Oleh
Kelompok 2:
ABDUL AZIS A2K020042
ASRI A2K02001
SUPRINAL HAMIDI A2K02009
WIDYA ANGGRAYNI. S A2K020013
SRI JUNI PRIHATIN A2K020012
DOSEN PENGAMPU :
Dr.CONIE, M.Pd
KATA PENGANTAR
Makalah ini kami susun atas dasar tugas yang telah diamanatkan
kepada kami oleh ibu Dr. Conie, M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah
Inovasi Pengelolaan Pendidikan. Kami sebagai penyusun, menyadari
sepenuhnya bahwa dalam makalah ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu,
kami senantiasa mengharap saran serta kritik yang membangun. Akan tetapi,
kami juga tetap berharap semoga makalah yang telah kami susun ini
senantiasa bermanfaat bagi pembacanya. Amin.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar......................................................................................................................i
Daftar isi..............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................3
1.3 Tujuan...............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................4
2.1 Pengertian Pesantren Modern............................................................................5
2.2 Inovasi Pengelolaan Pada Pesantren Modern...................................................8
BAB III PENUTUP..........................................................................................................22
3.1 Simpulan.........................................................................................................22
3.2 Saran ..............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses sekaligus sistem yang bermuara dan
berwujud pada pencapaian kualitas manusia yang ideal. Seiring dengan semakin
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka terjadi pula
persaingan dalam segala bidang kehidupan termasuk di dalamnya pendidikan.
Persoalan yang kini di hadapi oleh bangsa ini salah satunya adalah upaya
peningkatan pendidikan. Hal ini perlu di lakukan karena merupakan salah satu
indikator kemajuan bangsa, walaupun masih banyak lagi indikator- indikator lain
yang menunjang kemajuan bangsa.
Sistem pendidikan pondok pesantren diakui sebagai sistem pendidikan tertua
dan memiliki sejarah yang panjang di negeri ini. Dalam sejarah Islam di
Indonesia, modernisasi pesantren telah berlangsung lama. Pada abad ke 19
pesantren sudah mengadopsi sistem pendidikan modern meskipun dengan ritme
lambat dan melalui pergulatan internal yang sangat tajam. Struktur pendidikan
nasional mengungkapkan bahwa pondok pesantren merupakan mata rantai yang
sangat penting. Hal ini tidak hanya karena sejarah kemunculan yang relative lama,
tetapi juga karena pondok pesantren dengan tujuan pokoknya yaitu tafaqquh fi
al-din (pendalaman pengetahuan tentang agama) dan tarbiyah al-akhlaq
(pembentukan kepribadian/budi pekerti) telah secara signifikan ikut andil dalam
upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Reputasi pesantren masa kini terkesan
berada di menara gading, elitis, jauh dari realitas sosial, problematika sosialisasi dan
aktualisasi ini ditambah lagi dengan problem keilmuan, yaitu terjadi kesenjangan,
keterasingan, dan pembedaan antara keilmuan pesantren dengan dunia modern.
Dikarenakan pesantren hanya berorientasi pada ilmu agama dan pembinaan akhlak
saja. Sehingga terkadang lulusan pesantren kalah bersaing atau tidak siap
berkompetisi dengan lulusan umum terutama profesionalisme dalam dunia kerja.
Di tengah kompetisi sistem pendidikan saat ini, pesantren sebagai
lembaga pendidikan tertua yang masih bertahan hingga kini tentu saja harus disadari
bahwa kegiatan pesantren yang hanya berorientasi pada wilayah keagamaan
(tafaquh fii al-din) tidak lagi memadai. Maka pesantren harus proaktif dan
memberikan ruang bagi pembenahan dan pembaharuan sistem pendidikan pesantren
dengan senantiasa harus selalu apresiatif sekaligus selektif dalam menyikapi dan
merespon perkembangan dan prakmatisme budaya yang kian menggejala, sehingga
alumni pesantren bisa menjadi agent of change di tengah masyarakat yang
produktif, egaliter, serta terbuka terhadap realitas perubahan sosial, tanpa kehilangan
nilai transendentalnya. Pesantren harus mampu menjadi solusi yang benar-benar
mencerahkan sehingga pada satu sisi dapat menumbuh kembangkan kaum santri yang
memiliki wawasan luas yang tidak gampang menghadapi modernitas dan sekaligus
tidak kehilangan jati dirinya, dan pada sisi lain dapat menghantarkan masyarakat
menjadi komunitas yang menyadari tentang persoalan yang di hadapi dan
mampu mengatasi dengan penuh kemandirian dan peradaban.
