Anda di halaman 1dari 13

Pembaharuan Islam di Indonesia

Disusun Oleh:

Frisillia Fortuna Syarie


Kirana Mutiara Suni
Yosi Fatmawati
Tias Sasongko

SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG


TAHUN AJARAN 2015/201

1
Kata Pengantar

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan
tugas makalah ini guna memenuhi tugas sekolah Agama Islam.

Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji
melalui berbagai sudut pandang. Islam sebagai agama yang telah berkembang selama
empat belas abad lebih menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik itu
menyangkut ajaran dan pemikiran keagamaan maupun realitas sosial, politik, ekonomi
dan budaya.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Gerakan Pembaharuan
Islam di Indonesia yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber
informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para siswa dan siswi SMA Negeri 9 Bandar Lampung.
Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jau dari sempurna. Untuk itu,
kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.

Bandar Lampung, 01-Maret-2017

Penyusun

1
Daftar isi

Kata pengantar ..............................................................................................i


Daftar isi ......................................................................................................ii
Bab I pendahuluan .......................................................................................1
A. Latar belakang .........................................................................................1
B. Rumusan masalah ....................................................................................2

Bab II Pembahasan............................................... 4
A. Latar Belakang Gerakan Pembaharuan Islam Di Indonesia..................... 4
B. Awal Kelahiran Gerakan Pembaharuan Islam Di Indonesia.................... 4
C. Gerakan Pembaharuan Islam............................................ 5

Bab III Penutup.. .......................................................................9


A. Kesimpulan ...............................................................................................9
B. Saran .........................................................................................................9
Daftar pustaka ..............................................................................................10

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada abad ke XIII M agama Islam mulai masuk ke Indonesia, dan ada yang
berpendapat bahwa penyebaran Islam pertama kali dilakukan oleh para pedagang dan
mubaligh dari Gujarat-India. Sekarang jumlah umat Islam di Indonesia merupakan yang
paling besar dibandingkan umat Islam di negara-negara lain di dunia ini oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa umat Islam di Indonesia mempunyai peranan yang penting bagi
bangsa-bangsa dan negara-negara Islam lainnya. Lebih-lebih di Indonesia sendiri, umat Islam
merupakan mayoritas penduduk dan mereka bertebaran di segenap pelosok tanah air serta
banyak yang berkumpul dalam berbagai organisasi sosial, pendidikan, keagamaan, ekonomi,
dan politik.

Semenjak datangnya Islam di Indonesia yang disiarkan oleh para mubaligh khususnya
di Jawa oleh Wali Sanga atau Sembilan Wali Allah hingga berabad-abad kemudian,
masyarakat sangat dijiwai oleh keyakinan agama, khususnya Islam. Sejarah telah mencatat
pula, bahwa Islam yang datang di Indonesia ini sebagiannya dibawa dari India, dimana Islam
tidak lepas dari pengaruh Hindu. Campurnya Islam dengan elemen-elemen Hindu menambah
mudah tersiarnya agama itu di kalangan masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Jawa,
karena sudah lama kenal akan ajaran-ajaran Hindu itu.

Sebagian besar tersiarnya Islam di Indonesia adalah hasil pekerjaan dari Kaum Sufi
dan Mistik.Sesungguhnya adalah Sufisme dan Mistisisme Islam, bukannya ortodoksi Islam
yang meluaskan pengaruhnya di Jawa dan sebagian Sumatera.Golongan Sufi dan Mistik ini
dalam berbagai segi toleran terhadap adat kebiasaan yang hidup dan berjalan di tempat itu,
yang sebenarnya belum tentu sesuai dengan ajaran-ajaran tauhid.

Sebelumnya, masyarakat sangat kuat berpegang teguh pada Agama Hindu dan
Budha.Setelah kedatangan Islam, mereka banyak berpindah agama secara sukarela. Tetapi
sementara itu mereka masih membiasakan diri dengan adat kebiasaan lam, sehingga
bercampur-baur antara adat kebiasaan Hindu-Budha dengan ajaran Islam.

Terpuruknya nilainilai pendidikan dilatar belakangi oleh kondisi internal Islam yang
tidak lagi menganggap ilmu pengetahuan umum sebagai satu kesatuan ilmu yang harus
diperhatikan. Selanjutnya, ilmu pengetahuan lebih banyak diadopsi bahkan dimanfaatkan
secara komprehensif oleh barat yang pada masa lalu tidak pernah mengenal ilmu
pengetahuan.

