisi masyarakat membutuhkan sekolah yang memuat jam
pelajaran agama Islam yang lebih banyak.
Melalui tulisan ini, penulis ingin mengetahui lebih jauh eksistensi Muhammadiyah,
berawal dari sejarah terbentuknya, pengaruh keberadaannya terhadap masyarakat, kegiatan
Muhammadiyah, serta peran Muhammadiyah bagi masyarakat Islam.
BAB II
BIOGRAFI KH. AHMAD DAHLAN
D. Film
Kisah kehidupan dan perjuangan KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah
diangkat ke layar lebar dengan judul Sang Pencerah. Tidak hanya menceritakan tentang
sejarah kisah Ahmad Dahlan, film ini juga bercerita tentang perjuangan dan semangat
patriotism anak muda dalam mempresentasikan pemikiran-pemikirannya yang dianggap
bertentangan dengan pemahaman agama dan budaya pada masa itu, dengan latar belakang
suasana Kebangkitan Nasional.
BAB III
PEMBAHASAN