Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Mengenal Biografi Ahmad Dahlan Dan Pemikirannya


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kemuhammadiyahan

Dosen Pengampu:
Ainun Nadlif, S.Ag., M.Pd.I.

Disusun oleh:
M Nauval Hadad Fanani (202071000049)
Miftah Nabila (202071000082)
Salsabila Saskia Rahmah (202071000089)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2021
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah dengan judul
“Mengenal Biografi Ahmad Dahlan Dan Pemikirannya”.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan berkat kerjasama kelompok
hingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan, baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami dengan lapang dada
menerima segala saran dan kritik agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah bisa memberikan manfaat maupun
inspirasi untuk pembaca.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................


Daftar Isi ............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................
BAB II RUMUSAN MASALAH ....................................................................................
TUJUAN RUMUSAN MASALAH ....................................................................
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................................
A. Biografi Ahmad Dahlan .........................................................................................
B. Pemikiran Ahmad Dahlan.......................................................................................
BAB IV PENUTUP ...........................................................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

Lembaga Pendidikan Islam Indonesia telah melewati sejarah Panjang sejalan dengan
Islamisasi masyarakat dan tradisi transmisi ilmu-ilmu keislaman yang berlangsung dari
generasi ke generasi. Lembaga Pendidikan Islam Indonesia telah mengalami transformasi dan
modernisasi, sehingga muncul sebagai lembaga pendidikan modern dengan penekanan tidak
hanya kepada ilmu-ilmu keislaman, tetapi juga keapada sains.
Pendidikan Islam di Indonesia telah ada jauh sebelum masyarakat Indonesia mengenal
sistem sekolah yang di perkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda. Pembaharuan dalam
Islam dilakukan pada hal-hal yang terkait dengan masalah-masalah yang melingkupi
kehidupan muslim, bukan yang terkait dengan dasar atau ajaran Islam yang fundamental.
Pembaharuan tidak dilakukan pada al-Quran dan hadist itu sendiri, tetapi penafsiran-
penafsiran atau interpretasi terhadap ajaran-ajaran dalam al-Quran dan Hadist itulah yang
diperbaharui, sesuai dengan tuntutan kebutuhan perkembangan zaman.

BAB II

A. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana Biografi Ahmad Dahlan?
B. Bagaimana Pemikiran Ahmad Dahlan?