Secara garis besar ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya proses
pembaharuan Islam. Pertama faktor internal yaitu, faktor kebutuhan pragmatis umat Islam

1
yang sangat memerlukan satu system yang betul betul bisa dijadikan rujukan dalam rangka
mencetak manusia manusia muslim yang berkualitas, bertaqwa, dan beriman kepada Allah.
Kedua faktor eksternal adanya kontak Islam dengan barat juga merupakan faktor terpenting
yang bisa kita lihat. Adanya kontak ini paling tidak telah menggugah dan membawa
perubahan phragmatik umat Islam untuk belajar secara terus menerus kepada barat, sehingga
ketertinggalan yang selama ini dirasakan akan bisa terminimalisir.

Dalam makalah ini, kami akan membahas pembaharuan islam di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pembaharuan Pendidikan Di Indonesia?

2. Bagaimana Gerakan Pembaharuan Islam Di Indonesia?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Gerakan Pembaharuan Islam Di Indonesia

Pada abad ke XIII M agama Islam mulai masuk ke Indonesia, dan ada yang
berpendapat bahwa penyebaran Islam pertama kali dilakukan oleh para pedagang dan
mubaligh dari Gujarat-India. Sekarang jumlah umat Islam di Indonesia merupakan yang
paling besar dibandingkan umat Islam di negara-negara lain di dunia ini oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa umat Islam di Indonesia mempunyai peranan yang penting bagi
bangsa-bangsa dan negara-negara Islam lainnya. Lebih-lebih di Indonesia sendiri, umat Islam
merupakan mayoritas penduduk dan mereka bertebaran di segenap pelosok tanah air serta
banyak yang berkumpul dalam berbagai organisasi sosial, pendidikan, keagamaan, ekonomi,
dan politik.

Semenjak datangnya Islam di Indonesia yang disiarkan oleh para mubaligh khususnya
di Jawa oleh Wali Sanga atau Sembilan Wali Allah hingga berabad-abad kemudian,
masyarakat sangat dijiwai oleh keyakinan agama, khususnya Islam. Sejarah telah mencatat
pula, bahwa Islam yang datang di Indonesia ini sebagiannya dibawa dari India, dimana Islam
tidak lepas dari pengaruh Hindu. Campurnya Islam dengan elemen-elemen Hindu menambah
mudah tersiarnya agama itu di kalangan masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Jawa,
karena sudah lama kenal akan ajaran-ajaran Hindu itu.

Sebagian besar tersiarnya Islam di Indonesia adalah hasil pekerjaan dari Kaum Sufi
dan Mistik. Sesungguhnya adalah Sufisme dan Mistisisme Islam, bukannya ortodoksi Islam
yang meluaskan pengaruhnya di Jawa dan sebagian Sumatera. Golongan Sufi dan Mistik ini
dalam berbagai segi toleran terhadap adat kebiasaan yang hidup dan berjalan di tempat itu,
yang sebenarnya belum tentu sesuai dengan ajaran-ajaran tauhid.

Sebelumnya, masyarakat sangat kuat berpegang teguh pada Agama Hindu dan Budha.
Setelah kedatangan Islam, mereka banyak berpindah agama secara sukarela. Tetapi sementara
itu mereka masih membiasakan diri dengan adat kebiasaan lam, sehingga bercampur-baur
antara adat kebiasaan Hindu-Budha dengan ajaran Islam. Hal tersebut berlangsung dari abad
ke abad, sehingga sulit dipisahkan antara ajaran Islam yang murni dengan tradisi peninggalan
Hindu atau peninggalan agama Budha. Dan tidak sedikit tradisi lama berubah menjadi
seakan-akan Tradisi Islam. Seperti kebiasaan menyelamati orang yang telah mati pada hari
ke:7, 40, 1 tahun dan ke 1000-nya serta selamatan pada bulan ke-7 bagi orang yang sedang
hamil pertama kali, mengkeramatkan kubur seseorang, meyakini benda-benda bertuah dan
sebagainya.

