MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam yang diampu oleh;
Oleh :
Kelompok 14
Danila Aprilia Aziz (22381012160)
FAKULTAS TARBIYAH
IAIN MADURA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya serta yang telah memberi kekuatan, ketabahan dan ilmu yang bermanfaat kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat Pendidikan Islam dengan materi “Pemikiran Pendidikan Islam KH Ahmad Dahlan”.
Kami berharap, semoga makalah ini bisa menambah wawasan pengetahuan bagi para
pembaca dan menjadi sumbangan pemikiran pembaca.
Demikianlah makalah kami ini susun, dan kami sadar bahwa makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami meminta agar
sekiranya pembaca dapat memberikan masukan dan sarannya demi kebaikan kami dalam
penulisan makalah kedepannya.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua. Aaaminn.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awal abad ke 20, dunia pendidikan islam masih ditandai dengan adanya
sistem pendidikan yang dikotomis antara pendidikan agama dengan pendidikan
umum. Di satu segi terdapat madrasah yang mengajarkan pendidikan tanpa
mengajarkan pengetahuan umum dan di satu sisi terdapat lembaga pendidikan umum
yang tidak mengajarkan agama. Pendidikan islam juga tidak memiliki visi, misi, dan
tujuan yang jelas. Umat islam berada dalam kemunduran yang diakibatkan oleh
pendidikannya yang tradisional KH Ahmad Dahlan adalah tokoh pembaharuan
pendidikan islam dari Jawa yang berupaya menjawab permasalahan umat. Beliaulah
tokoh yang berusaha memasukkan pendidikan umum ke dalam kurikulum madrasah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi KH Ahmad Dahlan ?
2. Bagaimana pemikiran pendidikan islam KH Ahmad Dahlan ?
3. Bagaimana relevansi pemikiran pendidikan islam KH Ahmad Dahlan
BAB II
PEMBAHASAN
Aktif di masyarakat dan memiliki ide-ide besar, Dahlan mudah diterima dan
dihormati di masyarakat, dengan cepat mendapat tempat di organisasi Jam'iyatul
Khair Budi Utomo, Syarikat Islam dan Comite Pembela. Nabi Muhammad SAW.
KH Ahmad Dahlan secara khusus membentuk pribadi yang alim dalam ilmu
agama, berwawasan luas dengan memiliki pengetahuan umum siap berjuang
mengabdi kepada Muhammaddiyah dalam menegakkan nilai-nilai agama di
masyarakat. Rumusan tujuan pendidikan merupakan sikap reformasi terhadap tujuan
pendidikan tersebut yang hanya melahirkan pribadi yang bertaqwa dan mengajarkan
ilmu agama. Dalam pendidikan berat, para siswa sama sekali tidak diajarkan ilmu-
ilmu umum, dan mereka tidak menggunakan tulisan Latin. Semua buku dan tulisan
ilmiah menggunakan bahasa dan tulisan Arab. Sebaliknya, pendidikan sekolah model
Belanda adalah pendidikan “sekuler” yang sama sekali tidak diajarkan ilmu agama
dan huruf latin digunakan dalam pengajaran di sekolah ini. Akibat dualisme
pendidikan ini, muncul dua kutub kecerdasan; Lulusan pesantren yang menguasai
ilmu agama tapi tidak ada pendidikan umum, dan lulusan sekolah Belanda yang
menguasai pendidikan umum tapi tidak ada ilmu agama.
Karena ajaran agama tidak cukup dipelajari dengan hafalan atau dipahami
secara kognitif, tetapi harus diamalkan sesuai situasi dan kondisi. Perbedaan
pendidikan pesantren dengan Ahmad Dahlan dalam model pembelajaran yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Metode belajar mengajar petani menggunakan sistem Weton dan Sorogal. Madrasah
yang dibangun Ahmad Dahlan ini menggunakan sistem Masihal seperti sekolah
Belanda. Bahan ajar di pesantren adalah kitab-kitab agama sedangkan di madrasah
yang dibangun oleh Ahmad Dahlan bahan ajarnya berasal dari kitab-kitab biasa dan
hubungan guru-murid di pesantren tampak lebih berwibawa karena kiai memiliki
otoritas atas ilmu yang dianggap suci. Pada saat yang sama, madrasah yang dibangun
Ahmad menciptakan hubungan guru-murid yang erat.
Dari uraian tersebut di atas, ada beberapa catatan yang direntaskan oleh KH Ahmad
Dahlan, antara lain:
1) Membawa pembaruan dalam bentuk kelembagaan pendidikan yang semula sistem
pesantren menjadi sistem sekolah.
2) Memasukkan pelajaran umum kepada sekolah- sekolah keagamaan atau madrasah.
3) Mengadakan perubahan dalam metode pengajaran, dari yang semula menggunakan
metode weton dan sorogan menjadi lebih bervariasi.
4) Mengajarkan sikap hidup terbuka dan toleran dalam pendidikan.
5) Dengan Muhammadiyahnya K.H Ahmad Dahlan berhasil mengembangkan
lembaga pendidikan yang beragam dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi dan dari
yang berbentuk sekolah agama hingga yang ber- bentuk sekolah umum.
6) Berhasil memperkenalkan manajemen pendidikan modern kedalam sistem
pendidikan yang dirancangnnya.
7) Mengadopsi sistem pendidikan.
a.)Pendidikan budi pekerti, akhlak, yaitu berusaha mendorong akhlak manusia yang
baik berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah.
b.) Formasi individu, yaitu upaya untuk meningkatkan kesadaran individu secara
utuh, yang terdapat antara perkembangan spiritual dan gagasan, antara keyakinan dan
akal, serta antara dunia dan akhirat.
c.) Pendidikan kemasyarakatan adalah upaya menumbuhkan kemauan dan keinginan
untuk hidup bermasyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa KH Ahmad Dahlan
merupakan tokoh pendidikan yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan Indonesia
Kyai Haji Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis) lahir pada tanggal 1 Agustus 1868 di
Kauman, Yogyakarta sebelum berdirinya organisasi Muhammadiyah K.H. Ahmad Dahlan
mempelajari perubahan-perubahan di Mesir, Arab dan India dan kemudian mencoba
menerapkannya di india. Ahmad Dahlan juga sering memberikan ceramah agama di langgar
atau mushola. Pada tahun 1912 ia mendirikan Muhammadiyah yang tujuan utamanya adalah
melakukan dakwah Islam, memajukan pendidikan dan pengajaran, menghidupkan kembali
karakter gotong royong, mendirikan tempat ibadah dan yayasan, mendidik dan mendidik
anak-anak menjadi muslim yang bermakna, dan setelah berobat mencari kesembuhan,
Mencari nafkah dan hidup sesuai ajaran Islam