B. TUJUAN RUMUSAN MASALAH


A.    Untuk mengetahui Biografi Ahmad Dahlan?
B.    Untuk mengetahui Pemikiran Ahmad Dahlan?
BAB III

PEMBAHASAN

A.    Biografi Ahmad Dahlan


K.H. Ahmad Dahlan lahir di Kauman, Yogyakarta pada tahun 1285 H bertepatan pada
1868 M. Meninggal pada tanggal 23 Februari 1923 beliau wafat di umur 55 tahun, beliau di
makamkan di Karangkajen, Yogyakarta. Nama beliau semasa kecil adalah Muhammad
Darwisy. Beliau diangkat oleh Pemerintah RI menjadi Pahlawan Kemerdekaan Indonesia
dengan SK. Nomor 657 tahun 1961.
K.H. Ahmad Dahlan memperoleh pendidikan agama pertama kali dari ayahnya
sendiri. Pada saat berusia 8 tahun beliau sudah lancar membaca Al-Qur’an dan khatam 30
juz. Beliau dikenal sebagai anak yang ulet pandai memanfaatkan sesuatu, wasis atau pandai,
cerdik dan cerdas. Beliau rajin dan selalu fokus, sehingga ngajinya cepat mengalami
kemajuan. Beliau suka bertanya hal-hal yang belum diketahuinya (dregil) karena selalu
kreatif dan banyak akal untuk mengatasi berbagai kendala. Menginjak masa remaja K.H.
Ahmad Dahlan mulai belajar fiqih dengan K.H .M. Saleh dan belajar ilmu nahwu kepada
Kyai Haji Muchsin, Kedua gurunya adalah kebetulan kakak iparnya. Beliau belajar ilmu falak
kepada K.Raden Haji Dahlan (putera Kyai Pesantren Termas Pacitan), belajar ilmu Hadist
kepada Kyai Mahfudz dan Syaikh Khayyat, belajar ilmu Qiraah Al-Qur’an kepada Syaikh
Amien dan Sayyid Bakri Syatha. Beliau juga belajar ilmu tentang bisa racun binatang buas
kepada Syaikh Hasan. Beberapa gurunya yang lain yakni R. Ngabehi Sastrosugondo, R.
Wedana Dwijosewoyo dan Syaikh Muhammad Jamil Jambek dari Bukittinggi.
Tanda – tanda kepemimpinan sudah tampak sejak dini atau sejak beliau masih kanak-
kanak. Teman-temannya selalu lulut, mengikuti K.H. Ahmad Dahlan karena sifat
kepemimpinanya. Beliau adalah anak yang rajin, jujur, serta suka menolong, oleh karena itu,
banyak temannya. Keterampilannya merupakan bakat dari kecil , pandai membuat barang–
barang , mainan, dan suka main layang-layang serta gangsing.
Kemudian beliau menikah dengan Siti Walidah binti Kyai Penghulu Haji Fadhil pada
tahun 1889. Beliau dikaruniai 6 anak diantaranya adalah Djohanah, Siradj Dahlan, Siti
Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah. Kemudian beberapa bulan setelah menikah,
beliau berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadah Haji sambil berniat mempermudah
ilmu agama Islam disana dan akhirnya tinggal disana selama 5 tahun dan selama itu beliau
banyak membaca tulisan-tulisan dari Jamaludin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rashid
Ridha. Kemudian setelah itu , beliau mendapat sertifikat untuk berganti nama, dari Sayyid
Bakri Syatha seorang syaikh/ guru di Mekkah, dia mendapat nama baru yaitu Haji Ahmad
Dahlan. Lalu setelah itu, kembali ke Indonesia dengan membawa banyak sekali buku-buku
tebal. Sekembalinya dari Haji dan belajar agama kepada para syekh di Mekkah, K.H. Ahmad
Dahlan membantu ayahnya mengajar agama kepada murid-murid ayahnya di Masjid Besar
Kauman. Beliau mengajar pada waktu siang, ba’da Dhuhur dan sesudah Maghrib sampai
Isya’ Ba’da Ashar, ikut mengaji kepada ayahnya yang memberi pelajaran kepada orang-orang
tua. Jika ayahnya sedang berhalangan hadir, maka yang menggantikan adalah K.H. Ahmad
Dahlan, karena sering di panggil dengan panggilan kyai oleh murid-murid, anak-anak, dan
orang tua , sejak saat itu, beliau di kenal sebagai K.H. Ahmad Dahlan.
Sebelum Muhammadiyah berdiri, K.H Ahmad Dahlan telah melakukan berbagai
kegiatan keagamaan dan dakwah. Tahun 1907, Kiai mempelopori Musyawarah Alim Ulama.
Dalam rapat pertama Musyawarah Alim Ulama 1907, Kiai menyatakan pendapat bahwa arah
kiblat Masjid Besar Yogyakarta kurang tepat. Sejak itulah arah kiblat masjid besar digeser
agak ke kanan oleh para murid Kiai Ahmad Dahlan.
Kemudian pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H K.H. Ahmad Dahlan mendirikan
Muhammadiyah yang bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 M di Kota Yogyakarta.
faktor pendorong kelahiran Muhammadiyah bermula dari beberapa kegelisahan dan
keprihatinan sosial religius dan moral. Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk
mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang dianggap banyak
dipengaruhi hal-hal mistik.