3
B. Awal Kelahiran Gerakan Pembaharuan Islam Di Indonesia

Melihat keadaan di lapangan bahwa pengamalan agama Islam di Indonesia yang


masih banyak bercampur dengan tradisi Hindu-Budha tersebut dan jelas sekali merusak
kemurnian ajarannya, maka tampillah beberapa ulama mengadakan pemurnian dan
pembaharuan faham keagamaan dalam Islam. Pada mulanya lahir Gerakan Padri di daerah
Minangkabau yang dipelopori oleh Malim Basa, pendiri perguruan di Bonjol, yang kemudian
dikenal dengan sebutan Imam Bonjol. Sejak kembali dari Mekah, Imam Bonjol melancarkan
pemurnian aqidah Islam seperti yang telah dilakukan oleh gerakan Wahabi di Mekah. Karena
kaum tua yang masih sangat kuat berpegang teguh pada adat menentang dengan keras
terhadap gerakan Imam Bonjol maka timbulah perang Padri yang berlangsung antara tahun
1821-1837.

Pemerintahan Kolonial Belanda, sesuai dengan politik induknya Devide et empera


akhirnya membantu kaum adat untuk bersama-sama menumpas kaum pembaharu. Sungguh
pun kaum militer Padri dapat dikalahkan, tetapi semangat pemurnian Islam dan kader-kader
pembaharu telah ditabur yang kemudian pada kenmudian hari banyak meneruskan usaha dan
perjuangan mereka. Diantaranya, Syekh Tohir Jalaludin, setelah kembali dari Mekah dan
Mesir bersama-sama dengan Al Khalili mengembangkan semangat pemurnian Agama Islam
dengan menerbitkan majalah Al Imam di Singapura.

Pada saat itu juga, di Jakarta berdiri Jamiatul Khair pada tahun 1905, yang pada
umumnya beraggotakan peranakan Arab. Organisasi Jamiatul Khair ini dinilai sangat penting
karena dalam kenyataanya dialah yang memulai dalam bentuk organisasi dengan bentuk
modern dalam masyarakat Islam (dengan anggaran dasar, daftar anggota yang tercatat, rapat-
rapat berkala) dan mendirikan suatu sekolah dengan cara-cara yang banyak sedikitnya telah
modern. Di bawah pimpinan Syekh Ahmad Soorkati, Jamiatul Khair banyak mengadakan
pembaharuan dalam bidang pengajaran bahasa Arab, pendidikan Agama Islam, penyiaran
agama, dan banyak berusaha mewujudkan Ukhuwah Islam.

Sementara itu, banyak tumbuh dan lahir gerakan pembaharuan dan pemurnian Agama
Islam di beberapa tempat di Indonesia, yang satu sama lain mempunyai penonjolan
perjuangan dan sifat yang berbeda-beda. Akan tetapi, secara keseluruhan mereka mempunyai
cita-cita yang sama dan tunggal yaitu Izzul Islam wal Muslimin atau kejayaan Agama
Islam dan Kaum Muslimin. Di antara gerakan-gerakan tersebut adalah: Partai Sarekat Islam
Indonesia, Muhammadiyah, Persatuan Islam, dan Al Irsyad.

Gerakan-gerakan tersebut, umumnya terbagi dalam dua golongan yaitu Gerakan


Modernis dan Gerakan Reformis. Yang dimaksud dengan Gerakan Modernis ialah gerakan
yang menggunakan organisasi sebagai alat perjuangannya. Jadi semua Gerakan Islam tersebut
dapat digolongkan sebagai gerakan Modernis. Sedangkan Gerakan Reformis, berarti di
samping gerakan ini menggunakan organisasi sebagai alat perjuangannya, juga berusaha

4
memurnikan Islam dan membangun kembali Islam dengan pikiran-pikiran baru, sehingga
Islam dapat mengarahkan dan membimbing umat manusia dalam kehidupan mereka.
Misalnya: Muhammadiyah, Persatuan Islam, dan Al Irsyad.

C. Gerakan Pembaharuan Islam

1. Gerakan Politik Islam

1. Partai Sarekat Islam Indonesia

Sebelum menjadi Sarekat Islam, pada mulanya berasal organisasi dagang yang
bernama Sarekat Dagang Islam. Didirikan pada 1911 oleh seorang pengusaha batik terkenal
di Sala, yaitu Haji Samanhudi. Anggota-anggotanya terbatas pada para pengusaha dan
pedagang batik, sebagai usaha untuk membela kepentingan mereka dari tekanan politik
Belanda dan monopoli bahan-bahan batik oleh para pedagang Cina. Kemudian akibat
pelarangan terhadap Sarekat Dagang Islam oleh Residen Surakarta, maka pada 1912
kedudukannya dipindah ke Surabaya dan namanya pun berganti menjadi Sarekat Islam.