Pesantren selama ini dicitrakan sebagai dunia yang tertutup atau eksklusif
sehingga dekat dengan keterbelakangan, kekumuhan, dan kebodohan atas
perkembangan dunia modern. Mereka menuntut pesantren sebagai institusi
pendidikan untuk melakukan akselerasi dan transformasi yang cukup signifikan. Jika
dahulu ruang lingkup output terbatas pada dimensi keagamaan saja, maka saat ini
lulusan pesantren diharapkan dapat banyak berkontribusi dalam berbagai aspek
kehidupan masyarakat, dengan maksud bahwa Pondok Pesantren melestarikan
metode lama yang baik dan mengembangkan metode baru yang lebih baik,
mulai dari sistem pembelajarannya maupun dari kurikulumnya. Pada waktu dulu
pondok lebih banyak menggunakan sistem bendongan dan sorogan dalam
pembelajarannya, seiring dengan perkembangnya zaman pondok pesantren di era
modernisasi ini juga menggunakan sistem classical dalam pembelajarannya. Tidak
hanya sebatas mempelajari kitab-kitab tetapi juga mempelajari ilmu pengetahuan
umum. Dengan metode tersebut, Pondok Pesantren dapat mempelajari ilmu
pengetahuan agama Islam secara utuh, dalam arti tidak hanya mempelajari ilmu
pengetahuan agama Islam seperti: syari'at, tauhid dan tasawwuf dalam
rangka“Tafaqquh fi diin”tetapi juga mempelajari ilmu pengetahuan agama Islam
yang bersifat umum seperti fisika, kimia, biologi dan lain-lain dalam
rangka”tafakkur fi kholqillah”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pesantren modern?
2. Bagaimana Inovasi pengelolaan pendidikan yang sudah dilakukan di pesantren
modern ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pesantren modern
2. untuk mengetahui nnovasi pengelolaan pendidikan yang sudah dilakukan di
pesantren modern
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Pesantren Modern
Diagram Metode
Pengajaran Pesantren
Dari keempat tipe pondok pesantren di atas, nampaknya hanya tipe A yang
barangkali tidak masuk dalam kategori Pesantren Modern, walaupun dalam
konteks kekinian, tidak mudah untuk mengklasifikasikan jenis pesantren salafiyah
dan khalafiyah (modern). Hal ini dikarenakan, dewasa ini banyak pesantren-
pesantren yang diklaim sebagai pesantren salafiyah, ternyata disana diajarkan
metodologi keilmuan yang dianggap lebih lengkap daripada pesantren modern.
Pesantren modern berupaya memadukan tradisionalitas dan modernitas pendidikan.
Sistem pengajaran formal ala klasikal (pengajaran di dalam kelas) dan kurikulum
terpadu diadopsi dengan penyesuaian tertentu. Dikotomi ilmu agama dan umum
juga dieleminasi. Kedua bidang ilmu ini sama-sama diajarkan, namun dengan
proporsi pendidikan agama lebih mendominasi. Sistem pendidikan yang digunakan
di pondok modern dinamakan sistem Mu’allimin.
Ada tiga hal pokok yang harus di inovasi oleh pondok pesantren yaitu;
metode, isi materi dan manajemen. Menurut Mukti Ali mantan menteri agama
ke-12, yang perlu dilakukan pembaruan pada pondok pesantren adalah dari sisi
metodologi saja. Karena sistem pembelajaran pesantren sudah sangat baik.
Sistem pendidikan pesantren merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran
agama terbaik di Indonesia. Kendati demikian, menurutnya ada tiga
kelemahan mendasar pendidikan Islam termasuk pesantren yang
menuntut segera melakukan pembaharuan. Pertama, kelemahan menguasai
bahasa asing. Kedua, kelemahan metodologi penelitian. Ketiga adalah kelemahan
dalam minat ilmu.Maka pesantren perlu mempertimbangkan beberapa saran
tersebut agar dapat memperkokoh eksistensi sekaligus memperluas kontribusi
ditengah-tengah masyarakat.
Ada empat hal yang harus dilakukan oleh pesantren agar dapat
beradaptasi dengan perkembangan zaman:
Dengan adanya tranformasi, baik kultur, sistem dan nilai yang ada di pondok
pesantren, maka kini pondok pesantren yang dikenal dengan salafiyah (kuno) kini
telah berubah menjadi khalafiyah (modern). Transformasi tersebut sebagai jawaban
atas kritik- kritik yang diberikan pada pesantren dalam arus transformasi ini,
sehingga dalam sistem dan kultur pesantren terjadi perubahan yang drastis,
misalnya:
Unsur yang menjadi ciri khas pondok pesantren modern adalah sebagai
berikut:
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mukti. Agama dan Masyarakat. Yog-yakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1993.
Azra, Azyumardi. Pendidikan Islam: Tra-disi dan Modernisasi Menuju Mile-nium
Baru. Jakarta: Logos, 1999.
Anwar, Ali. Pembaruan Pendidikan Pesan-tren di Pondok Lirboyo. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, Moralitas Pendidikan Pesantren. Yogyakarta: Kurnia Kalam
Semesta, 1996.
Ed. Muntaha Azhari. Jakarta: P3M, 1989. Departemen Agama RI. Pola Pengem-
bangan Pondok Pesantren. Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama
Islam dan Direktorat Pen-didikan Keagamaan dan Pondok Pesantren, 2005.
Daulay, Haidar Putra. Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di
Indonesia. Jakarta: Prenada Media, 2007. friansyah, H. (2019).
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta, INIS, 1994),