B.     Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan


K.H. Ahmad Dahlan memiliki beberapa pemikiran diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Pendidikan
K.H. Ahmad Dahlan diakui sebagai seorang tokoh pembaharuan dan
pergerakan Islam di Indonesia, antara lain karena ia berperan dalam
mengembangkan pendidikan Islam dengan pendekatan-pendekatan yang lebih
modern. Pengalaman pendidikannya sejak dari pesantren hingga studi di
mekkah, memungkinkannya untuk melakukan hal tersebut. Ia sendiri
berkepentingan dengan mengembangkan Pendidikan Islam karena melihat
banyaknya pengalaman keislaman masyarakat yang menurutnya tidak sesuai
dengan ajaran al-quran dan al-hadist. Begitu pun pergaulannya yang luas
dengan berbagai kalangan, telah merangsang dirinya untuk melakukan
pembaharuan, termasuk bidang Pendidikan. Pemikiran pembaharuan K.H.
Ahmad Dahlan mengenai pembaharuan Islam utamanya dalam Pendidikan
tidak tertulis didalam buku-buku karangan beliau sendiri. Karena memang
K.H. Ahmad Dahlan bukanlah sosok seorang penulis, namun Beliau lebih
dikenal dengan sosok yang amaliyah dalam pergerakan.
Beberapa pemikiran K.H. Ahmad Dahlan yang perlu dipahami
terutama terutama dalam bidang Pendidikan ialah mengenai pembaruan
Pendidikan Islam yang meliputi pembaruan tujuan Pendidikan, pembaruan
Teknik penyelenggaraan Pendidikan, dan proses pembelajaran dalam
Pendidikan. Hal tersebut dapat di pahami sebagai berikut :

a. Sistem pendidikan
Pendidikan di Indonesia berada pada kondisi yang sangat
memprihatinkan saat zaman penjajahan kolonial belanda. Dimana
lembaga Pendidikan mendapat perlawanan yang sangat kuat terhadap
lembaga yang didirikan oleh pemerintah kolonial belanda. Hal ini
disadari betul oleh pemerintah kolonial Belanda, peran Pendidikan
sangat tinggi dalam mewujudkan peradaban, oleh karenanya
pemerintah belanda menginginkan masyarakat saat itu menjadi bodoh
dan tak berpendidikan. Sehingga misi kolonialisme dan kristenisasi
yang dijalankan oleh pemerintah tersebut dapat diwujudkan secara
lancar tanpa menghadapi perlawanan dari masyarakat pribumi. Dimana
Pendidikan Indonesia pada saat itu masih sangat sederhana dilakukan
di pondok pesantren dan surau-surau yang hanya mengajarkan tentang
aspek keagamaan tanpa mempelajari aspek pengetauan umum. Di
bawah tantangan sistem Pendidikan yang demikian ini, persyrikatan
Muhammadiyah menjawabnya dengan mendirikan sekolah yang
serupa tetapi tidak sama kurikulumnya. Perbedaanya, disekolah
persyrikatan Muhmmadiyah ada mata pelajaran al-quran. Pendirian
sekolah pada saat itu mengikuti sistem Sekolah yang didirikan oleh
pemerintah Kolonial belanda. Selain adanya Sekolah Desa atau
Sekolah rendah angka dua (tweede klasse) atau Sekolah Bumiputra
(inlandsche school), sudah mulai didirikan Sekolah rendah kelas satu,
yang disebut Hol Iandsch Indische School (HIS) pada 1914 M.

b. Tujuan pendidikan
Tujuan Pendidikan menurut K.H. Ahmad Dahlan sebagaimana
diungkap dalam bukunya Suwito dan Fauzan bahwa tujuan Pendidikan
untuk membentuk manusia yang Alim dalam ilmu agama,
Berpandangan luas, dengan memiliki pengatahuan umum, Siap
berjuang, mengabdi untuk Muhammadiyah dalam menyantuni nilai-
nilai keutamaan dalam masyarakat.