Sarekat Islam dipimpin oleh Haji Umar Said Cokroaminoto. Dan dibawah
kepemimpinannya Sarekat Islam berkembang mewnjadi sebagai organisasi besar dasn
berpengaruh, anggota-anggotanya semakin Banyak dan meliputi seluruh lapisan masyarakat
dan cabang-cabangnya berdiri dimana-mana. Tujuannya diperluas, tidak saja urusan dagang
dan perekonomiannya, melainkan lebih luas dan besar yaitu: menentang politik kolonial
Belandadalam segala seginya dengan menggunakan dasar perjuangan islam. Dengan tujuan
tersebut akhirnya Sarekat Islam memasuki bidang politik dan menginginkan suatu
pemerintahan yang bebas dari penjajahan Belanda.

Karena Sarekat Islam diselundupi oleh orang-orang komunis yang tergabung dalam
organisasi Indische Social Democratische Vereniging (ISDV) pimpinan Sneevliet, seorang
kader komunis yg berasal dari negeri Belanda, akhirnya tak dapat mengelakkan diri dari
perpecacahan, dan menjadilah SI Putih SI Merah yang beraliran komunis . Sarekat Islam
Putih kemudian meningkatkan diri menjadi satu organisasi politik Partai Sarekat Islam
Indonesia yang diresmikan pada tahun 1929.

2. Partai Islam Masjumi

Partai Islam Masjumi berdiri pada tanggal 7 November 1945 sebagai hasil keputusan
Muktamar Umat Islam Indonesia I yang berlangsung di Yogyakarta (Gedung Madrasah
Mualimin Muhammadiyah) pada tanggal 7-8 November 1945. Kongres ini dihadiri oleh
hampir semua tokoh dari berbagai organisasi Islam dari masa sebelum perang serta pada
masa pendudukan Jepang, seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Sarekat Islam, al-
Wasliyah, Persis, al-Irsyad, serta tokoh intelektual muslim yang pada zaman Belanda aktif

5
dalam Jong Islamiten Bond dan Islam Study Club dan sebagainya. Dalam kongres tersebut
disepakati dan diputuskan untuk mendirikan Majlis Syura Pusat bagi umat Islam Indonesia.

Sesungguhnya Partai Masjumi ini merupakan kelanjutan dari kegiatan politik


organisasi Islam pada akhir zaman penjajah Belanda yang dikenal dengan nama MIAI (Majlis
Islam Ala Indonesia). MIAI adalah suatu wadah federasi dari semua organisasi Islam, baik
yang bergerak dalam bidang politik praktis maupun yang bergerak dalam bidang sosial
kemasyarakatan yang didirikan pada tanggal 21 September 1937 di Surabaya atas inisiatif
KH Mas Masyur (Muhammadiyah), KH Wahab Hasbullah (NU), dan Wondo Amiseno
(Sarekat Islam). Kemudian pada masa pendudukan Jepang gabungan gerakan Islam yang juga
bersifat federasi semacam MIAI ini dinamakan Majlis Syura Muslimin Indonesia (Masjumi).

Partai Masjumi yang mencanangkan tujuannya dengan rumusan Terlaksananya


syariat Islam dalam kehidupan orang-seorang, masyarakat, dan Negara Republik Indonesia
dalam kiprah politiknya sepanjang masa hidupnya, baik dalam bentuk program maupun
kebijakan-kebijakan partai menampakan sikap yang tegar, istiqomah, konsisten terhadap
prinsip-prinsip Islam yang bersumber pada Al-Quran maupun Al-Hadits.

Politik yang dianut oleh Partai Masjumi adalah politik yang menggunakan parameter
Islam, artinya bahwa semua program atau kebijakan partai harus terukur secara pasti dengan
nilai-nilai Islam. Ungkapan bahwa politik itu kotor, menurut keyakinan Partai Masjumi tidak
mungki terjadi manakala sikap, langkah, dan pola perjuangannya selalu berada di atas
prinsip-prinsip ajaran Islam. Masjumi mengakui terhadap realitas yang terjadi di tengah-
tengah arena politik bahwa politik itu memang kotor, kalau politik itu didasarkan pada
politik bebas nilai atau politik yang diajarkan oleh Nicollo Machiavelli bahwa tujuan
menghalalkan semua cara. Politik Islam sebagaimana yang dianut oleh Partai masjumi
adalah politik yang mengharamkan tujuan yang ditempuh dengan semua cara. Islam
mengajarkan bahwa Tujuan yang baik harus dicapai dengan cara-cara yang baik pula.

Pada tanggal 15 Desember 1955 diadakan Pemilu, Partai Masjumi mendapatka 57


kursi di pemerintahan. Akan tetapi karena Bung Karno termakan oleh bujukan dari Komunis
sehingga pada tanggal 17 Agustus 1960 mengeluarka Surat Keputusan (SK) Presiden Nomor
200 tahun 1960 untuk membubarkan Partai Islam Masjumi dari pusat sampai ranting di
seluruh wilayah NKRI. Pada tanggal 13 September 1960 DPP Masjumi membubarkan
Masjumi dari pusat sampai ke ranting-rantingnya.

6
2. Gerakan Sosial Kemasyarakatan Islam

Merupakan gerakan dakwah Islam amar makruf nahi munkar yang dalam ajarannya konsisten
berpegang pada :

Kembali pada Al-Quran dan As-Sunnah secara murni. Membuka pintu ijtihad selebar-
lebarnya kepada siapa pun yang telah berhak melakukannya. Mengamalkan ajaran Islam
secara konsisten, bersih dari segala kemusyrikan, khurafat, bidah, dan taqlid. Contoh:
Gerakan Al Islah wal Irsyad, Persatuan Islam dan Muhammadiyah

1. Muhammadiyah

Sejak tahun 1905, Kyai Haji Ahmad Dahlan telah banyak melakukan dakhwah dan
pengajian-pengajian yang berisi faham baru dalam islam dan menitik beratkan pada segi
alamiyah. Baginya, Islama adalah agama amal, suatau agama yang mendorong umatnya
untuk banyak melakukan kerja dan berbuat sesuatu yang bermanfaat. Dengan bekal
pendalaman beliau terhadap Al- Quraan dan sunannah Nabi, sampai pada pendirian dan
tindakana yang banyak bersifat pengalaman Islam dalam kehidupan nyata.

Dari kajian kajian Kyai Haji Ahmad Dahlan ,akhirnya timbul pertanyaan kenapa
banyak gerakan-gerakan islamyang tidak berhasil dalam usahanya? Hal ini tidak lain di
sebabkan banyak orang yang bergerak dan berjuang tetapi tidak berilmu luas serta sebaliknya
banyak orang yang berilmu akan tetapi tidak mau mengamalkan ilmunya.

Atas dasar keyakinannya itulah, Kyai Haji Ahmad Dahlan ,pada tahun 1991
mendirikan sekolah Muhammadiyah yang menempati sebuah ruangan dengan meja dan
papan tulis. Dalam sekolah tersebut, di masukkan pula beberapa pelajaran yang lazim di
ajarkan di sekolah-sekolah model Barat, seperti Ilmu Bumi, Ilmu Alam, Ilmu Hayat dan
sebagainya. Begitu pul;a di perkenalkan cara-cara baru dalam pengajaran ilmu-ilmu
keagamaan sehingga lebih menarik dan lebih menyerap. Dengan murid yang tidak begitu
banyak,jadilah sekolah Muhammadiyah tersebut sebagai tempat persemaian bibit-bibit
pembaruan dalam Islam Indonesia.

Dan sebagai puncaknya berdirilah gerakan Muhammadiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah


1330 yang bertepatana dengan tanggal 18 November 1992, yang di dalam Anggaran
Dasarnya yang pertama kali bertujuan: Menyebarkan Pengajarn Kanjeng Nabi Muhammad
SAW kepada penduduk bumi putera,di dalam residensi yogyakarta serta Memajukan hal
agama Islam kepada sekutu-sekutunya.