c. Materi pembelajaran
materi-materi pelajaran yang disampaikan meliputi beberapa
pembahasan yakni :
Aqidah
Materi pelajaran pokok yang diajarkan kepada
masyarakat ialah berkenaan dengan tauhid. Yakni
mengesakan Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah saw
sebagai nabi terakhir yang allah utus kepada umat manusia
di bumi.
Ibadah
Manusia perlu melaksanakan ibadah kepada tuhan
pencipta segala sesuatu. Dengan begitu kehidupan manusia
menjadi lebih berarti dan merasakan ketenangan
batiniyahnya. Karena ibadah merupakan sebuah kewajiban
dan kebutuhan manusia.
Tujuan penciptaan manusia ialah untuk beribadah
kepada allah tuhan semesta alam. Oleh sebab itu K.H.
Ahmad Dahlan sebagai seorang pendakwah memiliki
kewajiban untuk mengajarkan persoalan-persoalan
mengenai ibadah kepada masyarakat. Pengajaran tata cara
ibadah yang dilakukan K.H Ahmad Dahlan baik dalam
sholat, puasa, zakat maupun peribadatan lainnya selalu
dilandaskan pada petunjuk Al-Quran dan As-Sunnah.
Akhlak
Akhlak sangat diperhatikan betul oleh K.H. Ahmad
Dahlan. Akhlak seorang muslim harus tercermin didalam
perilaku kehidupannya, baik ketika sednirian maupun
dihadapan umum. . Materi yang sangat terkenal dalam
Pendidikan K.H. Ahmad Dahlan dalam membina
masyarakatnya ialah teologi al-Maun, yakni pemahaman
mengenai Q.S. Al-Maun : 1-7.
Muamalah
Selain mengajarkan urusan akhirat, K.H Ahmad Dahlan
dengan pengetahuan yang dimilikinya, beliau mengajarkan
yang berkaitan tentang dengan dunia yakni tentang
muamalah. Tujuannya ialah untuk melangsungkan
kehidupan manusia yang sejahtera di dunia, yakni baldatun
toyyibatun wa robbun ghafur (sebuah negeri yang subur dan
makmur, adil dan aman).
Ilmu Pengetahuan Umum
Sejalan dengan ide pembaharuannya, K.H. Ahmad
Dahlan adalah seorang pendidik yang sangat menghargai
dan menekankan Pendidikan akal. Di berpendapat bahwa
akal merupakan sumber pengetahuan. K.H Ahmad Dahlah
memandang perlu untuk mengebangkan ilmu-ilmu umum
seperti kedokteran, matematika, fisika, ekonomi dal lain
sebagainya. Hal ini menjadi kewajiban setiap Muslim untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk
mendapatkan keridhaan Allah dan kelangsungan hidup
manusia.Dengan diajarkannya ilmu pengetahuan di
lembaga-lembaga Pendidikan agama ini, akan
menghasilkan seorang agamawan yang berpikir luas,
rasional, dan ilmiah yang dapat memberikan arah tujuan
dalam kehidupan yang semakin modern.

d. Metode pengajaran
Di dalam menyampaikan materi pengajaran K.H. Ahmad
Dahlan bukan hanya menyampaikan materi berdasarkan teks-teks saja,
namun menyampaikan pengajaran yang kontektual kepada jamaah
ataupun masyarakat saat itu. K.H. Ahmad Dahlan menekankan pada
penyadaran Umat dalam pengajarannya, sehingga Umat Islam bukan
hanya mampu menghafal berbagai surat-surat alquran dan ilmu-ilmu
keagamaan, namun lebih dari itu dapat menghayati lebih dalam akan
substansi pengajaran yang diperoleh melalui perwujudan aksi
pengamalan keagamaan. Sehingga umat Islam bukan hanya mampu
memberikan kebaikan pada dirinya sendiri namun mampu memberikan
kebaikan kepada Umat Islam secara keseluruhan dan bangsa Indonesia.

2. Sosial
Selain pada bidang pendidikan, K.H. Ahmad Dahlan juga sangat
menaruh perhatian pada kesejahteraan anak yatim dan masyarakat miskin.
Perhatian K.H. Ahmad Dahlan dalam bidang sosial tercermin dalam
pandangannya yang mengatakan bahwa Islam terdiri dari tiga elemen,
yakni iman, ilmu dan amal. Amal usaha yang pertama adalah sekolahan
dan pengajian, kemudian meluas meliputi bidang kesehatan dan
kesejahteraan ekonomi.
1) Organisasi kewanitaan
Untuk mengimplementasikan gagasan soal
pentingnya pendidikan bagi perempuan, Kiai Dahlan
menjadikan serambi rumahnya sebagai sekolah khusus
perempuan. Bersama istrinya, Siti Walidah atau Nyai
Ahmad Dahlan, pada tahun 1914, mereka mengadakan
pengajian khusus perempuan yang diberi nama Sapa
Tresna. Pengajian SapaTresna merupakan cikal bakal
berdirinya organisasi Aisiyah (Muhammadiyah khusus
perempuan) pada tahun 1917. Aisiyah memelopori
kebangkitan perempuan Indonesia agar dapat mengenyam
pendidikan dan berfungsi sosial, sejajar dengan laki-laki.

2) Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO)


Makna yang terkandung dalam surat Al-Maun
adalah perintah kepada umat Islam untuk memelihara anak
yatim, memberikan makan orang miskin, membayar zakat
dan larangan berbuat riya. Implementasi dari pemaknaan
surat tersebut adalah didirikannya Penolong Kesengsaraan
Oemoem (PKO) pada tahun 1912. PKO akhirnya menjadi
ladang amal Muhammadiyah dalam bidang sosial. Seiring
berjalannya waktu, PKO berubah nama menjadi Pembina
Kesejahteraan Umat (PKU). Kemudian berkembang lagi
menjadi rumah sakit umum di banyak daerah di Indonesia,
RS PKU Muhammadiyah.

3) Hisbul Wathan
Tahun 1918 dibentuk kepanduan Hisbul Wathan
(HW) yang merupakan bentuk kepanduan pertama di
kalangan masyarakat Islam di Indonesia. Gagasan
pembentukan HW datang dari KH Ahmad Dahlan sendiri,
sedangkan nama Hisbul Wathan berasal dari usul Raden
Haji Hadjid sebagai pengganti nama Padvinders
Muhammadiyah (Padvinders, artinya pandu, penunjuk
jalan).

4) Consul HB Muhammadiyah
Tahun 1920 Muhammadiyah membentuk badan
perwakilan yang bertugas mengkoordinasi kegiatan dan
kepemimpinan beberapa daerah kerja dengan nama Consul
HB Muhammadiyah (HB artinya pengurus pusat,
kependekan dari Hooft Bestuur).

5) Penolong Haji
Tahun 1921 dibentuk bagian penolong Haji yang
untuk pertama kalinya mengurus dan membantu perjalanan
jamaah haji Indonesia tanggal 2 Maret 1921.

6) Lembaga Kepustakaan
Tahun 1922 dibentuk lembaga kepustakaan dengan
jumlah buku mula-mula 921 buah.

Kaitan hubungan pemikiran KH Ahmad Dahlan dalam bidang


sosial pada pendidikan IPS sebagai transmisi kewarganegaraan (social
studies as citizen transmission) yaitu dari hasil penelitian diketahui bahwa
dimaksud dengan transmisi kewarganegaraan yakni ada suatu upaya untuk
mengajarkan nilai-nilai luhur. Sehingga dengan nilai-nilai luhur inilah
diharapkan dapat membangkitkan semangat nasionalisme generasi
penerus khususnya. Nilai-nilai luhur yang dapat diteladani bagi generasi
penerus khususnya dalam bidang sosial diantaranya: memiliki jiwa
kepemimpinan, berjiwa pahlawan, sikap disiplin, bekerja keras, saling
menghormati, serta saling menyayangi.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
kemunculan pembaharuan Pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh faktor
Internal yang terjadi di Indonesia mengenai kondisi Pendidikan yang sangat
memprihatinkan pada saat itu. sekaligus faktor ekternal dari luar Indonesia yakni
pengaruh pemikiran-pemikiran pembaharuan dari timur tengah yang dibawakan ke
Indonesia melalui pelajar-pelajar muslim Indonesia yang belajar di Timur Tengah
seperti K.H Ahmad Dahlan dan lainya.

DAFTAR PUSTAKA

As, Muhammad Syamsu. Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya. Jakarta:
Lentera. 1996.
Darban, Ahmad Adaby. Sejarah Kauman, Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah.
Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
N Abdullah - Jurnal Sosiologi Agama, 2017 - ejournal.uin-suka.ac.id
W Lenggono - Islamadina: Jurnal Pemikiran Islam, 2018 - jurnalnasional.ump.ac.id

Anda mungkin juga menyukai