7
2. Al-Irsyad

Dalam jamiat khair, timbul suatu perbedaan pendapat yang cukup tajam, terutama
persoalan kafaah, yaitu sah tdaknya golongan Arab keturunan Sayid (keluarga Nabi)
kawin dengan golongan lainnya. Dalam hal ini Syeh Sukarti berpendapat boleh,dan tetap
kufu atau seimbang. Ia mengemukakan alasan dengan ayat Al-Quran bahwa: yang paling
mulia diantara kamu sekalian di sisi Allah adalah yang paling taqwa (Al Hujarat 13). Selain
itu terdapat banyak bukti bahwa para sahabat kawin satu sama lain tanpa memandang
keturunan Sayyid atau tidaknya. Ternyata pendapat ini menimbulkan ketidaksenangan
golongan Arab seketurunan dengan Syaidina Ali, keluarga Nabi, dan berakhir dengan
perpecahan. Kemudian Syekh Ahmad Sukati pada tahun 1914 mendirikan perkumpulan Al
Ishlah Wal Irsyad. Maksudnya ialah memajukan pelajaran agama Islam yang murni di
kalangan bangsa Arab di Indonesia. Dan sebagai amaliyahnya berdirilah beberapa perguruan
Al-Irsyad di mana-mana, di antaranya pada tahun 1915 di jakarta. Selain itu banyak bergerak
dalam bidang sosial dan dakwah Islam dengan dasar Al-Quran dan sunnah Rosul secara
murni dan konsekuen.

3. Persatuan Islam

Persatuan Islam (Persis) didirikan di Bandung pada 17 September 1923 oleh K.H.
Zamzam, seorang ulama berasal dari Palembang. Persis beeertujuan mengembalikan kaum
muslimin kepada pimpinan AL-Quran dan sunnah Nabi dengan jalan mendirikan madrasah-
madrasah, pesantren dan tabliqh pidato ataupun tulisan. Selain itu, menerbitkan pula majalah
yang cukup menonjol pada zamannya, yaitu Pembela Islam dan majalah Al Muslimin.

Persis sangat menonjol dalam usahanya memberantas segala macam bidah dan
khufarat , dengan cara-cara radikal dan tidak tanggung- tanggung. Lebih-lebih setelah Persis
berda dalam kepemimpinan ustadz A. Hasan, yang terkenal tajam pena dan lidahnya
menegakkan kemurnian agama, maka Persis semakin hari semakin bertambah luas dan
berkembang. Diantara alumni pendidikan Persis yang terkemuka adalah M.Natsir, seorang
tokoh cendikiawan dan pemimpin Islam Indonesia yang juga pernah menjadi Perdana
Menteri RI dan menduduki jabatan-jabatan penting dalam Lembaga Islam International.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari gerakan pembaharuan islam di indonesia ini kita mengetahui bahwa pengalaman
agama islam di indonesia masih banyak bercampur dengan Hindu-Budha, Dan jelas sekali
kemurnian ajarannya. Dari gerakan pembaharuan islam di indonesia Tujuannya diperluas,
Tidak saja urusan dengan perekonomian melainkan lebih luas dan besar yaitu menentang
politik kolonil belanda dalam segala seginya dengan menggunakan dasar perjuangan islam,
Sedangkan gerakan sosial kemasyarakatan islam ini menjelaskan tentang Muhammadiyah,
Al-irsyad, dan persatuan islam.

B. Saran

Dari makalah yang kami paparkan bahwa kami sedikit mengambil memberikan saran
bagi yang sempat membaca makalah ini agar bisa mengambil hikmah dari sebuah cerita awal
kelahiran islam di indonesia,di mana pada jaman dahulu Imam bonjol melancarkan
kemurnian Aqidah islam seperti yang dilakukan oleh gerakan wahabi, Karena kaum tua yang
sangat kuat,dan pastinya makalah ini belum sepurnah oleh karna itukami minta
partisipasiteman-teman untuk menyempurnakan makalah ini,sekian dan terimah kasih.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Pesantren, Madrasah, Sekolah, Pendidikan Islam dalam kurun Modern, Jakarta
; Pustaka LP3ES, 1994, Cet. Ke 2.

Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam pada periode klasik dan Pertengahan, Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2004

Azyurmadi, Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi Menuju Milinium Baru, Jakarta :
Logos 1990.

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia ; Lintas Sejarah Pertumbuhan dan


perkembangan, Jakarta : lembaga studi Islam dan Kemasyarakatan, 1995, Cet. Ke-1

[1]Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia ; Lintas Sejarah Pertumbuhan dan


perkembangan, Jakarta : lembaga studi Islam dan Kemasyarakatan, 1995, Cet. Ke-1

[2] Azyurmadi, Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi Menuju Milinium Baru, Jakarta :
Logos 1990.

[3]Abdurrahman, Pesantren, Madrasah, Sekolah, Pendidikan Islam dalam kurun Modern,


Jakarta ; Pustaka LP3ES, 1994, Cet. Ke 2.

[4] Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam pada periode klasik dan Pertengahan, Jakarta :
Raja Grafindo Persada, 2004

10

Anda mungkin juga menyukai